tambang terbuka

47
TAMBANG TERBUKA DAFTAR ISI DAFTAR ISI 1 BAB I PENDAHULUAN 2 BAB II TAHAPAN KEGIATAN PERTAMBANGAN 4 BAB III PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN 7 3.1 Pertimbangan Ekonomis 7 3.2 Pertimbangan Teknis 7 BAB IV PEMILIHAN DAN KLASIFIKASI METODA PENAMBANGAN 10 4.1 Klasifikasi Metoda Penambangan 11 BAB V TAMBANG TERBUKA 12 5.1 Sejarah Tambang Terbuka 12 5.2 Keuntungan dan Kerugian Tambang Terbuka 14 5.3 Tahapan Kegiatan Tambang Terbuka 14 BAB VI METODE-METODE TAMBANG TERBUKA 22 6.1 Open Pit/Open Cut/Open Cast/Open Mine 22 6.2 Quarry 24

Upload: muhamad-muas-chuasz

Post on 15-Dec-2015

173 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

tambang terbuka

TRANSCRIPT

Page 1: tambang terbuka

TAMBANG TERBUKA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN 2

BAB II TAHAPAN KEGIATAN PERTAMBANGAN 4

BAB III PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN 7

3.1 Pertimbangan Ekonomis 73.2 Pertimbangan Teknis 7

BAB IV PEMILIHAN DAN KLASIFIKASI METODA PENAMBANGAN 10

4.1 Klasifikasi Metoda Penambangan 11

BAB V TAMBANG TERBUKA 12

5.1 Sejarah Tambang Terbuka 12

5.2 Keuntungan dan Kerugian Tambang Terbuka 14

5.3 Tahapan Kegiatan Tambang Terbuka 14

BAB VI METODE-METODE TAMBANG TERBUKA 22

6.1 Open Pit/Open Cut/Open Cast/Open Mine 22

6.2 Quarry 24

6.3 Strip Mine 26

6.4 Alluvial Mine 27

6.5 Tambang Terbuka Untuk Batubara 30

DAFTAR PUSTAKA 34

Page 2: tambang terbuka

BAB I

PENDAHULUAN

Pertambangan sumber daya mineral telah dimulai sejak peradaban manusia dimulai. Hasil

pertambangan tersebut dimanfaatkan demi ksejahteraan manusia. Oleh karena pertambangan

diyakini sebagai ikhtiar kedua yang dilakukan manusia setelah pertanian/agrikultur. Pertambangan

adalah suatu bentuk usaha atau pekerjaan dalam pengambilan endapan berharga atau yang

mempunyai nilai dari Bumi dan diangkut ke tempat pengolahan atau pemakai. Tujuan industri

pertambangan adalah untuk memanfaatkan sumber daya mineral yang terdapat di dalam kulit Bumi

demi kesejahteraan manusia.

Penemuan dan pemanfaatan mineral sering kali diasosiasikan dengan era budaya (cultural

ages of man), antara lain: zaman batu (4000 SM), zaman tembaga (4000-1500 SM), zaman besi

(1500 SM - 1780), zaman baja (1780 - 1945), dan zaman nuklir (sejak 1945).

Dalam pelaksanaannya, kegiatan pertambangan di suatu daerah akan memberikan dampak

terhadap lingkungannya, baik dampak positif maupun negatif. Kontribusi positif dari industri

pertambangan antara lain:

1. Menambah pendapatan dan devisa negara.

2. Meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat daerah di

sekitarnya.

3. Terbukanya lapangan kerja yang lebih besar.

4. Adanya kesempatan alih teknologi.

5. Berperan sebagai pusat pengembangan wilayah (community and regional development).

Dampak negatif dari idustri pertambangan antara lain:

1. Mengubah morfologi dan fisiologi daerah tersebut (tata guna lahan).

2. Berpeluang merusak lingkungan, karena:

1. Kesuburan tanah dapat berkurang/hilang.

Page 3: tambang terbuka

2. Mengurangi vegetasi, sehingga dapat menimbulkan kegundulan hutan, longsor dan erosi.

3. Flora dan fauna rusak sehingga ekosistemnya juga rusak.

4. Mencemari badan air (sungai, danau dan laut).

5. Terjadinya polusi suara dan udara (debu dan kebisingan).

3. Dapat menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar daerah tersebut.

Page 4: tambang terbuka

BAB II

TAHAPAN KEGIATAN PERTAMBANGAN

Secara garis besar tahapan kegiatan dalam usaha pertambangan adalah sebagai berikut.

Penyelidikan Umum

Eksplorasi

Studi Kelayakan

Tidak menguntungkan Tidak layak tambang Menguntungkan/tidak

Persiapan Penambangan

Arsip

Perencanaan Penambangan

Penambangan

Pengolahan/Pemurnian

Pengolahan/Pemurnian

Pengolahan/Pemurnian

Tahap-Tahap Kegiatan Pertambangan

Kegiatan pertambangan dibagi dalam beberapa tahapan, sebagai berikut.

1. Kegiatan prapenambangan yang meliputi:

1. Penyelidikan umum (prospecting) yang merupakan kegiatan penyelidikan, pencarian dan

atau penemuan endapan-endapan mineral berharga yang bertujuan mencari komoditas bahan

galian tertentu maupun di lokasi tertentu., artinya penyelidikan harus difokuskan pada

(tipe/jenis) bahan galian yang spesifik atau pada daerah yang spesifik (wilayah/negara) dan

Page 5: tambang terbuka

mempelajari keadaan geologi secara umum untuk daerah yang bersangkutan berdasarkan

data permukaan.

2. Eksplorasi yang merupakan kegiatan pencarian mineral berharga yang dimulai dari

penyelidikan umum sampai eksplorasi rinci dengan cara pengeboran eksplorasi, serta

melakukan studi kelayakan dari keberadaan bahan galian tersebut agar dapat ditentukan

kelayakan bahan galian tersebut untuk ditambang.

Kegiatan Eksplorasi

3. Studi kelayakan (feasibility study) adalah kegiatan yang mempelajari secara rinci untuk

menghitung atau mempertimbangkan suatu kegiatan pertambangan agar dapat dilakukan

secara menguntungkan dilihat terutama dari dari komponen ekonomi, teknis, dan

lingkungan. Kegiatan ini merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang

telah dilakukan sebelumnya.

4. Perencanaan tambang adalah suatu proses membuat rancangan tambang geometris dan non-

geometris (mencapai ultimate pit limit) dalam jangka waktu tertentu secara aman dan

menguntungkan.

5. Persiapan/development adalah suatu kegiatan untuk membuat sarana dan prasarana yang

diperlukan untuk penambangan dan pengolahan bijih.

2. Kegiatan penambangan adalah kegiatan yang ditujukan untuk membebaskan dan mengambil

bahan galian dari dalam kulit Bumi, kemudian dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan.

Kegiatan ini meliputi pembersihan lahan, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan.

Page 6: tambang terbuka

Kegiatan pengolahan adalah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kadar atau mempertinggi mutu

bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai memenuhi persyaratan untuk diperdagangkan

atau sebagai bahan baku untuk industri lain. Kegiatan ini jg bertujuan menghilangkan/memisahkan

mineral pengotor. Kegiatan ini meliputi pengolahan, pemurnian, pengangkutan, dan pemasaran.

Page 7: tambang terbuka

BAB III

PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

1. Pertimbangan Ekonomis

Pertimbangan ekonomis meliputi:

1. Cut off grade (COG)

Cut off grade (COG) mempunyai dua pengertian yaitu :

1. Kadar endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan

ditambang (tidak diperlukan pencampuran endapan bahan galian)

2. Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan

apabila endapan ditambang (diperlukan pencampuran: mixing/blending)

Cut off grade (COG) akan menentukan batas-batas atau besarnya cadangan sehingga dapat

dihitung besar cadangan oleh karena itu akan berakibat umur cadangan makin lama.

2. Break Even Stripping Ratio (BESR)

Break Even Stripping Ratio (BESR) adalah perbandingan antara keuntungan kotor dengan

ongkos pembuangan overburden.

BESR =

A - B

C

A = nilai endapan bahan galian per satuan berat bahan galian

B = biaya pengambilan bahan galian per satuan berat bahan galian

C = biaya pengupasan overburden per satuan berat

Page 8: tambang terbuka

Untuk memilih sistem penambangan digunakan istilah BESR bagi open pit yaitu overall

stripping ratio. Jika:

BESR-1 > 1 = sebaiknya sistem tambang terbuka

BESR-1 ≤ 1 = sebaiknya sistem tambang bawah tanah

2. Pertimbangan Teknis

Pertimbangan teknis meliputi:

1. Penentuan ultimate pit limit.

Ultimate pit limit adalah batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih

diperbolehkan dengan kemiringan lereng yang masih aman. Factor-faktor yang

mempengaruhinya adalah BESR yang masih diijinkan atau menguntungkan dan kekuatan

batuan pembentuk lereng yang meliputi sifat fisik dan mekanik serta keberadaan struktur

geologi.

2. Pertimbangan struktur geologi yang lebih dominan.

1. Perlapisan dan perlipatan (sinklin dan antiklin)

2. Sesar dan patahan

3. Cleavage

3. Pertimbangan geometri

1. Geometri jenjang

Pertimbangan yang dipakai dalam menentukan geometri jenjang adalah

1. Sasaran produksi harian→sasaran produksi tahunan

2. Harus mampu menampung alat-alat/ \peralatan yang dipakai untuk bekerja (working bench)

3. Masih sesuai dengan ultimate pit slope

2. Jalan tambang

Page 9: tambang terbuka

Geometri dari jalan tambang akan mempengaruhi bentuk geometri daerah penambangan

secara umum. Geometri dari jalan tersebut meliputi lebar dan kemiringan jalan, yang

biasanya dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan dalam operasi penambangan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

1. Iklim

2. Tanah dasar, yang meliputi Attaberg (batas cair dan plastis) dan golongannya (unified soil

classification system). Kegunaannya untuk menentukan bearing capacity (kekuatan daya

dukung tanah)

3. Bahan pekerasan local

4. Kemiringan (glade)

5. Lebar jalan

6. Fungsi jalan, yang dibedakan menjadi jalan pengangkutan utama (main haulage road), jalan

tambang (mine road), jalan pembuangan (disposa lroad), jalan pengupasan (stripping road).

7. Jenis dan kapasitas kendaraan yang melalui jalan.

4. Stripping ratio

Stripping ratio (SR) menunjukkan jumlah overburden yang harus dipindahkan untuk

memperoleh sejumlah bijih yang diinginkan.

SR = overburden (ton)

Bijih (ton)

Dalam kegiatan strip tambang batubara adalah sebagai berikut.

SR = overburden (ton)

Coal (ton)

Page 10: tambang terbuka

Nilai stripping ratio yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai BESR yang

telah dihitung sebelumnya, maka akan diperoleh bahwa secara teknis batasan kegiatan

penambangan dalam pit adalah sampai nilai BESR dicapai dalam perhitungan stripping ratio.

5. Pertimbangan hidrologi dan hidrogeologi.

Page 11: tambang terbuka

BAB IV

PEMILIHAN DAN KLASIFIKASI METODA PENAMBANGAN

Pemilihan metoda penambangan didasarkan pada keuntungan terbesar yang akan diperoleh

serta mempunyai perolehan tambang yang terbaik dengan memperhatikan karateristik unik di

daerah yang akan ditambang. Tujuan utama dari pemilihan metoda penambangan adalah dalam

rangka merancang suatu system eksploitasi yang paling sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penambangan adalah sebagai berikut.

1. Karateristik spesial endapan

1. Ukuran (dimensi : tebal dan penyebaran)

2. Bentuk (tabular, lentikular, masiv, atau irregular)

3. Attitude (inklinasi dan dip)

4. Kedalaman

2. Kondisi geologi dan hidrogeologi

1. Mineralogi dan petrografi (sulfida dan oksida)

2. Komposisi kimia dan kualitas (bahan tambang primer dan produk samping, misalnya

batubara: CV, TM, Ash, S)

3. Struktur geologi

4. Bidang lemah (kekar, retakan, cleavage untuk endapan bijih, dan cleats dalam batubara)

5. Keseragaman, alterasi, oksidasi, erosi (zona dan batas)

6. Air tanah dan hidrologi

3. Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan batuan) untuk bijih dan batuan sekelilingnya

1. Sifat elastik

Page 12: tambang terbuka

2. Perilaku elastic atau vikoelastik

3. Keadaan tegangan (tegangan awal dan induksi)

4. Konsolidasi, kompaksi dan kampetensi

5. Sifat-sifat fisik lainnya (bobot isi, porositas, pemeabilitas, MC, voids)

4. Kondiderasi ekonomi

1. Cadangan (tonase dan kadar/kualitas)

2. Laju produksi (produksi per satuan waktu)

3. Umur tambang

4. Produktivitas (produksi per satuan pekerja dan waktu)

5. Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

5. Faktor teknologi

1. Perolehan tambang (mining recorvery)

2. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)

3. Fleksibilitas metode terhadap perubahan teknologi

4. Selektivitas metode untuk batubara dan waste.

5. Konsentrasi atau disperse dari pekerjaan

6. Modal, pekerja, dan intensitas mekanisasi

6. Faktor lingkungan

1. Kontrol bawah tanah

2. Penurunan permukaan tanah (subsidence)

3. Kontrol atmosfir (kontrol kualitas, kontrol panas dan kelembaban dan ventilasi)

4. Kekuatan pekerja (pelatihan, rekuitmen, kondisi kesehatan dan keselamatan kerja,

kehidupan dan pemukiman

Page 13: tambang terbuka

4.1 Klasifikasi Metoda Penambangan

Klasifikasi metoda penambangan telah dilakukan oleh beberapa ahli tambang antara lain:

Peele (1941), Young (1946), Lewis dan Clark (1964), Hartman (1987). Dasar pembagian ini adalah

beberapa kombinasi subyektif dari spasial, geologi dan faktor geoteknik.

Secara garis besar, metoda penambangan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu:

1. Tambang terbuka (surface mining) adalah metoda penambangan yang segala aktifitas

penambangannya dilakukan diatas atau relative dekat dengan permukaan Bumi dan tempat

kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas.

2. Tambang bawah tanah (underground mining) adalah metoda penambangan yang segala

kegiatannya dilakukan dibawah permukaan Bumi dan tempat kerjanya tidak berhubungan

langsung dengan udara luar.

3. Tambang bawah air (underwater mining/marine mine) adalah metoda penambangan yang

kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral

berharganya terletak di bawah permukaan air.

4. Tambang di tempat (insitu mining or Novel mining).

Page 14: tambang terbuka

BAB V

TAMBANG TERBUKA

5.1 Sejarah Tambang Terbuka

Penambangan telah dilakukan oleh manusia sejak jaman dahulu kala. Penambangan pertama

kali dilakukan oleh orang-orang Paleolitik kira-kira 450.000 tahun silam. Penambangan pertama

adalah penambangan bahan non-metalik. Pada saat itu penambangan batu gunung dilakukan dengan

cara sangat primitive, yaitu dengan cara dibakar terlebih dahulu kemudian disiram dengan air,

akibatnya batuan akan pecah.

Suatu ekspedisi archeometalurgi telah menemukan kompleks pertambangan prasejarah di

Phu Lon (Gunung Botak), sungai Mekong Thailand. Pertambangan tersebut diperkirakann terjadi

sekitar 2000 SM. Bahan galian yang diusahakan adalah malachite yang merupakan salah satu bijih

tembaga.

Pemakaian batubara di China telah diketahui sejak masa Dinasti Han (206 SM-200). Di

Inggris, batubara untuk pertama kali diperkenalkan pada masa pendudukan oleh bangsa Romawi.

Batubara tersebut ditambang secara memungutnya pada singkapan pantai. Kemudian mereka

mengetahui bahwa batubara itu berupa lapisan dan kemudian melakukan penambangan secara

terbuka.

Tambang terbuka modern pertama kali dilakukan pada tahun 1904 di tambang tembaga

Bingham Canyon, Utah, Amerika Serikat.

Sejarah tambang terbuka di Indonesia hanya pada umumnya mengenai tambang batubara di

Sawahlunto, Sumatera Barat; Bukit Asam, Sumatera Selatan; Tambang batu gamping di Indarung,

Sumatera Barat; tambang timah di Bangka, Belitung dan Singkep.Tambang nikel di Pomalaa,

Sorowako dan Pulau Gebe; tambang bauksit di Kijang; tambang tembaga dan emas di Tembaga

Pura, Papua. Tambang-tambang bahan galian industri dan batu serta pasir tersebar luas di seluruh

kepulauan Indonesia, yang kemudian sangat berkembang pesat pada periode 1980.

Page 15: tambang terbuka

5.2 Keuntungan dan Kerugian Tambang Terbuka

Metode tambang terbuka merupakan kegiatan penambangan yang diterapkan terhadap

endapan bahan galian yang terletak di dekat permukaan bumi. Dengan demikian kegiatan

penambangan langsung berhubungan dengan udara bebas, sehingga mempunyai keuntungan

sebagai berikut.

1. Kondisi kerja dan keselamatan kerja lebih baik.

2. Segala macam peralatan dari yang kecil sampai yang besar dapat dipakai, sehingga

produksinya bisa besar.

3. Segala jenis bahan peledak dapat dimanfaatkan dan dapat diperoleh nisbah peledakan

(blasting ratio) yang tinggi.

4. Biaya operasi lebih murah

5. Perolehan dari penambangan lebih besar karena pengaruh faktor-faktor yang disebutkan

diatas.

6. Pengamanan dan pengawasan lebih mudah.

7. System ventilasi tidak terlalu begitu dipentingkan, yang terpenting adalah pencegahan debu

dan kebisingan pada tempat kerja.

Kerugian tambang terbuka adalah :

1. Merusak lingkungan hidup.

2. Susah mencari tempat untuk menimbun material penutup (overburden) yang tidak

mengganggu kegiatan penambangan dan memperparah kerusakan lingkungan, karena

volume material yang akan ditimbun sangat banyak.

3. Para pekerja terkena langsung oleh pteriknya sinar matahari sehingga dapat mempengaruhi

efesiensi kerjanya.

4. Pengawasan terhadap peralatan lebih susah karena umumnya letaknya tersebar.

5. Kedalaman penggalian terbatas sehingga bagi perusahaan kecil akan sangat berpengaruh

karena hanya dapat mengambil pada kedalaman dangkal.

Page 16: tambang terbuka

5.3 Tahapan Kegiatan Tambang Terbuka

Secara garis besar tahapan kegiatan penambangan pada tambang terbuka adalah sebagai

berikut :

1. Pembabatan dan pembersihan lahan (land clearing).

2. Pengupasan tanah penutup (stripping).

3. Pembongkaran atau penggalian bahan galian (mining).

4. Pemuatan dan pengankutan

5. Penirisan (drainage)

6. Penjenjangan/Kestabilan Lereng

7. Reklamasi Daerah Bekas Tambang

5.3.1 Pembabatan Dan Pembersihan Lahan

Pembabatan dan pembersihan lahan adalah pembersihan daerah yang akan ditambang dari

semak-semak, pepohonan dan tanah maupun bongkah-bongkah batu yang menghalangi pekerjaan-

pekerjaan selanjutnya. Tanah pucuk yang subur (humus) harus ditimbun di tempat tertentu, lalu

ditanami rerumputan dan semak-semak agar tidak mudah tererosi, sehingga kelak dapat dipakai

untuk reklamasi bekas-bekas tambang.

Pembabatan ini bisa dilakukan dengan :

1. Tenaga manusia yang menggunakan alat-alat sederhana seperti kapak, gergaji, arit, cangkul

dan lain-lain.

2. Menggunakan alat-alat mekanis yaitu buldoser dengan rooter/ripper, rake blade, rantai dan

lain-lain.

5.3.2 Pengupasan Tanah Penutup

Page 17: tambang terbuka

Pengupasan tanah penutup dimaksudkan untuk membuang tanah penutup (overburden) agar

endapan bahan galiannya terkupas dan mudah untuk ditambang.

Ada beberapa macam cara pengupasan tanah penutup yang banyak diterapkan, yaitu:

1. Back filling digging method

Pada cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang endapan bijih   atau batubaranya sudah

digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah power shovel atau dragline. Bila digunakan

hanya satu buah peralatan mekanis, power shovel atau dragline saja, disebut single stripping

shovel atau dragline dan bila menggunakan lebih dari satu buah power shovel atau

dragline disebut tandem stripping shovel atau dragline 

Back filling digging method 

Cara back filling digging method cocok untuk tanah penutup yang :

1. tidak diselingi oleh berlapis-lapis endapan batubara atau endapan bijih (satu lapis),

2. material atau batuannya lunak, dan

3. letaknya mendatar (horisontal).

2. Sistem jenjang (benching system)

Pengupasan tanah penutup dengan sistem jenjang (benching system) dilakukan bersamaan

waktunya dengan pembuatan jenjang untuk penambangan atau penggalian bahan-bahan galian

Page 18: tambang terbuka

Sistem jenjang (benching system)

Sistem ini cocok untuk :

1. tanah penutup yang tebal.

2. bahan galian atau lapisan batubara yang juga tebal.

3. Cara konvensional kombinasi alat gali (bulldozer), alat muat (track loader) dan alat angkut

(dump truck)

Pengupasan Tanah Penutup Konvesional

5.3.3 Penambangan atau Penggalian Bahan-Bahan Galian

Penambangan atau penggalian bahan-bahan galian adalah kegiatan pengambilan endapan

bahan galian termasuk batubara dari dalam kulit bumi dan dibawa ke permukaan bumi untuk

dimanfaatkan atau untuk diproses selanjutnya.

Page 19: tambang terbuka

Pembongkaran atau penggalian bahan galian dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai

berikut.

1. Pembongkaran dengan alat gali. Alat-alat gali tersebut antara lain backhoe, dragline, bucket

wheel excavator, power shovel dan lain-lain.

Peralatan Tambang

2. Pembongkaran dengan peledakan. Peralatan yang digunakan adalah compressor, jack

hammer, mesin peledakan, bahan peledak, kabel-kebel listrik, detonator, sumbu ledak,

cleaner gas, drilling machine dan lain-lain.

3. Pembongkaran dengan penggaruan. Alat-alat yang digunakan adalah ripper, bulldozer.

Rancangan penggalian dengan penggaruan ditentukan oleh:

1. Kondisi dan karateristik endaoan bahan galian

2. Kondisi medan kerja

3. Karateristik peralatan

4. Pengumpulan hasil pembongkaran

5.3.4 Pemuatan dan Pengangkutan

Pemuatan dan pengangkutan pada tambang terbuka dilakukan setelah

penggalian/pengambilan bahan galian tambang elaesai dilakukan. Tujuannya adalah untuk

memindahkan bahan galian dari lokasi penambangan ke stock yard tambang

Page 20: tambang terbuka

Pemuatan dilakukan dengan backhoe, power shovel, wheel loader, dan lain-lain.

Pemuatan

Pengangkutan adalah serangkain pekerjaan yang dilakukan untuk mengankut batuan, bijih,

batu atau tanah buangan (waste), kayu-kayu, penyangga, karyawan, dan keperluan lain sehari-hari

pada suatu operasi penambangan. Pengangkutan sangat mempengaruhi operasi penambangan; untuk

dan rugi suatu perusahaan penambangan terletak juga pada lancar-tidaknya pengangkutan.

Cara pengangkutan pada open pit/open cut/open cast/open mine tergantung dari kedalaman

endapan dan topografinya. Pada dasarnya cara pengangkutannya ada 2 (dua) macam, yaitu :

1. Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan diangkut

oleh truck / belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars, dan sebagainya,

langsung dari tempat penggalian ke tempat dumping dengan menelusuri tebing-

tebing sepanjang bukit.

Page 21: tambang terbuka

Pengankutan dengan Belt Conveyor

Pengangkutan dengan dump truck

2. Cara inkonvensional atau cara tak langsung adalah cara pengangkutan hasil

galian/peledakan ke tempat stick pileg dengan menggunakan cara kombinasi alat-alat

angkut. Misalnya dari permuka/medan kerja (front) ke tempat crusher digunakan

truk, dan selanjutnya melalui ore pass ke loading point; dari sini diangkut ke ore

bin dengan memakai belt conveyor, dan akhirnya diangkut ke luar tambang

dengan cage.

Page 22: tambang terbuka

4. Penirisan (drainage)

Tujuan penirisan adalah untuk mengeringkan air permukaan dan rembesan air tanah yang

terdapat dan mengalir di daerah kerja dan daerah tambang secara keseluruhan. Peralatan yang

digunakan adalah pipa, pompa, siphon, selokan, dragline, backhoe dan lain-lain.

Rancangan penirisan ditentukan atas dasar:

1. Kondisi daerah kerja

2. Hidrologi

3. Curah hujan

4. Karateristik peralatan

Penirisan air tambang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengeringan air yang terlanjur

masuk daerah kerja (cara konvensional) dan cara pencegahan air supaya tidak masuk daerah kerja.

4. Penjenjangan/Kestabilan Lereng

Kegiatan ini bertujuan untuk menghindari kelongsoran medan kerja dan dinding medan

kerja atau daerah bekas penggalian. Kemiringan dinding daerah penggalian dan bekas penggalian

tidak boleh lebih besar dari sudt batas luncur bahan yang digali.

Rancangan kemantapan jenjang/lereng ditentukan atas dasar:

1. Kondisi batuan/bijih (sifat fisik dan mekanik)

2. Jenis batuan/bijih

3. Kondisi air

4. Struktur geologi

5. Curah hujan

6. Macam peralatan yang dipergunakan

7. Metoda penambangan

8. Kecepatan produksi

Page 23: tambang terbuka

9. System perhitungan kemantapan jenjang/lereng

4. Reklamasi Daerah Bekas Tambang

Reklamasi daerah tambang dilakukan dalam bentuk penghutan, petrnakan, pertanian,

perkebunan, pemukiman, dan daerahwisata. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memenuhi

tuntutan masyarakat dan pemerintah atau ketetapan dari pemerintah untuk mencegah perusakan

lingkungan alam dan ekasistem, perubahan system ekonomi dan budaya masyarakat sekitar

tambang.

Page 24: tambang terbuka

BAB VI

METODE-METODE TAMBANG TERBUKA

Metode penambangan yang termasuk tambang terbuka ada 4 (empat) macam, yaitu :

1. Open pit / open cut / open cast / open mine,

2. Quarry,

3. Strip mine, dan

4. Alluvial mine.

6.1 Open Pit/Open Cut/Open Cast/Open Mine

Open pit/open cut/open cast/open mine adalah cara-cara penambangan terbuka yang

dilakukan untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan bijih

besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya. . Contohnya tambang nikel di Pomalla, Sulawesi

Tenggara yang mineralnya Garnierite, tambang alumunium di Pulau Kijang Kepulauan Riau yang

mineralnya Gibbsite, Boechmite, Diaspore (Bauksit), tambang tembaga di Tembagapura Papua

yang mineralnya Calcophyrite dan Cuprite, tambang timah di Pulau Bangka yang mineralnya

Cassiterite.

Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bijih itu sendiri ada 2 (dua) macam, yaitu:

1. Open pit

Merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijih yang terletak pada suatu daerah yang

datar atau lembah. Dengan demikian medan kerja digali ke arah bawah sehingga akan

membentuk semacam cekungan atau pit  

Page 25: tambang terbuka

Open Pit

2. Open cast / open mine / open cut

Merupakan bentuk penambangan untuk endapan bijiih yang terletak pada lereng bukit.

Dengan demikian medan kerja digali dari arah bawah ke atas atau sebaliknya (side hill type).

Bentuk tambang dapat pula melingkari bukit atau undakan, hal tersebut tergantung dari letak

endapan penambangan yang diinginkan.

Open Cut/Open Cast/Open Mine 

Page 26: tambang terbuka

6.2 Quarry

Quarry adalah cara-cara penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-

endapan bahan galian industri atau mineral industri, seperti batu marmer, batu granit, batu andesit,

batu gamping, dan lain-lain. Contoh : tambang batu pualam di Tulung Agung Jawa Timur yang

batuannya Marmer, tambang aspal di Pulau Buton yang batuannya batu gamping beraspal, tambang

granit di Pulau Karimun yang batuannya granit

Bentuk tambang berdasarkan letak endapan bahan galian industri itu sendiri ada 2 (dua)

macam, yaitu :

1. Side hill type

Side hill type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian indutri yang

terletak dilereng-lereng bukit. Medan kerja dibuat mengikuti arah lereng-lereng bukit itu

dengan 2 (dua) kemungkinan, yaitu :

1. Bila seluruh lereng bukit itu akan digali dari atas ke bawah, maka medan kerja dapat dibuat

melingkar bukit dengan jalan masuk (access road) berbentuk spiral.

2. Jika hanya sebagian lereng bukit saja yang akan di tambang atau bentuk bukit itu

memanjang, maka medan kerja dibuat memanjang pula dengan jalan masuk dari salah satu

sisisnya atau dari depan yang disebut straight ramp.

Keuntungan side hill type ini ialah :

1. Dapat diusahakan adanya cara penirisan alamiah dengan membuat medan kerja sedikit

miring ke arah luar dan di tepi jalan masuk dibuatkan saluran air.

2. Alat-angkut bermuatan bergerak ke arah bawah yang berarti mendapat bantuan gaya

gravitasi. Dengan demikian waktu pengangkutannya (cycle time) menjadi lebih singkat.

Kerugiannya adalah :

1. Meterial penutup harus dikupas dan dibuang sekaligus sebelum penambangan dilakukan,

berarti diperlukan modal yang besar untuk mengongkosi pengupasan material penutup.

Page 27: tambang terbuka

2. Karena jalan masuknya miring, kalau pengemudi-pengemudi alat-alat angkut kurang hati-

hati karena ingin dapat premi produksi, maka hal ini akan dapat menyebabkan kecelakaan,

terutama pada jalan masuk yang berbentuk spiral.

Side hill type

2. Pit type / subsurface type

Pit type / subsurface type merupakan bentuk penambangan untuk batuan atau bahan galian

industri yang terletak pada suatu daerah yang mendatar. Dengan demikian medan kerja harus

digali ke arah bawah sehingga akan membentuk kerja atau cekungan (pit). Bentuk medan kerja

atau cekungan tersebut ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu :

1. Kalau bentuk endapan kurang lebih bulat atau lonjong (oval), maka medan kerja dan jalan

masuk dibuat berbentuk spiral (lihat Gambar 10).

2. Bila bentuk endapan kurang lebih empat persegi panjang atau bujur sangkar, maka medan

kerjapun di buat seperti bentuk-bentuk tersebut di atas dengan jalan masuk dari sisi yang

disebut straight ramp atau berbentuk switch back.

Bentuk-bentuk kuari (quarry) yang diuraikan diatas adalah bentuk-bentuk dasar dari kuari

yang tentu saja masih banyak lagi variasi-variasinya yang pada umumnya diusahakan agar

menyesuaikan bentuk-bentuk dasar tersebut dengan keadaan dan bentuk endapan serta topografi

daerahnya.

Page 28: tambang terbuka

Subsurface Type

6.3 Strip Mine

Strip mine dalah cara-cara penambangan terbuka yang dilakukan untuk endapan-endapan

yang letaknya mendatar atau sedikit miring. Hal yang harus diperhitungkan dalam penambangan

cara ini adalah nisbah penguapan (stripping ratio) dari endapan yang akan ditambang, yaitu

perbandingan banyaknya volume tanah penutup (m3 atau BCM) yang harus dikupas untuk

mendapatkan 1 ton endapan. Cara ini sering diterapkan pada penambangan batubara, atau endapan

garam-garam. tambang batubara di Tanjung Enim Sumatera Selatan, tambang batubara di Ombilin

Sawah Lunto Sumatera Barat mineralnya Bituminous Coal, dan lain-lain.

Strip Mine

Page 29: tambang terbuka

6.4  Alluvial Mine

Alluvial mine adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan

alluvial, misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dan lain-lain. tambang bijih timah di Pulau

Bangka Belitung yang mineralnya cassiterite, tambang bijih besi di Cilacap yang mineralnya

magnetite, hematite, ilmenite, dll.

Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam,

yaitu :

1. Tambang semprot (hydraulicking).

Pada tambang semprot penggalian endapan alluvial dilakukan dengan menggunakan semprotan

air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprotan yang disebut monitor atau water

jet atau giant.

Tekanan aliran air yang dihasilkan oleh monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan material

yang akan digali atau disemprot yang biasanya bisa mencapai tekanan sampai 10 atm.

Untuk memperbesar produksi biasanya :

1. Digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja sendiri-sendiri atau bersama di satu

permuka kerja;

2. Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau buldoser 

Untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi pengolahan digunakan air

yang digerakkan dengan pompa.

Jadi jika digunakan cara penambangan tambang semprot harus tersedia cukup air, baik untuk

sperasi penambangan maupun untuk proses pengolahannya (konsentrasi).

Page 30: tambang terbuka

Tambang Semprot

2. Penambangan dengan kapal keruk (dredging)

Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini digunakan bila endapan

yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai, sungai danau atau

dia suatu lembah dimana tersedia banyak air.

Berdasarkan macam alat galinya, maka kapal keruk yang digunakan untuk penambangan dapat

dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Multi bucket dredge (lihat Gambar 13), yaitu kapal keruk yang alat-galinya berupa

rangkaian mangkok (bucket).

2. Cutter suction dredge, yaitu kapal keruk dengan alat-gali berupa pisau pemotong yang

menyerupai bentuk mahkota.

3. Bucket wheel dredge, yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang berputar (bucket

wheel) sebagai alat-gali.

Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

1. Sistem tangga (benches), yaitu cara pengerukan dengan membuat atau membentuk tangga

atau jenjang (benches).

2. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tangga (ladder) sampai pada

kedalaman yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk tangga.

Page 31: tambang terbuka

3. Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau sistem tangga dengan sistem

tekan. Biasanya sistem tangga dipakai untuk menggalikan tanah penutup, sedangkan sistem

tekan untuk menggali endapan bijihnya (kaksa).

Kapal Keruk

3. Manual mining method

Manual method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan yang menggunakan

tanaga manusia atau hampir tidak menggunakan tenaga masin atau alat mekanis.

Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau kontraktor kecil untuk menambang

endapan yang :

1. Ukuran atau jumlah cadangannya tidak besar.

2. Letaknya tersebar dan terpencil.

3. Tetapi endapannya cukup kaya.

Alat-alat konsentrasi yang biasanya digunakan pada manual method ialah :

1. Pan / batea / dulang

2. Rocker (craddle)

3. Sluice box

Page 32: tambang terbuka

Manual mining method

6.5 Tambang Terbuka untuk Batubara

Beberapa sistem tambang terbuka untuk penambangan batubara adalah sebagai berikut.

1. Strip mining

Strip mining pada umumnya digunakan untuk endapan batubara yang memiliki kemiringan

endapan (dip) kecil atau landai dimana sistem penambangan yang lain sulit untuk diterapkan

karena keterbatasan jangkuan alat-alat

Selain itu endapan batubaranya    harus tebal, terutama bila lapisan tanah penutupnya juga

tebal. hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perbandingan yang masih ekonomis anatara

jumlah  tanah penututp yang harus dikupas dengan jumlah batubara yang dapat digali

(economic stripping ratio).

Page 33: tambang terbuka

Strip Mining

2. Contour mining

Sistem penambangan ini biasanya diterapkan untuk cadangan batubara yang tersingkap di

lereng pegunungan atau bukit.Kegiatan penambangan diawali dengan pengupasan tanah

penutup di daerah singkapan (outcrap) di sepanjang lereng mengikuti garis kontur, kemudian

diikuti dengan penggalian endapan batubaranya. Penggalian kemudian dilanjutkan ke arah

tebingsampai mancapai batas penggalian yang masih ekonomis, mengingat tebalnya tanah

penutup yang harus dikupas untuk mendapatkan batubaranya. Karena keterbatasannya daerah

yang biasanya digali, maka daerah menjadi sempit tetapi panjang sehingga memerlukan alat-

alat yang mudah berpindah-pindah. Umur tambang biasanya pendek.

Kerugian sistem ini ialah :

1. Keterbatasannya jumlah cadangan yang ekonomis untuk ditambang karena tebalnya tanah

penutup yang harus dikupas.

2. Tempat kerjanya sempit.

3. Tebing (highwall) yang terbentuk bisa terlalu tinggi sehingga menyebabkan kemantapan

lerengnya rendah.

4. Mudah terjadi kelongsoran pada timbunan tanah buangan (timbunan tanah penutup)

3. Area mining

Sistem ini pada umumnya diterapkan untuk endapan batubara yang letaknya kurang lebih

horizontal (mendatar) serta daerahnya juga merupakan dataran. Kegiatan penambangan dimulai

Page 34: tambang terbuka

dengan pengupasan tanah penutup dengan cara membuat paritan besar yang biasanya

disebut box cut dan tanah penutupnya dibuang ke daerah yang tidak di tambang. Setelah

endapan batubara dari galian pertama diambil, kemudian disusul dengan pengupasan

berikutnya yang sejajar dengan pengupasan pertama dan tanah penutupnya ditimbun atau

dibuang ke tempat bekas penambangan atau penggalian yang pertama (back filling digging

method). Demikianlah selanjutnya penggalian demi penggalian dilanjutkan sampai penggalian

yang terakhir. Penggalian yang terakhir akan meninggalkan lubang memanjang yang di satu

sisi lainnya oleh tanah penutup yang tidak digali. Seirama dengan kemajuan penambangan,

secara bertahap timbunan tanah penutup juga diratakan.

4. Auger mining

Untuk menambang endapan batubara yang tipis dan tersingkap di lereng bukit dapat

dipakai auger head miner yang memiliki auger berdiameter 28-36 inchi (71-91cm). Kemudian

alat ini diperbaiki menjadi twin auger yang berdiameter 20-28 inchi (50-71 cm) dengan

kedalaman penggalian efektif 5 ft (1,5 m).

Pada saat penambangan alat ini ditempatkan dibagian pinggir  lombong (stope). Auger yang

satu diletakkan di dasar lombong, sedang auger yang kedua dinaikkan sehingga alat tersebut

digerakkan kesamping ke arah pinggir lombong diseberangnya dengan ditarik kabel yang

diikatkan pada 2 buah jangkar penopang di kiri-kanan alat. Gerakan ke samping itu dilakukan

berulang-ulang sambil diikuti dengan gerakan maju. Batubara yang tergali diterima oleh chain

conveyor pengumpul untuk diangkat ke luar lombong.

Auger Mining

5.  Box cut mining

Page 35: tambang terbuka

Sebenarnya yang dimaksud dengan box cut adalah suatu lubang galian awal pada daerah yang

efektif datar yang tak memiliki daerah pembuangan   tanah penutup, sehingga tanah penutup

terpaksa dibuang kesamping  lubang galian awal. Kemudian lubang galian awal ini

dikembangkan menjadi kawasan penambangan yang lebih baik dengan berbagai cara.

Pengembangan box cut itu adalah yang disebut advance benching system. Bila tanah

penutupnya lunak, maka dapat dipakai dragline atau back hoe sebagai alat gali sehingga box

cut-nya dapat diperluas menjadi medan kerja (front) yang memanjang. Batubara yang telah

terkupas kemudian ditambang dengan peralatan khusus, misalnya dengan pemboran dan

peledakan atau penggaruan (ripping), Kemudian dimuatkan ke alat-angkut untuk dibawa keluar

tambang.

Page 36: tambang terbuka

DAFTAR PUSTAKA

Nurhakim,2004.Draft Bahan kuliah Tambang Terbuka.Banjar Baru: Program

Studi Teknik Pertambangan,Universitas Lambung Mangkurat

Prodjosumarto,Partanto.2000.Tambang Terbuka (surface

mining).Bandung:Institut Teknologi Bandung.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan

Batubara.SistemPenambangan.Bandung:Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.

Sjaepudin, M Anda;Noor,M Zurni.1995.Tambang Terbuka.Bandung: Pusat

Pengembangan Tenaga Pertambangan,Direktorat Jendral

Pertambangan Umum,Departemen Pertambangan dan Energi.

Sjaepudin, M Anda.1995.Tambang Terbuka II.Bandung: Pusat Pengembangan

Tenaga Pertambangan,Direktorat Jendral Pertambangan

Umum,Departemen Pertambangan dan Energi.

35

Page 37: tambang terbuka

DAFTAR PUSTAKA1.  ________ , (1997), Geological Modeling of a Multi Seam Coal Deposit Surpac Sofware.2. Direktorat Jendral Pertambangan Umum, (1998), Analisis dan Perhitungan Cadangan,Departemen Pertambangan dan Energi.3. Erlangga,E.O, (2001), Open Pit Design, Badan Diklat Teknologi Mineral dan Batubara,Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung.4. Hartman, H.L, (1987), Interoductory Mining Engineering , University of Alabama,Alabama.5. Prodjosumatro, P, (2000), Tambang Terbuka, Jurusan Teknik Pertambangan, InstitutTeknologi Bandung, Bandung.6. Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, (2004), Teknik Pertambangan batubara,Depertemen Energi dan Sumber Daya Mineral.7. Bruce A, Kennedy, 1990, Surface Mining, Penerbit : Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Page 38: tambang terbuka

GENJOT PENERIMAAN, ESDM TETAPKAN ATURAN 4 WILAYAH PERTAMBANGAN

Merdeka.com - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan aturan untuk wilayah pertambangan. Empat wilayah tersebut yakni Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kalimantan dan Papua.

Wilayah Pertambangan (WP) terdiri dari Wilayah Pencadangan Negara (WPN), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dan Wilayah Usaha Pertambangan (WUP).

"Kita sedang menunggu untuk Sumatera, Bali, NTT dan Jawa," ujar Dirjen Minerba Kementerian ESDM, R Sukhiyar di kantornya, Jakarta, Jumat (3/1).

Hal ini diberlakukan untuk mengoptimalkan penerimaan negara di sektor minerba. Tujuan aturan ini adalah optimalisasi penggunaan SDA dengan meningkatkan sistem pengawasan. Sehingga, yang sebelumnya tidak tercatat menjadi tercatat.

WP ini sendiri telah diterbitkan sejak 19 Desember lalu. Ke depan, WUP dengan basis logam, batu bara dan bukan logam akan diberikan izinnya oleh bupati setempat.

Page 39: tambang terbuka