ppc agregat dan mps
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
MODUL 3“Perencanaan Agregat dan Jadwal Induk Produksi”
Disusun Oleh Kelompok 5:
Micco Habby (41.14.003)
Gandi Sopian (41.14.010)
Haider Ali Hatim (41.14.017)
Elma T. Rumles (41.14.023)
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Laporan Modul 3 ini, laporan ini disusun untuk membuat mahasiswa lebih
memahami secara rinci seluk-beluk praktikum beserta manfaatnya secara teoritis,
tujuan lainnya ialah agar mahasiswa mampu menganalisa secara keseluruhan
tindakan dari proses produksi dan nantinya akan dapat menemukan
kecacatan/kekurangan secara metode maupun konsep.
Perencanaan dan Pengendalian Produksi/Planning and Production
Control (PPC) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di studi
Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Islam Jakarta. Laporan ini disusun
sebagai pelengkap praktikum yang telah dilaksanakan. Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan moril maupun
materil kepada :
1. Bapak Ir. Mulki Siregar, MT selaku Dosen PPC.
2. Sdr/i, Nurhidayati Odini, Muhammad Zabar dan Azhar Fadzilah selaku
pembimbing dan asisten Laboratorium Sistem Produksi.
3. Teman-teman angkatan 2014 yang telah memberikan saran serta bantuan
semangat.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini.
i
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurang pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dan
atau dapat memperbaiki laporan ini akan sangat kami harapkan.
Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat memberi banyak manfaat
bagi penyusun pada khususnya, dan juga berguna bagi orang lain atau pembaca
pada umumnya.
Jakarta, 24 April 2016
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3. Tujuan.............................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................3
2.1. Agregasi dan Disagregasi...............................................................3
2.2. Rencana Agregasi...........................................................................5
2.2.1. Proses Keputusan Dalam Rencana Produksi Agregat................7
BAB III DATA DAN PENGAMATAN..................................................8
3.1. Data Umum Produksi.....................................................................8
3.2. Data Production Planning...............................................................8
3.3. Peramalan Permintaan....................................................................9
3.4. Jumlah Produksi.............................................................................9
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA..............................10
4.1. Pengolahan Data...........................................................................10
iii
4.1.1. Production Planning.................................................................10
4.1.2. Peramalan Permintaan..............................................................11
4.1.3. Jumlah Produksi.......................................................................11
4.1.4. Metode Tabel...........................................................................11
4.1.5. Master Production Planning (MPS).........................................12
4.1.6. Transportation Land.................................................................13
4.1.7. Jadwal Produksi Harian............................................................14
4.2. Analisa Data.................................................................................14
4.2.1. Production Planning.................................................................14
4.2.2. Peramalan Permintaan..............................................................15
4.2.3. Jumlah Produksi.......................................................................15
4.2.4. Metode Tabel...........................................................................16
4.2.5. Master Production Schedule (MPS).........................................16
4.2.6. Transportation Land.................................................................17
4.2.7. Jadwal Produksi Harian............................................................17
BAB V PENUTUP..................................................................................18
5.1. Kesimpulan...................................................................................18
5.2. Saran.............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................20
LAMPIRAN............................................................................................21
iv
v
BAB IPENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Perkembangan industri tidak terlepas dari bagaimana cara memproduksi
suatu produk, di mana perusahaan biasanya mengalami kesulitan dalam
merencanakan dan mengidentifikasi kuantitas dari suatu barang dengan periode
waktu tertentu, oleh sebab itu perusahaan memerlukan penjadwalan produksi
yang terencana dan tepat karena berkaitan dengan permintaan konsumen.
Data untuk menunjang suatu kebutuhan produksi salah satunya
dibutuhkan suatu data peramalan, dengan adanya data peramalan maka resources
yang terbatas seperti bahan baku, tenaga kerja, hari kerja dan biaya akan
dimaksimalkan penggunaannya, dan hal ini membutuhkan suatu perencanaan
jadwal induk produksi.
Jadwal Induk Produksi juga harus mengetahui secara akurat berapa
banyak inventori yang tersedia dan menentukan berapa banyak yang harus
dipesan, rencana produksi memberikan sekumpulan batasan kepada JIP. Jadwal
Induk Produksi harus menjumlahkannya untuk meningkatkan tingkat produksi,
inventori, dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu, data
perencanaan yang berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang harus
digunakan, stok pengaman (safety stock), dan waktu tunggu (lead time) dari
masing-masing item atau barang yang biasanya tersedia dalam file induk dari
barang atau item (item master file), dan informasi-informasi dari RCCP berupa
1
kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan jadwal induk produksi menjadi
salah satu input atau masukan bagi MPS / JIP
Perencanaan agregat yang merupakan bagian dari jadwal induk produksi,
merupakan perencanaan yang dibuat untuk menentukan total permintaan dari
seluruh elemen produksi dengan menggunakan sumber daya yang ada sehingga
mampu mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia yang dimiliki
oleh perusahaan. Apa yang pertama-tama diperlukan untuk perencanaan agregat
adalah penyusunan satuan menyeluruh yang logis untuk mengukur output,
misalnya beberapa liter cat dalam pabrik cat, berapa kotak dalam industri bir,
berapa jam mesin dalam industri mesin, berapa tempat tidur terpakai di rumah
sakit, atau berapa lembar surat dikantor pos.
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu agregasi dan disagregasi produk?
2. Apa manfaat agregasi dalam pembuatan jadwal induk produksi?
3. Bagaimana jadwal induk produksi bekerja?
4. Apa saja yang harus diperhatikan dalam penyusunan jadwal induk
produksi?
I.3. Tujuan
1. Memahami agregasi dan disagregasi produk beserta manfaatnya.
2. Dapat membuat jadwal induk produksi yang sesuai kebutuhan
perusahaan.
3. Dapat menganalisa dan memperbaiki jadwal induk produksi yang
telah ada.
2
BAB IILANDASAN TEORI
II.1. Agregasi dan Disagregasi
Perencanaan produksi adalah pernyataan rencana produksi ke dalam
bentuk agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara
manajemen teras (top management) dan manufaktur. Di samping itu juga,
perencanaan produksi merupakan pegangan untuk merancang jadwal induk
produksi. Beberapa fungsi lain dari perencanaan produksi adalah:
1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap
rencana strategis perusahaan.
2. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi.
3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi.
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan
membuat penyesuaian.
5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan
rencana strategis.
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal Induk Produksi.
3
Adapun tujuan dari perencanaan produksi adalah:
1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi yaitu
sebagai referensi perencanaan lebih rinci dari rencana produksi
agregat menjadi item dalam jadwal induk produksi.
2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber
daya dapat dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.
3. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi
permintaan.
Perencanaan produksi dinyatakan dalam kelompok produk atau famili
(agregat). Satuan unit yang dipakai bervariasi dari satu pabrik ke pabrik lain. Hal
ini bergantung dari jenis produk seperti: ton, liter, kubik, jam mesin atau jam
orang. Jika satuan menit sudah ditetapkan maka faktor konversi harus ditetapkan
sebagai alat komunikasi dengan departemen lainnya seperti departemen
pemasaran dan akuntansi. Pengendalian manufaktur melibatkan seluruh aktivitas
mulai dari pemasukan bahan mentah sampai menjadi produk jadi. Termasuk di
antaranya accounting, order entry, pelayanan pelanggan, logistik, budgeting, dan
perencanaan strategi dalam manufaktur. Keterpaduan semua hal ini sering disebut
dengan MRP II (Manufacturing Resource Planning), yang keterkaitannya dapat
dilihat pada bagan di bawah ini:
4
Aktivitas-aktivitas dalam perencanaan produksi meliputi perencanaan
proses, jadwal induk produksi, perencanaan kebutuhan material, perencanaan
kapasitas, dan pengendalian aktivitas produksi (shop floor). Dalam penjabaran
lebih lanjut, maka perencanaan manufaktur diuraikan menjadi proses apa saja
yang harus dikerjakan, siapa pelaksananya, kapan, di mana dan perkiraan ongkos
yang ditimbulkan.
II.2. Rencana Agregasi
Rencana produksi agregasi adalah suatu kegiatan perencanaan untuk
menetapkan terlebih dahulu jumlah barang yang akan di buat dalam kegiatan
produksi dan kemudian menentukan sumber daya yang akan digunakan untuk
mencapai produksi yang sesuai permintaan pasar. (pardede, Pontas M.
5
Manajemen produksi dan operasi, Hal 404). Perencanaan agregat meningkatkan
kisaran alternatif untuk pemanfaatan kapasitas yang dapat dipertimbangkan
manajemen, dan yang dibutuhkan pertama-tama adalah Pengembangan unit total
yang logis untuk mengukur keluaran.(buffa. Elwoods dan Karin rakesh k
manajemen produksi dan operasi modern, Hal 260)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu perencanaan produksi
agregasi adalah :
1. Pengukuran satu ukuran (agregasi)
2. Sasaran perencanaan
3. Peramalan
4. Penyesuaian jangka panjang.
Unsur-unsur penentu daya kerja yang dapat di ubah atau disesuaikan
terhadap gelombang perubahan tingkat produksi adalah :
1. Tenaga kerja manusia
2. Bahan-bahan baku dan bahan-bahan pembantu
3. Barang/modal.
Pilihan menyangkut produksi agregasi, tenaga kerja, dan tingkat
kesediaan mempengaruhi biaya Relevan. Biaya-biaya ini perlu diidentifikasikan
dan diukur sehingga berbagai alternatif rencana agregasi dapat di evaluasi
berdasarkan kriteria biaya total. Beberapa biaya yang mungkin relevan adalah :
1. Biaya Gaji
2. Biaya lembur, gilir kerja kedua, dan sub-kontrak
3. Biaya merekrut dan memberhentikan pekerja
6
4. Biaya kelebihan sediaan dan tunggakan pesanan
5. Biaya perubahan tingkat produksi
Pada umumnya terdapat beberapa siasat/strategi penyesuaian yang dapat
digunakan di dalam pembuatan rencana produksi agregat yaitu ;
1. Penyesuaian tenaga kerja
2. Penyesuaian tingkat penggunaan tenaga kerja manusia
3. Penyesuaian tingkat sediaan barang jadi.
II.2.1. Proses Keputusan Dalam Rencana Produksi Agregat
Pembuatan rencana produksi agregasi dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai jenis biaya yang berkaitan di mana hal yang
terpenting di antaranya ialah :
1. Biaya penanganan sediaan
2. Biaya perubahan tingkat produksi
3. Biaya kerja lembur
Biaya-biaya lain yang juga harus dipertimbangkan adalah :
1. Kerugian Karena tidak dapat memenuhi permintaan,
2. Biaya tetap yang harus ditanggung apabila tingkat produksi berada di
bawah daya kerja terbaik.
7
BAB IIIDATA DAN PENGAMATAN
III.1. Data Umum Produksi
Data umum produksi merupakan data utama dalam perencanaan dan
pengendalian produksi.
waktu kerja = 8 jam/harijumlah pekerja = 12 orangbiaya prod. Regular time = 750/jam.orangbiaya overtime = 150% biaya regular timebiaya subkontrak = Rp 2500,00biaya inventory = Rp 150/unit bulanbiaya materian = Rp 1300,00/unitbiaya back order = Rp 1000,00/unitkapasitas regulartime = 30/unit bhn baku/jamkapasitas overtime = 20% kap.regulartimekapasitas subkontrak = 10% kap.regulartimekap. backorder pada bulan ke-12 = 0biaya untuk bln ke-12 = Rp 10.000,00/unit
III.2. Data Production Planning
Data Produksi yaitu perencanaan produksi yang akan dibuat, dimulai dari
periode 1 sampai dengan akhir periode, dengan sisa inventori dan perubahan
inventori = 0. Berdasarkan pengamatan terhadap data yang ada, didapat sebuah
gambaran bahwa data selama kurun waktu 12 bulan total perencanaan produksi
sebesar 1841,332 dengan faktor konversi agregatnya yaitu: 1 toy train adalah 40
cm3 bahan baku, 1 toy car adalah 12 cm3 bahan baku, 1 robot adalah 75 cm3 bahan
baku.
8
Bulan P P Bulan P P Faktor Konversi
Januari 131.4119 Juli155.447
3
Februari 135.4178 Agustus
159.4532 1 Toy Train = 0.0040 m3
Maret 139.4237 September163.459
1 1 Toy Car = 0.0012 m3
April 143.4296 Oktober 167.465 1 Robot = 0.0075 m3
Mei 147.4355 Nopember171.470
9
Juni 151.4414 Desember175.476
8
III.3. Peramalan Permintaan
Selama kurun waktu 12 bulan total perencanaan produksi sebesar 872,562
dengan faktor konversi, yaitu: 1 toy train adalah 0,1250 m3 bahan baku, 1 toy car
adalah 0,189 m3 bahan baku, 1 robot adalah 0,0811 m3 bahan baku.
Bulan P P Bulan P P Faktor ProporsiJanuari 55.383 Juli 76.215Februar
i 50.175 Agustus 71.007 1 Toy Train 0.125 m3 /unitMaret 65.799 September 81.423 1 Toy Car 0.189 m3 /unitApril 60.591 Oktober 86.631 1 Robot 0.811 m3 /unitMei 68.403 Nopember 86.631
Juni 68.049 Desember102.25
5
III.4. Jumlah Produksi
Jumlah produksi merupakan hasil perencanaan produksi pada permintaan
produk yang dimulai dari periode 1 sampai dengan akhir periode.
9
Bulan Demand Bulan Demand
Januari 4107 Juli 4858Februari 4232 Agustus 4983
Maret 4357 September 5108April 4482 Oktober 5233Mei 4607 Nopember 5358Juni 4733 Desember 5484
10
BAB IVPENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
IV.1. Pengolahan Data
Pada pengerjaannya, pengolahan data dilakukan dengan cara
pengumpulan data terlebih dahulu. Setelah itu, baru diadakan penganalisaan yang
berkelanjutan mengenai production planning, peramalan permintaan, jumlah
produksi, metode tabel, Master Production Planning (MPS), transportation land
dan jadwal produksi harian. Untuk itu diadakan penghitungan yang mengacu pada
data yang sudah ada.
IV.1.1. Production Planning
Production planning adalah proses yang terjadi dalam bisnis manufaktur
atau lainnya yang memastikan bahwa bahan baku yang cukup, staf dan keperluan
lainnya yang diperlukan diperoleh dan siap untuk membuat suatu produk jadi,
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pada dasarnya fungsi dasar yang
harus dipenuhi oleh aktivitas production planning adalah:
1. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah
produk sebagai fungsi dari waktu.
2. Menetapkan jumlah dan saat pemesanan bahan baku serta komponen
secara ekonomis dan terpadu.
3. Menetapkan keseimbangan antara tingkat kebutuhan produksi teknik
pemenuhan pesanan, serta memonitor tingkat persediaan produk jadi
11
setiap saat, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan
melakukan revisi atas rencana produksi pada saat yang ditentukan.
4. Membuat jadwal produksi penugasan, pembebanan mesin dan tenaga
kerja yang terperinci sesuai dengan ketersediaan kapasitas dan
fluktuasi permintaan pada suatu periode.
IV.1.2. Peramalan Permintaan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa
yang akan datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas,
waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang
ataupun jasa. Pada dasarnya peramalan permintaan dilakukan berdasarkan salah
satu dari tiga jenis informasi.
IV.1.3. Jumlah Produksi
Jumlah produksi adalah jumlah output yang dapat diproduksi atau
dihasilkan dalam satuan waktu tertentu. Jumlah produksi tersebut dapat ditentukan
berdasarkan kapasitas sumber daya yang dimiliki antara lain: kapasitas mesin,
kapasitas tenaga kerja, kapasitas bahan baku, kapasitas modal. Jumlah produksi
juga berkaitan erat dengan skedul atau jadwal produksi yang tertuang dalam
jadwal produksi induk (master production schedule), karena jadwal produksi
induk mencerminkan apa dan berapa yang harus diproduksi dalam jangka waktu
tertentu.
IV.1.4. Metode Tabel
12
Metode tabel adalah prakiraan permintaan dengan cara menyesuaikan
rata-rata produksi, tingkat penggunaan tenaga kerja, tingkat persediaan, lembur,
kerja sama atau variabel lain permintaan yang dapat dikendalikan. Di dalamnya
hanya terdapat bulan hasil peramalan, reguler time days, reguler time product,
jumlah produksi, ongkos reguler time product, ongkos overtime dan ongkos total.
IV.1.5. Master Production Planning (MPS)
DATA:
Family Item Proporsi Item dlm Family (Pi)
Waktu Siklus
Inv. on Hand Awal
Mainan Kayu Toy Train 12,9% 0,7148 0Toy Car 19,4% 1 0Robot 80,6% 1 0Jumlah 112,9%
Jumlah shift = 2Jumlah jamkerja/shift = 8Jumlah hari kerja efektif/bulan = 20Jumlah mesin = 4
Rata-rata peramalan demand family (D) :4795,13594
Kapasitas Total = 76800Master Production Planning (MPS) adalah schedule produksi jadi untuk
periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau ramalan
permintaan.
Kapasitas total (menit) = S Shift x S jam kerja/shift x S hari kerja efektif/bulan x S mesin x 60
13
PROSES DISAGREGASI:
Family Item Pi (%) Wsi Di = D x Pi Di x WsiKapasitas
Lead TimeItem Satuan
Mainan Kayu
Toy Train 12,9% 71,5% 74031,0% 52917,4% 990720,0% 1386010,1% 0,05341304
Toy Car 19,4% 100,0% 111333,5% 111333,5% 1489920,0% 1489920,0% 0,07472446
Robot 80,6% 1 462550,4%4625,50355
86190080,0% 61900,8 0,07472446
Periode
Hasil Agregat P.
(unit bahan baku)
Demand T.T(unit
b.baku)
Demand T.T(unit item)
Demand T.C(unit
b.baku)
Demand T.C
(unit item)
Demand Robot(unit b.baku)
Demand Robot
(unit item)
1 4387 566 141484 851 709246 3536 4714662 4596 593 148218 892 743003 3704 4939063 4815 621 155272 934 778368 3881 5174144 5044 651 162663 978 815415 4065 5420415 5284 682 170405 1025 854226 4259 5678406 5535 714 178516 1074 894885 4462 5948687 5799 748 187012 1125 937478 4674 6231818 6075 784 195914 1179 982099 4896 6528439 6364 821 205238 1235 1028844 5129 68391610 6667 860 215007 1293 1077813 5374 71646811 6984 901 225241 1355 1129113 5629 75056912 7317 944 235961 1419 1182855 5897 786294
IV.1.6. Transportation Land
Transportation land ini dilakukan dengan menggunakan bantuan tabel
transportasi sebagaimana terlihat pada tabel di atas. Terdapat beberapa informasi
14
penting yang perlu diketahui sebelum menggunakan tabel transportation land
tersebut, yaitu:
1. Hitung terlebih dahulu total permintaan seluruh produk selama horison
perencanaan.
2. Hitung terlebih dahulu kapasitas yang tersedia uantuk tiap pilihan produksi.
IV.1.7. Jadwal Produksi Harian
Jadwal produksi harian berisi tentang jadwal-jadwal yang dilakukan
setiap hari yang sebelumnya dilakukan rencana produksi-produksi terlebih dahulu
dari bulan Januari awal sampai dengan bulan Desember akhir.
IV.2. Analisa Data
Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan pengelolaan data untuk
memperoleh data-data lain yang diperlukan, maka kita dapat menganalisa data
yang telah diolah dari pengolahan data yang sudah ada.
IV.2.1. Production Planning
Production planning yaitu menetapkan tingkat keluaran rata-rata yang
memenuhi kebutuhan tahunan. Production planning dibuat berdasarkan data
peramalan permintaan produk masa lalu.Adapun maksud dari production
planning yang utama yaitu menghaluskan atau meredam gangguan produksi yang
disebabkan fluktuasi permintaan.
15
Analisa yang tepat yang harus diberikan terhadap production planning
yaitu production planning untuk bulan Desember sebesar 466.79351, lebih
banyak membutuhkan bahan baku dikarenakan kesulitan yang dihasilkan oleh
bulan Januari sebesar 93.406232, dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya,
hal ini berdampak pada besarnya nilai producton planning yang dicatat dalam
bagian tersebut, jadi dirasa sangat perlu untuk mengadakan iterasi.
IV.2.2. Peramalan Permintaan
Di dalam peramalan permintaan, permintaan produk atau jasa jarang
konstan selama beberapa bulan. Syarat mutlak penyusunan jadwal induk produksi
ialah ketersediaan peramalan.
Misalnya pada contoh hasil data praktikum peramalan permintaan yang
kita dapatkan, jumlah total bulan-bulan yang didapat mulai dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember adalah sebesar 4166.30617. Untuk meramalkan
suatu permintaan tidak hanya pada bulan-bulan tertentu saja, jadi harus
keseluruhan tingkat produk dalam satu lintas produk. Jika peramalan itu sudah
akurat maka ramalan permintaan tersebut dianggap sudah pasti selama periode
perencanaan itu. Sesuai dengan metode yang dipakai dari parameter peramalan,
yaitu metode linier maka didapat formulasi peramalan Y = 4,0059X + 47,288.
Setelah itu, dimasukkan nilai x pada formulasi tersebut, di mana x merupakan
periode yang ditentukan. Contoh, data production planning pada bulan ke-1:
Y=4,0059 x+47,288
16
Y=4,0059(1)+47,288=51,2939=52
IV.2.3. Jumlah Produksi
Dari hasil data pengamatan yang kami peroleh, analisa yang kami lakukan
yaitu pada bulan Januari jumlah permintaan sebesar 4107 unit/bulan lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah permintaan pada bulan Desember yaitu sebesar 5484
unit/bulan, hal ini dikarenakan oleh reguler time days, reguler time product dan
overtime product dan juga karena perbedaan material yang dibutuhkan oleh setiap
produk.
IV.2.4. Metode Tabel
Dari hasil penelitian metode tabel yang kami dapatkan, hasil peramalan
dan jumlah produksi yang dimulai pada bulan Januari sampai bulan Desember
makin lama makin bertambah ongkos produksinya, yaitu misalkan pada hasil data
penelitian kami, pada bulan Januari ongkos reguler time produksi sebesar
9462956,8 dan ongkos overtime sebesar 379766,3 dengan ongkos total 9842723,1
sedangkan pada bulan Desember ongkos reguler time produksi sebesar
12635629,6 dan ongkos overtime sebesar 506673,2 dengan ongkos total
13142302,78 semuanya ini tergantung pada faktor permintaan dan material yang
dibutuhkan dari setiap produk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.
IV.2.5. Master Production Schedule (MPS)
Pada data MPS dari hasil penelitian kami, rata-rata peramalan
permintaan family sebesar 4795,1359 dengan kapasitas total 76800, dengan hasil
17
tersebut maka diperoleh proses disagregasi pada family mainan kayu tersebut.
Pada periode pertama hasil agregat produk diperoleh 4107 unit bahan baku
dengan bobot permintaan 3310 unit bahan baku dan bobot permintaan 441325
unit item, sedangkan untuk periode selanjutnya bobot permintaan makin
bertambah yaitu pada periode keduabelas bobot permintaan sebesar 589310 unit
item. Pertambahan bobot permintaan tersebut dikarenakan banyaknya permintaan
dari bahan baku dan material produk itu sendiri. Untuk kapasitas total dapat kami
rumuskan sebagai berikut:
Kapasitas Total= ∑shift × ∑jam kerja/ shift × ∑hari kerja efektif /bulan × ∑mesin × 60
IV.2.6. Transportation Land
Pada transportation land terdapat sumber produksi yaitu jam normal, jam
lembur, dan subkontrak dan juga terdapat biaya regular time, biaya overtime,
kapasitas tidak terpakai, kapasitas tersedia dan ongkos total. Dalam data penelitian
kami, kami dapat menganalisanya yaitu setiap periode baik periode 1 sampai
periode 12 masing-masing periode mendapatkan kapasitas yang berbeda-beda
serta mendapatkan ongkos total yang berbeda pula, hal ini disebabkan karena
kebutuhan dari bahan baku produksi permintaan itu sendiri. Untuk biaya regular
time dan biaya overtime juga mendapatkan ongkos total yang berbeda pula. Setiap
bulan awal atau bulan Januari sampai dengan bulan akhir atau Desember akan
terjadi kenaikan overtime. Misalkan pada bulan Januari, hasil peramalan sebesar
4107 dan terjadinya overtime product sebesar 0 dibandingkan dengan bulan
Desember, hasil peramalan sebesar 5484 dan terjadinya overtime product sebesar
0.
18
IV.2.7. Jadwal Produksi Harian
Pada penjadwalan produksi harian, pada hasil penelitian data yang kami
peroleh rata-rata setiap bulannya itu ongkos/perharinya sama, maksudnya setiap
tanggal satu sampai tanggal seterusnya baik regular time produk, ongkos material,
regular time cost serta ongkos perhari mempunyai kesamaan ongkos setiap
harinya. Menurut analisa kami, untuk setiap hari dalam sebulan tidak ada
perubahan didalam penjadwalan produksi, artinya permintaan untuk setiap produk
stabil.
19
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Proses agregasi (aggregation) ialah pengelompokan beberapa jenis item
menjadi produk famili. Sedangkan proses disagregasi (disaggregation) adalah
proses derivasi produk famili menjadi item.
Kegunaan Klasifikasi Pengumpulan data dan atau metode mengorganisasi
data yang telah dikumpulkan sebagai agregasi dan disagregasi bertujuan untuk
memberi makna pada suatu set data untuk maksud analisis termasuk untuk
penyusunan indeks, penyusunan klasifikasi dari berbagai variabel yang berbeda,
model pengembangan atau revisi, klasifikasi yang terkait menyajikan data statistik
dengan lebih lengkap, membuat perbandingan dan mengkomunikasikan informasi
antara data pada tingkat yang lain.
Jadwal induk produksi (master production schedule) merupakan
gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan,
backlog, rencana suplai/penawaran, persediaan akhir, serta kuantitas yang
dijanjikan tersedi. MPS disusun berdasarkan perencanaan produksi agregat dan
merupakan kunci penghubung dalam rantai perencanaan dan pengendalian
produksi. MPS berkaitan dengan pemasaran, rencana distribusi, perencanaan
produksi dan perencanaan kapasitas.
20
V.2. Saran
Tidak ada saran tambahan yang sepesial di sini, namun sebagai bagian
dari kesimpulan maka penulis memberikan rangkuman saran yang ada dalam
makalah, saran-saran tersebut ialah sebagai berikut:
1. Pembuatan MPS memerlukan pemahaman utuh tentang agregasi dan
disagregasi produk demi kelancaran produksi, sehingga sebelum
membuat MPS, sebaiknya setiap produk yang masuk dalam rencana
produksi dibuat kategori agregasi terlebih dahulu.
2. Kategori agregasi tidak memiliki patokan tetap, sehingga disarankan
agar memilih kategori yang sesuai dengan keperluan perencanaan,
seperti agregasi harga untuk dapat menganalisa biaya, ataupun
agregasi bahan baku untuk kepentingan analisa yang lebih lengkap.
3. Disagregasi hanyalah invertase dari agregasi, sehingga lebih baik
memanfaatkan disagregasi produk sesuai dengan kategori
agregasinya.
21
DAFTAR PUSAKA
A.H. Nasution. (1999). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Gama Widya :
Jakarta.
Sutapa, N dan Fransiska. (2005). Model Matematis Persediaan Terintegrasi
Antara Suatu Perusahaan dan Distributornya. Modula : Jakarta
Mulki, Tim Modul. (2016). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. UID :
Jakarta
22