tugas diskusi mineralogi dan petrologi

9
TUGAS DISKUSI MINERALOGI DAN PETROLOGI Anggota Kelompok : Ahmad Firmansyah 03111002019 Andika Rizky Eko N 03111002089 Candra Dwi Putra 03111002071 Hidayatullah 03111002059 Judefrian 03111002086 Pantun Roma P.S 03111002048 Teuku Raja Maskahar 03111002013 Yogi Ruliem Putra 03111002049

Upload: dayat-hidayatullah

Post on 12-Jul-2016

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas mata kuliah mineralogi dan petrologi

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Diskusi Mineralogi Dan Petrologi

TUGAS DISKUSI MINERALOGI DAN PETROLOGI

Anggota Kelompok :

Ahmad Firmansyah 03111002019

Andika Rizky Eko N 03111002089

Candra Dwi Putra 03111002071

Hidayatullah 03111002059

Judefrian 03111002086

Pantun Roma P.S 03111002048

Teuku Raja Maskahar 03111002013

Yogi Ruliem Putra 03111002049

UNIVERSITAS SRIWIJAYAFAKULTAS TEKNIK

2012

Page 2: Tugas Diskusi Mineralogi Dan Petrologi

Data :

Tekstur

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai

bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari

batuan.

GAMBAR

TEKSTUR BATUAN BEKU

Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:

A. Kristalinitas

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan

tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang

berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan

Page 3: Tugas Diskusi Mineralogi Dan Petrologi

pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya

kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi

jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.

Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

a. Holokristalin

Batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik

batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.

b. Hipokristalin

Yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa

kristal.

c. Holohialin

Batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk

sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

d. Hypohyaline yaitu batuan yang mineralnya lebih banyak tidak mengkristal daripada

mengkristal.

B. Granularitas

Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya

dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

1. Fanerik/fanerokristalin

Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis

dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

a. Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.

b. Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.

c. Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.

d. Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

2. Afanitik

Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga

diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas

atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:

Page 4: Tugas Diskusi Mineralogi Dan Petrologi

a. Mikrokristalin

Apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan

ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.

b. Kriptokristalin

Apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan

bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.

c. Amorf/glassy/hyaline

Apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

C. Bentuk Kristal

Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara

keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

a. Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.

b. Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.

c. Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

a. Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.

b. Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.

c. Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.

d. Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

D. Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara

kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat

dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Equigranular

Apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar.

Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:

- Panidiomorfik granular

Apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.

- Hipidiomorfik granular

Apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.

- Allotriomorfik granular

Apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

Page 5: Tugas Diskusi Mineralogi Dan Petrologi

b. Inequigranular

Apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang

besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral

atau gelas.

GAMBAR

TEKSTUR BATUAN BEKU

Page 6: Tugas Diskusi Mineralogi Dan Petrologi

Daftar Pustaka

Wikipedia(2006).BatuanBeku.Fromhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Batuan_beku&oldid=6053010

PPTM, 2000, “Ensikopedi Pertambangan Edisi 3”, PPTM, Jakarta.PPTM, 1997, (1997), “Bahan Galian Industri”, PPTM, Jakarta.Katili, “Geologi”, Departemen Urusan Research Nasional, Jakarta.

Page 7: Tugas Diskusi Mineralogi Dan Petrologi

Kesimpulan

Dari hasil diskusi kelompok kami didapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Batuan beku memiliki tekstur yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut tergantung pada lamanya waktu pembekuan. Semakin lama waktu pembekuan maka semakin kasar batuan beku yang terbentuk karena semakin lama pembekuan maka kecendrungan terbentuknya pengelompokan mineral sejenis semakin besar. Hal ini mempengaruhi pada hubungan antar kristal dan bentuk kristal.

2. Derajat kristalisasi pada batuan beku berbeda beda tergantung pada lamanya proses pembekuan. Semakin lama pembekuan maka batuan beku lebih cendrung membentuk kristal sebaliknya semakin cepat pembekuan yang terbentuk adalah gelas.