tugas 1 paper (management & leadership).docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. MANAGEMENT / LEADERSHIP DALAM PANDANGAN KONVENSIONAL
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor,
pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja,
tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil
penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang
lain dengan berbagai cara.Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya
berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan
dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam
peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu
memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan,
kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan
bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang
mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD
adalah :
- Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan
kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
1
- Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan
mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
- Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
- Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah
satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi
sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas)
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun
tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian
pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif, dan menyelesaikan
masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus
dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan
pekerjaan lain.
5. Manajer adalah forcing mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin
harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
2
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai
seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin
yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan,
sumber alokasi, dan negosiator.
Kriteria Seorang Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa
kriteria, yaitu :
1. Pengaruh
Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang
mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa
yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku
kepemimpinan pernah berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah
soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang
pemimpin yang punya pengaruh.
2. Kekuasaan atau Power
Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia memiliki
kekuasaan atau power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.
Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak
ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki
sang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang
dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
3
Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana
kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
3. Wewenang
Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin
untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal atau
kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh
pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi
kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang
pemimpin.
4. Pengikut
Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan atau power, dan
wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki
pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti
apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin
tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.
Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang
lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha,
1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan
untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut
Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian
kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk
dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau
dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
4
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau
organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2. Di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses
mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3. Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu.
Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :
1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam
mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai
suatu tujuan yang dikehendaki (H. Abu Ahmadi, 1999:124-125).
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan
langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti
Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk
memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).
4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada
umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. (Slamet, 2002: 29).
5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi yang memimpin pelaksanaan aktivitas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons,
1957,7).
6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok
yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu
dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29).
5
7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha,
1983:123).
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di
dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin
untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk,
memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang
pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada
kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu
pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau
masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan
kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1. Pendayagunaan Pengaruh
2. Hubungan Antar Manusia
3. Proses Komunikasi
4. Pencapaian Suatu Tujuan
Unsur-Unsur Mendasar yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang
dikemukakan di atas, adalah:
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau
kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney)
sebagai berikut:
6
1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal,
tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis,
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,
sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai
tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip
pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan semangat.
Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu,
seorang pemimpin haras dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:
a. Percaya pada orang lain: Seorang pemimpin mempercayai orang lain
termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus
diikuti dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan: Seorang pemimpin haras dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan: Kata 'tantangan' sering
diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam
diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi: Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu
katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan
lainnya. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi
adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada
7
bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis
dengan setiap orang, atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri: Seorang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi
dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri
terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
pemahaman materi;
memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
mengajar materi kepada orang lain;
mengaplikasikan prinsip-prinsip;
memonitoring hasil;
merefleksikan kepada hasil;
menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
pemahaman baru; dan
kembali menjadi diri sendiri lagi.
B. MANAGEMENT / LEADERSHIP DALAM PANDANGAN PERSPEKTIF
ISLAM
Dalam ajaran agam Islam, hadits nabi menyebutkan bahwa setiap manusia adalah
seorang pemimpin, apakah ia sebagai kepala keluarga, sebagai imam suatu umat,
seorang wanita yang kedudukannya sebagai ibu rumah tangga dan bahkan seorang
pembantu sekalipun ia adalah seorang pemimpin. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi
yang artinya:
“Abu Nu’man menceritakan hadits kepada kami, Hammad ibnu Zaid menceritakan
hadits kepada kami dari Ayyub, dari Nafi’, dari Abdillah berkata: Rasulullah SAW.
Bersabda “setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai
pertanggungjawaban.”
Oleh karena itu seorang imam adalah pemimpin dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban, dan seorang laki-laki adalah seorang pemimpin atas keluarganya,
dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban. Dan seorang wanita (istri) adalah
8
pemimpin atas rumah suaminya dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban.
Dan seorang hamba (pembantu) adalah pemimpin atas harta tuannya dan setiap kamu
akan dimintai pertanggungjawaban.
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang tangguh dan paling efektif. Selaku
pimpinan beliau memiliki kesabaran yang tinggi ketika diuji dengan harta, dengan
kedudukan dan dengan wanita. Beliau tangguh dan tidak tergoyahkan. Meski beliau
memiliki pengetahuan, kecerdasan dan wawasan pandangan yang luas, namun beliau
tidak meninggalkan musyawarah dan diskusi dengan para sahabatnya dalam
memutuskan suatu perkara yang rumit. Bahkan lebih dari itu, terkadang ide orang lain
bahkan ide musuh-musuhnya kalau dianggap baik beliau mengambilnya.
Hal ini dilakukan dengan prinsip nisfu aqlika fi ‘aduwwika yang artinya sebagian dari
ide anda dapat diperoleh dari taktik atau gagasan musuh-musuhmu. Konsep
kepemimpinan (leadership) dalam pandangan agama Islam berdasarkan firman Allah
SWT. surat Al Baqarah ayat 30 yang artinya :
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak
menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah,
padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata
: Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al Baqarah:
30)
Kandungan ayat tersebut menjelaskan nikmat-nikmat Allah SWT yang dengan nikmat
tersebut menjauhan dari maksiat dan kufur serta dapat memotivasi seseorang untuk
beriman kepada Allah SWT. Diciptakannya Nabi Adam AS dalam bentuk yang
sedemikian rupa disamping kenikmatan memiliki ilmu dan berkuasa penuh untuk
mengatur alam semesta serta berfungsi sebagai khalifah Allah SWT di bumi. Hal
9
tersebut merupakan nikmat yang paling agung dan harus disyukuri oleh keturunannya
dengan cara taat kepada Allah SWT dan tidak ingkar kepadaNya, termasuk menjauhi
kemaksiatan yang dilarang oleh Allah SWT. Sedangkan penjelasan dari ayat ini adalah
bahwa sesungguhnya kami (Allah SWT) akan menjadikan Adam sebagai khalifah dan
pengganti makhluk lain yang dulu menghuni bumi, mereka itu telah musnah karena
saling menumpahkan darah, sekarang Adam adalah pengganti mereka.
Sebagian mufassirin berpendapat yang dimaksud dengan khalifah disini adalah sebagai
pengganti Allah SWT dalam memberikan perintah-perintah Nya kepada manusia.
Karenanya, istilah yang mengatakan bahwa “manusia adalah khalifah Allah di bumi”
sudah sangat populer. Pengangkatan khalifah ini menyangkut pula pengertian
pengangkatan sebagian manusia yang diberi wahyu oleh Allah tentang syariat-syariat
Nya. Pengangkatan khalifah ini juga mencakup seluruh mahluk (manusia) yang berciri
mempunyai kemampuan berfikir yang luar biasa.
Berbicara tentang kepemimpinan dalam pandangan agama Islam, maka kita akan
merujuk terhadap pribadi dan pola kepemimpinan yang ditampilkan oleh Nabi
Muhammad SAW yang lebih dikenal dengan istilah uswatun khasanah yang artinya
teladan yang mulia atau baik. Keteladanan nabi muhammad SAW ini telah dijamin oleh
Allah SWT. dengan firman Nya dalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri taulada yang baik
bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
qiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Keteladanan Nabi Muhammad SAW. sangat tepat jika dicontoh oleh manusia pada
umumnya dan para pemimpin pada khususnya. Pengaruh kepemimpinan beliau masih
tetap kuat, dan bagi umat Islam beliau merupakan figure keteladanan yang paling utama
dalam berbagai segi kehidupan. Beliau dengan sangat teliti dan hati-hati mencontohkan
10
semua perbuatan baik dan menjauhkan diri dari melakukan perbuatan buruk dengan
sangat teliti dan jelas.
Allah SWT telah memenuhi janji-Nya untuk melengkapi manusia yang menjadi Rasul-
Nya dengan kepribadian yang terpuji. Kepribadian yang terpuji itu memiliki beberapa
sifat yang disebut sifat-sifat Wajib bagi seorang Rasul Allah SWT yang dimiliki juga
oleh Muhammad SAW. Sifat-sifat Wajib itu adalah sebagai berikut:
1. Shiddiq (Jujur)
Ini adalah sifat kejujuran yang sangat ditekankan Rasul baik kepada dirinya
maupun pada para sahabat-sahabatnya (Semoga kita juga meneladaninya).
Adalah ciri seorang muslim untuk jujur. Sehingga Islam bukan saja menjadi
sebuah agama namun juga peradaban besar.
2. Amanah (bisa dipercaya)
Sifat ini ditanamkan khususnya kepada para sahabat yang ditugaskan di semua
hal apa saja untuk bisa berbuat amanah, tidak curang (atau juga korupsi di
zaman sekarang) dalam hal apa saja. Sesuatu yang sekarang menjadi sangat
langka di negeri muslim sekalipun.
ketika sahabat Nabi SAW, Abu Dzarr, meminta suatu jabatan, Nabi saw
bersabda: "Kamu lemah, dan ini adalah amanah sekaligus dapat menjadi sebab
kenistaan dan penyesalan di hari kemudian (bila disia-siakan)".(H. R. Muslim).
Sikap yang sama juga ditunjukkan Nabi saw ketika seseorang meminta jabatan
kepada beliau, dimana orang itu berkata: "Ya Rasulullah, berilah kepada kami
jabatan pada salah satu bagian yang diberikan Allah kepadamu. "Maka jawab
Rasulullah saw: "Demi Allah Kami tidak mengangkat seseorang pada suatu
jabatan kepada orang yang menginginkan atau ambisi pada jabatan itu".(H. R.
Bukhari Muslim).
3. Tabligh (Menyampaikan yang benar)
Sebuah sifat Rasul untuk tidak menyembunyikan informasi yang benar apalagi
untuk kepentingan umat dan agama. Tidak pernah sekalipun beliau menyimpan
informasi berharga hanya untuk dirinya sendiri.
11
4. Fathonah (Cerdas)
Sifat Pemimpin adalah cerdas dan mengetahui dengan jelas apa akar
permasalahan yang dia hadapi serta tindakan apa yang harus dia ambbil untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi pada umat. Dengan mengenal beberapa
sifat tadi, kita mungkin bisa sedikit mengerti kenapa Seorang Rasulullah yang
ummi (tidak bisa membaca) mampu menjadi seorang Nabi, Rasul, Kepala
Keluarga, Ayah, Suami, Imam Shalat, Pimpinan Umat, Pimpinan Perang
menjadi sangat sukses dalam setiap hal yang beliau geluti. Semoga menjadi
landasan bagi kita dan para pemimpin muslim untuk mampu meneladani apa-apa
yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Hubungan Kepemimpinan dengan Ayat
Adapun hubungan QS Yunus ayat 14 dengan Kepemimpinan, yakni :
1. Kalimat ”Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka
bumi sesudah mereka,…”. Dalam kalimat ini mengandung makna bahwa setelah
umat-umat yang terdahulu hancur. Maka Allah mengganti dengan umat
Muhammad saw., umat yang mengikuti agama Islam, agama yang membawa
manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Masyarakat Arab, sebelum kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW,
dikenal dengan sebutan jahiliyah. Jika merujuk pada arti kata jahiliyah (yang
berasal dari bahasa Arab dari kata jahala yang berarti bodoh), maka secara
harfiyah bisa disimpulkan bahwa masyarakat jahiliyah adalah masyarakat yang
bodoh.
Dalam sejarah Islam dijelaskan bahwa Rasulullah diturunkan oleh Allah ke dalam
suatu komunitas masyarakat yang dikenal dengan istilah masyarakat Arab
Jahiliyah. Secara lingustik istilah jahilyiah berasal dari kata Bahasa Arab jahala
yang berarti bodoh dan tidak mengetahui atau tidak mempunyai pengetahuan.
Namun, dalam realitas yang sesungguhnya, secara faktual saat itu masyarakat
Arab yang dihadapi oleh Rasulullah bukanlah masyarakat yang bodoh atau tidak
12
mempunyai pengetahuan. Buktinya pada saat itu sastra dan syair berkembang
dengan pesat di kalangan mereka. Setiap tahun diadakan festival-festival
pembacaan puisi dan syair, ini membuktikan bahwa orang-orang Arab ketika itu
sudah banyak yang mengetahui baca dan tulis. Selain itu mereka juga mampu
membuat tata kota dan tata niaga yang sangat baik. Hal ini semakin menguatkan
bahwa mereka kaum Quraisy bukanlah orang-orang bodoh dan tidak
berpengetahuan. Dapat dipahami, bahwa sebenarnya mereka adalah masyarakat
yang sedang berkembang peradabannya.
Masyarakat yang dihadapi oleh Nabi Muhammad diistilahkan dengan jahiliyah
bukan karena bodoh atau tidak berpengetahuan, atau dalam istilah lain lemah
dalam aspek intelektualnya. Yang dimaksud dengan ”kejahiliyan” (ketidaktahuan)
mereka ada pada dua aspek utama, pertama aspek akidah. Pada saat Rasulullah
diutus oleh Allah, khurafat dan mitos-mitos yang berkembang pada saat itu telah
menyeret manusia untuk menjauh dari kehidupan yang alami dan manusiawi.
Dalam kondisi seperti itulah, Allah mengutus duta terakhirnya, yaitu Nabi
Muhammad SAW. Beliau membawa agama Islam sebagai hadiah bagi umat
manusia sedunia serta memberikan penafsiran baru terhadap kehidupan manusia,
selain itu beliau juga datang dengan membawa misi untuk memberantas akar
kebodohan dalam masyarakat, yakni syirik kepada Allah.
Sedangkan yang kedua adalah aspek akhlak. Pada masa itu, akhlak atau moral
sama sekali tidak mendapat tempat dalam masyarakat jahiliah. Pada saat itu
mereka melakukan berbagai perbuatan keji tanpa merasa takut atau bersalah, di
antaranya kebiasaan mengubur bayi perempuan hidup-hidup, minum-minuman
keras, berzina, membunuh, dan lain sebagainya. Rasulullah diturunkan oleh Allah
untuk memperbaiki akhlak. Beliau menyeru masyarakat agar berpegang teguh
kepada nilai-nilai moral. Selain itu beliau juga mengajarkan kepada mereka
akhlak yang mulia.
2. Kalimat “…supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. ”
dimaksudkan bahwa Allah memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar
13
selalu berhati-hati tentang apa yang akan dilakukan dan mengingat akan tugas-
tugas yang diberikan Allah swt. kepada manusia sebagai khalifah Allah di bumi.
Di antara tugas khalifatullah fil ardi ialah menegakkan hak dan keadilan di muka
bumi, membersihkan alam ini dari perbuatan najis, syirik, fasik serta meninggikan
kalimat Allah. Allah akan memperhatikan dan mencatat semua perbuatan manusia
dalam melaksanakan tugasnya itu, apakah sesuai dengan yang diperintahkan-Nya
atau tidak. Allah menjadikan kita sebagai khalifah di muka bumi, tidak lain
hanyalah untuk melihat amal-amal kita, maka perlihatkanlah kepada Allah
amalanamalan kita yang baik di malam dan di siang hari. Jika kita berlaku zalim
pula seperti bangsa dahulu kala itu. Niscaya kita akan lenyap pula dari muka
bumi.
Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits banyak membahas tentang kepemimpinan. Diantaranya
firman Allah SWT dalam surat Al-An’am 165:
“Dialah yang menetapkan kamu menjadi penguasa di muka bumi, dan ditinggikan-Nya
sebagaian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, sebagai cobaan bagimu
tentang semua yang diberikannya kepadamu.”(Al-An’am:165)
Dalam konsep ajaran Islam bahwa pemimpin tidak hanya terfokus kepada seseorang
yang memimpin institusi formal dan non formal. Tuntutan Islam lebih uiversal bahwa
kepemimpinan itu lebih spesifik lagi kepada setiap manusia yang hidup ia sebagai
pemimpin, baik memimpin dirinya maupun kelompoknya.
Dengan demikian kepemimpinan dalam ajaran Islam dimulai dari setiap individu. Setiap
orang harus bisa memimpin dirinya dari taqarrub kepada Allah dan menjahui larangan-
Nya. Apabila manusia sudah bisa memeimpin dirinya, maka tidak mustahil bila ia akan
lebih mudah untuk memimpin orang lain.
14
BAB II
ISI DAN KASUS
Jum'at, 09 Maret 2012 | 17:09 WIB
Anas: Kalau Korupsi, Gantung Saya di Monas
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum buka suara ihwal rencana Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksanya dalam proyek pembangunan stadion dan sekolah olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Anas menegaskan dirinya tak korupsi. "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di Monas," kata Anas di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat, 9 Maret 2012.
Menurut Anas, KPK sebenarnya tak perlu repot-repot mengurus persoalan proyek tersebut. "Karena asalnya itu kan dari ocehan-ocehan yang tidak jelas, dari karangan-karangan yang tidak jelas," kata dia. "Ngapain repot-repot."
Proyek Hambalang berbiaya Rp 1,2 triliun menyeret nama Anas setelah ada pernyataan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin membeberkan ihwal keterlibatan Anas di proyek pusat olahraga pada 2010 itu.
Pernyataan Nazaruddin kembali disampaikan dalam persidangannya kala menjadi terdakwa suap Wisma Atlet Jakabaring, Palembang. Nazaruddin mengatakan duit dari proyek Hambalang sebesar Rp 50 miliar mengalir ke Kongres Partai Demokrat di Bandung pada 2010. Uang itu disebutnya untuk pemenangan Anas sebagai Ketua Umum Demokrat.
Sebelumnya, KPK berencana melakukan pemeriksaan terhadap Anas dalam proyek Hambalang setelah dilakukannya ekspose pada Kamis, 8 Maret 2012. KPK sendiri sudah tiga kali menggelar ekspose dalam tahap penyelidikan proyek tersebut.
"Kemungkinan Anas akan dimintai keterangan dalam penyelidikan ini," kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P., Jumat, 9 Maret 2012. "Kapan waktunya akan diperiksa, saya belum tahu," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/09/063389159/Anas-Kalau-Korupsi-Gantung-Saya-di-Monas
15
Dalam artikel diatas, dapat diartikan bahwa Anas mulai terkotori dengan politik yang
“becek”. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Umum DPP Partai
Demokrat Anas Urbaningrum sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Hambalang.
Anas diduga menerima pemberian hadiah terkait proyek Hambalang saat dia masih
menjadi anggota DPR.
Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan berdasarkan hasil gelar perkara beberapa kali,
KPK mendapatkan dua bahan bukti untuk menetapkan Anas sebagai tersangka. KPK
menjerat Anas dengan Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Penetapan Anas sebagai tersangka ini
diresmikan melalui surat perintah penyidikan (sprindik) tertanggal 22 Februari 2013.
Sprindik atas nama Anas tersebut ditanda tangani Wakil Ketua KPK Bambang
Widjojanto.
Ketua KPK, Abraham Samad, mengatakan, pihaknya segera menahan dua tersangka
kasus Hambalang, Anas dan Andi Alfian Mallarangeng. "Insya Allah, segera ditahan,
saya perkirakan habis Lebaran," kata Ketua KPK Abraham di gedung KPK, Jumat, 19
Juli 2013. Pada kenyataannya sampai sekarang Anas Urbaningrum belum ditahan dan ia
malah membuat organisasi kemasyarakatan yang disebut PGI (Pergerakan Indonesia).
Untuk meyakinkan bahwa Anas tidak terlibat dalam kasus korupsi, ia mengemukakan
bahwa "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di
Monas,".
16
BAB III
PEMBAHASAN
Penetapan Anas sebagai tersangka bukan malah membuatnya lemah dan pasrah, tetapi
sebaliknya. Anas tengah mencoba memainkan kartunya bahwa semua ini bukanlah
akhir, melainkan awal dari perjuangan untuk menyibakkan misteri kebenaran dalam
tubuh Demokrat sendiri.
Perjalanan karier politik Anas adalah sebuah dramaturgi fantastis yang telah
mengantarkannya dari seorang zero menjadi hero dalam lingkup politik Tanah Air
dengan cepat. Kehidupan politik Anas telah menempatkan Anas sebagai a man for all
seasons. Ia betul-betul menjadi manusia untuk segala musim yang telah dilaluinya
dengan segala kelebihan, keterbatasan dan polemiknya.
Sebagai seorang manusia pendaki, petualangan hidup Anas terbilang monumental
sehingga menjadi ikon bagi banyak pihak, terutama pada kawula muda. Sayangnya,
pada puncak perjalanannya Anas harus tergelincir karena perangkap yang sebetulnya
telah disadarinya. Saya mencermati bahwa kapasitas Anas sebagai a man for all seasons
bisa dilihat pada kategorisasi berikut:
Pertama, aktivis-organisatoris. Pada tahap ini, Anas bisa dibilang adalah seorang
Nurcholishian dalam konteks kepemimpinannya sebagai Ketua Umum PB Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) periode 1997-1999. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum
PB HMI, Anas merupakan sosok yang baik dan mudah berkawan dengan siapa pun. Ia
bukan orang yang menciptakan musuh. Sifat demikian membuat Anas lebih menonjol
dalam aspek intelektual untuk pengaderan. Lewat bendera HMI tersebut, Anas makin
bersinar sebagai seorang figur yang cerdas.
Dalam posisinya sebagai aktivis-organisatoris, Anas merupakan model bagi banyak
aktivis. Ia mampu membuktikan bahwa seorang anak desa dengan pengalaman aktivis,
dimulai jauh sebagai organisatoris di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS),
mengalami mobilitas vertikal menyejajarkan diri dengan tokoh-tokoh pengusung
reformasi di saat masa transisi dari rezim Soeharto hingga era reformasi.
17
Bila Nurcholish Madjid lebih dikenal dengan bobot intelektualitasnya sebagai Ketua
Umum HMI pada era 1970-an, Anas justru menunjukkan kebolehannya selaku aktivis-
organisatoris sukses meletekkan HMI sebagai pemegang saham dalam proses perubahan
arah politik kebangsaan pada zamannya.
Ini mustahil diperbuat oleh Cak Nur, panggilan akrab Nurcholish Madjid, mengingat
rezim Soeharto tengah menggeliat mengibarkan sayap kekuatannya. Ditopang peluang
perubahan yang jauh lebih terbuka, boleh dikatakan bahwa dalam konteks
kepemimpinan politik Anas mendahului seniornya tersebut, sesuatu yang bisa saja
digugat banyak orang.
Kedua, intelektual-birokratis. Pasca-HMI, bintang Anas terus bersinar. Ia terus bergerak
menelusuri wilayah-wilayah lebih luas yang pada gilirannya mengukuhkan posisinya
sebagai tokoh perubahan par excellence sehingga ia menjadi sosok yang lebih
independen. Ia menempatkan dirinya sebagai seorang intelektual-birokratis.
Dalam level ini, selain terus disibukkan aktivitas tulis-menulis sebagai seorang
intelektual produktif, Anas juga menyumbangkan diri sebagai pengawal hidupnya
masyarakat sipil dan tegaknya pemerintahan demokratis dengan bergabung sebagai
Panitia Persiapan Pembentukan Komisi Pemilihan Umum pada 3 Februari 1999 yang
dikenal dengan nama Tim Sebelas dan menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum
(KPU) pada periode 2000-2007.
Kedua peran ini dijalani Anas sebagai panggilan tugas dan ijtihadnya untuk mengawal
tumbuhnya masyarakat sipil dan terwujudnya pemerintahan yang demokratis di Tanah
Air di awal-awal reformasi.
Ketiga, politikus 24 karat. Bisa dikatakan bahwa politikus merupakan puncak karier
Anas hingga saat ini. Dalam perjalanan kariernya sebagai ketua Fraksi Partai Demokrat
di DPR dan selanjutnya menjadi Ketum DPP Partai Demokrat dengan menyisihkan
tokoh-tokoh yang cukup senior.
Pada awalnya Anas digadang-gadang sebagai calon presiden masa depan dan dianggap
melewati senior HMI-nya di Partai Golkar, Akbar Tanjung, yang dikenal sebagai
18
“politikus belut” karena kemampuannya bertahan pada berbagai ujian politik yang
menimpanya. Tergelincirnya Anas di sini sejatinya terletak pada kesalahannya memilih
partai dan komandan.
Alih-alih melicinkan jalan baginya sebagai calon pemimpin masa depan yang prospektif
dan berkaliber, Anas justru terperosok kepada jebakan korupsi, upaya melanggengkan
politik dinasti, serta berkembangnya oligarki politik dalam kendaraan politik yang
menjadi pilihannya, Partai Demokrat. Posisi Anas kini tak lebih sebagai sasaran tembak
yang menjadi bulan-bulanan publik yang frustrasi dengan kebejatan elite.
Anas hanya bisa meraih kembali comfort zone historis yang dimilikinya dengan cara
bekerja sama dengan KPK membuka kotak Pandora berbagai skandal, korupsi, dan
negosiasi di belakang layar yang melibatkan banyak elite di pemerintahan, DPR,
maupun parpol. (Sumber : Sinar Harapan. Selasa, 05 Maret 2013 - 14:51 WIB)
Model kepemimpinan Anas Urbaningrum Dalam Pandangan Islam
Anas Urbaningrum dikenal sebagai figur yang cerdas dan berpenampilan kalem. Walau
kalem, dalam berbagai forum ia bisa galak. Anas pernah tercatat sebagai anggota paling
muda di antara sebelas anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU). Anas juga merupakan
Kolomnis sejumlah media dan Direktur Komunitas untuk Transformasi Sosial, beliau
juga piawai beretorika baik lisan maupun tulisan, suatu hal yang jarang ditemukan pada
orang seusianya.
Anas Urbaningrum memiliki kepribadian yang terpuji dan memiliki beberapa sifat yang
sama dengan Nabi Muhammad SAW. Sifat-sifat Wajib itu adalah sebagai berikut:
1. SIDDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan.
Anas Urbaningrum dalam memimpin selalu terjaga dari kesalahan. Untuk
meyakinkan bahwa Anas tidak terlibat dalam kasus korupsi, ia mengemukakan
bahwa "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi Hambalang, gantung Anas di
Monas,". Al-Qur'an menyebutkan sifat jujur dalam banyak ayat serta
menganjurkan kepada kejujuran, dan bahwa ia merupakan buah dari ikhlas dan
takwa. Seperti dalam Surat At-Taubah ayat 119:
19
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS At Taubah, 119)
Maksudnya dari ayat tersebut ialah; "Jadilah kalian semua bersama dengan
orang-orang yang jujur dalam ucapan mereka, dalam perbuatan dan segala
keadaan mereka. Mereka adalah orang-orang yang ucapannya jujur,
perbuatannya dan keadaannya tiada lain kecuali kejujuran semata, bebas dari
kemalasan, kebosanan, selamat dari tujuan-tujuan yang buruk, dan selalu
memuat keikhlasan dan niat yang baik. (Tafsir Ibnu Sa’di hal 355)
2. FATHONAH artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional.
Dalam hal ini untuk seorang Anas Urbaningrum tdak diragukan lagi. Kehidupan
politik Anas telah menempatkan Anas sebagai a man for all seasons. Ia betul-
betul menjadi manusia untuk segala musim yang telah dilaluinya dengan segala
kelebihan, keterbatasan dan polemiknya. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua
Umum PB HMI, Anas merupakan sosok yang baik dan mudah berkawan dengan
siapa pun. Ia bukan orang yang menciptakan musuh. Sifat demikian membuat
Anas lebih menonjol dalam aspek intelektual untuk pengaderan. Lewat bendera
HMI tersebut, Anas makin bersinar sebagai seorang figur yang cerdas. Seperti
dalam potongan Surat Al-Imran ayat 7:
…Wama ya’lamu ta’wilahu illa Allah wa al-rasikhuun fi al-ilm…
Kalimat al-rasikhuun berarti orang yang mempunyai pengetahuan yang luas
(intelek). Gelar ini hanya bisa diperoleh oleh orang yang berakal cerdas dan
tanggap.
3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel.
Dikatakan dalam Surat Al-Baqarah ayat 124:
20
"Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah
dan larangan (amanat), lalu Ibrahim melaksanakannya dengan baik. Allah
berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikan engkau pemimpin bagi
manusia. Ibrahim bertanya: Dan dari keturunanku juga (dijadikan pemimpin)?
Allah swt menjawab: Janji (amanat)Ku ini tidak (berhak) diperoleh orang
zalim". (Qs. Al-Baqarah:124)
Ayat tersebut berkaitan dengan seorang pemimpin yang mempunyai sikap
amanah, dan Istilah amanah itu sendiri mendapat porsi yang cukup spesial dalam
Al-Qur’an dengan beragam konteks pembicaraan.
Anas merupakan model bagi banyak aktivis. Ia mampu membuktikan bahwa
seorang anak desa dengan pengalaman aktivis, dimulai jauh sebagai
organisatoris di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), mengalami mobilitas
vertikal menyejajarkan diri dengan tokoh-tokoh pengusung reformasi di saat
masa transisi dari rezim Soeharto hingga era reformasi. Ia menjabat Ketua
Umum Partai Demokrat sejak 23 Mei 2010 setelah memenangi pemilihan ketua
umum di ajang Kongres II Partai Demokrat di Padalarang, Bandung, Jawa Barat
21-23 Mei 2010. Sebelum menjabat ketua umum partai, Anas merupakan Ketua
Bidang Politik dan Otonomi Daerah DPP Partai Demokrat. Ia terpilih menjadi
anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2009-2014 dari Daerah
Pemilihan Jawa Timur VI dan sekaligus menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat
di DPR.
4. TABLIGH artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah
menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Dikatakan dalam Surat Al-Imran ayat 110:
“ Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dilahirkan bagi manusia, kalian
menyuruh ( berbuat ) kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan kalian
beriman kepada Allah.” ( QS Al-Imran:110 )
21
Banyak hadits Rasulullah yang menerangkan bahwa ummat Islam adalah ummat
yang termulia di antara ummat lainnya. Dan banyak pula ayat Al Qur’an yang
menyatakan demikian, baik dengan jelas maupun dengan isyarat. Dalam ayat di
atas, Allah SWT telah memuliakan kita sebagai ummat yang terbaik. Dan Allah
SWT pun telah menyebutkan syaratnya yaitu selama kita berdakwah mengajak
ummat ini kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. Para ahli
tafsir mengatakan bahwa dalam ayat ini, kalimat amar ma’ruf nahi munkar
disebutkan lebih dulu daripada iman kepada Allah. Padahal, iman adalah
pangkal segala amalan. Tanpa iman, kebaikan apapun tidak akan bernilai
sedikitpun di sisi Allah. Hal ini terjadi karena iman juga dimiliki oleh ummat
terdahulu. Tetapi ada suatu amalan khusus yang menjadikan ummat Muhammad
saw lebih unggul dibandingkan dengan ummat-ummat sebelumnya, yaitu tugas
amar ma’ruf nahi munkar. Inilah penyebab utama, ummat Muhammad saw lebih
istimewa daripada ummat lainnya.
Penetapan Anas sebagai tersangka bukan malah membuatnya lemah dan pasrah,
tetapi sebaliknya. Anas tengah mencoba memainkan kartunya bahwa semua ini
bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan untuk menyibakkan misteri
kebenaran dalam tubuh Demokrat sendiri.
Model kepemimpinan Anas Urbaningrum sangat menganut gaya kepemimpinan Islam
Kontemporer, model kepemimpinan ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan
kemunduran bangsa Indonesia. Model kepemimpinan gaya Anas adalah :
1. Kepemimpinan Spiritual (Zi’amah Diiniyah) Kepemimpinan moral spiritual
yang akan memberikan contoh pada umat tentang apa yang perlu diperbuat dan
dilakukan pada kehidupan bermasyarakat. Sehingga masyarakat tidak terjerumus
pada jurang kehancuran moral yang akan membawa kesengsaraan kehidupan
bangsa.Kepemimpinan ini menjadi patokan dalam masyarakat yang dicontohkan
langsung oleh pimpinan masyarakat untuk menjadi panutan dalam akhlak,
ibadah, kesantunan, kedermawanan, perilaku keluhuran, dan lainnya. Kemudian
menyerukan pada masyarakat dengan penuh kesabaran agar dapat mengikuti
22
jejak dan langkah perbuatannya. Serta memberikan kesadaran akan pentingnya
moral bagi kehidupan berbangsa. Dengan begitu,masyarakat tidak lagi
mencontoh perilaku kepribadiannya kepada figur-figur yang keliru.
2. Kepemimpinan Politik (Zi’amah Siyasiyah) Kepemimpinan politik yang
mengatur birokrasi dan administrasi masyarakat dengan mengedepankan
pelayanan dan pengabdian. Bukan sebagai pemeras rakyat dan penyengsara
umat. Hal ini akan terjadi bila kepemimpinan struktural dipimpin oleh orang-
orang shalih yang punya kredibilitas. Kredibilitas mereka diakui untuk
memimpin umat lantaran kemampuannya menjalankan fungsi kepemimpinan
dengan benar.
3. Kepemimpinan Intelektual (Zi’amah Ilmiyah) Kepemimpinan intelektual dapat
mencerdaskan kehidupan umat. Kepemimpinan ini dapat diraih bila semangat
intelektual kembali menggeliat. Sehingga, menciptakan kecerdasan umat secara
massal. Seluruh elemen masyarakat dapat memahami perkembangan zaman
serta dapat mengerti alur kehidupan. Dengan itu tidak ada lagi unsur masyarakat
yang menjadi obyek penderita dan terus dibodohi atas kebijakan dan sikap orang
lain. Dari sana umat ini akan menjadi sokoguru dunia dalam ilmu pengetahuan.
Setiap hari selalu muncul hal-hal baru. Setiap waktu ada penemuan baru.
Dalam kajian politik dan demokrasi, tangga kekuasaan dapat diraih seseorang dengan
berbagai cara, termasuk memanfaatkan simbol-simbol tradisional dan isu primordial.
Pada masyarakat politik yang belum banyak menganut budaya politik partisipan, simbol
tradisi dan isu primordial akan sangat signifikan memengaruhi preferensi publik dalam
menentukan pilihan politiknya. Sebaliknya, pada masyarakat politik yang didominasi
budaya politik partisipan, preferensi politiknya lebih dipengaruhi pilihan rasional
sebagaimana teori rationpl choice.
Secara alamiah, tiap zaman akan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan zamannya.
Ada tiga kepemimpinan dalam masyarakat, yakni kepemimpinan tradisonal, kharismatik
dan legal-rasional. Kepemimpinan politik yang kharismatik selalu saja muncul tanpa
diduga. Ia akan muncul sesuai dengan momentum yang dibutuhkan. Sekali pun begitu,
kekharis-maan seseorang bukanlah karena keturunan, kepintaran, atau ketampan-an,
23
melainkan lebih karena anugerah dari Allah SWT. Keberadaan kepemimpinan
kharismatik diakui secara teori ataupun empiris.
Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum terus membangun
gagasan-gagasan politik yang bisa membawa pada stabilitas demokrasi di negeri ini.
Dalam beberapa kesempatan, Anas menyerukan pentingnya asketisme dalam berpolitik.
“Kita mesti kembali pada apa yang sudah banyak diajarkan para bapak bangsa, politik
yang tidak semata mata mencari kekuasaan yang lantas digunakan untuk bermewah-
mewah. Tetapi, kita harus kembali kepada politik dalam rangka memperjuangkan
kesejahteraan.
Berpolitik dan berpartai tidak hanya digunakan untuk tujuan mencari jabatan dan
kekayaan. Lebih dari itu, berpolitik harus memiliki tujuan untuk kemaslahatan rakyat,
bangsa dan negara. Partai harus bisa menjalankan konsep asketisme politik ini. Sebab,
dengan cara itulah, perwujudan nyata ideologi Partai yang nasionalisme-relegius akan
bisa dilakukan dalam prilaku politik kader. Demokrasi yang produktif akan sejalan
dengan sikap berpolitik yang asketis. Menjauhkan diri dari mengejar kesenangan
perorangan atau kelompok, tetapi lebih mendahulukan memperjuangkan perwujudan
kesenangan dan kesejahteraan rakyat dan umat.
Keberhasilan gaya kepemimpinan anas terlihat pada hasil survei CIRUS Surveyors
Group yang menempatkan Anas Urbaningrum paling memiliki jiwa kepemimpinan,
demokratis, dan paling trampil dalam komunikasi politik. Survei ini dilakukan terhadap
150 responden yang merupakan “opinion leader” di 15 provinsi di Indonesia pada
periode 24-30 April 2010. Survei ini berupa persepsi atas kualifikasi karakter dan sifat
kepemimpinan. Dimensi visioner, kemampuan anas menggulirkan visi jangka panjang
serta penyusunan program kerja jangka panjang, sedangkan pada dimensi
intelektualitas, tingkat pendidikan, kemampuan menyampaikan ide cemerlang, dan
kemampuan menyelesaikan persoalan pelik, Anas layak menjadi profil pemimpin masa
depan. Pada dimensi jiwa kepemimpinan, kemampuan memimpin organisasi berskala
nasional, menduduki jabatan politik, dan memimpin Partai Demokrat, Anas tak perlu
diragukan lagi.
24
BAB IV
SIMPULAN DAN SOLUSI
SIMPULAN
Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya
yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama.
Dalam menjadi pemimpin di muka bumi maka manusia harus bisa menjalankan apa
yang telah diamanatkan oleh Allah dan di setiap langkah sebagai seorang pemimpin,
Allah akan memberikan peringatan bagi kaum Muslimin agar selalu berhati-hati tentang
apa yang akan dilakukan sebagai khalifah Allah di bumi. Di dalam islam, menjadi
seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat Siddiq, Fathonah, Amanah, Tabligh. Anas
Urbaningrum telah memenuhi itu semua sebagai seorang pemimpin.
1. SIDDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan.
Anas Urbaningrum dalam memimpin selalu terjaga dari kesalahan. Untuk
meyakinkan bahwa Anas tidak terlibat dalam kasus korupsi, ia
mengemukakan bahwa "Kalau ada satu rupiah saja Anas korupsi
Hambalang, gantung Anas di Monas,".
2. FATHONAH artinya cerdas, intelektual
Dalam hal ini untuk seorang Anas Urbaningrum tdak diragukan lagi.
Kehidupan politik Anas telah menempatkan Anas sebagai a man for all
seasons. Ia betul-betul menjadi manusia untuk segala musim yang telah
dilaluinya dengan segala kelebihan, keterbatasan dan polemiknya. Dalam
kapasitasnya sebagai Ketua Umum PB HMI, Anas merupakan sosok yang
baik dan mudah berkawan dengan siapa pun. Ia bukan orang yang
menciptakan musuh. Sifat demikian membuat Anas lebih menonjol dalam
aspek intelektual untuk pengaderan. Lewat bendera HMI tersebut, Anas
makin bersinar sebagai seorang figur yang cerdas.
3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel.
25
Anas merupakan model bagi banyak aktivis. Ia mampu membuktikan bahwa
seorang anak desa dengan pengalaman aktivis, dimulai jauh sebagai
organisatoris di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), mengalami
mobilitas vertikal menyejajarkan diri dengan tokoh-tokoh pengusung
reformasi di saat masa transisi dari rezim Soeharto hingga era reformasi. Ia
menjabat Ketua Umum Partai Demokrat sejak 23 Mei 2010 setelah
memenangi pemilihan ketua umum di ajang Kongres II Partai Demokrat di
Padalarang, Bandung, Jawa Barat 21-23 Mei 2010. Dalam pemilihan ketua
umum, dia menyisihkan saingan lainnya yaitu Andi Malarangeng dan
Marzuki Alie. Puncaknya, Anas unggul atas saingan-saingannya tersebut.
Setelah unggul pada putaran pertama, dia dikukuhkan sebagai ketua setelah
meraih dukungan sebesar 280 suara. Sementara, saingan terdekatnya,
Marzuki Alie meraih dukungan sebesar 248 suara. Sebelum menjabat ketua
umum partai, Anas merupakan Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah
DPP Partai Demokrat. Ia terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) periode 2009-2014 dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VI dan
sekaligus menjadi Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR.
4. TABLIGH artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak
pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Penetapan Anas sebagai tersangka bukan malah membuatnya lemah dan
pasrah, tetapi sebaliknya. Anas tengah mencoba memainkan kartunya bahwa
semua ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan untuk
menyibakkan misteri kebenaran dalam tubuh Demokrat sendiri.
SOLUSI
Mengutip konsep Alm. Prof. Dr. Kuntowijoyo tentang kepemimpinan profetik yang
berdasarkan pemahaman Al Qur’an surat Ali-Imran ayat 110, maka solusinya adalah
kepemimpinan profetik, yakni kepemimpinan yang membawa misi humanisasi
(menyeru kepada kebaikan), liberasi (mencegah dari yang mungkar), dan transendensi
(mengimani Sang Pencipta Jagad Raya ini).
26
REFERENSI
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba oleh Meme Mery, SE, Trainer di PT
PHILLIPS, Inc JKT.
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/09/063389159/Anas-Kalau-Korupsi-Gantung-
Saya-di-Monas
http://www.rmol.co/read/2013/02/25/99835/Priyo-Budi-Santoso:-Kepemimpinan-Anas-
Urbaningrum-Layak-Ditiru-
http://www.slideshare.net/juliana_seputra/islam-akal-fikir-rasional-cerdas-intelek
http://mirajnews.com/id/artikel/tausiyah/3147-jadilah-pemimpin-yang-amanah.html
http://www.shnews.co/detile-15890-anas-urbaningrum-%E2%80%9Ca-man-for-all-
seasons%E2%80%9D.html
http://politik.kompasiana.com/2011/01/16/menyelisik-gaya-kepemimpinan-anas-
urbaningrum-reproduksi-kepemimpinan-politik-tanpa-gesekan-333656.html
27