_acara 4 fix eve

27
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris, karena mempunyai areal pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani, akan tetapi dewasa ini lahan-lahan pertanian yang ada di Indonesia semakin sempit khususnya lahan produktif. Hal ini terjadi karena peningkatan pengembangan sektor industri yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri. Oleh karena itu, perlu dilakukan ekstensifikasi untuk memperoleh lahan pertanian baru. Dan salah satu peluangnya adalah pemanfaatan lahan pasir pantai. Lahan pasir pantai sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian. Mengingat luas lahan pantai sangat luas dan belum termanfaatkan secara optimal. Total panjang garis pantai Indonesia adalah 99.093 Km. Lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal

Upload: agus-harianto

Post on 11-Jul-2016

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BTLM

TRANSCRIPT

Page 1: _acara 4 fix eve

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris, karena mempunyai areal pertanian

yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai

petani, akan tetapi dewasa ini lahan-lahan pertanian yang ada di Indonesia

semakin sempit khususnya lahan produktif. Hal ini terjadi karena peningkatan

pengembangan sektor industri yang menyebabkan alih fungsi lahan pertanian

menjadi kawasan industri. Oleh karena itu, perlu dilakukan ekstensifikasi untuk

memperoleh lahan pertanian baru. Dan salah satu peluangnya adalah pemanfaatan

lahan pasir pantai.

Lahan pasir pantai sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan

pertanian. Mengingat luas lahan pantai sangat luas dan belum termanfaatkan

secara optimal. Total panjang garis pantai Indonesia adalah 99.093 Km. Lahan

pasir pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas rendah.

Produktivitas lahan pasir pantai yang rendah disebabkan oleh faktor pembatas

yang berupa kemampuan memegang dan menyimpan air rendah, infiltrasi dan

evaporasi tinggi, kesuburan dan bahan organik sangat rendah dan efisiensi

penggunaan air rendah.

Perbaikan beberapa sifat tanah pasir pantai pada lahan pertanian yang

didominasi oleh partikel pasir pada daerah–daerah yang beriklim kering yang

digunakan sebagai daerah pengembangan budidaya pertanian sangat penting

dilakukan, yaitu untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam mempertahankan

Page 2: _acara 4 fix eve

ketersediaan unsur hara dan air bagi tanaman. Salah satu strategi untuk

meningkatkan sifat–sifat tanah tersebut adalah dengan penambahan arang aktif.

Arang aktif merupakan salah satu perlakuan yang telah dirasakan

manfaatnya dalam perbaikan sifat – sifat tanah baik sifat fisik, kimia dan biologi

tanah. Secara fisik memperbaiki struktur tanah, menentukan tingkat

perkembangan struktur tanah dan berperan pada pembentukan agregat tanah,

meningkatkan daya simpan lengas. Dengan demikian lengas tanah terawetkan

yang berarti lengas tidak mudah hilang dari dalam tanah.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara pemberian arang paa tanah

pasir pantai dan untuk mengetahui pengaruh pemberian arang pada tanah pasir

pantai terhadap pertumbuhan tanaman

Page 3: _acara 4 fix eve

II. TINJAUAN PUSTAKA

Masalah utama pemanfaatannya untuk kegiatan pertanian pada lahan pasir

pantai adalah rendahnya kandungan bahan organik dan unsur hara, struktur tanah

yang sangat lepas, rendahnya kapasitas memegang air, dan adanya cekaman

salinitas. Di samping itu, intensitas sinar matahari dan suhu yang tinggi, serta

angin yang berhembus membawa uap garam menyebabkan kesulitan dalam

memilih tanaman yang dibudidayakan(Parwata,2014).

Perbaikan beberapa sifat tanah pasir pantai pada lahan pertanian yang

didominasi oleh partikel pasir pada daerah–daerah yang beriklim kering yang

digunakan sebagai daerah pengembangan budidaya pertanian sangat penting

dilakukan, yaitu untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam mempertahankan

ketersediaan unsur hara dan air bagi tanaman. Salah satu strategi untuk

meningkatkan sifat–sifat tanah tersebut adalah dengan penambahan bahan

organik(Surya,2014).

Bahan organik merupakan salah satu pembenah tanah yang telah dirasakan

manfaatnya dalam perbaikan sifat – sifat tanah baik sifat fisik, kimia dan biologi

tanah. Secara fisik memperbaiki struktur tanah, menentukan tingkat

perkembangan struktur tanah dan berperan pada pembentukan agregat tanah

(Rajiman, dkk 2008), meningkatkan daya simpan lengas karena bahan organik

mempunyai kapasitas menyimpan lengas yang tinggi (Rajiman, dkk 2008).

Dengan demikian lengas tanah terawetkan yang berarti lengas tidak mudah hilang

dari dalam tanah. Sugito, dkk (1995) menyatakan bahwa bahan organik koloidal

Page 4: _acara 4 fix eve

lebih efektif daripada lempung sebagai penyebab pembentukan agregat yang stabil

dengan pasir.

Salah satu alternatif yang dapat dikembangkan dan mempunyai

prospek sebagai bahan pembenah tanah untuk memperbaiki kondisi lahan yang

rusak dan kritis adalah dengan memperbaiki kesuburan tanah yang dapat

dilakukan dengan menggunakan/penambahkan arang baik pada tingkat semai

di persemaian maupun di lapangan sehingga tanah tidak mengalami

kekurangan hara akibat pemanenan dan selalu siap sebagai media tumbuh

tanaman. Menurut Gusmailina et al.(2000) keuntungan yang akan diperoleh

dengan pemberian arang antara lain : memperbaiki sirkulasi air dan udara di

dalam tanah sehingga dapat merangsang pertumbuhan akar serta memberikan

habitat yang baik untuk pertumbuhan tanaman; mampu meningkatkan pH

tanah yang akan memperbaiki sirkulasi air dan udara serta berfungsi sebagai

media untuk mengikat karbon dalam tanah (Herdiana et al. 2008);

memudahkan terjadinya pembentukan dan peningkatan jumlah spora baik ekto

maupun endomikoriza.

Beberapa penelitian menunjukkan penambahan arang sebagai soil

conditioning memberikan respon yang positif terhadap pertumbuhan tanaman.

Gusmailina et al. (2000) menambahkan 20% arang kulit kayu tusam dan

30% arang kulit Acacia mangium mendapatkan pertambahan diameter batang

semai Eucalyptus urophyllaselama 4.5 bulan sebesar 0.56 cm dan pertambahan

tinggi sebesar 16.75% dan 16.96%.

Page 5: _acara 4 fix eve

Upaya perbaikan faktor-faktor pembatas dapat dilakukan dengan pemberian

biochar. Biochar berfungsi sebagai amelioran (pembenah) tanah yaitu menjamin

kelembaban tanah karena daya retensi air besar (Laird et al., 2010), mengurangi

mobilitas hara N, pelindian P akibat limpasan permukaan, meningkatkan KPK dan

pH tanah (Cheng et al., 2007).

Biochar merupakan arang hayati hasil pirolisis (pembakaran) tidak

sempurna tanpa oksigen atau dengan oksigen rendah, disebut arang hayati karena

berasal dari biomasa tanaman (pertanian, perkebunan, dan kehutanan). Biochar

bermutu ditentukan oleh bahan baku dan proses pirolisis. Kompisisi biochar;

heteroatom, diantaranya carbon 15-70% (Lehmann & Joseph, 2009), hara makro

(N, P, K, Ca, Mg) dan mikro (Zn, Cu, Mn), kalsit (CaCO3) (Amonnette &

Joseph, 2009), permukaannya dikelilingi oleh gugus fungsional (Cheng et al.,

2007; Shen at al., 2008) yang bersifat ampoter. Amelioran biochar tahan lama

setelah aplikasi dapat meningkatkan kesuburan dan memulihkan kerusakan

(degradasi) tanah. Selain itu biochar mengurangi pencemaran lingkungan dari

timbunan biomasa pertanian serta mengurangi emisi karbondioksida.

Page 6: _acara 4 fix eve

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Praktikum Pemberian Arang Pada Pasir Pantai alat-alat yang digunakan

pada praktikum ini adalah alat tulis, ember, polybag, dan timbangan. Bahan-bahan

yang digunakan adalah pasir pantai, arang sekam, arang kayu, NPK mutiara, air,

dan benih kangkung.

B. Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Pasir pantai ditimbang sebanyak 5kg dan dimasukkan kedalam polybag.

Polybag yang diisi pasir sebanyak 20 polybag.

3. Pasir yang telah ada di polybag dicampur arang sekam dan arang kayu.

4. Dilakukan ulangan sebanyak 4 kali dengan perlakuan Kontrol, AS¹, AS², AK¹,

dan AK².

5. Setelah 10 hst diberi pupuk NPK mutiara dengan dosis 25gram.

6. Pengamatan dilakukan 13 kali selama 26 hari.

Page 7: _acara 4 fix eve

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Terlampir

B. PEMBAHASAN

Dalam bidang pertanian, arang digunakan untuk :

1. Media pembibitan lebih subur

2. Merangsang aktivitas mikroba

3. Meningkatkan kelembaban dan menyediakan bahan unsur hara

4. Menyerap air dan membuat peredaran udara lebih baik

5. Pertumbuhan akar halus dan lebih banyak

6. Memperpendek masa pembibitan

7. Menghasilkan buah lebih banyak

8. Akarnya tumbuh lebih dalam dan banyak

9. Memperkecil kematian bibit

Dalam memperbaiki kondisi tanah arang berguna untuk :

1. Tata cara penggunaan tambahan arang pada tanah mirip dengan cara

pembakaran lading.

2. Mengkondisikan agar siap ditanami

3. Dalam musim hujan, daya serap terhadap air meningkat dan Dalam musim

kemarau, daya menyalurkan air meningkat

4. pH tanah meningkat

Page 8: _acara 4 fix eve

5. Pori-pori arang menangkap dan menyimpan gizi untuk kesuburan tanaman

6. Memungkinkan mikroorganisme hidup

7. Menetralisir kandungan racun/gas

8. Merangsang pertumbuhan akar-akar halus

9. Merangsang tanaman untuk tumbuh subur, kokoh, lebih cepat dan sehat

dengan daun yang lebih hijau

Dalam tanah, biochar menyediakan habitat bagi mikroba tanah, tapi tidak

dikonsumsi dan umumnya biochar yang diaplikasikan dapat tinggal dalam

tanah selama ratusan atau bahkan ribuan tahun. Dalam jangka panjang

biochar tidak mengganggu keseimbangan karbon-ni trogen, tapi bisa menahan

dan menjadikan air dan nutrisi lebih tersedia bagi tanaman. Bila digunakan

sebagai pembenah tanah bersama pupuk organik dan inorganik, biochar

dapat meningkatkan produktivitas, serta retensi dan ketersediaan hara bagi

tanaman(Gani,2009)..

Apliksasi biochar (arang kayu atau karbon hitam yang didapat dari

biomassa) ke tanah dianggap sebagai suatu pendekatan yang baru dan

unikuntuk menjadikan suatu penampung (sink) bagi CO2 udara dalam jangka

panjang pada ekosistem darat. Di samping efek positifnya untuk mengurangi

emisi dan menambah pengikatan gas rumah kaca, aplikasi biochar ke tanah

akan memberikan keuntungan melalui peningkatan produksi tanaman dan

kesuburan tanah(Gani,2009).

Menurut Arafan dan Sirappa (2003) menyatakan bahwa pemberian pupuk

organik berupa jerami pada musim tanam pertama belum memberikan

Page 9: _acara 4 fix eve

pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan komponen hasil padi, namun

ada kecenderungan pertumbuhan dan hasil tanaman yang menggunakan bahan

organik lebih tinggi dibanding tanpa pupuk organik baik secara tunggal

maupun interaksinya dengan pupuk N, P, dan K. Kombinasi antara fosfat

alam dan arang sekam dapat dijadikan sebagai pupuk alternatif pengganti

pupuk TSP dan KCl dalam pertanaman padi sawah (Purba, 2005). Hal ini

disebabkan karena sekitar 80 % kalium yang diserap tanaman berada dalam

jerami (Tambunan, 2015). Dengan kandungan hara K, N, P, dan S dalam

jerami adalah K (1,2-1,7 %), N (0,5-0,8 %), P (0,07-0,12 %), dan S (0,05-0,10 %)

(Barus, 2011). Menurut Masulili, et al(2010) menyatakan bahwa penggunaan

arang (biochar) sebagai amandemen untuk perbaikan tanah sawah mampu

meningkatkan C-organik tanah sebesar 4,09% dibandingkan abu sekam yang

hanya 2,78%.

Arang tempurung kelapa umumnya mempunyai luas permukaan dalam

antara 500-1500 m2/g sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel

yang sangat halus. Begitu pula dengan arang sekam padi, dapat memiliki luas

permukaan dalam antara 300-2000m2/g (Soemeinaboedhy,2007). Sifat penting

arang kayu adalah kerapatan totalnya antara 1,38-1,46 g/cm3 ; porositasnya 70%;

permukaan dalam 50 m3/g; berat bagian terbesar antara 80-220 kg/m2; kandungan

karbon 80-90%; kandungan abu 1-2%; dan zat mudah menguap antara 10-18%

(Soemeinaboedhy,2007).

Arang kayu merupakan arang yang bahan baku utamanya yaitu kayu

sedangkan arang sekam merupakan arang yang bahan baku utamanya yaitu

Page 10: _acara 4 fix eve

sekam. Tahap-tahap untuk membuat arang sekam dan arang kayu sama saja.

Tahap tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu : (Pari,2006)

1. Dehidrasi: proses penghilangan air. Bahan baku dipanaskan sampai temperatur

170 °C.

2. Karbonisasi: pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Pembentukan

karbon terjadi pada temperatur 400 – 600 0C. Temperatur diatas 170 °c akan

menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada temperatur 275 °C,

dekomposisi menghasilkan tar, metanol dan hasil sampingan lainnya.

3. Aktifasi: dekomposisi atau penguraian dari arang dan perluasan pori-pori.

Dapat dilakukan dengan uap atau CO2 sebagai aktifator.

Proses pembuatan arang aktif, proses pembuatan arang aktif dapat dibagi

dua: (Bachtiar,2007)

1. Proses Kimia: bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu,

Selanjutnya bahan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta

dipotong-potong. Aktifasi dilakukan pada temperature 100°c. Arang aktif

yang dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur

300 °c. Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu,

kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.

2. Proses Fisika: bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang

tersebut digiling, diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan

pada temperatur 1000 °c yang disertai 31 pengaliran uap. Proses fisika banyak

digunakan dalam aktifasi arang antara lain:

Page 11: _acara 4 fix eve

a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket,

dengan cara mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan ter.

Kemudian, briket yang dihasilkan dikeringkan pada 550°c untuk

selanjutnya diaktifasi dengan uap.

b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat

adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit udara

maupun tanpa udara.

Cara pembuatan arang baik arang sekam maupun arang kayu :

(Bachtiar,2007)

1. Siapkan drum atau satu lubang dalam tanah yang cukup untuk memuat bahan

baku arang, biasanya mengunakan kayu, tempurung sawit, tempurung kelapa

dan lain-lain.

2. bahan yang akan dibakar dimasukkan dalam lubang atau drum yang terbuat

dari plat besi.

3. Api pembakaran dinyalakan untuk membakar bahan baku

4. pada saat pembakaran, drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi

yang dibiarkan terbuka. lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap. Drum

Pembakar Arang

5. Ketika asap yang keluar berwarna kebirubiruan, ventilasi ditutup dan

dibiarkan selama kurang lebih kurang 8 jam atau satu malam. Dengan hati-hati

lubang atau drum dibuka dan dilihat apakah masih ada bara yang menyala.

Jika masih ada yang menyala lubang atau drum ditutup kembali.

Page 12: _acara 4 fix eve

6. Tidak dibenarkan mengggunakan air untuk mematikan bara yang sedang

menyala, karena dapat menurunkan kualitas arang.

Pengaruh penggunaan arang sekam meningkatkan laju pertumbuhan tinggi

tanaman serta bobot tanaman segar meningkat dibanding menggunakan kontrol.

Hal ini sesuai dengan Masulili, et al (2010) menyatakan bahwa penggunaan

arang (biochar) sekam sebagai amandemen untuk perbaikan tanah mampu

meningkatkan C-organik tanah sebesar 4,09%. Sedangkan pengaruh penggunaan

arang kayu meningkatkan laju pertumbuhan tinggi tanaman serta bobot tanaman

segar dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Namun, jika dibandingkan dengan

perlakuan arang sekam. Perlakuan arang kayu dibawah arang sekam.

Hasil praktikum acara 4 ini didapatkan pada uji annova bahwa pemberian

arang baik arang sekam maupun arang kayu dapat meningkatkan bobot tanaman

segar secara tidak berbeda nyata. Namun hal tersebut tidak terjadi pada tinggi

tanaman. hasil uji lanjut di dapatkan hasil yang tidak berbeda nyata antara

pemberian perlakuan arang dengan variabel bobot tanaman segar dan perlakuan

yang paling baik yaitu AS2. Hal ini tidak sesuai dengan Tambunan (2015),

dimana pemberian limbah panen padi cenderung meningkatkan C-organik

tanah, namun masih dalam keadaaan status hara yang sangat rendah dan rendah.

Hal ini dikarenakan kompos jerami, arang jerami, dan arang sekam secara

berturut-turut memiliki kadar C-organik yang sedang, rendah, dan rendah yakni

13,12%, 2,83%, dan 2,64%, sehingga diduga belum dapat secara maksimal

untuk meningkatkan kadar C-organik tanah. Sedangkan Sifat penting arang kayu

adalah kerapatan totalnya antara 1,38-1,46 g/cm3 ; porositasnya 70%; permukaan

Page 13: _acara 4 fix eve

dalam 50 m3/g; berat bagian terbesar antara 80-220 kg/m2; kandungan karbon 80-

90%; kandungan abu 1-2%; dan zat mudah menguap antara 10-18%

(Soemeinaboedhy,2007).

Page 14: _acara 4 fix eve

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Cara pemberian arang pada lahan pasir pantai yaitu dengan mencampur arang

dengan media tanam hingga merata

2. Hasil praktikum acara 4 ini didapatkan pada uji annova bahwa pemberian

arang baik arang sekam maupun arang kayu dapat meningkatkan bobot

tanaman segar secara tidak berbeda nyata. Namun hal tersebut tidak terjadi

pada tinggi tanaman. hasil uji lanjut di dapatkan hasil yang tidak berbeda

nyata antara pemberian perlakuan arang dengan variabel bobot tanaman segar

dan perlakuan yang paling baik yaitu AS2.

B. Saran

Pelaksanaan praktikum sesuai jadwal yang sudah ditetapkan dari bapendik,

screen house dibuka lebih pagi dan lebih lama dari jam 6.00 pagi hingga jam 6.00

sore.

Page 15: _acara 4 fix eve

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar DM, Ulfah Hidayati, Anggara Widjajanto.2007. Kegunaan Arang. Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman,Trawas, Mojokerto.

Barus, J. 2011. Uji Efektivitas Kompos Jerami dan Pupuk NPK terhadap Hasil Padi. J. Agrivigor 10 (3): 247-252.

Cheng. C.H., J. Lehmann & M. H. Engelhard. 2007. Natural Oxidation of Black Carbon in Soils: Changes in Molecular Form and Surface Charge Along a Climosequence,Geochimica et Cosmochimica Acta 72:1598–1610.

Gani, Anischan.2009. Potensi Arang Hayati “Biochar” sebagai Komponen T eknologi Perbaikan Produktivitas Lahan Pertanian. Iptek Tanaman Pangan Vol. 4 No. 1 hal. 33-48

Gusmailina, Gustan P, Sri K, Tati R. 2000. Alternatif Arang Aktif sebagai Soil Conditioning pada Tanaman. Buletin Penelitian Hasil Hutan Vol 19 (3) : 185-199

Gusmailina, Gustan P, Sri K. 2002. Aplikasi arang Kulit Kayu sebagai Campuran Media Tumbuh Anakan Aucalyptus urophylla dan Acacia mangium. Buletin Hasil Hutan Vol.20 (5) : 333-351

Herdiana, N., H. Siahaan, T. Rahman S. 2008. Pengaruh Arang Kompos dan Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Kayu Bawang. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 5 No. 3 : 139-146

Karyaningsih, Ika.2009. Pembenah Tanah Dan Fungi Mikorhiza Arbuskula (Fma) Untuk Peningkatan Kualitas Bibit Tanaman Kehutanan Pada Areal Bekas Tambang Batubara. Thesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Latuponu H., Dj. Shiddieq, A. Syukur dan E. Hanudin.2012. Pemanfaatan Limbah Sagu Sebagai Bahan Aktif Biochar Untuk Meningkatkan P Tersedia Dan Pertumbuhan Jagung Di Ultisol. Jurnal Pembangunan Pedesaan Volume 12 Nomor 2, hal 136 – 143

Lehmann J. 2007. Bio-energy in the Black.Department of Crop and Soil Sciences . Ecol Environ 2007; 5(7): 381–387.

Lehmann. J. & S. Joseph. 2009. Biochar for Environmental Management. First published by Earthscan in the UK and USA in 2009. p 416.

Page 16: _acara 4 fix eve

Liang. B., J. Lehmann, J.D. Solomon, J. Kinyangi, J. Grossman, B. O’Neill, J.O. Skjemstad, J. Thies, F.J. Luiza˜o, J. Petersen & E.G. Neves. 2006. Black Carbon Increases Cation Exchange Capacity in Soils. Soil Sci. Soc. Am. J.. 70:1719-1730.

Masulili, A., Utomo, W.H. and Syekhfani. 2010. Rice husk biochat for rice based cropping system in acid soil 1. The charactedstics of rice husk biochar and its influence on the properties of acid sulfate soils and rice growth in West Kalimantan, Indonesia. Joumal of Agriculture Science.

Miles, T . 2009. Use of biochar (charcoal) to replenish soil carbon pools, restoresoil fertility and sequester CO2. Submitted on Wed, 2009-01-14 by the United Nations Convention to Combat Desertification 4thSession of the Ad Hoc Working Group on Long-term Cooperative Action under the Convention (AWG-LCA 4), Poznan 1-10 December 2008.

Pari, G dan Djeni Hendra. 2006. Pengaruh Lama Waktu Aktivasi Dan Konsentrasi Asam Fosfat Terhadap Mutu Arang Aktif Kulit Kayu Acacia mangium. Jurnal Penelitian Hasil Hutan vol 1 no. 1 hlm 1-22

Parwata, I Gusti Made Arya, Didik Indradewa , Prapto Yudono , Bambang Djadmo Kertonegoro , dan Rukmini Kusmarwiyah.2014. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) terhadap Cekaman Kekeringan di Lahan Pasir Pantai pada Tahun Pertama Siklus Produksi. J. Agron. Indonesia 42 (1) : 59 - 65

Purba, S. R. 2005. Pemupukan Tanaman Padi Sawah Dengan Menggunakan Azolla, Fosfat Alam, Dan Arang Jerami Padi Sebagai Pupuk Alternatif NPK. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rajaguguk, Bostang. 2008. Overview Rehabilitasi Lahan Tambang. Pusat Kajian Rehabilitasi Lahan Tambang, Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta

Rondon, M., J. Lehmann, J. RamÌrez, and M. Hurtado. 2007. Biological Nitrogen Fixation By Common Beans (Phaseolus vulgaris L.) Increases With Biochar Additions. Biology and Fertility in Soils 43: 699-708

Shen W., Z. Li, Y. Liu. 2008. Surface Chemical Fungtional Groups Modification of Porous Carbon. Recent Patents on Chemical Engineering. 1. 27-40.

Soemeinaboedhy, I.N. dan R. Sri Tejowulan. 2007. Pemanfaatan Berbagai Macam Arang Sebagai Sumber Unsur Hara P Dan K Serta Sebagai Pembenah Tanah. Agroteksos Vol.17 No.2 hlm 114-122.

Page 17: _acara 4 fix eve

Surya, A.Z. HSB, Gunawan Budiyanto, Dan Mulyono.2010. Pemanfaatan Bahan Organik Dalam Perbaikan Beberapa Sifat Tanah Pasir Pantai Selatan Kulon Progo. Thesis. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Tambunan, D. P. Br, Hamidah Hanum dan , Abdul Rauf.2015. Aplikasi limbah panen padi dan pupuk kalium untuk meningkatkan hara kalium dan pertumbuhan serta produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill.) Jurnal Online Agroekoteaknologi . Vol.3, No.2 : 696- 702

Page 18: _acara 4 fix eve

LAMPIRAN