trigeminal neuralgia responsi

13
TRIGEMINAL NEURALGIA Hendra Arif Darmawan 14710028 Nanda Sugesti 14710078 Bagus Putra DK 102011101047 SMF ILMU PENYAKIT SARAF RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Upload: nanda-sugesti

Post on 07-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

Page 1: Trigeminal Neuralgia Responsi

TRIGEMINAL NEURALGIA

Hendra Arif Darmawan 14710028Nanda Sugesti 14710078Bagus Putra DK 102011101047

SMF ILMU PENYAKIT SARAFRSD dr. SOEBANDI JEMBER

Page 2: Trigeminal Neuralgia Responsi

DEFINISI

• Trigeminal neuralgia atau istilah klasiknya adalah tic douloureux adalah sebuah istilah yang menggambarkan nyeri pada wajah yang timbulnya mendadak dan biasanya unilateral, sifat nyerinya seperti ditusuk-tusuk, singkat namun sangat nyeri.

EPIDEMIOLOGI

• Usia diatas sekitar 40 tahun dengan rata – rata antara 50 sampai 58 tahun • Laki : perempuan 1,6 : 1. • Trigeminal neuralgia insidensi kejadiannya berkisar 70 dari 100.000

Page 3: Trigeminal Neuralgia Responsi

KLASIFIKASI1. Idiopatik trigeminal neuralgia

tidak diketahui penyebabnya

2. Atipikal / simtomatik trigeminal neuralgia

oleh karena multiple skelerosis, terutama sekitar ganglion trigeminus, fossa posterior, pasca herpes zoster.

Page 4: Trigeminal Neuralgia Responsi

PATOFISIOLOGI

Page 5: Trigeminal Neuralgia Responsi
Page 6: Trigeminal Neuralgia Responsi

BEBERAPA TEORI YG MUNGKIN DAPAT MENERANGKAN TERJADINYA NYERI TRIGEMINAL ADALAH SBB :

1. Degenerasi ganglion trigeminal gasseri, sehingga sering ditemukan pada usia diatas 50 tahun.

2. Penekanan akar saraf trigeminus ; oleh arterioskelerosis a.Karotis interna, aneurysma karotis, penekanan oleh tumor atau pergeseran batang otak.

3. Angulasi yg berlebihan akar saraf n.V akibat demineralisasi os petrosum atau iritasi ganglion gasseri oleh permukaan os petrosum pada wanita menopause.

4. Demielinisasi bagian proksimal akar saraf v atau traktus spinalis di batang otak ( multple skelerosis, tabes dorsalis ).

5. Cetusan paroksismal neuron trigeminus di batang otak, oleh karena gangguan vaskuler atau degenerasi.

Page 7: Trigeminal Neuralgia Responsi

GEJALA KLINIS

Nyeri neuropatik, yaitu nyeri berat yang sifatnya tajam, seperti tersengat listrik, terkena petir, terbakar

Berlangsung singkat beberapa detik sampai beberapa menit tetapi kurang dari dua menit

Tiba-tiba dan berulang

Interval bebas nyeri

Nervus mandibularis (V2) 19,1 % dan nervus maksilaris (V3) 14,1%

Stimulus non-noksius seperti perabaan ringan, getaran, atau stimulus mengunyah.

Timbul saat gosok gigi, makan, menelan, berbicara, bercukur wajah, tersentuh wajah, membasuh muka bahkan terhembus angin dingin. Defisit neurologik : -

Page 8: Trigeminal Neuralgia Responsi

PEMERIKSAAN FISIK Pada pemeriksaan fisik dan

neurologik biasanya normal atau tidak ditemukan defisit neurologik yang berarti. Hilangnya sensibilitas yang bermakna pada nervus trigeminal mengarah pada pencarian proses patologik yang mendasarinya, seperti tumor atau infeksi yang dapat merusak syaraf. Pada tumor selain nyerinya atipikal dan hilangnya sensibilitas,disertai pula gangguan pada syaraf kranial lainnya.

Page 9: Trigeminal Neuralgia Responsi

Pemeriksaan penunjang lebih bertujuan untuk membedakan trigeminal neuralgia yang idiopatik atau simptomatik. CT Scan kepala untuk melihat keberadaan tumor. Sklerosis multiple dapat terlihat dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI). MRI ini sering digunakan sebelum tindakan pembedahan untuk melihat kelainan pembuluh darah. Diagnosa trigeminal neuralgia dibuat dengan mempertimbangkan riwayat kesehatan dan gambaran rasa sakitnya

Page 10: Trigeminal Neuralgia Responsi

DIAGNOSIS

Sampai sekarang tidak ada pemeriksaan penunjang yang khas, cukup dengan klinis dan anamnesis yang baik dan lengkap.

Untuk neuralgia simptomatis , harus dicurigai adanya multiple skelerosis, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan likuor.

Bila penyebabnya tumor fossa posterior : perlu skull foto, ct scan, atau mri.

Page 11: Trigeminal Neuralgia Responsi

TERAPI KONSERVATIF1. Karbamazepin, difenilhidantoin dan anti

epilepsi lainobat-obat anti epilepsi dapat menekan potensial aksi

2. Klonazepam, terutama diberikan pada pasien yang tidak dapat ditolong dengan anti epilepsi

3. Baklofan, bekerja mirip GABA, yang juga menekan/inhibisi potensial aksi. Harus dimulai dosis kecil karena pada dosis besar pasien lemas, seakan-akan tak bisa jalan

Page 12: Trigeminal Neuralgia Responsi

PEMBEDAHANBila terapi dengan obat-obatan gagal

pikirkan tindakan operatif

Page 13: Trigeminal Neuralgia Responsi

Terima Kasih