tugas metode penelitian terapan - proposal

Upload: elmokenthos

Post on 19-Oct-2015

109 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas UAS berupa proposal dengan judul Tingkat Produktivitas Buruh Sebelum dan Sesudah Kenaikan Upah pada Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia.

TRANSCRIPT

3

Tugas Metode Penelitian TerapanTingkat Produktivitas Buruh Sebelum dan Sesudah Kenaikan Upah pada Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Bursa Efek IndonesiaDosen: Fuad Rakhman, S.E., M.Sc., Ph.D.

Disusun oleh:Faozan El Mufid13/358382/PEK/18608

Magister AkuntansiFakultas Ekonomika dan BisnisUniversitas Gadjah Mada2013

2

Tingkat Produktivitas Buruh Sebelum dan Sesudah Kenaikan Upah pada Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia

A. LATAR BELAKANGPembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pelaksanaannya, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan peningkatan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Perlindungan terhadap tenaga kerja adalah untuk menjamin hak-hak dasar karyawan dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya dengan tetap memerhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.Karyawan merupakan salah satu komponen yang penting dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya karyawan yang profesional, maka perusahaan tidak akan dapat menjalankan aktivitasnya dengan maksimal. Untuk itu, perusahaan mengharapkan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih produktif dengan sumber daya yang ada di perusahaan. Sedangkan karyawan mengharapkan rasa aman dalam menjalankan setiap kegiatannya. Sehingga penghargaan terhadap karyawan oleh perusahaan menjadi salah satu hal yang diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Penghargaan tersebut tentu harus diiringi dengan prestasi kerja karyawan yang juga meningkat.Penghargaan dapat berupa insentif secara intrinsik maupun ekstrinsik. Salah satu penghargaan yang berupa ekstrinsik adalah pemberian upah yang layak. Upah merupakan sesuatu hal yang menarik dan penting, baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Bagi perusahaan, upah merupakan suatu biaya yang dapat mengurangi penghasilan, sehingga perusahaan berharap upah dapat ditekan seminimal mungkin. Sedangkan bagi karyawan, upah merupakan hak atas jasa yang sudah mereka berikan, dan mereka berharap upah yang mereka peroleh adalah yang semaksimal mungkin. Dengan adanya dua kepentingan yang berbeda, maka pemerintah berusaha untuk menetapkan upah minimum bagi karyawan yang harus dibayarkan oleh perusahaan.Di Indonesia, permasalahan upah menjadi suatu hal yang sering diributkan oleh karyawan (buruh). Beberapa demonstrasi yang menuntut kenaikan upah sering dilakukan oleh para karyawan (buruh). Harapan mereka, upah yang mereka terima adalah upah yang bukan saja mampu untuk menutupi kebutuhan pokok mereka sehari-hari, tetapi juga dapat mencapai pemenuhan terhadap kebutuhan hidup yang layak bagi mereka dan keluarga mereka. Pemerintah dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sudah mengatur bahwa upah yang harus diberikan oleh perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan karyawan dalam mencapai kebutuhan hidup layak, dengan memerhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.Produktivitas merupakan faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Begitu juga dalam perusahaan, produktivitas merupakan kunci agar perusahaan dapat tetap bertahan, atau bahkan untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih besar. Tanggung jawab peningkatan produktivitas itu sendiri berada di pundak semua pihak. Perusahaan harus menyediakan sarana dan prasarana agar produktivitas dapat meningkat, seperti peralatan yang baik, fasilitas perusahaan yang memadai, pelatihan terhadap karyawan, dan lain-lain. Sementara karyawan harus mampu memiliki etos kerja yang baik, semangat yang tinggi, dan disiplin dalam menjalankan aktivitasnya. Dalam beberapa tahun terakhir, menurut peneliti senior dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Haryo Aswicahyono, Upah minimum naik rata-rata 12,8 persen per tahun dengan tingkat produktivitas hanya naik 3,4 persen per tahun (Aprilcilla, 2013). Jadi peningkatan upah buruh tidak berbanding lurus jika dibandingkan dengan peningkatan produktivitas kerja buruh. Meskipun begitu, kita tidak bisa menyalahkan salah satu bagian. Baik perusahaan maupun karyawan harus sama-sama dilihat, mengapa peningkatan upah tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas.Dengan permasalahan di atas, maka kebijakan yang diambil pemerintah dalam menetapkan upah minimum harus benar-benar memertimbangkan berbagai hal, baik dari sudut pandang buruh maupun dari sudut pandang perusahaan. Jika upah minimum yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi, maka dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak akan mampu memenuhinya, sehingga kan terjadi pengurangan tenaga kerja, atau bahkan perusahaan bisa bangkrut karena tidak mampu mengeluarkan biaya operasionalnya. Sedangkan jika upah minimum yang ditetapkan terlalu rendah, maka kebutuhan buruh dan keluarganya untuk dapat memeroleh kehidupan yang layak tidak akan tercapai.Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk Tesis dengan judul: Tingkat Produktivitas Buruh Sebelum dan Sesudah Kenaikan Upah pada Perusahaan Manufaktur yang Go-Public di Bursa Efek Indonesia.B. PERUMUSAN MASALAHDari paparan di atas, penulis mengambil perumusan masalah sebagai berikut:Bagaimana tingkat produktivitas buruh sebelum dan sesudah kenaikan upah pada perusahaan manufaktur yang go-public di Bursa Efek Indonesia?C. TUJUAN PENELITIANAdapun tujuan dari penelitian ini adalah:Untuk mendapatkan bukti secara empiris tentang bagaimana tingkat produktivitas buruh sebelum dan sesudah kenaikan upah pada perusahaan manufaktur yang go-public di Bursa Efek Indonesia.D. MANFAAT PENELITIAN1. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini mampu membantu mahasiswa untuk mengetahui tentang peningkatan produktivitas kerja.2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah, pengusaha, dan perwakilan buruh untuk menetapkan upah minimum buruh.E. SISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan Tesis ini dapat diuraikan sebagai berikut:BAB I:PENDAHULUAN, menguraikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan,BAB II:TINJAUAN PUSTAKA, menguraikan tentang penelitian terdahulu, landasan teori yang berupa: produktivitas dan motivasi karyawan, dan hipotesis.BAB III:METODE PENELITIAN, menguraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, jenis dan sumber data, dan prosedur analisis data.BAB IV:HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan tingkat produktivitas sebelum dan sesudah kenaikan upah.BAB V:SIMPULAN DAN SARAN, menguraikan tentang simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

F. PENELITIAN TERDAHULUAlfaidah (2007), tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja. Metode pendekatannya adalah menggunakan pendekatan eksplanatif. Teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket, dan diuji dengan regresi berganda, uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja. Kepuasan finansial, sosial dan psikologi berpengaruh terhadap produktivitas kerja, sedangkan kepuasan fisik tidak memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja. Meskipun begitu, kepuasan secara finansial tidak berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja. Nasir (2008), tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat upah, masa kerja, dan usia terhadap produktivitas tenaga kerja, dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan berpengaruh di antara 3 variabel bebas di atas terhadap produktivitas tenaga kerja. Metode pendekatan yang digunakan adalah menggunakan pendekatan analitis (Analytical Deskriptif Approach) baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Metode analisis statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap variabel bebas terhadap produktivitas kerja. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai Fhitung sebesar 20,096, sedangkan Ftabel pada taraf signifikan 0,05 menunjukkan nilai sebesar 2,807. Variabel upah dan masa kerja memiliki pengaruh partial secara signifikan terhadap produktivitas kerja, sedangkan umur tidak memberikan pengaruh secara nyata. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh nilai statistik t variabel tingkat upah sebesar 5,534, masa kerja sebesar 2,068, dan usia sebesar 1,853, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 0,05 menunjukkan nilai sebesar 2.013.G. LANDASAN TEORI1. Kinerja KaryawanTerdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan, seperti: kemampuan karyawan itu sendiri, motivasi, dukungan baik dari rekan kerja maupun manajer, lingkungan kerja dan hubungan antar karyawan dalam organisasi tersebut. Dalam setiap perusahaan, kinerja perusahaan sangat bergantung dari kinerja karyawan. Terdapat banyak faktor yang dapat membuat kinerja karyawan dalam perusahaan menjadi sukses, di antaranya adalah: produktivitas, kualitas produksi dan jasa.2. ProduktivitasMathis dan Jackson (2011) menyebutkan bahwa produktivitas adalah A measure of the quantity and quality of work done, considering the cost of the resources it took to do the work. Produktivitas juga diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan. Rasio tersebut menunjukkan nilai tambah bagi suatu perusahaan. Semakin produktif suatu perusahaan, maka semakin baik keuntungan kompetitif perusahaan dalam industri tersebut, karena kos yang ditanggung untuk memproduksi satu unit keluaran akan lebih rendah. Produktivitas yang baik bukan berarti harus memproduksi lebih banyak, tetapi bisa juga diartikan dengan memproduksi jumlah keluaran yang sama dengan tenaga kerja yang lebih sedikit.Menurut SPRING Singapore (2011), produktivitas adalah the relationship between the quantity of output and the quantity of input used to generate that output. Produktivitas pada dasarnya adalah mengukur efektifitas dan efisiensi dari suatu perusahaan dalam menghasilkan suatu keluaran dengan sumber daya yang tersedia. Produktivitas didefinisikan sebagai suatu rasio antara keluaran terhadap masukan, dengan persamaan:Produktivitas = Keluaran dapat diartikan sebagai kuantitas secara fisik maupun nilai finansial. Secara fisik, keluaran dapat diukur dengan unit fisiknya, seperti jumlah konsumen yang dilayani, atau jumlah buku yang dicetak. Sedangkan secara finansial, keluaran dapat berupa penjualan, nilai produksi, atau nilai tambah.Masukan biasanya berupa tenaga kerja atau modal. Tenaga kerja sebagai masukan dihitung dengan tiga cara, yaitu jumlah jam kerja, jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk membuat suatu produk, atau kos dari tenaga kerja. Sedangkan modal sebagai masukan berupa aset, seperti mesin dan peralatan, tanah dan bangunan, dan persediaan yang digunakan dalam produksi suatu barang atau jasa. Modal dihitung dengan menggunakan kuantitas secara fisik, seperti jumlah jam mesin, atau dalam nilai finansial, seperti biaya penyusutan bersih mesin.Produktivitas tenaga kerja didefinisikan sebagai nilai tambah dari setiap tenaga kerja. Hal tersebut mencerminkan efektifitas dan efisiensi dari tenaga kerja dalam memproduksi suatu produk dan menjual hasil produk tersebut.Produktivitas dalam sebuah perusahaan akan berdampak pada profitabilitas dan kemampuan berkompetisi dalam industri bagi perusahaan yang mengharapkan laba, dan pada total kos bagi perusahaan yang tidak mengejar laba. Salah satu cara untuk mengukur produktivitas adalah dengan memerhatikan kos dari unit tenaga kerja, yaitu total kos tenaga kerja per unit keluaran, yang dihitung dengan membagi rata-rata kos setiap tenaga kerja dengan rata-rata keluaran yang diproduksi tenaga kerja tersebut.Produktivitas karyawan tergantung pada tiga faktor: kemampuan untuk mengerjakan pekerjaan mereka, tingkat usaha yang dikeluarkan, dan dukungan terhadap karyawan tersebut. Kinerja karyawan akan menurun jika salah satu dari tiga faktor tersebut berkurang. Kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan tidak akan pernah berkurang. Untuk dapat meningkatkan produktivitas, perusahaan dapat melakukan beberapa hal, seperti:a. Outsource, b. Mengefisienkan tenaga kerja dengan peralatan yang lebih baik,c. Mengganti tenaga kerja yang kurang cakap dengan mesin modern,d. Tenaga kerja yang kurang mampu dibantu untuk menjadi lebih baik,e. Mendesain ulang pekerjaan yang sudah ada.Berikut adalah komponen produktivitas dari karyawan:

Sumber: Mathis dan Jackson (2011)Gambar 2.1: Komponen produktivitas karyawan3. Kualitas ProduksiKualitas produksi merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam mengukur produktivitas perusahaan. Setiap perusahaan memiliki cara sendiri dalam meningkatkan kualitas produksi mereka. Suatu perusahaan lebih berfokus kepada pelatihan tenaga kerja, sedangkan perusahaan yang lain mengutamakan perekayasaan produk sebelum diproduksi. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat kualitas produksi perusahaan adalah dengan menggunakan standar internasional, seperti ISO 9000.Perusahaan yang mengharapkan peningkatan produksi mereka menyadari bahwa usaha untuk meningkatkan kualitas secara luas sangat diperlukan. Salah satu program untuk meningkatkan kualitas tersebut adalah dengan menggunakan Total Quality Management (TQM). TQM adalah proses manajemen yang komprehensif yang berfokus pada peningkatan secara terus menerus pada aktivitas perusahaan untuk meningkatkan kualitas dari barang dan jasa.Kekuatan dari TQM adalah fokus pada konsumen, yang berarti bahwa setiap kegiatan perusahaan harus dievaluasi dan dianalisis apakah sudah memenuhi harapan dan kebutuhan dari konsumen perusahaan. Selain itu, karakteristik TQM adalah pentingnya keterlibatan karyawan. Setiap karyawan harus memahami pentingnya kualitas produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan, dan bagaimana mereka berusaha untuk dapat mencapai kualitas tersebut. Benchmarking merupakan sisi lain dari TQM, yaitu kualitas diukur dan dibandingkan dengan mengukur kualitas produk dan jasa dalam industri yang bersangkutan, dan kualitas produk dan jasa dari perusahaan lain yang sejenis.4. JasaPerusahaan yang menginginkan kinerja yang kompetitif dalam industrinya harus dapat menyediakan layanan konsumen yang berkualitas tinggi. Jasa dimulai dari desain produk, termasuk di antaranya adalah interaksi dengan konsumen untuk menghasilkan produk yang benar-benar diinginkan oleh konsumen. Suatu jasa yang baik tidak bisa dengan mudah diukur. Meskipun begitu, konsumen akan tahu mana jasa layanan terhadap konsumen yang baik dan yang buruk. 5. MotivasiMenurut Mathis dan Jackson (2011), motivasi adalah the desire within a person causing that person to act. Sedangkan menurut Siegel dan Marconi (1989), motivasi adalah the process of initiating conscious and purposeful action.Seorang individu cenderung bertindak karena suatu alasan tertentu, yaitu untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah pengendali untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Mengetahui motivasi seorang karyawan adalah suatu hal yang penting, karena kinerja, dan reaksi terhadap kompensasi yang diberikan perusahaan dapat dihubungkan dengan adanya motivasi karyawan tersebut.Pendekatan untuk memahami motivasi berbeda-beda. Beberapa ahli membuat teori tentang motivasi dari titik permulaan yang berbeda-beda, dengan ide-ide yang berbeda, dan dari latar belakang yang berbeda pula. Beberapa dari teori tersebut adalah sebagai berikut:a. Teori hirarki kebutuhan Maslow.Dalam teorinya, Abraham Maslow mengklasifikasikan kebutuhan manusia menjadi lima kategori, yang meningkat sesuai dengan urutan tertentu. Sebelum kebutuhan dasar terpenuhi, kebutuhan manusia tidak akan bergerak ke kebutuhan yang lebih tinggi. Hirarki kebutuhan Maslow tersebut adalah (1) kebutuhan fisik, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan akan cinta, (4) kebutuhan akan penghargaan, dan (5) kebutuhan untuk aktualisasi diri. Dengan asumsi tersebut, dalam masyarakat modern dan tanggap teknologi, tenaga kerja cenderung sudah mendapatkan kebutuhan fisik, rasa aman dan cinta. Sehingga, perusahaan harus mampu memberikan kondisi yang dapat memuaskan tenaga kerja dalam hal penghargaan dan aktualisasi diri agar mereka termotivasi untuk bekerja.b. Teori motivasi/kebersihan (motivation/hygiene) Herzberg.Frederick Herzberg dalam teori motivasi/kebersihan menganggap bahwa satu kelompok dari faktor tersebut, yaitu motivator merupakan golongan motivasi di tingkat atas. Sedangkan faktor yang lain, yaitu pemeliharaan dapat menyebabkan ketidakpuasan dalam bekerja. Dampak dari teori ini adalah perusahaan harus memerhatikan kondisi lingkungan kerja untuk menghindari ketidakpuasan tenaga kerja. Sedangkan motivator akan dapat memengaruhi tenaga kerja untuk bekerja dengan lebih giat sehingga dapat meningkatkan tingkat produktivitas kerja mereka.Berikut adalah perbandingan antara teori hirarki kebutuhan Maslow dan teori motivasi/kebersihan Herzberg.Teori hirarki kebutuhan MaslowTeori motivasi/kebersihan HerzbergMotivator: Prestasi Pengakuan Pekerjaan itu sendiri Tanggung jawab KemajuanFaktor Pemeliharaan: Hubungan antar pribadi Kebijakan/administrasi perusahaan Pengawasan Gaji Lingkungan kerja

Sumber: Mathis dan Jackson (2011)Gambar 2.2: Perbandingan teori Maslow dan HerzbergH. HIPOTESISDari pemaparan di atas, penulis mengambil hipotesis:Ha :Tingkat produktivitas buruh pada perusahaan manufaktur yang go-public di Bursa Efek Indonesia sesudah kenaikan upah lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum kenaikan upah.I. JENIS PENELITIANJenis penelitian yang penulis ambil adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Di sini variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda (Sugiyono, 2009: 11). Penulis membandingkan tingkat produktivitas sebelum dan sesudah kenaikan upah pada perusahaan manufaktur yang go-public di Bursa Efek Indonesia.J. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIANSugiyono (2010: 61) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 68). Adapun pertimbangan-pertimbangan yang penulis ambil dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:1. Perusahaan yang memberikan kenaikan upah pada periode amatan.2. Perusahaan tersebut berada dalam kelompok industri manufaktur.3. Perusahaan tersebut tidak melakukan pergantian manajer selama periode amatan.4. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama dua tahun sebelum kenaikan upah, dan dua tahun setelah kenaikan upah.K. TEKNIK PENGUMPULAN DATADalam penelitian ini, penulis mengambil teknik dokumentasi. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian (Riduwan, 2008: 31). Penulis mencari data yang dibutuhkan oleh penulis melalui laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan go-public, baik melalui internet, Indonesian Capital Market Directory, maupun pemesanan melalui pihak ketiga. Selain itu, penulis juga mencari dokumen tentang jumlah tenaga kerja, upah dan jumlah unit yang diproduksi.L. JENIS DAN SUMBER DATA1. JENIS DATAa. Data KualitatifData kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar (Sugiyono, 2010: 23). Data kualitatif yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data perusahaan manufaktur yang go-public di Bursa Efek Indonesia, data perusahaan yang memberikan kenaikan upah selama periode amatan, data pergantian manajer perusahaan dan data perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap.b. Data KuantitatifData kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring) (Sugiyono, 2010: 23). Data kuantitatif pada penelitian ini adalah data yang berupa angka, yaitu laporan keuangan tahunan dari perusahaan sampel selama periode amatan, terutama untuk data yang berupa: gaji dan upah, bunga, biaya penyusutan, laba sebelum pajak, deviden, saldo laba, dan jumlah karyawan.2. SUMBER DATADalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sekunder. Sumber data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya, sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain (Husein, 2003: 60). Dalam penelitian ini, penulis mengambil datanya melalui internet, yaitu dari http://www.idx.co.id, dan http://www.e-bursa.com dan dari Indonesian Capital Market Directory, serta pemesanan laporan keuangan kepada perusahaan penyedia laporan keuangan bagi perusahaan yang go-public di Bursa Efek Indonesia.M. PROSEDUR ANALISIS DATA1. Mencari tingkat produktivitas buruh sebelum dan sesudah kenaikan upah.Produktivitas = (SPRING Singapore, 2011)Nilai tambah =gaji dan upah + bunga + biaya penyusutan + laba sebelum pajak + pajak tidak langsung + deviden + saldo labaTenaga kerja yang dimaksud adalah semua tenaga kerja, termasuk direktur dan karyawan paruh waktu.2. Membandingkan tingkat produktivitas buruh sebelum dan sesudah kenaikan upah dengan menggunakan uji t beda rata-rata. (Cooper et.al., 2012)Dimana:adalah perbedaan antara rata-rata produktivitas sebelum dan sesudah kenaikan upah. adalah perbedaan antara rata-rata populasi. adalah varian gabungan, dengan persamaan: 3. Menganalisa hasil, yaitu jika thitung lebih besar dengan ttabel, maka hipotesis nol ditolak.

DAFTAR PUSTAKACooper, D.R., Schindler, P.S. dan Sharma, J.K. 2012. Business Research Methods, 11th edition. New York: McGraw-Hill.Fitria Alfaidah. 2007. Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja pada Koperasi Agro Niaga Jabung Malang, Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Malang.Fitriana Aprilcilla. Kenaikan Upah Minimum RI Tertinggi di Asia. http://www.shnews.co/ detile-24484-kenaikan-upah-minimum-ri-tertinggi-di-asia.html. Diakses tanggal: 5 November 2013.Husein Umar. 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.Mathis, R.L. dan Jackson, J.H. 2011. Human Resource Management, 13th edition. Ohio: South-Western Cengage Learning.Nadia Nasir. 2008. Analisa Pengaruh Tingkat Upah, Masa Kerja, Usia Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Studi Kasus Pada Tenaga Kerja Perusahaan Rokok Djagung Padi Malang), Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.Siegel, G. dan Marconi, H.R. 1989. Behavioral Accounting. Chicago: South-Western Publishing Co.SPRING Singapore. 2011. A Guide to Productivity Measurement. Singapura: SPRING Singapore.Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode Random. Bandung: Alfabeta._______. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

2