tugas diskusi konservasi

16
TUGAS DISKUSI KONSERVASI DISUSUN OLEH : 1. Sutriyanti 04080507024 2. Rahmah Fitriana 04094707019 3. Marselly Laon 04094707033 4. Msy. Mashiatul Dania 04104707024 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG

Upload: rudhieanto-medrizal-ii

Post on 12-Jul-2016

255 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas Diskusi Konservasi

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

TUGAS DISKUSI KONSERVASI

DISUSUN OLEH :

1. Sutriyanti 04080507024

2. Rahmah Fitriana 04094707019

3. Marselly Laon 04094707033

4. Msy. Mashiatul Dania 04104707024

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PALEMBANG

2011

Page 2: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PULPEKTOMI

A. INDIKASI

1. Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik

(untuk pilar restorasi jembatan).

2. Gigi tidak goyang dan periodontal normal.

3. Sakit spontan tanpa stimulasi. Keterlibatan tulang interradikular tanpa kehilangan

tulang penyannga.

4. Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apikal, tidak

ada granuloma pada gigi sulung.

5. Tanda / gejala terus menerus setelah perawatan pulpotomi

6. Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk

memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.

7. Keadaan ekonomi pasien memungkinkan.

B. KONTRAINDIKASI

1. Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif.

2. Resorbsi akar ekstensif atau > 1/2 akar.

3. Resorbsi internal meluas menyebabkan perforasi bifurkasi

4. Gigi tidak dapat direstorasi lagi.

5. Kesehatan buruk dan harapan hidup pendek.

6. Tingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di rumah sakit tidak

mungkin dilakukan.

7. Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis, seperti Diabetes Melitus, TBC,

dan lain-lain

8. Terdapat belokan ujung dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan atau

sukar dilakukan tindak bedah endodonti.

Page 3: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

TAHAPAN / PROSEDUR PREPARASI, STERILISASI DAN OBTURASI

A. PREPARASI

Tujuan utama :

a. Memperoleh akses yang lurus

Keuntungan akses yang lurus :

Pengendalian instrument makin baik dengan sedikit kemungkinan terjadi

perubahan internal.

Lebih baik memudahkan memasukkan instrument berikutnya ke dalam saluran

akar.

Memudahkan obturasi saluran akar.

Mengulangi kesalahan perawatan (prosedur iatrogenik antara lain pembentukan

birai, perforasi akar, perforasi furkasi, stripping).

Pembuangan struktur gigi seminimal mungkin.

Keberhasilan preparasi : instrument dapat melewati kamar pulpa tanpa menyentuh

dinding atau masuk ke bagian saluran akar yang lurus tanpa hambatan.

b. Menghemat jaringan gigi

c. Membuka atap kamar pulpa agar tanduk pulpa terpajan dan dapat diangkat.

Tujuan :

- Untuk menentukan letak saluran akar

- Memungkinkan diperolehnya akses yang cukup ke arah saluran akar.

- Pengambilan seluruh atap pulpa akan menurunkan diskolorisasi gigi.

Prinsip preparasi saluran akar :

a. Convenience form : jalan masuk alat/bahan dari permukaan pulpa sampai saluran

akar.

b. Resistance form : usaha untuk mencegah keluarnya bahan pengisi.

c. Daerah penyempitan yang terletak 2-5 mm dari ujung apex sebagai retensi.

d. Extention form : bentuk perluasan preparasi saluran akar

- Dilebarkan sesuai dengan bentuk anatomi pulpa sehingga jaringan rusak terambil

semua.

- Perhatikan supaya pelebaran tidak menyebabkan pecahnya gigi

Page 4: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

e. Toilet of the cavity : pembersihan saluran akar dari mikroorganisme ataupun fragmen-

fragmen yang terjadi.

f. Out line form : memperbaiki bentuk luar maupun dalam dari preparasi.

Prosedur kerja :

a. Buang kavitas akses kasar ke dalam dentin, dekat kamar pulpa dengan bur kecepatan

tinggi.

b. Lebih baik jika mengukur radiograph lebih dulu jarak oklusal/insisal-kamar pulpa.

Jarak tersebut dipindahkan pada bur.

Pengukuran panjang kerja dilakukan dengan cara panjang gigi dari korona ke apeks

dikurangi 1-2mm.

c. Cari orifice saluran akar dengan sonde endodontik kemudian cobakan dengan

memasukan file kecil.

d. Buang semua dentin yang menutupi orifice.

e. Sebelum meluruskan akses, saluran akar dieksplorasi dulu dengan file kecil, lalu

tentukan IAF (IAF = file terbesar yang pas dengan ukuran SA dan panjang akar).

f. Ulangi tindakan sebanyak 2 nomor diatasnya sampai diperoleh file utama (Master

Apikal File) , yaitu file yang sesuai dengan kon utama.

g. Preparasi stepback dilakukan setelah MAF ditemukan, caranya setiap kenaikan satu

nomor file dari MAF, panjang kerja dikurangi 1 mm.

h. Lakukan irigasi setiap pergantian alat.

Aturan-aturan yang perlu diperhatikan pada preparasi saluran akar :

a. Instrument dapat memasuki saluran akar secara lurus

b. Instrument harus dipergunakan lebih dahulu daripada yang kasar.

c. Panjang gigi harus ditentukan dengan teliti.

d. Instrument kecil dipergunakan lebih dahulu daripada yang besar.

e. Reamers sebaiknya hanya diberi ¼- ½ putaran saja setiap kali.

f. Reamers atau file harus diberi stop marker.

g. Canal diperbesar minimal 3x diameter semula.

h. Reamers dan file tidak boleh ditekan, kalau dalam keadaan melengkung.

i. Semua instrumentasi kanal dilakukan dalam keadaan basah.

j. Sisa-sisa jaringan tidak boleh didorong ke arah apical foramen.

Page 5: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

k. Instrumentasi harus dibatasi sampai dalam root canal saja, agar tidak menimbulkan

trauma pada jaringan periapikal.

Teknik Preparasi

Teknik Konvensional :

1. Teknik konvensional yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada gigi

dengan saluran akar lurus dan akar telah tumbuh sempurna.

2. Preparasi saluran akar menggunakan file tipe K

3. Gerakan file tipe K-flex adalah alat diputar dan ditarik. Sebelum preparasi stopper file

terlebih dahulu harus dipasang sesuai dengan panjang kerja gigi. Stopper dipasang

pada jarum preparasi setinggi puncak tertinggi bidang insisal. Stopper digunakan

sebagai tanda batas preparasi saluran akar.

4. Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil. Preparasi

harus dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar dengan

panjang kerja tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge atau

terdorongnya jaringan nekrotik ke apical.

5. Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih

besar harus dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk

membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi

harus dilakukan secara bergantian anatar H2O2 3% dan aquadest steril, bahan irigasi

tyerakhir yang dipakai adalah aquadest steril.

6. Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan

menggunakan jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lain. Bila masih

ada penyumbatan maka saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi

penyumbatan yaitu larutan largal, EDTA, atau glyde (pilih salah satu).

7. Preparasi saluran akar dianggap selelsai bila bagian dari dentin yang ter infeksi telah

terambil dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.

Teknik Step Back :

1. Yaitu teknik preparasi saluran akar yang dilakukan pada saluran akar yang bengkok

dan sempit pada 1/3 apikal.

Page 6: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

2. Tidak dapat digunakan jarum reamer karena saluran akar bengkok sehingga preparasi

saluran akar harus dengan pull and push motion, dan tidak dapat dengan gerakan

berputar.

3. Dapat menggunakan file tipe K-Flex atau NiTi file yang lebih fleksibel atau lentur.

4. Preparasi saluran akar dengan jarum dimulai dari nomor terkecil:

No. 15 s/d 25 = sesuai panjang kerja

File No. 25 : Master Apical File (MAF)

No. 30 = panjang kerja – 1 mm MAF

No. 35 = panjang kerja – 2 mm MAF

No. 40 = panjang kerja – 3 mm MAF

No. 45 = panjang kerja sama dengan no. 40 dst

5. Setiap pergantian jarum file perlu dilakukan pengontrolan panjang kerja dengan file

no. 25, untuk mencegah terjadinya penyumbatan saluran akar karena serbuk dentin

yang terasah.

6. Preparasi selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil dan saluran akar

cukup lebar untuk dilakukan pengisian.

Teknik Balance Force :

1. Menggunakan alat preparasi file tipe R- Flex atau NiTi Flex

2. Menggunakan file no. 10 dengan gerakan steam wending, yaitu file diputar searah

jarum jam diikuti gerakan setengah putaran berlawanan jarum jam.

3. Preparasi sampai dengan no. 35 sesuai panjang kerja.

4. Pada 2/3 koronal dilakukan preparasi dengan Gates Glidden Drill (GGD)

GGD #2 = sepanjang 3 mm dari foramen apical

GGD #3 = sepanjang GGD #2 – 2 mm

GGD #4 = sepanjang GGD #3 – 2 mm

GGD #5 = sepanjang GGD #4 – 2 mm

GGD #6 = sepanjang GGD #5 – 2 mm

5. Preparasi dilanjutkan dengan file no. 40 s/d no.45

6. Dilakukan irigasi

Keuntungan balance force :

Hasil preparasi dapat mempertahankan bentuk semula

Mencegah terjadinya ledge dan perforasi

Mencegah pecahnya dinding saluran akar

Page 7: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

Mencegah terdorongnya kotoran keluar apeks

Teknik Crown Down Presureless : 1. Teknik disebut juga dengan teknik step down, merupakan modifikasi dari teknik step

back.

2. Menghasilkan hasil yang serupa yakni seperti corong yang lebar dengan apeks yang

kecil (tirus).

3. Bermanfaat pada saluran akar yang kecil dan bengkok di molar RA dan RB.

4. Saluran akar sedapat mungkin dibersihkan dengan baik sebelum instrument

ditempatkan di daerah apeks sehingga kemungkinan terjadinya ekstruksi dentin ke

jaringan periapeks dapat dikurangi.

5. Menggunakan instrument nikel-titanium, baik yang genggam maupun digerakkan

mesin.

B. STERILISASI

Secara Kimia : Obat-obatan Secara Fisika : Ultra Short Wave

Sinar ultraviolet bakterisida dengan panjang gelombang 200-300 dapat mensterilkan bakteri . Intensitas sinar ultraviolet bakterisida muncul pada 20 mW/cm2 dengan jarak 5 dari cahaya muncul. Sterilisasi bakteri dalam saluran akar umumnya menggabungkan antara cacci dan botryoid cacci, sterilisasi ini membutuhkan radiasi dengan sinar ultraviolet bakterisida sekitar 10 mW sec/cm2. Sehingga intensitas yang dihasilkan sudah cukup unutk mensterilkan dalam waktu singkat. Semua botryoid cacci disterilisasi dalam waktu sekitar 60 detik.

Penemu : Kazuhiro Okamoto, Masaharu Mogi (1988)

Page 8: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

Keterangan gambar :1. Penghasil sinar ultraviolet bakterisida2. Pemandu cahaya3. Hand piece4. Pemancar cahaya5. Sakelar untuk menghidupkan dan mematikan alat6. Lampu indikasi saat perubahan sinar

21. Kenop pengatur waktu aktu22. Tombol untuk menghidupkan alat

Kombinasi : Electro Medication

Electrotyzer

C. OBTURASI

Tahapan Obturasi :

1. Isolasi gigi dengan rubber dam.

2. Buang tambalan sementara.

3. Jaringan pulpa dari saluran akar di ekstirpasi, lakukan reaming, filling, dan

irigasi.

4. Siapkan semen saluran akar, dinding saluran dilapisi dengan lapis tipis semen

5. Guttapercha disterilkan 70% alcohol dan dikeringkan.

6. Guttapercha nomor MAF diulasi dengan pasta ke saluran akar sesuai dengan

tanda yang telah dibuat dan ditekan kearah lateral menggunakan spreader.

Page 9: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

7. Kedalam saluran akar diberi guttap tambahan, setiap memasukan guttap di tekan

ke arah lateral sampai saluran akar penuh dan spreader tidak dapat masuk

dalam saluran akar

8. Guttapercha dipotong 1-2mm dibawah orifice dengan ekskavator yang telah

dipanasi.

9. Pembawa panas segera didorong ke dalam 1/3 koronal guttap perca. Sebagian

terbakar oleh pluger bila diambil dari saluran akar. Tekanan vertical dikenakan

pada guttap perca yang telah dipanasi untuk mendorong guttap perca yang

menjadi plastis ke arah apikal.

10. Kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida

eugenol atau seng fosfat.

8 metode pengisian gurapercha :1. Single cone-method, untuk saluran akar yang bulat dan tidak terlalu besar.2. Lateral condensation method, untuk diameter saluran akar yang oval

Keuntungan : Alat sederhana

Tidak rumit Dapat dilakukan perawatan ulang Dapat dipreparasi dengan pasak Terkontrolnya panjang kerja Adaptasi ke dinding saluran akar baik Obturasi baik Dimensi stabil

Kerugian : Kesulitan mengisi saluran akar yang sangat bengkok, apeks terbuka

dan resobsi interna.3. Vertical condensation method, untuk mengisi adanya kanal tambahan pada

saluran akarKeuntungan ; adaptasinya baikKerugian : sulit mengontrol panjang kerja, prosedur lebih rumit dan alat yang

digunakan lebih banyak. 4. Inverted cone method, untuk apeks akar yang melebar, pada akar yang belum

menutup sempurna.5. Rolled gutta percha cone method, untuk pengisian saluran akar yang melebar

dan dinding-dinding relative sejajar.6. Sectional method, mengisi secara penuh dengan potongan-potongan gutap

Page 10: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

7. Chloro percha method8. Thermocompaction method, pengisian semen dan gutap pemampatannya

dengan alat yang dipanasi.9. Injection technique, dengan menggunakan pasta.

MEDIKAMEN SALURAN AKARTujuannya : Memberikan aktifitas antimikroba pada pulpa dan jaringan periapeks Menetralisir sisa-sisa preparasi dari saluran akar Mengontrol/mencegah nyeri setelah perawatan.

Syarat medikamen yang baik : Antibakteri Penghilang nyeri Menginaktifasi isi saluran akar Durasi (lama waktu obat bekerja) Toksisitas Rasa dan bau

Jenis medikamen :

Antiseptik

a. Gologan Fenol

Merupakan antimikroba yang cukup poten dalam jangka waktu yang pendek ,

juga merupakan racun protoplasma dan menyebabkan nekrosis jaringan lunak.

fenol ini harus berkontak langsung dengan mikroorganisme. Efektif dalam

konsentrasi rendah, yaitu 1-2 %. Terdiri dari:

i. Eugenol yg merupakan essence dari minyak cengkeh, lebih mengiritasi

daripada minyak cengkeh.

ii. CMCP yang terdiri dari kamfer sebagai pengencer, dan mengurangi

efek mengiritasi dari parachloromphenol murni yg juga dapat

memperpanjang efek antimikroba.

Page 11: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

iii. Cresatin yang merupakan cairan jernih stabil, berminyak tidak mudah

menguap, meringankan rasa sakit, tidak mengiritasi namun efek

antimikrobialnya lebih sedikit dariada CMCP atau fromokresol.

b. Golongan aldehida

i. Glutaraldehid merupakan minyak tanpa warna , agak larut dalam

air,desinfeksi yang kuat, dianjurkan dengan konsentrasi rendah (2%)

ii. Formokresol terdiri dari 19 % formaldehid, 35 % cressol, 46 % air dan

gliserin. Memberikan efek bakterisid yang baik , efektif terhadap

organisme aerob dan anaerob dalam saluran akar, desinfektan yang

kuat dan sebagai pengawet. Dapat menyebabkan iritasi, nekrosis

diikuti reaksi imflamasi persisten.

c. Golongan halogen

i. Natrium Hipo, efek antibakteri sebentar, dan paling sedikit mengiritasi.

ii. Kalium Iodida, bersifat antiseptik,membentuk garam yang dapat

merugikan kehidupan mikriorganisme,

d. Kalsium hidroksida , tersedia dapat berbagai bentuk kombinasi dan campuran,

dapat digunakan untuk sterilisasi, teurtama untuk nekrosis pulpa,

Penggunaan : kalsium hidrosida dicampur dengan gliserin atau air sampai

berupa pasta kental., tidak seefektif CMCP, menyebabkan kenaikan PH dentin

sirkum pulpa, daya antiseptik mungkin behubungan dengan dengan PH yang

tinggi dan pengaruh melumerkan jaringan pulpa nekrotik, Pasta CaOH paling

baik digunakan bila ada penundaan yang terlalu lama antar kunjungan,

desinfektan intrasaluran yang efektif untuk gigi dengan kerusakan periapikal.

e. Steroid, digunakan untuk obat saluran akar sendiri atau dikombinasikan

dengan obat lain.

Page 12: TUGAS DISKUSI KONSERVASI

Antibiotik

a. Penisilin

b. Eritromisin

c. Klaritomisin

d. Sefalosporin oral

e. Klindamisin

f. Metronidazol

Kombinasi