tugas terstruktur ppip gabungan jadi

58
TUGAS TERSTRUKTUR PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI PANGAN STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI SIRUP “MARIJENE” DI WILAYAH KABUPATEN WONOSOBO Disusun Oleh : Anisa Pujirahayu A1M010002 Novi Tri Wahyuni A1M010031

Upload: suarnono

Post on 25-Jul-2015

220 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

TUGAS TERSTRUKTURPERENCANAAN PROYEK INDUSTRI PANGAN

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN INDUSTRI SIRUP “MARIJENE” DI WILAYAH KABUPATEN WONOSOBO

Disusun Oleh :

Anisa Pujirahayu A1M010002Novi Tri Wahyuni A1M010031

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

PURWOKERTO2012

Page 2: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Latar Belakang

Pengembangan bidang industri menjadikan kebijakan yang prioritas

pemerintahan dalam usaha menciptakan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Kebijakan ini berorientasi pada keadaan sumber daya alam Indonesia yang sangat

potensial dalam bidang industri.

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan suatu industri

adalah aspek-aspek mengenai studi klayakan. Studi kelayakan yang harus

diperhatikan antara lain : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis,

aspek manajemen operasional, aspek yuridis, aspek finansial. Aspek-aspek

tersebut untuk memastikan agar produk yang dibuat diterima oleh masyarakat luas

dan diterima dengan baik.

Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah suatu kegiatan yang mempelajari

secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam

rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan dengan

menganalisis berbagai macam aspek. Namun investasi tersebut juga harus

memperhatikan kondisi-kondisi dibidang ekonomi, hukum, politik, budaya,

keamanan, perilaku dan perubahan lingkungan masyarakat karena sering kali

terjadi ketidakpastian yang dapat mengakibatkan apa yang sudah direncanakan

menjadi tidak tercapai.

Bahan baku yang digunakan dalam perencanaan proyek industi pangan

adalah kombinasi penggunaan jeruk nipis dan markisa. Jeruk nipis (Citrus

aurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis

tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya

berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam.

Tanaman jeruk nipis pada umur 2,5 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya

berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola

pingpong berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. Buah jeruk nipis

yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya menyukai tempat-tempat

yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.

Page 3: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

I. Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang pertama dianalisis

dalam kajian ini. Analisis yang dilakukan pada aspek pasar dan pemasaran antara

lain riset pasar yang meliputi proyeksi permintaan dan penawaran, perkembangan

harga serta strategi pemasaran yang mencakup strategi harga, produk, tempat

distribusi, dan promosi. Apabila permintaan pasar menguntungkan maka usulan

proyek memiliki prospek atau layak jika ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran.

Kajian aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui keadaan objek di

masa lalu dan saat ini, sedangkan tujuan pemasaran dalam ilmu marketing adalah

untuk mengendalikan pasar di waktu yang akan datang (Subagyo, 2007). Dalam

melakukan penelitian terhadap aspek pasar dan pemasaran perlu diadakan

penelitian terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu Permintaan,

Penawaran, Proyeksi permintaan dan penawaran, Proyeksi penjualan, Produk

(barang/jasa), Segmentasi pasar, Strategi dan implementasi pemasaran.

1. Permintaan dan Penawaran

Sirup Marijene merupakan produk olahan sirup kombinasi antara markisa

dan jeruk nipis yang baru akan dikembangkan di wilayah Kabupaten Wonosobo,

sehingga sampai saat ini belum banyak diketahui jumlah penawaran secara pasti.

Jumlah permintaan berhubungan dengan jumlah penawaran. Permintan

adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan

tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.

Sedangkan penawaran adalah mengukur responsif penawaran sebagai akibat

perubahan harga. Dengan kualitas yang baik dan mengingat sirup Marijene

merupakan produk baru di pasaran, maka peluang untuk penawaran sirup jeruk

nipis masih sangat besar selain itu didukung dengan cara menentukan strategi

pemasaran yang tepat.

Page 4: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

2. Perkembangan Harga

Bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan sirup Merijene (untuk

6 botol/ 1 dus) yaitu :

Bahan-bahan Ukuran Harga

Jeruk nipis 3 Kg Rp. 9000

Markisa 3 Kg Rp. 9000

Gula pasir 6 Kg Rp. 36.000

Botol 6 Rp. 15.000

Dus 1 Rp. 500

Label 6 Rp. 6000

Jumlah Rp. 75.500,- untuk 6 botol

Modal per buah Rp. 75.500,- : 6 = Rp. 13.000,-

Harga jual per botol = Rp. 17.000,-

Harga jual per dus = Rp. 100.000,-

3. Saingan Usaha

Potensi persaingan produk sirup berbahan dasar markisa dan jeruk nipis

dapat ditinjau dari aspek persaingan produk sejenis. Persaingan produk sirup

memang cukup tinggi dilihat dari bahan baku pembuatan sirup yang berbeda,

misalnya sirup strawberry, melon, anggur, frambozen dan sebagainya. Akan

tetapi sirup yang berbahan dasar kombinasi antara markisa dan jeruk nipis

masih jarang ditemukan di pasaran dan sirup marijene ini merupakan produk

baru yang dikembangkan di kabupaten Wonosobo. Wonosobo merupakan

wilayah dengan dataran tinggi yang mudah untuk membudidayakan markisa

dan jeruk nipis, sehingga bahan baku yang dibutuhkan akan mudah didapat.

4. Strategi Pemasaran

Kotler (2003) menyatakan bahwa strategi pemasaran adalah pendekatan

rata-rata yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang

telah ditetapkan lebih dahulu, didalamnya tercantum keputusan-keputusan

Page 5: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

pokok mengenai target pasar, penempatan produk dipasar, bauran pemasaran

dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.

Perusahaan juga memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang,

serta tindakan-tindakan konkrit dan terprogram. Lebih lanjut Kotler (2003)

menyatakan bahwa perusahaan dapat melakukan empat macam tindakan

bauran pemasaran yaitu product, price, place and promotion (4P).

a. Produk (product)

Strategi produk adalah suatu strategi yang berkaitan dengan produk

yang akan diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan. Strategi yang tepat

dapat menjadikan produk lebih unggul dibandingkan dengan produk

saingannya. Produk yang akan ditawarkan harus sudah melewati beberapa

tahapan uji produk. Spesifikasi produk ditentukan sebagai standar kualitas

yang meliputi bahan baku yang digunakan, proses pembuatan, ukuran,

warna, rasa, tekstur, bentuk, dan sebagainya (Subagyo, 2007).

Pihak perusahaan terlebih dahulu harus mendefinisikan, memilih, dan

mendesain suatu produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan

konsumen agar investasi yang ditanam dapat berhasil dengan baik. Strategi

produk yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan suatu

produk adalah antara lain:

Penentuan logo dan moto

Logo merupakan cirri khas suatu produk, sedangkan moto

merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi

perusahaan dalam melayani masyarakat. Baik logo dan moto harus

dirancang dengan benar. Logo industri sirup yang akan kami dirikan

adalah sirup kombinasi antara jeruk nipis dan markisa, dilogo tersebut

ada buah jeruk nipis dan markisanya. Karena memang kami

menggunakan buah jeruk nipis dan markisa sebagai bahan baku

pembuatannya. Sedangkan moto dari industri ini yaitu “Mie lokal rasa

nasional”

Menciptakan merek

Page 6: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Merek merupakan suatu hal penting bagi konsumen untuk

mengenal barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian merek sering

diartikan sebagai nama, istilah, simbol, desain, atau kombinasi dari

semuanya. Merek sirup dari industri yang akan didirikan yaitu

“Marijane”.

Menciptakan kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Penciptaan

kemasan pun harus memenuhi berbagai persyaratan, seperti kualitas

kemasan, bentuk, warna dan persyaratan lainnya. Penampilan produk

sangat berpengaruh karena selain dapat melindungi produk juga sebagai

daya tarik bagi konsumen. Sirup yang dihasilkan dikemas dalam botol

kaca yang terjaga kebersihannya, tidak mudah terkontaminasi dengan

lingkungan di luar kemasan. Kemasan yang digunakan menarik,

pencatatan administrasi dan identifikasi pada kemasan dilengkapi oleh

label yang berisi informasi mengenai produk seperti nama perusahaan,

nama barang, tanggal produksi, berat bersih dan batas kadaluarsa.

Pencantuman sertifikasi mutu dan instansi atau badan yang berwenang

juga sangat membantu bagi pembeli untuk menjamin mutu barang.

Keputusan label

Label merupakan sesuatu yang dilengketkan pada produk yang

ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan. Di dalam label harus

dijelaskan siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, cara

menggunakannya, waktu kadaluarsa dan informasi lainnya. Strategi

yang tepat dapat menjadikan produk lebih unggul dibandingkan dengan

produk saingannya. Keunggulan dari produk ini adalah keunikan karena

produk ini merupakan produk baru yang lain dari pada produk yang

selama ini ada dipasaran, serta kombinasi buah yang digunakan antara

markisa dan jeruk nipis merupakan inovasi baru dalam industri sirup

sehingga masyarakat ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sirup

markisa dan jeruk nipis dengan cara membeli produk tersebut. Selain

itu, karena produk ini merupakan produk yang sangat bermanfaat bagi

Page 7: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

kesehatan tubuh dan juga jenis produk ini masih jarang yang

memproduksi.

b. Harga (price)

Satu-satunya aspek dalam strategi pemasaran yang menghasilkan

pendapatan adalah harga. Strategi penetapan harga produk dilakukan

sebelum produk dipasarkan. Perusahaan akan menetapkan harga

berdasarkan analisis biaya produksi dan penjualan serta laba yang

diinginkan. Besarnya biaya produksi sangat tergantung pada beberapa

variabel seperti bahan baku, tenaga kerja, alat dan bahan produksi, besarnya

investasi, perawatan, penyusutan dan kondisi pasar.

Harga yang dipasarkan untuk satu botol sirup marijene adalah sebesar

Rp 17.000,-. Dengan harga yang relatif murah dan dapat dijangkau oleh

semua lapisan masyarakat serta sirup merupakan produk baru maka usaha

sirup sangat memungkinkan untuk dikembangkan. Disamping itu manfaat

dari kombinasi dua buah ini memberikan nilai plus bagi konsumen yang

mengkonsumsi.

c. Tempat ( place )

Pendistribusian sirup Marijane dari produsen ke konsumen dilakukan

secara langsung, yaitu produsen menjual sirup jeruk nipis kepada konsumen

melalui outlet sirup Marijane, toko oleh-oleh khas Wonosobo, ataupun

rumah makan di wilayah Wonosobo dan sekitarnya sebagai tempat

penjualan. Pemasaran dilakukan juga untuk luar wilayah Wonosobo, seperti

Yogyakarta, Banyumas, Tegal, Temanggung, Batang, Semarang dan lain-

lain.

Sistem distribusi untuk produk ini direncanakan dengan menggunakan

sistem distribusi langsung dan semi langsung. Saluran distribusi langsung

dan semi langsung dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 8: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Sistem distribusi langsung dan semi langsung digunakan karena

saluran tidak terlalu panjang sehingga mudah untuk mengontrol harga dan

mutu produk yang dijual.

d. Promosi ( promotion )

Promosi perlu dilakukan untuk mengenalkan produk ke konsumen,

karena pada dasarnya produk yang sudah terencana dengan baik yang telah

ditentukan harga jualnya, belum dapat menjamin keberhasilan pemasaran

produk.

Promosi yang dilaksanakan adalah dengan cara membagikan sampel

sirup Marijane kepada masyarakat, sehingga produsen akan mengetahui

secara langsung tanggapan dari masyarakat mengenai produk tersebut yang

dapat digunakan sebagai tolok ukur daya terima dari masyarakat terhadap

sirup Merijane ini.

Produsen Distributor Konsumen

Page 9: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

II. Aspek Teknis dan Teknologis

Aspek teknis dan teknologis merupakan aspek kedua yang dianalisis.

Acuan Analisis teknis dan teknologis meliputi penyediaan bahan baku, rencana

kapasitas produksi, teknologi proses produksi, penentuan lokasi, penentuan

kebutuhan mesin dan peralatan, pengawasan mutu, serta penentuan kebutuhan

ruangan pabrik dan keterkaitan antar aktivitasnya.

Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum

perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis perusahaan menyangkut hal-

hal yang berkaitan dengan teknis / operasi, sehingga apabila tidak dianalisis

dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya di

kemudian hari.

1. Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan syarat penting dalam menjamin keberlangsungan

produksi. Ketersediaan bahan baku yang baik akan dapat menjaga keseimbangan

proses produksi suatu industri, selain itu kajian bahan baku dapat digunakan untuk

mengetahui bagaimana peluang ketersediaan bahan baku di masa yang akan

datang. Kebutuhan jeruk nipis dan markisa sebagai bahan baku pengolahan sirup

Marijene tersedia di Kabupaten Wonosobo. Kedua bahan baku tersebut

dibudidayakan di sekitar wilayah Kabupaten Wonosobo. Hal tersebut dikarenakan

Wonosobo merupakan daerah dataran tinggi yang cocok untuk membudidayakan

kedua bahan baku tersebut.

2. Rencana Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi

untuk mencapai keuntungan yang optimal, sedangkan kapasitas adalah

kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu,

dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (out put) per satuan waktu

(Husnan dan Suwarsono, 1984 dalam Indrawati, 2006). Faktor yang

mempengaruhi perencanaan kapasitas produksi pada pabrik pengolahan sirup

Page 10: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

marijene ini adalah ketersediaan bahan baku, ketersediaan modal, peluang usaha,

teknologi mesin dan kapasitas alat pengolahan, jumlah tenaga kerja, serta nilai

ekonomis usaha.

Melihat jumlah permintaan minuman segar di Kabupaten Wonosobo

semakin bertambah besar setiap tahunnya, maka jumlah penawaran sirup marijene

dapat mencukupi dari jumlah permintaan sehingga peluang usaha sirup marijene

yang masih terbuka lebar. Penentuan kapasitas tersebut diharapkan dapat

memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan.

3. Teknologi Proses Produksi

proses produksi pada pembuatan sirup jeruk nipis dan markisa meliputi

tiga tahap yaitu tahap persiapan, pengolahan, dan pengemasan.

a. Tahap persiapan

Tahap persiapan bahan baku dilakukan untuk menentukan tingkat

kematangan dari bahan baku yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan sirup jeruk nipis dan markisa dengan kualitas yang terbaik.

Bahan baku yang digunakan adalah jeruk nipis dan markisa yang memiliki

tingkat kematangan dan kualitas yang baik.

b. Tahap pengolahan

Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan sirup marijene yaitu

bahan baku yang telah melewati tahapan persiapan kemudian dilakukan

proses pencucian dengan mesin pencuci jeruk, dimasukkan kedalam mesin

pemeras jeruk, panaskan air yang dibutuhkan, tunggu mendidih kemudian

masukkan gula pasir secara bertahap, tunggu larutan gula dingin kemudian

tambahkan air jeruk nipis hasil perasan.

c. Tahap pengemasan

Sirup marijene yang telah diolah kemudian dimasukkan kedalam botol

yang telah disterilkan terlebih dahulu dengan alat UV. Setalah dimasukkan

kedalam botol steril kemudian dikemas menggunakan kardus. Pengemasan

menggunakan kardus dimaksudkan agar sirup yang di pasarkan tidak

pecah.

Page 11: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

4. Penentuan Lokasi

Penentuan lokasi menjadi faktor penting bagi industri sirup Marijene,

karena hal ini sangat mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan

menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Lokasi pabrik harus memperhatikan

ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, ketersediaan tenaga kerja, listrik

dan air, supply tenaga kerja serta fasilitas transportasi.

Terdapat dua tahap penentuan lokasi yang dilakukan, yaitu penentuan

bobot prioritas parameter kelayakan lokasi dengan metode Analysis Hierarchy

Process (AHP) dan penentuan alternatif lokasi dengan metode zero-one.

Menurut Satty (1993) metode AHP adalah sebuah kerangka untuk

mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan

menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan

memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau

variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada

pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai

pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas

paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Metode zero-one merupakan penilaian terhadap perbandingan alternatif

lokasi yang didasarkan pada kondisi wilayah yang dimiliki dengan menggunakan

bobot parameter yang telah diketahui sebelumnya. Terdapat 8 Kecamatan di

Kabupaten Wonosobo yang diproyeksikan menjadi alternatif lokasi pendirian

sirup marijene yaitu Kecamatan Watumalang, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan

Selonerto, Kecamatan Sapuran, Kecamatan Leksono, Kecamatan Kejajar,

Kecamatn Kaliwiro, dan Kecamatan Kalibawang.

Seluruh alternatif ini dibandingkan satu persatu berdasarkan pada setiap

parameter secara bertahap. Hasil perbandingan suatu alternatif bernilai satu (1)

berarti kondisi alternatif tersebut memilki kondisi yang lebih baik atau lebih

menguntungkan dibanding dengan pembandingnya, sebaliknya jika lebih buruk

atau tidak menguntungkan akan bernilai nol (0). Hasil penilaian bobot parameter

akan digabungkan dengan metode AHP dalam satu matriks keputusan alternatif.

Page 12: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

5. Mesin dan peralatan

Alat dan mesin merupakan salah satu faktor produksi utama selain bahan

baku, tanpa alat maka proses produksi tidak dapat berjalan. Alat yang digunakan

pada industri sirup marijene meliputi mesin pencuci jeruk, mesin pemeras jeruk,

mesin UV untuk mensterilkan botol, panci, dan kompor.

6. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu sangat diperhatikan dalam industri sirup marijene.

Pengawasan mutu yang diperhatikan mulai dari persiapan bahan baku hingga

pengemasan. Pemeriksaan kualitas bahan baku yang diterapkan pada industri

dilakukan dengan cermat. Bahan baku yang digunakan merupakan bahan baku

yang telah memenuhi syarat yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Produk akhir

yang dihasilkan harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Setiap

perusahaan memiliki standar mutu yang berbeda-beda. Salah satu pengawasan

mutu produk akhir dapat dilakukan dengan memeriksaan pH, dan kadar gula sirup

marijene.

7. Penentuan Kebutuhan Ruangan Pabrik

Jenis bangunan pada perusahaan dapat digolongkan menjadi dua macam

yaitu bangunan produksi dan non produksi. Bangunan produksi adalah bangunan

yang diperlukan untuk keseluruhan proses produksi, sedangkan bangunan non

produksi adalah bangunan yang mendukung proses produksi.

Bangunan produksi yang dibutuhkan memiliki kriteria antara lain cukup

luas, mudah dibersihkan, ventilasi dan penerangan cukup, dan tersedianya

perlengkapan P3K. Lantai dibuat dari bahan yang kuat, rata, dan kedap air

misalnya keramik. Dinding ruang produksi dibuat dari bahan yang kuat, rata,

halus, dan berwarna terang. Langit-langit ruang dibuat cukup tinggi sehingga

tidak terjadi penumpukkan debu dan mudah dibersihkan (Suryani et.al, 2006

dalam Ardi, 2007).

Page 13: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

a. Ruang produksi

Menurut Apple (1990) dalam Ardi (2007), kebutuhan ruang yang

digunakan untuk ruangan produksi ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1) kebutuhan ruang disesuaikan dengan bentuk alat dan wadah alat,

2) kebutuhan ruangan mesin adalah panjang mesin dikalikan lebarnya,

3) kebutuhan ruang untuk operator (bila ada) adalah panjang peralatan

dikalikan satu meter,

4) kelonggaran yang dipakai adalah 150 persen, kelonggaran ini dipakai

untuk jarak antar peralatan serta lorong untuk pergerakan orang dan bahan.

Perkiraan kebutuhan luas lahan untuk ruang produksi dapat dilihat pada

Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Perkiraan kebutuhan luas ruang produksi

Lokasi Luas

Panjang Lebar Luas (m2)

Persiapan

Ruang pencucian

Ruang pengolahan

Pengemasan

Gudang produk jadi

5

3

6

5

8

3

4

5

4

5

15

12

30

20

40

Total 117

b. Ruang non produksi

Ruangan non produksi atau ruang sipil yang dibutuhkan dalam industri ini

meliputi kantor, gudang bahan baku, WC, dapur, mushola, tempat parkir, pos

satpam, gudang produk jadi dan lainnya. Perkiraan luas dari tiap ruangan

dijelaskan pada Tabel 14 di bawah ini.

Page 14: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Tabel 4. Perkiraan kebutuhan luas ruang non produksi

Lokasi Ukuran Luas (m2)

Kantor

Gudang bahan baku

Dapur dan kantin

Mushola

WC

Tempat Parkir

Pos satpam

Gudang produk jadi

P = 4 m, L = 3,5 m

P = 5 m, L = 3 m

P = 4 m, L = 4 m

P = 5 m, L = 3 m

P = 4 m, L = 4 m

P = 8 m, L = 3 m

P = 2 m, L = 1,5 m

P = 5 m, L = 5 m

12,5

15

16

15

16

24

3,5

25

Total 127

Perkiraan kebutuhan luas lahan keseluruhan perusahaan dapat disajikan

pada Tabel 4.

Tabel 4. Perkiraan kebutuhan luas lahan

No Pusat Aktivitas Luas lahan (m2)

1.

2.

Bangunan produksi

Bangunan non produksi

117

127

Total luas 244

8. Keterkaitan antar aktivitas

Keterkaitan antar aktivitas dapat diketahui dengan metode Analysis

Relationship Chart (ARC) yang menggambarkan hubungan kerja antar satu unit

kegiatan dengan kegiatan lainnya. Menurut Apple (1990), peta keterkaitan

kegiatan adalah teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antar setiap

kelompok kegiatan yang saling berkaitan. Peta keterkaitan antar aktivitas pada

industri sirup ”Marijene” dapat dilihat pada Gambar 2.

1. Gudang bahan baku

Page 15: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

7. Mushola

8. Toilet

9. Tempat parker

10. Pos satpam

Gambar 2. Peta keterkaitan antar aktivitas

Keterangan:

A (Absolutely necessary) : letak antar kegiatan mutlak perlu berdekatan

E (Especially important) : letak antar kegiatan sangat penting berdekatan

I (Important) : letak antar kegiatan penting berdekatan

O (Ordinary) : letak antar kegiatan biasa saling berdekatan

U (Unimportant) : letak antar kegiatan tidak perlu saling berdekatan

X (Undesirable) : letak antar kegiatan tidak diharapkan saling

berdekatan

1 : menggunakan catatan yang sama

2 : mengunakan tenaga kerja yang sama

3 : menggunakan ruang yang sama

4 : derajat kontak personel yang sering dilakukan

5 : derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan

6 : urutan aliran kerja

7 : melaksanakan pekerjaan yang sama

8 : menggunakan peralatan yang sama

9 : kemungkinan adanya bau yang tidak enak, ramai, dan lain-lain.

Semua data yang terdapat dalam peta awal dipindahkan dalam lembar

kerja (worksheet) yang terdapat pada Tabel 5. Kode angka pada lembar kerja

Page 16: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

A- 6 E-X-2I-5 O-8,9,10

A -2,4,5 3 E-X-7,8,9I- O-1

A- 1 E-X-7,8I-2 O-3,9

A-3,5 4 E-X-7,8,9I- O-

A-3 2 E- X-6,7,8,9 I- 1 O-

A-3,4 5 E-X-7,8I- 6,9 O-

A- 9 E-X-2,3,4,8I-5,10 O-1,6,7

A- 8 E-X-1,2,3,4,5,9,10I- O-6,7

A- 7 E-X-1,2,3,4,5,10I- O-8,9

A- 10 E-X-7,8I- 9 O-6

menyatakan departemen mana saja yang mempunyai hubungan dengan

departemen tersebut.

Tabel 5. Lembar kerja (worksheet)

Nama Departemen Derajat keterdekatan

A E I O U X

1. Gudang bahan

baku

2. Ruang persiapan

3. Ruang produksi

4. Ruang

pengemasan

5. Ruang produk jadi

6. Kantor

7. Mushola

8. Toilet

9. Tempat parkir

10. Pos satpam

-

3

2,4,5

3,5

3,4

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

1

-

-

6,9

5

-

-

5,10

9

3,9

-

1

-

-

8,9,10

8,9

6,7

1,6,7

6

4,5,6,10

4,5,10

6,10

1,2,6,10

1,2,10

1,3,4,7

6

-

-

1,2,3,4,5

7,8

6,7,8,9

7,8,9

7,8,9

7,8

2

1,2,3,4,5,10

1,2,3,4,5,9,10

2,3,4,8

7,8

Data yang telah dikelompokkan dalam lembar kerja (worksheet) kemudian

dimasukkan dalam diagram aktifitas template (Activity Template Block Diagram

(ATBD). Hubungan unimportant (U) tidak perlu dicantumkan kembali dalam

diagram ATBD. Tujuan dibuatnya ATBD adalah untuk mempermudah

meletakkan departemen yang akan dibangun dengan memperhatikan hubungan

departemen tersebut dengan departemen yang lain. ATBD hubungan keterkaitan

antar ruang dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 17: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Gambar 3. Activity Template Block Diagram (ATBD)

Setelah ATBD selesai dibuat, kemudian disusun sebuah rencana rancangan

tata letak pabrik yang sebelumnya dibuat diagram hubungan aktivitas antar

departemen atau ARD (Activity Relationship Diagram) dengan memperhatikan

pola hubungan yang tertera dalam ATBD diatas. ARD menerangkan alur proses

produksi dan perpindahan bahan dan material produksi yang dibuat berdasarkan

kepada alur proses produksi. ARD dibuat dengan menyusun tiap blok pada ATBD

dengan memperlihatkan pola hubungan yang ada dan mengabaikan luasan

sebenarnya dari tiap departemen. Pola ARD dapat dilihat pada Gambar 4.

Jalan raya

Pos satpam

Parkir

Page 18: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Gambar 4. Layout Perusahaan

Kantor Gudang bahan baku

Ruang persiapan

Ruang pengolahan

Ruang pengemasan

Ruang produk jadi

Mushola

Toilet Toilet

Page 19: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Aspek Manajemen Operasional

Analisis manajemen operasional merupakan aspek yang dikaji mengenai

bagaimana pengaturan manajerial suatu industri. Hasil dari analisis aspek

manajemen operasional ini merupakan suatu simpulan apakah pendirian industri

sirup Marijane ini memiliki keteraturan manajerial serta didukung oleh

ketersediaan sumber daya manusia yang memadai.

1. Struktur Organisasi

Industri pengolahan sirup memerlukan manajemen pengolahan untuk

melaksanakan tindakan-tindakan manajemen yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengontrolan dan pengevaluasian. Manajemen organisasi yang kuat

dapat meningkatakan kinerja dan produktifitas pabrik secara keseluruhan yang

dapat mendorong tercapainya efisiensi dan target-target perusahaan. Manajemen

produksi yang dipresentasikan dalam sebuah struktur organisasi harus

mengindikasikan pendelegasian wewenang dari beberapa unit fungsional dalam

perusahaan.

Perencanaan struktur organisasi perusahaan didasarkan pada kebutuhan

mengenai fungsi-fungsi organisasi, skala usaha dan karakteristik usaha atau

komoditi. Fungsi-fungsi organisasi yang menjadi fokus perusahaan adalah fungsi

produksi, fungsi administrasi dan keuangan serta fungsi SDM dan pemasaran.

Pertimbangan lain adalah tingkat beban kerja dan tanggung jawab masing-masing

fungsi. Tanggung jawab dan wewenang setiap orang tercermin dari posisinya

dalam struktur organisasi.

Sistem manajemen pada industri sirup dilakukan dengan cukup jelas.

Sistem yang dianut adalah sistem organisasi garis (line organization). Sistem ini

mempunyai pengertian bahwa setiap atasan mempunyai bawahan yang tetap dan

sebaliknya setiap bawahan mempunyai satu atasan tetap.

Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 20: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Direktur

Kabag. Produksi

ProduksiStaf QC

Kabag. UmumUmum

Staf Keuangan

non Produksi

Staf ME

Staf Pemsaran

Staf keamanan

Kabag. Administras

i

Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan “Marijane”

2. Rancangan Jabatan

Sebuah organisasi memerlukan rancangan jabatan. Rancangan jabatan

berisi spesifikasi, kualifikasi, wewenang, deskripsi tugas, serta tanggung jawab

setiap karyawan. Peningkatan produktivitas dapat dipacu dengan penempatan

tenaga kerja yang sesuai dengan spesifikasi dan kualifikasinya. Penyusunan

spesifikasi dan kualifikasi tenaga kerja dilakukan dengan mempertimbangkan

skala usaha, jenis usaha, serta ruang lingkup pekerjaan. Kualifikasi dan

spesifikasi kebutuhan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kualifikasi dan spesifikasi jabatan

No No JabatanJumla

hKualifikasi

1 Direktur S1 1

Manajemen

Teknologi

Pertanian

2Kabag

AdministrasiS1 1 Manajemen

3 Kabag Produksi S1 1 Teknologi

Page 21: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Pertanian

4 Kabag Umum S1 1 Manajemen

5Staf Quality

ControlS1 1 Teknik Kimia

6 Staf ME S1 1Teknologi

Pertanian

7 Staf Produksi S1, D3,

SMU/K

15 Tidak perlu

8 Staaf Non

Produksi

S1, D3,

SMU/K

3 Tidak perlu

9Staf adm

KeuanganS1, D3 1 Akutansi

10 Sataf Pemasaran D3 4 Tidak perlu

11 Staf Keamanan SMU/K 2 Tidak perlu

Total 31

Pembuatan deskripsi dan tanggung jawab jabatan bertujuan agar manajemen

dalam pabrik berjalan secara sehat dan efisien serta memudahkan orang yang

melaksanakan pekerjaan, mengenali, dan mendapatkan gambaran mengenai tugas

dan tanggung jawabnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja usia

produktif yaitu antara 18-30 tahun. Deskripsi tugas dan tanggung jawab pada

industri pengolahan kecap berbahan dasar kedelai hitam adalah sebagai berikut:

a) Direktur

Direktur merupakan pemimpin perusahaan yang memiliki wewenang

dan tanggung jawab terhadap semua aktivitas produksi dan operasi

perusahaan, serta bertugas memimpin, mengkoordinasikan,

mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan penyelenggaraan perusahaan.

Direktur juga bertugas mengelola sumber daya manusia untuk

mendapatkan SDM yang produktif, menentukan jumlah tenaga kerja, dan

mengembangkan sistem yang dapat memotivasi karyawan.

b) Kepala bagian umum

Page 22: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Kepala bagian umum bertanggung jawab sepenuhnya pada

pengelolaan sumber daya manusia yang ada, sistem keuangan dalam

perusahaan, sistem pemasaran produk serta keamanan perusahaan.

c) Kepala bagian produksi

Kepala bagian produksi bertanggung jawab terhadap jalannya proses

produksi. Kepala bagian tidak boleh mengabaikan spesifikasi dan mutu

produksi, menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi, meningkatkan

efisiensi produktivitas tenaga kerja, serta mengurangi dampak pencemaran

yang timbul akibat proses produksi.

d) Staf QC (quality control)

Bagian ini bertangung jawab terhadap tinggi rendahnya mutu

produk. Bagian QC bertugas mengadakan pengawasan mutu mulai dari

bahan baku, proses produksi, produk akhir, dan limbah sesuai standar

kualitas perusahaan.

e) Staf ME (maintenance and enginering)

ME bertugas menangani aktivitas pemeliharaan mesin dan

keteknikan untuk memastikan semua sistem dari proses produksi berjalan

dengan baik. ME bertanggung jawab untuk menjamin operasi dari mesin

dan pemeliharaannya secara benar dan efisien, serta menjaga agar jadwal

produksi tidak terganggu sehingga operasi produksi berjalan dengan

efisien.

f) Staf administrasi keuangan

Staf administrasi keuangan mempunyai tugas untuk

mengkoordinasikan aktivitas yang berkenaan dengan administrasi,

purchasing, data, processing, dan analisa keuangan. Batasan tanggung

jawab dari staf administrasi keuangan adalah mempertanggung jawabkan

aktivitas bagian administrasi keuangan kepada kabag umum dan mengatur

keuangan perusahaan.

g) Staf pemasaran

Tugas dari staf pemasaran adalah merealisasikan target penjualan,

serta mempromosikan produk suatu perusahaan.

Page 23: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

h) Bagian produksi

Bagian produksi terdiri dari beberapa orang yang terbagi menjadi

beberapa bagian yaitu :

a. Bagian gudang bahan baku dan produk jadi

Bagian ini terdiri dari 1 orang pekerja yang bertugas menerima

bahan baku untuk disimpan di gudang, dan sekaligus mengirimkan

bahan baku ke ruang persiapan dan ke ruang produksi. Bagian ini juga

bertugas mencatat produk jadi yang masuk dan keluar dalam gudang

produk jadi.

b. Bagian ruang persiapan

Bagian ini terdiri dari 1 orang pekerja yang bertugas menentukan

konsentrasi gula yang akan digunakan dan menentukan markisa dan

jeruk nipis yang ditambahkan untuk menghasilkan sirup yang berkualitas

sangat baik.

c. Bagian ruang produksi

Bagian ini terdiri dari 15 orang pekerja, yang bertugas dalam

pembuatan sirup dari pemasakan sampai pengadukan.

d. Bagian pengemasan

Bagian terdiri dari 5 orang pekerja yang bertugas mengisi kecap ke

dalam botol dan plastik kemasan, mengemas dan menyegel produk.

Pengemasan dilakukan sesuai dengan volume dan ukuran kemasan yang

telah ditentukan.

i) Staf non produksi

Staf non produksi merupakan karyawan yang membantu kelancaran

jalannya perusahaan di luar proses produksi. Staf non produksi adalah

supir dan cleaning service.

j) Staf Keamanan

Staf keamanan bertugas mengamankan lingkungan pabrik terhadap

tindak kriminal yang dapat merugikan perusahaan.

3. Manajemen Penggajian

Page 24: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Kurniawan (2003) dalam Ardi (2007) menyatakan bahwa manajemen

penggajian harus disusun dengan mempertimbangkan beberapa faktor, meliputi:

a. Kemampuan perusahaan dalam memberikan gaji atau upah

b. Analisis beban kerja yang dimiliki seseorang dalam perusahaan

c. Rentang gaji antara jabatan tertinggi dan terendah

d. Mengacu pada peraturan pemerintah tentang Upah Minimum Regional

(UMR)

Manajemen penggajian mengacu pada Surat Ketetapan Gubernur Jawa

Tengah No.561.4/52/2008 tanggal 20 November 2012 tentang Upah Minimum

pada 35 Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah per 1 Januari 2012 yang

menyebutkan bahwa besarnya UMK Wonosobo tahun 2012 sebesar Rp.

825.000,00. Manajemen penggajian pada industri pengolahan sirup ini

mempertimbangkan beberapa hal terkait dengan struktur organisasi, beban tugas

serta wewenang yang dirancang sebelumnya. UMK Kabupaten Wonosobo segi

non sector tahun 2009 adalah Rp. 715.000,00 dan tahun 2010 Rp. 775.000,00.

Hari kerja dalam satu minggu adalah 6 hari. Bila suatu saat terjadi

permintaan lebih dari kapasitas produksi atau over supply bahan baku maka akan

diadakan jam kerja tambahan dengan kompensasi 150 persen dari upah pekerja

tersebut per jam dalam keadaan normal. Struktur gaji pokok karyawan disajikan

dalam Tabel 2.

Tabel 2. Daftar rencana gaji pokok karyawan perusahaan

No Jabatan Jmlh Gaji (Rp) Gaji/bulan

(Rp)

Gaji/tahun

(Rp)

1 Direktur 1 3.000.000 3.000.000 36.000.000

2 Kabag Administrasi 1 2.000.000 2.000.000 24.000.000

3 Kabag Produksi 1 1.800.000 1.800.000 21.600.000

4 Kabag Umum 1 1.800.000 1.800.000 21.600.000

5 Staf Quality Control 1 1.300.000 1.300.000 15.600.000

6 Staf ME 1 1.300.000 1.300.000 15.600.000

7 Staf Produksi 15 950.000 14.250.000 171.000.000

8 Staaf Non Produksi 3 950.000 2.850.000 34.200.000

Page 25: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

9 Staf adm Keuangan 1 1.100.000 1.100.000 126.000.000

10 Sataf Pemasaran 4 1.100.000 4.400.000 52.800.000

11 Staf Keamanan 2 900.000 1.800.000 21.600.000

  Total 31 16.200.000 35.600.000 540.000.000

Page 26: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

III. Aspek Yuridis

Aspek yuridis merupakan faktor yang sangat perlu dikaji. Hasil dari kajian

aspek yuridis merupakan suatu simpulan apakah rencana pendirian industri ini

memiliki kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan tidak menyimpang dari

hukum yang ada, jika rencana pendirian industri ini tidak bertentangan dengan

peraturan hukum yang berlaku maka rencana pendirian industri ini memiliki

kelayakan ditinjau dari aspek yuridis.

1. Bentuk badan usaha

Menurut Sumarni dan Soeprihatno (1998) dalam Ardi (2007),

pemilihan bentuk badan usaha harus ditetapkan pada saat perusahaan akan

didirikan atau akan mulai melaksanakan operasinya. Beberapa pertimbangan

dalam memilih bentuk perusahaan adalah sebagai berikut :

a) Jenis usaha yang akan dilaksanakan (jasa, industri atau perdagangan)

b) Jumlah modal yang ditanamkan dan kemungkinan untuk penambahan

modal

c) Rencana pembagian laba

d) Penentuan tanggung jawab perusahaan

e) Penanggungjawab resiko yang akan dihadapi

f) Prinsip-prinsip pengawasan yang akan digunakan

g) Jangka waktu berdirinya perusahaan

Atas dasar pertimbangan keefektifan koordinasi dalam fungsi

organisasi dan modal usaha yang diperlukan cukup besar, maka bentuk badan

usaha yang memungkinkan untuk dijalankan adalah Commanditaire

Vennotschap (CV). Hal ini disebabkan perusahaan memiliki jenis usaha

industri pengolahan dengan jumlah modal usaha yang besar yaitu terdiri dari

modal sendiri dan modal pinjaman serta terbagi atas beberapa jenis dan

pemegang saham. Pemegang saham perusahaan terbatas pada orang-orang

tertentu. Penambahan modal dapat dilakukan dengan mengeluarkan saham-

saham baru pada periode tertentu. Pembagian deviden kepada pemegang

saham dilakukan jika perusahaan memperoleh laba sesuai dengan jumlah

Page 27: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

saham yang dimiliki pemegang saham. Para pemegang saham bertanggung

jawab terbatas terhadap hutang-hutang perusahaan sebesar modal yang

ditanamkan artinya para pemegang saham tidak bertanggung jawab terhadap

para kreditur perusahaan.

Pengawasan keseluruhan kegiatan perusahaan dilakukan oleh

komisaris selaku pemilik perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. Dewan

komisaris akan memilih dan mengangkat pimpinan perusahaan.

2. Perijinan

Perizinan yang diperlukan dalam pendirian industri meliputi beberapa

macam perizinan antara lain yaitu akta notaris, Izin Lokasi, Izin Gangguan

(HO), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Usaha Perdagangan (IUP) dan

Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP), serta Izin Usaha Industri (IUI) dan

Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Reklame serta Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP).

Menurut Peraturan Daerah kabupaten Wonosobo Nomor 13 Tahun

2004 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-lembaga

Teknis Daerah Kabupaten Wonosobo, dan didukung oleh Peraturan Daerah

Nomor 30 tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Pelayanan Perizinan dan Investasi serta didasari oleh Surat Keputusan Bupati

Purbalingga Nomor 44 Tahun 2003 maka dibentuklah Kantor Pelayanan

Perizinan dan Investasi (KPPI) yang mempunyai kewenangan untuk

menerima, memproses permohonan perizinan dan menandatangani SK.

Pelayanan perizinan yang diterapkan oleh KPPI Kabupaten Wonosobo

adalah menganut pola “one stop servise”. Dengan pola ini, pelayanan

perizinan dimulai dari penerimaan berkas permohonan, pemrosesan sampai

dengan penandatanganan dokumen izin, ditangani langsung oleh KPPI. Hal

tersebut dilakukan agar masyarakat memperoleh pelayanan yang prima.

Prosedur pelayanan perizinan dibuat sesederhana mungkin agar mudah

dipahami oleh masyarakat atau pemohon yang ingin mengurus izin yang

diperlukannya.

Page 28: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

KPPI Kabupaten Wonosobo sampai saat ini menangani 12 macam

perizinan antara lain yaitu Izin Lokasi (LOKASI), Izin Pengeringan (IP), Izin

Gangguan (HO), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Tanda Daftar Perusahaan

(TDP), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Industri (TDI)

atau Izin Usaha Industri (IUI), Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK), Izin

Pemasangan Reklame (REK), Izin Mendirikan Usaha Pengangkutan (IMPP),

Izin Penggunaan Tanah Pengairan (IPTP) dan Izin Pertambangan Daerah

(IPD).

a) Akta Badan Usaha

Permohonan akta notaris untuk perusahaan dalam bentuk C.V

dilakukan dengan mencantumkan nama dan alamat penghadap, direksi

perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan, dan modal yang akan

digunakan.

b) Izin Lokasi

Izin Lokasi diatur dalam peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala

Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi dan

Keputusan Bupati Wonosobo Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan

Jenis-jenis Pelayanan Umum/ Perizinan yang Dikelola oleh Dinas Terpadu

Kabupaten Wonosobo. Waktu penyelesaian izin lokasi di KPPI Kabupaten

Purbalingga adalah 12 hari kerja setelah berkas diterima lengkap dan benar

serta mempunyai masa berlaku selamanya.

c) Izin Gangguan (HO)

Izin Gangguan diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Wonosobo Nomor 17 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin Gangguan dan

Keputusan Bupati tanggal 2 Desember 1999 Nomor 23 Tahun 1999

tentang petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo

menyebutkan bahwa setiap industri yang dalam kegiatan produksinya

dapat mengganggu masyarakat baik dikawasan industri maupun tidak

harus memiliki Izin Gangguan. Waktu penyelesaian izin gangguan di

KPPI Kabupaten Purbalingga adalah 10 hari kerja setelah berkas diterima

lengkap dan benar serta mempunyai masa berlaku selama 5 tahun.

Page 29: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

d) Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

Izin tentang IMB diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Wonosobo Nomor 18 tahun 1999 tentang Retribusi Izin Mendirikan

Bangunan. Dalam peraturan ini diatur mengenai biaya yang harus dibayar

sesuai dengan besarnya bangunan yang didirikan. Waktu penyelesaian izin

mendirikan bangunan di KPPI Kabupaten Wonosobo adalah 12 hari kerja

setelah berkas diterima lengkap dan benar serta mempunyai masa berlaku

selama 5 tahun.

e) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2003 tentang Izin

Usaha Industri, izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri. Waktu

penyelesaian izin tanda daftar perusahaan di KPPI Kabupaten Wonosobo

adalah 5 hari kerja setelah berkas diterima lengkap dan benar serta

mempunyai masa berlaku selama 5 tahun.

f) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Dasar hukum Izin Usaha Perdagangan (IUP) diatur dalam SK

Menperindag RI Nomor 254/MPP/Kep./7/1997 tentang Kriteria Industri

Kecil dan Perdagangan Kecil di Lingkungan Departemen Perindustrian

dan Perdagangan, SK Menperindag RI Nomor 255/MPP/Kep./7/1997

tentang Pelimpahan Wewenang pemberian perizinan di bidang industri

dan perdagangan di Lingkungan Departemen Perindustrian dan

Perdagangan, SK Menperindag RI Nomor 408/MPP/Kep./10/1997 tentang

Ketentuan dan tata cara pemberian Tanda Daftar Usaha Perdagangan

(TDUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Peraturan Daerah

Kabupaten Wonosobo Nomor 15 Tahun 2003 tentang Surati Izin Usaha

Perdagangan. Waktu penyelesaian izin usaha perdagangan di KPPI

Kabupaten Wonosobo adalah 3 hari kerja setelah berkas diterima lengkap

dan benar serta mempunyai masa berlaku selama perusahaan masih

berjalan.

g) Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Usaha Industri (IUI)

Page 30: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Tanda Daftar Industri (TDI) diperuntukkan bagi perusahaan

industri yang nilai investasinya antara 5 sampai 200 juta, sedangkan Izin

Usaha Industri (IUI) diperuntukkan bagi perusahaan industri yang nilai

investasinya lebih dari 200 juta.

Tata cara permohonan Tanda Daftar Industri (TDI) dan Izin Usaha

Industri (IUI) diatur dalam Undang-undang RI Nomor 5 Tahun 1984

tentang Perindustrian, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986

tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan, dan Pengembangan Industri,

Peraturan Pemerintah Nomor. 13 Tahun 1995 tentang Ijin Usaha Industri,

Keputusan Presiden RI Nomor 16 Tahun 1987 tentang Penyederhanaa Izin

Usaha Industri, Keputusan Menperindag RI No.255/MP/Kep./7/1997

tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Perizinan di Bidang Industri

dan Perdagangan di Lingkungan Departemen Perindustrian dan

Perdagangan, dan Keputusan Menperindag RI No.256/MP/Kep/7/1997

tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Usaha Industri, Ijin

Perluasan, dan Tanda Daftar Industri. Waktu penyelesaian Tanda Daftar

Industri (TDI) dan Izin Usaha Industri (IUI) di KPPI Kabupaten

Wonosobo adalah 5 hari kerja setelah berkas diterima lengkap dan benar

serta mempunyai masa berlaku selama 5 tahun.

h) Izin Pemasangan Reklame (REK)

Izin Pemasangan Reklame (REK) diatur dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Wonosobo Nomor 4 Tahun 1998 tentang Pajak Reklame.

3. Pengelolaan lingkungan

Aspek yuridis juga mencakup tata cara pengelolaan lingkungan yang

merupakan suatu kegiatan atau kajian yang dilakukan untuk mengidentifikasi,

memprediksi, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan pengaruh suatu

rencana kegiatan (proyek) terhadap lingkungan. Berdasarkan Undang-undang

Nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok lingkungan hidup, suatu

industri yang mencemarkan lingkungan harus dapat bertanggung jawab dalam

penanganan limbah tersebut (Silalahi, 1995 dalam Ardi, 2007).

Page 31: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Menurut Pasal 2 PP 27/99 tentang Analisis Mengenai dampak

lingkungan (AMDAL), dokumen analisis mengenai dampak lingkungan

merupakan bagian dari kelayakan teknis finansial ekonomi. Dokumen tersebut

juga merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin

melakukan usaha dan atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang

berwenang (pasal 7 PP27/1999).

Berdasarkan keputusan Bupati Wonosobo Nomor 29 Tahun 2004

tentang jenis rencana usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan

dokumen pengelolaan lingkungan, menyatakan bahwa semua jenis usaha yang

berada di kawasan industri wajib dilengkapi dengan AMDAL (Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) sesuai dengan Lampiran Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001. Berdasarkan

keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056 Tahun 1994 tentang pedoman

mengenai dampak lingkungan. menyatakan bahwa pabrik yang dibangun di

atas lahan kurang dari 20 hektar cukup dilengkapi unit pengolahan limbah dan

pengelolaan lingkungan.

Hampir semua industri menghasilkan limbah yang berupa limbah cair,

limbah gas, dan limbah padat. Limbah pabrik pengolahan kecap ditangani

berdasarkan jenisnya yaitu limbah cair dan limbah padat.

Limbah cair dihasilkan pada saat pencucian bahan baku (perendaman

dan perebusan) dan pembersihan alat produksi. Pada proses pembersihan

tersebut, kotoran- kotoran akan ikut ke dalam system atau tempat pembuangan

limbah cair. Penanganan limbah cair pada industri pengolahan kecap

umumnya dengan membuat saluran pembuangan limbah cair. Limbah cair

yang dihasilkan dalam pengolahan kecap tidak menimbulkan bau yang dapat

menggangu kenyamanan lingkungan karena limbah tersebut hanya dihasilkan

pada saat proses pencucian bahan baku dan pencucian alat-alat produksi.

Limbah padat yang dihasilkan dalam pengolahan kecap adalah ampas kedelai

yang dihasilkan pada saat kedelai direndam untuk pengambilan filtrat. Limbah

padat tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak (Jenie, 1993).

Page 32: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

V. Aspek Finansial

Aspek finansial merupakan aspek terakhir yang dianalisis. Penentuan

didirikannya perusahaan harus melalui aspek ini. Aspek finansial meliputi semua

aspek dalam rencana pendirian perusahaan, sehingga sangat bergantung pada

analisis aspek sebelumnya. Jumlah investasi perusahaan, parameter analisis, biaya

operasional, penyusutan, serta perhitungan berbagai kemungkinan yang mungkin

terjadi pada masa yang akan datang diperhitungkan dalam aspek ini.

Metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penialian aliran

kas dari investasi, yaitu metode Pay Back Period, Net Present Value, Internal

Rate of Return, dan Profitability Index (Gray, 1992), dan Break Even Point.

1. Parameter Analisis Keuangan

Dasar perhitungan dan parameter yang digunakan dalam analisis

keuangan pada industri dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Dasar perhitungan dan parameter dalam analisis keuangan

N

o

Asumsi Satuan Jumlah

1 Periode proyek Tahun 10

2 Bulan kerja per tahun bulan 12

3 Hari kerja per bulan Hari 25

4 Kapasitas produksi maks. per

minggu

kardus 120

5 Volume penjualan maks. per

minggu

kardus 120

6 Tenaga kerja bersifat tetap Orang 17

7 Suku bunga % 20

8 Modal sendiri % 100

9 Jangka waktu kredit investasi Tahun 3

2. Investasi perusahaan

Page 33: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam industri ini terdiri dari tanah

dan bangunan, perizinan, alat dan mesin produksi dan non produksi, serta biaya-

biaya yang lain. Setiap jenis biaya mempunyai umur ekonomis, nilai sisa, dan

nilai depresiasi. Depresiasi pada investasi selama 10 tahun dan depresiasi per

tahun dihitung dengan cara membagi nilai harga peralatan yang sudah dikurangi

nilai sisa barang dengan umur proyek. Nilai sisa barang diasumsikan sebesar

sepuluh persen dari harga peralatan. Investasi perusahaan beserta jumlah dan

nilainya serta nilai sisa dan depresiasi peralatan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1 : Investasi Perusahaan

No Peralatan JumlahHarga

satuan (Rp)

Total

(Rp)

1.

A

2.

B

3.

C

4.

E

Pengadaaan tanah

Perijinan

Bangunan

Persiapan

Ruang pencucian

Ruang pengolahan

Pengemasan

Gudang produk jadi

Kantor

Gudang bahan baku

Dapur dan kantin

Mushola

WC

Tempat Parkir

Pos satpam

Unit Pemerasan

Mesin pencuci

Mesin pemeras

Unit Penyaringan

65x48 m

5x3 m

3x4 m

6x5 m

5x4 m

8x5 m

4x3,5 m

5x3 m

4x4 m

5x3m

4x4 m

8x3 m

2x1,5 m

1unit

5unit

200.000

1.320.000

1.320.000

1.320.000

1.320.000

1.320.000

1.320.000

1.320.000

1.320.000

1.320.000

1.320.000

950.000

700.000

1.345.000

8.600.000

624.000.000

10.000.000

19.800.000

15.840.000

39.600.000

26.400.000

52.800.000

18.480.000

19.800.000

21.120.000

19.800.000

21.120.000

22.800.000

2.100.000

1.345.000

43.000.000

Page 34: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

5.

6.

G

7.

H

8.

9.

10.

Penyaring

Ember penampumg

Pengemas

Mesin induksi (UV)

Meja panjang

Kursi

Peralatan pendukung

Trolley manual

Instalasi air

Instalasi telepon

Instalasi listrik

Peralatan bengkel

Peralatan kantor

Kendaraan (motor)

Biaya uji coba produksi

3unit

17unit

1unit

7 unit

4 unit

10 buah

1 unit

1 unit

1 unit

1 unit

1 set

1 unit

1 unit

250.000

15.000

15.000.000

200.000

50.000

300.000

6.000.000

1.300.000

1.450.000

5.500.000

18.000.000

11.350.000

1.850.000

7.500.000

255.000

15.000.000

1.400.000

200.000

3.000.000

6.000.000

1.300.000

1.450.000

5.500.000

18.000.000

11.350.000

51.000.000

Total Investasi 1.079.960.000

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa investasi pertama untuk

bangunan dan peralatan produksi yaitu Rp. 1.079.960.000,- yang termasuk ke

dalam fasilitas, peralatan, peralatan pendukung, kendaraan dan peralatan kantor.

Investasi tersebut masing-masing memiliki umur ekonomis dan nilai

depresiasi yang berbeda-beda. Nilai depresiasi dari peralatan-peralatan tersebut

dibagi menjadi tiga bagian yaitu depresiasi dengan umur ekonomis 5 tahun, 10

tahun dan tidak habis disusut (tidak mengalami depresiasi).

Depresiasi per tahun dihitung dengan cara membagi nilai harga peralatan

yang sudah dikurangi nilai sisa barang dengan umur proyek. Nilai sisa peralatan

Page 35: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

sebesar sepuluh persen dari harga peralatan. Peralatan yang memiliki umur

ekonomis harus diperbaharui setelah umur ekonomisnya habis. Depresiasi aktiva

peralatan yang mempunyai umur ekonomis 5 tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Daftar peralatan dengan umur ekonomis 5 tahun dan nilai depresiasinya

N

o

Peralatan Jumlah Harga satuan

(Rp)

Jumlah

(Rp)

Nilai sisa pada

th ke-5 (Rp)

Depresiasi/

thn (Rp)

1.

2.

3.

Ember

penampung

Kursi

Meja panjang

17 buah

4 buah

7 buah

15.000

50.000

200.000

460.000

200.000

1.400.000

46.000

20.000

140.000

82.800

36.000

252.000

Total investasi 2.060.000 200.000 370.800

Peralatan dengan umur ekonomis 5 tahun memiliki total investasi sebesar

Rp. 2.060.000,-. Nilai sisa dari peralatan tersebut sebesar Rp. 200.000,- dan nilai

depresiasi tiap tahun dari peralatan tersebut yaitu sebesar Rp. 370.800,-.

3. Biaya OperasionalBiaya operasional terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap

(variable cost). Biaya tetap terdiri atas biaya beban listrik, biaya telephon dan

biaya gaji tenaga kerja, sedangkan biaya variabel yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan setiap bulan dan tahun tertentu yaitu terdiri dari biaya pembelian

bahan baku, pembelian bahan bakar, biaya transportasi dan lain lain. Rincian

biaya operasional perusahaan dapat dilihat pada Tabel 2.

No Keterangan Jumlah Perbulan

(Rp)

Pertahun (Rp)

1.

2.

3.

Listrik

Telepon

Gaji

Direktur

Kabag Administrasi

1

1

1.000.000

200.000

3.000.000

2.000.000

12.000.000

2.400.000

36.000.000

24.000.000

Page 36: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

4.

5.

6.

Kabag Produksi

Kabag Umum

Staf QC

Staf ME

Staf Produksi

Staaf Non Produksi

Staf adm Keuangan

Staf Pemasaran

Stf keamanan

Tunjangan pegawai

Pajak Bumi &

Bangunan

Pajak Kendaraan

1

1

1

1

15

3

1

4

2

1.800.000

1.800.000

1.300.000

1.300.000

950.000

950.000

1.100.000

1.100.000

900.000

21.600.000

21.600.000

15.600.000

15.600.000

171.000.000

34.200.000

126.000.000

52.800.000

21.600.000

45.000.000

59.000.000

2.000.000

200.000

Jumlah 668.600.000

Biaya variabel yang harus dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulan dan

setiap tahunnya terdapat pada tabel berikut;

Tabel 5. Biaya variabel (kapasitas produksi 1000botol/hari)

No Komponen biaya

variabel

Satuan Harga

Satuan / Hari

Per

bulan (Rp)

Per tahun

(Rp)

1.

2..

3..

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Kain saring

Kertas saring

Kardus kecil

Kardus besar

Botol kaca

Biaya perawatan mesin

Bahan bakar

Transport pemasaran

Biaya pelatihan plasma

Pengujian laboratorium

Biaya pemasaran

150 m/ 2 hr

40 lb / hr

3.750 bh / hr

75 bh/hr

100 bh / hr

40 pkt/6 bln

1 kali/bln

5.000

10.000

300

1000

2500

2.000.000

450.000

62.500

250.000

28.125.000

1.875.000

7.500.000

300.000

6.000.000

450.000

750.000

3.000.000

337.500.000

22.500.000

90.000.000

2.000.000

3.600.000

72.000.000

4.000.000

5.400.000

20.000.000

Jumlah 560.750.000

Page 37: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya tetap (fixed cost) dan

biaya tidak tetap (variable cost). Jumlah total biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan adalah jumlah dari fixed cost dan variable cost yaitu sebesar

Rp. 1.229.350.000

4. Perkiraan Pendapatan Produksi

Pendapatan perusahaan merupakan hasil yang didapat dari penjualan produk

yang dihasilkan. Pendapatan perusahaan tersebut merupakan pendapatan kotor

(bruto) yang belum dikurangi biaya produksi dan pajak. Perusahaan memperoleh

pajak dengan dengan mengurangi pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan.

Laba setelah pajak merupakan laba bersih yang akan diperhitungkan untuk

menghitung Net Cash Flow. Nilai net cash flow diperoleh dengan menjumlahkan

laba setelah pajak dengan depresiasi. Nilai Net Cash Flow digunakan untuk

menentukan nilai net present value, pay back periode, PBP dan IRR. Pajak

penghasilan dihitung berdasarkan undang-undang perpajakan tahun 2001 pasal 17

tentang Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan, sehingga besarnya pajak

yang harus dibayarkan sebagai berikut: apabila pendapatan mengalami kerugian

maka tidak dikenakan pajak, apabila pendapatan per tahun kurang dari Rp

50.000.000 maka dikenakan pajak 10%, selanjutnya bila pendapatan berada

diantara Rp. 50.000.000 sampai Rp. 100.000.000 maka dikenakan pajak 10% dari

Rp 50.000.000 ditambah dengan 15 persen dari pendapatan yang telah dikurangi

dengan Rp 50.000.000. kemudian bila pendapatan berada di atas Rp 100.000.000

maka ditetapkan pajak 10% dari Rp 50.000.000 ditambah 15% dari Rp

50.000.000 dan ditambah lagi 30% dari pendapatan yang telah dikurangi dengan

Rp 100.000.000.

Proses produksi yang dilakukan pada perusahaan ini adalah sebanyak 80%

pada tahun pertama, 90% pada tahun kedua, lalu proses produksi dilakukan secara

maksimal (100%) pada tahun ketiga dan seterusnya. Hal ini dilakukan untuk

mengantisipasi situasi pasar yang belum bisa diprediksi.

Page 38: Tugas Terstruktur Ppip Gabungan Jadi

Proses produksi pada perusahaan ini berlangsung selama 25 hari dalam

satu bulan dengan kapasitas yang telah ditentukan sebesar 600 botol per hari. Jika

dalam satu tahun diasumsikan 300 hari kerja dan banyaknya hari libur nasional

dalam satu tahun adalah 14 hari, maka produksi sirup Marijane dalam satu tahun

dapat mencapai 216.000 botol.

Dengan mempertimbangkan situasi pasar dan daya beli konsumen, maka

pada Studi Kelayakan Proyek ini harga sirup Marijane yang ditawarkan adalah

Rp.17.000 per botol. Harga ini dirasa sangat sesuai mengingat berbagai

keuntungan yang didapat konsumen dengan mengkunsumsi sirup Marijane ini

seperti sangat praktis dan tidak meninggalkan after taste yang tidak diinginkan.

Berdasarkan pertimbangan bahan baku yang ada di Kabupaten Wonosobo, maka

ditetapkan kapasitas produksi 9000kg per bulan. Jika harga sirup Marijane

dianggap stabil sesuai yang diperkirakan, maka pemasukkan dari penjualan

produk sebesar Rp 3.672.000.000. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan

kotor yang belum dipotong biaya operasional dan pajak pendapatan