tugas farmasi(1)

Upload: ccaaniza

Post on 14-Jul-2015

522 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1. Nama pengobatan Antipiritik dan Analgesik 2. Deskripsi pengobatan Nyeri adalah perasaan sensoris dan lemah emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan ancaman (kerusakan) jaringan. Keadaan psikis swangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit kepala atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang.Batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni 44-450C. Mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa, dan jarigan lainnya. Nociceptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di system saraf pusat. Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk neuron dengan sinaps yang amat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum tulang lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri. Adapun mediator nyeri yang disebut juga sebagai autakoid antara lain serotonin, histamine, bradikinin, leukotrien dan prostglandin. Bradikinin merupakan polipeptida (rangkaian asam amino) yang diberikan dari protein plasma. Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkatan (level) dimana nyeri dirasakan untuk yang pertama kali.Jadi, intesitas rangsangan yang terendah saat seseorang merasakan nyeri. Untuk setiap orang ambang nyerinya adalah konstan. Nyeri merupakan gejala yang berfungsi melindungi atau merupakan tanda bahwa adanya gangguan-gangguan ditubuh seperti peradangan (rheumatic/encok), infeksi, maupun kejang otot. Mekanisme rasa nyeri yaitu perangsangan nyeri baik mekanik, kimiawi, panas maupun listrik akan menimbulkan kerusakan pada jaringan

sel sehingga sel-sel tersebut melepaskan suatu zat yang disebut mediator nyeri yang akan merangsang reseptor nyeri. Mediator nyeri ini juga disebut zat autanoid yaitu, histamine, serotonin, plasmakinin, bradikinin (asam lemak) prostaglandin dan ion kalium. Mekanisme kerja penghambatan rasa nyeri ada tiga yaitu: Merintangi pembentukkan rangsangan dalam reseptor rasa nyeri, seperti pada anastesi local. Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam saraf sensoris, seperti pada anastesi local. Blokade rasa nyeri pada system saraf pusat seperti pada analgetik sentral (narkotika) dan anastesi umum. Adapun jenis nyeri beserta terapinya, yaitu: a. Nyeri ringan Contohnya: sakit gigi, sakit kepala, sakit otot karena infeksi virus, nyeri haid, keseleo.Pada nyeri dapat digunakan analgetik perifer seperti parasetamol, asetosal dan glafenin. Rasa nyeri menahun Contohnya: rheumatic dan arthritis. Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik anti-inflamasi, seperti: asetosal, ibuprofen dan indometasin. b. Nyeri hebat Contoh: nyeri organ dalam, lambung, usus, batu ginjal, batu empedu. Pada nyeri ini dapat digunakan analgetik sentral berupa atropine, butilskopolamin (bustopan), camylofen ( ascavan). c. Nyeri hebat menahun Contoh: kanker, rheumatic, neuralgia berat. Pada nyeri ini digunakan analgetik narkotik, seperti fentanil, dekstromoramida, bezitramida.

Obat yang biasa digunakan untuk menghalau rasa nyeri, yaitu:a. Analgetik obat penghalang nyeri b. Antipiretik zat-zat yang dapat mengurangi suhu tubuh.

c. Anti-inflamasi obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan

atau pembengkakan. Analgesik adalah obat penghilang rasa sakit atau nyeri, seperti sakit kepala atau sendi, zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghalangi kesadaran. Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:: a. Analgesik opoid/ analgesik narkotika Untuk meredakan rasa nyeri namun menyebabkan adiksi/ ketergantungan pada penggunanya. Ada 3 golongan obat ini: 1) Obat yang berasal dari opium- morfin 2) Senyawa sintetik morfin 3) Senyawa semi sintetik yang berefek seperti morfin Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker. Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu: a. Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal. b. Obat perifer bersama kodein atau tramadol. c. Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal. d. Obat Opioid parenteral Obat analgetik narkotik Morfin dan derivatnya : a. Morfin b. Heroin c. Hidromorfon d. Oksimorfon e. Levorfanol f. Levalorfan g. Kodein

h. Hidrokodon i. Oksikodon j. Nalorfin k. Nalokson l. Nalbufin m. Tebain Meperidin dan derifat fenilpiperidin : a. Meperidin b. Alfaprodin c. Difenoksilat d. Fentanil e. Loperami Metadon Dan Opioid lainnya : a.Metadon b.Propoksifen c.Dekstromoramida d.Bezitramida Obat Antagonis Opioid : a.Naltrekson b.Nalorfin c.Levalorfan d.Siklazosin e.Pentazosin f.Butorfanol a. Analgesik lainnya 1) Golongan salisilat seperti aspirin Salisilat dipasaran dikenal sebagai aspirin. Dalam dosis tinggi, aspirin mempunyai khasiat antiradang sehingga sering digunakan

untuk mengobati radang sendi (rematik). Obat ini juga bersifat mengurangi daya ikat sel- sel pembeku darah sehingga penting untuk segera diberikan pada penderita angina (serangan jantung), untuk mencegah penyumbatan pembuluh darah jantung karena penggumpalan/ pembekuan darah. Aspirin dapat menimbulkan nyeri dan pendarahan lambung, karena itu sebaiknya dikonsumsi setelah makan. Dosis yang berlebihan dapat menyebabkan telinga berdenging, tuli, penglihatan kabur, bahkan kematian. 2) Golongan piralozon Di pasaran piralozon terdapat dalam antalgin, neuralgin,dan novalgin. Obat ini amat manjur sebagai penurun panas dan penghilang rasa nyeri. Namun piralozon diketahui menimbulkan efek berbahaya yakni agranulositosis (berkurangnya sel darah putih), karena itu penggunaan analgesik yang mengandung piralozon perlu disertai resep dokter. 3) Golongan para amino fenol seperti parasetamol. Memiliki sifat antipiretik akibat adanya gugus aminobenzen. Efek antiinflamasinya rendah. 4) Golongan analgesik anti inflamasi Obat golongan Antiinflamasi non Steroid 1.Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal. 2.Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon. 3.Turunan flufenamat 4.Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen. 5.Turunan heteroarilasetat : Indometasin. 6.Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam. asam N-antranilat : Asam mefesnamat, Asam

5) Golongan Ibuprofen Merupakan derivat dari asam propionat dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. 6) Golongan asam mefenamat Asam mefenamat termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai NSAID (Non steroidal antiinflammatory drugs). Asam mefenamat digunakan untuk mengatasi berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk mengatasi sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau menjelang haid. Seperti juga obat lain, asam mefenamat dapat menyebabkan efek samping.Salah satu efek samping asam mefenamat yang paling menonjol adalah merangsang dan merusak lambung. Sebab itu, asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang mengidap gangguan lambung. 1. Mekanisme Terjadinya Penyakit Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh suhu tubuh lebih dari 37,50c. Normalnya, suhu tubuh anak berkisar antara 36 hingga 37,50c. Demam sebetulnya muncul karena kapasitas produksi panas lebih besar daripada pengeluaran panas tubuh itu sendiri. Demam juga kerap disertai gejala menggigil yang merupakan indikasi adanya virus, bakteri, atau kuman. Dalam hal ini demam merupakan indikasi mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi atau zat asing dari luar. Jenis-jenis mikroorganisme itulah yang mengeluarkan racun dalam tubuh dan selanjutnya menyebabkan tubuh menggigil. Jadi, menggigil bukan diakibatkan oleh panas itu sendiri dan tidak semua demam disertai gejala menggigil. Tubuh yang mengalami proses patologis (sakit) mengalami proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh zat toksis (racun) yang masuk kedalam tubuh.

Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh racunyang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit. Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2. Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase Sebagai (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. kompensasinya, hipotalamus selanjutnya meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan

demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam). 4. Mekanisme Pengobatan Cara Pemberantasan Rasa Nyeri: a. Menghalangi pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri perifer oleh analgetik perifer atau oleh anestetik lokal. b. Menghalangi penyaluran rangsang nyeri dalam syaraf sensoris, misalnya dengan anestetik local. c. Menghalangi pusat nyeri dalam SSP dengan analgesik sentral (narkotik) atau dengan anestetik umum. Umumnya cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter tertentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan "sinyal" nyeri, sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang.

5. Nama Obat untuk pengobatan 1. Paracetamol/acetaminophen A. Nama dagang/pabrik : Paracetamol/ acetaminophen B. Nama kimia : n-asetil para amino fenol, n-asetil-4-aminophenol, 4acetaminophenol, acitaminophen, APAP C. Rumus Kimia : C8H9NO2 D. Struktur Molekul :

E. Proses Sintesis Di laboratorium, parasetamol mudah disiapkan oleh nitrating fenol dengan natrium nitrat, memisahkan p-nitrofenol yang diinginkan dari ortoproduk sampingan, dan mengurangi nitro dengan natrium borohidrida. Resultan p-aminophenol kemudian asetat dengan anhidrida asetat. Dalam reaksi ini, fenol sangat mengaktifkan, sehingga reaksi hanya memerlukan kondisi ringan (lih. nitrasi benzena). Proses industri analog, namun hidrogenasi borohidrida. digunakan sebagai pengganti pengurangan natrium

Sebuah sintesis sederhana oleh Hoechst Celanese-melibatkan asilasi langsung dari fenol dengan anhidrida asetat dikatalisis oleh HF, konversi keton ke ketoxime dengan hidroksilamin, diikuti dengan penataan ulang Beckmann asam dikatalisis untuk memberikan amida tersebut.

Permintaan untuk parasetamol di Amerika Serikat diperkirakan 3035.000 ton per tahun pada tahun 1997, sama dengan permintaan dari seluruh dunia. F. Sediaan Obat 1) 2)3)

Tablet 100 mg Tablet 500 mg Sirup 120 mg/5ml

1. Aspirin A. Nama dagang/pabrik : aspirin B. Nama kimia : asam asetil salisilat C. Nama IUPAC : asam 2 asetil benzoat D. Rumus Kimia : C9H8O4

E. Struktur Molekul :

2-acetoxybenzoic acid F. Proses sintesis Reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi yang merupakan prinsip dari pembuatan aspirin. Reaksi esterifikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Ester dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida asam. Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus OH , sedangkan anhidrida asam asetat tentu saja sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (aspirin). Gugus asetil (CH3CO-) berasal dari anhidrida asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari asam salisilat (pada

gambar di atas gugus R ada di dalam kotak). Hasil samping reaksi ini adalah asam asetat. Langkah selanjutnya adalah penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi sebgai zat penghidrasi. Telah disebutkan di atas bahwa hasil samping dari reaksi asam salisilat dan anhidrida asam asetat adalah asam asetat. Hasil samping ini akan terhidrasi membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat akan kembali bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin dan tentu saja dengan hasil samping berupa asam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam salisilat habis karena adanya asam sulfat pekat ini. Tetapi harus diperhatikan bahwa sebelum dipanaskan, reaksi tidak benar-benar terjadi. Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60C. Juga pada percobaan ini baru terbentuk endapn putih (aspirin) setelah dipanaskan. Kemudian endapan tersebut dilarutkan dalam air dan disaring untuk memisahkan aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu saja dengan penyaringan ini aspirin yang dihasilkan belum benar-benar murni. Untuk pemurniannya, aspirin tak murni kemudian ditambahi larutan NaHCO3. Reaksinya adalah sebagai berikut:

Aspirin akan larut, sedangkan hasil sampingnya tidak larut, sehingga ketika disaring akan didapatkan filtrat aspirin murni berbentuk larutan jernih. Larutnya aspirin ini juga diikuti oleh timbulnya gelembung gas CO2, membuktikan adanya hasil reaksi aspirin dengan NaHCO3. setelah itu filtrat diaduk dan terbentuk endapan putih. Lalu didinginkan dengan air es membentuk kristal. Kristal akan lebih murni setelah dicuci

dengan air es. Selanjutnya kristal dikeringkan dengan cara ditaruh di gelas arloji dan didapatkanlah kristal kering. Langkah terakhir pada percobaan ini adalah rekristalisasi. Kristal yang kering tadi dilarutkan dalam benzena panas, alu dipanaskan. Benzena digunakan sebagai pelarut karena benzena merupakan pelarut yang baik untuk zat organik. Air tidak bisa digunakan untuk rekristalisasi ini karena air adalah pelarut polar dan aspirin adalah senyawa nonpolar. Setelah itu larutan tadi disaring panas-panas dan filtratnya diambil untuk dikeringkan di oven. Kristal ini merupakan kristal yang benar-benar murni. F. Sediaan Obat 1) Tablet 100 mg2)

Tablet 500 mg

1. NaproksenA. Nama dagang/pabrik : Iflaxen, Naxen, Synflex, Xenifar, Aleve,

Anaprox, Feminax Ultra, Flanax, Inza, Midol Extended Relief, Nalgesin, Naposin, Naprelan, Naprogesic, Naprosyn, Narocin, Proxen, dan Xenobid.B. Nama kimia : (+)-(S)-2-(6-methoxynaphthalen-2-yl)

propanoic acid C. Rumus Kimia : C15H15NO2 D. Struktur Molekul :

(+)-(S)-2-(6-methoxynaphthalen-2-yl) propanoic acid

E. Proses Sintesis Naproxen telah diproduksi oleh industri Syntex sebagai berikut :

F. Sediaan Obat1)

Tablet 275 mg Tablet 250 mg

2)

1. Ibuprofen A. Nama dagang/pabrik : Doven, Fenris, Ostarin, Anafen, Doloven Forte, Helafen, Profen, Parsifen, Iprox, Profis, shellrofen B. Nama kimia : (RS)-2-(4-(2-methylpropyl)phenyl)propanoic acid C. Rumus Kimia :C13H18O2 Fedrin,Novena, Rigunalem,

D. Struktur Molekul :

(S)-ibuprofen E. proses sintesis

(R)-ibuprofen

Sintesis dari senyawa ini adalah studi kasus yang populer dalam kimia hijau. Sintesis Boots asli dari ibuprofen terdiri dari enam langkah, dimulai dengan asetilasi Friedel-Crafts dari isobutylbenzene. Reaksi dengan chloroacetate etil (Darzens reaksi) memberikan , -epoksi ester, yang dihidrolisis dan dekarboksilasi untuk aldehida. Reaksi dengan hidroksilamin memberi oxime, yang dikonversi ke nitril, kemudian dihidrol

dihidrolisis dengan asam yang diinginkan. Sebuah sintesis ditingkatkan dengan BHC hanya diperlukan tiga langkah. Hal ini meningkatkan sintesis memenangkan Green Kimia Greener Penghargaan Presiden Tantangan Sintetis Persiapan pada tahun 1997. Setelah asetilasi yang sama, dengan nikel Raney hidrogenasi memberikan alkohol, yang mengalami paladium-katalis karbonilasi

F. Sediaan Obat 1) Tablet 200 mg 2) Tablet 400 mg 1. Fentanyl A. Nama dagang/pabrik : Fentosa, Onsolis B. Nama kimia : N-(1-(2-phenylethyl)-4-piperidinyl)-Nphenylpropanamide C. Rumus Kimia : C22H28N2O D. Struktur Molekul :

N-(1-(2-phenylethyl)-4-piperidinyl)-N-phenylpropanamide

E. Proses sintesis Sintesis fentanil (N-fenil-N-(1-phenethyl-4-piperidinyl) propanamida) oleh Janssen Pharmaceutica dicapai dalam empat langkah, mulai dari 4-piperidinone hidroklorida. Urutan dimulai dengan N-alkilasi 4-piperidinone dengan 2-phenylethylbromide untuk memberikan Nphenethyl-4-piperidinone (PLTN). Aminasi reduktif dari PLTN

menggunakan anilin dan borohidrida natrium diberikan 4-anilino-Nphenethyl-Piperidina (ANPP). Akhirnya N-asilasi dari amina tersier dengan anhidrida propionat diberikan fentanil. F. Sediaan Obat 1) injeksi

1. Literatur Anonim.(2011). [26 Oktober 2011] Id.wikipedia.org Yang Perlu diketahui Tentang Demam.[onlilne]. Tersedia : http://malugada.com/yang-pelu-diketahui-tentang-demam.html.

Kholilah.(2009). Bagaimana Proses Terjadinya Demam Tubuh?.[Onlilne]. Tersedia : http://kholilahpunya.wordpress.com/2009/01/30/86/ [26 Oktober 2011]. Mudiarsa. (2010). Analgetik antipiretik. [Online]. Tersedia :

http://mudiarsa.blogspot.com/2010/06/analgetik-antipiretik.html. Oktober 2011].

[26

LAMPIRAN Pertanyaan : Bukankah demam meruapakan mekanisme penyembuhan penyakit, jika demam diturunkan apa tidak menganggu mekanisme penyembuhan penyakit tersebut. (Muhamad Prisla Kamil, kelompok 6)

Jawaban: Enzim PGE pada hipotalamus keluar saat ada gangguan (rasa sakit) menghampiri dan merangsang hipotalamus untuk menaikan suhu tubuh untuk menormalkan kondisi tubuh. Obat yang digunakan untuk menurunkan rasa sakit mengandung efek antipiretik yang berperan untuk menurunkan suhu tubuh, jadi ketika rasa sakit mulai disembuhkan oleh obat maka suhu tubuh ikut ternormalkan. Suhu tubuh yang berada diatas normal merupakan perlawanan alami dari tubuh untuk menurunkan rasa sakit, namun jika hal ini dibiarkan maka akan menganggu kesetimbangan tubuh dan organ lainnya.

ANALGETIK-ANTIPIRETIKMAKALAH disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kimia farmasi Dosen : Dr. Hayat Sholihin, M.Sc

disusun oleh : Cahya Maula Shidiq (0905786) Dewi Fuji Astuti Dini Rusfita Sari Erwin Herlina (0902212) (0900612) (0902203)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2011