teknik budidaya ubi jalar

11
III. TEKNIK BUDIDAYA UBI JALAR III.1. Pembibitan Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru. 1. Persyaratan bibit Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) Bibit berasal dari varietas atau klon unggul. b) Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih. c) Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terlalu subur. d) Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak berakar. e) Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari. Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil

Upload: yusi-listiawati

Post on 03-Aug-2015

111 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Budidaya Ubi Jalar

III. TEKNIK BUDIDAYA UBI JALAR

III.1. Pembibitan

Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan secara

vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman secara

generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan varietas baru.

1. Persyaratan bibit

Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah

dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau

stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a) Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.

b) Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.

c) Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat,

normal, tidak terlalu subur.

d) Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya

rapat dan buku-bukunya tidak berakar.

e) Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari.

Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-

tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan

tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai

kecenderungan penurunan hasil pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena

itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui dengan cara menanam

atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.

2. Penyiapan bibit

Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi jalar dari tanaman produksi

adalah sebagai berikut:

a) Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan

pertumbuhannya sehat dan normal.

b) Potong batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk

sepanjang 20-25 cm dengan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan

pada pagi hari.

Page 2: Teknik Budidaya Ubi Jalar

c) Kumpulkan stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daun-daunnya

untuk mengurangi penguapan yang berlebihan.

d) Ikat bahan tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu simpan di tempat

yang teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk.

III.2. Pengolahan Media Tanam

1. Persiapan

Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak

terlalu basah atau tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket, atau

keras. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama ±1

minggu. Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-guludan.

b) Tanah langsung diolah bersamaaan dengan pembuatan guludan-guludan.

2. Pembentukan bedengan

Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka pertama-

tama jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau tanah yang

dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak 1 meter.

Apabila penanaman dilakukan pada tanah-tanah yang miring, maka pada musim

hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan miringnya tanah.

Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah. Pada tanah yang ringan (pasir

mengandung liat) ukuran guludan adalah lebar bawah ± 60 cm, tinggi 30-40 cm,

dan jarak antar guludan 70-100 cm. Pada tanah pasir ukuran guludan adalah lebar

bawah ±40 cm, tinggi 25-30 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Arah

guludan sebaiknya memanjang utara-selatan, dan ukuran panjang guludan

disesuaikan dengan keadaan lahan.

Page 3: Teknik Budidaya Ubi Jalar

Lahan ubi jalar dapat berupa tanah tegalan atau tanah sawah bekas tanaman

padi. Tata laksana penyiapan lahan untuk penanaman ubi jalar adalah sebagai

berikut :

a) Penyiapan Lahan Tegalan

1. Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar (gulma)

2. Olahan tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur sambil

membenamkan rumput-rumput liar

3. Biarkan tanah kering selama minimal 1 minggu

4. Buat guludan-guludan dengan ukuran lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm,

jarak antar guludan 70-100 cm, dan panjang guludan disesuaikan dengan

keadaan lahan

5. Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air diantara guludan.

b) Penyiapan Lahan Sawah Bekas Tanaman Padi

1. Babat jerami sebatas permukaan tanah

2. Tumpuk jerami secara teratur menjadi tumpukan kecil memanjang

berjarak 1 meter antar tumpukan

3. Olah tanah di luar bidang tumpukan jerami dengan cangkul atau bajak,

kemudian tanahnya ditimbunkan pada tumpukan jerami sambil

membentuk guludan-guludan berukuran lebar bawah ± 60 cm, tinggi 35

cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm. Panjang disesuaikan dengan

keadaan lahan

4. Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air antar guludan.

Pembuatan guludan di atas tumpukan jerami atau sisa-sisa tanaman dapat

menambah bahan organik tanah yang berpengaruh baik terhadap struktur

dan kesuburan tanah sehingga ubi dapat berkembang dengan baik dan

permukaan kulit ubi rata. Kelemahan penggunaan jerami adalah

pertumbuhan tanaman ubi jalar pada bulan pertama sedikit menguning,

namun segera sembuh dan tumbuh normal pada bulan berikutnya. Bila

jerami tidak digunakan sebagai tumpukan guludan, tata laksana penyiapan

lahan dilakukan sebagai berikut:

Babat jerami sebatas permukaan tanah

Page 4: Teknik Budidaya Ubi Jalar

Singkirkan jerami ke tempat lain untuk dijadikan bahan kompos

Olah tanah dengan cangkul atau bajak hingga gembur

Biarkan tanah kering selama minimal satu minggu

Buat guludan-gululdan berukuran lebar bawah ±60 cm, tinggi 35 cm

dan jarak antar guludan 80-100 cm.

Rapikan guludan sambil memperbaiki saluran air antar guludan.

Hal yang penting diperhatikan dalam pembuatan guludan adalah ukuran

tinggi tidak melebihi 40 cm. Guludan yang terlalu tinggi cenderung menyebabkan

terbentuknya ubi berukuran panjang dan dalam sehinggga menyulitkan pada saat

panen. Sebaliknya, guludan yang terlalu dangkal dapat menyebabkan

terganggunya pertumbuhan atau perkembangan ubi, dan memudahkan serangan

hama boleng atau lanas oleh Cylas sp.

III.3. Teknik Penanaman

1. Penentuan pola tanam

Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara tunggal (monokultur) dan

tumpang sari dengan kacang tanah.

a) Sistem monokultur

1. Buat larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak

guludan dengan cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal,

jarak antar lubang 25-30 cm.

2. Buat larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang

tanam untuk tempat pupuk.

3. Tanamkan bibit ubi jalar ke dalam lubang atau larikan hingga angkal

batang (setek) terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian padatkan tanah

dekat pangkal setek (bibit).

4. Masukkan pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah TSP seluruh

bagian ditambah KCl 1/3 bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang atau

larikan, kemudian ditutup dengan tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang

dianjurkan adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg Urea/ha) ditambah 25 kg

P2O5/ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg KCl/ha). Pada

Page 5: Teknik Budidaya Ubi Jalar

saat tanam diberikan pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg ditambah

KCl 34 kg per hektar. Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian

pupuk N (urea) dan K (KCl).

b) System tumpang sari

Tujuan sistem tumpang sari antara lain untuk meningkatkan produksi dan

pendapatan per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang serasi

ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara penanaman

sistem tumpang sari prinsipnya sama dengan sistem monokultur, hanya di

antara barisan tanaman ubi jalar atau di sisi guludan ditanami kacang tanah.

Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-30 cm, dan jarak tanam kacang tanah 30 x

10 cm.

2. Cara penanaman

Bibit yang telah disediakan dibawa ke kebun dan ditaruh di atas bedengan.

Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian ditimbun dengan tanah

kemudian disirami air.

Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua pucuk diarahkan ke satu

jurusan. Dalam satu alur ditanam satu batang, bagian batang yang ada daunnya

tersembul di atas bedengan.

Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan jarak kira-kira 30 cm. Untuk

areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang lebih 36.000 batang. Penanaman

ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan pada awal musim hujan (Oktober),

atau awal musim kemarau (Maret) bila keadaan cuaca normal. Dilahan sawah,

waktu tanam yang paling tepat adalah segera setelah padi rendengan atau padi

gadu, yakni pada awal musim kemarau.

III.4. Pemeliharaan Tanaman

1. Penjarangan dan penyulaman

Selama 3 (tiga) minggu setelah ditanam, penanaman ubi jalar harus harus

diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal. Bibit

yang mati harus segera disulam. Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit

Page 6: Teknik Budidaya Ubi Jalar

yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru, dengan menanam sepertiga

bagian pangkal setek ditimbun tanah.

Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar

matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk

penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.

2. Penyiangan

Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan penanaman ubi jalar biasanya

mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma merupakan pesaing tanaman ubi

jalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan air, unsur hara, dan sinar

matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera disiangi. Bersama-sama kegiatan

penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah guludan,

kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.

3. Pembumbunan

Penyiangan dan pembubunan tanah biasanya dilakukan pada umur 1 bulan

setelah tanam, kemudian diulang saat tanaman berumur 2 bulan. Tata cara

penyiangan dan pembumbunan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

a. Bersihkan rumput liar (gulma) dengan kored atau cangkul secara hati-hati

agar tidak merusak akar tanaman ubi jalar.

b. Gemburkan tanah disekitar guludan dengan cara memotong lereng guludan,

kemudian tanahnya diturunkan ke dalam saluran antar guludan.

c. Timbunkan kembali tanah ke guludan semula, kemudian lakukan pengairan

hingga tanah cukup basah.

4. Pemupukan

Zat hara yang terbawa atau terangkut pada saat panen ubi jalar cukup tinggi,

yaitu terdiri dari 70 kg N (± 156 kg urea), 20 kg P2O5 (±42 kg TSP), dan 110 kg

K2O (± 220 kg KCl) per hektar pada tingkat hasil 15 ton ubi basah. Pemupukan

bertujuan menggantikan unsur hara yang terangkut saat panen, menambah

kesuburan tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman.

Dosis pupuk yang tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman

di daerah setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90kg

Page 7: Teknik Budidaya Ubi Jalar

N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (±50 kg TSP/ha) ditambah 50

kg K2O/ha (±100 kg KCl/ha).

Pemupukan dapat dilakukan dengan sistem larikan (alur) dan sistem tugal.

Pemupukan dengan sistem larikan mula-mula buat larikan (alur) kecil di

sepanjang guludan sejauh 7-10 cm dari batang tanaman, sedalam 5-7 cm,

kemudian sebarkan pupuk secara merata ke dalam larikan sambil ditimbun dengan

tanah.

5. Pengairan dan penyiraman

Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal

pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam,

tanah atau guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit

hingga tanah cukup basah, kemudian airnya dialirkan keseluruh pembuangan.

Pengairan berikutnya masih diperlukan secara kontinu hingga tanaman ubi jalar

berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan dan perkembangan ubi, yaitu umur

2-3 minggu sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan.

Waktu pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari. Di

daerah yang sumber airnya memadai, pengairan dapat dilakukan kontinu

seminggu sekali. Hal Yang penting diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah

menghindari agar tanah tidak terlalu becek (air menggenang).

Rukmana, Rahmat. (1997). Ubi jalar: budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius,1997.

Najiyati, Sri. (1998). Palawija: budidaya dan analisis usaha tani. Jakarta: PT.Penebar Swadaya, 1998

http://books.google.co.id/books?id=2FVLXr7O3hoC&pg=PA15&lpg=PA15&dq=pembibitan+ubi+jalar&source=bl&ots=Cy-Nc2Pl2G&sig=QWSUlE3MFRFhYLt_aNXu9j8tsIw&hl=id&sa=X&ei=i9R6UP2_HJGIrAfUooCAAQ&sqi=2&ved=0CEsQ6AEwCA