neuralgia post herpetic

21
NEURALGIA PASCA HERPETIC Oleh: M. Rusdiannur Mahyudi Pembimbing: dr. Abd. Muis, Sp.S Kepaniteraan Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Fakultas kedokteran universitas abulyatama 1

Upload: teuku-mustafa-kamal

Post on 15-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

POST HERPETIC NEURALGIA

NEURALGIA PASCA HERPETIC 1Oleh:M. RusdiannurMahyudi

Pembimbing: dr. Abd. Muis, Sp.S

Kepaniteraan Ilmu Penyakit SarafRumah Sakit Umum Daerah LangsaFakultas kedokteran universitas abulyatama

12Oleh:Indah MeutiaCut Nesti Putri Warnida

Pembimbing: dr. Abd. Muis, Sp.S

Kepaniteraan Ilmu Penyakit SARAFRumah sakit umum daerah Aceh TimurFakultas kedokteran universitas abulyatama

2DEFINISIRasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh.Nyeri dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari.

Post herpetik neuralgia kecenderungan dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster di atas 40 tahun.Neuralgia herpetik akut (30 hari setelah timbulnya ruam pada kulit), Neuralgia herpetik subakut (30-120 hari setelah timbulnya ruam pada kulit)Postherpetic neuralgia (di definisikan sebagai rasa sakit yang terjadi setidaknya 120 hari setelah timbulnya ruam pada kulit)Etiologi Neuralgia post herpetik disebabkan oleh infeksi virus herpes zoster. Virus varisella zoster merupakan salah satu dari delapan virus herpes yang menginfeksi manusia

Patofisiologi Reaktivasi virus Varicella Zoster(inkubasi 14-16 hari setelah paparan awal)Virus berjalan sepanjang akson menuju kulitTerjadi proses peradangan, dan denervasi(pd sel EPIDERMAL) Virus bereplikasi pembengkakan, vakuolisasi, lisisTerbentuk vesikel Lipschutz inclusion body(pd ganglion kornu dorsalis) peradangan, nekrosis hemoragik dan hilangnya sel sarafInflamasi pada saraf perifer berlangsung beberapa minggu sampai bulanDemielinisasi, degenerasi wallerisan dan proses sklerosisTerjadi kerusakan pada sarafPATOFISIOLOGIBerhubungan dengan erupsi akut herpes zoster yang disebabkan oleh replikasi jumlah virus varicella zoster yang besar dalam ganglia yang ditemukan selama masa laten mengakibatkan inflamasi atau kerusakan pada serabut syaraf sensoris yang berkelanjutan, hilang dan rusaknya serabut-serabut syaraf atau impuls abnormal, serabut saraf berdiameter besar yang berfungsi sebagai inhibitor hilang atau rusak dan mengalami kerusakan terparah impuls nyeri ke medulla spinalis meningkat pasien merasa nyeri yang hebat.Jejas pada saraf tepi dan saraf ganglia memicu sinyal nyeri aferen Inflamasi pada kulit memicu sinyal nosiseptif yang selanjutnya memperkuat nyeri kutaneus Asam amino dan neuropeptida yang dilepas dalam jumlah banyak diinduksi oleh impuls aferen yang diteruskan selama masa prodromal dan akut herpes zoster dapat menyebabkan jejas eksitotoksik dan hilangnya interneuron penghambat pada medula spinalis.

ALLODYNIAKerusakan saraf aferen utama menyebabkan saraf secara spontan aktif dan terjadi hipersensitivitas terhadap stimulus perifer Aktivitas nosiseptor yang berlebihan mensensitisasi neuron saraf pusat, memperbanyak dan memperpanjang respon sistem saraf pusat terhadap stimulus yang berbahaya dan juga stimulus yang tidak berbahaya.Secara klinis, mekanisme tersebut mengakibatkan allodynia ( nyeri atau sensasi yang tidak nyaman yang ditimbulkan oleh stimulus yang secara normal tidak menyebabkan nyeri misalnya sentuhan ringan.

Manifestasi KlinisOnset ruamRuam sembuhNyeri sembuhNyeri fase akutNeuralgia pasca herpetikaNYERI ZOSTERFase akut : nyeri bersamaan dgn lesi kulit. < 4 minggu Fase subakut ; nyeri menetap, > 30 hari setelah onset lesi tapi < 4 bulanNPH : nyeri menetap > 4 bulan setelah onset lesi kulit, 3 bulan setelah penyembuhan lesi herpesDiagnosis AnamnesisNyeri erupsi vesikuler sesuai dengan area dermatom merupakan gejala tipikal herpes zoster. Seiring dengan terjadinya resolusi pada erupsi kulit, nyeri yang timbul berlanjut hingga 3 bulan atau lebih, atau yang dikenal sebagai nyeri post herpetik. Nyeri ini sering digambarkan sebagai rasa terbakar, tertusuk-tusuk, gatal atau tersengat listrik

Pemeriksaan Fisik Nyeri kepala, yang timbul sebagai respon dari viremiaMunculnya area kemerahan pada kulit 2-3 hari setelahnyaDaerah terinfeksi herpes zoster sebelumnya mungkin terdapat skar kutaneusSensasi yang ditimbulkan dapat berupa hipersensitivitas terhadap sentuhan maupun suhu, yang sering misdiagnosis sebagai miositis, pleuritik, maupun iskemia jantung, serta rasa gatal dan baal yang misdiagnosis sebagai urtikariaMuncul blister yang berisi pus, yang akan menjadi krusta (2-3 minggu kemudian)Krusta yang sembuh dan menghilangnya rasa gatal, namun nyeri yang muncul tidak hilang dan menetap sesuai distribusi saraf (3-4 minggu setelahnya).Alodinia, yang ditimbulkan oleh stimulus non-noxius, seperti sentuhan ringan Perubahan pada fungsi anatomi, seperti meningkatnya keringat pada area yang terkena nyeri ini.

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu: Pemeriksaan neurologis pada nervus trigeminus dan pemeriksaan neurologis lainnya.Elektromiografi (EMG) untuk melihat aktivitas elektrik pada nervusCairan cerebrospinal (CSF) abnormal dlm 61% kasusPleositosis ditemui pada 46% kasus, peningkatan protein 26% dan DNA VZV 22% kasus.Smear vesikel dan PCR untuk konfirmasi infeksi.Kultur viral atau pewarnaan immunofluorescence bisa digunakan untuk membedakan herpes simpleks dengan herpes zosterMengukur antibodi terhadap herpes zoster. Peningkatan 4 kali lipat mendukung diagnosis herpes zoster subklinis

TERAPIAntivirusasiklovir, Valacyclovir, Famciclovir. Asiklovir diberikan dengan dosis anjuran 5 x 800 mg/hari selama 7 10 hari diberikan pada 3 hari pertama sejak lesi muncul.

Efek samping yang dapat ditemukan dalam penggunaan obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala, diare, pusing, lemah, anoreksia, edema, dan radang tenggorokan.

Terapi Analgesik-Analgesik non opioid : Paracetamol-Analgesic opioid : Tramadol 400mg/hari

Anti epilepsi1) memodulasi voltage-gated sodium channel dan kanal kalsium 2) meningkatkan efek inhibisi GABA, dan 3) menghambat transmisi glutaminergik yang bersifat eksitatorik.

Terapi Anti depressanObat golongan ini mempunyai mekanisme memblok reuptake (pengambilan kembali) norepinefrin dan serotonin. Obat ini dapat mengurangi nyeri melalui jalur inhibisi saraf spinal yang terlibat dalam persepsi nyeri.Amitriptilin 25-150 mg/hari

Terapi Terapi topikalAnestesi lokal memodifikasi konduksi aksonal dengan menghambat voltage-gated sodium channels. Inaktivasi menyebabkan hambatan terhadap terjadinya impuls ektopik spontan.

Prognosis Umumnya prognosisnya baik, di mana ini bergantung pada tindakan perawatan sejak dini. pada umumnya pasien dengan neuralgia post herpetika respon terhadap analgesik seperti antidepressan trisiklik.

- SEKIAN -TERIMA KASIH