trigeminal neuralgia

197
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Trigeminal Neuralgia merupakan suatu keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang berulang. Disebut Trigeminal neuralgia, karena nyeri di wajah ini terjadi pada satu atau lebih saraf dari tiga cabang saraf Trigeminal. Saraf yang cukup besar ini terletak di otak dan membawa sensasi dari wajah ke otak. Rasa nyeri disebabkan oleh terganggunya fungsi saraf Trigeminal sesuai dengan daerah distribusi persarafan salah satu cabang saraf Trigeminal yang diakibatkan oleh berbagai penyebab. Serangan neuralgia Trigeminal dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap, berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik. Prevalensi penyakit ini diperkirakan sekitar 107.5 pada pria dan 200.2 pada wanita per satu juta populasi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada sisi kanan wajah dibandingkan dengan sisi kiri (rasio 3:2), dan merupakan penyakit pada kelompok usia dewasa (dekade enam sampai tujuh). Hanya 10 % kasus yang terjadi sebelum usia empat puluh tahun. 1

Upload: lutfi-malefo

Post on 21-Nov-2015

120 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Trigeminal Neuralgia

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANGTrigeminal Neuralgia merupakan suatu keluhan serangan nyeri wajah satu sisi yang berulang. Disebut Trigeminal neuralgia, karena nyeri di wajah ini terjadi pada satu atau lebih saraf dari tiga cabang saraf Trigeminal. Saraf yang cukup besar ini terletak di otak dan membawa sensasi dari wajah ke otak. Rasa nyeri disebabkan oleh terganggunya fungsi saraf Trigeminal sesuai dengan daerah distribusi persarafan salah satu cabang saraf Trigeminal yang diakibatkan oleh berbagai penyebab.Serangan neuralgia Trigeminal dapat berlangsung dalam beberapa detik sampai semenit. Beberapa orang merasakan sakit ringan, kadang terasa seperti ditusuk. Sementara yang lain merasakan nyeri yang cukup kerap, berat, seperti nyeri saat kena setrum listrik.Prevalensi penyakit ini diperkirakan sekitar 107.5 pada pria dan 200.2 pada wanita per satu juta populasi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada sisi kanan wajah dibandingkan dengan sisi kiri (rasio 3:2), dan merupakan penyakit pada kelompok usia dewasa (dekade enam sampai tujuh). Hanya 10 % kasus yang terjadi sebelum usia empat puluh tahun.Sumber lain menyebutkan, penyakit ini lebih umum dijumpai pada mereka yang berusia di atas 50 tahun, meskipun terdapat pula penderita berusia muda dan anak-anak.Trigeminal Neuralgia merupakan penyakit yang relatif jarang, tetapi sangat mengganggu kenyamanan hidup penderita, namun sebenarnya pemberian obat untuk mengatasi Trigeminal neuralgia biasanya cukup efektif. Obat ini akan memblokade sinyal nyeri yang dikirim ke otak, sehingga nyeri berkurang, hanya saja banyak orang yang tidak mengetahui dan menyalahartikan Neuralgia Trigeminal sebagai nyeri yang ditimbulkan karena kelainan pada gigi, sehingga pengobatan yang dilakukan tidaklah tuntas.1.2 RUMUSAN MASALAHDalam referat ini penyusun akan membahas tentang definisi, etiologi, gejala klinis, diagnosis, serta penatalaksanaan dari Trigeminal Neuralgia.1.3 TUJUAN PENYUSUNAN1. Penyusunan referat dengan judul Trigeminal Neuralgia diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dasar bagi penyusun dan sebagai bekal nantinya dalam menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan.1. Tujuan peyusunan referat ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian bagian neurologi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 SISTEM SARAFSistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. 1Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.1. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.1. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.2

Sel Saraf (Neuron) Jaringan saraf tersusun atas sel-sel yang mempunyai bentuk khusus. Sel-sel tersebut dinamakan neuron dan neuroglia. Kedua sel tersebut ibarat pasangan tak terpisahkan yang menyusun jaringan saraf. Jika ada sel neuron, pasti sel neuroglia akan menyertai. Adapun sel neuroglia berfungsi memberikan nutrisi dan bahan-bahan lain yang digunakan untuk kehidupan neuron. Dengan kata lain, neuroglia berfungsi untuk menjamin kehidupan neuron agar tetap dapat melaksanakan kegiatan. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan sebagai konduktivitas (penghantar) dan eksistabilitas (dapat dirangsang, serta memiliki kemampuan merespon rangsangan dengan sangat baik. Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu sebagai berikut;1. Badan sel Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan sel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein. Badan sel menyimpan inti sel (nukleus) dan anak inti (nukleolus), berjumlah satu atau lebih yang dikelilingi sitoplasma granuler. Dalam sitoplasma badan sel juga terdapat badan Nissl yang merupakan modifikasi dari retikum endoplasma kasar. Badan Nissl mengandung protein yang digunakan untuk mengganti protein yang habis. Selama metabolisme, protein ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan neuron. Jika badan sel rusak, maka serabut-serabut neuron akan mati.1. Dendrit Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma dari bagian badan sel. Dibandingkan akson, dendrit ini lebih halus, lebih pendek, dan memiliki percabangan yang lebih banyak. Fungsi dendrit ini adalah untuk meneruskan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) menuju ke badan sel.1. Akson Akson sering disebut juga neurit. Bagian ini merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang dan berfungsi untuk meneruskan impuls saraf yang berupa informasi berita dari badan sel. Akson memiliki bagian-bagian yang spesifik, yaitu sebagai berikut.1. NeurofibrilNeurofibril merupakan bagian terdalam dari akson yang berupa serabutserabut halus. Bagian-bagian inilah yang memiliki tugas pokok untuk meneruskan implus.1. Selubung MielinBagian ini tersusun oleh sel-sel pipih yang disebut sel Schwann. Selubung mielin merupakan bagian paling luar dari akson yang berfungsi untuk melindungi akson. Selain itu, bagian ini pulalah yang memberikan nutrisi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mempertahankan kegiatan dari akson.1. Nodus RanvierNodus ranvier merupakan bagian akson yang menyempit dan tidak dilapisi selubung mielin. Bagian ini tersusun dari sel-sel pipih. Dengan adanya bagian ini, terlihat bagian akson tampak berbuku-buku. Agar lebih dapat memahami tentang struktur dan bentuk neuron, perhatikan Gambar berikut:

Gambar Sel Saraf.2Hubungan antara sel saraf satu dengan yang lain membentuk jaringan saraf. Antara sel satu dengan yang lain terjalin saraf dan saling berhubungan. Ujung dendrit berhubungan langsung dengan penerima rangsang (reseptor). Selain itu, ujung dendrit ada pula yang berhubungan dengan ujung akson dari neuron lain dalam satu selubung dan membentuk urat saraf, Ujung akson pada sel-sel lain ada juga yang berhubungan dengan efektor, yaitu struktur yang memberikan jawaban terhadap impuls yang diterima reseptor, misalnya otot dan kelenjar. Pertemuan antara akson dengan dendrit atau efektor disebut sinapsis. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf. Berdasarkan hal ini Anda dapat membayangkan bahwa jaringan saraf ibarat jaringan komunikasi seperti sudah dijelaskan di depan. Antara sel saraf satu dengan yang lain terjalin hubungan sangat erat dalam meneruskan impuls.2Macam-Macam NeuronDilihat dari struktur dan fungsinya, sel saraf (neuron) dapat dibedakan menjadi tiga.1. Neuron SensorikSel saraf ini sangat berhubungan erat dengan alat indra, sehingga disebut juga saraf indra. Fungsi saraf ini adalah untuk menerima rangsang dari alat indra kemudian meneruskan impuls sarat ke pusat saraf, yaitu otak atau sumsum tulang belakang. Badan sel dari neuron sensori ini bergerombol membentuk ganglia. Bagian dendrit berhubungan langsung dengan alat indera (reseptor) dan bagian aksonnya berhubungan dengan sel saraf yang lain. Akson akan berakhir di interneuron.1. Neuron MotorikStruktur neuron motor ini, yaitu pada bagian ujung dendritnya dihubungkan dengan ujung akson yang berhubungan langsung dengan bagian efektor, yaitu otot maupun kelenjar. Neuron motor ini berfungsi untuk meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Impuls secara langsung berjalan dari neuron sensori ke neuron motor.1. Interneuron (Neuron Asosiasi)Interneuron ini merupakan sel saraf penyusun sistem saraf pusat, fungsinya untuk meneruskan impuls saraf dari neuron sensori ke neuron motor. Struktur interneuron ini, yaitu bagian ujung dendritnya dihubungkan langsung dengan ujung akson dari sel saraf yang lain.1

Mekanisme Jalannya ImpulsSecara umum, fungsi sel saraf adalah menerima rangsang dan dapat menanggapi rangsang tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sistem saraf merupakan jaringan komunikasi yang kompleks.3Sebagai jaringan komunikasi, tentunya saraf memiliki mekanisme khusus tentang cara meneruskan impuls. Ada dua mekanisme jalannya impuls saraf, yaitu sebagai berikut :

Gambar Mekanisme Jalannya Impuls.31. Impuls Dihantarkan Melalui Sel SarafPenghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.3Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik. Energi yang digunakan berasal dari hasil pernapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik.3Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.31. Penghantaran Impuls Melalui SinapsisTitik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Didalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran prasinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls darineuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.3Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat diseluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.3Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya3

Gambar Sturktur Sinaps.3Apabila impuls mengenai tombol sinaps, maka permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion kalsium menjadi meningkat. Ion kalsium kemudian akan masuk, sedangkan gelembung sinaps akan melepaskan neutransmitter ke celah sinaps. Gelembung sinaps melebur dengan membran prasinaps. Impuls sampai ke membran postsinaps karena dibawa oleh neurotransmitter, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dihasilkan oleh membran postsinaps.3Contoh rangsangan adalah sebagai berikut. 1. Perubahan dari dingin menjadi panas.1. Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan.1. Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.1. Suatu benda yang menarik perhatian.1. Suara bising.1. Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut. 1. Gerak refleks Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak. Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut.1. Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu1. Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata.1. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.1. Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.1. Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.2

Sel-Sel Pendukung (Glia)Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas struktur system saraf dan bagi fungsi normal neuron. Jumlahnya melebihi neuron mulai dari sepuluh kali sampai lima puluh kali lebih banyak daripada neuron. Sel-sel glia mengelilingi perikarion, akson dan dendrite, selain itu mereka huga terdapat pada ruang interseluler. Sel-sel glia menyediakan lingkungan mikro yang sesuai untuk aktivitas neuron. Sel-sel glia dapat digolongkan menurut asal dan fungsinya antara lain:1. OligodendrositOligodendrosit (oligos, kecil + dendron + kytos, sel) menghasilkan selubung myelin yang membentuk penyekat listrik dari neuron pada susunan saraf pusat (gambar). Sel-sel ini memiliki sedikit juluran yang membungkus akson, membentuk suatu selubung myelin.4

1. Sel SchwanMemiliki fungsi yang sama seperti oligodendrosir namun ia berlokasi di sekitar akson pada susunan saraf perifer. Suatu sel scgwan membentuk myelin di sekeliling satu akson, hal ini berbeda dengan oligodendrosit yang dapat bercabang dan melayani lebih dari satu neuron dan julurannya. Jadi oligodendrosit (dalam Susunan Saraf Pusat) dan sel schwan (dalam Susunan Saraf Tepi) membentuk selubung myelin yang menginsulasi daerah sekitar akson. 4Neuron akan dibungkus myelin dalam sistemsaraf yang sedang berkembang ketika sel schwan atau oligodendrosit tumbuh di sekitar akson sedemikian rupa sehingga membrane plasmanya membentuk lapisan kosentris (melilit). Membrane itu sebagian besar disusun oleh lipid, yang merupakan konduktor arus listrik yang buruk. Dengan demikian selubung myelin memberikan insulasi listrik pada akson, analog dengan insulasi plastic yang membungkus kabel tembaga.41. AstrositAstrosit (astron, bintang + kytos) merupakan sel dengan bentuk seperti bintang kerena memiliki juluran yang memancar. Sel ini mempunyai banyak filament yang terbuat dari protein asam fibriler glia yang memperkuat strukturnya. Astrosit mengikat neuron pada kapiler dan pada pia meter (jaringan ikat tipis yang membungkus SSP). Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di substansia putih (white metter), dan astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam substansi kelabu .4Astrosit berpartisipasi dalam pengendalian lingkungan ionic dan kimiawi neuron. Astrosit juga memegang peranan dalam pengendalian banyak fungsi SSP. Disamping itu astrosit dapat mempengaruhi kelangsungan hidup neuron dan aktivitasnya, tidak hanya melalui kemampuannya untuk mengatur konstituen dari lingkungan ekstraseluler, tetapi juga karena mereka melepaskan substrat-substrat metabolik dan molekul-molekul neuroaktif. Dan akhirnya, astrosit juga membentuk komunikasi langsung dengan yang lainnya lewat hubungan celah (gap junction), membentuk suatu jaringan dimana informasi dapat berjalan dari satu titik ke titik lain dalam jarak jauh.4

1. Sel EpendimSel ini merupakan sel epitel kolumner rendah bersilia yang melapisi rongga-rongga pada susunan saraf pusat. 41. MikrogliaMikroglia (micros, kecil + glia) adalah sel kecil yang bentuknya memanjang dengan juluran-juluran pendek yang iregule. Inti selnya panjang dan padat, berbeda dengan inti sel-sel glia lainnya yang berbentuk bulat. Mikroglia, sel fagosit yang mewakili susunan fagosit mononukleus pada jaringan saraf, berasal dari sel prekusor dalam sumsum tulang. Mereka terlibat dalam proses inflamasi dan proses pembentukan SSP orang dewasa, mereka juga menghasilkan dan melepaskan radikal protease dan oksidatif netral. Bila diaktifkan, mikroglia berperan sebagai sel pengenal antigen (antigen presenting cell).4

Fungsi Sistem Saraf 1. Untuk mengetahui kejadian atau perubahan yang terjadi di sekitar kita, dilakukan melalui alat indera.1. Mengendalikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan yang terjadi pada tubuh kita. 1. Mengendalikan kerja organ-organ tubuh.1

Klasifikasi Sistem SarafSusunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. mempunyai 3 materi esensial yaitu: 1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu 1. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih 1. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.5Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih. 5

0. Sistem Saraf PusatSistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.1Jika dilihat dari namanya, sistem saraf pusat berarti sebagai pusat koordinasi dari segala aksi yang harus dilaksanakan. Adapun sistem saraf tepi berfungsi untuk memberikan informasi kepada sistem saraf pusat tentang adanya rangsangan dan menyebabkan otot dan kelenjar melakukan respons. Dari pengertian ini, dapat diketahui antara sistem saraf pusat dan tepi ada kerja sama yang sinergis, dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Sistem saraf pusat meliputi:1. OtakOtak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan, belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan. Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu berisi banyak badan sel saraf. Otak manusia dewasa memiliki berat 1,5 kg dan wujudnya dalam keadaan lembek seperti alpukat yang matang. Berkat adanya tulang tengkorak itulah, maka otak dapat terlindung dari benturan yang datang dari luar. Otak manusia itu ibarat komputer, dapat terisi data atau program tertentu dan banyak file yang dapat tersimpan di sana. Apabila Anda ingin mengingat peristiwa yang telah terjadi, maka otak akan menampilkan kembali semacam rekaman atas peristiwa itu. Otak dibungkus oleh tiga membran pelindung yang disebut meninges.1Di antara dua membran sebelah dalam ada cairan serebrospinal yang berfungsi sebagai bantalan bagi otak terhadap goncangan atau benturan. Pada tengkorak lapisan terluar dari meninges disebut duramater, lapisan tengah disebut dengan arachnoid dan lapisan terdalam, yaitu piamater. Otak memiliki empat kamar berupa ventrikel yang terisi juga oleh cairan serebrospinal. Sel-sel yang melapisi ventikel dilengkapi dengan silia yang berfungsi untuk menjaga agar cairan serebrospinal tetap beredar.1Antara dua ventrikel terdapat alas kapiler yang luas sehingga dapat memungkinkan pertukaran bahan antara darah dan cairan serebrospinal. Di dalam otak terdapat 12 pasang saraf cranial. Otak terdiri dari 3 bagian, yaitu;

Gambar Bagian Otak.12 1. Otak depan (Prosoncephalon)Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon. Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon berkembang menjadi thalamus, hipotamus.1. Otak besar (Cerebrum)Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.1

Daerah - daerah otak yang mempengaruhi fungsi organ tubuh manusia pada Gambar berikut :

Gambar Daerah Otak yang Mempengaruhi Fungsi Tubuh Manusia1

1. ThalamusTerdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai tempat penerimaan untuk sementara sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam korteks. Talamus merupakan penjaga pintu gerbang pada korteks serebrum. Semua pesan sensori yang sampai ke otak harus melalui talamus terlebih dahulu agar dapat dirasakan secara sadar, kecuali bau semua rangsangan dari reseptor diterima talamus dan kemudian diteruskan ke area sensorik serebrum.11. HypothalamusHipotalamus berfungsi sebagai pusat koordinasi bagi banyak kegiatan organ-organ dalam. Selain itu, hipotalamus juga berfungsi untuk mengatur suhu dan kandungan air dalam darah. Hipotalamus juga merupakan penghasil hormon. Hormon yang dihasilkan, antara lain oksitosin dan ADH (antideuretik hormon) yang tersimpan di lobus posterior pada pituitari, serta TSH (hormon perangsang tiroid) dan LH (Luteinizing hormon) yang tersimpan di lobus anterior pada pituitari.1

Otak besar dibagi menjadi beberapa bagian penting sebagai berikut;1. Lobus OsksipitalisDaerah ini berperan penting terhadap penglihatan. Seseorang yang mengalami kecelakaan dan mengalami kerusakan pada bagian ini, maka akan mengalami kebutaan. Apabila kita membuka mata dan melihat suatu pemandangan, jumlah radioaktifnya sangat meningkat di daerah penglihatan pada lobus oksipitalis.11. Lobus TemporalisBagian ini berperan sebagai pusat pendengaran. Adanya bunyi dapat meningkatkan metabolisme daerah pembicaraan pada lobus temporalis.11. Lobus FrontalisDaerah ini berperan dalam koordinasi dan pengendalian gerak otot dan berpikir, belajar, memori, pandangan ke depan, analisis logis, kreativitas, dan beberapa emosi bergantung kepada kegiatan saraf di lobus frontalis. Berdasarkan sebuah penelitian (tahun 1848 oleh Phineas P. Gage) ternyata kerusakan pada lobus frontalis dapat mengakibatkan perubahan pada perilaku manusia. Pada penelitian yang sudah dilakukan pada manusia ditemukan ternyata kerusakan ini mengakibatkan karakter seseorang yang sebelumnya tenang dan bersungguh-sungguh bisa berubah menjadi sembrono, tidak bertanggung jawab, resah, kepala batu, dan tidak sopan.11. Lobus ParientalisDaerah ini terletak di bagian belakang. Antara lobus frontalis dengan lobus parientalis terdapat lekukan atau parit yang disebut dengan sulkus sentralis atau celah Rolando. Lobus parientalis ini berfungsi untuk menerima rangsang panas, dingin, tekanan, dan sentuhan.1

Gambar Lobus Otak.1

1. Otak tengah (Mesencephalon)Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran. Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan impuls antara otak depan dengan otak belakang dan otak dengan mata.11. Otak belakang (Rhombencephalon)Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon. Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.11. Otak kecil (serebelum) Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.11. Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.11. Sumsum sambung (medulla oblongata) Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.1

Batang Otak atau BrainsternTerdiri atas diencephalon, mid brain, pons dan medula oblongata. Merupakan tempat berbagai macam pusat vital seperti pusat pernafasan, pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung dan pusat muntah, bersin dan batuk.1

1. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat, terbentang dari foramen magnum sampai dengan L 1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau conus medullaris. Terbentang di bawah conus terminalis serabut-serabut bukan saraf yang disebut filum terminalyang merupakan jaringan ikat. Terdapat 33 pasang saraf spinal, 7 pasang saraf servikal,12 pasang saraf servikal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf sacral dan 4 pasang saraf coxigeal. Akar saraf lumbal dan sacral terkumpul yang disebut dengan Cauda Equina. Setiap pasangan saraf keluar melalui intervertebral foramina. Saraf spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen spinal dan CSF.6

Gambar . Vertebrae 6

Struktur internal terdapat substansi abu-abu dan substansi putih. Subtansi abu-abu membentuk seperti kupu-kupu dikelilingi bagian luarnya oleh substansi putih. Terbagi menjadi bagian kiri dan kanan oleh anterior median fissure dan median septum yang disebut dengan posterior median septum. Keluar dari medulla spinalis merupakan akar ventral dan dorsal dari saraf spinal. Substansi abu-abu mengandung badan sel dan dendrite dan neuron efferent, akson tak bermyelin, saraf sensoris dan motoris dan akson terminal dari neuron. Substansi abu-abu membentuk seperti huruf H dan terdiri dari tiga bagian yaitu : anterior,posterior, comissura abu-abu. Bagian posterior sebagai input/afferent, anterior sebagai output/eeferen, comissura abu-abu untuk reflek silang dan substansi putih merupakan kumpulan serat saraf bermyelin.5

Gambar . Penampang melintang medula spinalis.5

1. Saraf spinal1. Ganglion radix dorsalis1. Radiks dorsalis (sensori)1. Radiks ventralis (motorik)1. Kanalis sentralis1. Grey matter1. White matter

Medula spinalis diperdarahi oleh 2 susunan arteri yang mempunyai hubungan istemewa, yaitu arteri spinalis dan arteri radikularis. Arteri spinalis dibagi menjadi arteri spinalis anterior dan posterior yang berasal dari arterivertebralis, sedangkan arteri radikularis dibagi menjadi arteri radikularis posterior dan anterior yang dikenal juga ramus vertebromedularis arteria interkostalis.5Medula Spinalis disuplai oleh arteri spinalis anterior dan arteri spinalis posterior. Nervus spinalis/akar nervus yang berasal dari medula spinalis melewati suatu lubang di vertebra yang disebut foramen dan membawa informasi dari medula spinalis samapi ke bagian tubuh dan dari tubuh ke otak. Ada 31 pasang nervus spinalis dan dibagi dalam empat kelompok nervus spinalis, yaitu ;1. nervus servikal : (nervus di leher) yang berperan dalam pergerakan dan perabaan pada lengan, leher, dan anggota tubuh bagian atas.1. nervus thorak : (nervus di daerah punggung atas) yangmempersarafi tubuh dan perut.1. nervus lumbal dan nervus sakral : (nervus didaerah punggung bawah) yang mempersarafi tungkai,kandung kencing, usus dangenitalia.5

Ujung akhir dari medula spinalis disebut conus medularis yang letaknya di L1 dan L2. Setelah akhir medula spinalis, nervus spinalis selanjutnya bergabung membentuk cauda equine.5Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. 5Fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut;a) Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak. Informasi melalui neuron sensori ditransmisikan dengan bantuan interneuron.b) Sebagai pusat dari gerak refleks, misalnya refleks menarik diri. Irisan melintang menunjukkan bagian luar berwarna putih yang banyak mengandung dendrit dam akson, sedangkan bagian dalam berwana abuabu. Pada bagian yang berwarna abu-abu inilah terdapat cairan serebrospinal, seperti yang terdapat pada otak. Cairan ini tepatnya terletak di saluran tengah yang berhubungan dengan rongga ventrikel dalam otak. Bagian tengah yang berwarna abu-abu ini jika dilihat seperti huruf H. bagian ini mengandung badan saraf motorik yang mempunyai akson menuju ke efektor dan juga mengandung saraf sensorik.5

MeningesSusunan saraf pusat dilindungi oleh tengkorak dan kolumna vertebralis. Disamping itu ia juga dibungkus membrane jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges memiliki beberapa lapisan, dimulai dari lapisan paling luar berturut-turut antara lain terdapat dura meter, araknoid dan pia meter. Araknoid dan piameter saling melekat dan seringkali dipandang sebagai satu membrane yang disebut pia-akarnoid. Berikut akan dijelaskan secara detil satu-persatu.5

Gambar Selaput Meningen.12

Dura Meter Merupakan meninges luar yang terdiri atas jaringan ikat padat yang berhubungan langsung dengan periostium tengkorak. Dura meter yang membungkus medulla spinalis dipisahkan dari periostium vertebra oleh ruang epidural, yang mengandung vena yang berdinding tipis, jaringan ikat longgar dan jaringan lemak. Durameter dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit yang disebut ruang subdural. Epitel gepeng selapis melapisi permukaan dalam dan luar dura meter pada medulla spinalis.5

Araknoid Diambil dari bahasa Yunani arachnoeides, seperti jarring laba-laba. Ia memiliki dua komponen: lapisan yang berkontak dengan dura meter dan sebuah system trabekel yang menghubungkan lapisan itu dengan pia meter. Rongga diantara trabekel disebut rongga subaraknoid, yang terisi cairan cerebrospinal dan terpisah sempurna dari ruang subdural. Ruang ini membentuk bantalan hidrolik yang melindungi SSP dari trauma. Ruang subaraknoid berhubungan dengan ventrikel otak. Araknoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah. Dengan permukaan yang dilapisi oleh epitel gepeng selapis. Araknoid lebih mudah dibedakan dari pia meter karena dalam medulla spinalis araknoid lebih sedikit trabekulanya. Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura meter, membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura meter. Juluran ini dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena, disebut villi araknoid, yang fungsinya sebagai penyerap cairan cerebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.5

Pia Meter Pia meter terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah. Ia tidak berkontak dengan sel atau serat saraf meskipun ia terletak cukup dekat dengan jaringan saraf. Di antara pia meter dan elemen neural terdapat lapisan tipis cabang-cabang neuroglia, melekat erat pada pia meter dan membentuk barier fisik pada bagian tepi dari SSP yang memisahkan SSP dari cairan serebrospinal. Pia meter menyusuri semua lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk jarak tertentu bersama pembuluh darah. Pia meter dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari mesenkim. Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan, ruang perivaskular, yang dilapisi oleh pia meter. Pia meter lenyap sebelum pembuluh darah ditransformasi menjadi kapiler. Dalam SSP kapiler darah seluruhnya dilapisi oleh perluasan cabang sel neuroglia.5

Sawar Darah-OtakSawar darah-otak merupakan barier fungsional yang mencegah masuknya beberapa substansi, seperti anti biotik, bahan kimia dan toksin bakteri, dari darah ke jaringan saraf. Sawar darah-otak ini terjadi akibat kurangnya permeabilitas yang menjadi ciri kapiler darah jaringan saraf. Taut kedap, yang menyatukan sel-sel endotel kapiler ini secara sempurna, merupakan komponen structural utama dari sawar ini. Sitoplasma sel-sel endotel tidak bertingkap, terlihat sangat sedikit vesikel pinositotik. Perluasan cabang sel neuroglia yang melingkari kapiler ikut mengurangi permeabilitasnya. 5

Pleksus Koroid Merupakan lipatan-lipatan ke dalam dari pia meter yang menyusup ke bagian dalam ventrikel. Berupa struktur vaskular yang terbuat dari kapiler fenestra yang berdilatasi. Terdapat pada tiap vebtrikel ke tiga dan ke empat dan sebagian pada dinding ventrikel lateral. Pleksus koroid terdiri atas jaringan ikat longgar dari pia meter, dibungkus oleh epitel kuboid selapis atau silindris yang memiliki karakteristik sitolohi dari sel pengangkut ion. Pleksus koroid memiliki beberapa fungsi antara lain: fungsi utama pleksus koroid adalah membentuk cairan serebro spinal, yang hanya mengandung sedikit bahan padat dan mengisi penuh ventrikel, kanal sentral dari medula spinalis, ruang araknoid dan ruang perivaskular. Fungsi lainnya adalah ia sangat penting bagi metabolisme SSP dan merupakan alat pelindung, berupa bantalan cairan dalam ruang subaraknoid.5

Rongga dalam Sistem Saraf PusatRongga EpiduralBerada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi pembuluh darah dan jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan. Bila cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan perdarahan yang hebat oleh karena pada lokasi ini banyak pembuluh darah sehingga mengakibatkan perdarahan epidural.3Rongga Subdural Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan serosa.3Rongga Sub Arachnoid Terdapat diantara arachnoid dan piameter. Berisi cairan cerebrospinalis yang salah satu fungsinya adalah menyerap guncangan atau shock absorber. Cedera yang berat disertai perdarahan dan memasuki ruang sub arachnoid yang akan menambah volume CSF sehingga dapat menyebabka.3

Suplai darah

Gambar Sirkulasi Darah Otak.3

66. Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf PusatSirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan medula spinalis. Dalam keadaan fisiologik jumlah darah yang dikirim ke otak sebagai blood flow cerebral adalah 20% cardiac out put atau 1100-1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya 2% dari berat badan orang dewasa. Untuk mendukung tercukupinya suplai oksigen, otak mendapat sirkulasi yang didukung oleh pembuluh darah besar.30. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri1. Arteri communicans posteriorArteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri cerebri posterior1. Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus di dalam ventriculus lateralis1. Arteri cerebri anteriorBagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak kiri dan kanan. Ia kemudian akan menuju facies medialis lobus frontalis cortex cerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah:1. facies medialis lobus frontalis cortex cerebro1. facies medialis lobus parietalis1. facies convexa lobus frontalis cortex cerebri1. facies convexa lobus parietalis cortex cerebri1. Arteri cerebri media0. Arteri Vertebralis kanan dan kiri0. Arteri Cerebri MediaBerjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang untuk selanjutnya menuju daerah insula reili. Daerah yang disuplai darah oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis coretx cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies convexa lobus parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus temporalis media dan facies lobus temporalis cortex cerebri pada ujung frontal.

0. Arteri Vertebralis kanan dan kiriArteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini berjalan ke kranial melalui foramen transversus vertebrae ke enam sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam foramen transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan ventral dari medula oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal pons varolii. Arteri vertabralis kanan dan kiri akan bersatu menjadi arteri basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang menjadi dua yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang diperdarahi oleh arteri cerbri posterior ini adalah facies convexa lobus temporalis cortex cerebri mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus temporalis media, facies convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus occipitalis cotex cerebri dan lobus temporalis cortex cerebri. Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi utnuk menjaga agar aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara continue. Sistem carotis yang berasal dari arteri carotis interna dengan sistem vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan oleh circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada bagian dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis lain yaitu antara arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri cerebri media dengan arteri cerebri posterior.374. Suplai Darah Medula SpinalisMedula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu: 1) arteri Spinalis anterior yang merupakan percabangan arteri vertebralis, 2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan percabangan arteri vertebralis.Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis sehingga merupakan anyaman plexus yang mengelilingi medulla spinalis dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan bersama-sama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat pada permukaan otak dan dasar otak. Dari anyaman plexus venosus yang terdapat di dalam spatum subarachnoid darah vena dialirkan kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter diantara lapisan periostum dan selaput otak.3

Cairan Cerebrospinalis (CSF)Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan otak merupakan bagian yang penting di dalam SSP yang salah satu fungsinya mempertahankan tekanan konstan dalam kranium. Cairan ini terbentuk di Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi disepanjang rongga sub arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang dewasa volumenya berkisar 125 cc, relatif konstan dalam produksi dan absorbsi. Absorbsi terjadi disepanjang sub arachnoid oleh vili arachnoid. Ada empat buah rongga yang saling berhubungan yang disebut ventrikulus cerebri tempat pembentukan cairan ini yaitu:1. ventrikulus lateralis , mengikuti hemisfer cerebri1. ventrikulus lateralis II1. ventrikulus tertius III dtengah-tengah otak1. ventrikulus quadratus IV, antara pons varolli dan medula oblongata.3Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen monro. Ventrikulus tertius dengan ventrikulus quadratus melalui foramen aquaductus sylvii yang terdapat di dalam mesensephalon. Pada atap ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri terdapat lubang yang disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang yang disebut foramen magendi. Sirkulasi cairan otak sangat penting dipahami karena bebagai kondisi patologis dapat terjadi akibat perubahan produksi dan sirkulasi cairan otak. Cairan otak yang dihasilkan oleh flexus ventrikulus lateralis kemudian masuk kedalam ventrikulus lateralis, dari ventrikulus lateralis kanan dan kiri cairan otak mengalir melalui foramen monroi ke dalam ventrikulus III dan melalui aquaductus sylvii masuk ke ventrikulus IV. Seterusnya melalui foramen luscka dan foramen megendie masuk kedalam spastium sub arachnoidea kemudian masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masuk kedalam aliran darah.3

1. Sistem Saraf Tepi

Gambar Sistem Saraf Tepi.11

Susunan saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan sebagainya. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut saraf sensorik dan motorik yang membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi dibagi menjadi dua, berdasarkan cara kerjanya, yaitu sebagai berikut.31. Sistem Saraf SadarSistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat pada Gambar 8.8. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik. Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut;75. Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini merupakan saraf sensori.75. Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf tersebut merupakan saraf motorik.75. Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. 1. Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung, perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain. Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak. Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan. Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung, melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan.3Sistem saraf otonom ini dibedakan menjadi dua.1. Sistem Saraf SimpatikSaraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung, memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.1. Sistem Saraf ParasimpatikSaraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena cara kerja kedua saraf itu berlawanan, maka mengakibatkan keadaan yang normal.3Sistem Saraf SomatikDibedakan 2 berkas saraf yaitu saraf eferen somatik dan eferen viseral. Saraf eferen somatik : membawa impuls motorik ke otot rangka yang menimbulkan gerakan volunter yaitu gerakan yang dipengaruhi kehendak. Saraf eferen viseral : membawa impuls mototrik ke otot polos, otot jantung dan kelenjar yang menimbulkan gerakan/kegiatan involunter (tidak dipengaruhi kehendak). 1Saraf-saraf eferen viseral dengan ganglion tempat sinapnya dikenal dengan sistem saraf otonom yang keluar dari segmen medula spinalis torakal 1 Lumbal 2 disebut sebagai divisi torako lumbal (simpatis). Serat eferen viseral terdiri dari eferen preganglion dan eferen postganglion. 1Ganglion sistem saraf simpatis membentuk mata rantai dekat kolumna vertebralis yaitu sepanjang sisiventrolateral kolumna vertabralis, dengan serat preganglion yang pendek dan serat post ganglion yang panjang. Ada tiga ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis yaitu ganglion kolateral yang terdiri dari ganglion seliaka, ganglion mesenterikus superior dan ganglion mesenterikus inferior. 1Ganglion parasimpatis terletak relatif dekat kepada alat yang disarafinya bahkan ada yang terletak didalam organ yang dipersarafi. Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta semua serat postganglion parasimpatis, menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara. Neuron yang menghasilkan asetilkolin sebagai zat kimia perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan neuron yang menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik. Sistem saraf parasimpatis dengan demikian dinamakan juga sistem saraf kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian besar merupakan sistem saraf adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan nor-adrenalin dan sebagian kecil berupa sistem saraf kolinergik dimana postganglionnya menghasilkan asetilkolin. 1Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke alat-alat visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan pengaruh simpatis dan parasimpatis pada satu alat. Umumnya tiap alat visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang tampak, dan sebaliknya. Dapat dikatakan pengaruh simpatis terhadap satu alat berlawanan dengan pengaruh parasimpatisnya. Misalnya peningkatan simpatis terhadap jantung mengakibatkan kerja jantung meningkat, sedangkan pengaruh parasimpatis menyebabkan kerja jantung menurun. Terhadap sistem pencernaan, simpatis mengurangi kegiatan, sedangkan parasimpatis meningkatkan kegiatan pencernaan. Atau dapat pula dikatakan, secara umum pengaruh parasimpatis adalah anabolik, sedangkan pengaruh simpatis adalah katabolik.1

Nervus Cranialis

Gambar Nervus CranialisAda 12 saraf kranial yang meninggalkan otak melalui foramina dan fissura di tengkorak. Semua saraf ini didistribusikan ke kepala dan leher kecuali saraf kranial kesepuluh, yang mempersarafi struktur-struktur yang berada di toraks dan abdomen. Saraf-saraf otak tersebut diberi nama sebagai berikut: olfactorius (n.I), opticus (n.II), oculomotorius (n.III), trochlearis (n.IV), trigeminus (n.V), abducens (n.VI), facialis (n.VII), vestibulocochlearis (n.VIII), glossopharyngeus (n.IX), vagus (n.X), accessorius (n.XI), dan hypoglossus (n.XII) (Snell, 2002).Nervus olfactorius, nervus opticus, dan nervus vestibulocochlearis merupakan saraf sensorik murni. Nervus oculomotorius, nervus trochlearis, nervus abducens, nervus accessorius, dan hypoglossus adalah saraf motorik murni. Nervus trigeminus, nervus facialis, nervus glossopharyngeus, dan nervus vagus merupakan saraf campuran motorik dan sensorik (Snell, 2002).Nervus kranialis memiliki nuklei motorik dan/ atau sensorik di dalam otak dan serabut-serabut saraf perifer keluar dari otak serta meninggalkan tengkorak menuju organ sensorik atau efektor (Snell, 2002). Adapun serabut-serabut saraf kranial dikelompokkan menjadi beberapa jenis:1. Serabut aferen somatik, yang menghantarkan impuls rasa nyeri, suhu, raba, tekanan, dan sensasi propioseptif melalui reseptor-reseptornya di kulit, sendi, otot, dan sebagainya.1. Serabut aferen otonom (viseral), yang menghantarkan impuls (nyeri) dari organ visera.1. Serabut aferen khusus (SAK), yang terdiri atas SAK somatik yang menghantarkan impuls dari reseptor khusus (mata, telinga) dan SAK viseral yang menghantarkan impuls kecap dan bau.1. Serabut eferen somatik umum, yang mempersarafi otot-otot rangka (III, IV, VI, XII).1. Serabut eferen viseral, yang mempersarafi otot polos, otot jantung, dan kelenjar (parasimpatis/ simpatis)1. Serabut eferen brankhio-metrik khusus yang mempersarafi otot-otot derivat arkus brankhialis (n.V untuk arkus 1, n.VII untuk arkus 2, n. IX untuk arkus 3, n. X dan n. XI untuk arkus selanjutnya)Berbagai komponen saraf otak, fungsi, serta celah di cranium yang dilewati oleh saraf-saraf tersebut untuk meninggalkan cavum crania diringkas sebagai berikut:Saraf-Saraf Kranial (Nervi Craniales)

NoNamaKomponenFungsiTempat keluar di otak

IOlfactoriusSensorik (SVA)PenghiduCelah-celah di lamina cribrosa ossis ethmoidalis

IIOpticusSensorik (SSA)PenglihatanCanalis opticus

IIIOculomotoriusMotorik (GSE, GVE)Mengangkat kelopak mata atas, menggerakkan bola mata ke atas, bawah, dan medial; konstriksi pupil; akomodasi mataFissura orbitalis superior

IVTrochlearisMotorik (GSE)Membantu menggerakkan bola mata ke bawah dan lateralFissura orbitalis superior

VTrigeminus

Divisi ophtalmicusSensorik (GSA) Kornea, kulit dahi, kulit kepala, kelopak mata, dan hidung; juga membran mukosa sinus parasanal dan rongga hidungFissura orbitalis superior

Divisi maxillariesSensorik (GSA)Kulit wajah di atas maxilla; gigi geligi rahang atas; membrane mukosa hidung, sinus dan lempeng maxillaForamen rotundum

Divisi mandibularisMotorik (SVE)

Sensorik (GSA)Otot-otot pengunyah, M. mylohyoideus, m. digastricus venter anterior, m. tensor veli palatini, dan m. tensor tympanicum.Kulit pipi; kulit di atas mandibula dan sisi kepala, gigi geligi rahang bawah dan articulation temporo mandibularis; membrane mukosa mulut dan bagian anterior lidahForamen ovale

VIAbducensMotorik (GSE)M. rectus lateralis menggerakkan mata ke lateralFissura orbitalis superior

VIIFacialisMotorik (SVE)

Sensorik (SVA)

Sekretomotorik parasimpatis (GVE)Otot-otot wajah dan kulit kepala, m. stapedius, m. digastricus venter posterior, dan m. stylohyoideus.Pengecapan dari dua-pertiga bagian anterior lidah, dari dasar mulut dan palatum.Kelenjar ludah submandibula dan sublingual, kelenjar lakrimalis, dan kelenjar hidung dan palatum.

Meatus acusticus interna, canalis facialis, foramen sylomastoideus

VIIIVestibulocochlear

VestibularSensorik (SSA)Dari utriculus, sacculus, dan canalis semicircularis- posis dan gerakan kepalaMeatus acusticus internus

CochlearSensorik (SSA)Organ Corti- pendengaranMeatus acusticus internus

IXGlossopharyngeusMotorik (SVE)

Sekretomotorik parasimpatis (GVE)Sensorik (GVA, SVA, GSA)M.stylopharingeus-membantu menelan.Kelenjar parotis.

Sensasi umum dan pengecap dari dua pertiga bagian posterior lidah dan faring; sinus carotis (baroreseptor); corpus carotis (kemoreseptor)Foramen jugulare

XVagusMotorik (GVE, SVE)

Sensorik (GVA, SVA, GSA)Jantung dan pembuluh darah besar di toraks; laring, trakea, bronkus, dan paru; traktus alimentary dari faring ke fleksura splenicus kolon; hepar, ginjal, dan pancreasForamen jugulare

XIAccessoriusRadix cranialisMotorik (SVE)Otot-otot palatum molle (kecuali m. tensor veli palatini), faring (kecuali m. stylopharyngeus), dan laring (kecuali m. cricothyroid) di cabang-cabang n. vagusForamen jugulare

Radiks spinalisMotorik (SVE)M. sternocleidomastoideus dan m. trapeziusForamen jugulare

XIIHypoglossusMotorik (GSE)Otot-otot lidah (kecuali m. palatoglossus) mengatur bentuk dan pergerakan lidahCanalis hypoglossus

Keterangan: GSA: aferen somatik umum, SSA: aferen somatik khusus, GVA: aferen viseral umum, SVA: aferen visceral khusus, GSE: eferen somatik umum, GVE: eferen viseral umum, SVE: eferen viseral khusus.

1. Nervus Olfactorius (Saraf Otak I)

Gambar Nervus Olfactorius.

Nervus olfactorius muncul dari sel-sel reseptor saraf di dalam membran mukosa olfaktori yang terletak di rongga hidung bagian atas di cranial conchae superior. Sel reseptor olfaktori tersebar di antara sel penyokong. Setiap sel reseptor terdiri dari sel-sel saraf bipolar kecil dengan processus perifer yang kasar yang berjalan ke permukaan membran dan sebuah processus sentral yang halus. Dari processus perifer yang kasar timbul cilia-cilia pendek, rambut olfactorius yang menembus ke dalam mucus yang menutupi permukaan membran mukosa. Tonjolan serabut-serabut ini bereaksi terhadap bau di udara dan menstimulasi sel-sel olfactorius (Snell, 2002).Processus sentralis yang halus membentuk serabut saraf olfactorius. Berkas serabut-serabut saraf ini masuk ke bulbus olfactorius melalui lubang-lubang di lamina cribrosa os ethmoidale. Serabut-serabut nervus olfactorius tidak bermielin dan diliputi oleh sel Schwann (Snell, 2002).Gangguan-gangguan yang melibatkan saraf otak I sebagai berikut:1. AnosmiaHilangnya sensasi penciuman yang dapat disebabkan oleh kelainan agenesis traktus olfaktorius (merupakan cacat bawaan), gangguan mukosa olfaktorius (rinitis, tumor hidung), robekan fila olfaktoria akibat fraktur lamina kribosa, destruksi bulbus dan traktus olfactorius akibat adanya kontusi kontrakup (biasanya karena jatuh dan belakang kepala terbentur), trauma region orbita, dan infeksi sekitarnya serta tumor fosa cranial anterior (Satyanegara, 1998).1. HiperosmiaSensasi penciuman akut yang berlebihan. Keadaan ini dapat dijumpai pada kasus-kasus histeria, kadang pada kasus adiksi kokain.1. ParosmiaAbnormalitas penciuman yang dapat terjadi pada kasus-kasus skhizofrenia, lesi-lesi girus unsinatus, dan histeria.1. KakosmiaTimbulnya bau-bau tak enak, biasanya merupakan akibat dekomposisi jaringan.1. Halusinasi olfaktoriusHalusinasi penciuman yang dapat terjadi pada penderita-penderita psikosis, epilepsi, girus unsinatus (uncinate fits) akibat lesi unkus dan hipokampus (Satyanegara, 1998).

1. Nervus Opticus (Saraf Otak II)

Gambar n.opticus dan Gangguan Lapang Pandang.

Serabut- serabut N. II adalah akson-akson sel di lapisan ganglionik retina. Serabut tersebut berkonvergensi pada discus opticus dan keluar dari mata, pusatnya sekitar 3 atau 4 mm dari sisi nasal sebagai N. II. Serabut-serabut N.II bermielin, namun selubungnya dibentuk oleh sel oligodendrosit bukan sel Schwann. Oleh karena itu, N. II disamakan dengan traktus saraf di susunan saraf pusat. Saraf otak II meninggalkan rongga orbita melalui canalis opticus dan bergabung dengan nervus opticus sisi kontralateral untuk membentuk chiasma opticum (Snell, 2002).Gangguan lapang pandang cenderung dapat mengarahkan adanya gangguan atau kerusakan sistem penglihatan di lokasi tertentu seperti:1. Buta sirkumferensial (tubuler)Neuritis optikum retrobulbar buta total sebelah mata: kerusakan seluruh serabut N. II1. Hemianopsia bitemporalisGangguan daerah khiasma karena tumor hipofise, meningioma, tuberkulum sela, kraniofaringioma1. Hemianopsia nasal unilateral Lesi prekhiasma karena perkapuran a. karotis interna1. Hemianopsia homonimus unilateral (refleks pupil negatif) Lesi lobus parietal/temporal kontralateral yang menekan traktus optikus1. Kuadranopsia hominimus inferior unilateral Gangguan radiasio optika kontralateral1. Hemianopsia homonimus unilateral (reflek pupil normal) Gangguan kedua sisi khiasma optikus serebelum serabut-serabut n. II menghilang, misalnya aneurisma a. karotis bilateral, arakhnoiditis khiasmatika.1. Macular spring Gangguan di belakang khiasma optikum/ lesi lobus oksipitalis (Satyanegara, 1998). 1. Nervus Oculomotorius (Saraf Otak III)

Gambar Nervus Oculomotorius.

Nervus oculomotorius mempunyai dua nuklei motorik, yaitu nukleus motorik utama dan nukleus parasimpatis asesorius (nukleus Edinger-Westphal). Nervus oculomotorius muncul dari permukaan anterior mesencephalon. Nervus ini melintas kedepan di antara arteria cerebri posterior dan arteria cerebella superior. Selanjutnya, nervus ini berjalan ke dalam fossa crania media di dinding lateral sinus cavernosus. Disini nervus oculomotorius terbagi menjadi ramus superior dan inferior yang memasuki rongga orbita melalui fisura orbitalis superior (Snell, 2002).N.oculomotorius mempersarafi otot-otot ekstrinsik mata berikut: m. levator palbebrae superioris, m. rectus medialis, m. rectus inferior, dan m. obliquus inferior. Melalui cabang ke ganglion ciliare dan serabut parasimpatis nervi ciliares breves, nervus ini juga mempersarafi otot-otot intrinsik mata berikut: m. constrictor papillae iris dan m. ciliaris (Snell, 2002).Dengan demikian, nervus oculomotorius bersifat motorik murni dan berfungsi mengangkat kelopak mata atas; menggerakkan bola mata ke atas, bawah, dan medial; konstriksi pupil; serta akomodasi mata (Snell, 2002).Kerusakan semua serabut n. III akan menimbulkan paralisa semua otot mata, kecuali m. rectus lateralis (yang dipersarafi oleh n.VI) dan m. obliquus superior (dipersarafi n.IV). Paralisa persarafan parasimpatis akan menyebabkan hilangnya refleks pupil, midriasis dan gangguan konvergensi serta akomodasi (Satyanegara, 1998).1. Nervus Trochlearis (Saraf Otak IV)

Gambar Nervus Trochlearis.

Nervus trochlearis merupakan satu-satunya saraf kranial yang keluar melalui dorsal batang otak (Satyanegara, 1998). Nervus trochlearis muncul dari mesencephalon dan segera menyilang saraf senama sisi yang berlawanan. Nervus trochlearis berjalan ke depan melalui fossa crania media pada dinding lateral sinus cavernosus dan masuk rongga orbita melalui fisura orbitalis superior (Snell, 2002). Saraf ini mempersarafi m. obliquus superior (untuk menggerakkan mata ke arah bawah- dalam dan abduksi sedikit. Paralisa otot ini akan menampilkan deviasi mata ke atas dan sedikit ke dalam yang tampak jelas bila mata melirik ke bawah dan ke dalam (Satyanegara, 1998).1. Nervus Trigeminus (Saraf Otak V)

Gambar Nervus Trigeminal.

Nervus trigeminus adalah saraf otak motorik dan sensorik. Serabut motoriknya mempersarafi muskulus maseter, temporalis, pterigoideus internus et eksternus, tensor timpani, omohioideus dan bagian anterior muskulus digastrikus. Inti motoriknya terletak di pons. Serabut-serabut motoriknya bergabung dengan serabut-serabut sensorik nervus trigeminus yang berasal dari ganglion Gasseri. Serabut-serabut sensoriknya menghantarkan impuls nyeri, suhu, raba dan perasaan proprioseptif. Kawasannya ialah wajah dan mukosa lidah dan rongga mulut serta lidah, dan rongga hidung. Impuls proprioseptif, terutama berasal dari otot-otot yang dipersarafi oleh cabang mandibular sampai ke ganglion Gasseri.Cabang pertama N.V. ialah cabang oftalmikus. Ia menghantarkan impuls protopatik dari bola mata serta rung orbita, kulit dahi sampai vertex. Impuls sekretomotorik dihantarkan ke glandula lakrimalis. Serabut-serabut dari dahi menyusun nervus frontalis. Ia masuk melalui ruang orbita melalui foramen supraorbitale. Serabut-serabut dari bola mata dan rongga hidung bergabung menjadi seberkas saraf yang dikenal sebagai nervus nasosiliaris. Berkas saraf yang menuju ke glandula lakrimalis dikenal sebagai nervus lakrimalis. Ketiga berkas saraf, yakni nervus frontali, nervus nasosiliaris dan nervus lakrimalis saling mendekat pada fisura orbitalis superior dan di belakang fisura tersebut bergabung menjadi cabang I N.V. (nervus oftalmikus). Cabang tersebut menembus duramater dan melanjutkan perjalanan di dalam dinding sinus kavernosus. Pada samping prosesus klinoideus posterior ia keluar dari dinding tersebut dan berakhir di ganglion Gasseri. Di dekatnya terdapat arteri facialis.Cabang kedua ialah cabang maksilaris yang hanya tersusun oleh serabut-serabut somatosensorik yang menghantarkan impuls protopatik dari pipi, kelopak mata bagian bawah, bibir atas, hidung dan sebagian rongga hidung, geligi rahang atas, ruang nasofarings, sinus maksilaris, palatum molle dan atap rongga mulut. Serabut-serabut sensorik masuk ke dalam os. maksilaris melalui foramen infraorbitalis. Berkas saraf ini dinamakan nervus infraorbialis. Saraf-saraf dari mukosa cavum nasi dan rahang atas serta geligi atas juga bergabung dalam saraf ini dan setelahnya disebut nervus maksilaris, cabang II N.V. Ia masuk ke dalam rongga tengkorak melalui foramen rotundum kemudian menembus duramater untuk berjalan di dalanm dinding sinus kavernosus dan berakhir di ganglion Gasseri. Cabang maksilar nervus V juga menerima serabut-serabut sensorik yang berasal dari dura fossa crania media dan fossa pterigopalatinum.Cabang mandibularis (cabang III N.V. tersusun oleh serabut somatomotorik dan sensorik serta sekretomotorik (parasimpatetik). Serabut-serabut somatomotorik muncul dari daerah lateral pons menggabungkan diri dengan berkas serabut sensorik yang dinamakan cabang mandibular ganglion gasseri. Secara eferen, cabang mandibular keluar dari ruang intracranial melalui foramen ovale dan tiba di fossa infratemporalis. Di situ nervus meningea media (sensorik) yang mempersarafi meninges menggabungkan diri pada pangkal cabang madibular. Di bagian depan fossa infratemporalis, cabang III N.V. bercabang dua.Yang satu terletak lebih belakang dari yang lain. Cabang belakang merupakan pangkal dari saraf aferen dari kulit daun telinga (nervus aurikulotemporalis), kulit yang menutupi rahang bawah, mukosa bibir bawah, dua pertiga bagian depan lidah (nervus lingualis), glandula parotis dan gusi rahang bawah ( nervus dentalis inferior) dan serabut eferen yang mempersarafi otot-otot omohioideus dan bagian anterior muskulus digastrikus Cabang anterior dari cabang madibular terdiri dari serabut aferen yang menghantarkan impuls dari kulit dan mukosa pipi bagian bawah dan serabut eferen yang mempersyarafi otot-otot temporalis, masseter, pterigoideus dan tensor timpani. Serabut-serabut aferen sel-sel ganglion gasseri bersinaps di sepanjang wilayah inti nukleus sensibilis prinsipalis (untuk raba dan tekan)serta nukleus spinalis nervi trigemini (untuk rasa nyeri) dan dikenal sebagai tractus spinalis nervi trigemini. dan didekatnya terdapat arteri a. Alveolaris inferior.Gangguan yang melibatkan saraf otak V ini dapat dimanifestasikan sebagai penyakit-penyakit: neuralgia trigeminus, glaucoma/ iritis, sindroma Charlin, sindroma Gradenigo dan sindroma Bing-Horton (Satyanegara, 1998).1. Nervus Abducens (Saraf Otak VI)

Gambar nervus Abducen

Nervus abducens adalah saraf motorik kecil yang mempersarafi musculus rectus lateralis bola mata. Serabut- serabut nervus abducens melintas ke anterior melalui pons serta muncul di alur antara tepi bawah pons dan medulla oblongata. Nervus ini akan berjalan ke depan melalui sinus cavernosus serta terletak di bawah dan lateral a. carotis interna. Selanjutnya, saraf ini masuk ke orbita melalui fisura orbitalis superior. Nervus abducens berfungsi motorik murni dan mempersarafi musculus rectus lateralis (Snell, 2002).Paralisa nervus abducens tampak pada penderita yang sedang melihat ke arah depan. Mata yang terganggu akan terputar ke arah dalam dan tak dapat melirik ke lateral. Bila disuruh melihat ke arah nasal, mata yang paralisa akan ke arah dalam atas karena predominansi m. obliquus internus (Satyanegara, 2002).1. Nervus Facialis dan Intermedius (Saraf Otak VII)

Gambar Nervus Facialis.

Nervus facialis mempunyai dua subdivisi, yaitu saraf yang mengandung komponen motorik dan menginervasi otot-otot ekspresi wajah, dan n. intermedius yang mengandung aferen otonom, somatik, dan eferennya (Satyanegara, 1998).Nukleus motorik n. facialis di bagian ventrolateral tegmentum pons dekat medulla oblongata. Pada mulanya, akson neuron pertamanya berjalan menuju dasar ventrikel IV dekat garis tengah, dan kemudian melingkari nucleus n.VI terus ke arah sudut serebelopontomedularis tepat di depan n.VIII. Lutut n.VII akan membentuk kolikulus fasialis pada dasar ventrikel IV tepat di atas stria medularis horizontalis. N. intermedius keluar di antara n. VII dan n. VIII. Ketiganya akan berlanjut masuk ke dalam kanalis akustikus internus, dan di dalamnya, n.VII dan intermedius akan memisahkan diri ke lateral dalam kanalis fasialis sampai ganglion genikulatum. N. facialis akan meninggalkan tengkorak melalui foramen stilomastoideus dan kemudian dari sini serabut-serabut motoriknya akan tersebar di otot-otot wajah (m. orbicularis oculi, buccinators, digastricus posterior, dan platisma). Gangguan pada nervus fasialis terdiri atas paralisa perifer, paralisa nuklear, dan paralisa supranuklear (Satyanegara, 1998).Nervus intermedius mengandung beberapa komponen aferen dan eferen. Serabut aferennya menghantarkan impuls dari reseptor kecap dua pertiga depan lidah. Serabut ini berjalan bersama dengan n. lingualis (cabang n. mandibularis), khorda timpani, menuju ke ganglion genikulatum serta berakhir pada nukleus traktus solitarius (di mana serabut kecap n. IX juga berakhir). N. intermedius juga mengandung serabut eferen parasimpatis yang berasal dari nukleus salivatorius superior (sebelah bawah medial nucleus n. VII) dan menuju ke kelenjar lakrimalis, kelenjar-kelenjar di mukosa hidung. Ada sebagian serabut yang lewat ganglion mandibularis menuju kelenjar sublingual dan submandibular. Gangguan pada n. intermedius akan menimbulkan neuralgia, seperi neuralgia sluder dan neuralgia hunt (Satyanegara, 1998).1. Nervus Vestibulocochlearis (Saraf Otak VIII)

Gambar Nervus Vestibulocochlearis.

Saraf ini terdiri dari dua bagian yang berbeda, yaitu nervus vestibularis (keseimbangan, posisi, dan gerakan kepala) dan nervus cochlearis (auditorius), yang berperan untuk transmisi informasi aferen dari telinga dalam menuju susunan saraf pusat.Nervus vestibularis mengatur tiga sistem, yaitu keseimbangan sistem vestibuler, sistem propioseptif dari otot dan sendi serta sistem optik. Sistem keseimbangan terdiri dari labirin (yang mencakup utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis), n, vestibularis, dan jaras vestibuler sentral. Organ reseptor keseimbangan adalah macula statika (yang berada di dalam labirin untuk mengirimkan impuls-impuls statik dan informasi tentang posisi kepala) dan Krista ampularis (terletak di dalam ampula kanalis semisirkularis sebagai reseptor kinetic). Impuls yang diterima oleh reseptor ini akan dihantarkan oleh akson perifer neuron bipolar dari ganglion vestibularis (Scarpa) yang terletak di meatus akustikus internus, dan kemudian akan menuju ke sentral sebagai n. vestibularis. Saraf ini berjalan bersama dengan nervus cochlearis melalui meatikus akustikus internus, ke sudut serebelo-pontin, dan masuk ke batang otak mencapai nukleus vestibularis yang terletak di dasar ventrikel IV. Kompleks nucleus vestibularis terdiri dari nucleus vestibularis superior (Bechterew), nucleus vestibularis lateralis (Deiter), nucleus vestibularis medialis (Schwalbe) dan nucleus vestibularis inferior (Roller) (Satyanegara, 1998).Iritasi pada alat keseimbangan dan hubungan-hubungan sentralnya akan menimbulkan vertigo, yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan keseimbangan pada posisi berjalan atau berdiri, serta kecendrungan untuk jatuh (Satyanegara, 1998).Nervus cochlearis memberikan impuls saraf yang berkaitan dengan suara dari organ corti di dalam cochlea. Serabut-serabut saraf nervus cochlearis merupakan processus sentralis sel-sel saraf di dalam ganglion spiralis cochlea. Semua masuk ke dalam permukaan anterior batang otak pada pinggir bawah pons di sisi lateral dari tempat keluarnya nervus facialis dan dipisahkan darinya oleh nervus vestibularis. Pada saat memasuki pons, serabut-serabut saraf terbagi dua, satu cabang masuk ke dalam nukleus cochlearis posterior dan cabang yang lain masuk ke dalam nukleus cochlearis anterior (Snell, 2002). Pada kejadian kinis sehari-hari, dikenal dua tipe gangguan pendengaran yaitu tuli konduktif dan tuli saraf (Satyanegara, 1998)

1. Nervus Glossopharyngeus (Saraf Otak IX)

Gambar Nervus Glossopharyngeus.

Nervus glossopharyngeus memiliki tiga nukleus yakni nukleus motorik utama, nukleus parasimpatis dan nukleus sensorik (Snell, 2002). Nervus glossopharyngeus bersama dengan n.X, dan n. XI meninggalkan cranium melalui foramen jugularis, yang pada foramen tersebut terdapat dua ganglion yaitu: ganglion superior intrakranial dan ganglion inferior ekstrakranial. Setelah keluar melalui foramen ini, n. IX akan berjalan di antara a. carotis interna dan v. jugularis interna, malalui m. stilomastoideus menuju ke bawah lidah, dan mempersarafi mukosa farings, tonsil, dan sepertiga posterior lidah (Satyanegara, 1998).Saraf ini mempunyai cabang, yakni timpanikus, cabang stilofaringeus, cabang faringeus, cabang sinus karotikus, dan linguaris. Adapun kelainan pada n. glossopharyngeus dapat berupa paralisa atau neuralgia, yang umumnya juga disertai gangguan n. X dan n. XI (jarang berupa kerusakan tunggal ) (Satyanegara, 1998). 1. Nervus Vagus (Saraf Otak X)Saraf vagus mempunyai dua buah ganglia yaitu: ganglion superior (jugularis) dan ganglion inferior (nodosum). Dari ganglion nodosum (inferior), saraf ini berjalan ke kaudal sepanjang a. carotis interna dan carotis communis dan mencapai mediastinum melalui aperture toraks superior. N. X kanan akan melangkahi a. subklavia, sedangkan yang kiri akan menyilang arkus aorta. Selanjutnya, keduanya akan menempel di esofagus (kanan di aspek posterior dan kiri di aspek anterior) membentuk pleksus esofagus. Cabang terminalnya akan masuk ke kavitas abdomen melalui hiatus esofagus diafragmatika. Dalam perjalanannya, n. X mempunyai cabang-cabang yang terdiri atas cabang dura, cabang aurikuler, cabang faringeus, cabang laringeus superior, cabang laringeus rekuren, cabang kardiak-servikalis superior dan kardiak torasis, cabang bronkhialis, dan cabang gastrikus (anterior dan posterior) (Satyanegara, 1998).Gangguan n. X dapat terjadi intrakranial: tumor, hematom, thrombosis, multiple sklerosis, sifilis, sklerosis amniotropik lateralis, siringobulbia, meningitis, dan aneurisma; atau di perifer: neuritis, tumor, penyakit kelenjar, trauma, dan aneurisma aorta (Satyanegara, 1998).1. Nervus Accessorius (Saraf Otak XI)

Gambar Nervus Accessorius.

Saraf ini mempunyai dua cabang yaitu cabang kranial dan cabang spinal. Cabang kranialnya adalah akson-akson neuron nukleus ambigus (yang sebenarnya merupakan milik n.X) yang mempersarafi otot-otot intrinsik laring. Cabang spinal merupakan serabut motorik dari bagian lateral kornu anterior segmen servikal (1-5/6) untuk membantu pernafasan otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Cabang ini menghantarkan impuls volunter melalui traktus kortiko-spinalis, impuls postural melalui traktus ekstrapiramidalis, refleks melalui traktus vestibule-spinalis dan traktus tekto-spinalis serta arkus inter-intra- segmental (Satyanegara, 1998).Ada beberapa sindroma yang melibatkan n. XI seperti sindroma Avellis (lesi nukleus n. X dan XI cabang kranial), sindroma Schmidt (n. X dan XI), sindroma Javkson (lesi nukleus/ radiks n. X, XI, dan XII), sindroma Vernet (n. IX, X, dan XI), sindroma Villaret (lesi perifer n. IX, X, XI, XII) (Satyanegara, 1998).1. Nervus Hypoglossus (Saraf Otak XII)

Gambar Nervus Hypoglossus.

Nukleus saraf otak XII terletak di medulla oblongata di masing-masing sisi garis tengah dekat dasar ventrikel IV (trigonum hipoglosi). Masing-masing nukleus tersusun dari beberapa kelompok motorneuron dan masing-masing kelompok akan mempersarafi bagian-bagian otot lidah. N. hipoglosus merupakan saraf eferen somatik di mana aksonnya berjalan ke arah ventral sulkus lateralis anterior di antara piramis dan oliva inferior dan keluar dari tengkorak melalui kanalis hipoglosi (yang terletak di tepi lateral foramen magnum). Di dalam leher nervus berjalan di antara a. karotis interna dan vena jugularis interna, diiringi oleh serabut-serabut dari tiga servikal atas (ansa hipoglosi). N. XII mempersarafi otot-otot tulang hyoid (tirohioid, sternohioid, dan omohioid) dan otot-otot lidah (stiloglosus, hioglosus, dan genioglosus). Nukleus n. XII menerima impuls bilateral namun sebagian besar dari traktus kortikonuklearis kontralateral dan ada serabut-serabut (berasal dari formasio retikularis, nukleus traktus solitaries, otak tengah, nukleus trigeminus) yang merupakan komponen dari lengkung reflek untuk mengunyah, menelan, dan mengisap. Gangguan n. XII dapat berupa gangguan supranuklearis, gangguan nukleus dan gangguan perifer (Satyanegara, 1998).

108. Nyeri0. Definisi

Gambar Mekanisme Nyeri.7Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E. ). Ketika suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ion kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi yang akan mengakibatkan respon nyeri (Kozier dkk). Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanik seperti pembengkakan jaringan yang menekan pada reseptor nyeri. (Taylor C. dkk). 7Nyeri merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari bantuan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang. Karena nyeri bersifat subyektif (antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri). 7Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan bahwa kenyamanan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Teori Specificity suggest menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord.7

0. FISIOLOGI NYERIGanong, (1998), mengemukakan proses penghantaran transmisi nyeri yang disalurkan ke susunan syaraf pusat oleh 2 (dua) sistem serat (serabut) antara lain:108. Serabut A delta (A) Bermielin dengan garis tengah 2 5 (m yang menghantar dengan kecepatan 12 30 m/detik yang disebut juga nyeri cepat (test pain) dan dirasakan dalam waktu kurang dari satu detik, serta memiliki lokalisasi yang dijelas dirasakan seperti ditusuk, tajam berada dekat permukaan kulit.108. Serabut C, merupakan serabut yang tidak bermielin dengan garis tengah 0,4 1,2 m/detik disebut juga nyeri lambat di rasakan selama 1 (satu) detik atau lebih, bersifat nyeri tumpul, berdenyut atau terbakar.7Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap. Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga) komponen fisiologis berikut ini:2. Resepsi : proses perjalanan nyeri2. Persepsi : kesadaran seseorang terhadap nyeri2. Reaksi : respon fisiologis & perilaku setelah mempersepsikan nyeri.8Adapun pengertian lain yang berkaitan dengan fisiologi nyeri adalah:1. Transduksi adalah proses dimana stimulus noksius aktivitas elektrik reseptor terkait.1. Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer yang meneruskan impuls ke medulla spinalis, kemudian jaringan saraf yang meneruskan impuls yang menuju ke atas (ascendens), dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex. 1. Modulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri. Suatu jaras tertentu telah diteruskan di sistem saran pusat yang secara selektif menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis. Jaras ini diaktifkan oleh stress atau obat analgetika seperti morfin (Dewanto).1. Persepsi, Proses impuls nyeri yang ditransmisikan hingga menimbulkan perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan struktur otak yang menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas. Sangat disayangkan karena nyeri secara mendasar merupakan pengalaman subyektif sehingga tidak terhindarkan keterbatasan untuk memahaminya (Dewanto).8Ada dua jenis transmisi saraf :1. Ionotropik dimana mediator bekerja langsung pada pintu ion ke dalam sel. Ciri jenis transmisi itu adalah proses berlangsung cepat dan singkat.1. Metabotropik dimana mediator bekerja lewat perubahan biokimia pada membrane post-sinaps. Ciri transmisi cara ini adalah lambat dan berlangsung lama. 8Prostaglandin E 2 termasuk dalam golongan metabotropik; Hiperalgesia karena prostaglandin E 2 terjadi lambat tapi berlangsung lama. Morfin dan obat-opiat lainnya juga masuk golongan metabotropik, tetapi obat-obat ini menghambat hiperalgesia, bekerjanya juga lambat dan berlangsung lama. Trauma mekanik rupa-rupanya langsung merusak integritas membran dan tergolong ionotropik , bersama bradykinin. Rasa nyeri timbul cepat dan berlangsung singkat, kecuali bila kerusakan yang ditimbulkannya hebat tentu rasa nyeri dapat berlangsung lama. 81. TransduksiPada nyeri nosiseptif, fase pertamanya adalah transduksi, konversi stimulus yang intens apakah itu stimuli kimiawi seperti pH rendah yang terjadi pada jaringan yang meradang , stimulus panas diatas 420C, atau kekuatan mekanis. Disini didapat adanya protein transducer spesifik yang diekspresikan dalam neuron nosiseptif ini dan mengkonversi stimulus noksious menjadi aliran yang menembus membran, membuat depolarisasi membran dan mengaktifkan terminal perifer.8 Proses ini tidak melibatkan prostanoid atau produksi prostaglandin oleh siklo-oksigenase, sehingga nyeri ini, atau proses ini, tidak dipengaruhi oleh penghambat enzim COX-2. Neuron transduksi diperankan oleh suatu nosiseptor berupa serabut A- dan serabut C yang menerima langsung suatu stimulus noksius. Serabut A- merupakan suatu serabut saraf dengan tebal 1- 3 mm dan diliputi oleh selaput mielin yang tipis. Kecepatan transimisi impuls pada serabut A- adalah sekitar 20m/s. Seperti serabut sensorik lainnya, serabut A- merupakan perpanjangan dari pesudounipolar neuron dimana tubuh selnya berlokasi pada akar ganglion dorsal. Sedangkan serabut C merupakan suatu serabut saraf dengan tebal 1 mm dan tidak memiliki mielin. Karena serabut ini sangat tipis dan karena tidak memiliki mielin yang mempercepat transmisi saraf, kecepatan konduksi rendah, dan suatu rangsang berespon dengan kecepatan 1m/s.8Selain dari peran serabut A- dan serabut C, disebutkan juga terdapat peran dari neuroregulator yang merupakan suatu substansi yang memberikan efek pada transmisi stimulus saraf, biasanya substansi ini ditemukan pada nosiseptor yaitu akhir saraf dalam kornu dorsalis medulla spinalis dan pada tempat reseptor dalam saluran spinotalamik. Neuroregulator ada dua macam, yaitu neurotransmitter dan neuromodulator. Neurotransmitter mengirimkan impuls elektrik melewati celah synaptik antara 2 serabut saraf dan neuromodulator berfungsi memodifikasi aktivitas saraf dan mengatur transmisi stimulus saraf tanpa mentransfer secara langsung sinyal saraf melalui synaps.81. TransmisiDisini terjadi transfer informasi dari neuron nosiseptif primer ke neuron di kornu dorsalis, selanjutnya ke neuron proyeksi yang akan meneruskan impuls ke otak. Transmisi ini melibatkan pelepasan asam amino decarboxilic glutamate, juga peptida seperti substantia P yang bekerja pada reseptor penting di neuron post-sinaptic. Selanjutnya ini akan memungkinkan transfer yang cepat dari input mengenai intensitas, durasi, lokasi, dari stimuli perifer yang berbeda lokasi. 8Secara umum, ada dua cara bagaimana sensasi nosiseptif dapat mencapai susunan saraf pusat, yaitu melalui traktus neospinothalamic untuk nyeri cepat spontan dan traktus paleospinothalamic untuk nyeri lambat. Pada traktus neospinothalamik, nyeri secara cepat bertransmisi melalui serabut A- dan kemudian berujung pada kornu dorsalis di medulla spinalis dan kemudian bersinapsis dengan dendrit pada neospinothlamaik melalui bantuan suatu neurotransmitter. Akson dari neuron ini menuju ke otak dan menyebrang ke sisi lain melalui commisura alba anterior, naik keatas dengan columna anterolateral yang kontralateral. Serabut ini kemudian berakhir pada kompleks ventrobasal pada thalamus dan bersinapsis dengan dendrit pada korteks somatosensorik. Nyeri cepat-spontan ini dirasakan dalam waktu 1/10 detik dari suatu stimulus nyeri tajam, tusuk, dan gores. 8Sebenarnya terdapat beragam jalur khusus hantaran sinyal dari kerusakan jaringan dibawa ke berbagai tujuan, dimana dapat memprovokasi proses kompleks. Transmisi nosiseptif sentripetal memicu berbagai jalur : spinoreticular, spinomesencephalic, spinolimbic, spinocervical, dan spinothalamic. Traktus spinoreticular membawa jalur aferen dari somatosensorik dan viscerosensorik yang berakhir pada tempat yang berbeda pada batang otak. Traktus spinomesencephalik mengandung berbagai proyeksi yang berakhir pada tempat yang berbeda dalam nukleus diencephali. Traktus spinolimbik termasuk dari bagian spinohipotalamik yang mencapai kedua bagian lateral dan medial dari hypothalamus dan kemudian traktus spinoamygdala yang memanjang ke nukleus sentralis dari amygdala. Traktus spinoservikal, seperti spinothalamik membawa sinyal ke thalamus. 81. ModulasiPada fase modulasi terdapat suatu interaksi dengan system inhibisi dari transmisi nosisepsi berupa suatu analgesic endogen. Konsep dari system ini yaitu berdasarkan dari suatu sifat, fisiologik, dan morfologi dari sirkuit yang termasuk koneksi antara periaqueductal gray matter dan nucleus raphe magnus dan formasi retikuler sekitar dan menuju ke medulla spinalis.8Analgesik endogen meliputi :1. Opiat endogen1. Serotonergik1. Noradrenergik (Norepinephric).8Sistem analgesik endogen ini memiliki kemampuan menekan input nyeri di kornu posterior dan proses desendern yang dikontrol oleh otak seseorang, kornu posterior diibaratkan sebagai pintu gerbang yang dapat tertutup adalah terbuka dalam menyalurkan input nyeri. Proses modulasi ini dipengaruhi oleh kepribadian, motivasi, pendidikan, status emosional & kultur seseorang.81. PersepsiFase ini merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan adanya suatu nyeri, maka akan terjadi suatu reaksi yang kompleks. Persepsi ini menyadarkan individu dan mengartikan nyeri itu sehingga kemudian individu itu dapat bereaksi. 8Fase ini dimulai pada saat dimana nosiseptor telah mengirimkan sinyal pada formatio reticularis dan thalamus, sensasi nyeri memasuki pusat kesadaran dan afek. Sinyal ini kemudian dilanjutkan ke area limbik. Area ini mengandung sel sel yang bisa mengatur emosi. Area ini yang akan memproses reaksi emosi terhadap suatu nyeri. Proses ini berlangsung sangat cepat sehingga suatu stimulus nyeri dapat segera menghasilkan emosi.81. ResepsiAdanya stimulus yang mengenai tubuh (mekanik, termal, kimia) akan menyebabkan pelepasan substansi kimia seperti histamin, bradikinin, kalium. Substansi tersebut menyebabkan nosiseptor bereaksi, apabila nosiseptor mencapai ambang nyeri, maka akan timbul impuls syaraf yang akan dibawa oleh serabut saraf perifer. Serabut syaraf perifer yang akan membawa impuls syaraf ada dua jenis, yaitu serabut A-delta dan serabut C. impuls syaraf akan di bawa sepanjang serabut syaraf sampai ke kornu dorsalis medulla spinalis. Impuls syaraf tersebut akan menyebabkan kornu dorsalis melepaskan neurotrasmiter (substansi P). Substansi P ini menyebabkan transmisi sinapis dari saraf perifer ke saraf traktus spinotalamus. 8Hal ini memungkinkan impuls syaraf ditransmisikan lebih jauh ke dalam system saraf pusat. Setelah impuls syaraf sampai di otak, otak mengolah impuls syaraf kemudian akan timbul respon reflek protektif.80. Patogenesis Nyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada tubuh; seperti peradangan, infeksi-infeksi kuman, dan kejang otot. Sehingga sesungguhnya rasa nyeri berguna sebagai alarm bahwa ada yang salah pada tubuh. Misalnya, saat seseorang tidak sengaja menginjak pecahan kaca, dan kakinya tertusuk, maka ia akan merasakan rasa nyeri pada kakinya dan segera ia memindahkan kakinya. Tetapi adakalanya nyeri yang merupakan pertanda ini dirasakan sangat menggangu apalagi bila berlangsung dalam waktu yang lama, misalnya pada penderita kanker.13Penyebab timbulnya rasa nyeri : Adanya rangsangan-rangsangan mekanis/kimiawi ( kalor/listrik ) yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri.13Mediator nyeri antara lain : histamin, serotonin, plasmakinin-plasmakinin, prostaglandin-prostaglandin, ion-ion kalium. Zat-zat ini merangsang reseptor-reseptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir,dan jaringan, lalu dialirkan melalui saraf sensoris ke susunan syaraf pusat ( SSP ) melalui sumsum tulang belakang ke talamus dan ke pusat nyeri di otak besar ( rangsangan sebagai nyeri ).130. Klasifikasi1. Menurut lokasinya1. Nyeri perifer,nyeri ini ada tiga jenis1. Nyeri supersial,rasa nyeri yang muncul akibat ranagsangan pada kulit dan mukosa1. Nyeri viseral,yakni nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri pad abdomen ,kranium,dan toraks1. Nyeri alih,yakni nyeri yang dirasakan pada daerah yang jauh dari jaringan penyebab nyeri.1. Nyeri sentral ,yakni nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula spinalis ,batang otak,dan thalamus.1. Nyeri psikogenik,nyeri yang tidak di ketahui penyebab fisiknya ,nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita sendiri.141. Menurut durasinyakarateristikNyeri akutNyeri kronis

pengalamanSuatu kejadian,jika klien baru mngalami episode nyeriSuatu situasi, status eksistensi nyeri.

SumberSebab eksternal atau penyakit yang berasal dari dalamSumber nyeri tidak diketahui; klien sukar menentukan sumber nyeri karena penginderaan nyeri yang sudah lebih dalam

SeranganMendadakBisa mendadak atau bertahap, tersembunyi

DurasiTransien(sampai 6 bulan)Beberapa bulan hingga beberapa tahun

Pernyataan nyeriDaerah nyeri umumnya diketahui dengan pasti.klien yang mengalami nyeri ini sering kali merasa takut dan khawatir dan berharap nyeri dapat segera teratasi. Nyeri ini dapat hilang setelah area yang mengalami gangguan kembali pulihDaerah yang nyeri dan yang tidak, intensitasnya menjadi sukar di evaluasi. Klien yang mengalami nyeri ini kerap merasa tidak aman karena mereka tidak tahu apa yang mereka rasakan. Dari hari ke hari klien mengeluh mengalami keletihan, insomnia, anokresia, depresi, putus asa, dan sulit mengontrol emosi

Gejala krinisPola respon khas,dengan gejala yang lebih jelasBervariasi,kdng hllng,kdng bertmbah parah

perjalananBiasanya melaporkan kekeurngn gejala setelah beberapa waktuBerlngsung terus

1

1. Berdasarkan patofisiologinya terbagi dalam:1. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor.1. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf1. Nyeri idiopatik, nyeri di mana kelainan patologik tidak dapat ditemukan.1. Nyeri psikologik.14

Penyebab nyeri neuropatik : 1. Lesi penyakit pada system saraf perifer; Polineuropati Diabetika.1. Lesi pada sisem saraf pusat; Stroke, Multiple sclerosis, Spinal injury.1. Kelainan system saraf pusat setelah kelainan perifer; Postherpetic Neuralgia.1. Nyeri neuropatik & Nosiseptif timbul bersama; Low back pain.140. Faktor yang mempengaruhi respon nyeri1. UsiaAnak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.151. Jenis kelaminGill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).151. KulturOrang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.151. Makna nyeriBerhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.151. PerhatianTingkat seorang klien memfokuskan