tugas mps teori2

27
Teori dalam ilmu-ilmu sosial menurut Jonathan Turner adalah suatu penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan kenyataan- kenyataan yang dapat diamati yang berkaitan dengan aspek khusus dari kehidupan manusia. Sedangkan Neumann mendefinisikan teori dalam ilmu-ilmu sosial sebagai suatu sistem gagasan dan abstraksi yang memadatkan dan mengorganisir berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosial sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia sosial. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat terlihat bahwa teori mengandung beberapa unsur pengertian, yakni: Teori adalah suatu alat untuk menjelaskan gejala. Teori selalu berusaha menemukan hukum-hukum umum atau pola-pola umum dari gejala sebagai suatu bentuk cara penjelasannya. Bertolak dari unsur- unsur pengertian ini, kita dapat mengetahui beberapa fungsi utama dari teori, yaitu: Menyederhanakan gejala sosial yang cenderung rumit. Membuat prediksi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga tercermin dalam kehidupan di masa sekarang. Sebuah teori tersusun dari beberapa konsep. Menurut babbie, konsep adalah suatu citra atau apa yang ada di benak kita tentang suatu obyek yang ada di pikiran kita yang diperoleh melalui suatu abstraksi terhadap obyek tersebut. Selain 1

Upload: aaddiniaty

Post on 29-Jun-2015

287 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas MPS Teori2

Teori dalam ilmu-ilmu sosial menurut Jonathan Turner adalah suatu penjelasan sistematis

tentang hukum-hukum dan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati yang berkaitan dengan

aspek khusus dari kehidupan manusia. Sedangkan Neumann mendefinisikan teori dalam

ilmu-ilmu sosial sebagai suatu sistem gagasan dan abstraksi yang memadatkan dan

mengorganisir berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosial sehingga mempermudah

pemahaman manusia tentang dunia sosial.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat terlihat bahwa teori mengandung beberapa unsur

pengertian, yakni:

Teori adalah suatu alat untuk menjelaskan gejala.

Teori selalu berusaha menemukan hukum-hukum umum atau pola-pola umum dari

gejala sebagai suatu bentuk cara penjelasannya.

Bertolak dari unsur- unsur pengertian ini, kita dapat mengetahui beberapa fungsi utama dari

teori, yaitu:

Menyederhanakan gejala sosial yang cenderung rumit.

Membuat prediksi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu, namun

berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang

keadaan yang bakal terjadi apabila hal-hal yang digambarkan oleh teori juga

tercermin dalam kehidupan di masa sekarang.

Sebuah teori tersusun dari beberapa konsep. Menurut babbie, konsep adalah suatu citra atau

apa yang ada di benak kita tentang suatu obyek yang ada di pikiran kita yang diperoleh

melalui suatu abstraksi terhadap obyek tersebut. Selain konsep, teori dibangun dari hubungan

hubungan antara konsep konsep tersebut. Konsep konsep yang memiliki hubungan di satukan

dan disusun sehingga merujuk pada satu penjelasan tentang suatu obyek atau fenomena.

Teori adalah sebuah sistem penjelasan yang dibangun diatas begitu banyak konsep yang

saling bertalian erat satu sama lain. Pertalian itu bisa merupakan pertalian yang bersifat

menjelaskan,membandingkan,maupun membagi.

Komponen terakhir yaitu ruang lingkup teori. Teori memiliki tingkat abstraksi yang berbeda

beda dan kemungkinan untuk sama sangat kecil. Konsep yang memiliki tingkat abstraksi

yang rendah berarti konsep tersebut dekat dengan tingkat kenyataan yang lebih konkrit.

Sedangkan konsep yang tingkat abstraksinya tinggi cenderung jauh dari gambaran dari dunia

nyata. Tapi saat dijelaskan orang tentu akan mengerti Karena terdapat konsep dan hubungan

hubungan yang jelas.

1

Page 2: Tugas MPS Teori2

Teori mempunyai jenis-jenis yang beragam. Neumann menyusun keragaman ini ke dalam

beberapa klasifikasi, seperti berdasar:

Arah penalaran

Tingkat kenyataan sosial

Isi penjelasan

Bentuk-bentuk penjelasan

Kerangka menyeluruh dari asumsi dan konsep yang digunakan.

Berikut ini akan dibahas beberapa teori yang masuk dalam klasifikasi teori berdasar isi

penjelasannya, yaitu teori formal, substantif dan middle range.

2

Page 3: Tugas MPS Teori2

TEORI FORMAL

Teori formal merupakan teori yang dikembangkan dari teori substantif. Teori formal adalah

kelompok teori yang dikembangkan untuk menjelaskan suatu bidang gejala sosial yang lebih

mendasar dan umum. Teori-teori ini umumnya menggunakan konsep-konsep yang dapat

berlaku luas dan memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi.

Berikut ini adalah beberapa teori yang masuk dalam kategori teori formal.

Teori Sistem

Teori sistem memiliki akar pada filsafat dialektika yang dikembangkan oleh George

Hegel pada abad 19. Hegel memahami bahwa proses-proses yang ada atau terjadi di

dunia diatur oleh hukum dialektika bahwa keberadaan sesuatu ( sebagai tesa )

kemudian segera disusul oleh suatu keberadaan lain sebagai lawan atau oposisi

( antitesa ). Setelah keduanya terjadi pergumulan atau tarik-menarik yang berujung

pada kemunculan suatu keberadaan yang lain lagi ( sintesa ) yang sekaligus menjadi

teas baru, dan demikian seterusnya. Esensi dari filsafat dialektika sebagaimana terlihat

dalam penggambaran tadi, adalah self-regulation dan kontrol serta kemenyatuan dan

saling ketergantungan merupakan pokok dari pijakan teori sistem. Terdapat 4 unsur

pokok dari teori sistem, yaitu :

1. Objek – bagian / unsur-unsur dari sistem.

2. Attributes – kualitas atau properti dari sistem.

3. Hubungan internal antar objek.

4. Lingkungan yang melingkupi objek.

Teori sistem masuk dalam kategori teori yang bersifat formal karena teori ini merupakan

teori yang mendasar dan bersifat umum. Atau memiliki pengertian bahwa hampir semua

elemen dalam kehidupan kita sehari-hari pasti memiliki sistem, baik yang secara sengaja kita

buat ataupun terbentuk dengan sendirinya secara natural.

Teori Globalisasi

Globalisasi, mengacu pada keseberagaman hubungan dan saling keterkaitan antara

negara dan masyarakat yang membentuk sistem dunia modern. Globalisasi juga dapat

dikatakan sebagai proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di

belahan dunia yang satu dapat membawa kosekuensi penting bagi berbagai individu

dan masyarakat di belahan dunia yang lain ( A.G.McGrew (1992) ). Cochrane dan

3

Page 4: Tugas MPS Teori2

Pain menegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi

teroritis yang dapat dilihat, yaitu:

Para globalis percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang

memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh

dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal

akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun

demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi

terhadap proses tersebut. >>Para globalis positif dan optimistis menanggapi

dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi

akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.

>>Para globalis pesimis berpendapat bahwa

globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya

adalah bentuk penjajahan barat (terutama Amerika Serikat ) yang memaksa

sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai

sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk

kelompok untuk menentang globalisasi (antiglobalisasi).

Para tradisionalis tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka

berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos sematau atau, jika

memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme

telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang

tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi,

dari produksi dan perdagangan kapital.

Para transformasionalis berada di antara para globalis dan tradisionalis.

Mereka setuju bahwa pengaruh globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh

para globalis. Namun, mereka juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita

menyangkal keberadaan konsep ini.

Teori ini masuk dalam kategori formal karena tidak ada satu orang pun di dunia yang dapat

luput dari pengaruh globalisasi, walaupun mungkin saja ada orang yang sudah melakukan

upaya menghindar. Mengapa? Sebab walaupun orang itu menghindar sedemikian rupa, ia

tetap saja dapat berinteraksi dengan orang lain yang sudah terglobalisasi dan secara tidak

sadar ia mungkin dapat terbawa dalam arus pengglobalan tersebut. Tingkat abstraksi yang

4

Page 5: Tugas MPS Teori2

tinggi juga merupakan salah satu sebab mengapa saya mengelompokkan teori globalisasi ke

dalam kategori formal.

Teori Sosialisasi

Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai proses melalui mana seorang anak

belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Sosialisasi merupakan

sebuah proses penting, sebab apabila dalam proses sosialisasi seorang anak berjalan

tidak sempurna dan tidak sesuai aturan, dikhawatirkan sang anak tidak akan tumbuh

menjadi sosok yang diinginkan masyarakat. Dalam teori sosialisasi yang

dikemukakan George Herbert Mead, ia menguraikan tahap pengembangan diri

manusia yang terdiri dari 3 tahap, yaitu play stage, game stage & generalized other.

Teori sosialisasi dikelompokkan menjadi teori formal atau grand theory sebab sifatnya

yang berlaku universal bagi seluruh umat manusia. Tidak ada satu orang pun di dunia yang

dapat hidup normal sebagaimana manusia pada umumnya tanpa melewati proses sosialisasi

pada masa kecilnya.

Teori Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang

dimilikinya, baik berdasar status yang diperoleh maupun status yang diraih. Status

yang diperoleh biasanya berdasarkan darah / keturunan, seperti keturunan bangsawan,

raja, dsb. Sedangkan status yang diraih pada umumnya diklasifikasikan berdasar

pendidikan dan harta kekayaan. Perbedaan status ini yang seringkali menimbulkan

ketidaksamaan, misalnya sebagian anggota masyarakat mempunya kekuasaan,

sedangkan sisanya dikuasai.

Teori stratifikasi dikategorikan menjadi teori formal sebab sifatnya yang berlaku universal,

yaitu berada pada seluruh lapisan masyarakat ( dari kalangan elite hingga rakyat miskin, di

dalam kelompok-kelompoknya pasti terdapat stratifikasi ) serta berlaku sejak zaman dahulu

hingga kini.

Teori Penyimpangan

Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai

hal yang tercela dan di luar batas toleransi ( James Vander Zanden ). Menurut para

5

Page 6: Tugas MPS Teori2

ahli sosiologi, penyimpangan bukan sesuatu yang melekat pada perilaku tertentu

melainkan diberi ciri penyimpangan melalui definisi sosial.

Penyimpangan merupakan sutu hal yang lumrah terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.

Pada umumnya, penyimpangan yang terjadi di masyarakat memiliki berbagai macam jenis,

misalnya penyimpangan dalam hal beragama, penyimpangan gender, dsb. Oleh karena itulah

teori penyimpangan ini dikategorikan ke dalam teori formal, sebab sifatnya yang umum dan

mendasar.

Teori Konflik

Menurut teori ini, konflik berasal dari pertentangan kelas antara kelompok tertindas

dengan kelompok penguasa sehingga akan mengarah kepada perubahan sosial. Teori

ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang menyebutkan bahwa konflik kelas

sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh dalam semua

perubahan sosial. Serupa dengan Marx, Ralf Dahrendorf berpendapat bahwa semua

perubahan sosial merupakan hasil dari konflik kelas di masyarakat. Ia yakin bahwa

konflik dan pertentangan selalu ada dalam setiap bagian masyarakat. asumsi dasar

dari teori konflik ini, diantaranya:

Teori konflik merupakan antitesis dari teori struktural fungsional, dimana teori

struktural fungsional sangat mengedepankan keteraturan dalam masyarakat.

Teori konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem sosial. Teori konflik

melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selamanya berada pada

keteraturan. Buktinya dalam masyarakat manapun pasti pernah mengalami

konflik-konflik atau ketegangan-ketegangan.

Teori konflik mengatakan bahwa konflik itu perlu agar terciptanya perubahan

sosial.

Setiap kelompok, individu ataupun dalam hubungan apapun yang terjadi pasti berpotensi

akan mengalami konflik. Oleh karena sifat teori ini yang masih sangat umum dan berlaku

secara universal, teori ini masuk dalam kategori teori formal. Selain itu, teori ini masih dapat

dikembangkan menjadi teori yang lebih spesifik, misalnya adalah teori konflik antar budaya,

dsb.

6

Page 7: Tugas MPS Teori2

TEORI SUBSTANTIF

Teori substantif adalah jenis teori yang dikembangkan untuk menjelaskan bidang khusus dari

gejala sosial. Jenis teori ini juga biasanya terkait secara khusus dengan suatu kelompok atau

kategori sosial tertentu.

Teori substantif muncul dari kajian terhadap kondisi sosial yang nyata seperti manajemen

hubungan konsumen, praktek profesional, hubungan gender atau komunikasi internet. Karena

jenis teori ini menyajikan hubungan yang mendekati realitas empirisnya, maka teori ini

sangat berguna bagi para peneliti di area bisnis atau profesional. Teori substantif memiliki

kekhususan : berlaku pada latar dan situasi yang dikaji, karena itu bersifat terbatas.

Berikut ini adalah beberapa teori yang masuk dalam kategori teori substantif.

Cultivation Analysis Theory

Menurut teori ini, setiap tindakan yang manusia lakukan pada dasarnya tidak pernah

murni berasal dari pemikiran manusia itu sendiri. Semua ide dan keyakinan yang ada

pada diri seseorang merupakan hasil dari konsumsi pesan-pesan yang disampaikan

media terutama televisi. Mengapa televisi? Karena televisi merupakan salah satu

media yang memiliki posisi sangat penting dalam kehidupan manusia. Televisi

merupakan benda yang dapat digunakan siapa saja tanpa mengenal batasan umur,

pekerjaan ataupun tingkat pendidikan. Cultivation analysis memiliki beberapa asumsi,

yaitu:

Televisi berbeda dengan bentuk-bentuk media massa lainnya secara esensial

dan fundamental.

Televisi merupakan kombinasi dari gambar dan suara, sehingga tidak memerlukan

kemampuan membaca seperti layaknya media cetak. Alhasil seluruh kalangan dapat

menikmati siaran-siaran yang ada di televisi secara utuh, sama seperti kita melihat

kejadian tersebut secara langsung.

Televisi membentuk cara berpikir masyarakat dan menghubungkannya.

Televisi tidak berusaha memengaruhi kita akan suatu peristiwa melainkan hanya

menyajikan peristiwa tersebut secara meyakinkan dan sama persis dengan yang ada

dalam dunia nyata. Walaupun begitu, hal ini tetap dapat memengaruhi pola pikir dari

masyarakat karena penyajian pesan dan gambar yang dilakukan secara berulang-

ulang.

7

Page 8: Tugas MPS Teori2

Pengaruh dari televisi terbatas

Gerbner menggunakan analisis zaman es untuk menjelaskan asumsi ini. Analogi

zaman es menjelaskan bahwa televisi tidak memiliki suatu dampak besar, melainkan

memengaruhi penonton melalui dampak-dampak yang berkelanjutan dan terbatas.

Sebagai contoh bila seseorang menonton acara yang menayangkan peristiwa

penculikan, bukan berarti orang yang menonton itu akan ikut melakukan tindak

penculikan, tetapi dampak yang akan dirasakan akan terakumulasi dan menyebar luas

terhadap pandangan orang tersebut mengenai dunia.

Teori ini masuk dalam kategori substantif karena rentang cakupan teori ini hanya sebatas

pada orang-orang yang aktif menonton televisi secara periodik. Selain itu, waktu yang

dikeluarkan untuk melakukan penelitian ini pun terbatas, dalam arti penelitian tidak

dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

Uses and Gratification Theory

Para peneliti Uses & Gratification Theory menekankan penelitiannya kepada

penonton ( tidak hanya televisi tapi juga media-media lainnya ) yang menurut mereka

bersifat aktif. Manusia pasti akan membuat suatu pilihan-pilihan saat akan

menggunakan media. Kegiatan memilih yang biasanya berlangsung relatif singkat ini

dilakukan guna menyesuaikan isi / muatan dari media tersebut dengan kepuasan yang

ingin dicapai. Hal ini dilakukan karena setiap individu, pasti memiliki kebutuhan yang

berbeda-beda saat menggunakan media seperti contohnya terdapat individu yang

menggunakan media dengan tujuan untuk memperoleh informasi namun ada juga

yang menggunakan media dengan alasan sebagai pelarian dari rasa tegang dan takut.

Uses & Gratification Theory memiliki beberapa asumsi, yaitu:

Khalayak bersifat aktif dan menggunakan media berorientasi pada tujuan.

Khalayak bersifat aktif dalam menentukan media mana yang akan mereka gunakan

dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan ( tujuan ). Terdapat 4

klasifikasi dari kebutuhan dan kepuasan, yaitu diversion ( keluar dari rutinitas

kegiatan sehari-hari ) ; personal relationships ( penggunaan media sebagai ganti

temannya ) ; personal identity ( penggunaan media sebagai cara untuuk menekankan

nilai-nilai individu ) & surveillance ( melibatkan pengumpulan informasi mengenai

bagaimana media akan membantu untuk mencapai sesuatu ).

8

Page 9: Tugas MPS Teori2

Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media

tertentu terdapat pada anggota khalayak.

Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan.

Media dan khalayak tidak berada dalam suatu ruang vakum, namun berada ditengah-

tengah masyarakat yang luas yang memiliki banyak media di dalamnya seperti koran,

majalah, televisi, radio, bioskop, dsb. Media-media inilah yang berkompetisi dalam

rangka memenuhi kebutuhan khalayak yang heterogen.

Orang memiliki kesadaran yang cukup akan penggunaan media, minat dan

motifnya sehingga dapat memberi gambaran yang akurat mengenai

penggunaan tersebut kepada peneliti.

Peneliti dapat memperoleh informasi yang akurat dari konsumen media karena

mereka bersifat aktif dalam melakukan pemilihan media mana yang tepat untuk

memenuhi kebutuhannya.

Penilaian mengenai isi media hanya dapat dilakukan oleh khalayak.

Sama hal-nya seperti teori cultivation analysis, teori uses & gratification juga masuk

dalam kategori teori substantif karena cakupannya terbatas pada khalayak yang rajin

mengonsumsi media massa. Artinya adalah bahwa teori ini tidak berlaku bagi khalayak

secara keseluruhan, karena terdapat kalangan yang aktif mengkonsumsi konten-konten di

media massa serta kalangan yang berlaku pasif terhadap konten-konten media massa.

Spiral of Silence Theory

Teori ini memiliki beberapa poin sebagai titik berat, yaitu opini publik dan media.

Menurut teori ini, media massa seperti televisi dan radio bekerja secara terus-terusan

dan berkesinambungan dengan menyuarakan opini-opini mayoritas yang ada di

masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kita cenderung berani untuk

mengemukakan pendapat saat pendapat kita berada di posisi mayoritas ( memiliki

pendapat yang sama dengan orang lain di sekitar kita terhadap suatu isu yang

dikemukakan media ). Sedangkan sebaliknya, kita cenderung untuk diam atau pura-

pura menyetujui opini mayoritas walaupun sebenarnya kita tidak setuju akan opini

mayoritas yang ada. Dengan kata lain, kita yang berada di posisi minoritas berusaha

untuk mempelajari dan menyesuaikan pendapat dengan keyakinan lain yang

mayoritas. Hal ini dilakukan karena kita tidak ingin terisolasi akibat menyuarakan

pendapat yang berbeda dengan orang lain di sekitar kita.

9

Page 10: Tugas MPS Teori2

Teori ini memiliki 3 asumsi pokok, yaitu:

Masyarakat mengancam individu-individu yang menyimpang dengan adanya

isolasi ; rasa takut terhadap isolasi sangat berkuasa.

Saat orang sepakat mengenai seperangkat nilai bersama, maka ketakutan akan isolasi

berkurang atau bahkan tidak ada. Sedangkan saat terdapat perbedaan pendapat akan

suatu nilai, maka ketakutan akan isolasi muncul. Hal inilah yang menyebabkan

mengapa struktur masyarakat kita bergantung sepenuhnya pada orang yang memiliki

pendapat bersama atau mendukung seperangkat nilai, yaitu karena takut akan adanya

isolasi.

Rasa takut akan isolasi menyebabkan individu-individu untuk setiap saat

mencoba menilai iklim opini.

Perilaku publik dipengaruhi oleh penilaian akan opini publik. Perilaku publik dapat

berupa mengungkapkan suatu topik atau tetap diam. Saat individu merasakan adanya

dukungan mengenai suatu topik, maka mereka akan cenderung mengkomunikasikan

hal itu, sedangkan saat tidak ada dukungan maka orang akan cenderung diam.

Teori ini masuk dalam kategori substantif karena beberapa hal, diantaranya adalah peran

media dalam mengkampanyekan suara-suara minoritas, hingga ancaman yang berlaku bagi

para suara minoritas agar tidak menentang kaum mayoritas. Keberadaan kaum mayoritas dan

minoritas menjadi poin penting dalam pengklasifikasian teori ini karena teori ini hanya terkait

pada dua kelompok tersebut ( bersifat spesifik ).

Agenda Setting Theory

Teori agenda setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw ( 1972 ). Asumsi

teori ini adalah bahwa jika media member tekanan pada suatu peristiwa, maka media

itu akan memengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi, apa yang

dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media

diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan

dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

Teori ini masuk kategori substantif karena lagi-lagi hanya mencakup khalayak yang aktif

menonton atau mengonsumsi tayangan-tayangan dari berbagai media massa. Oleh karena

itulah teori ini tidak dapat dikategorikan dalam teori formal yang bersifat mendasar ataupun

middle range yang berfokus pada teori-teori meso.

10

Page 11: Tugas MPS Teori2

Social Penetration Theory

Teori ini mengilustrasikan tentang perkembangan pola hubungan. Social Penetration

sendiri artinya adalah suatu proses dimana sebuah hubungan superficial

communication berkembang menjadi intimate communication. Intimacy atau

kedekatan itu sendiri tidak hanya kedekatan fisik tetapi kedekatan yang bersifat

intelektual dan emosional. Asumsi-asumsi yang mendasari social penetration theory

antara lain adalah:

Relationship progress from nonintimate to intimate.

Komunikasi yang terjadi antara satu orang dengan yang lainnya mengalami

pertumbuhan, dari komunikasi yang biasa-biasa saja menjadi komunikasi yang lebih

dekat dan melibatkan keterlibatan emosional.

Relational development is generally systematic and predictable.

Kemajuan dari suatu hubungan pada umumnya dapat diprediksi. Hal ini dikarenakan

walaupun komunikasi merupakan sutu proses yang dinamis, namun pada dasarnya

individu cenderung melakukan komunikasi mengikuti pola dan sistem yang sudah

terbentuk atau ada.

Relational development includes depenetration and dissolution.

Suatu hubungan, tidak hanya dapat menjadi semakin dekat atau intim, namun juga

dapat hancur. Hal ini dipengaruhi oleh proses komunikasi yang terjadi selama tahap

pengembangan hubungan. Apabila masing-masing individu dapat saling menerima

informasi yang ditukarkan dan memberikan reaksi positif, maka hubungan akan

semakin intim. Namun sebaliknya, apabila ada individu yang merasa tidak nyaman

dan tidak dapat saling menerima, maka hancurlah hubungan tersebut.

Self-disclosure is at the core of relationship development.

Semakin banyak seseorang membagi keterangan tentang siapa dirinya kepada rekan

interaksinya, maka terbuka kemungkinan bahwa hubungan yang mereka jalin akan

mengalami kemajuan.

Teori ini masuk dalam kategori substantif karena membahas hal yang spesifik, yaitu

perjalanan hubungan interpersonal yang semakin lama menjadi semakin intim. Hal lain yang

membuat teori ini masuk dalam kategori substantif adalah bahwa cakupan teori ini yang

terbatas pada orang-orang yang menjalin hubungan persahabatan ataupun pernikahan.

11

Page 12: Tugas MPS Teori2

MIDDLE RANGE THEORY

Middle range theory merupakan teori yang berada pada tingkat menengah. Teori ini

menjelaskan gejala-gejala sosial yang berada di antara tingkatan mikro dan makro ( antara

formal dengan substantif ). Teori jenis ini pun umumnya menjelaskan gejala-gejala yang

terjadi di tingkat komunitas atau kelompok dan di tingkat organisasi. Middle range theory ini

berdasar pada teori-teori yang bersifat behavioral yang seiring sejalan dengan

perkembangannya kembali berpijak pada hukum-hukum alam.

Berikut ini adalah beberapa contoh teori yang masuk dalam kategori middle range theory :

Uncertainty Reduction Theory

Teori ini menjelaskan tentang sebuah ketidakpastian yang dialami dua orang yang

baru mengenal atau yang masih asing antar satu dan yang lainnya. Uncertain

reduction theory memiliki 7 asumsi, yaitu:

People experience uncertainty in interpersonal settings.

Orang biasanya akan merasa gamang( tidak pasti ) atau bahkan gugup saat

berinteraksi dengan orang lain untuk pertama kali. Biasanya dia akan merasa resah

bila tidak mampu menyeimbangkan antara perasaan dengan lingkungan sekitar.

Uncertainty is an aversive state, generating cognitive stress.

Untuk mengurangi ketidakpastian, maka diperlukan kombinasi yang tepat antara

“emotional and psychological energy”.

When strangers meet, their primary concern is to reduce their uncertainty or

to increase predictability.

Keduanya dilakukan dengan cara berkomunikasi, lewat pertanyaan-pertanyaan

misalnya sehingga diperoleh informasi yang lebih banyak tentang lawan bicaranya.

Interpersonal communication is a developmental processs that occurs through

stages.

Terdiri dari entry phase seperti kata “Hai”, lalu personal phase yang mulai masuk ke

wilayah personal kita dan terakhir exit phase yang merupakan fase pengambilan

keputusan tentang bagaiman hubungan yang akan dibangun.

Interpersonal communication is the primary means of uncertainty reduction.

Komunikasi interpersonal penting dalam rangka mereduksi ketidakpastian sebab

melalui komunikasi interpersonal lah kita dapat mendapat informasi mengenai lawan

bicara sehingga kita dapat memprediksi hubungan seperti apa yang akan dibentuk.

12

Page 13: Tugas MPS Teori2

The quantity and nature information that people share change through time.

Banyaknya persamaan yang ada antara kita dengan lawan bicara, membuat kita

merasa nyaman saat berhubungan dengannya dan kita akan yakin bahwa

kemungkinan terjadi konflik sangat kecil.

It is possible to predict people’s behaviour in a lawlike fashion.

Kita dapat memprediksi perilaku orang lain berdasarkan lawlike atau aturan (tata cara)

berperilaku yang ia anut dan taati sehari-hari.

Teori ini dikategorikan sebagai teori middle range karena sifatnya narrow theory atau

sifatnya tidak universal seperti teori formal, namun juga tidak substantif karena terjadi dalam

hubungan antara dua individu.

Face Negotiation Theory

Face Negotiation Theory dikemukakan pertama kali oleh Stella Ting-Toomey pada

tahun 1985. Teori ini membantu mengelola konflik budaya berbeda yang terjadi

dalam komunikasi, selain itu teori ini dikembangkan  sebagai cara untuk memprediksi

bagaimana seseorang akan menyempurnakan identitas mereka (facework) dalam

kebudayaan yang berbeda. Face negotiation theory memiliki 3 asumsi yang pada

intinya terdiri dari konsep kunci teori ini, yaitu wajah, konflik dan budaya:

Self identity is important in interpersonal interactions, with individuals

negotiating their identities differently across culture.

Identitas diri merupakan sesuatu hal yang penting penting di dalam interaksi

interpersonal. Namun dalam interakksinya, individu – individu menegosiasikan

identitas mereka secara berbeda sesuai dengan budaya asal mereka.

The management of conflict is mediated by face and culture.

Konflik merupakan peristiwa yang dapat merusak dan menyebabkan kerenggangan

antar orang yang semula berhubungan sangat dekat. Dalam konteks ini, konflik yang

terjadi memiliki hubungan yang sangat erat dengan wajah dan budaya. Hal ini

dikarenakan ( sama seperti yang telah disebutkan di atas ) cara seseorang menghadapi

dan meyelesaikan konflik sangat berhubungan erat dengan cara bagaimana ia

dibesarkan. Atau dengan kata lain, orang yang dibesarkan dalam kebudayaan barat

memiliki cara mengatasi konflik yang berbeda dengan orang yang dibesarkan dalam

kebudayaan timur.

Certain acts threaten one’s projected self-image ( face ).

13

Page 14: Tugas MPS Teori2

Setiap orang memiliki kemampuan untuk menampilkan beraneka macam ekspresi.

Menurut asumsi ini, terdapat dua pola dalam face threatening process yaitu face

saving & face restoration. Face saving merupakan usaha untuk mencegah terjadinya

sesuatu yang memalukan sedangkan face restoration merupakan strategi yang

dilakukan untuk melindungi otonomi atas diri sendiri dan mencegah jatuhnya harga

diri karena malu.

Teori ini dikategorikan sebagai teori middle range karena isinya yang difokuskan dalam

membahas hubungan antara latar belakang budaya dengan cara seseorang menyelesaikan

konflik. Hal ini sesuai dengan definisi teori middle range yang merupakan teori yang berakar

pada perilaku ( behavioral ) dan berlaku dalam komunitas atau kelompok tertentu ( dalam hal

ini kelompok-kelompok budaya ).

Groupthink

Groupthink didefinisikan sebagai suatu cara diskusi dimana para anggotanya memiliki

tingkat kohesivitas dan tingkat kebulatan suara yang tinggi dengan mengesampingkan

motivasi mereka untuk mendapatkan penyelesaian masuk akal. , terdapat 3 asumsi yang

menuntun teori ini, yaitu:

Conditionds in groups promote high cohesiveness.

Anggota kelompok seringkali memiliki rasa sentimen bersama ( perasaan yang sama )

akan suatu hal. Pemikiran bersama ini biasanya menyebabkan kelompok memiliki

kecocokan dan kohesivitas yang tinggi. Kohesivitas sendiri didefinisikan sebagai

batasan dimana para anggota kelompok bersedia untuk saling bekerja sama.

Groups problem solving is primarily a unified process.

Para anggota kelompok akan cenderung untuk tidak mengacaukan proses

pengambilan keputusan di dalam kelompoknya. Hal ini dikarenakan proses

pemecahan masalah atau pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok biasanya

merupakan perilaku yang mengarah kepada kesatuan. Kelompok juga rentan terhadap

batasan afiliatif ( affiliative constraints ), yang menunjukkan bahwa anggota

kelompok lebih memilih untuk menahan masukan mereka daripada mendapat resiko

penolakan.

Groups and group decision making are frequently complex.

Kompleksitas dalam kelompok pengambilan keputusan dan kelompok yang

berorientasi pada tugas merupakan suatu hal yang natural / wajar. Usia, sifat 14

Page 15: Tugas MPS Teori2

kompetitif, ukuran kecerdasan, komposisi gender, gaya kepemimpinan, dan latar

belakang budaya mempengaruhi proses proses yang terjadi dalam kelompok.

Teori ini masuk dalam kategori middle range karena cakupannya yang berada pada

wilayah kelompok, sesuai dengan ciri dari teori middle range. Teori ini pun tidak berlaku

universal, sebab di masyarakat pasti terdapat kelompok-kelompok yang tidak memiliki

kohesivitas yang tinggi sehingga tidak memungkinkan terjadinya groupthink disana.

Functional Theory

Pada intinya, teori ini menekankan kepada anggota kelompok dan komunikasi yang

terjadi di dalamnya. Semakin efektif dan baik komunikasi yang terjadi antar anggota

kelompok, maka dapat dipastikan pula bahwa keputusan yang dihasilkan akan

memiliki kualitas tinggi. Selain itu rasa memiliki yang tinggi terhadap kelompok juga

menjadi poin penting, karena semakin kohesif suatu kelompok maka para anggotanya

pun akan semakin hati-hati dan cermat dalam mengambil keputusan suatu masalah.

Oleh karena itu pada umumnya kelompok melakukan langkah-langkah berikut dalam

upaya membuat keputusan yang baik:

Problem analysis : setiap anggota harus mengerti permasalahan untuk

mengatasi masalah tersebut.

Establishment of evaluation criteria : kelompok harus mampu mencapai

pemahaman yang tepat akan masalah sebagai syarat pengambilan keputusan.

Generation of alternative solutions : kelompok harus menghasilkan keputusan

alternatif yang sama relevan dan realistisnya dengan keputusan sebelumnya.

Evaluation of positive consequence of solutions : kelompok harus

memerhatikan mutu dari semua keputusan alternatif yang ada.

Evaluation of negative consequence of solutions : kelompok juga harus

memerhatikan kekurangan dari keputusan alternatif tersebut.

Teori ini masuk dalam kategori middle range karena lagi-lagi menekankan asumsinya pada

cakupan kelompok.

Adaptive Structuration Theory

Setiap kelompok pasti memiliki suatu sistem dan struktur masing-masing yang

digunakan para anggotanya untuk saling berinteraksi guna mencapai tujuan bersama.

Sistem merujuk pada kelompok dan perilaku yang dilaksanakan kelompok untuk

15

Page 16: Tugas MPS Teori2

mencapai tujuannya, sedangkan struktur merujuk pada aturan-aturan dan sumber daya

yang digunakan para anggotanya untuk mempertahankan suatu sistem, serta

mengarahkan perilaku mereka. Interaksi antar anggota kelompok merupakan asal

muasal terbentuknya suatu struktur di dalam kelompok. Adaptive structuration theory

pada dasarnya dikembangkan guna melihat antara stabilitas dengan perubahan

kelompok dan antara kebebasan memilih pada individu dengan ketidakbebasan dalam

struktur sosial. Terdapat 3 asumsi mengenai Adaptive structuration theory, yaitu:

Groups and organizations are produced and reproduced through the use of

rules and resources.

Setiap tindakan atau perilaku berakibat pada produksi dari sesuatu yang baru_ fresh

act. Tindakan-tindakan ini dipengaruhi dan diakibatkan oleh masa lalu, yang

berfungsi sebagai referensi untuk memahami aturan dan sumber daya apa yang

dibutuhkan untuk beroperasi dalam sebuah sistem.

Communication rules serve as both the medium for, and an outcome of

interactions.

Aturan secara berkesinambungan menyediakan tata cara dan batasan bagi perilaku

kelompok dengan menjalankan peraturan berdasarkan harapan sebelumnya. Menurut

teori ini, penting bagi anggota kelompok untuk mengetahui secara keseluruhan

sejarah dari suatu aturan untuk dapat benar-benar memahami aturan tersebut.

Power structures are present in organizations and guide the decision making

process by providing us with information on how best to accomplish our

goals.

Teori ini memandang bahwa kekuasaan merupakan sebuah kemampuan untuk

mencapai hasil-hasil yang mampu membuat kita mencapai tujuan. Setiap orang

memiliki kekuasaan, tidak saja atasan namun bawahan juga memilikinya dan

terimplementasi melalui kemampuan mengubah sumber daya yang mereka miliki

menjadi kekuasaan dalam tingkatan tertentu.

Adaptive structuration theory masuk dalam kategori middle range sifatnya yang tidak

berlaku universal serta berpijak pada konsep-konsep perilaku. Selain itu, teori ini juga

membahas hal-hal yang berada pada tatanan meso, yaitu meliputi kelompok, komunitas

ataupun organisasi.

16

Page 17: Tugas MPS Teori2

REFERENSI

Griffin, Emory A. 2003.  A First Look at Communication Theory, 5th edition. New York: McGraw-Hill.

Turner, Pengantar Teori Komunikasi 1, Jakarta : Penerbit Salemba.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : PT LkiS Pelangi

Aksara.

Daymon, Christine & Holloway, Immy. Metode Riset Kualitatif. Jakarta : PT. Mizan

Republika.

17