tugas drug management
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
TUGAS DRUG MANAGEMENT
“MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN PUSKESMAS DI ERA JKN”
Dosen Pengampu :
Dr. Warsinah, Apt, M.Si
Disusun Oleh :
Aisha Mutiara
P2CC14045
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
PURWOKERTO
2015
A. Dasar Hukum:1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan2. UU no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian4. Peraturan No. 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pmenfaatan Dana
Kapitasi JPKN Pada Fasilkes Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Nasional6. Permenkes No. 889 th. 2011: Registrasi Izin Praktek dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian.7. Permenkes No.30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.8. Keputusan kepala badan POM RI No . HK . 03 . 1 . 34 . 11 . 12 . 7542 tahun
2012 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik.
B. Pengelola Obat, Bahan Medis Habis Pakai dan Vaksin di Puskesmas:1. Petugas Penanggung Jawab : Apoteker, diperbantukan oleh:
a) Obat dan BMHP : Asisten Apoteker b) Reagen : Analis Lab c) Vaksin : Bidan.
Berikut tabel mengenai tanggung jawab dan tugas apoteker dan Asisten apoteker:
C. Pemilihan Jenis Obat:1. Berdasarkan Doen 2013 / Formularium Nasional
2. Berdasarkan PMK 5 Tahun 2013
3. Berdasarkan Formularium Dinas Kesehatan
Adapun jenis obat yang belum tercantum pada pedoman tersebut:
1. Obat Batuk (Gg,Obh)
2. Obat Flu (Pseudoephedrin,Ppa)
3. Obat Dm Dengan Efek Samping Minimal (Glicazide, Glimepiride)
Obat-obatan tersebut nantinya akan dianggarkan dari dana JKN atau
mengusulkannya dari dana APBD.
D. Perencanaan:Terdapat beberapa hal perencanaan kefarmasian di Puseksmas yang harus
diperhatikan, antara lain:1. Sisa stok obat, perbekalan kesehatan kimia dan vaksin di Puskesmas.2. Usulan Puskemas berdasarkan kunjungan resep selama 1 tahun / pola
penyakit. 3. Usulan obat, perbekalan kesehatan kimia dan vaksin Program.4. Buffer stok 3 bulan dan 3 bulan lead time (6 bulan )5. Perencanaan kebutuhan: Jumlah obat dan perbekalan. Metode yang digunakan
ialah metode konsumsi terlebih dahulu dengan menetapkan stok optium dari setiap jenis obat serta memperhitungkan pola penyakit.
Rumus dari perencanaan tersebut ialah sebagai berikut (berdasar pola konsumsi):
18 bulan x pemakaian rata – rata selama 1 tahun
E. Pengelolaan Obat Rutin dan Obat Program:
Apoteker memberikan daftar usulan obat program dan obat rutin yang
dibutuhkan, memverifikasi sumber pendanaannya, memberikan feedback kepada yang
mengusulkan dan mendiskusikan dengan kepala puskesmas untuk mendapatkan
persetujuan. Usulan tersebut kemudian dikirimkan ke dinkes setempat.
F. Pengadaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (JKN)
Pengadaan ini dibuat berdasarkan sumber anggaran yaitu dari dana dak dan APBD yang kemudian diproses oleh dinas kesehatan setempat, atau didapatkan dari dana JKN yang dibuat berdasarkan Manlak kepala dinas. Puskesmas belum bisa melakukan pengadaan obat secara mandiri. Pengadaan tersebut akan berbentuk e katalog yang akan diproses secara e purchasing oleh Dinkes setempat. Proses mengenai penentuan HPS, spesifikasi, nego harga untuk pengadaan yang berbentuk non e katalog juga akan di proses oleh dinkes setempat.
G. Penyimpanan dan distribusi
Sarana dan prasana untuk penyimpanan harus memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut:
1. Dilengkapi dengan Air Conditioner
2. Tersedianya lemari narkotika dan psikotropika, rak dan lemari penyimpanan
obat.
Software pengelolaan dengan simpus saat ini masih dalam proses transisi dan
dalam bentuk excel. Frekuensi penerimaan barang-barang yang disimpan tersebut
ialah 2 bulan sekali dengan dimungkinkan adanya permintaan tambahan. Pengecekan
kualitas selalu dilakukan pada saat Penerimaan obat dari GFK. Penjagaan mutu obat
juga dilakukan secara berkala tiap satu minggu sekali.
H. Pelayanan KefarmasianBerikut beberapa kegiatan pelayanan kefarmasian di Puskesmas:1. Kegiatan pelayanan resep.
2. Kegiatan pelayanan informasi obat.
3. Kegiatan konseling.
4. Kegiatan evaluasi penggunaan obat. Hal ini merupakan suatu upaya
peningkatan penggunaan obat rasional kepada Dokter, Paramedis dan
Apoteker di Puskesmas.
5. Kegiatan pelayanan residensial (home care).
6. Kegiatan promosi dan edukasi (Pelaksanaan Penyuluhan tentang
Penggunaan Obat Rasional dengan Materi Poster dan leaflet)
7. Kegiatan pemantauan dan pelaporan efek samping obat.
I. Monitoring
Monitoring ketersediaan obat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan dan
rata-rata pemakaian. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap 1 bulan sekali.
Indikator dari kegiatan ini yaitu dari 10 penyakit terbanyak, pola peresepan, dan
metode konsumtif. Monitoring penggunaan obat rasional dilakukan setiap hari (sesuai
software POR) untuk terapi ISPA non pneumonia, diare non spesifik dan myalgia.
Monitoring secara internal dilakukan dengan monev melalui mini lokakarya,
sedangkan secara eksternal melalui monev dari dinas kesehatan setempat.
J. Pengelolaan Vaksin
Kegiatan pengelolaan Vaksin meliputi perencanaan, penerimaan, penyimpanan
dan distribusi yang berada dibawah tanggung jawab bidan. Apoteker nantinya akan
membantu proses monitoring penyimpanan, pencatatan pendistribusian, dan efek
samping yang timbul.