tugas filsafat

17
TUGAS INDIVIDU FILSAFAT ILMU DISUSUN OLEH : NAMA : AKIFA SYAHRIR NIM : 70300111004 JURUSAN : KEPERAWATAN A1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2011

Upload: chyfa-ainur-al-qifthy

Post on 14-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS FILSAFAT

TUGAS INDIVIDU

FILSAFAT ILMU

DISUSUN OLEH :

NAMA : AKIFA SYAHRIR

NIM : 70300111004

JURUSAN : KEPERAWATAN A1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2011

a. ONTOLOGI

Page 2: TUGAS FILSAFAT

1. Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : Onta yang berarti “ sesuatu

yang sungguh-sungguh ada”, kenyataan sesungguhnya, dan Logos yang berarti “ilmu”. Jadi,

ontologi adalah ilmu tentang yang ada.

2. Menurut istilah, Ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tatanan (keteraturan)

dan struktur kenyataan dalam arti yang luas. Kategori-kategori yang dipakai adalah :

mengada/menjadi,aktualisasi/potensialitas,nyata/nampak,perubahan,eksistensi/

noneksistensi, hakekat, kemutlakan, yang terdalam. Ontologi dipakai searti dengan

metafisika atau dianggap sebagai cabang dari metafisika kalau di tinjau dikaitkan dengan

cabang filsafat yang lain misalnya epistimologi, etika, estetika. (Dr. Suryo Ediyono, M.Hum,

2005).

3. Menurut Suriasumantri (1985),

Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau,

dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan

menjawab pertanyaan-pertanyaan :

a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,

b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan

c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir,

merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

4. Menurut Soetriono & Hanafie (2007)

Ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang

menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta

penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal

tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh

pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.

5. Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles

Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh

realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat

nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip

benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM)

Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang

mencoba mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara

Page 3: TUGAS FILSAFAT

tersendiri menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini

menjadi sangat beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu.

Sebuah ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep

terhadap representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga

dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang

dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian,

ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu objek,

serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan.

Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.

Ontologi membahas bidang kajian ilmu atau objek ilmu. Penentuan objek ilmu diawali

dengan subjeknya. Yang dimaksud dengan subjek disini adalah pelaku ilmu. Subjek dalam

ilmu adalah manusia, bagian mabnusia yang paling berperan ialah daya pikirnya.

Permasalahan yang dihadapi oleh ilmu adalah bagaimanamenumbuhakn ilmu menjadi

ilmu alam dan ilmu sosial.pada dasarnya kedua jenis ilmu itu mempunyai perinsip yang

serupa. Ahli limu alam melakukan telaah terhadap satu gejala, yaitu gejala yang bersifat fisik.

Telaahnya meliputi bidang variabel yang dapat diukur dan yang jumlahnya relatif kecil.

Adapun ahli ilmu sosial melakukan telaah terhadap manusia sebagai anggota kelompok

sosial. Variabelnya relatif cukup banyak yang kadang-kadang menimbulkan kesulitan untuk

membuat batasannya.

Jika ilmuan ilmu alam menelaah eksplosi kimiawi, maka hanya beberapa faktor fisik

saja yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Sebaliknya, ilmuan sosial yang menelaah

eksplosi sosial, misalnya huru-hara maka eksplosi tersebut terkait faktor yang cukup banyak,

dan banyak diantaranya faktor yang tidak bersifat fisik.

Faktor-faktor itu misalnya adalah senjata yang digunakan, kekuatan yang bergerak,

arah tusukan bagian badan yang terluka, faktor biologis, faktor keturunan, tekanan dari

masyarakat, kurangnya perlindungan keamanan, dan sebagainya. Penjelasan yang bersifat

fisik dapat diketengaghkan bagi kejadian yang berbentuk kejahatan atau bagi gejala sosial

yang lain, tetapi hal yang bersifat psikis dan sosiologis tidak mudah mengetengahkannya.

Tingkat-tingkat kejadian peristiwa sosial cukup sulit untuk ditetapkan aspeknya. Untuk

memahami gejala alamnya, alatnya yang paling utama ialah indera manusia. Jika di atas

sudah dikemukakan peran pikiran dan daya pikir untuk kepentingan ilmu, maka perlulah

Page 4: TUGAS FILSAFAT

ditambahkan disini peran indra disamping pikiran dan daya pikir. Dengan demikian,

pengalaman pikir dan fisik menjadi tolak ukur penjangkauan ilmu yang dimiliki oleh manusia.

b. EPISTIMOLOGI

1. Menurut bahasa tata epistimologi berasal dari kata yunani episteme dan logos.episteme

biasa diartikan sebagai pengetahuan atau kebenaran, logos diartikan pikiran,kata atau

teori.

2. Menurut Istilah, epistemologi dapat di artikan sebagai teori pengetahuan yang benar dan

lazin dalam bahasa indonesia disebut filsafat pengetahuan atau kadang-kadang ditemui juga

istilah teori pengetahuan yang menerjamakan istilah theory of knowledge atau kadang juga

di sebut ajaran mengena. (Dr. Suryo Ediyono, 2005)

3. Epistemologi, pertanyaan pokoknya adalah “apa yang dapat saya ketahui”? Persoalan-

persoalan dalam epistemologi adalah: 1.Bagaimanakah manusia dapat mengetahui

sesuatu?; 2). Dari mana pengetahuan itu dapat diperoleh?; 3). Bagaimanakah validitas

pengetahuan a priori (pengetahuan pra pengalaman) dengan pengetahuan a posteriori

(pengetahuan purna pengalaman) (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2003, hal.32).

4. Pengertian lain, menyatakan bahwa epistemologi merupakan pembahasan mengenai

bagaimana kita mendapatkan pengetahuan: apakah sumber-sumber pengetahuan ? apakah

hakikat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan? Sampai tahap mana pengetahuan yang

mungkin untuk ditangkap manuasia (William S.Sahakian dan Mabel Lewis Sahakian, 1965,

dalam Jujun S.Suriasumantri, 2005).

5. D.W Hamlyn mendefinisikan epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan

hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengendaian-pengendaiannya serta secara

umum hal itu dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.

Inti pemahaman dari kedua pengertian tersebut hampir sama. Sedangkan hal yang cukup

membedakan adalah bahwa pengertian yang pertama menyinggung persoalan kodrat

pengetahuan, sedangkan pengertian kedua tentang hakikat pengetahuan. Kodrat

pengetahuan berbeda dengan hakikat pengetahuan. Kodrat berkaitan dengan sifat yang asli

dari pengetahuan, sedang hakikat pengetahuan berkaitan dengan ciri-ciri pengetahuan,

sehingga menghasilkan pengertian yang sebenarnya.

Dalam kepustakaan indonesia istilah pengetahuan sering dicampuradukakan atau di

sertakan dengan istilah ilmu pengetahuan atau kadang-kadang ilmu (sains). Hal ini

disebabkan oleh karena adanya kesalahpengertian antara pengetahuan dan ilmu, yang

sebenarnya kedua istilah itu mengacu pada realitas sendiri,sehingga seharusnya dibedakan.

Page 5: TUGAS FILSAFAT

Terjadinya keracunan itu karena kurangnya informasi atau ditingkat pendidikan

kedarjanaan di indonesia tidak disajikan filsafat ilmu atau epistimologi.

Epistemologi di jaman sekarang merupakan daerah penyelidikan filsafat yang masih

paling baru, juga paling seru diperdebatkan, dan yang paling belum tuntas dan belum

memuaskan. Tak ada kesepakatan mengenai nama dan apa persis permasalahannya.

Beberapa filsuf ternama meng anggapnya sebagai intisari hasil peras-an semua disiplin ilmu

pengetahuan. Intisari ilmu-ilmu tidak muncul baik dari tuntutan mencari kebenaran maupun

dari kelemahan pikiran orang menangkap sesuatu, melain kan dari kebutuhan mereaksi

teori-teori mengenai apa itu pengetahuan yang palsu dan menyesatkan. Pokok

pembicaraannya nampaknya mengenai berikut ini: bahwa kenyataan yang utuh tak perlu

dikritisi atau diragukan. Kebenaran yang utuh lengkap gamblang sudah tidak perlu

dipertanyakan lagi (evidence). Namun demikian fakta lain tetap ada: selalu masih ada saja

pertanyaan yang minta penjelasan, bahkan ada saja problem yang dikemukakan secara

sangat kritis. Inilah malahan yang meneguhkan peran khas Epistemologi di tengah-tengah

filsafat sistematis lain. Fakta bahwa Epistemologi berkibar di jaman moden ini, dan sedikit

sekali diperbincangkan oleh ahli-ahli pikir kuno dan ahli pikir abad-pertengahan, itu semua

tidak menghabiskan kebutuhan untuk memecahkan masalah dan kritik sehubungan dengan

apa itu pengertian / pengetahuan.

c. AKSIOLOGI

1. Secara etimologi aksiologi berasal dari kata axios berarti nilai dan logis berarti ilmu atau

teori. Aksiologi sebagai teori tentang nilai yang membahas hakikat nilai, sehinnga disebut

juga dengan filsafat nilai.

2. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu

sistem seperti politik, social dan agama. Sistem mempunyai rancangan bagaimana tatanan,

rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat

terwujud.

3. Menurut Bakker dan Katts of aksiologi adalah salah satu ilmu yang menyiratkan hal yang

sangat penting,bahwa makna hakiki nilai dalam perspektif aksiologis akan berlaku bagi

segala sesuatu yang ada (pengada). Pengada dalam konsep Bukker meliputi segala yang

ada baik benda mati maupun benda hidup, dari taraf yang paling rendah samapi taraf yang

lebih tinggi, bahkan Tuhan pun bisa disebut pengada.

Page 6: TUGAS FILSAFAT

Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah

polemik baru karena kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut

sebagai netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang

didasarkan pada keterikatan nilai atau yang lebih dikenal sebagai value baound. Sekarang

mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan

pada keterikatan nilai.

Bagi ilmuwan yang menganut faham bebas nilai kemajuan perkembangan ilmu

pengetahuan akan lebih cepat terjadi. Karena ketiadaan hambatan dalam melakukan

penelitian. Baik dalam memilih objek penelitian, cara yang digunakan maupun penggunaan

produk penelitian.

Sedangkan bagi ilmuwan penganut faham nilai terikat, perkembangan pengetahuan

akan terjadi sebaliknya. karena dibatasinya objek penelitian, cara, dan penggunaan oleh

nilai.

Kendati demikian paham pengetahuan yang disandarkan pada teori bebas nilai

ternyata melahirkan sebuah permasalahan baru. Dari yang tadinya menciptakan

pengetahuan sebagai sarana membantu manusia, ternyata kemudian penemuannya

tersebut justru menambah masalah bagi manusia. Meminjam istilah carl Gustav Jung “bukan

lagi Goethe yang melahirkan Faust melainkan Faust-lah yang melahirkan Goethe”.

Pembahasan aksiologi memberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa

ilmu itu di pergunakan. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-

kaidah nilai. Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai.

Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah

dengan norma-norma nilai.

d. RASIONALISME

1. Secara Etimologi, Rasionalisme merupakan golongan dari dua kata yaitu: rasio yang artinya

akal, dan isme yang berarti faham atau aliran. Dengan demikian, Rasionalisme merupakan

sebuah faham yang menekankan pada potensi akal. Adapun definisi Rasionalisme apabila

ditinjau dari Terminologi filsafat ialah: Faham filsafat yang menyatakan bahwa akal (reason)

adalah alat terpenting untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Menurut aliran Rasionalis,

suatu pengetahuan akan diperoleh dengan cara berfikir. Dengan demikian, Rasionalisme

merupakan aliran filsafat yang memposisikan akal sebagai sumber pengetahuan dan salah

satu metode untuk mendapatkan pengetahuan.( Sariono.com, 28 Januari 2011 )

Page 7: TUGAS FILSAFAT

2. Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa

kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan

fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama.(Dr. Suryo Ediyono, 2005)

3. Menurut Linklater mengatakan bahwa “rasionalisme” seperti mengakui bahwa negara

melakukan paksaan untuk keamanannya di dalam kondisi anarkhi, tidak seperti individu-

individu dalam masyarakat sipil. Dan bahwa kompetensi dan konflik sering mengikuti

usahanya untuk realisme objektifnya.

Pembahasan Rasionalisme diambil berdasarkan teori realisme dan idealisme,

dimana realis memiliki argumen bahwa negara memaksa masyarakat internasional

dibawah kepentingan nasionalnya yang egois. Dua poin penting mengenai

rasionalisme yang ada dalam buku ini, menyebutkan bahwa rasionalis meyakinkan

bahwa tekanan realis dalam bagaimana negara mengeluarkan maneuver, control,

dan mencari kekuatan lebih dari yang lainnya. Kemudian, tuntutan rasionalis, bahwa

kepentingan internasional harusnya tidak berdasarkan pada jaminan, setelah

pencapaian berbahaya yang dapat memusnahkan dari kekuatan politik agresif atau

revolusioner.

Pemisahan antara pengetahuan dan kepentingan manusiawi yang terwujud

dalam pemisahan teori dan praksis, seperti yang dianut oleh ilmu pengetahuan

modern, bertujuan untuk membersihkan teori dari kepentingan, dimana hal ini

berlangsung dalam dua jalur. Pada jalur pertama tokoh yang berdiri ialah Plato, Rene

Descartes, Malebrache, Spinoza, Leibniz, dan Wolff.

e. IDEALISME

1. Menurut bahasa, idealisme merupakan pandangan bahwa kenyataan bersifat kerohanian,

oleh karena itu hal yang ada bersifat abstrak. Sesuatu yang bersifat abstrak hanya dapat

difahami dan dihayati oleh subjek yang mengetahui persepsi mental (Dr. Suryo Ediyono,

2005).

2. Tokoh aliran idealisme adalah Plato (427-374 SM), murid Sokrates. Aliran idealisme

merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah

gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli

Page 8: TUGAS FILSAFAT

(cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan antara jiwa dan

cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta

menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Idea sendiri selalu tetap atau tidak

mengalami perubahan serta penggeseran, yang mengalami gerak tidak dikategorikan idea.

( buku filsafat ilmu, 2009).

3. Menurut Peursen, Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam dan

lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu apa yang

dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan

pergi, ada yang hidup dan ada yang demikian seterusnya. Kedua, adalah realitas sejati, yang

merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di

dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian

kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.

(Peursen, 1978:36)

Pembahasan tentang Idealisme yaitu Idealisme dapat juga mengarah ke

nasionalisme, jika seorang idealis menginginkan negara dan bangsanya bersatu dan maju

menjadi bangsa yang ideal. Para pahlawan kemerdekaan Indonesia merupakan sosok yang

idealis, mereka dengan tegas menantang para penjajah, tidak mau disuap dan

berkompromi dengan para penjajah yang sampai sekarang masih menjajah Indonesia secara

tidak langsung melalui pengerukan dan pemanfaatan kekayaan alam Indonesia. Idealisme

juga selalu diserukan mahasiswa saat berorasi. Sebagai agent of change dan social control,

mahasiswa memerlukan idealisme untuk melaksanakan peranannya itu. Di dalam dunia

akademis pun idealisme itu sangat penting untuk mempertahankan keilmiahan suatu

penelitian, menciptakan kreatifitas dari pemikiran, ide, dan logika kita yang akan menuju ke

arah ideal. Gaya atau jalan seorang idealis tidak harus keliatan “baik” atau “sempurna”

walaupun arah dan tujuannya menuju kesempurnaan.

Idealisme juga dapat mengarah ke spiritual, sebagai orang yang beriman dan

ber”agama” sifat yang idealis sangat diperlukan agar tidak salah menafsirkan makna dari

agama itu sebenarnya. Jika seseorang menganggap agamanya yang paling benar, fanatik,

sampai menyakiti orang lain atas nama agama, dy bukanlah seorang idealis beragama. Ada

yang beragama hanya takut neraka, makanya mereka berlomba2 mendapatkan surga, tidak

memperdulikan orang lain “Egoistis agamais”. Berebut, saling dorong, terinjak-injak untuk

mendapatkan surga dengan cara sembahyang berebutan, hah ? bullshit. Mungkin seorang

idealis diatas seorang agamais dan diatas keduanya adalah seorang spiritualis.

Page 9: TUGAS FILSAFAT

Pengertian dan makna Idealisme memang luas. Idealisme itu sangat penting selama

dijalankan dengan tidak egois dan arogan. Idealisme sebenarnya memang terdapat di

berbagai aspek kehidupan, karena memang pengertian idealisme adalah suatu pemikiran,

ide, dan logika yang menuju ke arah ideal. Siapa yang tidak ingin ideal ? kehidupan yang

lebih baik ? jika idealisme mati maka kehidupan pun pasti mati.

f. EMPIRISME

1. Kata Empirisme berasal dari kata Yunani Empirikos, artinya pengalaman. Manusia

memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya dan sesuai kata Yunaninya, pengalaman

yang dimaksud adalah pengalamn inderawi. Dengan inderanya manusia dapat melihat

sesuatu yang semata-mata fisik walaupun masih sangat sederhana. Indera menghubungkan

manusia dengan hal-hal kongkrit material. Pengetahuan inderawi bersifat parsial, hal ini

disebabkan karena perbedaan antara indra yang satu dengan yang lainnya berhubungan

dengan sifat khas fisiologis indera dengan obyek yang dapat ditangkap sesuai dengannya.

Jadi pengetahuan inderawi berbeda menurut sensibilitas organ-organ tertentu. .

( Sariono.com, 28 Januari 2011 )

2. Menurut Ahmad Syadali Empirisme diambil dari bahasa Yunani Empiria, yang berarti Coba-

coba atau pengalaman, aliran ini menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh

pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Penganut empirisme berpandangan bahwa

pengalaman merupakan sumber pengetahuan bagi manusia, yang jelas-jelas mendahului

rasio, tanpa pengalaman rasio tidakmemiliki kemmpuan untuk memberi gambaran

tertentu.kalaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalaman hanyalah khayalan

belaka.

3. Francis Bacon (1210 – 1292 M)

Menurut Francis Bacon, Pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima

orang melalui persentuhan inderawi dan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber

pengetahuan yang sejati. Pengetahuan haruslah dicapai dengan induksi. Selanjutnya bahwa

kita sudah terlalu lama dipengaruhi oleh metode deduktif dari dogma-dogma. Ilmu yang

benar adalah yang telah terakumulasi antara pikiran dan kenyataan, kemudian diperkuat

oleh sentuhan inderawi.

Page 10: TUGAS FILSAFAT

4. Thomas Hobbes (1588 – 1679 M)

Sebagai penganut Empirisme, pengenalan atau pengetahuan menurut Hobbes

diperoleh karena pengalaman. Pengalaman adalah awal dari segala pengetahuan. Juga awal

pengetahuan tentang asas-asas yang diperoleh dan diteguhkan oleh pengalaman. Segala

ilmu pengetahuan diturunkan dari pengalaman. Dengan demikian hanya pengalamanlah

yang memberi jaminan kepastian.

Yang dimaksud dengan pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas pengamatan

yang disimpan dalam ingatan atau digabungkan dengan pengharapan akan masa depan,

sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lain. Pengamatan inderawi terjadi karena

gerak benda-benda diluar kita menyebabkan adanya suatu gerak didalam indera kita. Gerak

ini diteruskan ke otak dan dari otak diteruskan ke jantung. Didalam jantung timbullah suatu

reaksi, suatu gerak dalam jurusan yang sebaliknya. Pengamatan yang sebenarnya terjadi

pada awal gerak reaksi tadi.

Sasaran yang diamati adalah sifat-sifat inderawi. Penginderaan disebabkan oleh

karena tekanan objek atau sasaran. Kualitas didalam objek-objek yang sesuai dengan

penginderaan kita. Warna yang kita lihat, suara yang kita dengar, bukan berada dalam

gambaran tentang sebab yang menimbulkan penginderaan. Ingatan, rasa senang dan tidak

senang serta segala gejala jiwa, bersandar semata-mata pada asosiasi gambaran yang murni

yang bersifat mekanis. Selanjutnya ia berpendapat bahwa pengalaman inderawi sebagai

permulaan segala pengenalan. Hanya sesuatu yang dapat disentuh dengan inderalah yang

merupakan kebenaran. Pengetahuan intelektual (rasio) tidak lain hanyalah merupakan

penggabungan data-data inderawi belaka. (blog Sariono.com)

g. REALISME

1. Aliran Realisme, yang menggambarkan bahwa ajaran materialis dan idealisme yang

bertentangn itu, tidak sesuai debngan kanyataan. Sesungguhnya, realitas kesemestaan,

terutama kehidupan bukanlah benda ( materi ) semata – mata. Realitas adalah perpaduan

benda ( materi dan jasmaniah ) dengan yang nonmateri ( spiritual, jiwa, dan

rohani)http://www.mail- archive.com/[email protected]/

( 1 Januari 2009 )

2. Realisme lebih menitiberatkan pada kenyataan dan objektivitasnya, oleh karena itu yang

ada dan materi yang berada. Sedangkan faham idealisme lebih menitiberatkan bahwa

kenyataan yang ada adalah hal yang bersifat rohani atau jiwa (Dr. Suryo Ediyono, 2005).

3. Realisme adalah suatu paham yang ada dalam dunia ilmu pengetahuan. Paham ini

menyatakan bahwa objek-objek dalam pengetahuan ilmiah itu benar-benar ada dan

Page 11: TUGAS FILSAFAT

terpisah dari ilmuan. Dalam sebuah pengetahuan ilmiah, sering kita dapati suatu istilah-

istilah, seperti misalnya Quark, virus, photon, gelombang, dark matter, ruang publik, ruang

pribadi, Super ego dan segala macam istilah menunjuk pada objek sdalam suatu ilmu

pengetahuan ilmiah. Objek pengetahuan alam atau pengetahuan sosial. (May 5th, 2011

oleh Ridwan Fendy)

Pembahasan dalam realisme adalahRealisme ilmiah berpendapat bahwa apa-apa

yang disebutkan oleh pengetahuan ilmiah itu sebenarnya ada di alam nyata, terpisah dan

independen dari peneliti. Objek-objek dan relasi-relasi yang digambarkan oleh ilmu

pengetahuan itu ada dan nyata dalam alam nyata. Pendapat ini berarti bahwa manusia

dengan ilmu pengetahuannya mampu mengakses alam nyata. Segala yang dikatakan para

ilmuan merujuk pada suatu keberadaan di alam nyata, tentu tergantung relatif tergantung

pada perkembangan ilmu pada masa itu.

Pandangan ini ditentang oleh mereka yang menganut paham Antirealisme. Anti-

realisme berpendapat bahwa objek-objek pengetahuan ilmiah eksis sebagaimana di alam

nyata. Pandangan ini sebagai contohnya adalah instrumentalisme dan konstruktivisme.

Instrumentalisme berpandangan bahwa objek-objek dalam ilmu pengetahuan dinilai

dari kebergunaan. Maka dari itu mereka berpendapat bahwa objek-objek ilmu pengetahuan

lebih berdasar pada bisa dipercaya daripada kebenaran. Mereka lebih memfokuskan diri

pada sisi pragmatisme dari objek-objek itu. Di sisi lain ada Konstruktivisme, Konstruktivisme

berpendapat bahwa objek-objek ilmu pengetahuan merupakan hasil konsensus, ini karena

fakta-fakta itu diciptakan oleh para ilmuan.

Kadang seseorang bisa mempercayai bidang-bidang ilmu tertentu realis sedang

bidang bidang lain tidak realis. Sebagai contohnya seseorang bisa mempercayai bagian ilmu

alam seperti : Fisika, kimia dan biologi sebagai realis, sedangkan dia bisa berpendapat bidang

ilmu seperti psikologi, ekonomi, psikologi sebagai tidak realis. (May 5th, 2011 oleh Ridwan

Fendy)

Page 12: TUGAS FILSAFAT