tugas imtkg winda

9
TUGAS IMTKG Nama : Oktaviani Azwinda Kelas : B NIM : 2011-11-098 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA) JAKARTA

Upload: oktaviani-azwinda

Post on 18-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

imtkg

TRANSCRIPT

TUGAS IMTKG

Nama : Oktaviani AzwindaKelas : BNIM : 2011-11-098FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)

JAKARTA

1. FLASKING Definisi: suatu proses penanaman model malam (mahkota gigi, geligi tiruan) kedalam cuvet/flask untuk memperoleh mould (cetakan).

2 cara flasking:

Cara terbuka/ Pulling the casting: untuk gigi tiruan penuh/ sayap labial besar dan lebar, setelah boiling out, cuvet dibuka, gigi tiruan terletak di cuvet atas. Keuntungan: kemudahan dalam pengolesan separating medium, acrylic mudah masuk mould, mudah packing. Kerugian: peninggian gigit, gigi pada cuvet atas sering hilang.

Cara tertutup/ holding the casting: untuk GTS, Jacket crown, bridge work facing acrylic. Semua gigi geligi tiruan di tutup dental plester, di boiling out, dan di buka (gigi tiruan ada di cuvet bawah). Keuntungan: gigi tiruan terfixir pada tempatnya, tidak ada peninggiann gigit, flasking mudah. Boiling out, packing, pengulasan separating medium susuah.

Tahap-tahap flasking: Koreksi model kerja, klamer harus di fixir

Posisi model malam harus benar dan fixir tepinya.

Bersihkan cuvet atas dan bawah.

Olesi vaselin pada bagian dalam cuvet dan pada model kerja. Penanaman model kerja dengan okusal sejajar dengan permukaan cuvet bawah.

Tidak boleh ada undercut.

Setelah gips cuvet bawah mengeras ulasi dengan vaselin hanya pada gips.

Pengecoran cuvet atas harus digetarkan supaya tidak porus.

Pasang tutup cuvet, dipres hingga cuvet atas dan bawah rata.

Alat dan bahan yang dipakai:

Model kerja. Cuvet (atas, bawah, tutup, baut).

Dental plester/ gips tipe II Spatula dan bowl.

Vaselin (separating medium)

2. BOILING OUT Definisi: proses menghilamgkan model malam sesudah flasking sehingga didapat suatu ruangan yang disebut mould space.

Cara kerja :

Masukkan cuvet kedalam air dengan temperature kamar, panaskan hingga mendidih, tunggu 4-5 menit. Cuvet diangkat dan di buka (jika ada bagian gips yang menempel di cuvet atas atau lepas janagn sampai hilang).

Sedu malam dengan air mendidih sampai bersih.

Radier tepi-tepi yang tajam.

Periksa ulang seluruhnya, dan reposisi bagian yang lepas.

Setelah bersih oleskan CMS pada model kerja dan 1-2 mm pada gips dari model kerja. Klamer tidak boleh terkena CMS, kalau tekena, oleskan monomer acrylic dengan kuas. (Semua alat yang di gunakan harus bersih) Siap packing.

Alat dan bahan yang dipakai:

Air

Panci dan kompor

CMS (separating medium)

Monomer acrylic dan kuas.3. PACKING Definisi: proses pengisisan acrylic kedalam mould space dengan cara dipres. Metode packing:

Dry Method: mencampur monomer dan polimer langsung didalam mould (untuk packing yang kecil : jacket crown, facing bridge).

Wet Method: pencampuran monomer dan polimer di luar mould pada cucing (dari bahan porselen atau gelas).

Cara kerja:

Suhu cuvet pada temperature kamar, harus sudah diolesi CMS.

Campur monomer dan polimer pada cucing dengan perbandingan monomer: polymer = 1:3 (monomer 3,5ml) Pada tahap dough stage (acrylic tidak melekat pada jari jika dipegang), ambil adonan, buat bulatan dengan celophane yang telah di basahi sebelumnya.

Letakkan bulatan pada mould space dan ratakan dan tutup dengan celophone.

Tutup cuvet dan lakukan pres I (pelan dan bertahap).

Buka cuvet, potong kelebihan acrylic, lapisi celophone, tutup cuvet, pres kembali (Trial closure).

Buka cuvet, rapikan kembali acrylic yang berlebih, lepas celophone, tutup cuvet, pres III (final closure).

Jangan dibuka, rendam dalam air jam.

Curing.

Alat dan bahan yang dipakai:

Acylic (monomer & polimer).

- celophone

Cucing

- alat pres & kunci Inggris ukuran 10 cuvet setelah boiling out

- lecron & Jarum suntik Acylic:

Ada 2 macam : monomer (liquid) dan polymer (powder).

Tingkatan : wet sand stage (pasir basah), stringy stage (lengket), dough stage ( lunak, tidak melekat di tangan), leathery stage ( keras).

4. CURING

Definisi: proses polimerisasi antara monomer yang bereaksi dengan polimer bila dipanaskan atau ditambahkan dengan zat kimia lainnya. Hot curing acrylic (pengolahan dengan pemanasan), self curing acrylic (polimerisasi tanpa pemanasan ). Alat dan bahan yang dipakai:

Cuvet setelah packing.

- air

Panci

- kompor

Cara kerja:

Cuvet dimasukkan kedalam air sampai tenggelam, kemudian panaskan air sampai 70oC.

Pertahankan suhu 70oC selama 30 menit.

Setelah 30 menit naikan suhu sampai 100oC selama 15 menit, dan pertahankan sampai jam.

Angkat cuvet, biarkan sampai dingin sendiri pada suhu kamar.

Cara-cara pemanasan: dry heat (pemanasan dengan udara kering), vapour (pemanasan dengan uap panas), water (pemanasan dengan air panas, paling sering dihunakan). 5. DEFLASKING

Definisi: proses mengeluarkan gips dan model kerja dari cuvet secara utuh setelah proses curing. Alat dan bahan yang dipakai:

Kunci inggris ukuran 10

Lecron atau tang potong gips. Cara kerja: Setelah cuvet dingin dari proses curing maka cuvet di buka.

Pisahkan cuvet atas dan bawah.

Potong sedikit demi sedikit gips pada cuvet bawah, lakukan dengan hati-hati agar model kerja tidak pecah.

keluarkan gips dari cuvet.

Potong gips sedikit demi sedikit sampai model kaerja terlepas dan acrylic harus bisa dilepas dari model kerja (jangan mempengaruhi acrylic dan klamer).

6. POLESHING

Definisi : proses untuk menghaluskan dan mengkilapkan semua bahan prosthesis atau restorasi dengan alat-alat abrasive dan bahan poles, sehingga didapat restorasi yag halus, licin, dan mengkilat, sehingga mencegah penimbunan makanan pada restorasi yang menyababkan karat dan kerusakan lebiih lanjut.

Alat dan bahan yang dipakai:

Micro motor

Mata bor: I. Frisher

II. Silinder logam stone

III. round logam stone

IV. Silinder stone

V. rubber

VI. Felt coneVI. rag wheel

Pumice

CaCO3 Prinsip penghalusan:

Pemolesan dimulai dari alat-alat abrasive yang kasar sampai halus (sesuai dengan urutan yang ada di alat) , kemudian digunakan bahan-bahan pemoles.

Kecepatan alat abrasive terhadap permukaan restorasi dipengaruhi 3 faktor: ukuran partikel (ukuran partikel yang besar harus didahulukan dari ukuran partikel yang kecil), tekanan (tekanan abrasive yang besar menyebabkan goresan-goresan lebiih dalam), kecepatan (kecepatan yang besar maka kecepatan abrasive meningkat.

Arah abrasive diubah setelah pergantian alat abrasive bentuk lainnya, jadi goresan yang baru tegak lurus dengan goresa sebelumnya.

Cara kerja: Keluarkan acrylic dari model rahang

Lakukan abrasive pada bagian-bagian yang berlebihan dengan logam stone. Frisher untuk membuang kelebiahan acrylic yang banyak. Logam stone round atau silindris untuk mengikis bagian interdental papilla dan menghilangkan nodule . Jangan sampai ada bagian yang tajam.

Lakukan abrasive pada permukaan palatal (base plate acrylic) dengan stone silindris dengan gerakan searah.

Haluskan dan bentuklah permukaan landai pada interdental papilla dengan rubber stone.

Setelah halus, oleskan pumice di seluruh permukaan palatal dan lakukan abrasive dengan felt cone. Terakhir berikan cairan CaCO3 dan ratakan dengan rag wheel (arah gerakan searah dan tidak terlalu di tekan) hingga base plate acrylic terlihat mengkilap.