tugas akhir santi eka pratiwi
DESCRIPTION
jTRANSCRIPT
-
METODE PENCATATAN PERSEDIAAN BARANG
DAGANG DENGAN METODE PERPETUAL PADA
PT. SHINTA COCONUT MILK
BEKASI
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan
Program Diploma Tiga Politeknik LP3I Jakarta
Oleh :
SANTI EKA PRATIWI
100221060077
PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI
POLITEKNIK LP3I JAKARTA
2013
-
ii
PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR
Judul Naskah : Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang
Dengan Metode Perpetual pada PT. Shinta
Coconut Milk di Bekasi
Mahasiswa : Santi Eka Pratiwi
NIM : 100221060077
Program Studi : Komputerisasi Akuntansi
Konsentrasi : Komputerisasi Akuntansi
Menyetujui
Ketua Program Studi Pembimbing Tugas Akhir
Mengetahui
Wadir Direktur I Bidang Akademik
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
-
iv
SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN
-
vKATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala karunia dan rahmat-nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Sebagaimana ketentuan yang berlaku di Politeknik LP3I Jakarta, bahwa
mahasiswa tingkat akhir diharuskan menyusun dan memaparkan Tugas
Akhir sebagai salah satu persyaratan penyelesaian pendidikan Politeknik
LP3I Jakarta Program D3. Untuk itu penulis melakukan pengamatan
dalam Praktek Kerja Lapangan dari tanggal 08 April 2013 09 Mei 2013
di PT.Shinta Coconut Milk kemudian menyusun laporan hasil pengamatan
tersebut dalam bentuk Tugas Akhir ini di bawah bimbingan Ibu Dita, S.E .
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam mendorong dan membantu penulis
dalam pelaksanaan dan penyusunan pelaporan Tugas Akhir, khususnya
kepada :
1. Direktur Politeknik LP3I Jakarta, Drs. Jaenudin Akhmad, SE., M.M.
2. Wakil Direktur I Bidang Akademik, Dra. Euis Winarti, M.M.
3. Wakil Direktur II Bidang Keuangan dan Personalia, Drs. Lasimun.
4. Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Aspizain
Chaniago, S.Pd., M.Si.
5. Ketua Program Studi Komputerisasi Akuntansi, Drs. Hamizar.
6. Kepala Kampus LP3I Jakarta Kampus Pondok Gede, A. Suarna
Dijaya.
7. Kapala Bagian Administrasi Akademik, Nuzul Novita Chandra.
8. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Maria Evy Purwitasari, S.E.
9. Direktur Utama PT. Shinta Coconut Milk, Tarwidi, S.E.
-
vi
10.Seluruh staf dan karyawan PT. Shinta Coconut Milk, mohon maaf
tidak dapat disebutkan satu per satu.
11.Kepada semua dosen Kampus Pondok Gede yang telah
mengajarkan penulis banyak pengetahuan tentang Ilmu Akuntansi.
12.Untuk Orang Tua dan Keluarga tercinta yang telah memberikan
dukungan moril maupun spiritual beserta doanya.
13.Untuk Harriyadi yang telah memberikan motivasi dan dukungan
secara moril, materil, maupun spiritual serta semangat dan kasih
sayangnya.
14.Teman-teman di LP3I Pondok Gede KA (2010) yang sudah
memberikan semangat.
15.Semua pihak yang telah membantu dan menyelesaikan Tugas
Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Untuk semua bimbingan dan petujuk yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga kebaikan Bapak/Ibu mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya, khususnya bagi perusahaan terkait dan mahasiswa
Politeknik LP3I Jakarta.
Jakarta,
Santi Eka Pratiwi
Penulis
-
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
PENGESAHAN LEMBAR TUGAS AKHIR ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN iii
SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Alasan Pemilihan Objek 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 2
1.3.1 Tujuan Penulisan 3
1.3.2 Manfaat Penulisan 3
1.4 Identifikasi Masalah 4
1.5 Batasan Masalah 4
1.6 Metodologi Penulisan 5
1.7 Sistematika Penulisan 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Persediaan 7
2.1.1 Pengertian Persediaan 7
2.2 Jenis-Jenis Persediaan 8
2.3 Metode Pencatatan Persediaan 10
2.3.1 Metode Pencatatan Pisik/Periodik 10
2.3.2 Metode Pencatatan Permanen/Perpetual 12
-
viii
2.4 Perbedaan Sistem Pencatatan Perpetual dan periodik 13
2.5 Penilaian Persediaan dengan Metode Perpetual 14
2.5.1 Metode FIFO (First In Firs Out) 14
2.5.2 Metode LIFO (Last In First Out) 15
2.5.3 Metode Rata-Rata (Average) 15
2.6 Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan 16
BAB III PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan 18
3.2 Visi dan Misi Perusahaan 18
3.2.1 Visi Perusahaan 18
3.2.2 Misi Perusahaan 19
3.3 Aspek Kegiatan Usaha 19
3.4 Struktur Organisasi 19
3.5 Deskripsi Kerja 20
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Metode Pencatatan Persediaan Dengan Metode Perpetual 22
4.1.1 Kelebihan dan Kelemahan dari Metode perpetual 27
4.1.1.1 Kelebihan Metode Perpetual 27
4.1.1.2 Kelemahan Metode Perpetual 28
4.1.2 Bagian / Petugas yang Terkait 28
4.1.3 Dokumen yang Digunakan 29
4.1.4 Flowchart Pencatatan Persediaan pada PT. Shinta
Coconut Milk 32
4.1.5 Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang
pada PT Shinta Coconut Milk 34
4.1.6 Praktik yang Sehat 35
4.2 Kendala-kendala dari Metode Pencatatan Persediaan
Barang Dagang dengan Metode Perpetual 35
4.3 Solusi-solusi atas kendala Pencatatan Persediaan 36
-
ix
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
xDAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik 14
Tabel 2.2 Hubungan Persediaan Barang Dagang di Neraca dan Laporan
Laba Rugi 17
Tabel 4.1 Kartu Persediaan 23
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Shinta Coconut Milk 19
Gambar 4.1 Flowchart dalam Bagian Gudang dan Bagian Akuntansi 32
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kartu Persediaan
Lampiran 2 Catatan Gudang
Lampiran 3 Faktur Penjualan
Lampiran 4 Bukti Tanda terima Kwitansi
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persediaan barang dagang merupakan hal yang sangat penting bagi
perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Persediaan
diperlukan untuk menciptakan penjualan untuk menghasilkan laba.
Persediaan merupakan aktiva lancar yang memilik resiko cukup
tinggi dalam kegiatan perusahaan jika tidak diperhatikan dengan
benar. Resiko yang mungkin ditimbulkan dapat berupa resiko fisik
atau resiko keuangan. Misalnya dari segi fisik yaitu apabila terjadi
kecurangan terhadap persediaan yang ada digudang karena
kurangnya pengawasan dan terjadinya kerusakan barang yang
mengakibatkan konsumen kecewa. Dan dari segi keuangan yaitu
apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan yang mengakibatkan
kerugian perusahaan pada periode akuntansi.
Dalam perusahaan industri istilah persediaan meliputi persediaan
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan
memiliki dua karakteristik penting yaitu (1) persediaan tersebut milik
perusahaan, dan (2) persediaan tersebut siap dijual kepada
konsumen. Oleh karena itu didalam perusahaan dagang dikenal
hanya satu jenis persediaan yang disebut persediaan barang
dagang.
PT. Shinta Coconut Milk merupakan salah satu perusahaan swasta
yang bergerak dibidang industri dan perdagangan yang bertujuan
untuk memperoleh laba. Perusahaan industri adalah suatu
perusahaan yang kegiatan usahanya mengelola bahan baku menjadi
-
2barang jadi. Barang jadi tersebut kemudian dijual oleh perusahaan.
Seperti halnya bahan baku, produk jadi juga perlu adanya
pengawasan dan pengelolaan yang sebaik-baiknya, karena
persediaan produk jadi merupakan komponen dalam penentuan.
Persediaan barang jadi perlu dikelola karena adanya jumlah
permintaan pasar yang tidak menentu akan membuat pelanggan
tetap memperoleh barang yang mereka kehendaki karena salah satu
dari tujuan dilakukannya persediaan barang jadi untuk
mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
penelitian dalam menyusun Tugas Akhir dengan judul Metode
Pencatatan Persediaan Barang Dagang Dengan Metode
Perpetual pada PT. Shinta Coconut Milk Bekasi
1.2 Alasan Pemilihan Objek
Selain berdasarkan latar belakang pemikiran yang telah
dikemukakan diatas, alasan paling utama dalam obyek penelitian ini
adalah karena penulis pernah magang di PT. Shinta Coconut Milk
dan ingin mengetahui sejauh mana tentang Metode Pencatatan
Persediaan Barang Dagang Dengan Metode Perpetual yang sudah
diterapkan pada PT. Shinta Coconut Milk.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini
adalah :
-
31.3.1 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui metode pencatatan persediaan yang
dilakukan oleh PT. Shinta Coconut Milk.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam metode
pencatatan persediaan yang dilakukan oleh PT. Shinta
Coconut Milk.
3. Untuk mengetahui solusi yang akan dilakukan dalam
mengatasi kendala yang terjadi di PT. Shinta Coconut
Milk.
1.3.2 Manfaat Penulisan
Dari tujuan-tujuan yang telah penulis sebutkan diatas
diharapkan akan memperoleh manfaat-manfaat sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
Penelitian Tugas Akhir ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan mengenai Metode
Pencatatan persediaan barang dagang.
2. Bagi Pembaca
a. Sebagai bahan referensi untuk pembuatan proposal
pengajuan judul.
b. Dapat memberikan informasi bagi peneliti lainnya
yang berhubungan dengan proposal ini.
c. Menambah wawasan dalam bidang pencatatan
persediaan.
-
43. Bagi Perusahaan
Tugas Akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dalam mengelola persediaan, sehingga pencatatan
persediaan dapat berjalan dengan baik.
1.4 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana Pencatatan dan Penilaian Persediaan Barang Dagang
Dengan Metode Perpetual yang digunakan oleh PT. Shinta
Coconut Milk?
2. Kendala-kendala apa saja yang terjadi dalam Metode Pencatatan
Persediaan Barang Dagang Dengan Metode Perpetual yang
digunakan oleh PT. Shinta Coconut Milk?
3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi
kendala-kendala yang terjadi dalam Metode Pencatatan
Persediaan Barang Dagang Dengan Metode Perpetual yang
digunakan oleh PT. Shinta Coconut Milk?
1.5 Batasan Masalah
Dalam kajian ini penulis hanya membatasi masalah pada Pencatatan
Persediaan Barang Dagang Dengan Metode Perpetual pada PT.
Shinta Coconut Milk. Hal ini penulis melakukan observasi pada
Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang selama 1 (satu)
bulan yaitu pada bulan Juni 2010. Dan hanya merupakan
penggambaran dengan metode perpetual serta hanya menggunakan
sampel coconut milk (santan siap saji).
-
51.6 Metodologi Penulisan
Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis membutuhkan informasi
dan data-data yang berhubungan dengan kajian penulis, yaitu
bersumber dari :
1. Studi Pustaka (Library Research)
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
berbagai bentuk bahan-bahan tertulis seperti buku-buku yang
berkaitan dengan sistem akutansi persediaan barang dagang
sebagai bahan penunjang penelitian dan buku-buku akutansi
maupun referensi lain yang bersifat tertulis.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian dengan cara mendatangi langsung ke
perusahaan yang menjadi objek kajian. Teknik pengumpulan
data-datanya dilakukan dengan observasi.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, pembahasaan dan
penganalisaannya diklasifikasikan ke dalam 5 (lima) Bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang
masalah, alasan pemilihan objek, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,
metodologi penulisan dan sistematika penulisan.
-
6BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis mengemukakan berbagai referensi/
tinjauan pustaka yang mendukung kajian/ analisis yang
penulis sampaikan.
BAB III : PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini membahas mengenai sejarah singkat
perusahaan, visi dan misi perusahaan, bidang usaha/ruang
gerak, struktur organisasi perusahaan dan deskripsi
pekerjaan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis melakukan pembahasan terhadap
materi yang penulis angkat sesuai dengan judul maupun
identifikasi masalah yang disajikan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berguna
bagi perusahaan agar dapat dijadikan masukan dalam
pengambilan keputusan.
-
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Persediaan
2.1.1 Pengertian Persediaan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
No.14 butir 4 (revisi 2008) pengertian Persediaan adalah aset:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut dan
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Definisi persediaan menurut Hamizar dan Muhammad Nuh
(2009:91) persediaan adalah barang-barang yang dibeli dan
dijual oleh perusahaan yang bersangkutan tanpa mengadakan
perubahan yang berarti terhadap orang yang bersangkutan.
Menurut Hery (2009:298)
Persediaan barang dagang (hanya ada satu klasifikasi),
dimana barang dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dan
sudah langsung dalam bentuk siap untuk dijual dalam
kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulan bahwa
persediaan adalah barang-barang yang dibeli dan dimiliki
yang akan dijual kembali baik secara langsung maupun
proses produksi.
-
82.2 Jenis-Jenis Persediaan
Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang yang dimiliki
terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Masing-masing jenis diberi
judul tersediri agar dapat menunjukkan macam persediaan yang
dimiliki.
Seperti yang dikemukakan oleh Sofjan Assauri (2008:240)
persediaan itu dapat dibedakan atau dikelompokkan menurut jenis
dan posisi barang di dalam urutan pengerjaan produk, yaitu :
1. Persediaan Bahan Baku (Row Materials Stock)
Yaitu persediaan barang-barang berwujud yang digunakan
dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari
sumber-sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau
perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan
pabrik yang menggunakanya.
2. Persediaan Bagian Produk yang dibeli (Purchased Components
Stock)
Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri atas parts yang
diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung di
assembling dengan parts lain, tanpa melalui proses produksi
sebelumnya.
3. Persediaan Bahan-Bahan Pembantu atau Barang-Barang
Perlengkapan (Supplies stock)
-
9Yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang
diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya
produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu
perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen
dari barang jadi.
4. Persediaan Barang Setengah Jadi atau Barang Dalam Proses
(Work In Process / Progress Stock)
Yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap
bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk
kemudian menjadi barang jadi.
5. Persediaan Barang Jadi (Finished Good Stock)
Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses
atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada
pelanggan atau perusahaan lain.
Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam
perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan
mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi, oleh karena itu
persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat
dipisahkan mana yang sudah dibebankan sebagai biaya (harga
pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi
persediaan dalam neraca.
-
10
2.3 Metode Pencatatan Persediaan
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan
pencatatan persediaan, yaitu :
2.3.1Metode Pisik/Periodik (Physical/Periodic Inventory System)
Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:92) Pencatatan
transaksi persediaan barang dagangan dengan metode ini tidak
langsung berkaitan dengan barang dagang yang bersangkutan.
Misalnya bila terjadi pembelian barang dagangan akan dicatat
pada rekening khusus yaitu pembelian (Purchase) dan
penjualan barang dagangan dicatat pada rekening penjualan.
Dengan cara ini bertambahnya barang dagang atau
berkurangnya barang dagang atau keluar masuknya barang
dagangan tidak bisa dideteksi secara langsung. Akibat dari cara
ini adalah barang dagang yang tercatat dalam pembukuan
perusahaan pada akhir periode adalah barang dagang pada
awal periode sehingga pada akhir periode nilainya harus
dihitung kembali dan disesuaikan kembali dengan persediaan
akhir periode. Barang dagang akhir periode harus dihitung
fisiknya secara langsung agar dapat menggambarkan nilai
persediaan barang dagang yang sesungguhnya dalam laporan
keuangan.
Dengan demikian agar nilai persediaan barang dagangan yang
akan dilaporkan dalam laporan keuangan tercatat sama dengan
nilai persediaan dagangan akhir, maka harus dibuat jurnal
penyesuaian pada akhir periode akuntansi.
-
11
Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh, jurnal penyesuaian
terhadap barang dagang dapat dibuat dengan dua cara yaitu
dengan metode Ikhtisar rugi laba dan dengan metode harga
pokok penjualan.
a. Penyesuaian Barang Dagang Metode Ikhtisar Rugi Laba
(Income Summary)
Ikhtisar Rugi Laba XXX -
Persediaan Barang Dagang (Awal) - XXX
Persediaan Barang Dagang (Akhir) XXX -
Ikhtisar Rugi Laba - XXX
b. Penyesuaian Barang Dagang Metode Harga Pokok
Penjualan (Cost Of Good Sold)
Persediaan Barang Dagang (Akhir) XXX -
Harga Pokok Penjualan XXX -
Diskon Pembelian XXX -
Retur Pembelian XXX -
Pembelian - XXX
Persediaan Barang Dagang (Awal) - XXX
Beban Angkut - XXX
Dalam metode ini harga pokok penjualan belum bisa diketahui
secara langsung dari posting jurnal-jurnal yang kita buat diatas.
Dalam penyusunan harga pokok penjualan (Cost Of Good
Sold) disusun dengan susunan persediaan awal ditambah
pembelian bersih (yaitu pembelian ditambah beban angkut /
-
12
freight in dan dikurangi retur pembelian dan potongan
pembelian) dan dikurangi persediaan akhir.
Sebagaimana dikemukakan oleh Zaki Baridwan (2008:151)
Penggunaan metode periodik mengharuskan adanya
perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan
laporan keuangan.
Perhitungan persediaan (Stock Opname) ini diperlukan untuk
mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan
kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode
periodik mutasi persediaan barang tidak diikuti dalamk buku-
buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening
pembelian.
2.3.2Metode Permanen/Perpetual (Perpectual Inventory System)
Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:93)
Pencatatan transaksi persediaan dengan metode ini akan
langsung mempengaruhi persediaan barang dagang.
Misalnya untuk mencatat transaski pembelian barang
dagangan langsung dicatat pada rekening persediaan
disebelah debet dan penjualan barang dagangan dicatat
pula pada rekening persediaan barang dagangan
disebelah kredit. Metode pencatatan ini dibantu dengan
buku pembantu persediaan barang dagangan dengan
membuat kartu persediaan barang (Stock Card).
Dengan demikian nilai persediaan barang dagangan dapat
diketahui setiap saat, dan karena nilai pada akhir periode
-
13
sebesar yang tercatat dalam perkiraan persediaan barang
dagangan maka tidak perlu membuat ayat jurnal penyesuaian.
Metode ini juga akan langsung dapat menghitung nilai harga
pokok penjualan barang, sehingga harga pokok penjualan
barang tidak laporan rugi laba tidak perlu dihitung lagi.
Zaki Baridwan (2008:151) mengemukakan bahwa
Dalam metode perpetual setiap jenis persediaan
dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku
pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa
diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam
buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat
persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat
dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan, dan saldo
persediaan.
Penggunaan metode perpetual akan memudahkan penyusunan
neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu
lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah
persediaan akhir. Walaupun neraca dan laporan laba rugi dapat
segera disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik atas
barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan
pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai
dengan jumlah dalam rekening persediaan.
2.4 Perbandingan Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik
Berikut perbandingan sistem pencatatan Perpetual dan Periodik. Dari
perbandingan dibawah ini telihat bahwa jurnal yang digunakan untuk
-
14
mencatat transaksi pembelian, penjualan dan retur pada metode
periodik berbeda dengan jurnal pada sistem perpetual.
Tabel 2.1 Perbandingan Sistem pencatatan Perpetual dan Periodik
No Transaksi Perpetual Periodik
1 Purchases Merchandise Inv. XXX
Cash/Acc.Payable XXX
Purchases XXX
Cash/Acc.Payable XXX
2Purchases
Return
Acc.Payable XXX
Merchandise Inv XXX
Acc.Payable XXX
Purchases Return XXX
3 Sales
Acc.Receivable XXX
Sale XXX
Cost Of Good Sold XXX
Merchandise Inv. XXX
Acc. Receivable XXX
Sale XXX
4 Sales return
Sales return XXX
Acc.Receivable XXX
Merchandise Inv. XXX
Cost Of Good Sold XXX
Sales return XXX
Acc.Receivable XXX
5Adjustment
Journal
Tidak Perlu dibuat Jurnal
Penyesuaiannya
Income Summary XXX
Merchandise Inv. XXX
Merchandise Inv. XXX
Income Summary XXX
2.5 Penilaian Persediaan dengan Metode Perpetual
Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:97) pencatatan
persediaan dengan sistem perpetual, setiap terjadi transaksi
penjualan barang dagang diadakan perhitungan dan pencatatan
harga pokok penjualan. Penilaian persediaan akhir dengan sistem
perpetual dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :
2.5.1Metode FIFO (First In First Out)
-
15
Metode ini dipakai untuk menentukan harga pokok dari barang
yang sudah terjual. Bila harga pokok penjualan dihitung dengan
metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau First In
First Out (FIFO), maka dianggap barang yang dibeli pertama
harus dijual (dikeluarkan) lebih dahulu. Bila penjualan
(pengeluaran) barang yang terakhir melebihi jumlah pembelian
barang dagang yang pertama tadi, maka diambilkan dari
pembelian berikutnya.
2.5.2Metode LIFO (Last In First Out)
Metode ini dipakai untuk menentukan harga pokok dari barang
yang sudah terjual. Bila harga pokok penjualan dihitung dengan
metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP) atau Last In
First Out (LIFO), maka dianggap barang yang dibeli terakhir
harus dijual (dikeluarkan) lebih dahulu. Bila penjualan
(pengeluaran) barang yang terakhir melebihi jumlah pembelian
barang dagang yang terakhir tadi, maka diambilkan dari
pembelian sebelumnya.
2.5.3Metode Rata-Rata (Average Method)
Dalam metode ini, barang-barang yang dikeluarkan akan
dibebani harga pokok pada akhir periode, karena harga pokok
rata-rata baru dihitung pada akhir periode dan akibatnya, jurnal
untuk mencatat berkurangnya persediaan barang juga dibuat
pada akhir periode. Apabila harga pokok rata-rata dicatat setiap
ada pengeluaran barang maka diperlukan untuk menghitung
harga pokok rata-rata setiap kali terjadi pembelian barang,
sehingga dalam satu periode akan terdapat beberapa harga
pokok rata-rata.
-
16
2.6 Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan
Menurut Soemarso (2009:384), dalam laporan keuangan persediaan
barang dagang disajikan baik dalam neraca maupun dalam
perhitungan laba rugi. Persediaan barang dagang yang tercantum
dalam neraca mencerminkan nilai barang dagang yang ada pada
tanggal neraca, yang biasanya juga merupakan akhir dari suatu
periode akuntansi. Dalam perhitungan laba rugi persediaan barang
dagang muncul dalam harga pokok penjualan.
Ada saling hubungan antara persediaan barang dagang di neraca
dan laporan laba rugi. Bahkan, ada saling berhubungan antara
persediaan barang dagang pada tahun berjalan dengan tahun
sebelumnya dan tahun yang akan datang. Dari adanya saling
hubungan ini, terlihat betapa pentingnya pos ini dalam menentukan
laba (rugi) dan posisi keuangan perusahaan, tidak saja terhadap
tahun berjalan, tetapi juga terhadap tahun sebelumnya dan tahun
yang akan datang.
-
17
Tabel 2.2 Hubungan Persediaan Barang Dagang di Neraca dan
Laporan Laba Rugi
200A 200A-1
Neraca
Aktiva :
Kas
Persediaan barang dagang
Aktiva Lain-lain
Kewajiban dan Modal
Utang Lancar
Utang Jangka Panjang
Modal Saham
Laba ditahan
Laporan Laba Rugi
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Pesediaan barang dagang awal
Pembelian bersih
Persediaan barang tersedia dijual
Persediaan barang dagang akhir
Total Harga pokok penjualan
Laba Bruto
Beban Usaha
Laba Bersih
Laba ditahan awal Tahun
Laba ditahan Akhir tahun
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persediaan barang dagang
yang ada pada akhir tahun berjalan (200A) akan muncul baik di
neraca maupun laporan laba rugi. Persediaan ini pada tahun
berikutnya (tidak digambarkan) akan merupakan persediaan awal
dalam laporan lab arugi. Sebaliknya, persediaan barang dagang
yang ada pada awal tahun berjalan akan muncul di neraca dan
laporan laba rugi tahun sebelumnya (200A-1).
-
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Shinta Coconut Milk merupakan perusahaan swasta yang
bergerak dibidang produksi. PT. Shinta Coconut Milk yang beralamat
di jalan raya antara No. 25, Bekasi yang didirikan pada tahun 2009.
Selain memproduksi santan, PT. Shinta Coconut Milk juga
mendistribusikan sendiri produk santannya ke setiap perusahaan
yang menjadi customer dari PT. Shinta Coconut Milk.
Demi kepuasan pelanggan perusahaan selalu berusaha memberikan
yang terbaik. Dengan tidak adanya keterlambatan pada saat
pengiriman barang dan mengirim barang sesuai dengan permintaan
yang diminta oleh customer. Serta tidak adanya kesalahan
pengiriman kepada customer dan kekurangan barang pada saat
pengiriman. Sehingga profesionalisme perusahaan dapat teruji
dengan baik.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
3.2.1 Visi Perusahaan
Visi Perusahaan adalah menjadi perusahaan yang besar dan
dapat bersaing dengan perusahaan lain yang menjual produk
yang sama.
-
19
3.2.2 Misi Perusahaan
Misi Perusahaan adalah melaksanakan kegiatan usaha di
bidang produksi dan supplier produk yang sehat dan
berkualitas.
3.3 Aspek Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT. Shinta Coconut Milk adalah
perusahaan yang bergerak di produksi berupa santan siap saji.
Penjualan produk ditujukan kepada perusahaan jasa katering.
3.4 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Sumber : PT. Shinta Coconut Milk
Direktur
Manager Keuangan Manager Marketing
Kasir
Manager Produksi
Ka. Bagian ProduksiSales MarketingAdministrasi
Umum
-
20
3.5 Deskripsi Kerja
Berikut adalah deskripsi kerja PT. Shinta Coconut Milk yang akan
dibahas dari masing-masing bagian secara singkat berdasarkan
ketentuan perusahaan :
1. Direktur
Tugas :
a. Memimpin dan bertanggung jawab terhadap berjalannya
operasional perusahaan .
b. Menerima semua laporan dari semua bagian yang ada
dibawahnya.
2. Manager Keuangan
Tugas :
a. Bertanggung jawab atas proses akuntansi dan pelaporannya.
b. Bertanggung jawab untuk pengumpulan dan penyusunan
rekening.
c. Melakukan review dan evaluasi peluang pengurangan biaya.
d. Menyusun laporan keuangan perusahaan dan melakukan
pemeriksaan atas kebenaran laporan yang dibuat.
3. Kasir
Tugas :
a. Membuat laporan penjualan harian
b. Menyiapkan dokumen pembayaran
4. Administrasi Umum
Tugas :
a. Menerima pesanan dari pelanggan
b. Membuat faktur penjualan
-
21
c. Menyiapkan faktur tagihan untuk pelanggan
5. Manager Marketing
Tugas :
Mempersiapkan strategi pemasaran yang akan dilakukan dalam
memasarkan barang-barang perusahaan dengan baik.
6. Sales Marketing
Tugas :
Membantu Manager Marketing untuk mempromosikan dan
menjual produk perusahaan.
7. Manager Produksi
Tugas :
a. Mengawasi persiapan alat-alat dan bahan baku yang akan
digunakan.
b. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya proses
produksi.
8. Kepala Bagian Produksi
Tugas :
a. Mengawasi kualitas produk yang telah selesai diproduksi.
b. Bertanggung jawab atas semua proses produksi.
-
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Metode Pencatatan Persediaan Dengan Metode Perpetual
PT. Shinta Coconut Milk merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi. Metode pencatatan persediaan yang
digunakan perusahaan adalah metode perpetual yaitu setiap
penjualan akan langsung diketahui harga pokok penjualannya.
Dalam metode ini perusahaan tidak mengenal akun pembelian
maupun akun penjualan dalam pencatatanya. Namun akun
pembelian dan penjualan diganti dengan akun persediaan barang
dagang. Dalam metode persediaan perpetual, setiap pembelian
barang dagangan dari pemasok akan dicatat oleh perusahaan
dengan cara mendebet persediaan barang dagang dan mengkredit
akun kas atau hutang dagang.
Demikian juga, pada setiap transaksi penjualan barang dagangan ke
pelanggan, harga pokok dari barang yang dijual akan dicatat dengan
cara mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit akun
persediaan barang dagang.
Berikut ini adalah kartu persediaan selama bulan Juni 2010
perusahaan dagang PT. Shinta Coconut Milk melakukan transaksi
yang berkaitan dengan persediaan barang dagang sebagai berikut :
-
23
Tabel 4.1
Kartu Persediaan
Sumber : PT. Shinta Coconut Milk (2010)
PT. Shinta Coconut Milk menggunakan metode pencatatan secara
perpetual dan mutasi barang dagangan (pembelian dan penjualan)
dicatat dengan rapi, sehingga perhitungan fisik tidak begitu
diperlukan. Saldo barang dagang setiap saat bisa diketahui di dalam
kartu persediaan.
Adapun proses pencatatan yang dilakukan oleh PT. Shinta Coconut
Milk adalah sebagai berikut :
1. Pada saat terjadinya transaksi Pembelian
Pada saat perusahaan melakukan pembelian barang dan barang
telah dikirim oleh supplier maka bagian accounting akan
menerima invoice, kemudian bagian accounting akan
mencocokkan jumlah barang yang diterima dengan jumlah
-
24
barang yang ada di invoice. Adapun jurnal pembelian barang
dagang adalah sebagai berikut :
Persediaan barang dagang xxx
Kas / Hutang dagang xxx
2. Pada saat tejadinya transaksi Penjualan
Perusahaan memiliki beberapa orang karyawan untuk
mendistribusikan barang dagangan ke setiap perusahaan yang
sudah menjadi customer seperti restoran dan katering. Penjualan
dilakukan secara kredit. Bagian accounting akan membuat
invoice sebagai bukti penjualan barang. Adapun jurnal penjualan
barang dagang adalah sebagai berikut :
Piutang dagang / Kas xxx
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Persediaan Barang dagang xxx
3. Pada saat terjadinya transaksi Retur Penjualan
Perusahaan juga menerima kembali barang dari customer
apabila barang tersebut dalam keadaan rusak ataupun telah
kadaluwarsa. Adapun jurnal yang dilakukan oleh bagian
accounting adalah sebagai berikut:
Retur Penjualan xxx
Piutang Dagang / Kas xxx
-
25
4. Pada saat terjadinya transaksi Retur Pembelian
Perusahaan melakukan return barang kepada supplier apabila
terdapat barang yang rusak ataupun barang yang telah
kadaluwarsa. Adapun jurnal yang dicatat oleh bagian accounting
adalah sebagai berikut :
Hutang Dagang xxx
Retur Pembelian xxx
Berikut ini adalah jurnal selama bulan Juni 2010 pada transaksi
pembelian dan penjualan yang dilakukan secara kredit. Data dapat
dilihat pada tabel 4.1 kartu persediaan dengan asumsi harga per Kg
Rp 12.000, maka ayat jurnal yang digunakan dengan metode
perpetual dan perhitungan FIFO (First In First Out) adalah sebagai
berikut :
-
26
Pada dasarnya proses pembukuan merupakan suatu hal yang
penting dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang
perindustrian maupun dibidang perdagangan. Salah satu bagian
dalam pembukuan adalah pencatatan atas setiap transaksi yang
terkait dengan persediaan barang dagang. Itu dikarena persediaan
merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara berlanjut diperoleh, diubah, dan yang
kemudian dijual kembali. Pencatatan dimulai dari pencatatan
terhadap adanya barang masuk (barang yang dibeli dari supplier)
dan barang keluar (barang yang dijual kepada customer). Transaksi
ini paling sering terjadi dalam operasi perusahaan.
-
27
Penggunaan metode perpetual ini dapat memudahkan pihak
perusahaan untuk mengetahui persediaan barang dagang dengan
cepat jika sewaktu-waktu dibutuhkan tanpa harus menghitung
persediaan barang dagang yang ada digudang. Selain itu
penggunaan metode perpetual juga memberikan pengendalian yang
efektif atas persediaan. Informasi mengenai jumlah atas masing-
masing jenis barang dagangan dapat segera tersedia dalam buku
besar pembantu untuk masing-masing persediaan. Untuk menjamin
keakuratan besarnya persediaan yang dilaporkan dalam laporan
keuangan.
Dalam metode perpetual perusahaan tidak mencatat secara khusus
adanya biaya angkut barang dan potongan pembelian. Namun nilai
persediaan barang dagang dapat berubah sewaktu-waktu sebagai
pengaruh dari adanya transaksi yang terjadi.
Metode pencatatan yang digunakan oleh PT. Shinta Coconut Milk
cukup sederhana, bagian administrasi hanya mencatat keluar
masuknya barang. Sehingga menghasilkan laporan pembelian dan
penjualan perhari dan perbulan. Kemudian data tersebut digunakan
dalam pembuatan laporan laba rugi yang dilakukan setiap bulan.
4.1.1 Kelebihan dan Kelemahan dari Metode Perpetual
4.1.1.1 Kelebihan Metode Perpetual
Adapun kelebihan dari metode perpetual adalah
sebagai berikut :
-
28
1. Dapat mengetahui jumlah stock / persediaan
barang yang ada setiap saat, tanpa melakukan
perhitungan fisik.
2. Harga pokok penjualan diketahui untuk setiap
transaksi penjualan, sehingga laba kotor
penjualan dapat diketahui tanpa harus menunggu
sampai akhir periode.
3. Dengan sudah diketahuinya saldo persediaan
dan harga pokok penjualan maka jurnal
penyesuaian pada akhir periode tidak diperlukan
lagi.
4.1.1.2 Kelemahan Metode Perpetual
Adapun kelemahan yang dimiliki metode perpetual
adalah sebagai berikut :
1. Repot dalam pencatatan, karena dalam metode
perpetual pencatatan dilakukan setiap ada
terjadinya transaksi.
2. Besar kemungkinan terjadinya kesalahan, karena
sering melakukan pencatatan.
4.1.2 Bagian / Petugas yang Terkait
1. Bagian Gudang
-
29
Bagian gudang adalah bagian yang bertanggung jawab
untuk menyimpan barang, menyediakan barang yang
dipesan pelanggan dan menyerahkan barang kepada
bagian pengiriman dan pencatatan kuantitas setiap jenis
barang dalam kartu gudang.
2. Bagian Administrasi
Bagian administrasi adalah bagian yang menerima
laporan penerimaan dari bagian gudang dan mencatat
jumlah barang yang masuk ataupun barang yang keluar
ke dalam program akuntansi sesuai dengan laporan
pengiriman barang. Dan bagian administrasi
mengarsipkan laporan pengiriman barang tersebut.
4.1.3 Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam pencatatan persediaan
barang dagang pada PT. Shinta Coconut Milk diantaranya :
1. Kartu Persediaan
Adalah dokumen yang digunakan untuk mencatat mutasi
persediaan barang dagang dan saldo tiap jenis
persediaan kuantitas maupun harga pokok persediaan.
Dan digunakan untuk mencatat barang masuk dan
barang keluar.
-
30
2. Catatan Gudang
Adalah catatan akuntansi yang berisi rincian jumlah
persediaan dalam gudang. Setiap jenis persediaan
dibuatkan satu kartu persediaan. Kartu ini menunjukkan
mutasi persediaan dalam waktu berjalan dan saldo akhir.
3. Laporan Penerimaan Barang
Adalah suatu dokumen yang penting karena satu copy /
rangkap dari laporan ini akan memberikan informasi
bahwa bagian gudang telah menerima barang-barang
yang dipesan ini di pabrik. Pada waktu penerimaan
barang-barang di gudang, copy / rangkap laporan
penerimaan yang menyertai barang-barang itu terinci dan
akan memberikan rincian barang-barang tersebut dan jika
telah disetujui oleh petugas yang melakukan tinjauan,
maka berarti barang-barang tersebut telah sesuai dengan
standar dan spesifikasi yang diperlukan.
4. Faktur Penjualan
Adalah salah satu dokumen dasar sebagai bukti
pencatatan bagi perusahaan penjual dan perusahaan
pembeli. Faktur ini merupakan bukti transaksi penjualan
yang dilakukan secara kredit dan biasanya dibuat
rangkap.
-
31
5. Bukti Tanda Terima Kwitansi
Adalah suatu dokumen transaksi pembayaran yang
sesuai dengan jumlah barang yang dikirim oleh PT Shinta
Coconut Milk kepada perusahaan lain.
-
32
4.1.4 Flowchart Pencatatan Persediaan Pada PT. Shinta
Coconut Milk
Gambar 4.1
Flowchart dalam Bagian Gudang dan Bagian Akuntansi
Bagian Gudang Bagian Keuangan
Sumber : PT. Shinta Coconut Milk yang diolah
Menerima Barang
Catatan Gudang
Catatan Kartu Stok
2Laporan Penerimaan Barang
Laporan Penerimaan Barang
T1
1
Laporan Penerimaan Barang
Faktur
Bukti Tanda Terima Kwitansi
TT
-
33
Berdasarkan flowchart yang diatas maka dapat dibuat penjelasan-
penjelasan mengenai pencatatan persediaan di PT. Shinta Coconut
Milk, bagian-bagian yang terkait dalam pencatatan persediaan
barang dagang yaitu :
1. Bagian Gudang :
a. Bagian gudang menerima barang dari bagian pembelian.
b. Setelah menerima barang dari bagian pembelian atas
pesanan maka bagian gudang menerima bukti laporan
penerimaan barang.
c. Setelah bagian gudang menerima barang dan menerima
laporan penerimaan barang maka dicatat dalam laporan
catatan gudang.
d. Kemudian dicatat atau direkap ke dalam kartu persediaan
barang.
e. Mengarsipkan lembar ke-2 laporan penerimaan barang ke
dalam laporan catatan gudang
f. Memberikan laporan penerimaan barang yang asli kepada
bagian akuntansi.
2. Bagian Akuntansi
a. Bagian administrasi menerima laporan penerimaan barang
dari bagian gudang.
b. Setelah itu bagian administrasi membuat surat jalan untuk
dibawa ke pemasok serta membuat kwitansi.
c. Kemudian bagian administrasi mengarsipkan laporan
penerimaan barang, faktur, dan kwitansi.
-
34
4.1.5 Pengendalian Intern Persediaan Barang dagang Pada
PT. Shinta Coconut Milk
Pengendalian intern persediaan barang dagang pada PT.
Shinta Coconut Milk adalah sebagai berikut :
1. Setiap barang masuk (pembelian) maupun barang keluar
(penjualan) dicatat pada tanggal terjadinya transaksi.
Pencatatan dilakukan oleh administrasi gudang pada kartu
stok dan pencatatan juga dilakukan oleh bagian
accounting, hal ini bertujuan untuk mengontrol terhadap
bagian gudang agar dalam melakukan penyimpanan
maupun pengeluaran barang ada koordinasi antar bagian
yang terkait.
2. Digunakannya formulir bernomor urut cetak seperti
Laporan Pengiriman Barang (LPB), Kwitansi, dan Faktur.
3. Saat akan mengeluarkan barang untuk memenuhi
pesanan dari customer, bagian penjualan terlebih harus
membuat surat perintah untuk mengirimkan barang. Hal ini
bertujuan agar dalam setiap melakukan pengeluaran
barang selalu disertai dokumen pendukung, sehingga
jumlah yang diminta dikeluarkan dari dalam gudang dapat
dikontrol melalui dokumen pendukung tersebut.
4. Pencatatan persediaan dilakukan secara perpetual
(Perpectual Inventory System) tujuannya yaitu untuk
mengetahui bila terdapat perbedaan perhitungan fisik
dengan jumlah yang ada pada catatan. Metode pencatatan
-
35
pada kartu stok dan untuk pengeluaran barang
menggunakan metode FIFO (First In First Out).
5. Stock opname / perhitungan persediaan dilakukan setiap 1
bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk mengecek /
pencocokan antara fisik persediaan barang yang ada
didalam gudang dengan catatan yang ada di kartu stok
administrasi gudang dan bagian accounting.
4.1.6 Praktik yang sehat
Adapun cara-cara yang digunakan perusahaan untuk
menciptakan praktik yang sehat adalah sebagai berikut :
1. Pemilik perusahaan (Direktur / Owner) melakukan
pemeriksaan secara mendadak tanpa pemberitahuan
sebelumnya kepada pihak atau bagian yang akan
diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.
2. Penggunaan formulir yang selalu bernomor urut tercetak
dan pemakaiannya harus dapat dipertanggung jawabkan
oleh bagian yang berwenang.
4.2 Kendala-Kendala dari Metode Pencatatan Persediaan Barang
Dagang dengan Metode Perpetual
Kendala-kendala yang dialami oleh PT. Shinta Coconut Milk :
1. Terjadinya selisih antara pendapatan yang ada di bagian kasir
dengan yang ada di program akuntansi. Hal ini sering dialami
-
36
selama pencatatan berlangsung dan biasanya terjadi ketika listrik
padam, sehingga komputer tidak bisa digunakan.
2. Pencatatan kartu persediaan yang hanya dilakukan secara manual
dapat menimbulkan banyak resiko seperti hilang, rusak, terbakar
dan sebagainya.
3. Penyusunan arsip dan dokumen yang tidak teratur dan terlalu
berantakan.
4. Kurangnya pengawasan dari owner terhadap kegiatan produksi dan
penjualan barang. Sehingga bagian-bagian yang terkait kurang teliti
dalam mengerjakan tugasnya.
4.3 Solusi-solusi atas kendala Pencatatan Persediaan
Dalam mengatasi kendala-kendala yang dialami oleh PT. Shinta
Coconut Milk dari persediaan barang dagang yaitu :
1. Selain mencatat persediaan dengan program akuntansi
sebaiknya PT Shinta Coconut Milk harus melakukan pencatatan
secara manual untuk mencatat adanya selisih dengan melihat
kwitansi penjualan yang ada di kasir. Karena pada akhirnya
program akuntansi harus mengikuti fakta yang ada dalam
transaksi penjualan.
2. Untuk pencatatan kartu persediaan sebaiknya dibuatkan softcopy
yang terkomputerisasi. Karena jika hanya dicatat secara manual
dapat menimbulkan banyak resiko, selain itu agar tidak terjadi
ketidaksesuaian persediaan barang dari bagian administrasi dan
bagian gudang.
-
37
3. Dalam penyusunan arsip dan dokumen sebaiknya diurutkan
berdasarkan tanggal, bulan, atau tahun agar lebih rapi dan dapat
mempermudah bagian-bagian terkait untuk mencari dokumen
yang diperlukan setiap waktu.
4. Pemilik sebaiknya selalu mengawasi kegiatan produksi yang
sedang berlangsung sehingga bagian-bagian yang terkait dapat
bekerja secara teliti dan lebih serius agar pekerjaan yang mereka
kerjakan bisa selesai dengan cepat.
-
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari tugas akhir yang berjudul Metode Pencatatan
Persediaan Barang Dagang dengan Metode Perpetual Pada PT.
SHINTA COCONUT MILK BEKASI adalah sebagai berikut :
1. PT. Shinta Coconut Milk menggunakan metode perpetual
dalam pencatatan persediaan barang dagang. Dalam
penggunaan metode ini akun pembelian dan penjualan diganti
dengan akun persediaan barang dagang. Penggunaan metode
perpetual ini dapat memudahkan pihak perusahaan untuk
mengetahui persediaan barang dagang dengan cepat jika
sewaktu-waktu dibutuhkan tanpa harus menghitung persediaan
barang dagang yang ada digudang.
2. Kendala-kendala yang menghambat pencatatan terhadap
persediaan PT. Shinta Coconut Milk diakibatkan karena adanya
selisih antara pendapatan yang ada di bagian kasir dengan
yang ada di program akuntansi. Pengaruh terhadap pencatatan
adalah berkurangnya jumlah persediaan dan bertambahnya kas
dan kurangnya pengawasan dari pemilik dalam proses kegiatan
produksi terhadap bagian- bagian terkait.
3. Solusi-solusi dalam mengatasi kendala-kendala yang ada
adalah sebaiknya pencatatan dilakukan secara manual selain
dengan menggunakan program akuntansi untuk mencatatat
adanya selisih dengan melihat kwitansi penjualan yang ada
dikasir. Owner (Pemilik usaha) sebaiknya mengawasi proses
-
39
produksi yang sedang berlangsung agar semua karyawan atau
bagian-bagian terkait dapat meningkatkan cara kerjanya
masing-masing demi kelancaran dan kesuksesan perusahaan
tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat penulis
sampaikan yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk
masa mendatang adalah sebagai berikut :
1. Dalam pencatatan persediaan PT. Shinta Coconut Milk melakukan
perhitungan dengan baik dan dengan menggunakan metode
persediaan perpetual. Hal ini harus dipertahankan agar jumlah
maupun biaya persediaan dapat diketahui setiap saat.
2. Setiap dokumen yang ada di PT. Shinta Coconut Milk sebaiknya
disimpan atau diarsipkan dengan diurutkan berdasarkan tanggal,
bulan, atau tahun agar lebih rapi dan lebih mudah untuk
mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan oleh bagian-bagian
terkait.
3. Pemilik perusahaan sebaiknya melakukan pemeriksaan secara
mendadak terhadap kegiatan produksi tanpa adanya
pemberitahuan kepada pihak atau bagian-bagian yang akan di
periksa, dengan jadwal yang tidak teratur di setiap bagian. Hal ini
dilakukan agar setiap karyawan atau bagian terkait dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.
-
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi 2008.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta: 2008
Baridwan, Zaki. Intermediate Accounting. Edisi 8. BPFE-Yogyakarta.
Yogyakarta:2008
Hamizar, Nuh Muhammad. Intermediate Accounting. CV Fajar.
Jakarta:2009
Hery. Pengantar Akuntansi 1. Universitas Indonesia. Jakarta:2009
S.R, Soemarso. Akuntansi suatu Pengantar, Edisi ke-5. Salemba Empat.
Jakarta:2009
-
39
BIODATA PENULIS
Nama : Santi Eka Pratiwi
Tempat, tanggal lahir : Bekasi, 17 Mei 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang Tua
1. Nama Ayah : Warsidi
2. Nama Ibu : Suparti
Alamat : Jl. Mangga I RT.01/11 No. 21
Kec. Pondok Gede, Kel. Jati Makmur
Bekasi-Jawa Barat
Pendidikan
1. SD : SDN Jatimakmur I, Bekasi, (2004)
2. SLTP : SMPN 17, Bekasi, (2007)
3. SLTA : SMK Yadika 6, Bekasi, (2010)
4. Perguruan Tinggi : Politeknik LP3I Jakarta, (2013)
a. Program Studi : Komputerisasi Akuntansi
b. Konsentrasi : Komputerisasi Akuntansi
c. Kampus : Pondok Gede
Pengalaman Kerja
1. Magang PT. NGK Busi Indonesia, Ciracas (Maret-April 2012).
2. PKL di Kantor Pajak, Jakarta Timur (2008)
Jakarta, Juni 2013
Santi Eka Pratiwi
Penulis