tugas makalah filsafat uas
TRANSCRIPT
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 1/13
i
KETERKAITAN AGAMA DENGAN
FILSAFAT
Dosen Pembimbing : Drs. Agus Purwadi,M.Si
Oleh : Muhammad Soleh
NIM : 201110010322125
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 2/13
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji adalah milik Allah SWT, saya bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikanhidayah dan inayahNya serta waktu untuk menyelesaikan tugas UAS mata kuliah filsafat ini sehingga
telah selesai sebelum deadline.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW
sebagai suri tauladan yang baik serta pemberi syafa’at dihari kiamat kelak. Dan semoga juga tercurah
kepada keluarga, para sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in, serta pengikut kebaikan mereka sampai hari
akhir.
Terima kasih saya haturkan pula kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas
makalah ini, terutama kepad:
1. Bapak Dr. Muhajdir Effendy,M.Ap selaku rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang
memberikan kesempatan kepada saya untuk menuntut ilmu dalam program beasiswa
peningkatan mutu guru madin program pemprov angkatan ke-4,
2. Bpk. Drs. Agus Purwadi,M.Si sebagai dosen pembimbing mata kuliah Filsafat yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan kepada semua mahasiswa seperjuangan saya,
3.
Orang tua, serta istri tercinta dan putra saya yang memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan study di UMM ini, serta
4. Semua teman satu angkatan dan satu ruangan yang saya sayangi meski kehidupan akademik
kami yang “nomaden”. Masuk bareng lulus bareng. Insya Allah
Demikian kata pengantar ini saya sampaikan. Kritik dan saran yang membangun selalu saya harapkan
demi kemajuan dan perkembangan kemampuan menulis saya. Atas perhatiannya saya sampaikan
terima kasih.
Wagir, 3 Maret 2012
Penulis
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 3/13
iii
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
BAB II RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 7
3.1 Definisi Filsafat Menurut Para Tokoh dan Dalam Perspektif Islam ............................................... 7
3.2 Faktor-faktor yang melatarbelakangi filsuf Islam untuk mengajukan wacana sinkretisme antara
agama dan filsafat ............................................................................................................................... 8
3.3 Pandangan tokoh filsuf Islam terkait dengan pemaduan filsafat dengan agama ............................ 9
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 12
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 4/13
4
BAB I PENDAHULUAN
Agama dan filsafat memainkan peran yang penting dalam sejarah kehidupan manusia. Tidak dapat
dipungkiri bahwa peran keduanya merubah cara pandang manusia terhadap segala sesuatu. Dalam hal
ini agama dan filsafat adalah dua kesatuan yang sebenarnya tidak boleh dipisahkan. Karena agama
mewajibkan kita untuk mencari hakikat atau kebenaran sejati dalam hal ini dalam tuntunan wahyu.
Demikian juga filsafat bertujuan untuk menemukan kebenaran sejati tentang segala sesuatu meskipun
belum final sampai ajal menghampiri “sang pemikir” tersebut.
Para pemikir yang berwawasan dangkal berpendapat bahwa agama sangat berbeda dengan filsafat,
dan tidak boleh dinodai dengan pikiran-pikiran manusiawi dan tidak boleh dicampuri dengan filsafat.
Namun, pembedaan ini sepertinya tidak pernah berhasil dengan banyaknya pemikiran-pemikiran
filsafat Islam serta banyaknya kajian tentang filsafat dalam Islam di berbagai lembaga kajian dan
Universitas-universitas Islam.
Jika kita berpikir bahwa ajaran Islam adalah doktrin yang tidak boleh dinalar sesuai dengan akal
pikiran yang lurus, apa bedanya dengan agama selain Islam yang menjejalkan secara paksa dogma
ajaran-ajaran agamanya meski tidak sesuai dengan logika. Namun demikian, dalam berfilsafat kita
juga harus meyakini hakikat otak dan kapasitas berpikir manusia yang sangat terbatas. Sehingga kita
dapat menyadari bahwa hakikat sesuatu belum tentu sama dengan hasil pemikiran manusia. Dan
mengembalikan apa yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia kepada wahyu.
Jika agama membahas tentang segala sesuatu di alam dengan tujuan segala sesuatu yang maujud,
lantas pada sisi mana terdapat pertentangan antara agama dan filsafat. Bahkan agama dapat
memberikan asumsi-asumsi penting sebagai subyek penelitian filsafat. Filsafat dapat menjadi alat
untuk memahami dan mencari kebenaran tentang ajaran agama jika pemeluknya selalu menuntut
dirinya untuk memahami ajaran dan keyakinan agamanya secara rasional. Dengan demikian filsafat
tidak lagi menjadi “musuh” agama, namun menjadi alat untuk menguak tabir dan ma’rifat terhadap
rahasia dan doktrin-doktrin suci agama. Dengan demikian, pasti akan bertambah penghayatan seorang
muslim kepada agamanya.
Dengan satu ungkapan dapat dikatakan bahwa filosof agama mestilah dari penganut dan penghayat
agama itu sendiri. Lebih jauh, filosof-filosof hakiki adalah pencinta-pencinta agama yang hakiki.
Sebenarnya yang mesti menjadi subyek pembahasan di sini adalah agama mana dan aliran filsafat
yang bagaimana memiliki hubungan keharmonisan satu sama lain. Adalah sangat mungkin terdapat
beberapa ajaran agama, karena ketidaksempurnaannya, bertolak belakang dengan kaidah-kaidahfilsafat, begitu pula sebaliknya, sebagian konsep-konsep filsafat yang tidak sempurna berbenturan
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 5/13
5
dengan ajaran agama yang sempurna. Karena asumsinya adalah agama yang sempurna bersumber dari
hakikat keberadaan dan mengantarkan manusia kepada hakikat itu, sementara filsafat yang berangkat
dari rasionalitas juga menempatkan hakikat keberadaan itu sebagai subyek pengkajiaannya, bahkan
keduanya merupakan bagian dari substansi keberadaan itu sendiri. Keduanya merupakan karunia dari
Tuhan yang tak dapat dipisah-pisahkan. Filsafat membutuhkan agama (wahyu) karena ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan dengan alam gaib yang tak bisa dijangkau oleh akal filsafat.
Sementara agama juga memerlukan filsafat untuk memahami ajaran agama. Berdasarkan perspektif
ini, adalah tidak logis apabila ajaran agama dan filsafat saling bertolak belakang.
(http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=93&Itemid=44:2012)
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 6/13
6
BAB II RUMUSAN MASALAH
Perbedaan pendapat tentang keselarasan dan ketidak-selarasan agama dengan filsafat telah
banyak diperbincangkan dalam berbagai kesempatan namun disini, sebagai tugas dan
pengetahuan akan saya ulas beberapa masalah sebagai berikut:
1. Definisi filsafat dan agama menurut tokoh dan dalam perspektif Islam
2. Faktor-faktor yang melatarbelakangi filsuf Islam untuk mengajukan wacana sinkretisme antara
agama dan filsafat
3. Pandangan tokoh filsuf Islam terkait dengan pemaduan filsafat dengan agama
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 7/13
7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Definisi Filsafat Menurut Para Tokoh dan Dalam Perspektif Islam
Filsafat berasal dari istilah bahasa Yunani, “Philosophia”. “Philos” berarti sahabat, teman, mencintai,
dan “Sophia” berarti kebijaksanaan, ilmu pengetahuan, hikmah. Jadi filasat berarti cinta kepada
kebijaksanaan.
Adapun menurut beberapa ahli definisi filsafat adalah:
1. Menurut Pudjo Sumedi AS., Drs. M.Ed dan Mustakin,S.Pd,MM, Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani: “Philosophia”. Seiring perkembangan
jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti: “philosophic” dalam
kebudayaan bangsa Jerman, Belanda dan Perancis; “Philosophy” dalam bahasa
inggris; “philosophia” dalam bahasa latin; “falsafah” dalam bahasa arab.
2. Menurut Plato Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli
3. Menurut Al-Farabi Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat sebenarnya.
(http://consumptive.net:2012)
4. Sidi Gazalba
Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang
dipermasalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
5. Prof. Mr. Muhammad Yamin
Filsafat ialah pemusatan pikiran,sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya di dalam
kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan.
(Agus Purwadi: 2012)
Dengan demikian filsafat adalah satu disiplin ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu dengancara berpikir secara radikal, mendasar, penuh kesungguhan dan sistematis sehingga menemukan
hakikat sesuatu tersebut.
Sedangkan agama secara harfiah bahasa arab ad-Din berasal dari day a na. dalam kamus tradisonal
kata tersebut mempunyai banyak makna, diantaranya:
1. Dain/ qardl bermakna hutang. Dengan penegertian bahwa wujud manusia di dunia ini adalah
hutang yang perlu dibayar (lih. QS. AL-Baqarah:245)
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 8/13
8
2. Maddana, dari kata inilah lahir istilah madani dan madinah. Madddana bermakna
membangun dan bertamaddun, oleh karena itu instilah madani hanya untuk masyarakat
yang beragama bukan masyarakat sekuler.
3. Kata danaa memiliki makna kerajaan. Konsep ini berkaitan dengan tauhid uluhiyyah yang
merupakan esensi terpenting dalam Islam.
4. Pengertian lain bermakna kecenderungan. Sudah menjadi fitrah manusia untuk percaya
kepada perkara yang supernatural dan metafisika. Percaya adanya Tuhan yang maha kuasa
mengatur alam semesta raya.
Dari beberapa pengertian di atas, agama menurut Islam adalah cara hidup, cara berpikir,
berideologi, dan bertindak. Agama meliputi system politik, ekonomi, social dan budaya. Hal ini
berbeda dengan pandangan filsuf-filsuf barat yang mengartikan agama tidak lebih dari konsep
morality. Ada juga yang mengartikan agama hanya menyentuh hal-hal ruhaniyyah saja. Bahkan ada
yang menganggap bahwa agama merupakan ritual/upacara penyembahan.
3.2 Faktor-faktor yang melatarbelakangi filsuf Islam untuk mengajukan
wacana sinkretisme antara agama dan filsafat
Islam sebagai agama moderat senantiasa menganjurkan jalan pertengahan (tawasuth).
Karenanya, dapat diketahui bahwa semangat pemaduan dan pertengahan merupakan salah
satu corak pemikiran kaum Muslimin dalam berbagai lapangan kehidupan. Setiap kali adaaliran-aliran yang berlawanan, tentu akan timbul penengahnya, seperti ditunjukkan dalam
sejarah aliran dan pemikiran dalam Islam. Aliran Asy’ariyah dalam ilmu kalam dapat
dikatakan merupakan aliran pertengahan dari golongan yang memegangi tekstual bunyi nash
tanpa mengemukakan penafsiran rasional, dengan aliran Mu’tazilah yang mempertahankan
kebebasan akal sepenuhnya dalam memahami nash dan penafsirannya. Dalam lapangan
hukum Islam, madzhab Syafi’i merupakan madzhab pertengahan yang terletak diantara
Madzhab Maliki yang mendasari pendapatnya kepada Hadits sesudah Qur’an (ahlu al-
Hadits), dengan madzhab Hanafi yang mendasari pendapat-pendapatnya kepada pikiran dan
ijtihad (ahlu al-ra’yi).
Di samping itu, terdapat juga beberapa faktor lain yang mendorong pemaduan antara agama
dengan filsafat, yaitu :
1. Adanya jurang pemisah yang dalam antara Islam dengan filsafat Aristoteles dalam
berbagai persoalan, seperti sifat-sifat Tuhan dan ciri-ciri Nya, Qadimnya alam, hubungan
alam dengan Tuhan, keabadian jiwa, dan lain sebagainya.
2. Adanya serangan yang banyak dilancarkan oleh kalangan agamawan terhadap setiap
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 9/13
9
pembahasan pikiran yang tidak membawa hasil yang sesuai dengan akidah yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sikap ini sering diikuti dengan tekanan-tekanan yang dilakukan oleh
rakyat banyak dan penguasa-penguasa terhadap para filosof.
3. Hasrat para filosof sendiri untuk dapat menyelamatkan diri dari tekanan-tekanan tersebut
agar mereka bisa bekerja dengan tenang dan tidak terlalu nampak pertentangannya dengan
agama.
(http://newuke8554.blogspot.com/2009/06/hubungan-agama-filsafat-menurut-ibnu.html:2012)
4. Berkembangnya rasionalitas masyarakat yang menyebabkan revolusi ilmu pengetahuan.
5. Adanya kebutuhan keselarasan antara agama dan sains.
6. Kebenaran sejati adalah dari Allah, untuk menemukan dan menerima kebenaran sejati tidak serta
merta menerima namun harus melalui pemikiran yang sungguh-sungguh dan radikal sehingga apa
yang ditetapkan oleh agama dapat diterima dengan akal sehat.
3.3 Pandangan tokoh filsuf Islam terkait dengan pemaduan filsafat
dengan agama
Secara fithrah manusia dilahirkan telah diberikan akal sebagai alat penimbang antara baik dan buruk,
bagus dan jelek, dsb. Dengan akal tersebut-lah manusia berfilsafat. Namun demikian, tidak dapat
dinafikan bahwa akal manusia terbatas pada ketidakterbatasa alam semesta sebagai salah satu obyek
penelitian filsafat. Oleh karena itu, Allah sebagai pencipta manusia dan pemberi akal tersebut
menurunkan wahyu (agama) untuk menuntun akal manusia menuju kebenaran hakiki.
Menurut Ibnu Rusyd, berfilsafat dalam Islam merupakan suatu keharusan. Menurut beliau dalam
karyanya Fashl al-Maqaal, filsafat berfungsi untuk mengadakan penyelidikan tentang alam
wujud dan memandangnya sebagai jalan untuk menemukan Zat yang membuatnya . Dalam Al-
Qur’an Surat Al-A’raaf ayat 185 dan surat Al-Hasyr ayat 2
Kedua ayat tersebut mengandung perintah I’tibar dan nazhar. Kedua ayat tersebut secara
tegas memerintahkan untuk mengambil qiyas aqli atau qiyas aqli dan qiyas syar’i bersama-
sama. I’tibar dan nazhar yang dimaksudkan dalam kedua ayat tersebut tidak lain adalah
pengambilan sesuatu hukum yang belum diketahui (majhul) dari sesuatu yang telah diketahui
(ma’lum). Ini berarti, penyelidikan alam wujud tidak bisa tidak, mesti menggunakan qiyas
aqli. Karena itu, penyelidikan yang bersifat filosofi menjadi suatu kewajiban.
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 10/13
10
Argumentasi Ibnu Rusyd tersebut, dapat dipahami secara logika, dengan mengikuti premis –premis
yang disusun oleh Al-‘Iraqiy sebagai berikut :
Premis minor :
Penyelidikan filsafat secara nazhari aqli di alam ini bertujuan untuk mencapai ma’rifah kepada
pembuatnya, yaitu Allah.
Premis mayor :
Agama memerintahkan dan mewajibkan manusia untuk memperhatikan dan memikirkan penciptaan
di alam ini agar manusia mengenal Tuhannya (Allah)
Konklusi :
Pengkajian filsafat dalam kerangka diatas adalah kewajiban, sepanjang kemampuan, yaitu dengan
metode burhan (demontrasi)
Kalau seorang faqih berdasarkan ayat tersebut menetapkan adanya qiyas syar’i, maka berdasarkan
ayat tersebut pula seorang filosof lebih berhak lagi untuk menetapkan adanya qiyas aqli. Bila
dikatakan qiyas aqli adalah sebuah bid’ah, maka demikian pula halnya dengan qiyas syar’i, karena
keduanya tidak terdapat pada masa permulaan Islam. Kalau pengambilan qiyas aqli diwajibkan oleh
Syara’ maka seorang ahli pikir harus mempelajari logika dan filsafat. Untuk itu, karena filsafat telah
berkembang sebelumnya dengan tokoh-tokoh seperti Plato dan Aristoteles, maka mempelajari
pemikiran para filosof terdahulu tersebut adalah suatu keniscayaan. Tidaklah mungkin bagi orang-
orang yang datang kemudian membangun filsafat yang baru sama sekali dengan meninggalkan
pemikiran-pemikiran filsafat yang telah berkembang sebelumnya.
Para filosof Islam bersepakat bahwa akal dan wahyu keduanya menjadi sumber pengetahuan dan
alat untuk mencapai kebenaran. Akan tetapi, dalam Qur’an dan Hadits, terdapat banyak nash yang
secara lahir bertentangan dengan filsafat. Bagi Ibnu Rusyd, nash-nash tersebut dapat dita’wilkan
sepanjang memenuhi aturan-aturan ta’wil dalam bahasa Arab, seperti halnya lafazh-lafazh dari
Syara’ dapat pula dita’wilkan dari segi aturan fiqh. Karena itu, para ulama sepakat bahwa tidak
semua kata-kata yang datang dari Syara’ diartikan menurut lahirnya, tidak pula harus dikeluarkan
semuanya dari arti lahirnya, tetapi menggunakan makna batinnya. Penafsiran (pena’wilan) semacam
inilah dipakai oleh ulama-ulama fiqh dan para filosof.
Dengan demikian, ada arti lahir dan arti batin. Bila arti lahir sesuai dengan hasil pemikiran, maka arti
ini harus diambil dan kalau berlawanan maka harus dicari pena’wilannya. Arti ta’wil adalah
mengeluarkan sesuatu kata dari arti yang sebenarnya kepada arti yang majazi (allegorik).
Rangkapnya arti tersebut, dikarenakan perbedaan pandangan orang dan kemampuannya untuk
mempercayai. Manusia dalam hal ini terdiri dari tiga golongan, sesuai dengan pembagian qiyas, yaitu
golongan pemakai qiyas burhani, qiyas jadali, dan qiyas khithabi.
Qiyas burhani adalah qiyas yang terdiri dari dasar-dasar pikiran (premis) yang yakin dan berpijak
pada hukum-hukum aksioma. Karena itu, qiyas tersebut memiliki konklusi yang meyakinkan, dan
itulah qiyas yang sebenar-benarnya dan lazim dipakai dalam dunia pemikiran filsafat.
Ibnu Rusyd meletakkan beberapa aturan sebagai pegangan dalam melakukan ta’wil, yaitu :
1. Setiap orang harus menerima prinsip-prinsip Syara’ dan mengikutinya, serta menginsyafi
bahwa Syara’ melarang untuk memperkatakan hal-hal yang tidak disinggung olehnya.
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 11/13
11
2. Yang berhak mengadakan ta’wil hanyalah golongan filosof semata, bahkan filosof tertentu
saja, yaitu mereka yang mendalam ilmunya. Ta’wil ini tidak boleh dilakukan oleh ulama -
ulama fiqh, termasuk juga ulama-ulama mutakallimin, karena keterbatasan ilmunya dan
berbeda-beda pendapatnya, bahkan mereka telah menyebabkan terjadinya perpecahan dan
timbulnya golongan-golongan dalam Islam.
3. Hasil pena’wilan hanya dapat dikemukakan kepada golongan pemakai qiyas burhani, yaitu
para filosof, bukan kepada kepada orang awam karena orang awam hanya mengetahui arti
lahirnya nash.
4. Kaum Muslimin bersepakat bahwa dalam Syara’ ada tiga bagian, yaitu : Bagian yang harus
diartikan menurut lahirnya; bagian yang harus dita’wilkan; dan bagian yang masih
diperselisihkan. Dalam hal pena’wilan terhadap sesuatu yang sudah disepakati untuk
diartikan menurut lahirnya ataupun pengartian menurut lahirnya dari sesuatu yang
semestinya dita’wilkan, diperlukan ijma’ kaum muslimin.
(http://newuke8554.blogspot.com/2009/06/hubungan-agama-filsafat-menurut-
ibnu.html:2012)
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 12/13
12
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa antara filsafat dan agama terdapat korelasi atau
hubungan yang erat. Namun demikian banyak yang menafikan hubungan ini, karena keterbatasan
wawasan dan pengertian akan filsafat. Berdasarkan banyak definisi filsafat diatas, berfilsafat
merupakan kegiatan berpikir logis yang dilakukan secara radikal dan sistematis untuk mengetahui
kebenaran hakiki akan segala sesuatu yang maujud. Sebagai tujuannya adalah keberadaan Allah
sebagai Tuhan semesta alam dan ini merupakan apa yang diperintahkan Allah sendiri untuk
beri’tibar kepada alam semesta demi mengetahui penciptanya.
5/17/2018 Tugas Makalah Filsafat Uas - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-filsafat-uas 13/13
13
DAFTAR RUJUKAN
Anthony Giddens, Kapitalisme dan teori sosial modern: suatu analisis karya-tulis Marx,Durkheim dan Max Weber, diterjemahkan oleh Soeheba Kramadibrata, Jakarta: UI-Press, 1986.
http://newuke8554.blogspot.com/2009/06/hubungan-agama-filsafat-menurut-ibnu.html,
2012
http://consumptive.net:2012
http://telagahikmah.org/id/index.php?option=com_content&task=view&id=93&Itemid=44:20
12