bab iii metode penelitian a. metode dan desain...

24
Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, untuk itu diperlukan adanya metode penelitian pada penelitian ini. Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan. Suharsimi Arikunto (2006: 151) mengatakan bahwa “Metode merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai tujuan”. Metode penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 52) mengatakan bahwa Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Bertitik tolak pada uraian di atas serta perumusan masalah, maka penentuan pendekatan dan metode pada penelitian ini sangat penting untuk membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan atau dikelompokkan dan menganalisisnya dengan analisis statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yang di dalamnya menyangkut hal gambaran dan telaah cara belajar yang biasa dilakukan oleh mahasiswa dalam mata kuliah Statistika Terapan. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskriptifkan atau menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa sekarang dan dilanjutkan dengan penganalisisan data-data hingga diperolehnya suatu jawaban tentang hipotesis penelitian. Adapun pendapat para ahli mengenai metode penelitian deskriptif yaitu menurut Muhamad Ali (2008: 20) mengemukakan bahwa:

Upload: others

Post on 16-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode dan Desain Penelitian

    Metode penelitian digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan

    menguji hipotesis, untuk itu diperlukan adanya metode penelitian pada penelitian

    ini. Metode merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjawab suatu

    permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan

    yang diinginkan. Suharsimi Arikunto (2006: 151) mengatakan bahwa “Metode

    merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai tujuan”. Metode

    penelitian menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 52) mengatakan bahwa

    “Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

    penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

    dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

    Bertitik tolak pada uraian di atas serta perumusan masalah, maka

    penentuan pendekatan dan metode pada penelitian ini sangat penting untuk

    membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan

    menganalisis data. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah

    pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang

    dikualifikasikan atau dikelompokkan dan menganalisisnya dengan analisis

    statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

    yang di dalamnya menyangkut hal gambaran dan telaah cara belajar yang biasa

    dilakukan oleh mahasiswa dalam mata kuliah Statistika Terapan.

    Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

    mendeskriptifkan atau menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang

    terjadi pada masa sekarang dan dilanjutkan dengan penganalisisan data-data

    hingga diperolehnya suatu jawaban tentang hipotesis penelitian. Adapun pendapat

    para ahli mengenai metode penelitian deskriptif yaitu menurut Muhamad Ali

    (2008: 20) mengemukakan bahwa:

  • 50

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

    menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

    Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

    analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan, dengan tujuan

    utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif

    dalam suatu deskriptif situasi.

    Selain itu menurut Sanafiah Faisal (1982: 42) penelitian deskriptif bertujuan

    sebagai berikut:

    Penelitian deskriptif, tujuannya untuk mendeskripsikan apa-apa yang

    terjadi saat ini. Isinya terdapat upaya deskripsi, pencatatan, analisis, dan

    menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

    Penelitian deskriptif ini, di dalamnya termasuk berbagai tipe perbandingan

    dan mungkin juga sampai usaha menemukan hubungan yang terdapat diantara

    variabel-variabel.

    Metode penelitian ini dipilih untuk memecahkan masalah yang ada pada

    masa sekarang, sebagaimana menurut pendapat Surakhmad Winarno (1999: 132),

    “Metode deskriptif analitik digunakan untuk: (1) Mengumpulkan data; (2)

    Mengidentifikasi pada masalah-masalah yang sekarang dan yang aktual; dan (3)

    Menganalisa data”. Adapun ciri-siri metode deskriptif menurut Surakhmad

    Winarno (1999: 40) antara lain sebagai berikut: (1) Memusatkan diri pada

    pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah

    aktual; dan (2) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan

    kemudian dianalisis.

    Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah

    desain Correlation Study (Studi Korelasi). Studi korelasi memiliki tujuan untuk

    mengungkap hubungan korelatif antara dua variabel atau lebih, walaupun tidak

    diketahui apakah hubungan tersebut merupakan hubungan sebab-akibat atau

    bukan. Pengertian hubungan korelasi adalah hubungan yang menyatakan adanya

    perubahan pada suatu variabel yang diikuti oleh perubahan pada variabel lain.

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam hubungan korelasi,

    yang dilihat adalah keeratan hubungan antara kedua variabel, oleh karena itu

    dalam penelitian ini harus melibatkan paling sedikit dua variabel.

  • 51

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Hubungan korelasi pada pada penelitian ini menyelidiki keterkaitan antara

    unsur penyumbang (variabel X) dan unsur yang disumbang (variabel Y).

    Penyumbang merupakan penyebab perubahan situasional, yakni cara belajar

    mahasiswa mengakibatkan yang disumbang memperoleh perubahan, yakni hasil

    belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika Terapan. Berdasarkan pemaparan

    pengertian dan ciri-ciri deskriptif di atas, penelitian ini berfungsi untuk

    membuktikan hipotesis dan membahas permasalahan untuk kemudian dianalisis.

    Setelah itu diketahui seberapa kuat hubungan dan keterkaitan antara dua variabel

    tersebut.

    B. Variabel dan Paradigma Penelitian

    1. Variabel Penelitian

    Suharsimi Arikunto (2006: 94) mengemukakan bahwa, “Variabel adalah

    gejala yang bervariasi, atau variabel adalah objek penelitian yang bervariasi”.

    Sependapat dengan pengertian tersebut, bahwa yang dimaksud dengan variabel

    adalah sesuatu yang akan menjadi objek dalam pengamatan atau penelitian,

    sedangkan menurut Nana Sudjana & Ibrahim (2001: 10) mengemukakan bahwa,

    “Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang

    nilainya bisa berubah-ubah”. Menurut Sanafiah Faisal (1982: 82) menyatakan

    bahwa, variabel dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

    a) Variabel bebas (independent variable) ialah kondisi atau karakteristik yang diperoleh pengeksperimen dimanipulasikan dalam rangka untuk

    menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi.

    b) Variabel terikat (dependent variable) ialah kondisi atau karakteristik yang berubah, muncul atau tidak muncul ketika pengeksperimen mengintroduksi,

    merubah atau mengganti variabel bebas.

    Variabel penelitian dikatakan sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau

    gejala yang akan diteliti, maka variabel dari judul penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    a) Cara belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika Terapan adalah variabel

    bebas atau independent variable. (Variabel X)

  • 52

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    b) Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika Terapan adalah variabel

    terikat atau dependent variable. (Variabel Y)

    2. Paradigma Penelitian

    Paradigma penelitian adalah gambaran antara variabel bebas (X) dengan

    variabel terikat (Y). Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2012: 8) bahwa

    “Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukan hubungan antar

    variabel yang akan diteliti”. Paradigma penelitian ini digambarkan sebagai

    berikut:

    Gambar 3.1 Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

    C. Definisi Operasional

    Adapun definisi opersional dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

    1. Hubungan adalah keadaan berhubungan, kontak, ikatan, sangkut paut. (Kamus

    Besar Bahasa Indonesia, 2005: 409). Cara mengukur hubungan dalam

    penelitian ini adalah dengan menghitung secara statistika yaitu keterkaitan

    antara cara belajar dengan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Statistika

    Terapan.

    2. Cara belajar (Variabel X) adalah adalah jalan atau langkah yang ditempuh

    secara teratur dan terus menerus, serta menuju perkembangan seutuhnya.

    (Hamalik, O., 1993: 30). Cara mengukur cara belajar dalam penelitian ini yaitu

    dengan menggunakan angket yang berisi tentang cara belajar menurut M.

    Dalyono (2009: 218) yang terdiri dari belajar dengan cara menyimak, belajar

    dengan cara membaca, belajar dengan cara mencatat, belajar dengan cara

    mengingat dan berpikir dan belajar dengan cara latihan atau praktek. Hasil dari

    angket tersebut dirubah ke dalam data berupa angka.

    3. Hasil belajar (Variabel Y) adalah hasil pengaruh individu itu sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungannya. (M. Surya, 1992: 23). Berdasarkan definisi

    X Y

  • 53

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    tersebut, untuk mengukur hasil belajar dalam penelitian ini adalah

    menggunakan nilai akhir untuk mata kuliah Statistika Terapan.

    D. Data dan Sumber Data Penelitian

    1. Data Penelitian

    Suatu penelitian pasti membutuhkan catatan-catatan sebagai sumber atau

    bukti untuk menyusun suatu informasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 96)

    menyatakan bahwa, “Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta

    ataupun angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi,

    sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu

    keperluan”. Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah:

    a. Data tentang cara belajar mahasiswa, yaitu cara belajar dengan aktifitas belajar

    yang efektif seperti diungkapkan M. Dalyono (2009: 218) terdiri dari: (1)

    Menyimak; (2) Membaca; (3) Menulis atau mencatat; (4) Mengingat dan

    berpikir; (5) Latihan atau praktek.

    b. Data tentang hasil belajar mahasiswa yaitu berupa nilai akhir pada mata kuliah

    Statistika Terapan.

    2. Sumber Data Penelitian

    Bahan untuk menyusun suatu informasi diperoleh dari sumber data.

    Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 107), “Yang dimaksud dengan sumber data

    dalam penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh”. Permasalahan dalam

    penelitian ini supaya dapat diungkap secara lebih jelas dan mendalam, maka

    penulis melakukan studi di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK

    UPI. Sebagai sumber data utama dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan

    Pendidikan Teknik Mesin konsentrasi otomotif angkatan 2012 sebagai responden

    yang mengisi angket penelitian mengenai cara belajar yang biasanya dilakukan

    ketika menghadapi mata kuliah Statistika Terapan. Kemudian yang menjadi

    sumber data untuk hasil belajar adalah dokumentasi berupa blangko nilai akhir

    mahasiswa dalam mata kuliah Statistika Terapan yang bersumber dari dosen mata

    kuliah Statistika Terapan.

  • 54

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    E. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah di ruang kuliah mahasiswa

    Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan

    kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang beralamatkan di

    Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung, Telephon/Fax (022) 2020162.

    Gambar 3.2 Gedung Ruang Kuliah Mahasiswa JPTM FPTK UPI

    F. Subjek Penelitian

    1. Populasi

    Suharsimi Arikunto (2006: 108) mengatakan bahwa, “Populasi adalah

    keseluruhan objek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang

    ada di wilayah penelitian, maka penelitian merupakan penelitian populasi”.

    Populasi yang dijadikan sumber data pada penelitian ini adalah mahasiswa S-1

    Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JPTM) konsentrasi otomotif angkatan 2012

    Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan

    Indonesia (UPI) yang sudah mengontrak mata kuliah Statistika Terapan yang

    berjumlah kurang lebih 32 orang mahasiswa.

  • 55

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Sampel

    Berdasarkan dari lingkup penelitian, populasi atau wilayah data yang

    menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa JPTM konsentrasi otomotif angkatan

    2012 FPTK UPI. Berdasarkan hasil observasi, jumlah populasi dalam penelitian

    ini sebanyak 32 orang mahasiswa. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 120)

    mengenai penarikan sampel adalah sebagai berikut:

    Untuk sekedar ancer-ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik

    diambil semuanya, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi,

    selanjutnya apabila subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-20% dan 20%-

    25% atau lebih.

    Jumlah mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Statistika Terapan sebanyak 32

    orang, sesuai dengan pernyataan diatas, maka seluruh populasi akan dijadikan

    subjek penelitian.

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengumpulkan data yang

    digunakan dalam menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Data merupakan

    suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti atau dianalisis, maka dari itu

    diperlukan suatu teknik untuk mengumpulkan data yang relevan dengan tujuan

    penelitian. Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-

    masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelemahan dan kelebihan

    masing-masing. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah teknik angket dan dokumentasi.

    1. Teknik Angket

    Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151) mengemukakan bahwa, “Angket

    adalah sejunlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data

    informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang

    ia ketahui”. Pengumpulan data dengan teknik ini digunakan untuk mendapatkan

    data variabel bebas (Variabel X) yaitu cara belajar mahasiswa pada mata kuliah

    Statistika Terapan.

  • 56

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Teknik Dokumentasi

    Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) mengemukakan bahwa, “Dalam

    metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

    majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan

    sebagainya”. Teknik dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk

    mendapatkan variabel terikat (Variabel Y) yaitu mengenai hasil belajar mahasiswa

    pada mata kuliah Statistika Terapan melalui daftar nilai akhir atau blangko nilai

    yang didapatkan dari dosen mata kuliah Statistika Terapan.

    H. Instrumen Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis yang diajukan

    dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya alat pengumpul data. Alat

    pengumpul data digunakan agar dapat menggali keterangan dan memperoleh data

    mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Angket penelitian variabel bebas (Variabel X), dimana variabel ini diperoleh

    dari mahasiswa mengenai cara belajar yang paling dominan dari masing-

    masing individu. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, dalam arti

    alternatif jawaban sudah tersedia, dimana responden hanya tinggal memilih

    jawaban yang telah disediakan. Angket dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah

    ditetapkan sebelumnya. Angket ini digunakan untuk mengungkapkan data

    mengenai variabel bebas (Variabel X). Adapun alasan penulis menggunakan

    teknik angket, yaitu:

    a. Angket mudah dibuat dan ditafsirkan, bersifat luas dan fleksibel.

    b. Mempunyai reliabilitas yang tinggi.

    c. Digunakan dalam mengukur pada tingkat skala ordinal.

    d. Hasil pengukuran variabel yang diteliti dapat dianalisis dan diolah secara

    statistik dengan tingkat ketelitian yang dapat diandalkan.

    e. Data yang diperoleh kemungkinan bersifat objektif.

    f. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan mudah dan hemat, baik ditinjau

    dari segi biaya, waktu dan tenaga.

  • 57

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Dokumentasi untuk variabel terikat (Variabel Y), dimana data variabel ini

    diperoleh dari dosen yang mengajar pada mata kuliah Statistika Terapan

    mengenai hasil belajar mahasiswa JPTM konsentrasi otomotif angkatan 2012

    FPTK UPI yang berupa blangko nilai akhir untuk mata kuliah Statistika

    Terapan.

    I. Pengujian Instrumen

    Pengujian ini dilakukan agar alat ukur penelitian atau angket yang

    diajukan diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya mendekati

    kebenaran data yang diharapkan. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila alat ukur

    tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid

    mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan instrumen yang kurang berarti

    memiliki validitas yang rendah. Tinggi rendahnya validitas instrumen

    menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

    tentang variabel yang dimaksud.

    Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut

    Skala Likert. Menurut Ridwan (2007: 87) mengemukakan bahwa:

    Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi,

    seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan Skala

    Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,

    kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-

    item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

    Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert

    mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Berdasarkan

    keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:

    Tabel 3.1

    Skala Jawaban pada Skala Likert

    Pernyataan Sl Sr Kd P TP

    Skor Positif 5 4 3 2 1

    Keterangan:

    (Sl) = Selalu (Kd) = Kadang-kadang (TP) = Tidak Pernah

    (Sr) = Sering (P) = Pernah

  • 58

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Pertimbangan penulis menggunakan Skala Likert adalah sebagai berikut:

    1. Penentuan skor lebih mudah dibandingkan dengan pengukuran lainnya, karena

    tiap jawaban diberi bobot berupa angka yang dapat memudahkan dalam

    penjumlahannya.

    2. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang tinggi dalam mengurutkan

    mahasiswa berdasarkan intensitas tertentu.

    3. Skala Likert ini lebih fleksibel dibandingkan dengan alat ukur lainnya.

    Keakuratan data dalam penelitian ini dapat dicapai dengan membuat

    instrumen sebaik mungkin, dalam arti memiliki tingkat kesahihan (validitas) yang

    tinggi, serta keandalan (reliabilitas). Hal tersebut sejalan dengan pendapat

    Suharsimi Arikunto (2006: 144) menyatakan bahwa, “Instrumen yang baik harus

    memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel”.

    1. Uji Validitas Angket

    Suharsimi Arikunto (2006: 136) mengemukakan bahwa validitas adalah

    suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu

    instrumen. Berdasarkan keperluan perhitungan koefisien r, dari sekumpulan data

    (Xi, Yi) berukuran n dapat digunakan rumus Product Momen sebagai berikut:

    rhitung = n.(∑ Xi.Yi)− (∑ Xi).(∑ Yi)

    √(n.∑ Xi2− (∑ Xi)

    2).(n.∑ Yi2−(∑ Yi)

    2)

    (S. Syafarudin, 2004: 61)

    dimana: rhitung = koefisien korelasi

    xi = jumlah skor item x

    yi = jumlah skor item y

    xiyi = jumlah hasil perkalian dari skor x dan skor y

    n = jumlah responden

    xi2 = jumlah kuadrat dari skor item x

    Yi2 = Jumlah kuadrat dari skor item Y

    Nilai rhitung diartikan sebagai koefisien korelasi skor tiap item dengan skor total

    individu (responden), sehingga kriteria yang digunakan dapat dilihat pada tabel di

    bawah ini.

  • 59

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.2

    Harga Koefisien Korelasi

    Besarnya Nilai rhitung Interpretasi

    0,80 ≤ rhitung < 1,00 Sangat Tinggi

    0,60 ≤ rhitung < 0,80 Tinggi

    0,40 ≤ rhitung < 0,60 Cukup

    0,20 ≤ rhitung < 0,40 Rendah

    0,00 ≤ rhitung < 0,20 Sangat Rendah

    (Sumber: Riduwan, 2007: 98)

    Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir (anabut)

    sehingga perhitungannya merupakan perhitungan item, hasil perhitungan tersebut

    kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel r-Product Momen dengan (dk) = (n – 2)

    pada taraf keberartian (signifikan) α = 0,05 dan pada tingkat kepercayaan 95%.

    Selanjutnya item pertanyaan atau pernyataan diuji ke dalam rumus t dengan

    kriteria apabila thitung > ttabel, maka dinyatakan valid, sedangkan jika thitung < ttabel,

    maka dinyatakan tidak valid dengan rumus:

    thitung = rhitung √n−2

    1−rhitung2 (S. Syafaruddin, 2004: 61)

    dimana: thitung = nilai t hitung

    r = koefisien korelasi

    n = jumlah responden

    Uji coba validitas ini dilakukan untuk setiap angket item dengan ketentuan apabila

    item pernyataan angket setelah dihitung dengan rumus di atas (thitung), kemudian

    dibandingkan dengan ttabel dengan (dk) = (n – 2) pada taraf keberartian (signifikan)

    α = 0,05 dan pada tingkat kepercayaan 95%, berarti item tersebut valid. Apabila

    setelah dicocokan hasilnya tidak termasuk taraf signifikan, berarti item tersebut

    tidak valid. Maka dengan kata lain ketentuannya adalah sebagai berikut:

    Jika thitung > ttabel → Valid

    thitung < ttabel → Tidak Valid

  • 60

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    2. Uji Reliabilitas Angket

    Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat

    keandalan dari alat ukur tes dan non tes yang digunakan. Suatu instrumen dapat

    dikatakan reliabilitas apabila instrumen tersebut dapat digunakan pada waktu dan

    kesempatan berbeda dengan hasil yang sama. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:

    170) menyatakan, bahwa:

    “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

    cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

    instrumen itu sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendesius

    mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen

    yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat

    dipercaya juga.

    Uji reliabilitas yang digunakan adalah menghitung reliabilitas dengan

    menggunakan rumus Alpha Cronbach, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

    Si = ∑ Xi

    2− (∑ Xi)

    2

    N

    N (Riduwan, 2007: 115)

    dimana: Si = Varians skor tiap-tiap item

    Xi2 = jumlah kuadrat item Xi

    (Xi)2 = jumlah item Xi dikuadratkan

    N = jumlah responden

    2. Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus berikut ini:

    Si = S1 + S2+ S3 + ..... + Sn (Riduwan, 2007: 116)

    dimana: Si = jumlah Varians semua item

    S1, S2, S3,.. Sn = Varians item ke-1, 2, 3, sampai ke-n

    3. Menghitung Varians total dengan rumus berikut ini:

    St = ∑ Xi

    2− (∑ Xi)

    2

    N

    N (Riduwan, 2007: 116)

    dimana: St = Varians total

    Xi2 = jumlah kuadrat Xi total

  • 61

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    (Xi)2 = jumlah Xi total dikuadratkan

    N = jumlah responden

    4. Masukan nilai Alpha dengan rumus berikut ini:

    r11 = [𝑘

    𝑘−1] [1 −

    ∑ 𝑆𝑖

    𝑆𝑡] (Riduwan, 2007: 116)

    dimana: r11 = nilai reliabilitas

    k = jumlah item angket

    Si = jumlah Varians skor tiap item

    St = Varians total

    Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, maka

    hasil perhitungan r11 dikonsultasikan dengan nilai (tabel r Product Momen)

    dengan derajat kebebasan (dk = n – 2) pada taraf keberartian (signifikan) α = 0,05

    dan pada tingkat kepercayaan 95%. Kemudian untuk membuat keputusan, maka

    kaidah perhitungan (r11) dibandingkan dengan rtabel. Maka kaidah keputusannya

    adalah: Jika r11 > rtabel → Reliabel

    r11 < rtabel → Tidak Reliabel

    Tabel 3.3

    Harga Reliabilitas Instrumen

    Besarnya Nilai r11 Interpretasi

    0,80 ≤ r11 < 1,00 Sangat Tinggi

    0,60 ≤ r11 < 0,80 Tinggi

    0,40 ≤ r11 < 0,60 Cukup

    0,20 ≤ r11 < 0,40 Rendah

    0,00 ≤ r11 < 0,20 Sangat Rendah

    (Sumber: Riduwan, 2007: 98)

    J. Teknik Analisis Data

    1. Langkah-Langkah Analisis Data

    Prosedur yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini

    antara lain sebagai berikut:

    a. Persiapan, meliputi:

  • 62

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    1) Mengecek kelengkapan instrumen pengumpul data yaitu angket yang berisi

    item pernyataan dan lembar isian dokumentasi.

    2) Mengecek kelangkapan instrumen pengumpul data yang telah kembali dari

    responden.

    b. Tabulasi, meliputi:

    1) Memberikan bobot nilai untuk setiap jawaban yaitu skor 5 sampai 1 untuk

    pernyataan positif (skor 5 untuk jawaban Sl, skor 4 untuk jawaban Sr, skor 3

    untuk jawaban Kd, skor 2 untuk jawaban P dan skor 1 untuk jawaban TP).

    2) Menghitung skor mentah yang diperoleh dari tiap responden.

    3) Merubah skor mentah dari data hasil penyebaran angket menjadi skor

    standar.

    c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian secara kuantitatif,

    meliputi:

    1) Mengolah data dengan uji statistika.

    2) Analisis data dan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan

    kesimpulan.

    2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor

    Pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar, dapat

    dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Menghitung skor rata-rata (Mean), yaitu dengan rumus:

    X̅ = ∑ X

    n Y̅ =

    ∑ Y

    n (S. Syafaruddin, 2004: 17)

    dimana: X̅ = mean untuk variabel X

    Y̅ = mean untuk variabel Y

    ∑ X = jumlah skor item variabel X

    ∑ Y = jumlah skor item variabel Y

    n = jumlah responden

    b. Menghitung harga simpangan baku, yaitu dengan rumus:

  • 63

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    SD = √∑ 𝑓𝑖 (𝑋𝑖− 𝑋 )

    2̅̅ ̅̅ ̅̅

    𝑛−1 (S. Syafaruddin, 2004: 24)

    dimana: Xi = nilai tengah kelas interval

    Xi - �̅� = deviasi data

    c. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T, yaitu dengan rumus:

    Z = 𝑋𝑖− �̅�

    𝑆𝐷 (S. Syafaruddin, 2004: 24)

    T = (10 x Z) + 50

    Hasil perhitungan selanjutnya digunakan hasil perhitungan dari T-skor.

    3. Uji Normalitas

    Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    a. Menentukan Rentang/Range Skor (R)

    R = skor terbesar – skor terkecil (S. Syafaruddin, 2004: 24)

    b. Menentukan banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan

    Sturgess, yaitu:

    i = 1 + 3,3 log n (S. Syafaruddin, 2004: 24)

    dimana: i = banyaknya kelas interval

    n = jumlah data

    c. Menentukan panjang kelas interval (p):

    p = R

    i (S. Syafaruddin, 2004: 25)

    dimana: R = rentang skor; i = banyaknya kelas

    d. Menghitung nilai median (Me):

    Me = (n+1)

    2 (S. Syafaruddin, 2004: 22)

  • 64

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Me = b + p (1

    2 n−F

    f)

    e. Membuat tabel distribusi frekuensi:

    Tabel 3.4

    Distribusi Frekuensi

    Kelas Interval Xi fi Xi . fi (Xi – M)2 fi (Xi – M)2

    Jumlah - fi fi . Xi - fi (Xi – M)2

    Rata-rata M

    Standar Deviasi S

    f. Menghitung nilai rata-rata/mean (M):

    M = ∑(𝑓𝑖. 𝑋𝑖)

    ∑ 𝑓𝑖 (S. Syafaruddin, 2004: 22)

    dimana: M = rata-rata/mean skor

    fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas

    fi = jumlah frekuensi total

    g. Mencari simpangan baku (standar deviasi):

    S = √∑(Xi− M)

    2

    n−1 (S. Syafaruddin, 2004: 26)

    h. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk nilai-nilai yang diperlukan dalam

    Uji Chi-Kuadrat (χ2).

    Tabel 3.5

    Tabel Distribusi Chi-Kuadrat (χ2)

    No Kelas

    Interval fi Bk Z Lo Li ei χ2

    - - - - -

    Mean

    S

    1) Menentukan Batas Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval (Xin).

  • 65

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    dimana:

    Batas bawah (Bb) kelas interval sama dengan ujung bawah dikurangi 0,5.

    Batas atas (Ba) kelas interval sama dengan ujung atas ditambah 0,5.

    2) Menentukan simpangan baku (Z) dengan rumus:

    Z = (Xi− M)

    𝑆 (S. Syafaruddin, 2004: 86)

    3) Mencari batas luas kelas interval (Lo) dengan menggunakan daftar F (luas di

    bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z).

    4) Mencari luas tiap kelas interval (Li)

    Li = Lo1 – Lo2 (S. Syafaruddin, 2004: 87)

    5) Mencari harga Frekuensi Harapan (ei)

    ei = Li . fi (S. Syafaruddin, 2004: 87)

    6) Menghitung nilai Chi-Kuadrat (χ2)

    χ2 = (𝑓𝑖− 𝑒𝑖)

    2

    𝑒𝑖 (S. Syafaruddin, 2004: 87)

    7) Kriteria pengujian normalitas yang dilakukan adalah: jika χ2hitung ≤ χ2tabel,

    artinya data berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05)

    dengan derajat kebebasan (dk = k – 3), dimana k = banyaknya kelas interval,

    maka data yang diuji berditribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan uji

    normalitas distribusi ini akan diketahui apakah variabel X berdistribusi normal

    atau tidak. Jika tidak berdistribusi normal, maka dilanjutkan pada statistik non

    parametrik.

    4. Metode Statistik Parametrik

    a. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi

    1) Analisis Regresi Linier Sederhana

    Regresi sederhana linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah

    terdapat hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y).

    model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut:

    Y = a + b.X (Sugiyono, 2012: 262)

    dimana: Y = variabel terikat

  • 66

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    X = variabel bebas

    a dan b = koefisien regresi

    Koefisien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan metode kuadrat terkecil

    dari pasangan dua variabel data X dan Y yang diperoleh dari hasil penelitian

    dengan menggunakan rumus:

    a = (∑ 𝑌𝑖) (∑ 𝑋𝑖

    2)−(∑ 𝑋𝑖) (∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)

    (𝑛 ∑ 𝑋𝑖2)−(∑ 𝑋𝑖)

    2

    b = n (∑ Xi Yi)−(∑ Xi)(∑ Yi)

    (n ∑ Xi2)− (∑ Xi)

    2 (Sugiyono, 2012: 262)

    Regresi yang didapat dari perhitungan sederhana tersebut dapat digunakan

    untuk menghitung harga Y bila X diketahui. Dengan syarat regresi tersebut harus

    mempunyai kelinieran dan keberartian regresi pada taraf signifikan (α = 0,05).

    2) Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi

    Uji kekeliruan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat.

    Jumlah kuadrat yang disebut adalah sumber variansi. Sumber variansi yang perlu

    dihitung menurut Ridwan (2007: 152) adalah sebagai berikut:

    a. Menghitung jumlah kuadrat total (JK(T)) dengan rumus:

    JK(T) = Y2

    b. Mencari jumlah kuadrat regresi (JK(a)) dengan rumus:

    JK(a) = ∑ Y2

    n

    c. Mencari jumlah kuadrat regresi (JK(b/a)) dengan rumus:

    JK(b/a) = b {∑ XY − (∑ X) (∑ Y)

    n}

    d. Mencari jumlah kuadrat residu (JK (r)) dengan rumus:

    JK(r) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)

    e. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK(a)) dengan rumus:

    RJK(a) = JK(a)

    f. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK(b/a)) dengan rumus:

    RJK(b/a) = JK(b/a)

  • 67

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    g. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (R JK(r)) dengan rumus:

    RJK(r) = JK(r)

    𝑛−2

    h. Menguji signifikan dengan rumus:

    Fhitung = RJK(b/a)

    RJK(r)

    Kaidah pengujian signifikansi:

    Jika: Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho, artinya tidak signifikan.

    Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak Ho, artinya signifikan.

    Dengan taraf signifikan (α = 0,05)

    Mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus:

    Ftabel = F{(1- α)(dk Reg(b/a)), (dk Res)}

    f (F)

    Ho diterima α Ho ditolak

    F

    Ftabel

    Gambar 3.3 Kurva F Statistik

    i. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JK (E)) dengan rumus:

  • 68

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    JK(E) = {∑ Y2 − (∑ Y2

    n)}

    Dengan membuat tabel penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk mencari

    (JK(E)).

    Tabel 3.6

    Penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk Mencari (JK(E))

    No Responden X Y

    Diurutkan dari

    Data X Terkecil

    Hingga Data

    Terbesar

    Kelompok n Y (JK(E))

    j. Mencari rata-rata jumlah kuadrat kekeliruan (RJK(E)) dengan rumus:

    RJK(E) = JK(E)

    n−k

    k. Mencari jumlah kuadrat Tuna Cocok (JK(TC)) dengan rumus:

    JK(TC) = JK(r) - JK(E)

    l. Mencari rata-rata jumlah kuadrat Tuna Cocok (RJK(TC)) dengan rumus:

    RJK(TC) = JK(TC)

    k−2

    m. Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

    Fhitung = RJK(TC)

    RJK(E)

    n. Menentukan keputusan pengujian linieritas:

    Jika: Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho ditolak artinya data berpola Linier.

    Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho diterima artinya data tidak berpola Linier.

    Dengan taraf signifikan (α = 0,05)

    Mencari Ftabel = F {(1- α)(dkTC), (dkE)}

  • 69

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    o. Semua besaran diatas dapat diperoleh dari dalam Tabel Analisis Varians

    (ANAVA), langkah berikutnya membuat Tabel ANAVA seperti pada tabel

    berikut ini:

    Tabel 3.7

    Analisis Varians (ANAVA) Regresi

    Sumber

    Varians

    Derajat

    Kebebasan

    (dk)

    Jumlah Kuadrat (JK)

    Rata-rata

    Jumlah

    Kuadrat

    (RJK)

    Fhitung

    Total n JK(T) = Y2 - -

    Regresi (a) 1 JK(a) = ∑ Y2

    n RJK(a) = JK(a)

    RJK(b/a)

    RJK(r)

    Regresi

    (b/a) 1 JK(b/a) = b {∑ XY −

    (∑ X) (∑ Y)

    n} RJK(b/a) = JK(b/a)

    Residu (r) n - 2 JK(r) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a) RJK(r) = JK(r)

    𝑛−2

    Tuna

    Cocok k -2 JK(TC) = JK(r) - JK(E) RJK(TC) =

    JK(TC)

    k−2 RJK(TC)

    RJK(E)

    Kekeliruan

    /Error (E) n - k JK(E) = {∑ Y2 − (

    ∑ Y2

    n)} RJK(E) =

    JK(E)

    n−k

    p. Membuat grafik linieritas variabel X dan Y

    Y = a + bX

    Variabel Y

    Variabel X

  • 70

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Gambar 3.4 Grafik Linieritas

    b. Analisis Korelasi

    1. Perhitungan Koefisien Korelasi Data Berdistribusi Normal

    Apabila hubungan X dan Y linier, maka perhitungan koefisien korelasi

    dapat dihitung dengan menggunakan rumus “Pearson Product Moment” di bawah

    ini:

    rxy = n.(∑ Xi.Yi)− (∑ Xi).(∑ Yi)

    √(n.∑ Xi2− (∑ Xi)2).(n.∑ Yi2−(∑ Yi)2) (S. Syafaruddin, 2004:

    173)

    Selanjutnya harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh diinterpretasikan pada

    indeks korelasi, seperti pada tabel berikut ini.

    Tabel 3.8

    Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai rxy

    Interval Koefisien Interpretasi

    0,00 ≤ rxy < 0,20 Sangat Rendah

    0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah

    0,40 ≤ rxy < 0,60 Sedang

    0,60 ≤ rxy < 0,80 Tinggi

    0,80 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

    (Sumber: Riduwan, 2007: 138)

    2. Perhitungan Koefisien Korelasi Data Berdistribusi Tidak Normal

    Perhitungan koefisien korelasi untuk data yang berdistribusi tidak normal

    menggunakan statistik non parametrik dengan menggunakan rumus korelasi tata

    jenjang atau Rank Spearman. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai

    berikut:

    a. Buat tabel rangking variabel X dan Y, susun rangking variabel bebas (X)

    secara berurutan.

  • 71

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Tabel 3.9

    Ranking Korelasi Spearman

    No Xi Yi Rxi Ryi bi bi2

    1

    2

    2

    -

    -

    -

    n

    X1

    X2

    X3

    -

    -

    -

    Xn

    Y1

    Y2

    Y3

    -

    -

    -

    Yn

    Rx1

    Rx2

    Rx3

    -

    -

    -

    Rxn

    Ry1

    Ry2

    Ry3

    -

    -

    -

    Ryn

    (Rx1 - Ry1)

    (Rx2 - Ry2)

    (Rx3 - Ry3)

    -

    -

    -

    (Rxn - Ryn)

    (Rx1 - Ry1)2

    (Rx2 - Ry2)2

    (Rx3 - Ry3)2

    -

    -

    -

    (Rxn - Ryn)2

    Jml - - Rxn Ryn - (Rxn - Ryn)2

    b. Buat ranking variabel Y sesuai keadaannya.

    c. Hitung selisih rangking b = Rxi – Ryi.

    d. Hitung bi2 = (Rxi - Ryi)2 dan jumlahkan bi2 = (Rxn - Ryn)2

    dimana: Rxi = variabel X

    Ryi = variabel Y

    bi2 = kuadrat selisih ranking

    e. Gunakan rumus:

    rs = 1 - 6 ∑ b2

    n(n2− 1) ; Bila tidak ada ranking yang sama.

    rs = ∑ Rx

    2+ ∑ Ry2− ∑ bi

    2

    2 √∑ Rx2 .∑ Ry

    2 ; Bila ada ranking yang sama.

    Tabel 3.10

    Interpretasi Koefisien Korelasi

    Interval Koefisien Interpretasi

    0,00 ≤ rs < 0,20 Sangat Rendah

    0,20 ≤ rs < 0,40 Rendah

    0,40 ≤ rs < 0,60 Sedang

    0,60 ≤ rs < 0,80 Tinggi

    0,80 ≤ rs ≤ 1,00 Sangat Tinggi

    (Sumber: Riduwan, 2007: 140)

  • 72

    Gin Gin Ginanjar, 2014 HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF DALAM MATA KULIAH STATISTIKA TERAPAN DI FPTK UPI BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    5. Pengujian Hipotesis

    Cara untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang dilengkapi pada bab dua

    akan diuji dengan rumus uji t-student, yaitu:

    thitung = rxy√n−2

    1−rxy2 (S. Syafaruddin, 2004: 170)

    dimana: rxy = koefisien korelasi

    n = jumlah responden

    Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menerima hipotesis kerja

    (H1). Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel

    untuk distribusi t pada taraf kepercayaan 97,5% (taraf signifikan α = 0,025)

    dengan dk = n – 2.

    Kriteria pengujian: Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima H1

    Jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan tolak H1