tugas filsafat ilmu & inovasi teknologi

42
FILSAFAT ILMU DAN INOVASI TEKNOLOGI “DESULFURISASI BATUBARA MENGGUNAKAN OKSIDATOR BESI (III) HASIL OLAHAN LIMBAH BESI” Makalah ini disusun sebagai tugas dari Filsafat Ilmu dan Etika Engineering Oleh : BAMBANG SARDI (0001.07.03.2010)

Upload: bambangldk

Post on 24-Jul-2015

409 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

FILSAFAT ILMU DAN INOVASI TEKNOLOGI “DESULFURISASI BATUBARA MENGGUNAKAN OKSIDATOR

BESI (III) HASIL OLAHAN LIMBAH BESI”

Makalah ini disusun sebagai tugas dari Filsafat Ilmu dan Etika Engineering

Oleh :

BAMBANG SARDI

(0001.07.03.2010)

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK KIMIA

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA (UMI)

MAKASSAR

Page 2: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

2011 M

KATA PENGANTAR

uji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayah serta kesehatanNya, sehingga kami dapat menyelesaikan atau membuat makalah ini, yang merupakan salah satu tugas yang wajib dikerjakan.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami telah berusaha berbuat semaksimal mungkin, namun disadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materi maupun sistematika penulisan. Olehnya itu kritik dan saran masih sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ke depannya.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Makhsud, DEA serta Dr. Andi Aladin, MT yang telah memberikan masukan dan ilmunya sehingga makalah “Filsafat Ilmu dan Inovasi Teknologi” dapat terselesaikan dengan baik sebagai salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dan Etika Engineering.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri pribadi penulis sendiri, Amin.

Makassar, 30 Oktober 2011Manajer Cabang MakassarLBB IPIEMS

BAMBANG SARDI, ST.

P

Page 3: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………… i DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………….

ii BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………….. 1

BAB II FILSAFAT ILMU DAN ETIKA ENGINEERING………………………………………………. 2

A. PENGERTIAN FILSAFAT DAN TEKNOLOGI…………………………………………… 2

B. TUJUAN FILSAFAT ………..………………………………………………………......... 2

C. FILSAFAT ILMU DAN INOVASI TEKNOLOGI……..………………………………… 3

D. FAKTOR – FAKTOR PENDORONG ILMU DAN TEKNOLOGI…………………..3

E. FUNGSI FILSAFAT ILMU ……………………………………………………………………. 4

F. SUBTANSI FILSAFAT ILMU…………………………………………………………………. 5

G. CORAK DAN RAGAM FILSAFAT………………………………………………………….. 5

H. PENGERTIAN ETIKA …………………………………………………………………………. 5

I. ETIKA FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ……………………………………………… 5

J. ETIKA, MORAL, DAN NORMA…………………………………………………………….. 5

K. PELANGGARAN ETIKA DAN KAITANNYA…………………………………………….. 5

L. BERBAGAI MACAM ETIKA ………………………………………………………………….. 5

M. ETIKA DAN TEKNOLOGI TANTANGAN MASA DEPAN ………………………….5

Page 4: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

BAB III INOVASI TEKNOLOGI ……………..………………………………………………………………. 51. LATAR BELAKANG

……………………………………………………………………………. 52. TUJUAN

…………………………………………………………………………………………..5

3. URGENSI (MANFAAT)……………………………………………………………………….. 5

4. BATASAN MASALAH …………………………………………………………………………. 5

5. DESULFURISASI BATUBARA DENGAN METODE KIMIA………………………..5

BAB IVPENUTUP …………..………………………………………………………………………………….. 6

4.1 KESIMPULAN …………………………………………………………………………………… 6

4.2 SARAN …………………………………………………………………………………………….. 6DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

Dewasa ini tidak ada satu kebijaksanaanpun yang dapat menyelesaikan

masalah, tanpa memperhatikan filsafat dan teknologi. Apakah masalah

ekonomi ataupun politik, sama saja. Nasib manusia pada waktu ini  sangat

dipengaruhi oleh kemampuan manusia mengembangkan, menerapkan,

mengendalikan dan  menguasai teknologi. Seperti halnya filsafat, teknologi

Page 5: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

adalah murni hasil pemikiran manusia dan karena itu hubungan antara  filsafat

dan teknologi sangat erat. Jika filsafat mengkaji, meneliti dan menganalisis

manusia dalam  berbagai aspeknya, maka teknologi berperan sangat

menentukan terhadap nasib manusia. Teknologi tidak  hanya dapat menjawab

permasalahan yang dialami manusia pada waktu dan tempat tertentu saja,

namun  dapat juga menjawab pertanyaan-pertanyaan metafisik manusia itu

sendiri.

Teknologi adalah rangkuman dari sejumlah disiplin ilmu pengetahuan

terapan. Bagi Indonesia, dengan memperhatikan terbatasnya anggaran dan

prasarana  pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kendala

tersedianya peneliti, maka sebaiknya  teknologi tepat guna (appropriate

technology) ditransfer atau dikembangkan melalui kerjasama dengan mitra 

luar negeri yang saling menguntungkan. Namun jika ternyata kerjasama tidak

dapat dilakukan sementara disiplin ilmu dan teknologi tersebut sangat

dibutuhkan untuk mengembangkan produk pasar domestik, maka riset disiplin

ilmu dasar, ilmu terapan teknologi tersebut terpaksa harus dilaksanakan

sendiri.

Menurut Habibie (mantan Presiden RI ke-3), pembangunan, perubahan,

dan  pembaharuan yang berkualitas serta berkesinambungan hanya dapat 

dilaksanakan jika tiga persyaratan mutlak dipenuhi, yaitu: (1) Memiliki

sumberdaya alam terbarukan dan tidak terbarukan (material), (2) Memiliki

energi terbarukan dan tidak terbarukan (fosil dan alternatif), (3) Memiliki

sumberdaya manusia yang mampu mengembangkan, menerapkan dan 

mengendalikan teknologi dalam arti yang luas .

Faktanya adalah bahwa justru negara-negara berkembang hanya

memenuhi persyaratan pertama dan  kedua saja, dan belum memenuhi

persyaratan ketiga, atau baru berada di ambang pintu untuk memulai  proses

penguasaan teknologi dalam arti yang luas. Kalaupun sumberdaya manusianya

menguasai teknologi, hanya sebatas pada teknologi yang berkaitan dengan

peningkatan ekspor sumberdaya alam saja. Memperhatikan luasnya wilayah

maritim Indonesia, maka pasar domestik sangat potensial dan dapat

mendorong berkembangnya industri dirgantara dan industri maritim. Karena itu

pernah dikembangkan  sendiri pesawat terbang CN235 dan N250 untuk

Page 6: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

membuktikan bahwa SDM Indonesia mampu menguasai, mengembangkan dan

menerapkan teknologi, secanggih apapun juga, tegasnya.

Page 7: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

BAB II

FILSAFAT ILMU DAN ETIKA ENGINEERING

A. PENGERTIAN FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Ilmu filsafat memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material

adalah apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan (materi) pembicaraan,

yaitu gejala "manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat". Dalam

gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat. Maka

ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat tentang alam (kosmologi),

dan filsafat tentang akhirat (teologi - filsafat ketuhanan; kata "akhirat" dalam

konteks hidup beriman dapat dengan mudah diganti dengan kata Tuhan).

Antropologi, kosmologi dan teologi, sekalipun kelihatan terpisah, saling

berkaitan juga, sebab pembicaraan tentang yang satu pastilah tidak dapat

dilepaskan dari yang lain. Juga pembicaraan filsafat tentang akhirat atau Tuhan

hanya sejauh yang dikenal manusia dalam dunianya.

Obyek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas obyek material,

yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang

kegiatan yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan

efisien, maka dihasilkanlah sistem filsafat.

Filsafat berangkat dari pengalaman konkret manusia dalam dunianya.

Pengalaman manusia yang sungguh kaya dengan segala sesuatu yang tersirat

ingin dinyatakan secara tersurat. Dalam proses itu intuisi (merupakan hal yang

ada dalam setiap pengalaman) menjadi basis bagi proses abstraksi, sehingga

yang tersirat dapat diungkapkan menjadi tersurat.

Dalam filsafat, ada filsafat pengetahuan. "Segala manusia ingin

mengetahui", itu kalimat pertama Aristoteles dalam Metaphysica. Obyek

materialnya adalah gejala "manusia tahu". Tugas filsafat ini adalah menyoroti

gejala itu berdasarkan sebab-musabab pertamanya. Filsafat menggali

"kebenaran" (versus "kepalsuan"), "kepastian" (versus "ketidakpastian"),

"obyektivitas" (versus "subyektivitas"), "abstraksi", "intuisi", dari mana asal

pengetahuan dan kemana arah pengetahuan. Pada gilirannya gejala ilmu-ilmu

pengetahuan menjadi obyek material juga, dan kegiatan berfikir itu (sejauh

dilakukan menurut sebab-musabab pertama) menghasilkan filsafat ilmu

Page 8: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

pengetahuan. Kekhususan gejala ilmu pengetahuan terhadap gejala

pengetahuan dicermati dengan teliti. Kekhususan itu terletak dalam cara kerja

atau metode yang terdapat dalam ilmu-ilmu pengetahuan.

Sekalipun bertanya tentang seluruh realitas, filsafat selalu bersifat

"filsafat tentang" sesuatu: tentang manusia, tentang alam, tentang akhirat,

tentang kebudayaan, kesenian, bahasa, hukum, agama, sejarah, dan

sebagainya. Semua selalu dikembalikan ke empat bidang induk:

1. Filsafat tentang pengetahuan:

Obyek material : pengetahuan ("episteme") dan kebenaran :

Epistemologi

Logika

Kritik ilmu-ilmu

2. Filsafat tentang seluruh keseluruhan kenyataan:

Obyek material : eksistensi (keberadaan) dan esensi (hakekat)

a. Metafisika umum (ontologi)

b. Metafisika khusus

Antropologi (tentang manusia)

Kosmologi (tentang alam semesta)

Teodise (tentang tuhan)

3. Filsafat tentang nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah tindakan:

Obyek material : kebaikan dan keindahan

Etika

Estetika

4. Sejarah filsafat

Beberapa penjelasan diberikan disini khusus mengenai filsafat tentang

pengetahuan. Dipertanyakan: Apa itu pengetahuan? Dari mana asalnya?

Apa ada kepastian dalam pengetahuan, atau semua hanya hipotesis atau

dugaan belaka?

Pertanyaan tentang kemungkinan-kemungkinan pengetahuan, batas-

batas pengetahuan, asal dan jenis-jenis pengetahuan dibahas dalam

epistemologi. Logika ("logikos") "berhubungan dengan pengetahuan",

"berhubungan dengan bahasa". Disini bahasa dimengerti sebagai cara

bagaimana pengetahuan itu dikomunikasikan dan dinyatakan. Maka logika

merupakan cabang filsafat yang menyelidiki kesehatan cara berfikir serta

Page 9: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

aturan-aturan yang harus dihormati supaya pernyataan-pernyataan sah

adanya.

Ada banyak ilmu, ada pohon ilmu-ilmu, yaitu tentang bagaimana ilmu

yang satu berkait dengan ilmu lain. Disebut pohon karena dimengerti

pastilah ada ibu (akar) dari semua ilmu. Kritik ilmu-ilmu mempertanyakan

teori-teori dalam membagi ilmu-ilmu, metode-metode dalam ilmu-ilmu, dasar

kepastian dan jenis keterangan yang diberikan.

Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal

tersebut. Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang

sejarah, arti kehidupan, mati, Tuhan, benar atau salah, keindahan atau

kejelekan dan sebagainya.

Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan

dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi tersebut

menunjukkan arti sebagai informal.

Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan

yang sikap yang sangat kita junjung tinggi. Ini adalah arti yang formal.

Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.

Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang

arti kata dan konsep.

Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsumg yang

mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh

ahli-ahli filsafat.

Dari beberapa definisi tadi bahwasanya semua jawaban yang ada

difilsafat tadi hanyalah buah pemikiran dari ahli filsafat saja secara rasio.

Banyak orang termenung pada suatu waktu. Kadang-kadang karena ada

kejadian yang membingungkan dan kadang-kadang hanya karena ingin tahu,

dan berfikir sungguh-sungguh tentang soal-soal yang pokok. Apakah

kehidupan itu, dan mengapa aku berada disini? Mengapa ada sesuatu?

Apakah kedudukan kehidupan dalam alam yang besar ini ? Apakah alam itu

bersahabat atau bermusuhan? apakah yang terjadi itu telah terjadi secara

kebetulan? atau karena mekanisme, atau karena ada rencana, ataukah ada

maksud dan fikiran didalam benda.

Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan

kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti

Page 10: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

cinta cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-

Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan

cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan

perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya

ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu,

berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan

pengalaman-pengalaman manusia.

Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat

berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia:

philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan,

hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau

cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam

bahasa Arab disebut failasuf.

Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat

telah mengalami perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-

411 SM), yang dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan

perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa

pengertian fisafat dar segi kebahsan atau semantik adalah cinta terhadap

pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu

kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikasanaan

sebagai sasaran utamanya.

Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna

dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah

diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia

dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga

hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup

di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga

mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di

dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah

pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut

adalah al Qur’an dan al Sunnah. Sebagai sumber ajaran, al Qur’an

sebagaimana telah dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian

yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran.Demikian pula

dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam, di akui memberikan

Page 11: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad

SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup (long life

education). Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang

ajaran-ajarannya bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal telah

menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang

ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat

martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa pendidikan

merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan

menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari

ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya.

Sedangkan kata teknologi seringkali oleh masyarakat diartikan sebagai

alat elektronik. Tapi oleh ilmuwan dan ahli filsafat ilmu pengetahuan diartikan

sebagai pekerjaan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah praktis.

Jadi teknologi lebih mengacu pada usaha untuk memecahkan masalah

manusia.Menurut Yp Simon (1983), teknologi adalah suatu displin rasional

yang dirancang untuk meyakinkan penguasaan dan aplikasi ilmiah. Menurut

(An) Teknologi tidak perlu menyiratkan penggunaan mesin, akan tetapi lebih

banyak penggunaan unsur berpikir dan menggunakan pengetahuan

ilmiah. Menurut Paul Saetiles (1968),teknologi selain mengarah pada

permesinan, teknologi meliputi proses, sistem, manajemen dan mekanisme

kendali manusia dan bukan manusia. 

B. TUJUAN FILSAFAT

Dalam kamus Bahasa Indonesia, filsafat dapat diartikan sebagai berikut:

Merupakan teori atau analisis logis tentang prinsip-prinsip yang mendasari

pengaturan, pemikiran pengetahuan, sifat alam semesta, merupakan prinsip-

prinsip umum tentang suatu bidang pengetahuan, merupakan ilmu yang

berintikan logika ,estetika, metafisika, dan epistemologi. Filsafat dalam

pandangan tokoh-tokoh dunia diartikan sebagai berikut:

Plato (427–348 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat

mencapai kebenaran yang asli.

Aristoteles (382 – 322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi

kebenaran yang terkandung dalam ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,

ekonomi, politik dan estetika.

Page 12: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

Al Kindi (801 – M), filsafat adalah pengetahuan tentang realisasi segala

sesuatu sejauh jangkauan kemampuan manusia.

Al Farabi (870 – 950 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam wujud

bagaimana hakikat sebenarnya.

Prof.H.Muhammad Yamin, filsafat adalah pemusatan pikiran, sehingga

manusia menemui kepribadiannya. Di dalam kepribadiannya itu dialami

sesungguhnya.

Istilah “filsafat” dapat ditinjau dari dua segi, yakni: Segi semantik: kata

‘filsafat’ berasal dari bahasa Arab ‘falsafah’, yang berasal dari bahasa Yunani,

‘philosophia’, yang berarti ‘philos’ artinya cinta, suka, dan ‘sophia’ artinya

pengetahuan, hikmah. Jadi ‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan,

kearifan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang

berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan

disebut ‘philosopher’, dalam bahasa Arabnya ‘failasuf”.

Segi praktis: dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat berarti ‘alam

pikiran’ atau ‘alam berpikir’. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua

berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam,

sungguh-sungguh, radikal, sistematis dan rasional Sebuah semboyan

mengatakan “setiap manusia adalah filsuf”. Semboyan ini benar juga, sebab

semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar,

sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang

yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan

mendalam. Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan

memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain:

Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat

kebenaran segala sesuatu.

Tujuan filsafat ialah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak

mungkin dan menerbitkan serta mengatur semua itu dalam bentuk sistematik.

Dengan demikian filsafat memerlukan analisa secara hati-hati terhadap

penalaran-penalaran sudut pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan.

Semua ilmu baik ilmu sosial maupun ilmu alam bertolak dari pengembangannya

yaitu filsafat. Pada awalnya filsafat terdiri dari tiga segi yaitu:

1. Apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika)

2. Mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika)

Page 13: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

3. Apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika)

C. FILSAFAT ILMU DAN INOVASI TEKNOLOGI

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan

pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.

Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima

pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) dari pelatihan ke

penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke

“on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5)

dari waktu siklus ke waktu nyata.

Membicarakan pengaruh TIK pada berbagai bidang lain tentu memerlukan

waktu diskusi yang sangat panjang. Dalam makalah ini, kaitan filsafat dengan

TIK akan di bahas tanpa mengecilkan pengaruh TIK di bidang lain, bidang

pembelajaran mendapatkan manfaat lebih dalam kaitannya dengan

kemampuan TIK mengolah dan menyebarkan informasi.

Permasalahan dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimanakah landasan epistemologis dalam kajian TIK?

2. Bagaimana landasan ontologis dalam kajian TIK?

3. Bagaimanakah landasan aksiologis dalam kajian TIK?

4. Kaitan antara filsafat ilmu dengan komunikasi.

5. Pengaruh epistemologi dengan TIK.

Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,

metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that

investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge).

Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). berasal

dari kata Yunani episteme, yang berarti “pengetahuan”, “pengetahuan yang

benar”, “pengetahuan ilrniah”, dan logos = teori. Epistemologi dapat

didefmisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber,

struktur, metode dan sahnya (validitas) pengetahuan.

Langkah dalam epistemologi ilmu antara lain berpikir deduktif dan induk -tif

Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah

dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikurnpuikan

se,belumnya Secara sistematik dan kumulatif pengetahuan ilnuah disusun

setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi mengenai sesuatu yang

baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Secara konsisten dan koheren

Page 14: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

maka ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek yang

berada dalam fokus penelaahan.

Epistemologi, yaitu berada dalam wilayah pengetahuan. Kata

Epistemologi berasal dari Yunani, yaitu episteme yang artinya cara dan logos

yang artinya ilmu. Dengan demikian, epistemologi dapat diartikan sebagai ilmu

tentang bagaimana seorang ilmuwan akan membangun ilmunya. Pertanyaan

yang menyangkut wilayah ini antara lain: bagaimanakah proses yang

memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu? Bagaimanakah

prosedurnya? Untuk hal ini, kita akan mengarah ke cabang fisafat metodologi.

Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi

benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika

juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia,

termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat,

dan kemungkinan.

Ontologi, ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yang bisa

dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa diamati melalui panca indera

manusia. Wilayah ontologi ilmu terbatas pada jangkauan pengetahuan ilmiah

manusia. Sementara kajian objek penelaahan yang berada dalam batas

prapengalaman (seperti penciptaan manusia) dan pascapengalaman (seperti

surga dan neraka) menjadi ontologi dari pengetahuan lainnya di luar iimu.

Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme.

Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti

nilai dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi adalah “teori

tentang nilai” (Amsal Bakhtiar, 2004: 162). Aksiologi diartikan sebagai teori nilai

yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh (Jujun S.

Suriasumantri, 2000: 105). Menurut Bramel dalam Amsal Bakhtiar (2004: 163)

aksiologi terbagi dalam tiga bagian: Pertama, moral conduct, yaitu tindakan

moral yang melahirkan etika; Keduei,- esthetic expression, yaitu ekspresi

keindahan, Ketiga, sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan

melahirkan filsafat sosio-politik.

Aksiologi, yaitu berada dalam wilayah nilai. Kata Aksiologi berasal dari

Yunani, yaitu axion yang artinya nilai dan logos yang artinya ilmu. Dengan

demikian, aksiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai etika

seorang ilmuwan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: untuk

Page 15: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

apa pengetahuan ilmu itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara

penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek

yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan metode

ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan profesional? Dengan

begitu , kita akan mengarah ke cabang fisafat Etika.

Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan

dengan value dan valuation. Ada tiga bentuk value dan valuation, yaitu: 1) Nilai,

sebagai suatu kata benda abstrak; 2) Nilai sebagai kata benda konkret; 3) Nilai

juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai.

Aksiologi dipahami sebagai teori nilai dalam perkembangannya melahirkan

sebuah polemik tentang kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa

disebut sebagai netralitas pengetahuan (value free). Sebaliknya, ada jenis

pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai atau yang lebih dikenal

sebagai value bound. Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas

pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai.

Para ahli sepakat bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah

filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan

logos dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos merupakan komponenfilsafat yang

mengajarkan ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normative dalam

pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi

hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos merupakan komponen filsafat

yang menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai

makhluk yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini

manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu

pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para

ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang

bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis.

Komponen yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari

etika, logika, dan estetika, Komponen ini bersinegri dengan aspek kajian

ontologi (keapaan), epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan

atau kemanfaatan).

Epistimologi, Ontologi, dan Aksiologi

Ontologi Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?

Page 16: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

(Hakikat

Ilmu) Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?

Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan

daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa,

dan mengindera) yang membuahkan

pengetahuan?

Bagaimana proses yang memungkinkan

ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?

Bagaimana prosedurnya?

Epistimologi

(Cara

Mendapatka

n

Pengetahuan

)

Bagaimana proses yang memungkinkan

ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?

Bagaimana prosedurnya?

Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita

mendapatkan pengetahuan dengan benar?

Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri?

Apa kriterianya?

Sarana/cara/teknik apa yang membantu kita dalam

mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu?

Filsafat bermula dari pertanyaan dan berakhir pada pertanyaan. Hakikat

filsafat adalah bertanya terus-menerus, karenanya dikatakan bahwa filsafat

adalah sikap bertanya itu sendiri. Dengan bertanya, filsafat mencari kebenaran.

Namun, filsafat tidak menerima kebenaran apapun sebagai sesuatu yang sudah

selesai. Yang muncul adalah sikap kritis, meragukan terus kebenaran yang

ditemukan. Dengan bertanya, orang menghadapi realitas kehidupan sebagai

suatu masalah, sebagai sebuah pertanyaan, tugas untuk digeluti, dicari tahu

jawabannya.

Tidak sebagaimana dengan ilmu-ilmu alam yang objeknya eksak,

misalnya dalam biologi akan mudah untuk membedakan kucing dengan anjing,

mana jantung dan mana hati, sehingga tidak memerlukan pendefinisian secara

ketat.

Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak

mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan

hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang

sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman & pemahaman

Page 17: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

membawa kita kepada tindakan yang lebih layak. Tiga bidang kajian filsafat

ilmu adalah epistemologis, ontologis, dan oksiologis. Ketiga bidang filsafat ini

merupakan pilar utama bangunan filsafat.

Epistemologi: merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,

metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria

bagi penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi pada dasarnya

adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh dalam

prosesnya menggunakan metode ilmiah. Medode adalah tata cara dari suatu

kegiatan berdasarkan perencanaan yang matang & mapan, sistematis & logis.

Ontologi: adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih

sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu pengetahuan

sosial ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial. Menurut

Stephen Litle John, ontologi adalah mengerjakan terjadinya pengetahuan dari

sebuah gagasan kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi memiliki

keluasan eksistensi kemanusiaan.

Aksiologis: adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti

etika, estetika, atau agama. Litle John menyebutkan bahwa aksiologis,

merupakan bidang kajian filosofis yang membahas value (nilai-nilai) Litle John

mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini adalah dengan

nama metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai teori seperti tentang

apa yang diobservasi, bagaimana observasi dilakukan dan apa bentuk teorinya.

”Metatori adalah teori tentang teori” pelbagai kajian metatori yang berkembang

sejak 1970 –an mengajukan berbagai metode dan teori, berdasarkan

perkembangan paradigma sosial. Membahas hal-hal seperti bagaimana sebuah

knowledge itu (epistemologi) berkembang. Sampai sejauh manakah

eksistensinya (ontologi) perkembangannya dan bagaimanakah kegunaan nilai-

nilainya (aksiologis) bagi kehidupan sosial.

D. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TIMBULNYA FILSAFAT DAN ILMU

Suatu peristiwa atau kejadian pada dasarnya tidak pernah lepas dari

peristiwa lain yang mendahuluinya. Demikian juga dengan timbul dan

berkembangnya filsafat dan ilmu. Menurut Rinjin (1997 : 9-10), filsafat dan ilmu

timbul dan berkembang karena akal budi, thauma, dan aporia.

a. Manusia merupakan makhluk berakal budi.

Page 18: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

Dengan akal budinya, kemampuan manusia dalam bersuara bisa

berkembang menjadi kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, sehingga

manusia disebut sebagai homo loquens dan animal symbolicum. Dengan akal

budinya, manusia dapat berpikir abstrak dan konseptual sehingga dirinya

disebut sebagai homo sapiens (makhluk pemikir) atau kalau menurut

Aristoteles manusia dipandang sebagai animal that reasons yang ditandai

dengan sifat selalu ingin tahu (all men by nature desire to know). Pada diri

manusia melekat kehausan intelektual (intellectual curiosity), yang menjelma

dalam wujud aneka ragam pertanyaan. Bertanya adalah berpikir dan berpikir

dimanifestasikan dalam bentuk pertanyaan.

b.Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan

isinya.

Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang

diciptakan oleh Sang Pencipta, misalnyasaja kekaguman pada matahari,

bumi, dirinya sendiri dan seterusnya. Kekaguman tersebut kemudian

mendorong manusia untuk berusaha mengetahui alam semesta itu

sebenarnya apa, bagaimana asal usulnya (masalah kosmologis). Ia juga

berusaha mengetahui dirinya sendiri, mengenai eksistensi, hakikat, dan

tujuan hidupnya.

c. Manusia senantiasa menghadapi masalah.

Faktor lain yang juga mendorong timbulnya filsafat dan ilmu adalah adalah

masalah yang dihadapi manusia (aporia). Kehidupan manusia selalu diwarnai

dengan masalah, baik masalah yang bersifat teoritis maupun praktis.

Masalah mendorong manusia untuk berbuat dan mencari jalan keluar yang

tidak jarang menghasilkan temuan yang sangat berharga (necessity is the

mother of science).

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang

menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah.

Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun

yang tergolong ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan atau singkatnya

ilmu saja, yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasi dan

diorganisasi sedemikian rupa; sehingga memenuhi asas pengaturan secara

prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji

kebenaran ilmiahnyasehingga memenuhi kesahihan atau validitas ilmu, atau

Page 19: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Sedang pengetahuan tak-ilmiah

adalah yang masih tergolong prailmiah. Dalam hal ini berupa pengetahuan

hasil serapan inderawi yang secara sadar diperoleh, baik yang telah lama

maupun baru didapat. Disamping itu termasuk yang diperoleh secara pasif

atau di luar kesadaran seperti ilham, intuisi, wangsit, atau wahyu (oleh nabi).

E. FUNGSI FILSAFAT ILMU

Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu,

fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara

keseluruhan, yakni :

a. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.

b. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap

pandangan filsafat lainnya.

c. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan

pandangan dunia.

d. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan

e. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai

aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.

F. SUBSTANSI FILSAFAT ILMU

Telaah tentang substansi Filsafat Ilmu, Ismaun, dipaparkan dalam empat

bagian, yaitu substansi yang berkenaan dengan:

1. Fakta atau kenyataan

2. Kebenaran (truth)

3. Konfirmasi dan

4. Logika inferensi.

G. CORAK DAN RAGAM FILSAFAT ILMU

Filsafat ilmu-ilmu sosial yang berkembang dalam tiga ragam, yaitu: (1)

meta ideologi, (2) meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu.

Filsafat teknologi yang bergeser dari C-E (conditions-Ends) menjadi means.

Teknologi bukan lagi dilihat sebagai ends, melainkan sebagai kepanjangan ide

manusia.

Filsafat seni/estetika mutakhir menempatkan produk seni atau keindahan

sebagai salah satu tri-partit, yakni kebudayaan, produk domain kognitif dan

produk alasan praktis.

Page 20: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

Produk domain kognitif murni tampil memenuhi kriteria: nyata, benar, dan

logis. Bila etik dimasukkan, maka perlu ditambah koheren dengan moral.

Produk alasan praktis tampil memenuhi kriteria oprasional, efisien dan

produktif. Bila etik dimasukkan perlu ditambah human.manusiawi, tidak

mengeksploitasi orang lain, atau lebih diekstensikan lagi menjadi tidak merusak

lingkungan.

H. PENGERTIAN ETIKA

Etika dirumuskan dalam tiga arti sebagai berikut:

Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban

moral.

Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

Nilai mengenai benar salah yang dianut masyarakat.

Dari asal usulnya, etika berasal daari bahasa yunani ”ethos” yang berarti

adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Bertolak dari kata tersebut, akhirnya

etika berkembang menjadi studi tentang kebiasan manusia berdasarkan

kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan

perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.

Menurut profesor Robert salomon, etika dapat dikelompokkan menjadi dua

definisi yaitu:

Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang

beretika adalah orang yang baik.

Etika merupakan hukum sosial.etika merupakan hukum yang mengatur,

mengendalikan serta membatasi periaku manusia.

Pada perkembangannya, etika telah menjadi sebuah studi. Fagothey (1953)

mengatakan bahwa etika adalah studi tentang kehendak manusia, yaitu

kehendak yang berhubungan dengan keputusan yang benar dan yang salah

dalam tindak perbuatannya. Etika merupakan studi tentang kebenaran dan

ketidabenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak

manusia dalam perbuatannya.

I. ETIKA, FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Etika merupakan bagian dari filsafat. Filsafat sendiri merupakan bagian dari

ilmu pengetahuan. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai

interpretasi tentang hidup manusia, yang betugas meneliti dan menentukan

Page 21: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

semua fakta kongrit hingga yang paling mendasar. Ciri khas filsafat adalah

upaya dalam menjelaskan pertanyaan selalu menimbulkan pertanyaan yang

baru.

Abdul kadir (2001) memperinci unsur-unsur penting filsafat ilmu sebagai

berikut:

Kegiatan intelektual

Bahwa filsafat merupakan kegiatan yang memerlukan intelektualitas atau

pemukiran.

Mancari makna yang hakiki

Filsafat memerlukan interpretasi terhadap suatu dalam kerangka pencarian

makna yang hakiki.

Segala fakta dan gejala

Bahwa objik dari kegiatan filsafat adalah fakta dan gejala yang terjadi secara

nyata.

Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis.

Filsafat memerlukan suatu metode dalam kegiatannya serta membutukan

prosedur-prosedur yang sistematis.

Untuk kebahagian manusia

Tujuan akhir filsafat sebagai ilmu adalah untuk kebahagian manusia.

Etika merupakan bagian filsafat, yaitu filsafat moral. Beberapa alasan yang

dapat dikemukakan untuk itu antara lain adalah bahwa etika merupakan ilmu

yang mempelajari perbuatan yang baik dan buruk, benar atau salah

berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan dalam kehendaknya. Sebagai

sebuah ilmu, etika juga berkembang menjadi study tentang kehendak

manusia dalam mengambil keputusan untuk berbuat, yang mendasari

hubungan antara sesama manusia. Disamping itu, etika juga merupakan

study tentang pengembangan nilai moral untuk memungkinkan terciptanya

kebebasan kehendak karena kesadaran, bukan paksaan. Adapun alasan yang

terahir mengungkapakan bahwa etika adalah studi tentang nilai-nilai

manusiawi yang berupaya menunjukkan nilai-nilai hidup yang baik dan benar

menurut manusia.

Dalam konteks etika sebagai filsafat dan ilmu pengetahuan ini, perlu

dilakukan pemisahan antara etika dan moral. Etika adalah ilmu pengetahuan,

sedangkan moral adalah objek ilmu pengetahuan tersebut. Dan sebagai ilmu

Page 22: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

pengetahuan, etika menelaah tujuan hidup manusia, yaitu kebahagiaan

sempurna, kebahagiaan yang memuaskan manusia, baik jasmani maupun

rohani dari dunia sampai akhirat melalui kebenaran-kebenaran yang bersifat

filosofis.

J. ETIKA , MORAL DAN NORMA KEHIDUPAN

Secara etimologis, etika dapat pula disamakan dengan moral.moral merasal

dari bahasa latin”MOS”yang berati adat kebiasaan. Secara etimologis, kata

moral sama dengan etika yaitu nilaia-nilai dan norma-norma yang menjadi

pegangan seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya didalam

komunitas kehidupannya.

Hal senada disampaikan oleh Lawrence Konhberg(1927-1987), yang

menyatakan bahwa etika dekat dengan moral. Lawrence menyatakan bahwa

pendidikan moral merupakan integrasi sebagai ilmu seperti psikologi, sosiologi,

antropologi budaya, filsafat, ilmu pendidikan, bahkan ilmu politik. Hal-hal itu

yang dijadikan dasar membangun sebuah etika.

Beberapa ahli membedakan etika dengan moralitas. Menurut Sony Keraf

(1991) moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup

dengan baik sebagai manusia. Nilai-nilai moral mengandung petuah-petuah,

nasihat, wejangan, peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk

secara turun-temurun melalui suatu budaya tertentu tentang bagaimana

manusia harus hidup dengan baik agar menjadi manusia yang benar-benar

baik.

Frans Magnis Suseno (1987) memiliki pernyataan yang sepaham dengan

pernyataan diatas, bahwa etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran,

sedangkan yang memberi manusia norma tentang bagaimana manusia harus

hidup adalah moralitas. Etika justru hanya melakukan refleksi kritis atas norma

dan ajaran moral tersebut. Sebagai contoh moralitas langsung mengatakan

kepada kita ”inilah cara anda melakukan sesuatu”…, sedangkan etika justru

akan mempersoalkan ”mengapa untuk melakukan sesuatu tersebut harus

menggunakan cara itu?”.

Disatu kondisi, etika berbeda dengan moral. Etika merupakan refleksi kritis

dari nilai-nilai moral, sedangkan dengan kondisi berbeda ia bisa sama dengan

Page 23: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

moral, yaitu nilai-nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok

dalam mengatur tingkah laku didalam komunitas kehidupannya.

K. PELANGGARAN ETIKA DAN KAITANNYA DENGAN HUKUM

Etika menjadi sebuah nilai yang menjadi pegangan seseorang atau suatu

kelompok dalam mengatur tingkah laku di dalam kehidupan kelompok tersebut.

Tentunya tidak akan terlepas dari tindakan-tindakan tidak etis. Tindakan tidak

etis yang di maksud disini adalah tindakan yang melangar etika yang berlaku

dalam lingkungan kehidupan tersebut.

Jam husada (2002) mencatat beberapa faktor berpengaruh pada keputusan

atau tindakan-tidakan tidak etis dalam sebuah perusahaan, antara lain adalah:

a. Kebutuhan individu

Kebutuhan individu merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan-

tindakan tidak etis.

b. Tidak ada pedoman

Tindakan tidak etis bisa saja muncul karena tidak adanya pedoman atau

prosedur-prosedur yang baku tentang bagaimana melakukan sesuatu.

c. Perilaku dan kebiasaan individu

Tindakan tidak etis bisa juga muncul karena perilaku dan kebiasaan individu,

tanpa memperhatikan faktorlingkungan dimana individu itu berada.

d. Lingkungan tidak etis

Kebiasaan tidak etis yang sebelumnya sudah ada dalam suatu lingkungan,

dapat mempengaruhi orang lain yang berada dalam lingkungan tersebut

untuk melakukan hal serupa. Lingkungan tidak etis ini terkait pada teori

psikilogi sosial, dimana anggota mencari konformitas dengan lingkungan dan

kepercayaan pada kelompok.

e. Perilaku atasan

Atasan yang terbiasa melakukan tindakan tidak etis, dapat

mempengaruhi orang-orang yang berada dalam lingkup pekerjaannya dalam

melakukan hal serupa.

Etika juga tidak terlepas dari hukum urutan kebutuhan (needs thoery).

Menurut kerangka berpikir Maslow, yang paling pokok adalah pemenuhan

kebutuhan jasmaniah terlebih dahulu agar dapat melaksanakan urgensi

kebutuhan ekstrim dan aktualisasi diri sebagai profesional.

Page 24: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

kontrofersial responden Kohlberg menunjukkan bahwa menipu, mencuri,

berbohong adalah tindakan etis apabila digunakan dalam kerangka untuk

melanjutkan hidup. Kendala yang mempengaruhi adalah di satu pihak kode

etik tak mempersoalkan urutan kebutuhan dalam penerapannya, namun

dilain pihak kebutuhan jasmani tak pernah dapat terpuaskan, dan dapat

dikonversikan menjadi bentuk ekstrim lain yang mungkin akan berpengaruh

terhadap tindakan-tindakan yang melanggar etika.

Tindakan pelanggaran terhadap etika seperti beberapa contoh diatas

akan menimbulkan beberapa jenis sangsi : sangsi social dan sangsi hokum.

Pelanggaran etika dan moral bisa saja menyentuh wilayah hukum dan

akan mendapatkan sangsi hukum. Namun pada kondisi lain, bisa saja

pelanggaran etika hanya mendapatkan sangsi sosial dari masyarakat karena

pelanggran tersebut tidak menyentuh wilayah hukum positif yang berlaku.

L. BERBAGAI MACAM ETIKA YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT

Jika etika dihubungkan dengan moral, kita akan berbicara tentang nilai dan

norma yang berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Dan jika dilihat

berdasarkan nilai dan norma yang terkandung didalamnya, etika dapat

dikelompokkan dalam dua jenis :

Etika deskriptif

Etika deskriptif merupakan etika yang berbicara mengenai suatu fakta, yaitu

tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas

yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

Etika normative

Etika normatif merupakan etika yang memberikan penilaian serta hibauan

kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang

berlaku.

Perbedaan etika deskriptif dengan etika normatif adalah bahwa etika deskriptif

memberikan fakta sebagai dasar utnuk mengambil keputusan tentang perilaku

yang akan dilakukan, sedangkan etika normatif memberikan penilaian sekaligus

memberikan norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan di

putuskan.

Page 25: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

Sony keref (1991) mencatat ada dua norma yang berkembang, yaitu norma

umum dan norma khusus. Norma umum merupakan norma yang memiliki sifat

universal yang dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Norma sopan santun

Norma hokum

Norma moral

Adapun norma khusus merupakan aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan

atau kehidupan dalam lingkup yang lebih sempit. Misalnya menyangkut aturan

menjenguk pasien di sebuah rumah sakit, aturan bermain dalam olahraga dan

sebagainya.

Etika umum adalah etika tentang kondisi-kondisi dasar dan umum, bagaimana

manusia harus bertindak secara etis. Etika ini merupakan prinsip-prinsip moral

dasar yang menjadi pegangan manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam

menilai baik buruknya suatu tindakan.

Adapun etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam

kehidupan khusus. Penerapan dalam bidang khusus tersebut misalnya

bagaimana seseorang bertindak dalam bidang kehidupan tertentu yang

dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan bagi manusia untuk

bertindak secara etis. Hal itu dapat dilihat pada etika untuk melakukan kegiatan

olah raga, etika untuk melakukan kegiatan pemasaran sebuah produk, dan lain

sebagainya.

M.ETIKA DAN TEKNOLOGI; TANTANGAN MASA DEPAN

Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti

refolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berfikir manusia, baik

dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan maupun dalam pengambilan

keputusan. Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa ketika teknologi

mengambil alih fungsi-fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi

kerugian yang di akibatkan oleh hilangnya fungsi-fungsi tersebut dari kerja

mental manusia.

Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai salah satu

akibat perkembangan teknologi tersebut, sedikit banyak akan berengaruh

terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma-

norma dalam kehidupannya. Orang yang biasanya berinteraksi secara fisik,

Page 26: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

melakukan komunikasi secara langsung dengan orang lain, karena

perkembangan teknologi internet dan email maka interaksi tersebut menjadi

kurang.

Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk

menjawab tantangan hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat

penting. Ketika manusia membiarkan dirinya dikuasai oleh teknologi maka

manusia yang lain akan mengalahkannya. Sebenarnya, teknologi

dikembangkan untuk membantu manusia dalam melaksanakan aktifitasnya. Hal

itu karena manusia memang memilki keterbatasan.

BAB III. INOVASI TEKNOLOGI

Page 27: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

1. LATAR BELAKANG

Besi merupakan salah satu jenis limbah yang banyak dijumpai di industri-

industri pengolahan logam seperti industri pembuat paku, alat-alat rumah

tangga dan alat-alat mekanik. Limbah besi ini berpotensi menimbulkan masalah

pencemaran lingkungan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk

mengatasi masalah limbah besi tersebut adalah dengan mengolahnya menjadi

besi bermuatan positif dua (Fe+2) misalnya dalam bentuk fero sulfat (FeSO4).

Besi bermuatan postif dua ini bermanfaat untuk berbagai keperluan seperti

sebagai coagulant dalam proses penjernihan air, sebagai pewarna permanen

tinta dalam industri tinta, dan sebagai penajam dalam perwarnaan wool dalam

industri textil. (Aladin dkk, 2009).

Okidasi lanjut besi (II) menjadi besi (III) dalam bentuk feri sulfat

(Fe2(SO4)3) dapat dilakukan dengan bantuan katalis MnO2 (Syarif, T., 2007). Besi

(III) memiliki manfaat yang lebih luas. Feri sulfat dapat dimanfaatkan antara

lain sebagai coagulant dalam proses penjernihan air, bahkan efek koagulan feri

sulfat 11 kali lebih besar dibandingkan fero sulfat (Ronnholm, dkk, 1999). Feri

sulfat juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan aditif semen pada industri

beton, dan sebagai bahan pelapis pada pita video dan kaset. Elida Novita

(2001) telah menggunakan feri sulfat untuk menurunkan nilai COD (Chemical

Oxygen Demand) limbah cair pabrik tebu yang mengandung pigmen coklat

gelap (melanoidin). Aladin dkk (2002) telah mencoba menggunakan feri sulfat

sebagai bahan oksidator dalam desulfurisasi batubara Mallawa, Sulawesi

Selatan.

Batubara merupakan bahan bakar alternatif dengan cadangan melimpah

di dunia termasuk di Indonesia. Namun, pembakaran batubara high sulphur

secara massal di industri juga tidak terlepas dari efek pencemaran sulfur dan

percepatan kerusakan (korosi) alat pembakaran (Roesyadi dan Aladin, 2005).

Tidak sedikit cadangan batubara di Indonesia, khususnya di Sulawesi

menggandung sulfur tinggi hingga 3% (Aladin dkk, 2005) sehingga tidak layak

dimanfaatkan sebagai bahan bakar kecuali terlebih dahulu dilakukan proses

desulfurisasi sebelum pembakaran (precombustion). Aladin dkk (2002) telah

membuktikan bahwa reduksi sulfur anorganik (pirit) batubara memungkinkan

Page 28: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

dilakukan dengan menggunakan oksidator feri sulfat. Hanya saja dalam

penelitian tersebut laju desulfurisasinya relatif lambat disebabkan dilakukan

pada temperatur kamar. Namun menurut Archennus laju reaksi memungkinkan

dapat ditingkatkan dan dioptimalkan dengan mencari temperatur optimum.

2. TUJUAN

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dirancang penelitian

dengan tujuan utama adalah mendapatkan sebuah metode dalam menangani

kandungan sulfur batubara melalui proses desulfurisasi precombustion

menggunakan oksidator feri sulfat hasil olahan limbah besi. Secara khusus

penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi-kondisi optimum dalam proses

desulfurisasi tersebut, yaitu waktu, temperatur, dan kecepatan penganduk.

3. URGENSI (MANFAAT)

Dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat utama yaitu

mengeliminir problem limbah besi sehingga terhindar dari dampak pencemaran

lingkungan, sekaligus memberikan nilai ekonomi terhadap hasil olahan limbah

besi tersebut. Manfaat kedua adalah mengeliminir problem kandungan sulfur

batubara, sekaligus meningkatkan kualitas batubara yang pada akhirnya

meningkatkan nilai ekonomi batubara tersebut yang berarti dapat

meningkatkan kesejahtraan bangsa Indonesia.

Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini bermanfaat dalam memahami

fenomena desulfrisasi batubara secara kimia menggunakan oksidator feri sulfat

berdasarkan mekanisme kompleks. Manfaat penting lainnya adalah tersedianya

refrensi berupa data kinetika dari hasil penelitian ini yang dapat dimanfaatkan

dalam perancangan reaktor skala industri untuk desulfirisasi batubara secara

kimia menggunakan oksidator besi III.

4.BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini, ditinjau kondisi-kondisi optimum desulfurisasi

batubara menggunakan oksidator besi (III) hasil olahan limbah besi, dengan

beberapa variasi, yaitu : waktu, temperatur dan kecepatan putaran pengaduk.

5. DESULFURISASI BATUBARA DENGAN METODE KIMIA

Batubara (coal) merupakan sedimen batuan organik dengan komposisi

utama karbon, hidrogen dan oksigen sehingga mudah terbakar. Dewasa ini

batubara menjadi salah satu bahan bakar alternatif karena di samping

Page 29: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

harganya relatif murah, menurut perkiraan Assosiasi Batubara Kanada bahwa

cadangan batubara sebagai bahan bakar fosil menempati peringkat pertama di

dunia yaitu mencapai 91%, sementara gas hanya 5% dan sisanya minyak

sekitar 4%. Di Indonesia cadangan batubara mencapai 38,8 milyar ton,

termasuk batubara Sulawesi yang terkonsentrasi di propinsi Sulawesi Selatan,

tergolong tiga besar daerah yang mengandung cadangan batubara di Indonesia

setelah Kalimantan dan Sumatra. Namun, sayangnya kualitas batubara asal

Sulawesi relatif rendah, hingga saat ini belum dapat dimanfaatkan sebagai

bahan bakar di industri sebab kandungan sulfur dan abunya relatif tinggi yang

dapat menyebabkan kerusakan alat pembakaran serta menimbulkan

pencemaran pada lingkungan. (Aladin, dkk., 2005; http://www.coal.ca).

Dalam usaha meningkatkan kualitas batubara, termasuk menurunkan

kadar sulfurnya untuk menuju Clean Coal Technology atau Teknologi

Batubara Bersih, maka berbagai teknologi desulfurisasi telah dan sedang

dikembangkan. Pada prinsipnya proses desulfurisasi batubara dalam

peruntukannya sebagai bahan bakar dapat dilakukan berdasarkan fasenya

yaitu fase sebelum pembakaran (pre combustion treatment), fase pada saat

proses pembakaran (combustion treatment) atau fase setelah proses

pembakaran (post combustion treatment). (Thomas, 1995).

Berdasarkan prosesnya, desulfurisasi batubara dapat dilakukan dengan

metode kimia, fisika dan biologi (Demirbas, 2002). Metode fisika terbatas

hanya dapat mereduksi jenis sulfur anorganik dalam batubara, sedangkan

sulfur organik tidak dapat direduksi (Mukherjee and Borthakur, 2001), kecuali

bila dilakukan pada suhu yang sangat tinggi (450oC) maka sulfur organik

memungkinkan juga direduksi (Celik and Yildirim, 2000). Aladin dkk (2005)

telah melakukan penelitian desulfurisasi batubara asal daerah Pattuku

(Sulawesi Selatan) dengan cara Flotasi (metode fisika), terbukti bahwa hanya

jenis sulfur anorganik yang efektif untuk direduksi. Sedangkan metode kimia

dan biologi dapat memisahkan (mereduksi) baik sulfur anorganik maupun sulfur

organik dalam batubara, hanya saja metode biologi menggunakan bantuan

mikroba yang bekerja pada suhu rendah sehingga waktunya relatif lama dari

metode kimia (Mukherjee, and Borthakur,2004).

Page 30: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

Beberapa metode desulfurisasi batubara secara kimia antara lain

sebagai berikut (Aladin, A., 2002; Demirbas, 2002; Mukherjee and Borthakur,

2001; Mukherjee and Borthakur, 2004) :

a. Desulfurisasi Menggunakan Etanol

Metode ini efektif untuk mengurangi sulfur anorganik dan sulfur

organik dalam batubara, telah dikembangkan sampai tahap pilot plant

dengan proses alir (continous process). Jenis reaktor yang digunakan berupa

fluidized bed dan moving bed. Hasil uji coba pada tahap pilot plant diperoleh

gambaran bahwa dari sampel batubara Ohio yang mengandung 3,5% sulfur

(total S) dapat dikurangi hingga menjadi 1,0%.

b. Desulfurisasi Dengan Proses Oksidasi Selektif

Proses desulfurisasi dilakukan dalam reaktor fluidisasi pada suhu

antara 650–800oF dengan menggunakan uap dan udara. Proses yang

dikembangkan oleh Battle Columbus Devision mampu mengurangi kadar

sulfur total sebesar 95% dengan kehilangan panas rata-rata sebesar 15%.

Gas SO2 yang dihasilkan proses ini kemudian diproses lebih lanjut dalam unit

DeSOx. Oleh Palmer et al (1994) melakukan desulfurisasi batubara

menggunakan oksidasi selektif dengan campuran pereaksi hidrogen

peroksida dan asam asetat yang akan membentuk asan peroksi asetat

secara in situ. Kelebihan pereaksi ini mampu mereduksi semua kandungan

sulfur anorganik dan sebagian sulfur organik dalam batubara.

c. Desulfurisasi Menggunakan Asam Sulfonat Triflorometan (TFMS)

Metode ini menggunakan pelarut organik (toluena) dan asam sulfonat

triflorometan (TFMS) sebagai katalis. Metode ini dikembangkan hanya untuk

mengurangi kadar sulfur organik yang sulit dipisahkan dengan metode

konvensional. Proses desulfurisasi dilakukan dalam reaktor slury pada suhu

sekitar 200oC. Pada konsentrasi TFMS 45,2% mmol/g batubara diperoleh

tingkat desulfurisasi 48,7%.

d. Desulfurisasi Menggunakan Larutan Barium Klorida

Metode ini umumnya hanya efektif untuk menghilangkan sulfur

anorganik terutama pirit, berdasarkan reaksi sebagai berikut: :

FeS2 + 2BaCl2 + 22H2O 2BaSO4 + FeCl2 + 14H2O +7H2 (1)

Page 31: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

Reduksi sulfur organik tidak efektif dengan pereaksi ini karena BaCl2

merupakan oksidator lemah. Disamping itu, sulitnya pemisahan endapan

BaSO4 yang terbentuk diproses ini menjadi problem lain sehingga metode ini

kurang dikembangkan, (Aladin, A., 2002).

e. Desulfurisasi Menggunakan Oksidator Besi Sulfat atau Besi Klorida

Metode ini cukup efektif untuk mengurangi kadar sulfur khususnya sulfur

anorganik (pirit) dalam batubara. Prinsip utama desulfurisasi ini adalah

dengan meggunakan reaksi oksidasi-reduksi. Keuntungan proses ini adalah

larutan Fe2(SO4)3 memungkinkan direcovery untuk direuse sehingga bisa

menghemat biaya produksi, tetapi laju reaksinya relatif lambat pada suhu

kamar (Aladin, dkk, 2002). Persamaan reaksinya sebagai berikut :

FeS2 + Fe2(SO4)3 3FeSO4 + 2 S (2)

2 S + 3O2 + 2H2O 2H2SO4 (3)

2FeSO4 + 12

O2 + H2SO4 Fe2(SO4)3 + H2O (4)

Demikian juga menggunakan oksidator besi (III) klorida memungkinkan

mereduksi sulfur anorganik dalam batubara, dengan suhu reaksi berkisar

120 -150oC (Thomas, 1995). Peneliti lain mendapatkan reduksi sulfur

maksimal pada waktu reaksi dua jam dan suhu reaksi 90oC (Brotowati, S.

dkk. 2003).

f. Desulfurisasi Menggunakan Pereaksi Asam HCl, HNO3 Atau H2SO4

Pereaksi asam HCl, HNO3 dan H2SO4 terbukti dapat mereduksi sulfur

dalam batubara high sulphur pada suhu reaksi 95oC (Mukherjee and

Borthakur, 2004).

Page 32: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Ontologi berarti studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang ciri-ciri

esensial

dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling

abstrak (Suparlan: 2005). Ontolgi sendiri berarti memahami hakikat jenis

ilmu pengetahuan itu sendiri yang dalam hal ini adalah Ilmu Komunikasi.

2. Hakikat individual ilmu pengetahuan yang bersitaf etik terkait aspek

kebermanfaat ilmu itu sendiri. Seperti yang telah disinggung pada aspek

epistemologis bahwa aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan

pragmatic filosofis yaitu azas kebermanfaatan dengan tujuan

kepentingan manusia itu sendiri.

3. Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir dan

berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua

bentuk teknologi yang canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara

Page 33: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

epistemologis, yaitu pemikiran dan perenungan yang berkisar tentang

bagaimana cara mewujudkan sesuatu, perangkat-perangkat apa yang

harus disediakan untuk mewujudkan sesuatu itu, dan sebagainya.

4. Dari penelitian ini diperoleh hasil karakterisasi batubara Mallawa

(sebelum desulfurisasi) yaitu kadar sulfur total 3,28%, kadar abu 11,25%,

zat terbang 34,43%, kadar air 8,01%, karbon tetap 46,31% dan nilai kalor

5.905 kal/kg. Jenis sulfur terdiri atas sulfur anorganik 2,42% (berupa

sulfur pirit 2,01% dan sulfur sulfat 0,41%) dan sisanya sulfur organik

0,86%. Berdasarkan karakteristik ini menunjukkan bahwa batubara

Mallawa termasuk kelas subituminous, suatu jenis batubara dengan

kualitas tergolong relatif rendah dengan kandungan sulfur dan abu

relatif tinggi.

5. Kondisi-kondisi optimum (terbaik) desulfurisasi batubara secara kimia

menggunakan oksidator besi (III) hasil olahan limbah besi (pada kondisi

aliran udara dan ukuran batubara dibuat tetap masing-masing 2 liter per

menit dan 100 mesh, yaitu topt = 120 menit, Topt = 90oC, dan Nopt =

930 rpm, dengan persen recovery maksimum sebesar 76,46%.

4.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka setiap pembahasan mengenai ilmu

pengetahuan diharapkan melalui kajian landasan filosofis, yaitu ontologi,

epistemologi dan aksiologi agar upaya dan usaha yang menjadi

pembaharuan dalam teknologi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih hendaknya di imbangi

dengan kebijaksanaan pemakaian dan penggunaannya, jangan sampai

teknologi membuat kita menjadi bermalas-malasan.

Page 34: Tugas Filsafat Ilmu & Inovasi Teknologi

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bppt.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=388:filsafat-dan-teknologi-untuk-pembangunan-nasional&catid=46:umum

http://rahmasyilla.wordpress.com/2010/02/03/hakekat-filsafat-komunikasi/#more-192

http://defickry.wordpress.com/2007/08/23/filsafat-dan-komunikasi/

http://fajardawn.blogspot.com/2009/05/hakikat-komunikasi.html