dampak lahan bekas tambang terbuka terhadap lingkungan fix.docx

28
DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN LAHAN BEKAS AKTIVITAS TAMBANG TERBUKA Disusun Oleh : Bayu Totonafo Laoli DBD 112 013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Upload: laolibayu

Post on 26-Dec-2015

90 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas makalah ISBD

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN LAHAN BEKAS AKTIVITAS TAMBANG TERBUKA

Disusun Oleh :Bayu Totonafo Laoli

DBD 112 013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYAFAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN2014

Page 2: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Sosial

dan Budaya Dasar. Penulis tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan karya ilmiah ini yang

berjudul “Dampak Kerusakan Lingkungan Lahan Bekas Aktivitas Tambang

Terbuka”.

Ucapan Terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Bapak Drs. Iskandar Fauzi dan Ibu Neny

Fidayanti, ST., M.Si atas arahan dan bimbingannya yang banyak membantu dalam

menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis mengharapkan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat sebagai

penambah wawasan, serta acuan untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada

kelak.

Penulis

i

Page 3: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................4

2.1 Tahapan Kegiatan Penambangan..................................................4

2.2 Dampak Kerusakan Lahan Akibat Aktivitas Pertambangan....11

2.3 Solusi Permasalahan.................................................................14

BAB III PENUTUP......................................................................................15

3.1 Kesimpulan...............................................................................15

3.2 Saran.........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan tambang merupakan salah satu sumber daya alam yang dikuasai

oleh negara dan harus dapat dimanfaatkan secara optimal untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat (amanat UUD 1945 Pasal 33 ayat 3). Oleh karena itu, sektor

pertambangan merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting

dalam menunjang pembangunan nasional. Indonesia mempunyai potensi berbagai

jenis bahan tambang, baik logam, non logam, batuan bahan konstruksi dan

industri, batu bara, panas bumi maupun minyak dan gas bumi yang cukup

melimpah. Pendayagunaan secara bijak segala jenis bahan tambang tersebut dapat

meningkatkan pendapatan dan perekonomian nasional ataupun daerah. Setiap

kegiatan penambangan hampir dipastikan akan menimbulkan dampak terhadap

lingkungan, baik bersifat positif maupun bersifat negatif. Dampak positif kegiatan

penambangan antara lain meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan roda

perekonomian sektor dan sub sektor lain di sekitarnya, dan menambah

penghasilan negara maupun daerah dalam bentuk pajak, retribusi ataupun royalti.

Namun demikian, kegiatan penambangan yang tidak berwawasan atau tidak

mempertimbangkan keseimbangan dan daya dukung lingkungan serta tidak

dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Dampak negatif tersebut antara lain terjadinya gerakan tanah yang dapat menelan

korban baik harta benda maupun nyawa, hilangnya daerah resapan air di daerah

perbukitan, rusaknya bentang alam, pelumpuran ke dalam sungai yang

dampaknya bias sampai ke hilir, meningkatkan intensitas erosi di daerah

perbukitan, jalan-jalan yang dilalui kendaraan pengangkut bahan tambang

menjadi rusak, mengganggu kondisi air tanah, dan terjadinya kubangan-kubangan

besar yang terisi air, terutama bila penggalian di daerah pedataran, serta

mempengaruhi kehidupan sosial penduduk di sekitar lokasi penambangan. Oleh

karena itu, untuk menghindari berbagai dampak negatif tersebut, maka

1

Page 5: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

pengelolaan pertambangan yang berwawasan lingkungan mutlak harus dilakukan.

Kegiatan pertambangan batubara memberikan dampak yang nyata pada kerusakan

lingkungan sehingga ekosistem yang ada di lingkungan itu menjadi rusak dan juga

dapat membahayakan pada ekosistem di lingkungan sekitarnya. Untuk itu

diperlukan cara untuk dapat mengembalikan fungsi lahan bekas tambang agar

tidak terjadi kerusakan yang berkelanjutan.

Kegiatan reklamasi harus melibatkan masyarakat. Reklamasi harus dapat

menyentuh masyarakat dari sisi sosial, ekonomi, budaya dan politik yang

berkembang di masyarakat. Kegiatan reklamasi yang tidak memperhatikan aspek

sosial masyarakat, melibatkan seluruh komponen masyarakat, dan kepedulian dari

masyarakat tentunya akan mendatangkan kegagalan. Upaya Pengelolaan

Lingkungan memang tidak pernah lepas dari pentingnya mengadopsi berbagai

pendekatan dalam manajemen lingkungan. Diketahui bahwa pelaksanaan

reklamasi di areal bekas tambang sudah dilakukan, tetapi keberhasilannya masih

jauh yang diharapkan sehingga belum memberikan hasil yang optimal dalam

upaya memulihkan fungsi lahan sesuai dengan peruntukkannya. Untuk itu segera

ditetapkan mekanisme kontrol pada pelaksanaan reklamasi yang bersifat terpadu.

Disamping itu, Pemerintah harus lebih tegas dalam menerapkan sanksi terhadap

perusahaan pertambangan yang melanggar kewajiban melakukan reklamasi.

Sehingga semua perusahaan pertambangan harus menggunakan penambangan

teknologi zero mining yakni penambangan sampai habis dan juga perlu didorong

kegiatan ekonomi ramah lingkungan

1.2 Rumusan Masalah

1. Tahapan dan metode pertambangan terbuka?

2. Apakah dampak yang ditimbulkan dari pertambangan terhadap lahan

bekas tambang?

3. Bagaimana solusi permasalahan untuk menanggulangi dan

mengembalikan fungsi lahan bekas tambang yang telah rusak

1

Page 6: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

1.3 Tujuan

1. Mengetahui tahapan dan metode pertambangan terbuka?

2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pertambangan terhadap lahan

bekas tambang?

3. Mengetahui solusi permasalahan untuk menanggulangi dan mengembalikan fungsi lahan bekas tambang yang telah rusak?

1

Page 7: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tahapan Kegiatan Penambangan

Setelah suatu deposit bahan tambang dinyatakan layak untuk ditambang,

maka selanjutnya bahan tambang tersebut akan ditambang (dieksploitasi). Dalam

eksploitasi ini juga diperlukan suatu pengelolaan yang berwawasan lingkungan.

Hal ini berkaitan erat dengan teknik penambangan yang akan dipergunakan,

termasuk pembuatan dan penempatan infrastruktur tambang. Dalam suatu

kegiatan penambangan biasanya terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap

persiapan, tahap eksploitasi dan terakhir, yang merupakan bagian tak terpisahkan,

adalah tahap reklamasi/rehabilitasi lahan pasca penambangan.

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan biasanya didahului dengan kegiatan pengangkutan

berbagai jenis peralatan tambang, termasuk bahan-bahan bangunan untuk

pembuatan perkantoran, gudang, perumahan (jika ada) dan fasilitas-fasilitas

tambang yang lain, pembukaan lahan (land-clearing), dan selanjutnya adalah

pembuatan/pembukaan jalan tambang. Dalam hal pengangkutan peralatan

tambang dan bahan-bahan bangunan, yang perlu diperhatikan adalah jalan yang

akan dilalui. Perlu diperhitungkan berapa meter lebar jalan, jalan apakah melewati

jembatan (bagaimana kondisinya), apakah melewati pemukiman penduduk,

berapa frekuensi lalu-lalang dan jenis maupun tonase truk pengangkut, dan

sebagainya. Hal-hal tersebut perlu diperhitungkan secara matang agar tidak terjadi

dampak negatif terhadap lingkungan di sepanjang jalan yang akan dilalui, baik

terhadap manusia maupun fisik alam itu sendiri. Beberapa contoh dampak negatif

yang dapat ditimbulkan oleh adanya kegiatan pengangkutan ini apabila tidak

dikelola dengan baik, antara lain adalah jalan menjadi rusak (banyak lubang,

becek di musim hujan), kecelakaan lalu-lintas (karena jalan terlalu sempit, atau

4

Page 8: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

kondisi jembatan kurang memenuhi syarat), debu bertebaran yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan (karena jalan berupa tanah dan dilalui

kendaraan pada musim kemarau), dan ganggunan kebisingan. Pada kegiatan

pembukaan lahan perlu diperhatikan kemiringan dan kestabilan lereng, bahaya

erosi dan sedimentasi (karena penebangan pepohonan, terutama saat musim

hujan), serta hindari penempatan hasil pembukaan lahan terhadap sistem drainase

alam yang ada. Demikian pula pada saat pembuatan jalan tambang. Lokasi

pembuatan fasilitas tambang, seperti perkantoran, gudang, dan perumahan perlu

memperhatikan kondisi tanah/batuan dan kemiringan lerengnya. Sedapat mungkin

hindari lokasi yang berlereng terjal dan kemungkinan rawan longsor. Jika

diperlukan pembuatan kolam pengendapan, letakkan pada lokasi yang sifat

batuannya kedap air, misalnya batu lempung, dan tidak pada batuan yang banyak

kekar-kekarnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya kebocoran. Bila kondisi

batuan tidak memungkinkan, maka kolam pengendapan bisa dibuat dari beton,

walaupun memerlukan tambahan biaya.

b. Tahap Eksploitasi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini utamanya berupa

penambangan/penggalian bahan tambang denganjenis dan keterdapatan bahan

tambang yang berbeda-beda. Dengan demikian teknik/tata cara penambangannya

berbeda-beda pula. Bahan tambang yang terdapat di daerah perbukitan, walaupun

jenisnya sama, misalnya pasir, teknik penambangannya akan berbeda dengan

deposit pasir yang terdapat di daerah pedataran, apalagi yang terdapat di dalam

alur sungai. Tulisan ini tidak akan membahas berbagai teknik penambangan

tersebut, tetapi akan dibahas secara umum tentang hal-hal apa saja yang perlu

diperhatikan pada tahap eksploitasi dalam kaitannya dengan pengelolaan

pertambangan yang berwawasan lingkungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan

antara lain sebagai berikut:

• Jenis, sebaran dan susunan perlapisan batuan yang terdapat di sekitar

deposit bahan tambang, termasuk ketebalan lapisan tanah penutup.

• Sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan.

4

Page 9: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

• Kondisi hidrogeologi (kedalaman muka air tanah dangkal dan/dalam, pola

aliran air tanah, sifat fisika dan kimia air tanah dan air permukaan, letak

mata air dan besaran debitnya, letak dan pola aliran sungai berikut

peruntukannya, sistem drainase alam).

• Topografi/kemiringan lereng.

• Kebencanaan geologi (kerawanan gerakan tanah, bahaya letusan gunung

api, banjir, kegempaan).

• Kandungan unsus-unsusr mineral yang terdapat dalam batuan yang

terdapat di sekitar deposit bahan tambang, misalnya pirit.

Dengan mengetahui dan kemudian memperhitungkan seluruh data-data

tersebut, maka dapat ditentukan teknik penambangan yang sesuai, sehingga

dampak negatif terhadap lingkungan akibat kegiatan penambangan dapat dihindari

atau ditekan sekecil mungkin.

c. Tahap Reklamasi

Kegiatan reklamasi tidak harus menunggu sampai seluruh kegiatan

penambangan berakhir, terutama pada lahan penambangan yang luas. Reklamasi

sebaiknya dilakukan secepat mungkin pada lahan bekas penambangan yang telah

selesai dieksploitasi, walaupun kegiatan penambangan tersebut secara keseluruhan

belum selesai karena masih terdapat deposit bahan tambang yang belum

ditambang. Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan bekas

tambang agar kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat

dimanfaatkan kembali. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan

lingkungan pada tahap reklamasi adalah sebagai berikut:

• Rencana reklamasi sebaiknya dipersiapkan sebelum pelaksanaan

penambangan

• Luas areal yang direklamasi sama dengan luas areal penambangan

• Memindahkan dan menempatkan tanah pucuk pada tempat tertentu dan

mengatur sedemikian rupa untuk keperluan revegetasi

4

Page 10: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

• Mengembalikan/memperbaiki pola drainase alam yang rusak

• Menghilangkan/memperkecil kandungan (kadar) bahan beracun (jika ada)

sampai ke tingkat yang aman sebelum dibuang ke suatu tempat

pembuangan

• Mengembalikan lahan seperti semula atau sesuai dengan tujuan

penggunaan

• Memperkecil erosi selama dan setelah proses reklamasi

• Memindahkan seluruh peralatan yang sudah tidak digunakan lagi ke

tempat yang dianggap aman

• Permukaan tanah yang padat harus digemburkan, atau ditanami dengan

tanaman pionir yang akarnya mampu menembus tanah yang keras

• Jenis tanaman yang akan dipergunakan untuk revegetasi harus sesuai

dengan rencana rehabilitasi (dapat berkonsultasi dahulu dengan dinas

terkait)

• Mencegah masuknya hama dan gulma yang berbahaya

• Memantau dan mengelola areal reklamasi sesuai dengan kondisi yang

diharapkan.

Dalam beberapa kasus, lahan bekas penambangan tidak harus seluruhnya

direvegetasi, namun dapat dimanfaatkan untuk tujuan lain, seperti misalnya

menjadi kolam persediaan air, padang golf, perumahan, dan sebagainya apabila

dinilai lebih bermanfaat atau sesuai dengan rencana tata ruang. Oleh karena itu,

sebelum merencanakan reklamasi, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan

pemerintah daerah setempat, pemilik lahan atau instansi terkait lainnya.

Metode Tambang Terbuka

Dilakukan pertama-tama dengan mengupas lapisan tanah penutup. Pada

saat ini metode penambangan mana yang akan dipilih dan kemungkinan

mendapatkan peralatan tidak mengalami masalah. Peralatan yang ada sekarang

dapat dimodifikasi sehingga berfungsi ganda. Perlu diketahui bahwa berbagai

4

Page 11: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

jenis batubara memerlukan jenis dan peralatan yang berbeda pula. Mesin-

mesin tambang modern sudah dapat digunakan untuk kegiatan penambangan

dengan jangkauan kerja yang lebih luas dan mampu melaksanakan berbagai

macam pekerjaan tanpa perlu dilakukan perubahan dan modifikasi besar.

Pemilihan metode panambangan batubara baik yang akan ditambang secara

tambang dalam ataupun tambang terbuka ditentukan oleh factor :

a. Biaya penambangan

b. Batubara yang dapat diambil (coal recovery)

c. Pengotoran hasil produksi oleh batuan ikutan.

Dalam memperhitungkan biaya penambangan dengan metode tambang

terbuka harus termasuk juga biaya pembuangan tanah penutup batubara sampai

pada kemiringan lereng yang seaman mungkin (slope angle). Perbandingan antara

lapisan batuan tanah penutup dengan batubara merupakan factor penentu dalam

memilih metode penambangan, untuk itu perlu dihitung terlebih dahulu break

even stripping ratio, yaitu perbandingan antara selisih biaya untuk penambangan

satu ton batubara secara tambang dalam dan tambang terbuka dibagi dengan biaya

pembuangan setiap ton tanah penutup lapisan batubara.

Metode Penambangan Secara Tambang Terbuka

Pada saat ini sebagian besar penambangan batubara dilakukan dengan

metode tambang terbuka, lebih-lebih setelah digunakannya alat-alat besar yang

mempunyai kapasitas muat dan angkut yang besar untuk membuang lapisan tanah

penutup batubara. Dengan demikian pekerjaan pembuangan lapisan tanah penutup

batubara menjadi lebih murah dan menekan biaya ekstraksi batubara. Selain itu

prosentase batubara yang diambil jauh lebih besar dibanding dengan batubara

yang dapat diekstraksi dengan cara tambang dalam. Penambangan batubara

dengan metode tambang terbuka saat ini diperoleh 85% dari total mineable

reserve, sedang dengan metode tambang dalam paling besar hanya 50% saja.

4

Page 12: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

Walaupun demikian penambangan secara tambang terbuka mempunyai

keterbatasan yaitu :

Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini keterbatasan kedalaman

lapisan batubara yang dapat ditambang.

Pertimbangan ekonomis antara biaya pembuangan batuan penutup dengan

biaya pengambilan batubara

Beberapa tipe penambangan batubara dengan metode tambang terbuka

tergantung pada letak dan kemiringan serta banyaknya lapisan batubara dalam

satu cadangan. Disamping itu metode tambang terbuka dapat dibedakan juga dari

cara pemakaian alat dan mesin yang digunakan dalam penambangan.

Beberapa metode penambangan batubara dengan metode tambang terbuka adalah

1. Contour Mining

Tipe penambangan ini pada umumnya dilakukan pada endapan batubara

yang terdapat di pegunungan atau perbukitan. Penambangan batubara

dimulai pada suatu singkapan lapisan batubara dipermukaan atau cropline

dan selanjutnya mengikuti garis contour sekeliling bukit atau pegunungan

tersebut. Lapisan batuan penutup batubara dibuang kearah lereng bukit dan

selanjutnya batuan yang telah tersingkap diambil dan diangkut. Kegiatan

penambangan berikutnya dimulai lagi seperti tersebut diatas pada lapisan

batubara yang lain sampai pada suatu ketebalan lapisan penutup batubara

yang menentukan batas limit ekonominya atau sampai batas maksimum

kedalaman dimana peralatan tambang tersebut dapat bekerja

2. Open Pit Mining

Open pit mining adalah cara penambangan secara terbuka dalam

pengertian umum. Apabila hal ini diterapkan pada endapan batubara

dilakukan dengan jalan membuang lapisan batuan penutup sehingga

lapisan batubaranya tersingkap dan selanjutnya siap untuk diekstraksi.

Peralatan yang dipakai pada penambangan secara open pit dapat

4

Page 13: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

bermacam-macam tergantung pada jenis dan keadaan batuan penutup yang

akan dibuang. Dalam memilih peralatan perlu dipertimbangkan :

Kemiringan lapisan batuan

Pada lapisan dengan kemiringan cukup tajam pembuangan lapisan

tanah penutup dapat menggunakan alat muat baik berupa face

shovel, front end loader atau alat muat lainnya

Masa operasi tambang

Penambangan tipe open pit biasanya dilakukan pada endapan

batubara yang mempunyai lapisan tebal atau dalam dan dilakukan

dengan menggunakan beberapa bench.

Tipe penambangan terbuka yang diterapkan pada endapan batubara

yang lapisannya datar atau dekat dengan permukaan tanah. Alat yang

digunakan dapat berupa alat yang sifatnya mobile atau alat penggalian

yang dapat membuang sendiri. Penambangan batubara yang akan

dilakukan diwilayah kontraktor tambang batubara Kalimantan akan

dimulai dengan cara tambang terbuka yang memakai alat kerja bersifat

mobile.

3. Strip Mining

Pada umumnya digunakan untuk endapan batubara yang memiliki

kemiringan endapan (dip) besar atau curam, dimana sistem penambangan

lain susah diterapkan karena keterbatasan jangkauan alat – alat. Endapan

pada sisitem ini juga harus tebal, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan

perbandingan yang masih ekonomis antara jumlah tanah penutup yang

harus dikupas dengan jumlah batubara yang harus digali.

4. Area Mining

Area Mining Merupakan sistem penambangan yang diterapkan

untuk endapan batubara yang letaknya kurang lebih horizontal (mendatar)

serta daerahnya juga merupakan daratan.

4

Page 14: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

2.2 Dampak Kerusakan Lahan Akibat Aktivitas Pertambangan

Kerusakan lahan akibat pertambangan dapat terjadi selama kegiatan

pertambangan maupun pasca pertambangan. Dampak yang ditimbulkan akan

berbeda pada setiap jenis pertambangan, tergantung pada metode dan

teknologi yang digunakan (Direktorat Sumber Daya Mineral dan

Pertambangan, 2003). Kebanyakan kerusakan lahan yang terjadi disebabkan

oleh perusahaan tambang yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dan

adanya penambangan tanpa izin (PETI) yang melakukan proses

penambangan secara liar dan tidak ramah lingkungan (Kementerian

Lingkungan Hidup, 2002).

Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula areal

dampak yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan

pertambangan dapat bersifat permanen, atau tidak dapat dikembalikan kepada

keadaan semula . Secara umum kerusakan lahan yang terjadi akibat aktivitas

pertambangan antara lain:

1. Perubahan vegetasi penutup

Proses land clearing pada saat operasi pertambangan dimulai

menghasilkan dampak lingkungan yang sangat signifikan yaitu

hilangnya vegetasi alami. Apalagi kegiatan pertambangan yang

dilakukan di dalam kawasan hutan lindung. Hilangnya vegetasi akan

berdampak pada perubahan iklim mikro, keanekaragaman hayati

(biodiversity) dan habitat satwa menjadi berkurang. Tanpa vegetasi

lahan menjadi terbuka dan akan memperbesar erosi dan sedimentasi

pada saat musim hujan.

2. Perubahan topografi

Pengupasan tanah pucuk mengakibatkan perubahan topografi pada

daerah tambang. Areal yang berubah umumnya lebih luas dari dari

lubang tambang karena digunakan untuk menumpuk hasil galian

(tanah pucuk dan overburden) dan pembangunan infrastruktur. Hal ini

4

Page 15: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

sering menjadi masalah pada perusahaan tambang kecil karena

keterbatasan lahan (Iskandar, 2010). Seperti halnya dampak hilangnya

vegetasi, perubahan topografi yang tidak teratur atau membentuk

lereng yang curam akan memperbesar laju aliran permukaan dan

meningkatkan erosi. Kondisi bentang alam/topografi yang

membutuhkan waktu lama untuk terbentuk, dalam sekejap dapat

berubah akibat aktivitas pertambangan dan akan sulit dikembalikan

dalam keadaan yang semula.

3. Perubahan pola hidrologi

Kondisi hidrologi daerah sekitar tambang terbuka mengalami

perubahan akibatnya hilangnya vegetasi yang merupakan salah satu

kunci dalam siklus hidrologi. Ditambah lagi pada sistem penambangan

terbuka saat beroperasi, air dipompa lewat sumur-sumur bor untuk

mengeringkan areal yang dieksploitasi untuk memudahkan

pengambilan bahan tambang. Setelah tambang tidak beroperasi,

aktivitas sumur pompa dihentikan maka tinggi muka air tanah (ground

water table) berubah yang mengindikasikan pengurangan cadangan air

tanah untuk keperluan lain dan berpotensi tercemarnya badan air

akibat tersingkapnya batuan yang mengandung sulfida sehingga

kualitasnya menurun.

4. Kerusakan tubuh tanah

Kerusakan tubuh tanah dapat terjadi pada saat pengupasan dan

penimbunan kembali tanah pucuk untuk proses reklamasi. Kerusakan

terjadi diakibatkan tercampurnya tubuh tanah (top soil dan sub soil)

secara tidak teratur sehingga akan mengganggu kesuburan fisik, kimia,

dan biolagi tanah . Hal ini tentunya membuat tanah sebagai media

tumbuh tak dapat berfungsi dengan baik bagi tanaman nantinya dan

tanpa adanya vegetasi penutup akan membuatnya rentan terhadap erosi

baik oleh hujan maupun angin. Pattimahu (2004) menambahkan bahwa

4

Page 16: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

terkikisnya lapisan topsoil dan serasah sebagai sumber karbon untuk

menyokong kelangsungan hidup mikroba tanah potensial, merupakan

salah satu penyebab utama menurunnya populasi dan aktifitas mikroba

tanah yang berfungsi penting dalam penyediaan unsur-unsur hara dan

secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan tanaman. Selain itu

dengan mobilitas operasi alat berat di atas tanah mengakibatkan

terjadinya pemadatan tanah. Kondisi tanah yang kompak karena

pemadatan menyebabkan buruknya sistem tata air (water infiltration

and percolation) dan peredaran udara (aerasi) yang secara langsung

dapat membawa dampak negatif terhadap fungsi dan perkembangan

akar.

Proses pengupasan tanah dan batuan yang menutupi bahan

tambang juga akan berdampak pada kerusakan tubuh tanah dan

lingkungan sekitarnya. Menurut Suprapto (2008a) membongkar dan

memindahkan batuan mengandung sulfida (overburden) menyebabkan

terbukanya mineral sulfida terhadap udara bebas. Pada kondisi

terekspos pada udara bebas mineral sulfida akan teroksidasi dan

terlarutkan dalam air membentuk Air Asam Tambang (AAT). AAT

berpotensi melarutkan logam yang terlewati sehingga membentuk

aliran mengandung bahan beracun berbahaya yang akan menurunkan

kualitas lingkungan.

Sementara itu proses pengolahan bijih mineral dari hasil tambang

yang menghasilkan limbah tailing juga berpotensi mengandung bahan

pembentuk asam, sehingga akan merusak lingkungan karena

keberadaannya yang bisa jauh ke luar arel tambang.

4

Page 17: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

2.3 Solusi Permasalahan

Pencegahan

Selama kegiatan penambangan berlangsung perusahaan dapat

melakukan pencegahan terhadap masalah lingkungan yang mulai ada,

seperti halnya pengelolaan air asam tambang, pengolahan limbah baik

selama pertambangan berlangsung maupun pasca tambang.

Reklamasi

Reklamasi dapat menjadi salah satu solusi dari suatu proses

perbaikan pada suatu daerah tertentu (lahan bekas tambang) sebagai

akibat dari kegiatan penambangan sehingga dapat berfungsi kembali

secara optimal. Contoh usaha dalam reklamasi lahan bekas tambang :

Rekonturing

Rekonturing atau mendesain kembali bentuk permukaan

lahan tambang sesuai dengan vegetasinya.

Kontrol terhadap Ph air tanah

Kontrol kesuburan tanah penutup.

Penanaman pepohonan/tumbuhan.

4

Page 18: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam kenyataannya setiap kegiatan penambangan akan menghasilkan dampak buruk untuk suatu lingkungan, namun tidak menutup kemungkinan sebuah kegiatan pertambangan minimal resiko kerusakan lingkungannya selama kegiatan pertambangan dilakukan dengan baik mulai dari eksplorasi hingga penutupan tambang dengan bijaksana, penuh tanggung jawab dan sesuai peraturan yang berlaku.

3.2 Saran

1. Pemberian perijinan kegiatan pertambangan oleh pemerintah harus diperketat, sehingga perusahaan yang memenuhi syarat, terutama yang berwawasan lingkungan yang diperbolehkan untuk melakukan kegiatan pertambangan.

2. Perlu adanya pengawasan yang ketat oleh pemerintah terhadap perusahaan yang telah melakukan penutupan tambang.

15

Page 19: DAMPAK LAHAN BEKAS TAMBANG TERBUKA TERHADAP LINGKUNGAN FIX.docx

DAFTAR PUSTAKA

Wardana, W. A. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Yogyakarta.Yogyakarta, 2001.

Soemarwoto, O. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta, 2005.

Santoso Budi, Ilmu Lingkungan Industri, Universitas Gunadarna, Depok, 1999.

http://blhd.tanahbumbukab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=149&Itemid=208

http://dynosidiq.blogspot.com/p/tambang-terbuka.html

http://sintaloh.blogspot.com/2013/09/kelebihan-dan-kekurangan-metode-tambang.html

http://hmrh.sith.itb.ac.id/reklamasi-hutan-bekas-tambang-teknologi-penyelamat-paru-paru-dunia/

http://arwansoil.blogspot.com/2011/03/kerusakan-lahan-akibat-aktivitas.html