tugas farmasi shita

41
15. DERMATITIS VENENATA (DERMATITIS KONTAK IRITAN) Dermatitis kontak iritan adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena kulit telah terpapar oleh bahan yang toksin atau iritatif ke kulit manusia, dan tidak disebabkan reaksi alergi. Pada anak-anak, bahan iritan yang paling sering menyebabkan DKI adalah popok bayi. Hal ini akan menyebabkan keadaan yang dinamakan ³diaper dermatitis´, reaksi kulit di daerah yang terpapar popok bayi yang disebabkan kontak terlalu lama dengan bahan kimia alami terdapat di air seni dan tinja. Selain itu dapat pula DKI terjadi di sekitar mulut karena kulit terpapar dengan makanan bayi ataupun air liur. Pada orang dewasa, DKI terjadi seringkali karena paparan sabun dan deterjen. Efek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang ringan dan hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat dan lepuhan kulit. Ruam seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang terasa gatal (vesikel). Pada awalnya ruam hanya terbatas di daerah yang kontak langsung dengan alergen (zat penyebab terjadinya reaksi alergi), tetapi selanjutnya ruam bisa menyebar. Ruam bisa sangat kecil (misalnya sebesar lubang anting-anting) atau bisa menutupi area tubuh yang luas (misalnya dermatitis karena pemakaian losyen badan).

Upload: muhammad-yusuf-arrozhi

Post on 09-Aug-2015

443 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Farmasi Shita

15. DERMATITIS VENENATA (DERMATITIS KONTAK IRITAN)

Dermatitis kontak iritan adalah inflamasi pada kulit yang terjadi karena

kulit telah terpapar oleh bahan yang toksin atau iritatif ke kulit manusia, dan

tidak disebabkan reaksi alergi. Pada anak-anak, bahan iritan yang paling

sering menyebabkan DKI adalah popok bayi. Hal ini akan menyebabkan

keadaan yang dinamakan ³diaper dermatitis´, reaksi kulit di daerah yang

terpapar popok bayi yang disebabkan kontak terlalu lama dengan bahan kimia

alami terdapat di air seni dan tinja. Selain itu dapat pula DKI terjadi di sekitar

mulut karena kulit terpapar dengan makanan bayi ataupun air liur. Pada orang

dewasa, DKI terjadi seringkali karena paparan sabun dan deterjen.

Efek dari dermatitis kontak bervariasi, mulai dari kemerahan yang

ringan dan hanya berlangsung sekejap sampai kepada pembengkakan hebat

dan lepuhan kulit. Ruam seringkali terdiri dari lepuhan kecil yang terasa gatal

(vesikel). Pada awalnya ruam hanya terbatas di daerah yang kontak langsung

dengan alergen (zat penyebab terjadinya reaksi alergi), tetapi selanjutnya

ruam bisa menyebar. Ruam bisa sangat kecil (misalnya sebesar lubang anting-

anting) atau bisa menutupi area tubuh yang luas (misalnya dermatitis karena

pemakaian losyen badan).

Jika zat penyebab ruam tidak lagi digunakan, biasanya dalam beberapa

hari kemerahan akan menghilang. Lepuhan akan pecah dan mengeluarkan

cairan serta membentuk keropeng lalu mengering. Sisa-sisa sisik, gatal-gatal

dan penebalan kulit yang bersifat sementara, bisa berlangsung selama

beberapa hari atau minggu.

Pengobatan

a. Hidrocortisone 1%

Lini pertama pengobatan sebagai antiinflamasi bersifat ringan

b. Dexamethason

Diberikan secara oral jika ada tanda perdangan berat

c. Siproheptadin (sedasi sedang)

Berisi AH1, antiserotonin

Page 2: Tugas Farmasi Shita

Sediaan : 4 mg

Indikasi : alergi ringan dan tidak terkomplikasi berupa urtikaria

dengan angioderma kulit

Mekanisme : mencegah degranulasi sel mast

ResepR/ Hidrocortisone 1% cream tube No. I

∫ 2 dd I u.e

R/ Dexamethason tab mg 0,5 No. X

∫ 3 dd tab I

R/ Siproheptadin tab mg 4 No. X

∫ 3 dd tab I

Pro : Tn. D (30 tahun)

16. RHINITIS ALERGI

A. Definisi

Rhinitis alergi adalah kelainan yang merupakan manifestasi klinis

reaksi hipersensitifitas tipeI (Gell& Coombs) dengan mukosa hidung

sebagai organ sasaran. Berdasarkan sifat berlangsungnya, rhinitis alergi

dibagi menjadi 2 :

1. rhinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, pollinosis). Hanya di

negara dengan 4 musim.

2. rhinitis alergi sepanjang tahun

Gejala rhinitis alergi sepanjang tahun berlangsung terus-menerus

atau intermitten. Meskipun lebih ringan dari rhinitis alergi musiman, tapi

karena lebih presisten, komplikasinya lebih sering ditemukan. Dapat

timbul pada semua golongan umur, terutama anak dan dewasa muda.

Namun berkurang seiring bertambahnya umur. Faktor herediter berperan,

sedangkan jenis kelamin, golongan etnis dan ras tidak berpengaruh.

B. Gejala Klinis

1. Bersin lebih dari 5 kali dalam satu serangan

2. Rhinore yang encer, banyak, hidung tersumbat, lakrimasi

Page 3: Tugas Farmasi Shita

3. Bila penyakit telah berlangsung lama (> 2 tahun), ada bayangan gelap

di bawah mata (allergic shiner), allergic salute pada hidung, allergic

crease.

4. Sering disertai asma, urtikaria, eksem

5. Pada rhinoskopi anterior didapatkan mukosa edema basah, pucat atau

livid, disertai banyak sekret encer.

C. Pengobatan

Terapi ideal adalah menghindari kontak dengan alergen penyebab

dan eliminasi. Terapi simptomatis dengan pemberian antihistamin dengan

atau tanpa vasokonstriktor atau kortikosteroid per oral atau lokal. Preparat

yang dipakai adalah agonis alfa adrenoreseptor terutama untuk mengatasi

sumbatan hidung, diberikan per oral biasanya dalam kombinasi dengan

antihistamin seperti pseudoefedrin fenil propanolamin. Pemberian topikal

harus hemat jangka pendek (4-10 hari). Efek kortikosteroid baru terasa

setelah pemakaian agak lama. Pemakaian per oral dengan pemberian

intermitten atau tappering off hanya untuk kasus berat, diberikan 2 minggu

sebelum pemberian topikal agar efektif.

Pada kasus yang berat dan lama, dapat dilakukan imunoterapi

melalui desensitasi, hiposensititasi atau netralisasi.

Contoh penulisan resep:

R/ Loratadine tab mg 10 NoVII

S 1 dd tab I

R/ Otrivin lag No.I

S 2 dd gtt I nasales

R/ Becerfort tab No. XXI

S 3 dd tab 1

Pro : Sdr. S (23th)

D. Pembahasan Obat

Page 4: Tugas Farmasi Shita

Loratadin

Merupakan obat anti histamin 1 golongan piperidin. Reaksi anafilaksis dan

reaksi alergi refrakter terhadap pemberian AH1, karena bukan hanya

histamin saja yang dilepaskan, namun juga autokoid lainnya.

Efektivitasnya bergantung beratnya gejala akibat histamin. Loratadin

merupakan antihistamin non sedatif.

Otrivin

Berisi Xylometazolin HCL yang termasuk dalam golongan adrenergik

imidazolin alfa 2 agonis. Bekerja sebagai vasokonstriktor lokal pada mata

dan lapisan mukosa hidung.

Becerfort

Berisi vitamin B plek, vitamin C 500mg, vitamin E yang dapat

meningkatkan pertahanan tubuh.

17. SKABIESA. Definisi

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan

sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiesi varian hominis dan produknya.

Skabies memiliki sinonim kudis, The Itch, gudig, gudukan, atau gatal

agogo.

B. Gejala Klinis

Diagnosis skabies dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda

kardinal:

1. Pruritus nocturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan

karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab

dan panas.

2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam

sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.

Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,

sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau

tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota

keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak

memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).

Page 5: Tugas Farmasi Shita

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang

berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,

rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul

atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi

polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya

biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu

sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar,

lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong,

genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat

menyerang telapak tangan dan telapak kaki.

4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat

ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

C. Pengobatan

Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati

termasuk pasangan seksnya. Beberapa macam obat yang dapat dipakai

pada pengobatan skabies yaitu:

1. Permetrin.

Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup

tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat

digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun.

Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam

kemudian dicuci bersih.

2. Malation.

Malation 0,5 % dengan daasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian

berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.

3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).

Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga

hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah

dipakai.

4. Sulfur.

Page 6: Tugas Farmasi Shita

Dalam bentuk lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif

digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat

ini digunakan pada malam hari selama 3 malam.

5. Monosulfiran.

Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus

ditambah 2–3 bagian dari air dan digunakan selam 2–3 hari.

6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan).

Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena

efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi

iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil

karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali,

kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.

7. Krotamiton 10 % dalam krim atau losio.

Merupakan obat pilihan. Mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan

antigatal.

Contoh penulisan resep:

R/ Scabimite cream g 30 No. II

S ue (malam) 10 jam 1 minggu sekali

R/ Cetirizine tab salut selaput mg 10 No. XIV

S 2 dd tab 1

Pro : Sdr. N (19 th)

D. Pembahasan Obat

Obat pilihan yang disarankan untuk terapi Scabies adalah Scabimite

cream dengan bahan aktifnya permethrin 5%. Permethrin bekerja dengan

cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui ikatan

dengan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan

akhirnya terjadi paralisis parasit. Permethrin dimetabolisir dengan cepat di

kulit, hasil metabolisme yang bersifat tidak aktif akan segera diekskresi

melalui urine. Pengobatan terdiri dari aplikasi tunggal selama 8-12 jam.

Page 7: Tugas Farmasi Shita

Kemudian bisa diulangi dalam kurun 1 minggu. Permethrin efektif

membunuh tungau namun tidak dapat memusnahkan telur, sehingga

dengan penggunaan yang diberi selang waktu 1 minggu diharapkan telur

sudah menetas dan larva dapat dibunuh pada pengolesan permethrine pada

minggu kedua.

Cetirizine adalah antihistamin, pada dosis farmakologi aktif

mempunyai efek mengantuk yang lebih kecil, dengan tambahan sifat

antialergi. Cetirizine dipilih karena diharapkan tidak menimbulkan efek

mengantuk yang dapat mengganggu aktivitas. Cetirizine adalah reseptor

H1-antagonis selektif dan pada reseptor lain efeknya dapat diabaikan,

bebas dari efek antikolinergik dan antiserotonin. Cetirizine menghambat

mediator histamin fase awal dari reaksi alergi, juga menurunkan migrasi

sel inflamasi dan melepaskan mediator yang berhubungan dengan respon

alergi yang sudah lama.

Puncak level darah untuk 0,3 ug/ml dicapai antara 30- 60 menit

setelah pemberian Cetirizine 10 mg. Waktu paruh plasma kira-kira 11 jam.

Absorpsi cetirizine sangat konsisten pada semua subjek. Cetirizine terikat

kuat pada protein plasma. Pengeluaran melalui ginjal 30 ml/menit dan

waktu paruh ekskresi kira-kira 9 jam.

18. SKIZOFRENIA

A. Definisi

Skizofrenia adalah gangguan yang umumnya ditandai oleh distorsi

pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas, dan oleh afek yang tidak

wajar atau tumpul. Skizofrenia terjadi karena kemunduran intelegensi

sebelum waktunya sehingga disebut dimensia prekoks/muda. Skizofrenia

adalah suatu sindrom klinis yang dinyatakan dengan kelainan dalam isi

dan organisasai pikiran, persepsi masukan sensori, ketegangan

afek/emosional, identitas, kemauan, perilaku psikomotor dan kemampuan

untuk menetapkan hubungan interpersonal yang memuaskan.

B. Gejala klinis

Page 8: Tugas Farmasi Shita

Perjalanan penyakit skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu

fase prodromal, fase aktif, dan fase residual. Pada fase prodromal

biasanya timbul gejala nonspesifik yang lamanya bisa minggu, bulan

ataupun lebih dari satu tahu sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala

tersebut meliputi: hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi

penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri.  Perubahan-perubahan

ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan teman,

mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”. Semakin

lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya. Pada fase aktif gejala

positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi,

waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu datang

berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala-gejala

tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus

bertahan. Fase aktif akan diikuti oleh fase residual di mana gejalanya

sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif/psikotiknya sudah

berkurang. Di samping gejala yang terjadi pada ketiga fase di atas,

penderita skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa gangguan

berbicara spontan, mengurutkan peristiwa, kewaspadaan, dan eksekutif

(atensi, konsentrasi, hubungan sosial).

C. Pengobatan

Pemilihan jenis antipsikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang

dominan dan efek samping obat. Pergantian disesuaikan dengan dosis

ekivalen. Apabila obat antipsikosis tertentu tidak memberikan respons

klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang tepat,

dapat diganti dengan obat antipsikosis lain (sebaiknya dari golongan yang

tidak sama) dengan dosis ekivalennya. Apabila dalam riwayat penggunaan

obat antipsikosis sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek sampingnya

ditolerir baik, maka dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang. Bila

gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif pilihannya adalah obat

antipsikosis atipikal. Sebaliknya, bila gejala positif lebih menonjol

Page 9: Tugas Farmasi Shita

dibandingkan gejala negatif pilihannya adalah tipikal. Begitu juga pasien-

pasien dengan efek samping ekstrapiramidal pilihan kita adalah jenis

atipikal. Obat antipsikotik yang beredar di pasaran dapat dikelompokkan

menjadi dua bagian yaitu antipsikotik generasi pertama (APG I) dan

antipsikotik generasi ke dua (APG ll). APG I dapat dibagi lagi menjadi

potensi tinggi bila dosis yang digunakan kurang atau sama dengan 10 mg

di antaranya adalah trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan

pimozide. Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis

dengan gejala dominan apatis, menarik diri, hipoaktif, waham dan

halusinasi. Potensi rendah bila dosisnya lebih dan 50 mg di antaranya

adalah Chlorpromazine dan thiondazine digunakan pada penderita dengan

gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif dan sulit tidur. APG II sering

disebut sebagai serotonin dopamin antagonis (SDA) atau antipsikotik

atipikal. Obat yang tersedia untuk golongan ini adalah clozapine,

olanzapine, quetiapine dan risperidon.

Pada pemberian obat APG I perlu ditambahkan obat antikolinergik

golongan triheksipenidil untuk mengatasi efek samping.

Contoh penulisan resep:

R/ Haldol tab mg 2 No. X

∫ 3 dd tab I

R/ Artane tab mg 2 No. X

∫ 3 dd tab I

Pro: Tn. D (40 th)

D. Pembahasan Obat

Haldol berisi haloperidol yang merupakan obat antipsikotik

golongan I yang bekerja dengan memblok reseptor D2 di mesolimbik,

mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular sehingga dengan cepat

menurunkan gejala positif tetapi pemakaian lama dapat memberikan efek

samping. Oleh karena itu, diberikan artane yang berisi trihexyphenidil

Page 10: Tugas Farmasi Shita

untuk mengatasi efek sampingnya yang berupa timbulnya efek

ekstrapiramidal.

19. EPILEPSI

A. Definisi

Epilepsi yakni cetusan muatan neuron SSP abnormal, berlebihan,

sinkron, intermiten, paroksismal, unprovoked.

B. Gejala klinis

Kejang parsial simplek dimulai dengan muatan listrik di bagian

otak tertentu dan muatan ini tetap terbatas di daerah tersebut. Penderita

mengalami sensasi, gerakan, atau kelainan psikis yang abnormal,

tergantung kepada daerah otak yang terkena. Jika terjadi di bagian otak

yang mengendalikan gerakan otot lengan kanan, maka lengan kanan akan

bergoyang dan mengalami sentakan; jika terjadi pada lobus temporalis

anterior sebelah dalam, maka penderita akan mencium bau yang sangat

menyenangkan atau sangat tidak menyenangkan. Pada penderita yang

mengalami kelainan psikis bisa mengalami déjà vu (merasa pernah

mengalami keadaan sekarang di masa yang lalu).

Kejang Jacksonian gejalanya dimulai pada satu bagian tubuh

tertentu (misalnya tangan atau kaki) dan kemudian menjalar ke anggota

gerak, sejalan dengan penyebaran aktivitas listrik di otak.

Kejang parsial (psikomotor) kompleks dimulai dengan hilangnya

kontak penderita dengan lingkungan sekitarnya selama 1-2 menit.

Penderita menjadi goyah, menggerakkan lengan dan tungkainya dengan

cara yang aneh dan tanpa tujuan, mengeluarkan suara-suara yang tak

berarti, tidak mampu memahami apa yang orang lain katakan dan menolak

bantuan. Kebingungan berlangsung selama beberapa menit, dan diikuti

dengan penyembuhan total.

Kejang konvulsif (kejang tonik-klonik, grand mal) biasanya dimulai

dengan kelainan muatan listrik pada daerah otak yang terbatas. Muatan

Page 11: Tugas Farmasi Shita

listrik ini segera menyebar ke daerah otak lainnya dan menyebabkan

seluruh daerah mengalami kelainan fungsi.

Epilepsi primer generalisata ditandai dengan muatan listrik

abnormal di daerah otak yang luas, yang sejak awal menyebabkan

penyebaran kelainan fungsi. Pada kedua jenis epilepsi ini terjadi kejang

sebagai reaksi tubuh terhadap muatan yang abnormal. Pada kejang

konvulsif, terjadi penurunan kesadaran sementara, kejang otot yang hebat

dan sentakan-sentakan di seluruh tubuh, kepala berpaling ke satu sisi, gigi

dikatupkan kuat-kuat dan hilangnya pengendalian kandung kemih.

Sesudahnya penderita bisa mengalami sakit kepala, linglung sementara

dan merasa sangat lelah. Biasanya penderita tidak dapat mengingat apa

yang terjadi selama kejang.

Kejang petit mal dimulai pada masa kanak-kanak, biasanya

sebelum usia 5 tahun. Tidak terjadi kejang dan gejala dramatis lainnya dari

grand mal. Penderita hanya menatap, kelopak matanya bergetar atau otot

wajahnya berkedut-kedut selama 10-30 detik. Penderita tidak memberikan

respon terhadap sekitarnya tetapi tidak terjatuh, pingsan maupun

menyentak-nyentak.

Status epileptikus merupakan kejang yang paling serius, di mana

kejang terjadi terus-menerus, tidak berhenti. Kontraksi otot sangat kuat,

tidak mampu bernafas sebagaimana mestinya dan muatan listrik di dalam

otaknya menyebar luas. Jika tidak segera ditangani, bisa terjadi kerusakan

jantung dan otak yang menetap dan penderita bisa meninggal.

C. Pengobatan

Jika penyebabnya adalah tumor, infeksi atau kadar gula maupun

natrium yang abnormal, maka keadaan tersebut harus diobati terlebih

dahulu.

Jika keadaan tersebut sudah teratasi, maka kejangnya sendiri tidak

memerlukan pengobatan. Jika penyebabnya tidak dapat disembuhkan atau

dikendalikan secara total, maka diperlukan obat anti-kejang untuk

Page 12: Tugas Farmasi Shita

mencegah terjadinya kejang lanjutan. Sekitar sepertiga penderita

mengalami kejang kambuhan, sisanya biasanya hanya mengalami 1 kali

serangan. Obat-obatan biasanya diberikan kepada penderita yang

mengalami kejang kambuhan.

Status epileptikus merupakan keadaan darurat, karena itu obat anti-

kejang diberikan dalam dosis tinggi secara intravena. Obat anti-kejang

sangat efektif, tetapi juga bisa menimbulkan efek samping. Salah satu

diantaranya adalah menimbulkan kantuk, sedangkan pada anak-anak

menyebabkan hiperaktivitas.Dilakukan pemeriksaan darah secara rutin

untuk memantau fungsi ginjal, hati dan sel -sel darah. Obat anti-kejang

diminum berdasarkan resep dari dokter.Pemakaian obat lain bersamaan

dengan obat anti-kejang harus seizin dan sepengetahuan dokter, karena

bisa merubah jumlah obat anti-kejang di dalam darah.

Contoh penulisan resep:

R/ Diazepam inj amp mg 5 No. I

Cum disposable syringe cc 3 No. I

∫ imm

R/ Fenitoin Na cap mg 100 No.XXI

∫ 3 dd cap I

Pro: Tn.D (40 th)

D. Mekanisme Kerja Obat

Diazepam

1. Bentuk sediaan obat : ampul

2. Nama paten : valium 100 mg/cap; valdimex 5 mg/ml

3. Dosis :

Untuk mengatasi status epileptikus pada orang dewasa, disuntikkan 0,2

mg/kgBB dengan kecepatan 5 mg/menit secara lambat. Dosis ini dapat

diulang seperlunya dengan tenggang waktu 15-20 menit sampai beberapa

jam. Dosis maksimal 20-30 mg.sedangkan pada anak-anak dapat diberikan

Page 13: Tugas Farmasi Shita

diazepam IV dengan dosis 0,15-0,3 mg/kgBB selama 2 menit dan dosis

maksimal 5-10 mg.

4. Mekanisme kerja : peningkatan inhibisi GABA. Diazepam berikatan

dengan reseptor GABA menyebabkan pembukaan kanal klorida. Klorida

masuk ke dalam sel dalam jumlah yang banyak mengakibatkan

peningkatan potensiasi elektrik sepanjang membran. Hal ini berarti sel

sukar teraktivasi.

5. Indikasi : status epileptikus

6. Kontraindikasi : asma

7. Efek samping :

Efek samping berat dan berbahaya dan menyertai penggunaan diazepam

IV adalah obstrusi saluran napas oleh lidah akibat relaksasi otot. Di

samping itu dapat terjadi depresi napas sampai henti napas, hipotensi,

henti jantung, kantuk.

Natrium fenitoin

1. Bentuk sediaan obat : capsul (100 mg) dan ampul (50 mg/ml)

2. Nama paten : dilantin cap

3. Dosis : dewasa 300 mg/hari; anak-anak 5 mg/kgBB/hari

4. Mekanisme kerja :

Berefek antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum SSP dengan cara

inhibisi kanan Na+ pada membran sel akson. Fenitoin juga mempengaruhi

perpindahan ion melintasi membran sel, dalam hal ini khususnya

menggiatkan pompa Na+, K+, Ca2+ neuron dan mengubah neurotransmitor

NEPI, asetilkolin, GABA.

5. Metabolisme : absorbsi fenitoin diberikan secara peroral berlangsung

lambat, sesekali tidak lengkap; 10% dari dosis diekskresi bersama ginjal

dalam bentuk utuh. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 3-12 jam.

6. Indikasi :

a. Bangkitan tonik-klonik atau epilepsi grand mal

b. Epilepsi psikomotor

c. Bangkitan parsial sederhana atau epilepsi fokal

Page 14: Tugas Farmasi Shita

d. Status epileptikus

7. Efek samping :

a. Pada susunan saraf pusat : diplopia, ataksia, vertigo, nistagmus,

tremor

b. Pada saluran cerna dan gusi : nyeri ulu hati, anoreksia, mual

muntah, edema gusi

c. Pada kulit : ruam morbiliform

d. Lain-lain : hepatotoksisitas (ikterus, hepatitis), anemia

megaloblastik.

20. URETRITIS GONORHEA

A. Definisi

Uretritis gonore adalah penyakit kelamin, peradangan pada uretra

yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, suatu diplokokus Gram

negatif yang reservoir alaminya adalah manusia, ditandai dengan adanya

pus yang keluar dari orifisium uretra eksternum (saluran uretra). Infeksi ini

hampir selalu menular melalui aktivitas seksual.

B. Gejala Klinis

Uretritis gonore masa tunasnya sulit ditentukan oleh karena pada

umumnya asimtomatis, hal ini disebabkan keadaan anatomi dan fisiologi

organ genital pada wanita berbeda dengan pria. Pada pria gejala awal

biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya

berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian

diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.

Penderita pria biasanya mengeluhkan sakit pada waktu kencing. Dari

mulut saluran kencing keluar nanah kental berwarna kuning hijau. Setelah

beberapa hari keluarnya nanah hanya pada pagi hari, sedikit dan encer

serta rasa nyeri berkurang. Bila penyakit ini tidak diobati dapat timbul

komplikasi berupa peradangan pada alat kelamin. Penderita sering

berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin

Page 15: Tugas Farmasi Shita

memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. Lubang

penis tampak merah dan membengkak.

Pada wanita penderita yang simtomatis umumnya mengalami

gejala lokal setelah 10 hari terinfeksi. Sering duh tubuh yang keluar dari

endoserviks melalui vagina tidak ditemukan, baik pada keadaan akut

maupun kronis. Gejala subyektif ini jarang ditemukan dan hampir tidak

pernah didapat kelainan obyektif. Umumnya penderita datang bila sudah

ada komplikasi atau ditemukan saat pemeriksaan antenatal maupun

keluarga berencana.

Apabila terdapat gejala, dapat berupa kombinasi peningkatan duh

tubuh yang keluar dari vagina, disuria, perdarahan uterus intermenstrual

dan menoragia. Duh tubuh yang keluar dari serviks sifatnya purulen atau

mukopurulen.

C. Pengobatan

Pemilihan obat-obatan untuk IMS harus memenuhi kriteria sebagai

berikut :

Angka kesembuhan/ kemanjuran tinggi

Harga murah

Toksisitas dan toleransi yang masih dapat diterima

Diberikan dalam dosis tunggal

Cara pemberian peroral

Tidak merupakan kontraindikasi pada ibu hamil atau ibu menyusui

Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat

dengan dosis tunggal. Macam-macam obat yang dapat dipakai antara lain :

Rincian pengobatan Uretritis GO

Siprofloksasin : 500 mg per oral, dosis tunggal, atau

Seftriakson : 250 mg i.m. , dosis tunggal, atau

Sefiksim : 400 mg per oral, dosis tunggal

Tiamfenikol* : 3,5 mg per oral, dosis tunggal atau

Ofloksasin* : 400 mg per oral, dosis tunggal, atau

Kanamisin : 2 g i.m. dosis tunggal, atau

Page 16: Tugas Farmasi Shita

Spektinomisin : 2 g i.m. dosis tunggal

* Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, anak dibawah 12

tahun dan remaja.

Contoh penulisan resep:

Penghasil penisilinase

R/ Ceftriaxone inj mg 250 No I

S imm

Pro: Tn A (30 thn)

Ceftriaxone merupakan cefalosporin generasi 3 yg sensitif terhadap bakteri

penghasil penisilinase

Bukan penghasil penisilinase

R/ ampicilin tab mg 500 No. XX

S 4 dd tab I a.c

R/ probenesid tab mg 250 No.X

S 2 dd tab I p.c

Pro Tn. A (30 thn)

Keterangan :

Ampicilin spektrum luas.

Probenesid AINS anti pirai (untuk gejala sistemik nyeri sendi)

D. Mekanisme Obat

Ceftriaxone (Seftriakson) (Biotrax, Bioxon, Broadced, Cefarin, Cefsix,

Ceftriaxone, Cefxon, Cephaflox, Criax, Ecotrixon, Elpicef, Foricef,

Gracef, Intrix, Icephin, Rocephin, Socef, Terfacef, Termicef, Tricefin,

Truec, Trixon, Tyason, Zeftrix)

Golongan Sediaan Penyakit/Indikasi

Antibakteri Vial 1 gram Pengobatan infeksi yang disebabkan

kuman gram positif dan negatif.

Indikasi : Untuk infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh kuman-

kuman gram positif maupun gram negatif yang resisten terhadap

antibiotika lainnya, misalnya infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran

Page 17: Tugas Farmasi Shita

kemih, infeksi gonoreal, septisemia bakteri, infeksi tulang dan jaringan,

dan infeksi kulit.

Kontraindikasi : bayi dibawah 6 bulan

Perhatian : Alergi terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal, kehamilan

dan menyusui (tetapi boleh digunakan), positif palsu untuk glukosa urin

(pada pengujian untuk mengurangi jumlah obat), positif palsu pada uji

Coombs.

Dosis :

1-2 gr melalui otot (intra muscular) atau melalui pembuluh darah (intra

vascular), lakukan setiap 24 jam, atau dibagi menjadi setiap 12 jam.

Dosis maksimum: 4 gr/hari

Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun : 1-2 gram sehari secara intra vena

Bayi dan ank-anak dibawah 12 tahun :

- Bayi 14 hari : 20 – 50 mg/kg bb sehari

- Bayi 15 hari sampai 12 tahun : 20 – 80 mg/kg bb sehari

- Anak-anak dengan BB 50 kg atau lebih : dosis dewasa melalui infus paling

sedikit 30 menit

Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, kliren kreatinin tidak lebih

dari 10 ml/menit, dosis tidak lebih dari 2 gram perhari.

Efek samping :

Reaksi hipersensitivitas (urticaria, pruritus, ruam, reaksi parah

seperti anaphylaxis bisa terjadi); Efek GI (diare, N/V, diare/radang usus

besar); Efek lainnya (infeksi candidal)

Dosis tinggi bisa dihubungkan dengan efek CNS (encephalopathy,

convulsion); Efek hematologis yang jarang; pengaruh terhadap ginjal dan

hati juga terjadi, dapat terjadi pergeseran bilirubin dari ikatan plasma.

Perpanjangan PT (prothrombin time), perpanjangan APTT (activated

partial thromboplastin time), dan atauhypoprothrombinemia (dengan atau

tanpa pendarahan) dikabarkan terjadi, kebanyakan terjadi dengan

rangkaian sisi NMTT yang mengandung cephalosporins.

Page 18: Tugas Farmasi Shita

Ampicilin (Ampisilin) ( aktoralin, amcilin, ampi, bannsipen,

biopenam, boadapen, corsacillin, dancillin, decapen, erphacillin,

atebiotic, hufam, itrapen, kalpicilin, kemocil, lactapen, medipen,

megapen, metacillin, mycill, opicillin, parpicillin, penbiotic, penbritin,

popypen, rampicillin, ronexol, sanpicilin, varicillin, viccilin,xepacillin,

yekacillin)

Golongan Sediaan Penyakit/Indikasi Alasan penggunaan

Antibiotik

beta

laktam

Kapsul/

tablet :

250mg,

500mg

Sirup kering

:

125mg/5ml

Serbuk

untuk

injeksi :

500mg, 1

gram dalam

vial

Pengobatan infeksi

akibat organism

yang sesuai

termasuk :

peritonitis,

meningitis,

endokarditis. Pola

resistensi antibiotik

lokal perlu

dipertimbangkan

Antibiotik

penisillin

spektrum luas

Menggantikan

Ampisillin

karena

penyerapan

yang lebih

baik, efek

samping lebih

sedikit

Indikasi : Mastoiditis, infeksi ginekologis, septicema, endokarditis,

mengitis, cholecystitis, osteomyelitis

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin

Perhatian : Riwayat alergi, gangguan ginjal, ruam kemerahan pada

demam kelenjar (glandular fever), leukemia limfositik akut atau kronik,

dan infeksi sitomegalovirus. Tidak diketahui berbahaya pada kehamilan,

pada air susu jumlah sangat sedikit.

Interaksi :

Allupurinol Meningkatkan risiko ruam saat

amoxicillin atau ampicillin diberikan

Page 19: Tugas Farmasi Shita

bersama Allupurinol

Antibakteri Absorbsi phenoxymetilpenicillin

berkurang oleh neomycin

Antikoagulan INR dapat terganggu dengan pemberian

penisillin spectrum luas seperti ampicillin,

meskipun studi gagal menunjukkan

interaksi dengan coumarin atau

phenindione

Sitotoksik Penisillin mengurangi pengeluaran

metotrexate (meningkatkan risiko

toksisitas)

Probenesid Pengeluaran/ ekskresi penisilin dikurangi

oleh probenesid (risiko kecil)

Esterogen Mungkin mengurangi efek kontrasepsi

dari esterogen

Sulfinpirazone Pengeluaran penisillin dikurangi oleh

sulfinpirazone

Dosis:

Injeksi intramuskuler, injeksi intravena lambat atau melalui infus

intravena: Infeksi berat oleh organism yang sensitive. DEWASA 500mg

setiap 4-6 jam, ANAK dibawah 10 tahun, setengah dosis dewasa

Meningitis, dengan injeksi intravena lambat, DEWASA 1-2gr setiap 3-6

jam (maksimal 14gr sehari); ANAK 120-200mg/kg sehari dalam dosis

terbagi

Efek samping : mual, muntah, diare, ruam (hipersensivitas atau respon

toksik-dapat menjadi reaksi yang serius, hentikan pengobatan); respon

hipersensitivits termasuk urtikaria, angiodema, anafilaksis, reaksi

menyerupai penyakit serum sickness), anemia hemolitik, nefritis

interstitial.

21. FLUOR ALBUS

A. Definisi

Page 20: Tugas Farmasi Shita

Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah nama

gejala yang diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat genital

wanita yang tidak berupa darah. Dalam kondisi normal, kelenjar pada

serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar, bercampur dengan

bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari kelenjar Bartolin.

Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas bakteri yang

hidup pada vagina yang normal.

B. Gejala Klinis

Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret

vagina meerupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah

sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah

mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus:

1. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri.

2. Sekret vagina yang bertambah banyak

3. Rasa panas saat kencing

4. Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal

5. Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang

menusuk

Vaginosis bacterial, sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu

hingga kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis. Bau semakin

bertambah setelah hubungan seksual.

Trikomoniasis, sekret vagina biasanya sangat banyak kuning

kehijauan, berbusa dan berbau amis.

Kandidiasis, sekret vagina menggumpal putih kental. Gatal dari

sedang hingga berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah

genital Tidak ada komplikasi yang serius.

Infeksi klamidia biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang

berwarna kuning seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan

vagina yang abnormal.

C. Pengobatan

Page 21: Tugas Farmasi Shita

Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab infeksi seperti

jamur, bakteri atau parasit. Umumnya diberikan obat-obatan untuk

mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan

penyebabnya. Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan

biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi candida

dan golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.

Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal seperti

krem yang dioleskan dan ovula yang dimasukkan langsung ke dalam liang

vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi

juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak

berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu,

dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan

pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :

1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat

cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.

2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom

untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.

3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar

tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana

dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana

terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada

waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.

4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu

dari arah depan ke belakang.

5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena

dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi

medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.

6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi

pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.

7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti

meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di

Page 22: Tugas Farmasi Shita

atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset

sebelum menggunakannya.

Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :

1. Candida albicans

Topikal

- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu

- Klotrimazol 1% vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari

- Mikonazol nitrat 2% 1 x sehari selama 7 – 14 hari

Sistemik

- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari

- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari

- Nimorazol 2 gram dosis tunggal

- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal

Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan

2. Chlamidia trachomatis

- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari

- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral

- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila

- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari

- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari

- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10

hari

3. Gardnerella vaginalis

- Metronidazole 2 x 500 mg

- Metronidazole 2 gram dosis tunggal

- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari

- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan

4. Neisseria gonorhoeae

- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau

- Amoksisiklin 3 gr im

- Ampisiillin 3,5 gram im atau

Page 23: Tugas Farmasi Shita

Ditambah :

- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau

- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

- Tiamfenikol 3,5 gram oral

- Kanamisin 2 gram im

- Ofloksasin 400 mg/oral

Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase

- Seftriaxon 250 mg im atau

- Spektinomisin 2 mg im atau

- Ciprofloksasin 500 mg oral

Ditambah

- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau

- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari

5. Virus herpeks simpleks

Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas

- Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari

- Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari

- Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya infeksi

sekunder

6. Penyebab lain :

Vulvovaginitis psikosomatik dengan pendekatan psikologi. Desquamative

inflammatory vaginitis diberikan antibiotik, kortikosteroid dan estrogen.

Contoh penulisan resep:

R/ Nystatin tab vag No.VII

ʃ 1 dd tab I ante noctum per vaginam

R/ Metronidazole tab mg 500 No.XX

ʃ 4 dd tab 1

Pro: Ny. A (35th)

Page 24: Tugas Farmasi Shita

D. Mekanisme Obat

Nystatin (Nistatin) (Candistin,cazetin, fungatin, kandistin, mycostatin,

nystin)

Golongan Sediaan Penyakit/Indikasi Alasan penggunaan

Antijamur Tablet: 100.000

IU, 500.000 IU

Ovula: 100.000 U

Pengobatan

Candidiasis kulit

dan membran

mukosa

Efektif untuk

pengobatan

candidiasis oral,

kulit dan vagina

Indikasi : Candidiosis mulut (oral), oesophagus, usus, vagina dan kulit

Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap nystatin

Perhatian : kehamilan dan menyusui

Dosis :

Kandidiosis vaginalis, per vaginal, DEWASA masukkan 1-2 ovula saat

malam minimal 2 minggu

Kandidiosis oral, per oral, DEWASA dan ANAK >1 bulan 100.000 U

setelah makan 4x sehari biasanya untuk 7 hari, dilanjutkan selama 48jam

setelah lesi/gangguan menghilang

Kandidiosis usus dan oesophagus, per oral, DEWASA 500.000U 4x/hari;

ANAK >1 bulan 100.000U 4x/hari; dilanjutkan selama 48 jam setelah

penyembuhan klinis

Efek samping : mual, muntah, diare pada dosis tinggi; iritasi mulut dan

sensitisasi; ruam dan jarang terjadi eritem multiforme (Sindrome Steven

Johnson)

Metronidazole (Metronidazol) (Anmerob, Biatron, Corsagyl, Farizol,

Farnat, Fladex, Flagyl, Flapozil, Fortagyl, Grafazol, Heronid, Mebazid,

Metrofusin, Metrolet, Novagyl, Promuba, Ragyl Forte, Tismazol,

Trichodazol, Trinida, Troglar, Trogyl, Yekatrizol-F)

Golongan Sediaan Penyakit/Indikasi Alasan

Page 25: Tugas Farmasi Shita

penggunaan

Antibakteri lain Injeksi :

500mg

dalam vial

100ml

Cairan oral :

200mg/5ml

Supositoria :

500mg;1gr

Tablet : 200-

500 mg

Infeksi

anaerob

Aktivitas tinggi

terhadap bakteri

anaerob

Metronidazole memiliki aktivitas yang tinggi terhadap bakteri anaerob dan

protozoa. Metronidazole melalui per rectal adalah alternatif efektif

terhadap rute intravena bila rute per oral tidak mungkin.

Indikasi : Infeksi bakteri anaerob, termasuk radang gusi (ginggivitis) dan

infeksi mulut lainnya, penyakit radang panggul-pelvic inflammatory

disease (dengan ceftriaxone dan doksisiklin), tetanus, septicemia,

peritonitis, abses otak, pneumonia nekrotikans, colitis berhubungan

antibiotik, ulkus kaki dan dekubitus dan profilaksis bedah, bacterial

vaginosis; Infeksi kulit dan jaringan lunak, gigitan giardiasis, eradikasi

Helocobacter pylori Amubiasis invasif dan Giardiasis

Kontraindikasi : Ketergantungan alkohol kronik

Perhatian: Efek seperti Disulfiram pada penggunaan pada alkohol;

gangguan hati dan ensefalopati hepatikum, pemantauan klinis dan

laboratorium pada pemberian lebih dari 10 hari. Pada kehamilan, pabrik

menyarankan penghindaran dosis tinggi. Pada kondisi menyusui, jumlah

yang signifikan di ASI, pabrik menyarankan menghindari dosis tunggal

yang besar.

Interaksi :

Page 26: Tugas Farmasi Shita

Alkohol : Reaksi menyerupai disulfiram saat metronidazol diberikan

dengan alkohol

Antikoagulan : Metronidazole meningkatkan efek antikoagulan koumarin

Antiepilepsi : Metronidazole menghambat metabolisme fenitoin

(meningkatkan kadar dalam darah); metabolisme metronidazole

ditingkatkan oleh pirimidone (menurunkan kadar dalam darah)

Barbiturate : Metabolisme Metronidazole ditingkatkan oleh barbiturat

( menurunkan kadar dalam darah)

Sitotoksik : Metronidazole meningkatkan kadar busulfan dalam darah

( meningkatkan resiko toksisitas), metronidazole menghambat

metabolisme fluorurasil (meningkatkan toksisitas); metronidazole

mungkin menurunkan bioavailibilitas mycophenolate.

Disulfiram : Reaksi psikotik dilaporkan saat metronidazole diberikan

bersama disulfiram

Litium : Metronidazole meningkatkan risiko toksisitas litium

Esterogen : Mungkin menurunkan efek kontrasepsi esterogen

Obat untuk ulkus : Metabolisme metronidazole dihambat oleh Cimetidine

(meningkatkan kadar dalam darah)

Vaksin : Antibakterial menginaktifkan vaksi tifoid oral.

Dosis : 500mg/hari (4-7 hari)

Efek samping : mual, muntah, rasa tidak nyaman seperti metal, lidah

berselaput dan gangguan saluran cerna, jarang: sakit kepala, pusing,

ataksia, urin menjadi gelap, seperti mengantuk, eritema multiforme,

pruritus, urtikaria, angiodema, dan anafilaksis, gangguan fungsi hati,

hepatitis, jaundice, trombositopenia, anemia aplastik, mialgia, artralgia,

neuropati perifer, kejang epileptiformis, leukopenia, pada dosis tinggi atau

lebih lama.