teksol fix 3

56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tablet merupakan salah satu sediaan farmasi yang paling banyak dibuat atau diproduksi dewasa ini karena bentuk tablet dapat menjamin kestabilan sifat fisika dan kimia bahan obat. Selain itu tablet merupakan sediaan kering, mudah dalam pengemasan, pengepakan, transportasi dan penggunannya. Sebagai mahasiswa farmasi pembuatan tablet merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh sebab itu dilakukan praktikum “Pembuatan Tablet Paracetamol dengan Metode Granulasi Basah”. Praktikum dilakukan meliputi preformulasi, granulasi, uji granulasi, pencetakan tablet dan uji mutu tablet. B. Tujuan Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan tablet paracetamol menggunakan metode granulasi basah serta melakukan uji mutu fisik tablet paracetamol untuk mengetahui kelayakan tablet. 1

Upload: husnaaardini

Post on 10-Jul-2016

249 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknologi solida

TRANSCRIPT

Page 1: Teksol Fix 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tablet merupakan salah satu sediaan farmasi yang paling banyak dibuat atau

diproduksi dewasa ini karena bentuk tablet dapat menjamin kestabilan sifat fisika dan

kimia bahan obat. Selain itu tablet merupakan sediaan kering, mudah dalam pengemasan,

pengepakan, transportasi dan penggunannya.

Sebagai mahasiswa farmasi pembuatan tablet merupakan salah satu kompetensi

yang harus dimiliki oleh sebab itu dilakukan praktikum “Pembuatan Tablet Paracetamol

dengan Metode Granulasi Basah”. Praktikum dilakukan meliputi preformulasi, granulasi,

uji granulasi, pencetakan tablet dan uji mutu tablet.

B. Tujuan

Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan tablet

paracetamol menggunakan metode granulasi basah serta melakukan uji mutu fisik tablet

paracetamol untuk mengetahui kelayakan tablet.

1

Page 2: Teksol Fix 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Tablet (compressi) merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak

dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. (Anonim,

1995)

Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik. Pengobatan

lokal misalnya:

a. Tablet untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval, digunakan sebagai antiinfeksi,

antifungi, penggunaan hormon secara lokal.

b. Lozenges, trochisci digunakan untuk efek lokal di mulut dan tengorokan, umumnya

digunakan sebagai antiinfeksi. (Anief, M., 2005)

Pengobatan untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa yang ditelan

masuk perut terdapat pula yang lain seperti:

Tablet bukal digunakan dengan cara dimasukkan di antara pipi dan gusi dalam

rongga mulut, biasanya berisi hormon steroid, absorpsi terjadi melalui mukosa mulut

masuk peredaran darah.

Tablet sublingual digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah, biasanya

berisi hormon steroid. Absorpsi terjadi melalui mukosa masuk peredaran darah.

Tablet implantasi berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara

implantasi dalam kulit badan.

Tablet hipodermik dilarutkan dalam air steril untuk injeksi untuk disuntikkan di

bawah kulit. (Anief, M., 2005)

Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa:

Zat pengisi (diluents) dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya

digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phosphas, Calcii Carbonas

dan zat lai yang cocok.

2

Page 3: Teksol Fix 3

Zat pengikat (binder) dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.

Biasanya yang digunakan adalah mucilago gummi arabici 10 -20% (solution

Methylcellulosum 5%)

Zat penghancur (disintegrant) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.

Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, gelatinum, agar-agar,

natrium alginate.

Zat pelicin (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan (matrys).

Biasanya digunakan talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearicum. (Anief, M.,

2005)

Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin dibuat

granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan

baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta

menjaga agar tablet tidak retak (capping) (Anief, M., 2005).

Dalam membuat granul ada 2 macam :

1. cara basah

2. cara kering atau disebut slugging atau pre compression (Anief, M., 2005).

Langkah – langkah dalam metode granulasi basah :

1. Menimbang dan mencampur bahan-bahan.

Bahan aktif, pengisi, penghancur ditimbang sesuai yang dibutuhkan. Untuk

pencampuran biasanya menggunakan mixer atau blender, bahan pengisi biasanya

laktosa, kaolin, manitoll, amylum, gula bubuk.

2. Pembuatan granuasi basah.

Agar campuran serbuk mengalir bebas dan merata dari hopper kedalam cetakan

mengisinya dengan tepat dan merata, biasanya perlu mengubah campuran serbuk

menjadi granula yang bebas mengalir kedalam cetakan disebut granulasi.

3. Pengayakan adonan lembab menjadi pellet atau granul.

3

Page 4: Teksol Fix 3

Umumnya granuasi basah ditekan melaui ayakan no 6 atau 8, lalu disalurkan

kedalam fluidbeddriers dibuat granul dengan menekankan pada alat yang dibuat

berlubang – lubang.

4. Pengeringan.

Kebanyakan granul dikeringkan dalam cabinet pengering dengan system sirkulasi

udara dan pengendalian temperatur, pada metode ini granul dikeringkan pada

keadaan tertutup dan diputar – putar sambil dialirkan udara yang hangat, pada proses

ini campuran serbuk yang akan dibuat granul diubah menjadi larutan atau suspensis

dan disemprotkan, dikeringkan dalam fluidizedbed untuk menghasilkan granul yang

seragam dan mudah mengalir.

5. Pengayakan kering.

Setelah dikeringkan granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang lebih kecil dari

yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli.

6. Pencampuran bahan pelicin.

Setelah pengayakan kering, biasanya bahan pelicin kering ditambahkan ke dalam

granul.

7. Pembuatan tablet dengan kompresi.

Cara kerjanya memasukan granul kedalam ruang cetakan dan dikempa oleh kedua

gerakan punch atas dan bawah. (Ansel, 1982)

Syarat – syarat tablet :

memenuhi keseragaman ukuran

memenuhi keseragaman bobot

memenuhi waktu hancur

memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat

memenuhi waktu larut (dissolution test) (Anief, M., 2005)

4

Page 5: Teksol Fix 3

B. Tinjauan Bahan

1. Paracetamol

Rumus bangun :

N-acetyl-para-aminophenol

Rumus molekul : C8H9NO2

Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida [103-90-2]

Berat molekul : 151,16

Kandungan : Tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%

C8H9NO2 dihitung terhadap zat anhidrat.

Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.

Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N;

mudah larutan dalam etanol.

Farmakologi :

Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik

ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Asetaminofen di Indonesia lebih dikenal

dengan nama parasetamol, dan tersedia sebagai obat bebas

Efek analgetik Paracetamol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri

ringan sampai sedang. Paracetamol menghilangkan nyeri, baik secara sentral maupun

secara perifer. Secara sentral diduga Paracetamol bekerja pada hipotalamus

sedangkan secara perifer, menghambat pembentukan prostaglandin di tempat

inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik atau

kimiawi.

Efek antipiretik dapat menurunkan suhu demam. Pada keadaan demam,

diduga termostat di hipotalamus terganggu sehingga suhu badan lebih tinggi

Senyawa Paracetamol memiliki waktu paruh 1 – 3 jam, dan tidak menyebabkan

5

Page 6: Teksol Fix 3

perdarahan gastrointestinalis atau gangguan asam basa seperti asam asetilsalisilat,

tetapi mempunyai bentuk toksisitas hepatik sedang sampai berat.

2. Hidroksi Propil Metil Selulosa ( HPMC)

Pemerian : serbuk putih tidak berbau dan tidak memiliki rasa, larut dalam

air

Kelarutan : larut dalam air dingin, praktis tidak larut dala kloroform,

etanol, dan eter, tetapi tidak larut dalam campuran etanol dan

diklorometan, dalam campuran metanol dan diklorometan, dan

campuran air dan alkohol   

Stabilitas : stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat

sejuk dan kering    

OTT : inkompatibel dengan agen pengoksidasi, jika non ionic maka

tidak akan membentuk kompleks dengan garam metalik, atau

ion organik menjadi endapan yang tidak larut. Tidak boleh

dicampur dengan bahan yang mengandung aspirin, beberapa

vitamin garam-garam alkaloid.

Fungsi : penyalut tablet, pengikat tablet, stabilizing tablet, agen

peningkat viskositas

Sifat fisika kimia :

Sifat fisika kimia HPMC ditentukan oleh kandungan gugus metoksi,

hidroksipropil dan berat molekulnya. Sifat pengembangan swelling) dan kelarutan

HPMC tergantung pada berat molekul, derajat substitusi cross-linking.

HPMC mempunyai sifat larut dalam air sehingga mengahsilkan larutan yang

jernih dan dapat menghasilkan tablet yang cukup keras. Dapat digunakan sebagai

pengikat tablet pada konsentrasi 2 % sampai 5 %.

3. Amprotab

Pemerian : Tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna putih berupa

granul-granul kecil berbentuk sferik atau oval dengan

6

Page 7: Teksol Fix 3

ukuran dan bentuk yang berbeda untuk setiap varietas

tanaman.

Kegunaan : Glidan; pengisi tablet dan kapsul; penghancur tablet

dan kapsul;  pengikat tablet.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan air

dingin. Amilum mengembang dalam air dengan

konsentrasi 5-10 % pada 37˚C.

pH : 5,5 – 6,5

Densitas : 1,478 g/cm30

Suhu gelatinasi :  73º C untuk pati jagung.

Aliran : 10,8-11,7 g/det

Kelembaban : 11% untuk pati jagung.

Distribusi ukuran partikel: 2-32 μm untuk pati jagung.

Suhu pengembangan : 65˚C untuk pati jagung.

Stabilitas : Pati kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi

dari kelembaban yang tinggi. Jika digunakan sebagai penghancur pada tablet

dibawah kondisi normal pati biasanya inert. Larutan pati panas atau pasta secara

fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi mikroorganisme sehingga menghasilkan

turunan pati dan modifikasinya yang berbentuk unik.

4. Magnesium Stearat

Rumus molekul :C16H70MgO4

Pemerian : Serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit, mempunyai bau

dan rasa yang khas lemah.

Kelarutan : Praktis tidak larut air

Stabilitas : Stabil dan simpan di tempat kering

OTT : Dengan asam kuat, garam – garam besi dan hindari

pencampuran dengan oksidator kuat.

Konsentrasi : 0,25 – 5,0 %

Kegunaan : lubrikan/zat pelicin

7

Page 8: Teksol Fix 3

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk

5. Talk

Pemerian :  Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.

Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran

debu.

Kelarutan :  Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkalis, pelarut

organik dan air.

Inkompatibilitas : Tidak tercampurkan dengan campuran ammonium quartener.

Kegunaan : Sebagai glidant dan sebagai lubrikan.

6. Laktosa

Pemerian : Berupa serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem.

Tidak berbau dan rasa sedikit manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air

mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam

kloroform dan dalam eter.

Higroskopik : Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau dan tidak

terpengaruh dengan kelembapan suhu ruangan.

Kegunaan : Sebagai bahan pengisi

8

Page 9: Teksol Fix 3

BAB III

PEMBUATAN TABLET PARACETAMOL

METODE GRANULASI BASAH

A. Formula Baku

No Komposisi Fungsi Rentang % % Yang Dikehendaki

∑ Tiap Tablet (mg)

∑ 100 Tablet

(g)

1. PCT BahanAktif 76,92% 500 mg 50 g

2. HPMC Pengikat 5% 32,5 mg 3,25 g

3. Amprotab Penghancur 15% 97,5 mg 9,75 g

4. Mg Stearat Pelicin 1% 6,5 mg 0,65 g

5. Talk Pelicin 1% 6,5 mg 0,65 g

6. Lactosa Pengisi 1,08% 70,2 mg 7,02 g

Cara Perhitungan :

% Yang Dikehendaki

1.Paracetamol : x 100 % = 75,92 %

2.Lactosa : 100% - ( 76,92% + 5% + 15% + 1% + 1% ) = 1,08 %

Jumlah Tiap Tablet

1.HPMC : x 650 = 32,5 mg

2.Amprotab : x 650 mg = 97,5 mg

3.Magnesium Stearat : x 650 mg = 6,5 mg

9

Page 10: Teksol Fix 3

4.Talc : x 650 mg = 6,5 mg

5.Lactosa : x 650 mg = 70,2 mg

Jumlah 100 Tablet

1. Paracetamol : 50 mg x100 =5000 mg =50 g

2. HPMC : 32,5 mg x 100 = 3250 mg = 3,25 g

3. Amprotab : 97,5 mg x 100 = 9750 mg = 9,75 g

4.Magnesium Stearat : 6,5 mg x 100 = 650 mg = 0,65 g

5.Talc : 6,5 mg x 100 = 650 mg = 0,65 g

6.Lactosa : 70,2 mg x 100 = 7020 mg = 7, 02 g

B. Diagram Alir Proses Produksi

Proses Granulasi Basah

10

Page 11: Teksol Fix 3

C. Pelaksanaan

a. Penimbangan

NO NAMA BAHAN JUMLAH

1. Paracetamol 50 gram

2. HPMC 3,25 gram

11

Page 12: Teksol Fix 3

3. Amprotab 9,75gram

4. Mg.Stearat 0,65 gram

5. Talk 0.65 gram

6. Lactosa 0,702 gram

b. Pencampuran Kering

1. Alat : Toples

2. Bahan : Paracetamol, Amprotab, Lactosa

3. Lama Pencampuran : 2 menit

4. Prosedur :

siapkan toples

masukan paracetamol, amprotab dan lactose ke dalam toples

kocok ad homogeny

c. Granulasi

1. Pembuatan larutan pengikat :

Timbang HPMC sebanyak 3,25 gram

Mengukur air sebanyak 10 ml

Masukkan sebagian air kedalam mortir, taburkan HPMC diatasnya sampai

merata dan teteskan sisa air dengan pipet tetes

Tunggu hingga mengembang

Gerus ad mucilago.

d. Pembuatan massa granul

1. Alat : mortir dan stemper

2. Lama granulasi : 20 menit

3. Prosedur :

Menimbang zat aktif paracetamol 50g,sisihkan

Menimbang amprotab 9,75 g, sisihkan

Menimbang Mg stearat 0,65 g dan talk 0,65 g kemudian bungkus dengan

kertas perkamen, sisihkan.12

Page 13: Teksol Fix 3

Mengukur air panas 10x bobot HPMC

Tunggu hingga mengembang lalu gerus ad mucilago.

Tambahkan amprotab sedikit demi sedikit gerus ad homogen

Kemudian tambahkan lactosa gerus ad homogen

Kemudian tambahkan 3 ml air(karena sediaan kering) sedikit demi sedikit

gerus sampai menjadi adonan granul.

Bagi adonan granul menjadi 3 bagian dan kepal menjadi lonjong.

e. Pengayaan massa granul

1. Alat : ayakan

2. Diameter pengayak : 10-14 mesh

3. Prosedur :

Memarut adonan granul diatas ayakan sampai menjadi butiran granul.

f. Pengeringan

1. Alat : oven

2. Suhu : 45° C

3. Lama pengeringan : 60 menit

g. Pengayakan granul kering

1. Alat : Mesh2. Diameter : 16-20

h. Evaluasi granul

1. Uji Bobot Nyata

Bobot jenis nyata adalah perbandingan massa terhadap volume dari sejumlah

serbuk yang dituang bebas kedala suatu gelas ukur.

Alat : Gelas ukur 100 ml, mortir + stemper dan neraca analitik

Cara Kerja :

Ditimbang gelas ukur 100 ml

menggunakan necara analitik

13

Page 14: Teksol Fix 3

Dimasukan granul yang

Sudah diayak, ke dalam gelas ukur

ad 100 ml tanpa di mampatkan

Ditimbang gelas ukur + granul

Dicatat hasil penimbangan

Hasil Pengamatan

No Berat / W

(g)

Volume

(ml)

BJ nyata

( )

1. 33,5 100 0,335

Analisa data

Rumus :

BJ Nyata =

=

=

= 0,335 g/ml

Kesimpulan : jadi dari praktikum uji bobot jenis nyata di dapat hasil 0,335

g/ml

2. Uji Bobot Jenis Mampat

Bobot jenis mampat adalah perbandingan massa terhadap volume setelah massa

tersebut dimampat sampai volume tetap.

14

Page 15: Teksol Fix 3

Alat : Gelas ukur 100 ml, mortir + stemper, lap dan neraca analitik

Cara Kerja :

Dimasukan granul kedalam gelas

Ukur ad 100 ml

Disiapkan lap diatas meja sebagai alas

Diketuk-ketukan gelas ukur keatas meja

sebanyak 3 x replikasi (dengan ketentuan 1

replikasi = 10 ketukan)

Dicatat volume yang di dapat

Hasil Pengamatan :

No Berat

(g)

Volume

(ml)

BJ nyata

( )

1.

1.

33,5 80 0,41875

Analisis Data

Rumus :

BJ Mampat =

=

=

= 0,41875 g/ml

15

Page 16: Teksol Fix 3

% Kompresibilitas =

=

= 20%

Kesimpulan : jadi dari praktikum uji bobot jenis mampat di dapat hasil

0.41875 g/ml dan % kompresibilitas sebesar 20% sehingga granul yang di uji

ukuran kompresibilitasnya termasuk “cukup baik”.

3. Uji Kecepatan Alir

Uji kecepatan alir merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap keseragaman

bobot tablet yang dihasilkan.

Alat : corong , nampan dan stopwatch

Cara Kerja :

a. Sebelum di tambah lubrikan

Dimasukkan granul ke dalam corong,

bagian bawah corong di tutup dengan

menggunakan jari

Disiapkan stopwatch dan nampan

Dilepaskan jari yang menutup bawah

corong secara bersamaan dengan

menjalankan stopwatch tunggu hingga

granul dalam corong habis

Diamati dan dicacat waktu yang

diperoleh

b. Setelah di tambah lubrikan

16

Page 17: Teksol Fix 3

Dimasukkan granul ke dalam toples,

Dimasukkan Mg.stearat dan

Talk, kemudian kocok ad homogen.

Dimasukkan bahan yang sudah

tercampur ke dalam corong,dan tutup

bagian bawah corong dengan jari

Disiapkan stopwatch dan nampan

Dilepaskan jari yang menutup bawah

corong secara bersamaan jalankan

Stopwatch tunggu hingga granul

dalam corong habis

Diamati dan dicacat waktu yang

diperoleh

Hasil Pengamatan :

No

Sebelum di tambahkan lubrikan Sesudah di tambahkan lubrikan

Berat

(g)

Detik

(t)

Kec.alir

(g/detik)

Berat

(g)

Detik

(t)

Kec.alir

(g/detik)

1. 32,788 7 4,684 33,861 6 5,6435

Analisis Data

17

Page 18: Teksol Fix 3

Rumus :

Kecepatan alir =

a. Sebelum ditambah lubrikan

Kecepatan alir =

b. Sesudah ditambah lubrikan

Kecepatan alir =

Kesimpulan : jadi dari praktikum uji kecepatan alir di atas didapatkan hasil

bahwa sebelum ditambah lubrikan hasil yang di dapat adaalah

sedangkan setelah ditambah lubrikan hasil yang didapat

adalah . Kedua hasil tersebut sudah sesuai dengan

ketentuan karena <10 g/detik

4. Uji Sudut Istirahat

Alat : corong , nampan dan penggaris/jangka sorong

Cara kerja :

a. Sebelum di tambah lubrikan

Dimasukkan granul ke dalam corong,

bagian bawah corong di tutup dengan

menggunakan jari

Disiapkan nampan

Dilepaskan jari yang menutup bawah

corong tunggu hingga granul dalam

corong habis

18

Page 19: Teksol Fix 3

Diamati dan dicacat jari jari gundukan

granul yang di nampan

b. Setelah di tambah lubrikan

Dimasukkan granul ke dalam toples,

Dimasukkan Mg.stearat dan

Talk, kemudian kocok ad homogen.

Disiapkan nampan

Dilepaskan jari yang menutup bawah

corong tunggu

hingga granul dalam corong habis

Diamati dan dicacat jari jari

gundukan granul yang di nampan

Hasil Pengamatan :

NoSebelum di tambahkan lubrikan Sesudah di tambahkan lubrikan

h

(cm)

r

(cm)

(oC)

H

(cm)

r

(cm)

(oC)

19

Dimasukkan bahan yang sudah

tercampur ke dalam corong,dan tutup

bagian bawah corong dengan jari

Page 20: Teksol Fix 3

1. 3 4,83 31,840 2,66 4,5 30,583

Analisis Data

Rumus :

ὰ =

a. Sebelum ditambah lubrikan

ὰ = = 31,840 oC

b. Setelah ditambah lubrikan

ὰ = = 30,583 oC

Kesimpulan : jadi dari praktikum uji sudut istirahat diatas didapat hasil bahwa

sebelum ditambah lubrikan sebesar 31,840 oC sedangkan sesudah ditambah

lubrikan sebesar 30,583 oC. Kedua hasil tersebut sudah sesuai dengan

ketentuan karena <45oC

i. Pencetakan Tablet

a. Alat : Single Puch

20

Page 21: Teksol Fix 3

b. Prosedur kerja :

j. Evalusi Tablet

1. Uji keseragaman ukuran tablet

Alat : Jangka Sorong

Prosedur :

Data hasil pengujian :

No. Dimeter (D) Tebal (T) D/T

1. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

2. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

3. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

21

Page 22: Teksol Fix 3

4. 1,215 cm 0,620 cm I,960 cm

5. 1,215 cm 0,620 cm 1,960 cm

6. 1,215 cm 0,630 cm 1,929 cm

7. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

8. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

9. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

10. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

11. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

12. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

13. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

14. 1,215 cm 0,620 cm 1,960 cm

15. 1,215 cm 0,620 cm 1,960 cm

16. 1,215 cm 0,630 cm 1,929 cm

17. 1,215 cm 0,630 cm 1,929 cm

18. 1,215 cm 0,620 cm 1.960 cm

19. 1,215 cm 0,630 cm 1,929 cm

20. 1,215 cm 0,640 cm 1,898 cm

Syarat : garis tengah tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak

kurang dari 1 kali tebal tablet

Perhitungan:

1.

2.

3.

4.

22

Page 23: Teksol Fix 3

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

23

Page 24: Teksol Fix 3

19.

20.

kesimpulan : jadi, 20 tablet yang telah diuji keseragaman ukuran

telah memenuhi syarat keseragaman ukuran karena tablet memiliki D/T tidak

kurang dari 1,33 dan tidak lebih dari 3 cm

2. Uji Keseragaman Bobot

Alat : neraca analitik

Prosedur kerja :

.

Data hasil

pengujian :

24

No. Bobot

1 0,656 gram

2 0,718 gram

3 0,674 gram

4 0,704 gram

5 0,697 gram

6 0,706 gram

7 0,677 gram

8 0,673 gram

9 0,702 gram

10 0,694 gram

11 0,722 gram

12 0,713 gram

13 0,712 gram

14 0,655 gram

15 0,695 gram

16 0,632 gram

17 0,703 gram

18 0,661 gram

19 0,692 gram

20 0.674 gram

Rata2 0,698 gram

Page 25: Teksol Fix 3

Syarat : jika ditimbang satu persatu tidak boleh lebih dari 2

tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya

lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang

bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang

ditetapkan kolom B.

Perhitungan :

Penyimpangan bobot rata-rata kolom A 5% kolom B 10%

Rentang 5% = bobot rat-rata x 5%

= 0,689 x 5%

= 0,034 gram

Rentang bawah = bobot rata-rata - rentang 5%

= 0,689 – 0,034

= 0,655 gram

Rentang atas = bobot rata-rata + rentang 5%

= 0,689 + 0,034

= 0,723 gram

Rentang 10% = bobot rata- rata x 10%

= 0,689 x 10%

= 0,0689 gram

Rentang bawah = bobot rata-rata – rentang 10%

= 0,689 – 0,0689

= 0,620 gram

Rentang atas = bobot rata-rata - rentang 10%

= 0,689 + 0,0689

= 0,758 gram

Kesimpulan : jadi dari uji kesragaman bobot menggunakan 20

tablet dengan rentang 5% menunjukan penyimpangan bobot tablet hanya ada

pada satu tablet (memenuhi syarat ; karena batas maksimal tablet yang

menyimpang adalah 2 tablet). Pengujian menggunakan rentang 10 %

25

Page 26: Teksol Fix 3

menunjukkan bahwa 20 tablet tersebut juga memenuhi syarat keseragaman

bobot.

3. Uji Kekerasan Tablet

Alat : Hardness tester

Prosedur Kerja :

Data Hasil Pengujian :

Tablet Newton Kg

1 68 6,94

2 76 7,76

3 88 8,98

4 104 10,61

26

Ambil 10 tablet

Letakkan tablet uji diantara dua baja yang bergerak

Jalankan alat, amati angka yang tertera pada alat

Hingga tablet pecah maka angka pada alat akan berhenti

Catat angka tersebut dan lakukan perhitungan

Page 27: Teksol Fix 3

5 82 8,37

6 58 5,92

7 58 5,92

8 83 8,47

9 62 6,33

10 80 8,16

Total 77,46

Syarat : Syarat dari uji kekerasan tablet adalah tablet harus

berada pada bobot kisaran 4-8 kg.

Perhitungan :

Rata-rata kerasan tablet : kg

Kesimpulan : jadi dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa

tablet yang diuji memenuhi syarat uji kekerasan tablet karena syarat uji

kerapuhan menyebutkan bahwa kekerasan tablet harus berada pada bobot

kisaran 4-8 kg sehingga hasil yang didapat memenuhi uji kekerasan tablet.

4. Uji Kerapuhan Tablet

Alat : Friabilator

Prosedur Kerja :

27

Ambil 20 tablet bagi menjadi 2 kelompok tablet

Satu persatu dijepit dengan pinset, dibersihkan dengan kuas, timbang

tiap kelompok

Masukkan tablet kelompok A ke satu sisi alat, dan kelompok B pada

sisi yang lain

Page 28: Teksol Fix 3

Data Hasil Pengamatan :

Tablet W awal W akhir

1 0,662 g 0,672 g

2 0,673 g 0,697 g

3 0,703 g 0,703 g

4 0,694 g 0,677 g

5 0,682 g 0,706 g

6 0,706 g 0,696 g

7 0,670 g 0,698 g

8 0,711 g 0,591 g

9 0,698 g 0,703 g

10 0,653 g 0,717 g

11 0,716 g 0,711 g

12 0,705 g 0,671 g

28

Keluarkan tablet dari alat dan bersihkan dengan menggunakan

kuas dengan hati-hati

Timbang kembali tablet tersebut

Jalankan alat dengan kecepatan 25 putaran permenit selama 4 menit

Hitung presentase kehilangan bobotnya

Page 29: Teksol Fix 3

13 0,663 g 0,658 g

14 0,704 g 0,705 g

15 0,673 g 0,565 g

16 0,692 g 0,547 g

17 0,697 g 0,582 g

18 0,722 g 0,577 g

19 0,717 g 0,629 g

20 0,634 g 0,575 g

Total bobot tablet awal = 13,775g

Total bobot pecah = 3,475g

Jumlah yang masih utuh = 14 tablet

Persyaratan : % kerapuhan kurang dari 1%

Perhitungan :

Bobot rata-rata awal =

= 0,735

% rata-rata 100%

= 5,7 %

Kesimpulan : jadi dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa

tablet yang diuji tidak memenuhi persyaratan karena % kerapuhannya lebih

29

Page 30: Teksol Fix 3

dari 1% sedangkan syarat uji kerapuhan menyatakan bahwa % kerapuhan

harus kurang dari 1%.

5. Uji Waktu hancur Tablet

Uji waktu hancur adalah indikator disintegrasi sediaan, yaitu pecahnya sediaan

padat menjadi granul-granul.

Alat : disintegration tester

Prosedur Kerja :

30

Ambil 6 tablet

Masukkan tablet yang akan diuji pada masing masing tabung keranjang disusul satu cakram pada tiap tiap

tabung

Keranjang dimasukkan dalam beaker glass berukuran 1 liter yaang berisikan air suling dengan suhu 37o ± 2o sebagai

media

Amati semua tablet , jika semua tablet hancur sempurna matikan alat lalu

angkat keranjaang

Jalankan alat

Catat waktu yang diperlukan tablet untuk hancur semua menjadi granul

Page 31: Teksol Fix 3

Data Hasil Pengujian :

Tablet Waktu

1 23 menit

2 22 menit

3 26 menit

4 27 menit

5 25 menit

6 25 menit

Syarat : untuk tablet tidak bersalut syarat waktu hancur tablet

adalah < 15 menit.

Kesimpulan : jadi dari data hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa 6

tablet yang diuji tidak memenuhi syarat waktu hancur tablet karena waktu

yang dibutuhkaan ke 6 tablet yang diuji untuk dapat hancur menjadi granul

lebih dari 15 menit

6. Uji Disolusi

Uji disolusi adalah Indikator disolusi sediaan menggambarkan jumlah zat aktif yang

terlarut dalam media disolusi.

Alat : disolution tester (Tipe Dayung) dan spuit

ProsedurKerja :

31

Masukkan sejumlah volume media disolusi( Aquadest ) kedalam wadah (Aquarium danTabung ), pasang alat

Panaskan alat hingga suhu 37o±0,5oC

Masukkan1 tablet kedalam alat, hilangkan gelembung dari permukaan sediaan dan jalankan alat selama 30

menit dengan kecepatan 50 rpm

Page 32: Teksol Fix 3

Syarat : dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari

80% dari jumlah yang tertera pada etiket

Kesimpulan : jadi dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa

tablet yang diuji tidak memenuhi syarat uji disolusi tablet, hal ini dikarenakan

dalam waktu 30 menit kadar tablet yang terdisolusi hanya mendekati 80%

bukan tepat 80%, sedangkan syarat uji disolusi menyebutkan bahwa dalam

waktu 30 menit tablet harus larut tidak kurang dari 80%. Sehingga tablet yang

diuji dikatakan belum memenuhi syarat uji disolusi .

32

Dalam interval waktu atau pada tiap menit ke 10, 20 dan 30 ambil larutan

dari tabung sebanyak 10 ml pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas daun

( alatdayung ) tidak < 10 ml dan setiap penggantian harus diganti dengan larutan sejumlah sama

Amati dan catat hasil perolehan data

Page 33: Teksol Fix 3

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Proses Granulasi Basah

Granulasi basah adalah metode pembuatan tablet dengan pencampuran fase dalam

tablet terlebih dahulu dengan pengikat yang basah, digranulasi lalu dicampurkan dengan

fase luar tablet, kemudian dicetak menjadi tablet. Metode granulasi basah digunakan

karena zat aktif yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu paracetamol memiliki laju

air yang buruk sehingga tidak memungkinkan metode kempa langsung. Paracetamol

sebagai zat aktif dengan efek analgesic dan antipiretik dimasukkan atau digunakan dalam

praktikum ini adalah karena sifatnya yang stabil dalam pemanasan lama. Sedangkan

33

Page 34: Teksol Fix 3

amprotab digunakan karena merupakan zat tambahan yang digunakan sebagai pengisi dan

pengikat karena harganya yang ekonomis. HPMC digunakan sebagai bahan pengikat, Mg

stearat dan talcum sebagai bahan pelican yang dapat meningkatkan sifat alir bahan aktif

obat. Selain bahan – bahan yang telah disebutkan ditambahkan pula lactosa sebagai bahan

pengisi.

Dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah hal pertama yang

harus dilakukan adalah menimbang bahan sesuai dengan yang telah ditentukan seperti

berikut :

1. PCT : 50 gram

2. HPMC : 3,25 gram

3. Amprotab : 9,75 gram

4. Mg Stearat : 0,65 gram

5. Talk : 0,65 gram

6. Lactosa : 0,702 gram

7. Aquadest sebanyank 3x berat bahan pengikat yaitu sebesar 9,75 gram/ml

dibulatkan menjadi 10 ml

Setelah semua bahan ditimbang bahan dimasukkan kedalam toples. Bahan

tersebut yaitu PCT,Amprotab dan lactose. Bahan HPMC dibuat mucilago dengan cara

merebus air terlebih dahulu ukur dengan gelas ukur sebanyak 10 ml masukkan kedalam

mortar lalu taburkan HPMC tunggu sampai mengembang lalu gerus ad mucilago. Dalam

penggerusan ini mucilage HPMC dan air yang terbentuk sudah sesuai ketentuan karena

dapat timbul bunyi (kreks, kreks). Setelah itu masukkan dalam toples kedalam mortar

sedikit demi sedikit sambil terus digerus. Karena massa yang terbentuk terlalu kering dan

kurang homogen maka praktikan menambahkan air sebanyak 3 ml agar adonan dapat

sesuai dengan ketentuan. Setelah itu adonan atau hasil pencampuran mucilago dan bahan

di toples dikempal dan dilihat apakah sudah dapat diayak atau belum. Kemudian bahan

diayak dengan mesh 14 sehingga terbentuk granul . granul yang baik ukurannya harus

hamper sama. Dan granul yang terbentuk pun sudah sesuai dengan ketentuan. Maka

langkah selanjutnya adalah dioven dengan suhu 800C. praktikan tidak menggunakan suhu

450C sesuai ketentuan karena terlalu membutuhkan waktu yang lama .

34

Page 35: Teksol Fix 3

Sebelum dioven dan setelah dioven granul ditimbang dan didapatkan hasil bahwa

sebelum dioven massa granul sebesar 70,188 gramdan setelah dioven massa granul

sebesar 60,649 gram. Dari sini dapat dilihat bahwa massa setelah dioven mengalami

penurunan sebesar kurang lebih 10 gram. Hal ini disebabkan karena ketika dioven air

dalam massa granul menguap sehingga massanya berkurang. Setelah itu massa granul

disimpan dalam toples.

B. Evaluasi granul

1. Uji Bobot Jenis Nyata

Dari data yang didapatkan dari hasil uji bobot jenis nyata, hasil pengujian

menunjukkan bahwa bobot gelas ukur 100 ml yang digunakan adalah sebesar

141,976 g. Setelah granul dimasukkan dalam gelas ukur 100 ml kemudian ditimbang

kembali bobot yang didapat adalah 175,467 g. Dari sini kita dapat mengetahui

bahwa bobot granul saja sebesar 33,5 g. Dengan melakukan perhitungan bobot jenis

nyata yaitu berat granul dibagi dengan volume gelas ukur maka didapatkan hasil

bahwa bobot jenis nyata granul yang diuji sebesar 0,335 g/ml.

2. Uji Bobot Jenis Mampat

Pengujian bobot jenis mampat dimulai dari granul yang digunakan pada uji

bobot jenis nyata tadi dengan berat 33,5 g dimasukkan kedalam gelas ukur secara

bebas kemudian granul tersebut dimampatkan dengan mengetuk-ngetuk gelas ukur

pada meja sebanyak 3 replikasi (1 replikasi = 10 ketukan) atau sampai volume granul

tetap. Dari pemampatan ini didapatkan volume granul sebesar 80 ml. Kemudian

dilakukan perhitungan bobot jenis nyata dan didapatkan bobot jenis nyata granul

0,48175 g/ml.

Dari data yang didapat dari hasil bobot jenis mampat, selanjutnya

digunakan untuk menghitung % kompresibilitas dan di dapatkan hasil %

kompresibilitas granul sebesar 20%. Hasil % kompresibilitas ini dapat dinyatakan

“cukup baik” karena rentang % kompresibilkitas granul yang dinyatakan cukup baik

adalah antara 11-20%.

35

Page 36: Teksol Fix 3

3. Uji Kecepatan Alir

Uji kecepatan alir dilakukan dengan cara memasukkan granul ke dalam

corong kemudian dihitung waktu yang dibutuhkan granul untuk melewati corong

tersebut hingga granul habis. Dari uji kecepatan alir yang dilakukan didapatkan hasil

bahwa sebelum ditambah lubrikan hasil yang didapat adaalah

sedangkan setelah ditambah lubrikan hasil yang didapat adalah .

Kedua hasil tersebut sudah sesuai dengan ketentuan karena <10 g/detik.

4. Uji Sudut Istirahat

Saat uji kecepatan alir granul yang melewati corong akan jatuh di nampan

sehingga membentuk gundukan. Dari gundukan tersebut dihitung diameter dan tinggi

gundukannya untuk menentukan sudut istirhat. Dari uji sudut istirahat yang dilakukan

didapat hasil bahwa sebelum ditambah lubrikan sebesar 31,840 oC sedangkan sesudah

ditambah lubrikan sebesar 30,583 oC. Kedua hasil tersebut sudah sesuai dengan

ketentuan karena <45oC

C. Evaluasi tablet

1. Uji keseragaman bobot

Dari data yang didapatkan hasil keseragaman ukuran, hasil pengujian

ukuran menggunakan sampel 20 tablet yang diuji menunjukkan bahwa tablet-tablet

paracetamol tersebut telah memenuhi syarat uji keseragaman ukuran. Yang mana

syarat tersebut menyatakan bahwa kecuali dinyatakan lain garis tengah tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari kali tebal tablet.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai D/T 20 tablet yang diuji berkisar

antara ,898; ; dan cm. Nilai tersebut tidak lebih dari 3 cm dan tidak

kurang dari 1,333 tebal tablet. Sehingga dinyatakan memenuhi syarat.

2. Uji keseragaman ukuran

Data yang didapat dari uji keseragaman bobot menggunakan sampel 20

tablet paracetamol menunjukkan tablet paracetamol telah memenuhi syarat uji

36

Page 37: Teksol Fix 3

keseragaman bobot. Yang mana syarat tersebut menyatakan bahwa jika ditimbang

satu per satu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yng ditetapkan kolom A

dan ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih

besar dari haga yang di tetapkan di kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet maka

dapat digunakan tablet yang bobot rata-ratanya menyimpang dari harga yang

ditetapkan di kolom B.

Dalam pengujian keseragaman bobot yang digunakan untuk penyimpangan

tablet rata-rataadalah rentang 5% (kolom A) dan rentang 10% (kolom B). Hal ini

dikarenakan berat tablet yang digunakan lebih dari 300mg. Untuk rentang 5%

rentang bawahnyaadalah 0,655 g sedangkan rentang atasnyaadalah 0,729 g. Dari

bobot 20 tablet yang ditimbang tidak semua tablet memiliki bobot di atas rentang

bawah. Pada tablet no. 16 beratnya hanya 0,632 g. Berat tablet tersebut kurang dari

rentang bawah yaitu 0,655g. Namun demikian tablet tetap dinyatakan memenuhi

syarat. Hal ini dikarenakan dalam syarat disebutkan bahwa tidak lebih dari 2 tablet

yang masing-masing bobotnya menyimpang, karena data yang didapat hanya 1 tablet

yang menyimpang bobotnya dengan menggunakan rentang penyimpangan 5%.

Selain rentang 5%, kami juga menggunakan rentang 10%. Untuk rentang

10% rentang bawah yang didapat adalah 0,620g sedangkan rentang atasnyaadalah

0,758g. Dan bobot 20 tablet yang ditimbang semuanya memiliki bobot diatas rentang

bawah dan di bawah rentang atas. Sehingga hasil pengujian menunjukkan tablet

memenuhi syarat uji keseragaman bobot

3. Uji kekerasan

Dari data yang didapat dari uji kekerasan tablet menggunakan hardnes

tester, hasil pengujian menunjukkan hasil bahwa 10 tablet yang diuji memiliki nilai

gaya yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet ke 1 adalah 68 N/6,94 kg, tablet ke

2 adalah 76 N /7,76 kg, tablet ke 3 adalah 88 N/8,98 kg, tablet ke 4 adalah 104

N/10,61 kg, tablet ke 5 adalah 82 N/ 8,37 kg, tablet ke 6 adalah 58 N/ 5,92 kg, tablet

ke 7 adalah 58 N/ 5,92 kg, tablet ke 8 adalah 83 N / 8,47 kg, tablet ke 9 adalah 62 N/

6,63 kg, dan tablet ke 10 adalah 80 N/ 8,16 kg.

37

Page 38: Teksol Fix 3

Nilai-nilai gaya tersebut kemudian dijumlahkan dan rata-ratanya sehingga

didapatkan rata-rata kekerasan 10 tablet adalah 7,746 kg. Rata-rata tersebut sudah

sesuai dengan syarat uji kekerasan tablet yang tertera pada FI3, syarat tersebut

menyebutkan bahwa persyaratan tablet konvesional adalah 4-8 kg sehingga, tablet

paracetamol yang diuji dapat disimpulkan bahwa sudah memiliki persyaratan uji

kekerasan tablet.

4. Uji kerapuhan

Data yang didapatkan dari uji kerapuhan tablet menggunakan friabilator,

hasil pengujian menunjukkan bahwa dari 20 tablet yang telah diuji jumlah tablet

yang masih utut adalah 14 tablet sedangkan tablet yang pecah adalah 6 tablet.

Sebelum dilakukan pengujian 20 tablet paracetamol ditimbang terlebih dahulu di

neraca analitik satu per satub dan didapatkan berat awal sebesar 13,775 kg.

Kemudian setelah diuji dengan alat friabilator masing-masing tablet ditimbang

kembali dan didapatkan berat total utuh adalah 9,705 g sedangkan berat total

tabletpecah adalah 3,475 g. Berdasarkan data bobot total tersebut kemudian

dilakukan lagi perhitun gan bobot rata-rata tablet awal dan % rata-rata kerapuhan 20

tablet. % rata-rata kerapuhan tablet menujukkan angka sebesar 5,714%.

Hasil diatas tidak sesuai/ tidak memenuhi persyaratan kerapuhan tablet.

Dimana syarat kerapuhan tablet menyebutkan bahwa persyaratan kerapuhan untuk

tablet konversional adalah kurang dari 0,5-1%. Sehingga tablet paracetamol yang

diuji dapat disimpulkan bahwa tidak memenuhi persyaratan uji kekerasan tablet.

Ketidaksesuaian hasil dengan starat yang ditetapkan disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya yaitu lamanya durasi antara pengujian dan pencetakan sehingga dalam

penyimpanannya tablet dapat mengalami berbagai perubahan kestabilan maupun

mengalami reaksi karena pengaruh lingkungan sekitar. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi ketidaksesuaian uji kerapuhan adalah formulasi yang salah sehingga

menyebabkan kurang kuat dan mudah rapuh.

5. Uji waktu hancur

38

Page 39: Teksol Fix 3

Dari data hasil praktikum uji ini, waktu yang dibutuhkan tablet nomor 1

untuk hancur menjadi granul adalah 23 menit, tablet nomor 2 adalah 22 menit , tablet

nomor 3 adalah 26 menit, tablet nomor 4 adalah 27 menit, tablet nomor 5 adalah 25

menit dan tablet nomor 6 juga 23 menit. Waktu hancur 6 tablet tersebut tidak

memenuhi syarat uji waktu hancur tablet. Dimana syarat uji waktu hancur

menyebutkan bahwa untuk tablet tidak bersalut waktu yang dibutuhkan untuk tablet

hancur adalah kurang dari 15 menit. Keenam tablet yang diuji semuanya memiliki

waktu hancur lebih dari 15 menit. Sehingga keenam tablet yang diuji dikatakan tidak

memenuhi syarat uji waktu hancur.

Tidak memenuhinya syarat uji waktu hancur dari tablet yang diuji dapat

disebabkan karena pada formulasi , HPMC atau bahan pengikat yang digunakan

persentasenya cukup tinggi yaitu 5 %. Sifat melekat dari HPMC apabila sediaan

menggunakan bahan pelarut organik cenderung menjadi lebih kental dan merekat.

Banyaknya pengikat yang digunakan sangat berpengaruh dalam formulasi sediaan

semakin banyak yang digunakan maka semakin merekat bahan yang satu dengan

yang lainnya. Jadi ketika diuji waktu hancur dengan alat disintregation tester suatu

tablet akan memakan waktu yang lama untuk hancur semua secara sempurna.

Selain penggunaan bahan pengikat yang cukup besar, lamanya waktu hancur

tablet juga disebabkan karena penambahan tekanan pada waktu pentabletan

menyebabkan penurunan porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan

bertambahnya kekerasan tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori –

pori tablet sehingga memperpanjang waktu hancur tablet.

6. Uji disolusi

Dari data hasil praktikum uji disolusi yang dilakukan kadar paracetamol

yang terdisolusi adalah mendekati 80%. Data hasil pengamatan tersebut dapat

dikatakan tidak memenuhi syarat uji disolusi yang telah ditetapkan. Dimana syarat

uji disolusi menyebutkan bahwa dalam waktu 30 menit tablet harus larut tidak

kurang dari 80% dari jumlah yang tertera pada etiket. Karena hasil pengamatan yang

39

Page 40: Teksol Fix 3

didapat hanya mendekati 80% maka tablet paracetamol yang diuji tidak memenuhi

syarat uji disolusi.

Penyebab tablet paracetamol tidak memenuhi syarat uji disolusi disebabkan

oleh beberapa factor yaitu suhu, viskositas, PH, ukuran partikel, polimorfisme dan

sifat permukaan zat. Selain itu dapat juga disebabkan karena beberapa factor lainnya

yaitu sifat fisika kimia obat, factor formulasi, dan factor lingkungan. Dalam

praktikum ini penyebab tablet paracetamol yang diuji belum memenuhi uji disolusi

cenderung disebabkan karena factor formulasi. Hal ini disebabkan karena dalam

formulasi pembuatan tablet paracetamol ini menggunakan bahan pengikat(mg

stearat) dengan persentase yang cukup besar yaitu 5%. Mg stearat memiliki sifat

hidrofob dan dapat menaikkan tegangan antarmuka obat dengan medium disolusi

oleh karenanya penambahan bahan pengikat dengan persentase yang cukup besar

dapat menyebabkan jumlah obat yang larut atau tersdisolusi menjadi sedikit.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uji terhadap tablet paracetamol yang dilakukan diketahui bahwa tablet

paracetamol yang telah dibuat menggunakan metode granulasi basah tidak layak untuk

40

Page 41: Teksol Fix 3

dipasarkan karena tablet tersebut tidak memenuhi persyaratan uji kerapuhan, uji waktu

hancur dan uji disolusi. Hal ini disebabkan karena komposisi bahan pengikat yang

digunakan terlalu banyak yaitu 5%. Tablet yang tidak memenuhi persyaratan uji

kerapuhan dapat mempengaruhi ketahanan tablet saat pengemasan, distribusi dan

penyimpanan. Tablet yang tidak memenuhi persyaratan uji waktu hancur dan uji disolusi

dapat mengindikasikan kecepatan absorbsi paracetamol di dalam tubuh lambat sehingga

mempengaruhi efek terapi paracetamol.

41