tugas harian interna 5

3
Pemeriksaan HbA1C Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C. Pengukuran kadar glukosa darah hanya memberikan informasi mengenai homeostasis glukosa yang sesaat dan tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang (misalnya pada beberapa minggu sebelumnya). Untuk keperluan ini dilakukan pengukuran hemoglobin terglikosilasi dalam eritrosit atau juga dinamakan hemoglobin glikosilat atau hemoglobin A1c (HbA1c). Pengertian dan Cara Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C Glikosilasi adalah apabila hemoglobin bercampur dengan larutan dengan kadar glukosa sangat tinggi serta rantai beta molekul hemoglobin mengikat satu gugus glukosa secara irreversibel. Glikosilasi dapat terjadi secara spontan dalam sirkulasi dan tingkat glikosilasi ini meningkat apabila kadar glukosa dalam darah tinggi. Pada orang normal, sekitar 4-6% hemoglobin mengalami glikosilasi menjadi hemoglobin glikosilat atau hemoglobin A1c. Pada kasus hiperglikemia yang berkepanjangan, dapat meningkatkan kadar hemoglobin A1c hingga 18-20%. Glikosilasi tidak mengganggu kemampuan hemoglobin dalam hal mengangkut oksigen, akan tetapi kadar hemoglobin A1c yang tinggi mencerminkan kurangnya pengendalian diabetes selama 3-5 minggu sebelumnya. Setelah jumlah kadar normoglikemik menjadi stabil maka kadar hemoglobin A1c kembali normal dalam waktu sekitar 3 minggu. Karena HbA1c terkandung dalam eritrosit yang hidup sekitar 3 – 4 bulan, maka HbA1c dapat mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa selama 100 – 120 hri sebelumnya. Hal ini lebih menguntungkan secara klinis karena memberikan informasi yang lebih jelas tentang keadaan penderita dan seberapa efektif terapi diabetik yang diberikan. Peningkatan kadar HbA1c > 8% mengindikasikan diabetes mellitus yang tidak terkendali sehingga menyebabkan penderita berisiko tinggi dapat mengalami berbagai macam komplikasi jangka panjang seperti nefropati, neuropati, retinopati, dan/atau kardiopati.

Upload: elly-yulianti

Post on 15-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jjj

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Harian Interna 5

Pemeriksaan HbA1C

Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C. Pengukuran kadar glukosa darah hanya

memberikan informasi mengenai homeostasis glukosa yang sesaat dan tidak dapat

digunakan untuk mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang (misalnya

pada beberapa minggu sebelumnya). Untuk keperluan ini dilakukan pengukuran

hemoglobin terglikosilasi dalam eritrosit atau juga dinamakan hemoglobin glikosilat

atau hemoglobin A1c (HbA1c).

Pengertian dan Cara Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C

Glikosilasi adalah apabila hemoglobin bercampur dengan larutan dengan kadar

glukosa sangat tinggi serta rantai beta molekul hemoglobin mengikat satu gugus

glukosa secara irreversibel. Glikosilasi dapat terjadi secara spontan dalam sirkulasi

dan tingkat glikosilasi ini meningkat apabila kadar glukosa dalam darah tinggi. Pada

orang normal, sekitar 4-6% hemoglobin mengalami glikosilasi menjadi hemoglobin

glikosilat atau hemoglobin A1c. Pada kasus hiperglikemia yang berkepanjangan,

dapat meningkatkan kadar hemoglobin A1c hingga 18-20%. Glikosilasi tidak

mengganggu kemampuan hemoglobin dalam hal mengangkut oksigen, akan tetapi

kadar hemoglobin A1c yang tinggi mencerminkan kurangnya pengendalian diabetes

selama 3-5 minggu sebelumnya. Setelah jumlah kadar normoglikemik menjadi

stabil maka kadar hemoglobin A1c kembali normal dalam waktu sekitar 3 minggu.

Karena HbA1c terkandung dalam eritrosit yang hidup sekitar 3 – 4 bulan, maka

HbA1c dapat mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa selama 100 – 120

hri sebelumnya. Hal ini lebih menguntungkan secara klinis karena memberikan

informasi yang lebih jelas tentang keadaan penderita dan seberapa efektif terapi

diabetik yang diberikan. Peningkatan kadar HbA1c > 8% mengindikasikan diabetes

mellitus yang tidak terkendali sehingga menyebabkan  penderita berisiko tinggi

dapat mengalami berbagai macam komplikasi jangka panjang seperti nefropati,

neuropati, retinopati, dan/atau kardiopati.

Page 2: Tugas Harian Interna 5

Kriteria Nilai HBA1C

Eritrosit yang tua karena berada dalam sirkulasi lebih lama dari pada sel-sel eritrosit

yang masih muda memiliki kadar HbA1c yang lebih tinggi. Penurunan hasil palsu

kadar HbA1c bisa disebabkan oleh penurunan dari jumlah eritrosit total. Pada

penderita dengan gejala hemolisis episodik  atau kronis, darah dapat mengandung

lebih banyak eritrosit muda sehingga jumlah kadar HbA1c dapat dijumpai dalam

kadar yang sangat rendah. Adanya Glikohemoglobin total dalam darah merupakan

indikator yang lebih baik untuk pengendalian terhadap penyakit diabetes pada

penderita yang mengalami anemia ataupun kehilangan darah.

Prosedur Pemeriksaan HBA1C

Hemoglobin glikosilat  atau yang dikenal dengan Pemeriksaan HbA1C dapat diukur

kadarnya dengan menggunakan beberapa metode, seperti kromatografi afinitas,

metode elektroforesis, immunoassay, atau metode afinitas boronat. Spesimen /

sampel yang digunakan untuk Pemeriksaan HbA1C adalah : darah kapiler atau vena

dengan menggunakan antikoagulan (EDTA, Na sitrat, atau heparin).

Hindari adanya hemolisis pada saat  pengumpulan sampel. Sangat dianjurkan untuk

menjaga batasan asupan karbohidrat sebelum dilakukan uji laboratorium.

Nilai Normal Serta Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C

Orang normal :  4,0 – 6,0 %

DM terkontrol baik :  kurang dari 7%

DM terkontrol lumayan :  7,0 – 8,0 %

DM tidak terkontrol :  > 8,0 %

Nilai Hasil rujukan dapat berlainan Pada setiap laboratorium tergantung dari

metode yang digunakan.

Page 3: Tugas Harian Interna 5

Pemeriksaan dengue blot

Tes serologi dengue blot IgG dan IgM. Dengue blot IgG masih banyak kelemahannya. Sensitivitas pada infeksi sekunder tinggi, tetapi pada infeksi primer sangat rendah. Hasil positif IgG menandakan adanya infeksi sekunder dengue. Tetapi bisa juga dibaca sebagai pernah terkena infeksi virus dengue. Untuk IgM sensitivitasnya lebih baik, khususnya untuk infeksi primer dengue. Sayang harganya relatif lebih mahal. Tes ini merupakan pemeriksaan kualitatif dengan mempergunakan metode enzyme immunoassay. Dengan tes ini, antibodi IgM baru dapat diketahui setelah hari ke-5 infeksi dengue.