bab 3 - fix

32
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono (2013: 72) mengartikan metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini terdapat perlakuan (treatment) yang dilakukan terhadap variabel bebas kemudian dilihat hasilnya pada variabel terikatnya. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design (desain eksperimen semu). Quasi experimental design digunakan karena peneliti tidak bisa mengambil subjek secara random ke dalam kelompok-kelompok, hal ini karena subjek sudah dikelompokkan berupa kelas-kelas yang ada. Jenis desain yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Nonequivalent control group design biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas atau kelompok-kelompok yang sudah ada (Sumanto, 1995: 129). Dalam desain ini subjek penelitian terdiri dari 52

Upload: yusuf-setyo

Post on 16-Dec-2015

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

f2. Fungsi komponen-komponen utama sistem hidrolik:a. Pompa hidrolik : berfungsi untuk memompa fluida ke seluruh sistem b. Fluida : berfungsi sebagai media untuk pemindahan, pengaturan dan gerakan-gerakan pengendalianc. Silinder hidrolik : berfungsi untuk merubah energi hidraulik menjadi energi mekanik (gerakan)

TRANSCRIPT

BAB IIIMETODE PENELITIANA. Metode dan Desain PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sugiyono (2013: 72) mengartikan metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini terdapat perlakuan (treatment) yang dilakukan terhadap variabel bebas kemudian dilihat hasilnya pada variabel terikatnya.Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design (desain eksperimen semu). Quasi experimental design digunakan karena peneliti tidak bisa mengambil subjek secara random ke dalam kelompok-kelompok, hal ini karena subjek sudah dikelompokkan berupa kelas-kelas yang ada. Jenis desain yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Nonequivalent control group design biasanya dipakai pada eksperimen yang menggunakan kelas-kelas atau kelompok-kelompok yang sudah ada (Sumanto, 1995: 129). Dalam desain ini subjek penelitian terdiri dari dua kelompok atau kelas, kelas pertama sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang akan mendapatkan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis lectora, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang mendapatkan pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran berbasis lectora. Sebelum diberikan perlakuan (treatment) kedua kelas akan diberikan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing kelas. Setelah perlakuan yang berbeda diberikan kepada kedua kelompok tersebut selanjutnya akan diberikan tes akhir untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap masing-masing kelompok atau kelas. Menurut Sugiyono (2013: 79) desain penelitian nonequivalent control group design adalah sebagai berikut :

O1 XO2 O3O4

Keterangan :O1 & O3 : kedua kelompok diobservasi dengan pretest untuk mengetahui hasil belajar awal dan angket untuk mengetahui motivasi belajar.O2 : hasil belajar siswa dan motivasi siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan media lectora.O4 : hasil belajar siswa dan motivasi siswa yang tidak diberi pembelajaran dengan media lectora.X : perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen (O1 & O2) yaitu pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis lectora, sedangkan pada kelompok kontrol (O3 & O4) pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran berbasis lectora. Pengaruh pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis lectora adalah (O2 O1) - (O4 O3).

B. Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di kelas X, jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul, jalan Alamat Jl. Parangtritis Km 12 Manding, Trirenggo, Bantul. Waktu penelitian dimulai pada bulan mei sampai selesai.C. Populasi dan Sampel Penelitian1. PopulasiMenurut Sugiyono (2013: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Bantul jurusan Teknik Kendaraan Ringan yang terdiri dari empat kelas. Populasi siswa kelas X jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 1 Bantul Tahun 2013/2014 seluruhnya berjumlah 159 siswa.2. SampelSampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 81). Apabila populasi besar, maka sampel digunakan untuk meneliti sebagian dari populasi, kemudian hasil dari penelitian tersebut dapat diberlakukan untuk populasi. Dalam desain penelitian nonequivalent control group design sampel penelitian dipilih secara tidak random dari populasi yang ada, hal ini karena peneliti tidak mungkin mengelompokkan siswa sekehendak peneliti, akan tetapi peneliti mengambil kelompok siswa yang telah ada, yakni berupa kelas. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Sugiyono (2013: 85) sampling purposive adalah teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu. Suharsimi Arikunto (1993: 113) menyatakan bahwa sampling purposive dilakukan dengan mengambil subjek bukan didasarkan atas strata atau random tetapi didasarkan atas tujuan tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel besar dan jauh. Teknik sampling purposive dalam penelitian ini digunakan karena keterbatasan waktu, dana dan tenaga pada peneliti, dan juga beberapa faktor lain seperti jumlah kedua sampel yang berjumlah sama, tidak memungkinkannya mengubah kelas yang sudah ada, serta rekomendasi dari pihak sekolah. Melalui pertimbangan tersebut kemudian ditentukan sampel yang diambil, yaitu siswa kelas X TKR 2 dan kelas X TKR 4 di SMK Muhammadiyah 1 Bantul yang masing-masing kelas berjumlah 40 siswa.D. Variabel Penelitian dan Definisi OperasionalVariabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:1. Variabel Independen (Variabel Bebas)Variabel independen menurut Sugiyono (2013: 39) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Jadi yang termasuk dalam variabel independen dalam penelitian ini yaitu variabel media pembelajaran berbasis lectora insipre (X).2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39). Jadi yang termasuk dalam variabel dependen yaitu variabel motivasi (Y1) dan hasil belajar siswa (Y).Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran variabel dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:1. Media pembelajaran berbasis lectora sebagai variabel bebas (X) adalah media pembelajaran interaktif berbasis komputer menggunakan aplikasi Lectora Inspire yang berisi teks materi, latihan soal, soal, video terkait materi pada mata pelajaran memelihara roda dan ban, media pembelajaran ini dibuat sendiri oleh peneliti.2. Motivasi (Y1) adalah motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul pada mata pelajaran memelihara roda dan ban. Motivasi belajar siswa diukur menggunakan angket motivasi.3. Hasil belajar (Y2) adalah skor yang diperoleh siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Muhammadiyah 1 Bantul dari tes objektif berupa soal pilihan ganda yang diberikan setelah proses pembelajaran pada mata pelajaran memelihara roda dan ban berlangsung.E. Teknik Pengumpulan DataMenurut Sugiyono (2013: 137) Kualitas data hasil penelitian dipengaruhi oleh dua hal utama, yaitu kualitas pengumpulan data dan kualitas instrumen penelitian, kualtias pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data sedangkan kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen.Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2005: 100). Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olenya (Suharsimi Arikunto, 2005: 101). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes dan angket yang dilakukan sebelum dan sesudah siswa diberi perlakuan (treatment).1. TesTes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 1993: 123). Dalam menggunakan metode tes, peneliti menggunakan instrumen berupa soal-soal tes yang terdiri dari beberapa butir soal yang masing-masing mengukur variabel yang telah ditentukan. Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 123-124) tes dapat dibedakan beberapa macam ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, yaitu:a. Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribaian seseorang. Yang diukur bisa self-concept, kreatifitas, disiplin, kemampuan khusus dan sebagainya.b. Tes bakat atau aptitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.c. Tes inteligensi atau intelligence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur inteligensinya.d. Tes sikap atau attitude test, yang sering juga disebut dengan istilah skala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.e. Teknik poyeksi, adalah metode tetesan tinta yang diciptakan oleh Rorschach dan disebut Rorschach Inkblot Technique.f. Tes minat atau measures of interest, adalah alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu,g. Tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi, karena tes dilakukan untuk mengukur siswa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Tes yang diberikan adalah tes objektif, dalam tes ini, subjek menjawab pertanyaan-pertanyaan instrumen sesuai dengan tingkat kemampuan responden dalam waktu tertentu. Dalam setiap pertanyaan apabila responden menjawab benar maka diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Pemberian tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum diberikan pembelajaran menggunakan media lectora dan (pretest) dan setelah diberikan pembelajaran menggunakan media lectora (postest). Dalam penelitian ini pengukuran terhadap kemampuan kognitif disesuaikan dengan pokok bahasan dalam silabus SMK. Untuk itu kisi-kisi instrumen yang dibuat berdasarkan pada silabus mata pelajaran memperbaiki roda dan ban.2. Angket atau KuesionerKuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 1993: 124).Menurut Suharsimi Arikunto (1993: 124-125) kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangnya:a. Dipandang dari cara menjawab, dibedakan menjadi dua, yaitu:1) Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.2) Kuesioner tidak langsung, yaitu responden menjawab tentang orang lain.c. Berdasarkan bentuknya, dibedakan menjadi empat, yaitu:1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.3) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check () pada kolom yang sesuai.4) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.Adapun angket (kuesioner) yang digunakan dalam penelitian ini jika dilihat dari cara menjawab adalah menggunakan angket tertutup karena jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih, dilihat dari jawaban adalah kuesioner langsung sedangkan dilihat dari bentuknya yaitu Rating scale (skala bertingkat) karena berisi pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan.Angket yang digunakan penelitian ini menggunakan model Likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Adapun pernyataan positif skornya adalah sebagai berikut.a. Skor 4 untuk jawaban Selalu (SL)b. Skor 3 untuk jawaban Sering (SR)c. Skor 2 untuk jawaban Kadang-Kadang (KK)d. Skor 1 untuk jawaban Tidak Pernah (TP)Sedangkan untuk pernyataan negatif skornya berbanding terbalik yaitu:a. Skor 1 untuk jawaban Selalu (SL)b. Skor 2 untuk jawaban Sering (SR)c. Skor 3 untuk jawaban Kadang-Kadang (KK)d. Skor 4 untuk jawaban Tidak Pernah (TP)Di dalam menentukan skor menurut alternatif jawaban dengan bobot skor yang tlah ditentukan sebagai berikut.a. Dikatakan item positif apabila item pernyataan mendukung nilai variabel.b. Dikatakan item negatif apabila pernyataan tidak mendukung item variabel.F. Instrumen PenelitianPada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. (Sugiyono, 2013: 102). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1993: 174) instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data.Ada beberapa prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik menurut Suharsimi Arikunto (1993: 134-135) sebagai berikut: 1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi variabel. Untuk tes langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.2. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang perlu.4. Uji coba, baik dalam skala kecil maupun skala besar.5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-saran dan sebagainya.6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.Penelitian ini menggunakan instrumen angket dan tes, instrumen angket digunakan untuk mengukur variabel motivasi siswa sedangkan instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.1. Instrumen variabel motivasiInstrumen variabel motivasi digunakan untuk mengukur motivasi siswa di kelas. Instrumen motivasi menggunakan angket dengan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013: 93). a. IndikatorMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) petunjuk atau keterangan. Berikut indikator motivasi belajar menurut Hamzah B Uno (2013: 23) antara lain:1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.4) Adanya penghargaan dalambelajar.5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.b. Kisi-kisiBerdasarkan indikator di atas, selanjutnya disusun kisi-kisi variable motivasi belajar :Tabel 2. Kisi-kisi instrumen penelitian variabel motivasi belajarIndikatorNomor ButirJumlah

Adanya hasrat dan keinginan berhasil.4, 6, 10, 14, 25, 296

Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.3, 5, 7, 9, 15, 22, 277

Adanya harapan dan cita-cita masa depan.26, 302

Adanya penghargaan dalambelajar.8, 12, 20,3

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.1, 2, 11, 13, 16, 19, 24, 288

Adanya lingkungan belajar yang kondusif17, 18, 21, 234

jumlah30

2. Instrumen variabel hasil belajarInstrumen penelitian pada variabel hasil belajar menggunakan soal-soal tes pada standar kompetensi memperbaiki roda dan ban. a. Kisi-kisiKisi-kisi instrumen penelitian ini dibuat sesuai dengan materi pembelajaran yang sudah diajarkan. Penyusunannya juga sesuai dengan silabus pada pelajaran memperbaiki roda dan ban.Tabel 3. Kisi-kisi soalIndikatorNomor ButirJumlah

Fungsi roda dan ban11

Komponen roda9, 10, 11, 12, 13, 146

Tipe pelek roda6, 7, 83

Kode spesifikasi pelek2, 3, 4, 54

Jenis dan karateristik ban17, 28, 293

Komponen ban15, 16, 18, 194

Kode spesifikasi ban20, 21, 22, 234

Jenis kerusakan pada roda dan ban24, 25, 26, 27, 335

IndikatorNomor ButirJumlah

Pemeriksaan ban30, 31, 323

Jumlah butir soal33

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen1. Validitas instrumenValisiditas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. (Suharsimi Arikunto, 1993:136). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.Sugiyono (2013: 123) menyatakan bahwa validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi validitas konstruksi dan validitas isi, sedangkan untuk instrumen yang bukan tes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi. Untuk memenuhi validitas isi maka instrumen harus disusun berdasarkan materi yang telah diajarkan. Dalam penelitian ini, instrumen hasil belajar menggunakan instrumen berupa tes yang telah disusun berdasarkan materi yang telah diajarkan, untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat para ahli judgement expert. Dalam hal ini, setelah instrumen disusun maka selanjutnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing yang akan menunjuk para ahli untuk dilakukan validitas konstruksi. Setelah melakukan bimbingan dan konsultasi dengan dosen yang ditunjuk sebagai judgement expert, maka instrumen dapat diuji cobakan kepada responden. Instrumen motivasi siswa dalam menelitian ini menggunakan instrumen angket sehingga cukup dilakukan validitas konstruksi menggunakan pendapat para ahli judgement expert. Uji coba instrumen dilakukan untuk mendapatkan data yang akan diolah untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen tersebut. Pada instrumen bentuk tes dengan alternatif jawaban salah atau benar, setelah diujikan kepada responden, data yang didapat kemudian diolah menggunakan rumus point biserial correlation. Point biserial correlation digunakan untuk mencari korelasi antara item dengan seluruh item tes yang mencari validitas item. Rumus korelasi point biserial adalah sebagai berikut:Rpbis = Dimana:Rpbis= koefisien korelasi point biserial.Mp= mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes.Mt= mean skort total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes).St= standar deviasi skor total.p= Proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut.p = q= 1 p (Suharsimi Arikunto, 1993: 220)Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut:t =

Keterangan:t: thitungr : Koefisien korelasin : Banyaknya siswa (Sugiyono, 2012: 230)Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk) = n 2 dan taraf signifikansi () = 0,05. Apabila thitung ttabel, maka item soal dinyatakan valid.dan apabila thitung < ttabel, maka item soal dinyatakan tidak valid.Sementara pada instrumen angket motivasi, setelah instrumen diuji cobakan kepada responden, data yang didapat kemudian diolah untuk menguji validitas instrumen menggunakan teknik analisis butir, untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Untuk mengetahui validitas butir-butir instrumen angket motivasi siswa, dalam penelitian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut:

Keterangan :Rxy= Koefisien korelasi antara variabel X dan YN= Jumlah kasusXY= Jumlah perkalian antara X dan YX2= Jumlah X kuadratY2= Jumlah Y kuadratX= Jumlah XY= Jumlah Y (Suharsimi Arikunto, 1993: 138)Harga Rxy yang didapat kemudian dikonsultasikan ke dalam rtabel. Sebuah butir dapat dikatakan valid apabila koefisien Rxy yang diperoleh lebih besar dari rtabel. Perolehan rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut dapat diterima. Bila harga rhitung lebih kecil dari rtabel maka instrumen tersebut tidak valid atau gugur.2. Reliabilitas instrumenKeandalan (reliabilitas) berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang dapat dipercaya (Purwanto, 2009: 153). Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Suharsimi Arikunto, 1993: 142).Untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian pada instrumen berupa tes menggunakan pengujian reliabilitas Kuder-Richardson 20 (KR-20). Teknik ini digunakan untuk instrumen yang bentuk itemnya dengan alternatif salah atau benar (T. Widodo, 2009: 79). Rumus KR-20 adalah sebagai berikut:R11 = Keterangan:R11= Reliabilitas instrumen.K= banyaknya butir pertanyaan.Vt= Varians total.p= proporsi subyek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subyek yang mendapat skot 1)p = q= proporsi subyek yang mendapat skor 0 (q = 1 - p)

Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan menggunakan rumus:S2 = Keterangan: X: jumlah skor totalN: jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 2012: 112)

Pedoman untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas suatu instrumen berdasarkan pada klasifikasi dari Sugiyono (2009: 231) adalah sebagai berikut:Tabel 4. Pedoman menentukan tinggi rendahnya reliabilitasInterval koefisienTingkat hubungan

0.00 0.199Sangat rendah

0.20 0.399Rendah

0.40 0.599Sedang

0.60 0.799Tinggi

0.80 1.00Sangat tinggi

Tingkat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan dengan besarnya nilai koefisien reliabilitas yang dimiliki. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya maka semakin tinggi pula reliabilitas instrumennya, begitupula sebaliknya.Sementara pada instrumen angket, untuk mengetahui reliabilitas instrumen menggunakan pengujian reliabilitas Kuder-Richardson 21 (KR-21). Teknik ini digunakan hasil pengukuran variabel dengan item banyak yang pilihan jawaban ganda besifat kontinum (T. Widodo, 2009: 81). Rumus KR-21 adalah sebagai berikut:KR-21 = Keterangan:K: Jumlah soalM: Rata-rata nilai tesSD: Standar deviasi nilai tesTingkat reliabilitas instrumen juga ditentukan berdasarkan dengan besarnya nilai koefisien reliabilitas yang dimiliki. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya maka semakin tinggi pula reliabilitas instrumennya, begitupula sebaliknya.H. Teknik Analisis DataSetelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data. Maka langkah berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik.1. Uji NormalitasUji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (X2). Menurut Sugiyono (2012: 79) uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (b) dengan kurva normal baku/standar (a).

Gambar 2. (a) kurva normal baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2012: 80)

Menurut Sugiyono (2012: 80) untuk menghitung besarnya nilai chi-kuarat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah berikut:a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan kurva normal baku).b. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:PK = c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi.

Tabel 5. Tabel Distribusi FrekuensiIntervalf0fhf0-fh(f0-fh)2

Keterangan:f0: frekuensi/jumlah data hasil observasifh: frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang dikalikan dengan n) d. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh).e. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (f0-fh) dan dan menjumlahkannya. Harga merupakan harga chi-kuadrat (X2).f. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan:Jika:X2 hitung X2 tabel maka data terdistribusi normalX2 hitung > X2 tabel maka data terdistribusi tidak normal

2. Uji HipotesisUji hipotesis yang dilakukan penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2013: 148). Pada statistik inferensial ada dua kemungkinan penggunaan statistik, yaitu statistik parametrik dan non parametrik. Jika data yang akan dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan statistik parametrik dan jika datanya tidak berdistribusi normal atau tidak homogen, maka digunakan statistik non parametrik.Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t untuk dua sampel berpasangan. Menurut Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah (2013: 192) uji t untuk dua sampel berpasangan digunakan jika variabel yang diuji berskala rasio, namun kedua sampel yang diteliti adalah sampel yang berhubungan.Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu mencari nilai rata-rata dan simpangan baku. Berikut ini rumusnya:a. Menghitung rata-rata data (X)X = b. Menghitung simpangan baku (s)S = Keterangan:X i : Nilai pada tiap siswaX: Nilai rata-ratan: Jumlah siswas: Simpangan baku (Sugiyono, 2012: 57)kemudian menghitung harga t, rumus related sample t-test sebagai berikut:t = Dengan derajat kebebasan (dk) = Keterangan: t= mean dari defiasi (d) antara postest dan pretestX1= rerata kelompok eksperimenX1= rerata kelompok kontrol n1= banyaknya subyek kelompok eksperimenn2= banyaknya subyek kelompok kontrols1= standar deviasi kelompok eksperimens2= standar deviasi kelompok kontrol

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel. Terima H1, jika thitung > ttabel pada taraf nyata = (0,05) dengan dk = . Uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji satu pihak yaitu uji pihak kanan. Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (H0) berbunyi lebih kecil atau sama dengan () dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi lebih besar (>) (Sugiyono, 2013: 164).

Gambar 3. Kurva Uji Pihak Kanan (Sugiyono, 2012: 165)73