mps ojek liar stasiun tebet.docx

23
BAB 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN 1.1 DEFINISI Definisi ojek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sepeda atau sepeda motor yg ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang atau penyewanya. Sedangkan Arti atau pengertian umum dari tukang ojek yang biasa kita ketahui adalah orang yang bekerja secara informal di bidang transportasi mengantar orang dari satu tempat ke tempat lain dengan tarif tertentu yang ditentukan secara subjektif dengan menggunakan sepeda motor. Masalah sosial adalah suatu kondisi sosial (ex: kemiskinan) atau suatu bentuk kebiasaan yang menyakiti atau melukai beberapa individu atau semua orang dalam suatu masyarakat. Dimana beberapa anggota masyarakat tersebut butuh perhatian publik dan tindakan kolektif yang dapat membawa suatu perubahan. 1 Masalah sosisal ini juga hadir ketika masyarakat secara subyektif beranggapan serta memiliki bukti empirik untuk memperlihatkan kondisi sosial tersebut baik secara lokal, maupun level global menyebabkan masalah pribadi. 1 A social problem is a social condition (such as poverty) or a pattern of behavior (such as substance abuse) that harms some individuals or all people in a society and that a sufficient number of people believe warrants public concern and collective action to bring about change" (Kendall, D. Social Problems in a Diverse Society (4th ed). Boston: Pearson, 2007, p. 4.

Upload: dwiky-surya-gumilang

Post on 05-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

BAB 1LATAR BELAKANG PERMASALAHAN1.1 DEFINISIDefinisi ojek menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sepeda atau sepeda motor yg ditambangkan dengan cara memboncengkan penumpang atau penyewanya. Sedangkan Arti atau pengertian umum dari tukang ojek yang biasa kita ketahui adalah orang yang bekerja secara informal di bidang transportasi mengantar orang dari satu tempat ke tempat lain dengan tarif tertentu yang ditentukan secara subjektif dengan menggunakan sepeda motor. Masalah sosial adalah suatu kondisi sosial (ex: kemiskinan) atau suatu bentuk kebiasaan yang menyakiti atau melukai beberapa individu atau semua orang dalam suatu masyarakat. Dimana beberapa anggota masyarakat tersebut butuh perhatian publik dan tindakan kolektif yang dapat membawa suatu perubahan.[footnoteRef:1]Masalah sosisal ini juga hadir ketika masyarakat secara subyektif beranggapan serta memiliki bukti empirik untuk memperlihatkan kondisi sosial tersebut baik secara lokal, maupun level global menyebabkan masalah pribadi. [1: A social problem is a social condition (such as poverty) or a pattern of behavior (such as substance abuse) that harms some individuals or all people in a society and that a sufficient number of people believe warrants public concern and collective action to bring about change" (Kendall, D. Social Problems in a Diverse Society (4th ed). Boston: Pearson, 2007, p. 4.]

Sebuah konsep Masalah Sosial merupakan suatu bentuk klaim atas kondisi sosial tertentu dimana masyarakat butuh akan perubahan ataupun perbaikan atas kondisi tersebut. Mendefinisikan sebuah kondisi sebagai permasalahan sosial bukanlah hal yang mudah. Tidak hanya sekedar mendapat pengakuan masyarakat semata. Sebuah kondisi dapat dikategorikan menjadi suatu masalah sosial apabila melanggar nilai-nilai fundamental tertentu mengenai bagaimana masyarakat harus berperilaku.Timbulnya kemarahan publik merupakan salah satu indikasi suatu kondisi tersebut merupakan permasalahan sosial. Dimana perhatian masyarakat tertuju langsung dengan permasalahan tersebut dan secara aktif terlibat langsung mendiskusikannya. Lebih jauh lagi suatu kondisi tersebut juga menggambarkan akan adanya gap antara social ideals dan social reality.Jakarta sebagai ibukota negara memegang posisi yang sangat penting dimana beberapa hal seperti ; politik, ekonomi, dan perdagangan, terpusat di kota ini. Meningkatnya volume kendaraan menyebabkan kemacetan menjadi hal yang tidak bisa dihindari, terutama pada titik-titik tertentu. Seperti persimpangan baik di jalan-jalan protokol besar ataupun jalan tikus kecil. Kerugian yang diakibatkan dari kemacetan ini bukan hanya soal biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Namun juga waktu (nilai waktu) yang terbuang percuma.Berdasarkan data Yayasan Pelangi, kemacetan lalu lintas berkepanjangan di Jakarta menyebabkan pemborosan senilai Rp 8,3 triliun per tahun. Data yang sama diungkapkan Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bambang Susantono, mengacu pada kajian Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP 2004). Perhitungan itu mencakup tiga aspek sebagai konsekuensi kemacetan, yakni pemborosan BBM akibat biaya operasional kendaraan senilai Rp 3 triliun, kerugian akibat waktu yang terbuang Rp 2,5 tri- liun, dan dampak kesehatan akibat polusi udara sebesar Rp 2,8 triliun.Penyebab kemacetan di beberapa titik bukan hanya soal kepadatan penduduk dan meningkatnya volume kendaraan. Banyaknya rambu-rambu lalu lintas yang tidak dipatuhi oleh pengguna kendaraan menjadi faktor yang cukup krusial terlebih di Jakarta. contohnya, larangan untuk putar balik dan penggunaan badan jalan oleh para pengendara bermotor. Fenomena-fenomena ini sering kita jumpai di beberapa titik dalam kota yang dikenal dengan istilahcritical spot. Terbentuknyacritical spotbiasanya ditandai dengan adanya unsur-unsur seperti kegiatan bisnis, pejalan kaki, angkutan pribadi, dan angkutan umum dalam satu tempat.Tempat ini adalah sebuah ruang yang bersifatpublicdan cenderung tidak mampu lagi menampung unsur-unsur tersebut. Kondisi seperti ini biasanya menciptakan arus lalu-lintas dan mengganggu dan mengganggu arus barang dan jasa.Area Stasiun kereta api di Jakarta, seperti stasiun Manggarai, Tebet, dan Pasar Minggu bisa menjadi contoh jelas bagaimana critical spot tersebut terjadi. Sebagai fasilitas umum, stasiun dan lingkungannya terlihat kurang mampu menampung kegiatan-kegiatan pendukung yang akhirnya berujung pada timbulnya masalah ketidakteraturan tata ruang seperti parkir kendaraan, pedagang kaki lima(PKL), dan kemacetan.Masalah utama adalah parkir yang muncul karena area parkir yang tidak dapat menampung semua kendaraan pengguna jasa kereta api. Akibatnya badan jalan pun digunakan sebagaiparkir liarsehingga lebar jalan menjadi berkurang yang mengganggu aktifitas kendaraan ataupun pejalan kaki.Ojek sendiri telah menjadi salah satu transportasi umum yang cukup populer di kalangan masyarakat, terutama bagi pengguna jasa kereta api. Beberapa pengguna jasa kereta api merasa terbantu akan hadirnya ojek. Bukan hanya lebih menyingkat waktu perjalanan, jika dibandingkan dengan aangkot dan metromini, ojek juga menjadi alternatif bagi mereka yang kantornya tidak dilalui transportasi umum jenis apapun. Sayangnya, meningkatnya jasa ojek ini juga menjadi salah satu penyebab utama kemacetan terlebih di area stasiun kereta api.Penggunaan badan jalan raya untuk tempat para ojek ngetem akhirnya mempersempit badan jalan menyebabkan arus lalu lintas semakin padat dan berantakan. Penertiban terhadap ojek liar ini juga menjadi dilema. Tidak seperti angkutan dan metromini yang aturan penertibannya jelas dibawah Dinas Perhubungan(Dishub). Tidak hanya itu, timbulnya salah persepsi dalam masyarakat terkait ojek liar karena rasa saling membutuhkan antara pelanggan dan penyedia ojek tersebut juga merupakan masalah tersendiri.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan untuk menangani ketidaktertiban lalu lintas yang disebabkan oleh Ojek liar ?2. Bagaimana opini masyarakat khususnya pengguna jasa kereta api terkait dengan ojek liar ?1.3 KONSTRUKSI TEORIMasalah sosial menurut Parrilo dalam Soetomo (2010), mengandung empat komponen meliputi: (1) kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu; (2) dirasakan dapat menyebakan berbagai kerugian fisik dan nonfisik baik pada individu maupun masyarakat; (3) merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari salah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat dan (4) menimbulkan kebutuhan pemecahan. Sementara Soetomo (2010) menyatakan bahwa dalam realitas kehidupan sosial, pernyataan sebagai masalah sosial tidak selalu bersifat eksplisit tetapi dapat pula secara simbolik. Suatu kondisi yang mendapat reaksi penolakan oleh masyarakat dapat diinterpretasikan sebagai simbol pernyataan masyarakat bahwa kondisi tersebut merupakan masalah sosial. Dengan kata lain, kondisi tersebut menimbulkan kebutuhan akan perubahan, perbaikan dan pemecahan.Dalam pencermatan mengenai masalah sosial dapat dilihat dari beragam perspektif yang menawarkan unit analisis sekaligus agenda soslusi atas masalah sosial yang ada. Ragam perspektif tersebut mangacu pada tiga perspektif utama yiatu:

1. Teori Fungsional StrukturalBerdasarkan teori fungsional struktural dengan asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial, fungsinal terhadap yang lain dean sebaliknya bila tidak fungsional maka struktur ini akan hilang dengan sendirinya. Teori ini kemudia diderivasi menjadi tiga perspektif yaitu, patologi sosial, disorganisasi sosial dan perilaku menyimpang.

2. Teori KonlfikBerdasarkan teori konflik dengan asumsi dasarnya adalah distribusi wewenang dan kekuasaan secara tidak merata menjadi faktor yang menentukan konflik sosial secara sistematik. Teori ini diderivasi menjadi konflik nilai dan Insitusional.

3. Teori Interaksionisme SimbolikBerdasarkan teori interaksionisme simbolik dengan asumsi dasarnya tindakan sosial dalam antar hubungan sosial. Teori ini memunculkan perspektif labeling dan perilaku sosiopathik.

Tabel Ragam Perspektif Masalah Sosial

Perspektif berdasarkan Teori Fungsional StrukturalPerspektif berdasarkan Teori KonflikPerspektif berdasarkan Teori Interaksioneisme Simbolik

Derivasi Perspektif atau TeoriPatologi Sosial (PS)Konflik Nilai (KN)Labeling (LB)

Disorganisasi Sosial (DS)Institusional (Ins)Perilaku Sosiopathik (Pso)

Perilaku Menyimpang (PM)

Asumsi DasarPS: Analogi sistem sosial (human society) dengan sistem organisme biologis (human body). Masalah sosial terjadi bila individu atau institusi sosial tidak berhasil mengatur dan menyesuaikan dengan kecepatan perubahan yang terjadi maka akan berkembang keadaan patologis.KN: Adanya dua kelompok ataulebih dengan nilai yang berbeda saling bertemu dan berkompetisi.Masalah sosial timbul bila yang kuat justru menggunakan kekuatannya unutk memebela kepentingannya.LB: Masalah sosial adalah bersifat subyektif yaitu persoalan mengapa dan dalam kondisi bagaimana tindakan atau situasi tertentu didefinisikan sebagai masalah sosial. Dengan kata lain tergantung dari interpretasi masyarakat tertentu atau bagaimana masyarakat memberi makna terhadap situasi tersebut.

DS: Sistem sosial sebagai struktur dan fungsi yang mengandung seperangkat norma dan aturan. Masalah sosial terjadi bila terdapat kondisi kurang atau tidak berfungsinya social rules sehingga berkurangnya ikatan dan kontrol terhadap Perilaku Individu.Ins: Masalah sosial merupakan salah satu bentuk kondisi sosial.Pertama, masyarakat yang menimbulkan suatu kondisi yang menyebabkan kerugian fisik dan mental dalam kehidupan sosial. Kedua, tindakan dan kondisi yang melanggar norma dan nilai masyarakat. Tipe pendekatannya berupa; (1) person blame approach yaitu mencari faktor penyebab masalah sosial dari cacat individu (fisik & kultural); (2) system blame approach yaitu penyebab masalah sosial pada struktur dan institusi sosial.Pso: Identifikasi adanya masalah sosial dilihat dari reaksi masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat sendiri yang menentukan adalanya masalah sosial. Masyarakat tertentu akan menganggap tindakan tertentu sebagai masalah sedangkan dalam masyarakat lain tidak.

PM: Model penyimpangan perilaku terhadap berbagai aturan sosial ataupun nilai dan norma sosial yang berlaku. Sifat penyimpangan dapat berupa penyimpangan murni yaitu perilaku tidak menaati aturan yang dianggap sama oleh pihak lain. Sebaliknya, tipe penyimpangan terselubung adalah bilai seseorang melakukan tindakan menyimpang tetapi tidak ada yang bereaksi atau melihatnya sehingga dianggap oleh masyarakat tidak ada masalah

Instrumen Pemecahan Masalah SosialPS: Medical Model yaitu mengobati masyarakat yang sakit berupa penanganan dan pencegahan dengan resosialisasi terhadap nilai dan aturan sosial.KN: (1) katup penyelamat (safety valve) yaitu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial; (2) simbiose mutualistik berupa mengusahakan suasana/iklim yang sedemikian rupa agar kelompok potensial yang terlibat dapat saling mengambil keuntungan; (3) nilai koordinatif berupa nilai inti yang mampu mengordinasikan setipa nilai yang ada dalam masyarakat; (4) mendorong terbentuknya asosiasi dan kelompok baru yang ebrsifat inklusif dengan keanggotaan terbuka dari berbagai latar belakang sosial berbeda; (5) transformasi struktural berupa struktur sosial sosial baru yang diperhitungkan dapat menghilangkan perbedaan posisi dan menyebabkan konflik nilai dan konflik kepentingan.LB: Redefinisi dari tindakan dan situasi yang dianggap sebagai masalah sosial. Hal ini dapat berupa intervensi dari laur pada individu untuk mengubah interpretasinya. Selain itu dapat melalui institusi kontrol dormal maupun informal.

DS: Model pengukuran yaitu identifikasi gejala dan kadar masalah disorganisasi sosial yang salah satunya dengan nilai sosial. Selain itu dengan menggunakan indeks dari masalah sosialIns: Mendorong terbentuknya masyarakat dengan struktur baru atau reorganisasi yang lebih memberikan jaminan atas pemerataan penguasaan power, recources dan pemanfaatan kesempatan dan peluang.Pso: Reorganisasi dapat berupa kemungkinan mengadopsi peranan lain yang normal dan dapat diterima oleh masyarakat. Reaksi masyarakat akan ditentukan oleh taraf visibilita sosialnya. Selain itu, masyarakat memberi makna terhadap situasi ditentukan oleh bagaimana situasi itu menampakkan diri sesuai interpretasi masyarakat.

PM: Proses resosialisasi devian berupa peningkatan kontak dengan lingkungan sosial yang cenderung bersifat conformity terhadap nilai dan norma sosial. Usah lainnya dengan membuat sistem sosial mampu memberikan kesempatan yang lebih terbuka agar pencapaian tujuan setiap warga sesuai norma lebih mudah terjangkau.

Sumber :Soetomo, 2010, diolah oleh Dwiky Surya Gumilang

Meskipun ketiga perspektif memiliki lingkup berbeda dalam melihat masalah sosial, hubungan antar perspektif menjadi penting, yaitu sebagai upaya obyektif untuk memahami aspek dan dimensi masalah sosial selain dilihat dari bentuk perilaku anggota masyarakat juga perlu memahami latar belakang struktur sosialnya.

Sumber : Soetomo. 2010. Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya.Yogyakarta: Graha IlmuSupraja, M, dkk. 2013. Alienasi, Fenomenologi, dan Pembebasa Individu. Yogyakarta: LOGIS-UGM:

Dalam konstruksi paradigma masalah sosial dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah sosial, dapat dilihat bahwa masalah sosial adalah permasalahan yang sangat kompleks, tidak dalam di pahami melalui satu sudut pandang, dalam masalah ketertiban yang dilanggar oleh ojek, maka kita harus melihat dari beberapa faktor yang dianalisa melalui teori yang ada di atas.

BAB 2.PEMBAHASAN2.1 OPINI PENUMPANG KERETA API TENTANG OJEK LIAR DI STASIUN TEBETOjek di stasiun tebet adalah salah satu permasalahan sosial yang nyata dan terdapat di Jakarta, dimana keberadaan ojek liar ini banyak merugikan sebagian pihak, namun banyak juga yang berpendapat apabila keberadaan ojek ini justru malah membantu para penumpang kereta api/public kereta api.Masalah ojek liar ini ternyata juga telah dibahas dan telah membuat berbagai pihak yang memiliki wewenang untuk mencari solusi dari permasalahan ini, penulis melakukan investigasi dan wawancara dengan kepala stasiun tebet, Bapak Pujiono, beliau mengatakan bahwa ada beberapa solusi dalam menangani permasalahan yang ada di stasiun tebet, khususnya adalah ojek liar yang ada di sekitar stasiun tebet. Yang menarik adalah, sebenarnya urusan ojek liar tebet adalah wewenang dari DISHUB dan DITLANTAS Polda Metro Jaya, namun banyak sekali pihak yang dirugikan, contohnya adalah pihak stasiun yang merasa dirugikan karena menghambat penumpang untuk keluar stasiun, apabila dilihat dari sudut pandang pengguna jalan raya, hal ini akan mengakibatkkan kemacetan, beberapa tukang ojek penulis mewawancarai terkait dengan kemacetan yang disebabkan ojek liar, tukang ojek liar di stasiun tebet mengakui bahwa aksi liar tukang ojek mengakibatkan jalan raya di depan stasiun tebet menjadi macet.Dalam penelitian mengenai ojek liar ini, penulis melakukan kegiatan pencarian informasi kepada penumpang kereta api di stasiun tebet, justru fakta yang di dapat dari wawancara kami dengan penumpang kereta api, mereka sangat terbantu dengan aktivitas ojek liar yang ada di stasiun tebet, mereka mengatakan ojek yang ada di stasiun tebet justru membantu penumpang kereta api melanjutkan perjalanan menuju kantor tempat mereka bekerja, apalagi yang tidak dilewati oleh transportasi umum, namun beberapa dari penumpang sadar bahwa seharusnya tukang ojek liar diberikan fasilitas atau di relokasi supaya kegiatan naik turun penumpang lebih tertib dan tidak menggangu kenyamanan penumpang lain. 2.2 RENCANA RELOKASI DAN PEMBANGUNAN FASILITAS OJEK DI STASIUN TEBETPihak-pihak terkait dalam permasalahan ojek liar di sekitar stasiun tebet sebenarnya sudah memikirkan solusi dari permasalahan ojek liar ini, namun rencana ini masih bersifat tertutup dan belum terbuka untuk publik. Bapak Pujiono sebagai pimpinan di stasiun tebet memberikan gambaran, bahwa ojek yang ada di stasiun tebet tidak akan diusir, namun justru perlahan-lahan akan direlokasi dan diberikan lahan untuk mereka menunggu penumpang dan bahkan beristirahat, lahan yang akan disediakan adalah di bawah jalan layang yang ada di tebet, namun pembebasan dan pembuatan area itu wewenang pemerintah daerah dan dishub. Gambar 1

Gambar diatas adalah ketika bapak Pujiono memberikan penjelasaan mengenai solusi dari ojek liar yang ada di area stasiun tebet, menurut beliau solusi yang paling baik adalah memberikan fasilitas dan bimbingan kepada ojek liar, dikarenakan masyarakat sebenarnya terbantu oleh ojek liar yang ada di area stasiun tebet.Namun selama ini hanya masalah ketertiban dan keamanan yang menjadi masalah dari kegiatan ojek di stasiun tebet, dimana pihak keamanan stasiun sering sekali mendapatkan konflik dengan ojek yang ada di stasiun tebet. Fakta yang menarik lagi kita dapatkan dari pihak stasiun tebet, bahwa proses dari penanganan ojek liar ini sedang terhenti, karena dishub sebagai pihak yang mempunyai wewenang belum melanjutkan proses koordinasi dengan pihak stasiun, dishub sebenarnya mempunyai wewenang yang besar dalam menertibkan ojek-ojek yang ada di stasiun tebet, namun dishub seringkali lalai dalam menjalankan tugasnya. Gambar 2

Gambar diatas menunjukan bahwa anggota dishub sedang duduk-duduk diantara penjual makanan dan tidak menertibkan ojek liar atau metromini yang ada di sekitar stasiun tebet yang menyebabkan masalah kemacetan dan ketertiban, hal ini menjadi suatu permasalahan struktural juga dalam upaya penyelesaian masalah ojek liar yang ada di dalam area stasiun tebet.DAFTAR PUSTAKA1. http://wartakota.tribunnews.com/2013/11/25/polres-jakarta-selatan-bina-ojek-motor-stasiun-tebet2. http://wartakota.tribunnews.com/2014/08/25/warga-macet-pasar-minggu-gara-gara-pangkalan-ojek3.http://megapolitan.kompas.com/read/2012/06/26/10253563/Ojek.dan.Penumpang.Tewas.Terseret.KRL4.http://wartakota.tribunnews.com/2013/11/25/polres-jakarta-selatan-bina-ojek-motor-stasiun-tebetList Pertanyaan Kepada Kepala Stasiun ( Bapak Pujiono ) 1. Siapa nama bapak?2. Apa Jabatan bapak di stasiun tebet?3. Dari mana dan sampai mana area stasiun tebet?4. Bagaimana pendapat bapak tentang ojek liar di stasiun tebet?5. Apakah ada peraturan mengenai ojek liar di stasiun tebet?6. Apakah pernah terjadi konflik dengan ojek liar di stasiun tebet?7. Bagaimana koordinasi dengan pihak-pihak terkait mengenai permasalahan ojek liar di stasiun tebet?8. Bagaimana solusi dari permasalahan ojek liar di tebet?

List Pertanyaan Kepada Penumpang Kereta Api1. Siapa nama bapak/ibu?2. Apakah bapak/ibu rutin menggunakan kereta api di stasiun tebet?3. Bagaimana pendapat anda mengenai ojek liar yang ada di stasiun tebet?4. Apa solusi dan harapan anda tentang ojek liar yang ada di stasiun tebet?

OPINI PENUMPANG KERETA API TENTANG OJEK LIAR DI STASIUN TEBET

Disusun Oleh :Dwiky Surya GumilangNahdlatul RosyidahArif Rr