bab 3 4 fix

44
BAB III BAHAN PELEDAK 3.1 Latar Belakang Secara praktis, bahan peledak (BP) adalah kumpulan bahan kimia yang mampu mengurai dengan cepat dan menghasilkan ledakan.Penguraian ini menghasilkan gas bertemperatur dan bertekanan tinggi sehingga dapat melakukan kerja mekanis ke sekelilingnya. Agar dapat dipakai dengan aman, BP harus mempunyai stabilitas kimia yang baik pada berbagai kondisi seperti : gesekan, impak, atau panas. Secara umum BP dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari unsur padat, cair, atau gas yang berkondisi metastabil dan dapat melakukan reaksi kimia dengan cepat tanpa ada unsur lainnya, seperti oksigen atmosfir. Reaksinya dapat dipicu secara mekanis kejut atau panas. Ketahanan untuk melakukan reaksi mencerminkan sensitivitas bahan peledak. M. Distyan A./112130142 1 OKSIDER

Upload: ian-afri-wijaya

Post on 29-Jan-2016

66 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

ddd

TRANSCRIPT

Page 1: bab 3 4 fix

BAB III

BAHAN PELEDAK

3.1 Latar Belakang

Secara praktis, bahan peledak (BP) adalah kumpulan bahan kimia yang

mampu mengurai dengan cepat dan menghasilkan ledakan.Penguraian ini

menghasilkan gas bertemperatur dan bertekanan tinggi sehingga dapat melakukan

kerja mekanis ke sekelilingnya. Agar dapat dipakai dengan aman, BP harus

mempunyai stabilitas kimia yang baik pada berbagai kondisi seperti : gesekan,

impak, atau panas.

Secara umum BP dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari unsur padat,

cair, atau gas yang berkondisi metastabil dan dapat melakukan reaksi kimia

dengan cepat tanpa ada unsur lainnya, seperti oksigen atmosfir. Reaksinya dapat

dipicu secara mekanis kejut atau panas. Ketahanan untuk melakukan reaksi

mencerminkan sensitivitas bahan peledak.

Gambar 3.1

Segitiga Detonasi Bahan Peledak

M. Distyan A./112130142 1

OKSIDER

BAHAN BAKAR PENYALAAN

REAKSI

Page 2: bab 3 4 fix

Berdasarkan kategori dasar pembentukan proses ledakan, maka BP dapat dibagi

sebagai berikut :

• Nuklir, contoh : bom atom, uranium, plutonium.**

• Mekanis, contoh : pemanasan air dalam wadah tertutup, kawah.

• Kimia, contoh : kejut, dekomposisi hebat campuran kimia

Pada kecepatan reaksi kimia semua BP bergantung kepada kekuatan

gelombang kejut.BP yang terdiri dari molekul-molekul berenergi tinggi akan

menghasilkan reaksi dekomposisi kimia atau detonasi dengan sangat cepat. Laju

perubahan kekuatan gelombang kejut akan menurun sesuai dengan menurunnya

amplitudo gelombang kejutnya.

Sebaliknya, reaksi detonasi BP komersial sangat bergantung kepada

ukuran pemuatan BP dan derajat pengukungan. BP komersil umumnya memiliki

energi-dalam rendah dan sering berupa gabungan dari komponen bahan bakar dan

oksider yang disatukan dalam butiran yang berbeda. Reaksi kimia BP jenis ini

hanya terjadi saat peledakan. Sebagai contoh, BP yang banyak dipakai untuk

peledakan batuan adalah ANFO. BP ini merupakan campuran butir ammonium

nitrat (AN) dengan bahan bakar solar sebanyak 5.5% ANFO. Dalam bentuk ini

mempunyai bobot isi sekitar 0,8 s/d 1 g/cc, dan umumnya tidak mampu untuk

melakukan detonasi di dalam bentuk dodol tak terkurung dengan diameter < 50

mm.

3.2 Dasar Teori

1. Klasifikasi Bahan Peledak

Menurut Manon, permissible explosives digolongkan dalam bahan peledak

lemah, hal tersebut kurang tepat karena tidak semua permissible explosive

merupakan bahan peledak lemah. Sebenarnya masih ada beberapa cara dalam

menyusun klasifikasi bahan peledak, antara lain :

Menurut Manon (1976), bahan peledak dibagi menjadi :

a. Bahan peledak kimia

b. Bahan peledak mekanis

c. Bahan peledak nuklir

Menurut Mike Smith (Mining Magazine, Feb. 1988) bahan peledak dibagi

menjadi :

M. Distyan A./112130142 2

Page 3: bab 3 4 fix

a. Bahan peledak kuat (high explosives)

b. Blasting agents

c. Speciality explosives

d. Explosivesubstitutes

Tabel 3.1

Klasifikasi Metode Pemecahan Batuan

Pada Tabel 3.1 terlihat klasifikasi metode pemecahan batuan berdasarkan

energi yang digunakan. Dari metode yang disebutkan di atas hanya energi kimia

yang dipergunakan secara luas untuk pemberaian batuan yang kuat. Kecuali bahan

peledak kimia, masih ada jenis bahan peledak lain, yaitu bahan peledak mekanis

(mechanical explosive) dan nuklir (nuclear) seperti yang tercantum dalam

klasifikasi bahan peledak menurut Manon, 1976.

Gambar 3.2

Klasifikasi Bahan Peledak Menurut Mike Smith

M. Distyan A./112130142 3

Page 4: bab 3 4 fix

2. Bahan Peledak Kimia

Bahan peledak kimia yang banyak digunakan di dunia industri

pertambangan, olehbeberapa penulis diklasifikasikan sebagai berikut :

Menurut R. L. Ash bahan peledak kimia dibagi menjadi :

a.Bahan peledak kuat (high explosive), yang memiliki sifat detonation

dengan kecepatan detonasi 5.000 - 24.000 feet per second (fps).

b. Bahan peledak lemah (low explosive), yang memiliki sifat deflagration

dengan

kecepatan reaksi < 5.000 fps.

Menurut Anon (1977) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi :

a. Bahan peledak lemah (low explosives)

b. Bahan peledak kuat (high explosives)

c. Blasting agents

Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia

yang apabila dikenakan panas, benturan, gesekan atau kejutan (shock) secara

cepat dengan sendirinya akan bereaksi dan terurai (exothermic decomposition).

Penguraian ini menghasilkan produk yang lebih stabil, umumnya berupa gas-gas

bertekanan tinggi, karena gas-gas tersebut mengembang pada suhu tinggi akibat

panas yang dihasilkan dari reaksi eksotermis.

Tabel 3.2

Klasifikasi Bahan Peledak Menurut Anon

Besarnya tenaga yang dihasilkan suatu bahan peledak terutama tergantung

pada jumlah panas yang dihasilkan selama peledakan.Ada dua macam istilah

M. Distyan A./112130142 4

Page 5: bab 3 4 fix

untuk reaksi yang terjadi pada bahan peledak kimia, yaitu detonation dan

deflagration. Detonation menunjukkan reaksi kimia yang terjadi pada bahan

peledak dengan kecepatan yang lebih cepat daripada kecepatan suara dan

menyebabkan shattering effects sedangkan deflagration menunjukkan reaksi

kimia yang lebih lambat daripada kecepatan suara dan menyebabkan heaving

effect.

3. Bahan Peledak Lemah (Low Explosive)

Bahan peledak lemah adalah campuran dari potasium nitrat atau sodium

nitrat, sulphur, dan charcoal yang biasa disebut black powder. Black powder

diproduksi dalam dua bentuk, yaitu:

a) Granular atau black blasting powder yang berbentuk butiran kecil;

biasanya dikemas dalam tong seberat 25 pound.

b) Pelleted atau pellet powder yang berbentuk silinder. Ada dua macam black

blasting powder yaitu :

i) Grade A adalah black blasting powder yang mengandung salpeter atau

potassium nitrat. Bahan peledak ini lebih cepat reaksinya, sedikit lebih

berat dan kurang higroskopis dibandingkan dengan grade B.

ii) Grade B adalah black blasting powder yang mengandung sodium

nitrate. Kecepatan pembakaran (burning speed) dari black blasting

powder dikontrol oleh ukuran butir. Semakin kecil ukuran butirannya

akan semakin cepat pembakaran atau reaksi kimianya.

4. Bahan Peledak Kuat (High Explosives)

Berdasarkan fungsinya bahan-bahan (ingredients) yang dipergunakan

untuk membuat bahan peledak kuat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. bahan peledak dasar (explosivesbases)

b. bahan bakar (combustibles)

c. pembawa oksigen (oxygen carriers)

d. antacids

e. penyerap (absorbents)

Beberapa bahan dapat mempunyai fungsi lebih dari satu. Bahan peledak

dasar adalah bahan yang berbentuk padat atau cairan yang apabila dikenakan

M. Distyan A./112130142 5

Page 6: bab 3 4 fix

panas yang tinggi atau kejutan (shock) akan terurai menjadi produk yang berupa

gas-gas disertai pelepasan atau pembebasan energi panas yang besar.

Combustibles dan oxygen carriers ditambahkan dalam suatu bahan

peledak untuk mendapatkan oxygen balance yang baik atau menghindari

terbentuknya N02 (nitrogenoxide) atau CO (carbon monoxide). Antacid

ditambahkan dalam campuran suatu bahan peledak untuk menambah stabilitas

pada waktu penyimpanan dan absorbent digunakan apabila diperlukan untuk

menyerap bahan peledak dasar yang berbentuk cairan.

5. Sifat-Sifat Bahan Peledak

Bahan peledak (BP) mempunyai bermacam-macam sifat. Untuk jenis

bahan peledak tertentu sifat-sifatnya bervariasi tergantung dari pabrik yang

membuatnya. Sifat-sifat BP yang akan dibahas disini adalah sifat-sifat yang

berguna sebagai petunjuk untuk memilih BP. Sifat-sifat tersebut adalah sifat fisik

BP dan sifat detonasi.

Sifat fisik terdiri dari :

a. Bobot Isi

b. Sensitivitas

c. Ketahanan Air

d. Stabilitas Kimia

e. Karakteristik Gas Peledakan

f. Karakteristik Keselamatan

Sedangkan sifat detonasi terdiri dari :

a. Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation)

b. Tekanan Detonasi

c. Tekanan Lubang Tembak

d. Energi atau Kekuatan

5.1. Sifat-sifat Fisik

a. Bobot Isi (density)

Bobot isi (BI) bahan peledak (BP) merupakan salah satu parameter penting

dalam pemilihan BP yang cocok untuk suatu kegiatan peledakan batuan. Bobot isi

berhubungan dengan massa BP yang menempati ruangan lubang tembak. Energi

M. Distyan A./112130142 6

Page 7: bab 3 4 fix

peledakan yang disuplai oleh BP merupakan fungsi dari jumlah massanya,

semakin tinggi BI semakin besar energi peledakannya. BP curah dapat dikirim

dalam berbagai BI. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengatur distribusi energi

peledakan pada kondisi geometri peledakan yang polanya tidak beraturan.

Bobot Isi dari suatu BP dapat pula dinyatakan dalam berat jenis atau

kekuatan dodol ledak. Berat jenis adalah nisbah bobot isi BP terhadap bobot isi air

pada kondisi baku (standar). Sedangkan cartridge count atau stick count adalah

sama dengan 140 dibagi berat jenis dari BP atau dinyatakan dalam jumlah dodol

ledak berukuran 1 1/4" x 8" di dalam kotak seberat 50 Ib.

Berat jenis BP komersial adalah antara 0,6 - 1,7 atau cartridge count

antara 233 – 82. BP berbentuk butiran (free running explosives) bobot isinya

sering dinyatakan dalam jumlah pound BP per foot panjang muatan dalam lubang

tembak yang ukurannya telah ditentukan. Biasanya BP yang mempunyai bobot isi

tinggi akan menghasilkan kecepatan detonasi dan tekanan yang tinggi.

Untuk peledakan di tempat yang kondisinya sukar atau peledakan yang

diharapkan dapat menghasilkan fragmentasi berukuran kecil diperlukan BP

dengan bobot isi tinggi, sedangkan sebaliknya diperlukan BP dengan bobot isi

rendah.

Bobot isi suatu BP menjadi amat penting jika bekerja di tempat yang

kondisinya berair. Karena BI nya harus lebih besar dari 1 gr/cc agar tidak

mengapung di atas bantalan air. BI air di dalam lubang tembak biasanya lebih

besar dari 1 gr/cc, karena adanya partikel padatan atau garam-garam yang

terlarutkan dan sangat dianjurkan untuk menggunakan BP yang BI nya lebih besar

dari 1,1 gr/cc. Sensitivitas, VOD dan energi peledakan dipengaruhi oleh BI.

Sensitivitas hampir semua BP curah menurun dengan menaiknya VOD dan BI.

Selang BI untuk BP komersial dapat dilihat pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Kisaran Bobot Isi Bahan Peledak

M. Distyan A./112130142 7

Page 8: bab 3 4 fix

Berat jenis tidak mempunyai satuan, sedangkan bobot isi mempunyai

satuan gr/cc atau Ib/cuft. Cartridge count atau stick count (SC) adalah jumlah

dodol ledak dengan ukuran 1 1/4" x 8" di dalam kotak seberat 50 lb. Loading

density (de) adalah jumlah berat BP per foot dari panjang muatan dengan satuan

lb/ft. Sedang diameter muatan dinyatakan dalam inci.

b. Sensitivitas

Sensitivitas adalah ukuran kemudahan BP untuk diinisiasi, atau lebih

spesifik lagi adalah energi minimum untuk meledakkan suatu BP dan sering

dinyatakan dalam cap sensitivity. Sensitivitas sering dikacaukan dengan definisi

sensitiveness yang artinya adalah ukuran kemampuan BP untuk melakukan

propagasi.

Uji sensitivitas blasting cap No. 8 adalah uji standar yang sering dipakai

oleh industry BP. Blasting cap No. 8 ini termasuk kategori yang terlemah dan

mempunyai kandungan 2 gram campuran yang terdiri 80% mercury fulminate dan

20% potassium chlorate. Sedangkan blasting cap yang lebih kuat adalah yang

berisi PETN.

c. Ketahanan terhadap air

Ketahanan BP terhadap air adalah ukuran dari kemampuan suatu BP

berada dalam air dengan tidak merusak atau mengubah/mengurangi kepekaannya

(sensitivity). Apabila terdapat air dalam lubang tembak dan waktu antara memuat

dan meledakkan agak singkat, BP dengan nilai ketahanan air baik sudah

memenuhi. Jika waktu BP berada dalam lubang tembak agak lama perlu dipakai

BP dengan nilai ketahanan air yang sangat baik atau memuaskan (excellent).

BP watergel dan emulsion memberikan tekanan terhadap kondisi

basah/air, yang walaupun demikian akan mengubah sifat-sifat lainnya. Pada

dasarnya tidak ada BP komersial yang 100 % tahan air. Tetapi semua BP yang

dikatakan tahan air dapat dipakai secara efektif bila BP dimuatkan ke dalam

lubang tembak dengan hati-hati. Secara kimia BP tidak berubah bila dijaga pada

kondisi penyimpanan tertentu namun demikian dapat dikatakan bahwa stabilitas

kimia akan berubah akibat beberapa hal.

M. Distyan A./112130142 8

Page 9: bab 3 4 fix

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi umur BP :

• formula (susunan campuran)

• kelembaban dan temperatur ekstrim

• kualitas bahan mentah

• kontaminasi

• fasilitas pergudangan

Untuk memudahkan identifikasi kerusakan BP secara visual adalah sebagai

berikut :

• kristalisasi

• perubahan warna

• kinerja lapangan buruk

d. Karakteristik gas peledakan

Diharapkan dari detonasi suatu BP komersial menghasilkan uap air (H20),

karbondioksida (C02), dan nitrogen (N2), walaupun kadang-kadang terdapat juga

hasil tambahan yang tidak diharapkan, yaitu gas-gas beracun seperti karbon

monoksida (CO akibat dari negatif neraca oksigen) dan nitrogen oksida (N02

akibat dari positif neraca oksigen). Gas-gas beracun ini terbentuk karena hasil

suatu proses peledakan yang tidak zero oxygen balance.

Gas-gas beracun ini disebut fumes dan fumes class dari suatu BP

menyatakan sifat dan jumlah dari gas-gas beracun yang terbentuk di dalam proses

peledakan. Untuk kegiatan peledakan di tambang terbuka faktor gas beracun tidak

terlalu merupakan suatu persoalan. Di dalam pekerjaan tambang bawah tanah atau

pekerjaan dalam ruang tertutup atau terkurung, nilai gas beracun dari suatu BP

yang dipakai merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Kehadiran

gas-gas beracun ini dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

- buruknya kontrol kualitas

- kerusakan pada BP

- pengepakan bocor

- diameter muatan BP kurang, atau

- waktu tidur yang terlalu lama (sleep blasting terlalu lama)

Nilai gas beracun dari suatu BP didasarkan pada anggapan bahwa BP

diledakkan dalam bentuk dodol ledak. Pengupasan pembungkus dodol ledak suatu

M. Distyan A./112130142 9

Page 10: bab 3 4 fix

BP akan mengganggu neraca oksigen dan akan berpengaruh kurang baik terhadap

gas-gas beracun yang dihasilkan dan efisiensi peledakan. Air dalam lubang

tembak dapat juga mempunyai pengaruh yang merugikan pada gas-gas beracun

yang dihasilkan dalam proses peledakan, disebabkan oleh kerusakan BP atau

penyerapan panas dari proses peledakan. Tabel 8 menunjukkan klasifikasi dari gas

beracun.

Tabel 3.4

Klasifikasi fumes dari bahan peledak

Untuk memilih BP yang sesuai, juru ledak harus mengetahui kondisi fisik

batuan (kekerasan, density, struktur geologi, dan sebagainya) dan kondisi tempat

kerja (keadaan air, ventilasi yang tersedia) dan tujuan dari pekerjaan peledakan.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dipilih BP yang mempunyai sifat-sifat

yang sesuai.

e. Karakteristik keselamatan

BP komersial dalam penggunaannya harus memiliki sifat-sifat yang dapat

menjamin keselamatan kerja. Oleh karena itu sebelum BP dapat dipakai secara

komersial beberapa uji perlu dilakukan seperti : jatuh impak, batang luncur,

projektil, analisa panas differensial, bakar, dan elektrik statik.

5.2. Sifat-Sifat Detonasi

a. Kecepatan Detonasi (VOD)

Sifat BP yang sangat penting adalah kecepatan detonasi yang dapat diukur

atau dinyatakan dalam angka terkungkung (confined) atau harga tidak terkurung

dengan satuan meter per detik (mpd). Kecepatan detonasi terkungkung (confined

M. Distyan A./112130142 10

Page 11: bab 3 4 fix

detonationvelocity) adalah ukuran dari kecepatan gelombang detonasi (detonation

wave) yang merambat melalui kolom BP di dalam lubang tembak atau ruang

terkungkung lainnya.

Sedangkan kecepatan detonasi tidak terkungkung (unconfined detonation

velocity) menunjukkan kecepatan detonasi BP apabila BP diledakkan dalam

keadaan terbukaatau tidak terkungkung. Karena BP umumnya dipergunakan

dalam keadaan tingkatpengungkungan tertentu, harga kecepatan detonasi dalam

keadaan terbuka atau tidakterkungkung lebih berarti.

Sebagian pabrik mengukur kecepatan detonasi di dalam kolom BP

berdiameter 1,25" yang tidak terkungkung, walaupun beberapa pengukuran

dilakukan di dalam pengungkungan dengan pipa besi dengan diameter berbeda-

beda. Kecepatan detonasi dari suatu BP tergantung pada density, bahan-bahan

(ingredients) yang terdapat dalam BP, ukuran partikel dari bahan-bahan, diameter

muatan (charge) dan derajat pengungkungan. Pengurangan ukuran butir,

penambahan diameter muatan dan penambahan derajat pengungkungan semuanya

cenderung menambah kecepatan detonasi. Memilih BP yang didasarkan atas

kecepatan detonasi perlu mengetahui apakah kecepatan tersebut terkungkung atau

tidak terkungkung.

b. Tekanan Lubang Tembak

Tekanan lubang tembak yang dipublikasi oleh produsen BP seringnya

didasarkan pada pengukuran VOD dengan muatan BP terkungkung. Dalam

melakukan peledakan ANFO, parameter tekanan lubang tembak sangat berguna

karena ANFO adalah BP yang kurang sensitif oleh karenanya tekanan detonasi

tinggi sangat diharapkan. Tekanan yang berada di belakang muka detonasi

menghasilkan tekanan lubang tembak sekitar 50% tekanan detonasi dan ini adalah

hasil ekspansi gas-gas. Tekanan lubang tembak menunjukkan bahwa energi gas

dari BP dan nilainya bergantung kepada :

• pengukungan

• jumlah gas yang dibangkitkan

• temperatur produk reaksi kimia BP

Tekanan lubang tembak akibat dari ekspansi gas-gas reaksi kimia BP, oleh

karenanya tidak mungkin diukur karena tekanan kejutnya sangat besar di muka

M. Distyan A./112130142 11

Page 12: bab 3 4 fix

detonasi yang dapa merusak semua peralatan ukur.

c. Kekuatan Energi (Strength)Strength atau kekuatan adalah ukuran

untuk mengukur energi yang terkandung dalam BP dan kerja yang dapat

dilakukan oleh BP. Tes yang dipakai untuk mengukur adalah ballistic mortar test.

Istilah strength pertama kali dipakai untuk dinamit dengan campuran nitrogliserin

dan kieselguhr (inert filler), 60 % dinamit mengandung 60 % berat nitrogliserin

dan kekuatannya 3 kali kekuatan 20 % dinamit.

Sekarang inert filler dari straight dynamite disubstitusi dengan bahan-

bahan aktif (active ingredients,) seperti : sodium nitrate dan carbonaceous fuel

yang akan menambah energi dalam BP. Akibatnya 60 % straight dynamite yang

mengandung 60 % nitrogliserin hanya kurang lebih 1,5 kali kekuatan dari 20 %

straight dynamite, karena energi yang diberikan oleh tambahan sodium nitrate dan

carbonaceousmaterial dalam 20 % straight dynamite.

Dua macam ukuran strength yang dipakai untuk menilai BP komersial,

yaitu : weight strength adalah membandingkan kekuatan BP dengan dasar berat

yang sama dandodol ledak atau bulk strength membandingkan kekuatan BP

dengan dasar volumeyang sama.Secara tradisional strength dinyatakan dalam

persen dengan straight nitroglycerin dynamite dipakai sebagai standar.

Weight strength dan kekuatan dodolledak dari suatu BP adalah sama

apabila specific gravity dari BP adalah 1.4.

1) Weight strength

Weight strength berguna untuk membandingkan potensi kinerja suatu BP

dengan basis faktor energi. Weight strength biasanya didefinisikan sebagai

berikut. Weight strength = Energi tersedia dari suatu BP X 100% Energi tersedia

ANFO Beberapa BP kekuatannya dinyatakan dalam weight strength dan sebagian

lagi dinyatakan dalam kekuatan dodol ledak. Oleh karena itu, penting bagi

pemakai BP mengetahui kekuatan yang mana yang digunakan untuk menyatakan

kekuatan BP yang akan dipakai. Secara umum kekuatan dinamit dinyatakan

dengan dasar weight strength dan gelatin dinyatakan dengan dasar kekuatan dodol

ledak, walaupun hal ini tidak selalu benar.

M. Distyan A./112130142 12

Page 13: bab 3 4 fix

2) Bulk strength

Bulk strength suatu BP dinyatakan sebagai perbandingan energi suatu BP

terhadap energi yang diberikan oleh volume ekivalen BP ANFO. Bulk strength

berguna untuk membandingkan potensi kinerja suatu BP dengan basis volume

ekivalen lubang tembak, atau panjang muatan untuk diameter lubang yang sama.

Bulk strength = Weight strength x Bobot isi x 100% Bobot isi ANFO

Energi tersedia tidak memberikan indikasi laju pelepasan energi (Energy

ReleaseRate = ERR) atau proporsi suatu BP untuk bekerja secara efektif dalam

pembongkaran dan pemindahan batu. Weight dan Bulk strengths tidak

memberikan data energi tersedia secara langsung melainkan hanya perkiraan kerja

efektif yang dapat dilakukan oleh suatu BP. Oleh karena itu timbul suatu istilah

baru yang disebut sebagai Energi Efektif.

3) Energi Efektif (EE)

Berdasarkan pengamatan high speed film camera, pergerakan burden pada

akhirnya menyebabkan gas ledakan bahan peledak (BP) keluar dari lubang

tembak dan merekahkan massa batuan. Gas ini mengandung sejumlah

besarenergi. Energi BP sesungguhnya terdiri dari Energi Aktivasi dan pelepasan

energi dalam bentuk Energi Kejut dan Energi Gelombang.

Energi Efektif (EE) adalah energi yang berguna dalam proses detonasi

atau energi yang dilepaskan oleh BP begitu tekanan gas ledakan menurun dan

berhenti dimana tekanan gas keluar dari massa batuan dan oleh karena itu berhenti

melakukan kerja efektif. Energi tersedia dapat diplot dalam bentuk Energi

Kumulatif dengan menurunnya tekanan gas. Energi Efektif adalah Kumulatif

Pelepasan Energi hingga berhenti, yaitu pada tekanan sekitar 100.000 kPa atau

1.000 Bar. Nilai Energi Efektif Iebih kecil daripada Energi Total atau Energi

Tersedia, dan bergantung kepada korakteristik kurva Energi-Tekanan.

Pengukuran dan perhitungan energi sulit untuk dilakukan, namun metode

eksperimen telah banyak dilakukan, antara lain :

• Ballistic mortar

• Trautzl lead block test

• Underwater detonation test

• Crater test

M. Distyan A./112130142 13

Page 14: bab 3 4 fix

• Langefors weight strengh

Secara teoritik energi juga dapat dihitung dengan menggunakan

persamaan-persamaan termodinamik. Energi yang dihitung dengan hukum-hukum

termodinamik akan lebih besar daripada hasil pengamatan eksperimen. Hal ini

disebabkan oleh banyaknya kehilangan energi saat BP diledakkan.

3.3 Pelaksanaan Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis , 8 Oktober 2015 Pukul 13.00

WIB di Laboratorium Pengeboran dan Peledakan di Kampus II UPN ” Veteran ”

Yogyakarta.

3.4 Pembahasan

a. Pengertian bahan peledak menurut ahli dan Keppres

Bahan peledak ialah suatu bahan yang stabil yang apabila dikenai stimulasi

secara tepat maka dengan cepat akan berubah dari padat atau cair menjadi gas

yang panas dan ekspansif, yang mengakibatkan tekanan sekitarnya (Glorier

Family Encyclopedia, 1995). Bahan peledak ialah suatu bahan atau campuran

yang dapat bereaksi dalam waktu sangat singkat dan menghasilkan energi dalam

jumlah besar oleh karena terjadinya volume gas yang sangat besar pada

temperatur yang bertekanan yang sangat tinggi, diikuti efek mekanik, visual dan

akustik yang sangat tinggi (Berta G., 1990). Bahan peledak adalah bahan atau zat

yang berbentuk padat, cair, gas atau campurannya, yang apabila dikenai suatu aksi

berupapanas, benturan atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat

lain yang sebagian besar atau keseluruhannya berbentuk gas dan perubahan

tersebut berlansung dalam waktu yang sangat singkat, disertai efek panas dan

tekanan yang sangat tinggi (Keppres RI No.5 tahun 1988).

b. Sifat-sifat bahan peledak

Sifat fisik terdiri dari :

a. Bobot Isi

b. Sensitivitas

c. Ketahanan Air

d. Stabilitas Kimia

M. Distyan A./112130142 14

Page 15: bab 3 4 fix

e. Karakteristik Gas Peledakan

f. Karakteristik Keselamatan

Sedangkan sifat detonasi terdiri dari :

a. Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation)

b. Tekanan Detonasi

c. Tekanan Lubang Tembak

d. Energi atau Kekuatan

c. Klasifikasi bahan peledak menurut Keppres

Keppres No. 5 / 1988 dan SK Menhankam No. SKEP/974/VI/1988 membagi

bahan peledak (explosives) menjadi dua golongan besar yaitu :

1. bahan peledak industri (komersial)

2. bahan peledak militer

Bahan peledak (handak) industry dibedakan ke dalam dua kelompok sesuai

dengan kecepatan gelombang kejutnya( Jimeno dkk., 1995), yaitu :

1) .bahan peledak cepat (rapid and detonation explosives), memiliki

kecepatan 2000-7000 m/detik, dan dibedakan lagi menjadi dua yaitu

primer (energinya tinggi dan sensitive, untuk isian detonator dan primer

cetak, seperti mercury fulminate, PETN, pentolite) dan sekunder yang

kurang sensitive, dipakai untuk isian lubang ledak.

2) bahan peledak lambat (slow and deflagrating explosives), memiliki

kecepatan dibawah 2000 m/ detik, contoh gunpowder senyawa

piroteknik dan senyawa propulsive untuk artileri.

M. Distyan A./112130142 15

Page 16: bab 3 4 fix

Gambar 3.3

Contoh Produk Bahan Peledak

3.5 Kesimpulan

Bahan Peledak definisikan sebagai kumpulan dari unsur padat, cair, atau gas yang

berkondisi metastabil dan dapat melakukan reaksi kimia dengan cepat tanpa ada

unsur lainnya, seperti oksigen atmosfir. Reaksinya dapat dipicu secara mekanis

kejut atau panas. Ketahanan untuk melakukan reaksi mencerminkan sensitivitas

bahan peledak.

Sifat-sifat Bahan Peledak

Sifat fisik terdiri dari :

a. Bobot Isi

b. Sensitivitas

c. Ketahanan Air

d. Stabilitas Kimia

e. Karakteristik Gas Peledakan

f. Karakteristik Keselamatan

Sedangkan sifat detonasi terdiri dari :

a. Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation)

b. Tekanan Detonasi

c. Tekanan Lubang Tembak

d. Energi atau Kekuatan

klasifikasi bahan peledak menurut keppres No. 5 / 1988 dan SK

Menhankam No. SKEP/974/VI/1988 membagi bahan peledak (explosives)

menjadi dua golongan besar yaitu :

1. bahan peledak industri (komersial)

2. bahan peledak militer

M. Distyan A./112130142 16

Page 17: bab 3 4 fix

BAB IV

KESETIMBANGAN OKSIGEN

4.1 Latar Belakang

Dalam suatu reaksi peledakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar

bahan peledak yang digunakan efektif dan dampak lingkungan yang ditimbulkan

minimum. Salah satunya adalah keseimbangan oksigen dalam reaksi.

Keseimbangan oksigen dalam reaksi peledakan perlu diperhitungkan agar

gas beracun yang ditimbulkan oleh reaksi peledakan tersebut sangat kecil dan agar

bahan peledak yang digunakan itu efisien. Maksudnya, energi yang dihasilkan

maksimum dan dampak lingkungan atau gas beracun minimum.

Dalam praktikum Teknik Peledakan yang membahas hal mengenai

Keseimbangan Oksigen ini, praktikan diajak untuk membahas masalah

kesetimbangan oksigen dalam suatu rangkaian peledakan. Adapun tujuan yang

ingin dicapai dalam acara Keseimbangan Oksigen :

1 Agar praktikan dapat memahami dasar-dasar rancangan komposisi bahan

peledak.

2 Agar praktikan memahami pada saat bagaimana bahan peledak bisa

menghasilkan gas beracun (fumes), sehingga tidak sembarangan dalam

membuat rakitan bahan peledak.

3 Agar praktikan dapat menyusun komposisi (persentase) campuran bahan

peledak yang akan digunakan dalam suatu operasi peledakan dengan benar

agar dapat memperoleh energi maksimal dan tidak menghasilkan gas

beracun.

M. Distyan A./112130142 17

Page 18: bab 3 4 fix

4 Agar praktikan dapat memahami perhitungan dalam suatu persamaan kimia

dalam kaitannya dengan keseimbangan oksigen

4.2 Dasar Teori

Bahan peledak komersil merupakan suatu rakitan yang terdiri dari bahan-

bahan berbentuk padat atau cair atau campuran dari keduanya, yang apabila

terkena suatu aksi misalnya panas, berbenturan, gesekan dan sebagainya, dapat

bereaksi dengan kecepatan tinggi, membentuk gas dan menimbulkan efek panas

serta tekanan yang sangat tinggi.

Secara umum bahan peledak merupakan campuran dari senyawa-senyawa

yang mengandung 4 unsur dasar/utama yaitu : C, H, N, dan O.

Untuk menghasilkan pengaruh kekuatan tertentu kadang-kadang ditambahkan

unsur-unsur yaitu : Al, Ca, Na, Mg,dsb.

Bahan peledak komersial dibuat berdasarkan pada prinsip Zero Oxygen Balance

(ZOB). Artinya jumlah oksigen yang terdapat dalam bahan peledak apabila

bereaksi hanya cukup untuk membentuk smoke, seperti N2O2, CO2, N2 bebas.

Kekurangan oksigen dalam bahan peledak akan mengakibatkan Negativ Oxygen

Balance (NOB) yaitu terjadi gas CO yang beracun. Apabila kelebihan oksigen

akan mengakibatkan Positiv Oxygen Balance (POB) yaitu terjadi NO, NO2 yang

beracun.

Namun, kita sebagai manusia tidak dapat memastikan bahwa dalam suatu

reaksi peledakan tidak akan menghasilkan fumes. Ketelitian manusia sangat

terbatas sehingga walaupun secara teori, reaksi peledakan akan menghasilkan

Zero Oxygen Balance namun bisa saja terbentuk fumes karena nilai dari

persamaan perhitungan oksigen balance ini hanya merupakan pendekatan.

Bahan peledak yang sering digunakan dalam dunia pertambangan antara

lain ANFO, TNT atau trinitrotoluene, Nitroglicerine. Tapi dalam laporan ini,

hanya akan membahas keseimbangan oksigen dari reaksi peledakan dengan bahan

peledak ANFO (NH4NO3+CH2).

Rumus kimia ZOB :

3 NH4NO3 + CH2 7 H2O + CO2 + 3 N2 ................................... (1.1)

Persamaan untuk perhitungan keseimbangan oksigen adalah :

M. Distyan A./112130142 18

Page 19: bab 3 4 fix

a. Jika dalam bahan peledak hanya terdapat unsur C, H, O dan N,

persamaannya :

OB = Oo – 2Co – 1/2Ho.........................................................................(1.2)

b. Jika dalam campuran bahan peledak terdapat unsur tambahan (Na,Ca, Al, dsb)

yang memiliki afinitas terhadap oksigen, persamaannya :

OB = (Oo – 1/2Nao – Cao - …) – 2Co – 1/2Ho ................................... (1.3)

Bahan peledak komersial pada umumnya adalah dari klas bahan peledak

kimia (Chemical Explosive). Dalam halini,detonator,sumbu ledak dan sumbu api

harus diperlakukan sebagai bahan peledak.

Beberapa sifat bahan peledak yang harus diperhatikan yaitu :

1. Kekuatan (Strength)

2. Kerapatan (Density), Berat jenis (Spesific Gravity)

3. Kecepatan detonasi (Detonation Velocity)

4. Kepekaan (Sensitivity)

5. Ketahanan terhadap air (Water resistence)

6. Gas beracun (fumes)

7. Kemasan (Package)

Selain itu, perlu diperhatikan energi total yang dihsilkan dari suatu reaksi

peledakan agar kita dapat mengetahui perbandingan bahan bakar yang digunakan

dengan total energi yang dihsilkan.

Rumusannya adalah :

Q = Qp – Qr....................................................................................... (1.4)

Keterangan :

Q = Energi totoal

Qp = Energi produktan

Qr = Energi reaktan

M. Distyan A./112130142 19

Page 20: bab 3 4 fix

Tabel 4.1

Bahan-Bahan Kimia Pembentukan Bahan Bakar

No

.

Nama Simbul Kimia Fungsi

1. Nitroglycerin C3H3(NO3)3 E.B.

2. Trinitrotoluene C6H2CH3(NO2)3 E.B.

3. Dinitrotoluene C7N2O4H6 E.B.

4. Ethylele glycol dinitrate C2H4(NO3)2 E.B., Antifreeze

5. Nitrocellulose (guncotton) C6H7(NO3)3O2 E.B., Gel. agent

6. Nitrostarch E.B., Nonheadache expl.

7. Ammonium Nitrate NH4NO3 E.B., O.C.

8. Potassium Chlorate KClO3 E.B., O.C.

9. Potassium Perchlorate KClO4 E.B., O.C.

10. PETN C5H8N4O12 E.B., (Caps & det. Fuse)

11. Lead Azide C5H8N4O12 E.B. Caps.

12. Mercury Fulminate Hg(ONC)2 E.B.,Caps.

13. Sodium Nitrate NaNO3 O.C., reduce Fr. point

14. Potassium Nitrate KNO3 O.C.

15. Wood Pulp (C6H10O5)n Absorbent, combustile

16. Fuel oil CH2 Fuel

17. Paraffin CH2 Fuel

18. Lampblack C Fuel

19. Chalk CaCO3 Antiacid

20. Zinc Oxide ZnO Antiacid

21. Aluminium metal Al Catalyzer

22. Magnesium metal Mg Catalyzer

M. Distyan A./112130142 20

Page 21: bab 3 4 fix

23. Kieselguhr SiO2 Absorbent, anti caking

24. Liquid Oxygen O2 O.C.

25. Sulphur S Fuel

26. Salt NaCl Flame depressant

Keterangan :

E.B. = Explosive Base ;

O.C. = Oxygen Carrier

PETN = Pentaerythritol Tetranitrate

Untuk menghitung panas peledakan dapat diukur berdasarkan panas

pembentukan pruduk dan panas pembentukan reaktan. Panas dari masing-masing

senyawa tersebut dapat dilihat dari table berikut

Tabel 4.2

Heat Energi (Q) Yang Dihasilkan Oleh Bahan Peledak

No. Bahan Peledak SG SC Q (Cal/gram)

1. Nitroglycerin (NG) 1,6 88 1420

2. PETN 1,6 88 1400

3. RDX 1,6 88 1320

4. Composition B 1,6 88 1140

5. Tetryl 1,6 88 1010

6. NG Gelatin 40% 1,5 94 820

7. Slurry(TNT-AN-H2O, 20/65/15) 1,5 94 770

8. NG Gelatin 100% 1,4 101 1400

9. NG Gelatin 75% 1,4 101 1150

10. AN Gelatin 75% 1,4 101 990

11. NG Dynamite 60% 1,4 101 930

12. AN Gelatin 40% 1,4 101 800

13. NG Dynamite 60% 1,3 109 990

14. PETN 1,2 118 1200

15. Semigelatin 1,2 118 940

16. Extra dynamite 60% 1,2 118 880

17. Amatol, 50/50 1,1 128 890

M. Distyan A./112130142 21

Page 22: bab 3 4 fix

18. RDX 1,0 141 1280

19 DNT 1,0 141 960

20. TNT-AN, 50/50 1,0 141 900

.21. TNT 1,0 141 870

22. AN-FO,94/6 0,9 157 890

23. ANLow-density dynamite 0,8 176 880

24. AN 0,8 176 350

4.3 Pelaksanaan Praktikum

Pada praktikum acara IV ini dilaksanakan pada :

Hari, tanggal : Selasa, 06Oktober 2015

Sesi / jam : II / 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Laboratorium Pemboran dan Peledakan Teknik

Pertambangan, F dsssssssssssss Fakultas Teknologi Mineral,

UPN “Veteran” Yogyakarta

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam praktikum

adalah

1. Solar

2. Urea

3. Pewarna

4. Corong

5. Gelas Ukur

6. Neraca Ohauss

7. Piring Ukur

Adapun Prosedur Praktikum acara IV :

Dalam menganalisis kesetimbangan oksigen dilakukan pencampuran antara

solar dan urea, langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

a. Menimbang piring ukur tempat meletakan urea menggunakan neraca ohauss

b. Menimbang ureasebanyak 95 gr dan menuangkan solar kedalam gelas ukur

sebanyak 6,7 ml.

c. Mencampur solar sebanyak 6,7 ml dengan 95 gr urea.

d. Mengaduk campuran solar dan urea hingga tercampur rata

M. Distyan A./112130142 22

Page 23: bab 3 4 fix

e. Memberi warna merah pada campuran solar dan urea sebagai penanda urea

telah digunakan.

4.4 Pembahasan

M. Distyan A./112130142 23

Gambar 4.1Pewarna

Gambar 4.2Solar

Gambar 4.3Urea

Gambar 4.4Corong

Page 24: bab 3 4 fix

Suatu bahan peledak umumnya mengandung elemen – elemen karbon,

oksigen, hidrogen dan nitrogen. Hubungan yang dipakai untuk menghitung neraca

oksigen dapat dinyatakan sebagai berikut :

OB = O0 – 2C0 – ½ H0

O0 , C0, H0, adalah menyatakan jumlah gram dari masing – masing elemen

dalam bahan peledak. Dari persamaan di atas dapat dilihat angka 2 dan ½ didapat

masing – masing dari 2 atom oksigen yang dibutuhkan untuk setiap atom karbon

dan ½ atom oksigen yang dibutuhkan unutk setiap atom hidrogen.Umumnya

produk yang diinginkan dari suatu peledakan adalah uap air, carbondioksida, gas

nitrogen, dan oksida padat dimana semuanya adalah relatif inert dan tidak

beracun.

Persamaan dalam suatu reaksi peledakan :

1. 3 NH4NO3 + CH2 7 H2O + CO2 + 3 N2 Smoke

2. 2 NH4NO3 + CH2 5 H2O + N2 + CO Fumes ( CO )

3. 5 NH4NO3 + CH2 11 H2O + CO2 + 4 N2 + 2NO Fumes ( NO )

Persamaan reaksi 1 merupakan ZOB ( Zero oksigen balance ) dimana yang

dihasilkan adalah smoke dan tidak beracun.

Persamaan reaksi 2 merupakan NOB ( Negatif oksigen balance ) dimana

yang dihasilkan adalah fumes berupa gas CO ( Carbon monoksida )

Persamaan reaksi 3 merupakan POB ( Positif oksigen balance ) dimana

yang dihsilkan adalah fumes berupa gas NO ( Nitrogen monoksida )

Untuk mendapatkan ZOB maka perbandingan NH4NO3 dan CH2 adalah 94,5

% NH4NO3 dan 5,5 % CH2. Semakin besar persentase dari NH4NO3 maka akan

dihasilkan POB dan sebaliknya. Jika, NH4NO3 semakin kecil maka dihasilkan

NOB.

Dalam perhitungan oxygen balance perlu dihitung berapa besar energi yang akan

dihasilkan dari suatu reaksi peledakan. Rumusannya adalah :

Q = Energi totoal

Qp = Energi produktan

Qr = Energi reaktan

Untuk menghasilkan energi (heat of explosion) setinggi mungkin dan untuk

mencegah timbulnya gas-gas beracun (fumes: CO, NO, NO2), bahan peledak

komersial dibuat berdasarkan prinsip “Zero Oxygen Balance”, artinya: Dalam

M. Distyan A./112130142 24

Q = Qp – Qr

Page 25: bab 3 4 fix

bahan peledak terdapat jumlah oksigen yang tepat sehingga selama reaksi seluruh

Hidrogen akan membentuk uap air (H2O), Carbon bereaksi membentuk CO2, dan

Nitrogen menjadi gas N2 bebas.

Ketiga jenis gas tersebut (H2O, CO2, N2) disebut “smoke” dan tidak beracun,

Hasil praktikum :

Persamaan reaksi peledakan :

1. 3 NH4NO3 + CH2 7 H2O + CO2 + 3 N2 Smoke (ZOB)

2. 2 NH4NO3 + CH2 5 H2O + N2 + CO Fumes (NOB)

3. 5 NH4NO3 + CH2 11 H2O + CO2 + 4 N2 + 2NO Fumes (POB)

Perhitungan kadar NH4NO3dan CH2

1. Diketahuipersamaanreaksinya

3 NH4NO3 + CH2 7 H2O + CO2 + 3 N2

( Hitung berat molekul dari masing – masing senyawa )

3 ( 80 ) + 14 7( 18 ) + 44 + 3 ( 28 )

254 = 254

NH4NO3 =

=

= 94,49 %

CH2 =

=

= 5,51 %

Apabila suatu ANFO diketahui beratnya 200 gram, maka kita dapat

menghitung berat dari NH4NO3 dan CH2 dengan cara mengalikan kadar dengan

berat.

Berat NH4NO3 = 94,49 % * 100 = 94,49 gram

Berat CH2 = 5,51 % * 100 = 5,51 gram ( berat CH2 dari gram diubah ke liter )

5,51 gam / 0,82 = 6,7 mL. ( 1 Liter = 0,82 gram )

2. Tidak diketahui persamaan reaksinya

NH4NO3 + CH2 H2O + CO2 + N2

M. Distyan A./112130142 25

BM NH4NO3 BMreaktan

∗100 %

240254

∗100%

14254

∗100%

BM CH2BMreaktan

∗100 %

Page 26: bab 3 4 fix

Tabel 4.3

Persamaan Pembuatan ANFO

Jenis bahan % berat H0 C0 N0 O0

NH4NO3 X 4/80 x - 2/80 x 3/80 x

CH2 Y 2/14 y 1/14 y - -

Total x + y = 100 2/80x + 2/14 y1/14 y 2/80 x 3/80 x

Persamaan I : x + y = 100

Persamaan II: ZOB = O0 – 2C0 – ½ H0

0 = 3/80 x – 2(1/14y) – ½(4/80x + 2/14y)

0 = 3/80x – 2/14y – 2/80x – 1/14y

0 = 1/80x – 3/14y

0 = 0,0125x – 0,2142y

y = 0,058333x ( subsitusi ke persamaan I )

Nilai x : x + y = 100

x + 0,05833 x = 100

x = 94,49 % * 100 g = 94,49 g

y = 0,05833 * 94,49 = 5,51 % * 100= 5,51 g

Nilai dari NH4NO3 dan CH2 :

NH4NO3 :

N = 2/80 * 94,49 = 2,4623 mol * 14 = 34,47 gram

H = 4/80 * 94,49 = 4,7245 mol * 1 = 4,7245 gram

O = 3/80 * 94,49 = 3,5438 mol * 16 = 56,7008 gram

CH2 :

C = 1/14 * 5,51 = 0,3936 mol * 12 = 4,7228 gram

H = 2/14 * 5,51 = 0,7871 mol * 1 = 0,7871 gram

Untuk merancang suatu campuran bahan peledak berdasarkan prinsip

kesetimbangan oksigen, diperlukan pengertian tentang senyawa-senyawa dan

hasil reaksi kimianya.

4.5 Kesimpulan

M. Distyan A./112130142 26

Page 27: bab 3 4 fix

Bahan peledak adalah suatu rakitan yang terdiri dari bahan – bahan

berbentuk padat atau cair atau campuran dari keduanya yang apabila terkena suatu

aksi misalnya panas, benturan, gesekan dan sebagainya dapat bereaksi dengan

kecepatan tinggi, membentuk gas dan menimbulkan efek panas serta tekanan yang

sangat tinggi.

Sifat dari bahan peledak yang harus diperhatikan :

a. Kekuatan

b. Kerapatan, Berat jenis

c. Kecepatan detonasi

d. Kepekaan

e. Ketahanan terhadap air

f. Gas beracun

g. Kemasan

Unsur-unsur dasar bahan peledak komersial adalah C, H, N, dan O.Persamaan

yang digunakan untuk menghitung keseimbangan oksigen adalah :

OB = Oo – 2 Co – ½ Hoatau

OB = (Oo – ½ Ho – Cao - ……) – 2 Co – ½ Ho

Rumusan perhitungan energi :

Q = Qp – Qr

Keterangan :

Q = Energi total

Qp= Energi produktan

Qr = Energi reaktan

Energi yang dihasilkan tergantung dari reaksi yang terjadi apakah ZOB , NOB

atau POB.

Hal yang perlu diperhatikan dalam merakit bahan peledak adalah komposisi

bahan peledak agar sesuai dengan keseimbangan oksigen sehingga nantinya tidak

menimbulkan gas-gas beracun seperti CO apabila komposisi bahan peledak

kekurangan oksigen (Negative Oxygen Balance) dan NO apabila komposisi bahan

peledak kelebihan oksigen (Positive Oxygen Balance) yang dapat membahayakan

para pekerja. Dalam membuat bahan peledak diperlukan komposisi yang tepat

sehingga nantinya tidak kelebihan ataupun kekurangan oksigen melainkan

M. Distyan A./112130142 27

Page 28: bab 3 4 fix

komposisi oksigen yang seimbang atau disebut Zero Oxygen Balance (ZOB).

Adapun reaksinya adalah sebagai berikut :

1. Untuk kelebihan oksigen (Positive Oxygen Balance)

5 NH4NO3 + CH2 11 H2O + CO2 + 4N2 + 2 NO

2. Untuk oksigen yang seimbang (Zero Oxygen Balance)

3 NH4NO3 + CH2 7 H2O + CO2 + 3 N2

3. Untuk kekurangan oksigen (Negative Oxygen Balance)

2 NH4NO3 + CH2 5 H2O + CO + 2 N2

Jadi yang diinginkan itu adalah komposisi bahan peledak yang kandungan

oksigennya seimbang (Zero Oxygen Balance), dimana tidak menghasilkan gas

beracun melainkan menghasilkan smoke (H2O + CO2 + N2). Komposisi bahan

peledak yang mengandung AN dan FO memiliki % berat agar terjadi ZOB yaitu

94,5 % untuk AN dan 5,5 % untuk FO, jika tidak maka akan menghasilkan gas

beracun.

M. Distyan A./112130142 28

Page 29: bab 3 4 fix

DAFTAR PUSTAKA

1. Barlian Dwinagara (2015), Buku Petunjuk Praktikum Teknik Peledakan,

Laboratorium Pemboran & Peledakan Program Studi Teknik Pertambangan,

FTM, UPN ‘Veteran’ Yogyakarta.

2. Koesnaryo S, (2001), Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak,Program

Studi Teknik Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta.

Yogyakarta.

M. Distyan A./112130142 29

Page 30: bab 3 4 fix

LAMPIRAN

M. Distyan A./112130142 30

Page 31: bab 3 4 fix

M. Distyan A./112130142 31