tes indo

15
Kisi-kisi Materi Bahasa Indonesia CPNS Ebook ini HANYA BOLEH didownload oleh Member Situs com . SoalCPNS . www Copyright © Taufiqurrohman, M.Si & Tim Ahli CPNS Membajak, Menyebarkan dan Memiliki Ebook bajakan adalah kegiatan . bagi pelakunya royalti dosa yang melanggar hukum dan mengalirkan : 44 Sanksi Pelanggaran Pasal Undang-undang no.12 tahun 1997 tentang perubahan atas Undang- undang no.6 tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah Undang-undang no.7 tahun 1987 : (Ayat 1) “Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)”. 1 Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Upload: arief-kasiri-gunawan

Post on 27-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: tes indo

Kisi-kisi Materi Bahasa Indonesia CPNS

Ebook ini HANYA BOLEH didownload oleh Member Situs com.SoalCPNS.www

Copyright © Taufiqurrohman, M.Si & Tim Ahli CPNS

Membajak, Menyebarkan dan Memiliki Ebook bajakan adalah kegiatan . bagi pelakunyaroyalti dosayang melanggar hukum dan mengalirkan

:44 Sanksi Pelanggaran Pasal Undang-undang no.12 tahun 1997 tentang perubahan atas Undang-undang no.6 tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah Undang-undang no.7 tahun 1987 : (Ayat 1) “Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)”.

1Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 2: tes indo

:Lisensi Ebook

1. Ebook ini dilindungi UU Hak Cipta 2. Ebook ini hanya boleh didownload oleh member SoalCPNS.com 3. Sebagai member SoalCPNS.com anda berhak memasarkan ebook ini

dan mendapatkan komisi 50% (Silakan pelajari sistem reseller) 4. Ebook ini tidak boleh dikopi sebagian atau keseluruhan 5. Ebook ini tidak boleh disebarluaskan baik secara online maupun

printed 6. Selain mendapatkan royalti dosa, para pelanggar lisensi Ebook ini

akan diproses sesuai dengan Hukum yang berlaku di Republik Indonesia.

2Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 3: tes indo

Kisi-kisi Bahasa Indonesia Makna Kata Beragam makna pengulangan kata adalah sebagai berikut :

• Banyak tak tentu : buku-buku, kuda-kuda • Bermacam-macam : pohon-pohon • Menyerupai : mobil-mobilan • Agak : Kebiru-biruan • Saling berbalas : tendang-menendang, pukul-memukul • Intensitas : Masak-memasak, jahit-menjahit • Intensitas kualitatif : Segiat-giatnya • Intensitas kuantitatif : Buah-buahan • Intensitas frekuentatif : Menggeleng-gelengkan

Ameliorasi adalah memuliakan kata, membuat suatu kata menjadi menarik, terhormat, atau enak didengar Peyorasi adalah kebalikan dari ameliorasi. Yakni merendahkan kata, menurunkan rasa sebuah kata. Beragam makna kata adalah sebagai berikut :

• Kausatif : menyebabkan, membuat jadi • Resiprokal : berbalasan, saling • Reflektif : obyek perbuatannya adalah diri sendiri • Repetitif : perulangan

Makna leksikal adalah makna yang meskipun berdiri sendiri, mengacu pada benda, sifat, atau peristiwa. Contohnya : ayah, anak, saudara, suara, sejuk, kuat, lemah, dsb. Makna gramatikal adalah makna yang timbul akibat peristiwa morfologis atau sintaksis, seperti imbuhan, kata tugas, dsb. Jadi makna gramatikal itu sesuai konteks kalimatnya. Contohnya : malah, namun, belum, bukan, sudah, dsb. Fungsi & Makna Imbuhan Sufiks (akhiran) nya memiliki fungsi sebagai berikut :

• Penunjuk kepemilikan : rumahnya, kakinya • Pembentuk kata benda : duduknya, bicaranya, salahnya • Sebagai obyek penderita enklitik : Saya mencubitnya • Sebagai obyek pelaku : ditendangnya tong sampah itu berkali-

kali • Pembentuk kata keterangan : akhirnya datang juga, keesokan

harinya • Pembentuk kata sandang : bagaimanapun pentingnya, mana

orangnya 3

Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 4: tes indo

Makna awalan ber adalah

• Melakukan : berbicara, berkata • Berada dalam keadaan : berbahaya, beramai-ramai • Memiliki : beristri, berkaki • Menggunakan : berkacamata, bersepeda • Menghasilkan : beruntung, bertelur • Menunjukkan himpunan : berdua, bertahun-tahun • Reflektif : berhias, berdiam • Resiprokal (berbalasan) : Bersalam-salaman

Fungsi gabungan ke- an adalah sebagai berikut :

• Membentuk kata benda (nomina) abstrak : kemanusiaan, kegiatan

• Membentuk kata sifat (adjektif) : kesakitan, kehausan • Membentuk kata kerja (verba) : kelupaan, ketiduran

Awalan (Prefiks)

• Prefiks di-

Berfungsi membentuk kata kerja, dan menyatakan makna pasif. Contoh: diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola

• Prefiks me-

Berfungsi membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural. Prefiks ini mengandung beberapa arti:

1. 'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar'. Contoh: menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat

2. 'membuat jadi atau menjadi'. Contoh: menggulai, menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua

3. 'mengerjakan dengan alat'. Contoh: mengetik, membajak, mengail, mengunci, mengetam

4. 'berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai'. Contoh: membujang, menjanda, membabi buta

5. 'mencari atau mengumpulkan'. Contoh: mendamar, merotan

• Prefiks ber-

Berfungsi membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja sendiri) Prefiks ini mengandung arti :

1. 'mempunyai'. Contoh: bernama, beristri, beruang, berjanggut 2. 'memakai'. Contoh: berbaju biru, berdasi, berbusana. 3. 'melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)'. Contoh: berhias,

bercukur, bersolek

4Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 5: tes indo

4. 'berada dalam keadaan'. Contoh: bersenang-senang, bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha

5. 'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok). Contoh: bergelut, bertinju, bersalaman, berbalasan

• Prefiks pe-

Berfungsi membentuk kata benda dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri. Prefiks ini mendukung makna gramatikal:

1. 'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar'. Contoh: penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.

2. 'alat untuk me...'. Contoh: perekat, pengukur, penghadang, penggaris 3. 'orang yang gemar'. Contoh: penjudi, pemabuk, peminum, pencuri,

pecandu, pemadat. 4. 'orang yang di ...'. Contoh: petatar, pesuruh 5. 'alat untuk ...'. Contoh: perasa, penglihat, penggali

• Prefiks per-

Berfungsi membentuk kata kerja imperatif. Mengandung arti:

1. 'membuat jadi' (kausatif). Contoh: perbudak, perhamba, pertuan 2. 'membuat lebih'. Contoh: pertajam, perkecil, perbesar, perkuat 3. 'menbagi jadi'. Ccontoh: pertiga, persembilan

• Prefiks ter-

Berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang dimiliki antara lain ialah :

1. 'dalam keadaan di'. Contoh: terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat

2. 'dikenai tindakan secara tak sengaja'. Contoh: tertinju, terbawa, terpukul

3. 'dapat di-'. Contoh: terangkat, termakan, tertampung 4. 'paling (superlatif)'. Contoh: terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk.

• Prefiks ke-

Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, kata benda, dan kata kerja. Sebagai pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau 'yang di ... kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.

5Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 6: tes indo

Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. Sisipan -el- Jajah -> jelajah Geber -> geleber Gembung -> gelembung Getar -> geletar Gigi -> geligi Gogok -> gelogok Gosok -> gelosok Luhur -> leluhur Maju -> melaju Patuk -> pelatuk Sidik -> selidik Tapak -> telapak Tunjuk -> telunjuk Tangkup/tungkup -> telangkup/telungkup Sisipan -er- Sabut -> serabut Suling -> seruling Gendang -> gerendang Gigi -> gerigi Kudung -> kerudung Runtuh -> reruntuh(an) Panjat -> peranjat Cerita -> ceritera Sisipan -em- Cerlang -> cemerlang Jari -> jemari Kuning -> kemuning Kelut -> kemelut Kilau -> kemilau Serbak -> semerbak Tali -> temali Turun -> temurun Kata berawalan huruf "g" Gembung -> gelembung Gebyar -> gemebyar Geletuk -> gemeletuk/gemeretuk/gemertuk/gemeretup Gelugut -> gemelugut Geretak -> gemeretak/gemeletak Gerencang -> gemerencang Gerincing -> gemerincing Gerisik -> gemerisik Gerlap -> gemerlap Gertak -> gemertak

6Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 7: tes indo

Getar/gentar -> gemetar/gementar Gilang -> gemilang Gilap -> gemilap Girang -> gemirang Gulung -> gemulung Guntur -> gemuntur Guruh -> gemuruh Bedakan dengan kata berawalan "p" yang dilekati awalan "pe-" yang keduanya luluh menjadi "pem-", misalnya "pemimpin" bukan "pimpin" yang diberi infiks "-em-" melainkan "pimpin" yang diberi awalan "pe-" Sisipan -in- Kerja -> kinerja Sambung -> sinambung Tambah -> tinambah Sisipan -ha- Bagian -> bahagian Baru -> baharu Basa -> bahasa Cari -> cahari (dalam "mata pencaharian") Dulu -> dahulu Rayu -> rahayu Saja -> sahaja Saya -> sahaya (dalam "hamba sahaya") Tadi -> tahadi Asmaradana -> asmaradahana Majas (Gaya Bahasa)

1) Majas Metafora adalah Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam

2) Majas Alegori adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi

3) Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk

4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) adalah Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk

7Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 8: tes indo

5) Majas Antilesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba

6) Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan

7) Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca

8 ) Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )

9) Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal

10) Majas Oksimoron adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis

11) Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang

12) Majas Alusio adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945

13) Majas Eufemisme adalah Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan

14) Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )

15) Majas Inversi adalah Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia

16) Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan

17) Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa

18) Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek

8Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 9: tes indo

19) Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?

20) Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?

21) Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

22) Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku

23) Majas Paralelisme adalah Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu

24) Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya

25) Majas Simbolik adalah Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat

26) Majas Antonomasia adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si jangkung, Si kribo

27) Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya

28) Pars pro toto : mengungkapkan sebagian untuk menjelaskan keseluruhan. Contoh : Dik Nala belum kelihatan batang hidungnya 29) Totem pro parte : mengungkapkan keseluruhan, padahal yang dimaksud hanya sebagian. Contoh : Indonesia berhasil merebut 56 medali emas (padahal yang merebutnya adalah atletnya saja, bukan seluruh bangsa Indonesia) Penghubung Macam-macam kata penghubung diantaranya adalah

• jika, andaikan, manakala = menunjukkan hubungan kondisional (syarat)

• untuk, buat, bagi = menunjukkan hubungan tujuan • namun, tetapi = menunjukkan hubungan pertentangan

9Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 10: tes indo

• semenjak, sejak, ketika = menunjukkan hubungan waktu • seakan-akan, seolah-olah = menunjukkan hubungan

perbandingan

Pedoman umum untuk penulisan Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih.

1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan/organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.

3. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Tetapi, singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah masing-masing huruf.

4. Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing tidak diikuti tanda titik.

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.

2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.

3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.

Pedoman umum penulisan tanggal dan angka

1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Ditulis dengan angka Arab atau Romawi.

2. Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi; satuan waktu; nilai uang; dan kuantitas.

3. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.

4. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.

10Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 11: tes indo

5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf secara umum dipisahkan antar tiap bagian dan awalan "per-" (untuk pecahan) digunakan menyatu dengan bagian yang langsung mengikutinya.

6. Lambang bilangan tingkat dituliskan dengan tiga cara: angka Romawi, tanda hubung antara "ke-" dan angka, atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.

7. Lambang bilangan yang mendapat akhiran "-an" ditulis dengan tanda hubung antara angka dan "-an" atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.

8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah.

9. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja agar mudah dibaca.

10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus, kecuali dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Jika dituliskan sekaligus, penulisan harus tepat.

11. Awalan "ke-" tidak dipisah pada bilangan yang menyatakan jumlah dan pada bilangan ordinal. Misalnya: Keempat anak tersebut sedang bersenang-senang. Ia adalah anak kesatu.

• Jika ditulis dengan angka Arab, bilangan ditulis diawali dengan ke-. Jika ditulis dengan angka Romawi, bilangan ditulis sendirian.

o Benar: abad kesebelas, abad ke-11, abad XI o Salah: abad ke sebelas, abad ke-sebelas, abad 11, abad ke 11,

abad ke-XI, abad ke XI • Penulisan tahun

o Benar: 1960-an o Salah: 1960an

Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.

1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.

2. Kata turunan 1. Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) ditulis serangkai dengan

kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola 2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran

ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi

3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.

11Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 12: tes indo

4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.

5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.

3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).

4. Gabungan kata atau kata majemuk 1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.

Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola. 2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin

menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.

3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai.

5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.

6. Kata depan atau preposisi (di, ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.

7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.

8. Partikel 1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah,

siapakah, apatah. 2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu

seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.

3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.

Sastra

Periodisasi Sastra

Secara urutan waktu maka sastra Indonesia terbagi atas beberapa angkatan:

• Angkatan Pujangga Lama • Angkatan Sastra Melayu Lama • Angkatan Balai Pustaka • Angkatan Pujangga Baru • Angkatan 1945

12Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 13: tes indo

• Angkatan 1950 - 1960-an • Angkatan 1966 - 1970-an • Angkatan 1980 - 1990-an • Angkatan Reformasi • Angkatan 2000-an

Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri. Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat. Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini. Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura. Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" oleh sebab banyak karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.[2] Pada masa ini, novel Siti Nurbaya dan Salah Asuhan menjadi karya yang cukup penting. Keduanya menampilkan kritik tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Dalam perkembangannya, tema-teman inilah yang banyak diikuti oleh penulis-penulis lainnya pada masa itu.

13Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 14: tes indo

Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis. Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana. Karyanya Layar Terkembang, menjadi salah satu novel yang sering diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar Terkembang, pada periode ini novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu : Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi. Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani. Selain Tiga Manguak Takdir, pada periode ini cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia. Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra. Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik yang berkepanjangan di antara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.

14Hak Cipta © www.SoalCPNS.com

Page 15: tes indo

Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin. Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi yang lainnya.

------- END -------

15Hak Cipta © www.SoalCPNS.com