tugas artikel jadi
TRANSCRIPT
TUGAS STUDI PENGEMBANGAN WILAYAH
NAMA : ICHSAN FAISAL RIZKI
NIM : 213 214 2013
Top of Form
Bottom of Form
MUSIBAH DI TPA LEUWIGAJAH MENDAPAT PERHATIAN SERIUS DARI GUBERNUR JABAR DAN PAMERINTAH PUSAT.
Wednesday, 02 June 2010 09:42 ayi Lainnya Kembali TPA leuwigajah longsor menerjang ratusan rumah penduduk dan pesawahan, dimana menurut mantan salah satu direktur operasi Dinas Kebersihan Kota Bandung Ir.Sumarjito sebelumnya longsor pernah terjadi yaitu tahun 1994. Kalau dahulu tidak menelan korban tapi kali ini tidak tanggung-tanggung menelan harta dan ratusan jiwa masyarakat sekitarnya. Longsor yang diakibatkan guyuran hujan selama dua hari berturut-turut tersebut menimbun puluhan rumah di Kp. Cilimus dan Kp. Gunung Aki, Desa Batujajar Timur, Kec. Batujajar, Kab. Bandung serta Kp. Pojok, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi tertimbun longsoran jutaan kubik sampah Sedikitnya diberitakan 141 jiwa tewas dan sampai hari ini baru 29 jenazah telah ditemukan dan teridentifikasi. Diperkirakan masih banyak yang terkubur dibawah reruntuhan rumah dan timbunan sampah. Berdasarkan beberapa keterangan yang dihimpun distarkim-jabar.go.id, longsor terjadi diawali oleh suara ledakan yang diikuti semburan api.Setelah itu gunung sampah yang diperkirakan ketinggiannya 30 meter dengan kemiringan lebih dari 60 derajat itu ambrol. Jutaan kubik sampah dengan kecepatan tinggi menerjang daerah yang berada dibawah seperti sawah, kebun dan rumah penduduk. Musibah itu mengundang simpatik dan empati berbagai pihak ,setelah kejadian itu para petugas Pemkot Bandung, Pemkot Cimahi, Pemkab Bandung, Polres Cimahi, Kodim 0609 Kab. Bandung, Kopassus Batujajar, Tim SAR, PMI, dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi serta Kota Bandung, Gema Nusa dan Tim Satgana Daarut Tauhid langsung memberikan pertolongan ke lokasi kejadian saling bahu membahu mengevakuasi korban baik yang tetimbun maupun yang selamat.Para korban yang meninggal dibawa ke Masjid Kp. Cilimus yang luka-luka dilarikan ke RS Cibabat, RS Dustira, dan RSHS Bandung untuk dirawat selanjutnya.
Gubernur Jawa Barat menaruh perhatian penuh Sehari setelah kejadian gubernur jawa barat beserta jajarannya menengok lokasi dan para korban untuk melihat langsung kondisi para korban.Setelah itu dilakukan pertemuan pertemuan untuk membahas dan mengkoordinasikan berbagai bantuan penyelamatan kondisi darurat akibat longsor tersebut. Menurut Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan Pemerintah Propinsi memberikan bantuan diantaranya tim kesehatan dan obat-obatan baik untuk kondisi darurat akibat seperti langsung bencana/kecelakaan juga memberikan bantuan untuk menanggulangi dampak bencana. Hari ini (Selasa 22 Februari 2005) bertempat di Gedung baru Pemkot Cimahi Gubernur Jawa Barat mengadakan rapat koordinasi bersama Pemkot Bandung.Pemkot Cimahi dan Pemkab Bandung. Selain dibahas beberapa hal mengenai penanggulangan terhadap korban longsor juga dibahas mengenai dampak dengan adanya penutupan sementara TPA leuwigajah . Penutupan sementara ini sangat berpengaruh terhadap timbunan sampah yang tidak terangkut baik di sumber sampah maupun di tempat-tempat pengumpulan dan yang paling merasakan dampaknya adalah pemkot Bandung dimana tidak kurang 40 truk sampak setiap harinya diangkut ke leuwigajah dan sekarang masih menunggu kemana akan dalihkan. Dalam kesempatan rapat ini Gubernur Jawa barat mengingatkan semua pihak bahwa masalah sampah adalah masalah kita semua untuk itu beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut : Segera lakukan kajian teknis secara cepat kalau masih ada spot-spot yang memungkinkan di Leuwigajah ini untuk dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan secara aman. Kalau tidak ada dicari solusinya dan meminta kepada Kab Bandung agar sama-sama mencari solusi yang sebaik-baiknya . Kepada Pemkot Bandung Gubernur meminta untuk lebih memperlihatkan apresiasi terhadap kejadian ini mengingat yang paling banyak memakai TPA ini adalah Pemkot Bandung, demikian Gubernur Jawa Barat . Lebih lanjut Gubernur menginginkan untuk kedepan sudah harus dipikirkan pemanfaatan teknologi yang canggih dan efisen untuk pengelolaan sampah ini.
Lokasi sementara TPA pengganti. Gubernur Jawa Barat meminta kepada Kab.Kota dalam beberapa hari ini sambil menunggu kajian teknis manajemen persampahan yang sedang dilakukan oleh pihak pemerintah propinsi untuk segera meneliti lokasi pembuangan yang memungkinkan dipakai sementara seperti : Dago,Cikole,Pasir impun, Cieunteung dan Cileungsi Cirata. Dalam kesempatan ini disepakati bahwa untuk rehabilitasi maupun kedepan hal-hal yang harus dibenahi antara lain : Lahan yang ada penduduknya harus segera dibereskan, Landaikan kemiringan akibat longsor yang ada, lakukan pengelolaan yang baik. Demikian diantaranya hasil rapat kordinasi yang dihadiri oleh Walikota Bandung, Wakil Bupati Bandung dan para Sekda Kota Bandung, Cimahi dengan jajarannya. Usai rapat ini Gubernur Jawa Barat berserta rombongan menuju lokasi bersama tamu dari Jakarta yang menurut informasi dari kementrian Lingkungan Hidup dan Kesra dari pemerintah Pusat. (DS)
KOMENTAR
Pada tahun 1982 daerah Leuwigajah yang terletak di daerah perbukitan cukup terjal dengan kemiringan lereng lebih besar dari 30%-60% dijadikan TPA oleh Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung. Pada tahun 2005 terjadi longsor gunung sampah di TPA ini yang menewaskan 147 warga. Dalam perencanaan tata ruang seharusnya apabila tempat tersebut akan dijadikan sebagai TPA maka harus sesuai dengan SNI No. 03-3241-1997 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA, bahwa lokasi yang memenuhi persyaratan sebagai tempat pembuangan akhir sampah adalah Jarak dari perumahan terdekat 500 m, Jarak dari badan air 100 m, Jarak dari airport 1500 m (pesawat baling-baling) dan 3000 m (pesawat jet), Muka air tanah > 3 m, Jenis tanah lempung dengan konduktivitas hidrolik < 10-6 cm / det Merupakan tanah tidak produktif Tetapi, TPA leuwigajah lokasinya relatife dekat dengan area pemukiman warga yaitu berjarak sekitar 100-200 meter. Bahkan lokasi TPA tersebut berada di bukit sedangkan dibagian bawahnya merupakan perkampungan warga sekitar. Bencana longsor yang terjadi salah satu faktornya merupakan kesalahan tata ruang yang tidak benar. Untuk itu diperlukan penataan khusus supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. Cara yang terbaik yaitu dengan penataan ulang area TPA. Contohnya jika daerah tersebut akan dijadikan TPA maka harus jauh dari perumahan penduduk tetapi dibuatkan akses jalan untuk mencapai TPA tersebut. Perlu dibuat kajian khusus sebelum suatu tempat tersebut dijadikan TPA, misalnya kajian tentang tata ruang, kajian tentang lingkungan, dan kajian-kajian lainnya yang berhubungan dengan TPA dan lingkungan sekitarnya.1