bab iv tambang terbuka

29
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN TAMBANG TERBUKA IV-1 BAB IV TAMBANG TERBUKA Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa metode penambangan terbuka dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Tambang terbuka dengan ekstraksi mekanis; 2. Tambang terbuka dengan ekstraksi menggunakan air. 4.1. TAMBANG TERBUKA DENGAN EKSTRAKSI MEKANIS Metode penambangan terbuka dengan ekstraksi mekanis dapat dibedakan menjadi 4 yaitu ; 1) Open pit mining 2) Quarry (Kuari) 3) Open cast mining 4) Auger mining Keempat metoda tersebut adalah merupakan metode penambangan yang berperan dalam menghasilkan 90% produksi bahan tambang yang dihasilkan dari sistem tambang terbuka. Lebih spesifik lagi, jika dilihat dari total produksinya maka tambang open pit (Gambar 4.1 dan Gambar 4.2) dan open cast (Gambar 4.3) merupakan metode penambangan yang paling banyak diterapkan dalam tambang terbuka. 4.1.1. Open pit Open pit mining dicirikan dengan bentuk tambang berupa corong (kerucut terbalik) di permukaan bumi. Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan diangkut ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan ekonomis di bawahnya. Kedua aktivitas, yaitu pengupasan dan penggalian, dilakukan pada suatu pemuka kerja (front) yang berbentuk satu atau beberapa jenjang. Pembuatan pemuka kerja lebih dari satu, baik pada elevasi yang sama maupun beda elevasi, dimaksudkan untuk memastikan terjaminnya kemenerusan produksi (tidak ada delay kerja).

Upload: ahmad-syafiq-yudiansyah

Post on 26-Nov-2015

171 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-1

    BAB IV TAMBANG TERBUKA

    Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa metode penambangan

    terbuka dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

    1. Tambang terbuka dengan ekstraksi mekanis;

    2. Tambang terbuka dengan ekstraksi menggunakan air.

    4.1. TAMBANG TERBUKA DENGAN EKSTRAKSI MEKANIS Metode penambangan terbuka dengan ekstraksi mekanis dapat dibedakan

    menjadi 4 yaitu ;

    1) Open pit mining

    2) Quarry (Kuari)

    3) Open cast mining

    4) Auger mining

    Keempat metoda tersebut adalah merupakan metode penambangan yang

    berperan dalam menghasilkan 90% produksi bahan tambang yang dihasilkan

    dari sistem tambang terbuka. Lebih spesifik lagi, jika dilihat dari total

    produksinya maka tambang open pit (Gambar 4.1 dan Gambar 4.2) dan open

    cast (Gambar 4.3) merupakan metode penambangan yang paling banyak

    diterapkan dalam tambang terbuka.

    4.1.1. Open pit Open pit mining dicirikan dengan bentuk tambang berupa corong (kerucut

    terbalik) di permukaan bumi. Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan

    diangkut ke suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan ekonomis di

    bawahnya. Kedua aktivitas, yaitu pengupasan dan penggalian, dilakukan pada

    suatu pemuka kerja (front) yang berbentuk satu atau beberapa jenjang.

    Pembuatan pemuka kerja lebih dari satu, baik pada elevasi yang sama maupun

    beda elevasi, dimaksudkan untuk memastikan terjaminnya kemenerusan

    produksi (tidak ada delay kerja).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-2

    Setelah didahului dengan aktivitas pengupasan lapisan penutup, pengupasan

    dan penggalian bijih atau endapan target dilakukan secara seksama dengan

    urut-urutan yang mengikuti kaidah perencanaan tambang, sehingga biaya

    penggalian bijih/endapan target dan lapisan penutup dapat dibayar dari

    penjualan bijih/ endapan target yang tergali, sedemikian rupa sehingga

    operasional jangka panjang, yaitu pembukaan/ penggalian sampai pit limit

    dapat tercapai.

    Jenjang tunggal dirancang sesuai dengan peralatan mekanis yang digunakan.

    Tinggi jenjang dibatasi oleh jangkauan excavator/shovel, sedangkan lebar

    jenjang harus cukup luas bagi peralatan gali-muat dan truk untuk bermanuver.

    Kemiringan lereng ditentukan berdasarkan perhitungan kemantapan lereng

    dengan input berupa data sifat fisik dan data kuat geser material pembentuk

    lereng tersebut.

    Beberapa variasi dari open pit mining dapat dilihat pada Gambar 4.4.

    Gambar 4.1 Open Pit di Toquepala, Peru (diameter 1 Km, kedalaman 400m).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-3

    Gambar 4.2. Tambang tembaga Open Pit di Kanada (dekat laut).

    Gambar 4.3. Tambang Open pit dan Open cast.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-4

    Gambar 4.4. Variasi dari berbagai Open Pit Mining (Hartman, 1987).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-5

    4.1.2. Quarry (Kuari) Kuari adalah jenis tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang

    endapan-endapan bahan galian industri atau mineral industri (industrial

    minerals), misalnya penambangan batugamping, marmer, granit, andesit dan

    sebagainya.

    Kuari dapat menghasilkan material atau hasil tambang dalam bentuk pecah-

    pecah (loose/broken stone) ataupun potongan batu dengan bentuk yang teratur

    (dimensional stone). Namun demikian, ada beberapa ahli yang menyatakan

    bahwa istilah Quarry hanya diterapkan pada tambang bahan galian mineral non

    metal yang menghasilkan dimensional stones, sedangkan tambang bahan

    galian mineral non metal yang menghasilkan bentuk pecah-pecah

    (loose/broken material) tetap disebut open pit.

    Kuari tipe broken stone (lihat Gambar 4.5) digunakan untuk menambang batuan

    yang berbentuk agregat ataupun chemical limestone menggunakan metode

    peledakan untuk menciptakan fragmentasi batuan. Tingkat produksi bahan

    galian lebih tinggi daripada kuari tipe dimension stone.

    Gambar 4.5. Tambang kuari agregat.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-6

    Kuari tipe dimensional stone biasanya digunakan untuk menambang

    batugamping, batupasir, granit, marble dan dolomit. Hasil dari penambangan ini

    berupa batuan berbongkah besar (lihat Gambar 4.6 dan 4.7). Teknik yang

    digunakan pada metode ini antara lain: jet burning, wire saw, chain saw with

    tungsteen cutting teeth, dan slot drilling (lihat Gambar 4.8).

    Gambar 4.6. Kuari tipe dimensional stone.

    Gambar 4.7. Contoh tambang kuari dimensional stone.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-7

    Gambar 4.8. Teknik drilling dan blasting pada kuari tipe dimensional stone.

    Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangannya secara

    garis besar kuari dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

    a. Side hill type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral

    industri yang letaknya di lereng bukit atau endapannya membentuk bukit.

    Berdasarkan jalan masuk ke pemuka penambangan dibedakan menjadi

    dua, yaitu :

    1. Jalan masuk berbentuk spiral

    Kuari tipe Side Hill dengan jalan masuk spiral diterapkan pada cadangan

    endapan bahan galian yang berbentuk bulat atau lonjong yang

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-8

    membentuk bukit yang penambangannya dilakukan dengan mengupas

    bagian atas bukit terlebih dahulu secara melingkar.

    2. Jalan masuk langsung (Gambar 4.9.)

    Kuari tipe Side Hill dengan jalan masuk langsung diterapkan pada

    cadangan endapan bahan galian yang berbentuk atau memanjang atau

    persegi yang terletak pada daerah berbukit yang penambangannya

    dimulai dari salah satu sisi bukit.

    Gambar 4.9. Kuari tipe side hill dengan jalan masuk langsung.

    b. Pit type, diterapkan untuk menambang batuan atau endapan mineral industri

    yang terletak pada suatu daerah yang relatif datar. Jadi tempat kerjanya

    digali ke arah bawah sehingga membuat cekungan (pit). Berdasarkan jalan

    masuk ke pemuka kerja, memiliki tiga kemungkinan jalan masuk, yaitu :

    1. Jalan masuk spiral (Gambar 4.10)

    Kuari tipe pit dengan jalan masuk spiral diterapkan pada cadangan

    endapan bahan galian yang berbentuk bulat atau lonjong yang terletak

    pada daerah yang datar.

    2. Jalan masuk langsung (Gambar 4.11)

    Kuari tipe pit dengan jalan masuk langsung diterapkan pada cadangan

    endapan bahan galian yang berbentuk memanjang atau persegi yang

    terletak pada daerah yang datar.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-9

    Gambar 4.10. Kuari tipe Pit dengan jalan masuk spiral.

    Gambar 4.11. Kuari tipe Pit dengan jalan masuk langsung.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-10

    3. Jalan masuk zig-zag

    Kuari tipe pit dengan jalan masuk zigzag diterapkan pada cadangan

    endapan bahan galian yang berbentuk memanjang atau persegi yang

    terletak pada daerah yang datar, namun demikian jalan akses jalan

    dibuat zig-zag. Pembuatan jalan zig-zag dapat disebabkan antara lain

    karena :

    1) Aktivitas penambangan sudah mencapai level yang cukup dalam

    sehingga apabila dibuat jalan langsung maka kemiringan jalan akan

    sangat curam yang tidak memungkinkan bagi alat angkut untuk

    memulainya.

    2) Sebagai upaya konservasi cadangan sehingga perolehan

    penambangan tinggi.

    Bentuk-bentuk kuari yang diuraikan diatas adalah bentuk-bentuk dasar dari

    kuari yang tentunya masih banyak lagi variasinya. Pada umumnya bentuk kuari

    yang akan diterapkan diusahakan agar menyesuaikan bentuk-bentuk dasar

    tersebut dengan keadaan dan bentuk endapan serta topografi daerahnya.

    4.1.3. Opencast Mining Pada open pit mining, tanah penutup dikupas dan ditransportasikan ke suatu

    daerah pembuangan yang tidak ada endapan ekonomis di bawahnya,

    sedangkan open cast mining, metodanya hampir sama dengan open pit mining,

    tetapi berbeda pada satu hal yaitu tanah penutup tidak dibuang ke daerah

    pembuangan di luar tambang tetapi dibuang langsung ke lokasi bersebelahan

    yang telah ditambang. Aktivitas penambangan material waste disini terdiri dari

    penggalian, pengangkutan dan sekaligus penimbunan (=casting), yang pada

    umumnya dikombinasikan oleh suatu alat saja (lihat Gambar 4.12).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-11

    Gambar 4.12. Contoh tambang Open Cast.

    4.1.4. Auger mining Auger mining adalah sebuah metode penambangan yang berhadapan dengan

    dinding yang tinggi atau penambangan singkapan (outcrop recovery) lapisan

    batubara/endapan target dengan pemboran ke dalam lapisan endapan tersebut

    tanpa melakukan penggalian lapisan penutup.

    Auger mining lahir sebelum 1940-an untuk mendapatkan batubara pada sisi

    dinding tinggi (high wall) dari batas akhir tambang (pit limit) terbuka secara

    konvensional. Penambangan batubara dengan auger bekerja dengan prinsip

    drag bit rotary drill skala besar. Tanpa merusak lapisan batubara dan juga

    lapisan batuan di atasnya, auger mengekstraksi dan menaikkan batubara dari

    lubang dengan memanfaatkan ulir di stang-bor dan kungkungan dinding lubang

    bor (lihat Gambar 4.13).

    Keuntungan menggunakan metode ini adalah :

    1) Dapat mencapai laju penetrasi yang tinggi.

    2) Volume perusakan tinggi dalam waktu yang singkat.

    3) Tingkat polusi suara rendah.

    4) Tidak memerlukan medium pembilas untuk membersihkan kompresor

    ataupun pompa pembilas.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-12

    Kondisi endapan yang dapat menggunakan metode ini berdasarkan Pfleider

    (1973) dan Anon (1979) adalah endapan yang memiliki bentuk tabular dan

    berlapis, kemiringannya mendekati horisontal, keseragaman bijih/endapan

    target tinggi, kadar dapat sangat rendah dan kedalamannya dangkal (terbatas

    sampai ketinggian dinding dimana auger ditempatkan).

    Pengembangan dan persiapan daerah untuk auger mining menjadi relatif

    mudah jika dilakukan bersamaan dengan pemakaian metode open cast atau

    open pit. Setelah open pit / open cast selesai dan belum dilakukan backfilling,

    auger drilling dapat ditempatkan pada lokasi di dekat high wall.

    Semua penambangan dengan menggunakan auger, diterapkan pada high wall

    atau singkapan dari batubara di daerah pegunungan dan dikombinasikan

    dengan metode penambangan open pit atau open cast (Gambar 4.13c dan d).

    4.1.5. Peralatan Penambangan Seperti telah diketahui bahwa macam tambang Kuari sangat bervariasi, baik

    dilihat dari jenis bahan galiannya maupun kapasitas produksinya. Kondisi ini

    tentu saja akan juga menyebabkan banyaknya jenis peralatan yang digunakan

    dalam penambangan metode ini, mulai dari peralatan yang konvensional

    sampai dengan peralatan yang modern. Pemilihan peralatan yang akan

    digunakan tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor, yang diantaranya adalah :

    1. sifat fisik dan mekanik bahan galian

    2. peruntukan/bentuk akhir hasil galian yang diinginkan (dimensional

    stone/crushed stone)

    3. tingkat produksi yang diinginkan

    4. tingkat penguasaan teknologi

    5. keekonomian, dll.

    Peralatan yang digunakan pada metode penambangan ini dapat dikelompokkan

    berdasarkan fungsinya sebagai berikut.

    Pemberaian & pengggalian : Hasil akhir crushed stone : Bahan peledak (ANFO dan dinamit),

    ripper/alat garu. Bila materialnya lunak: shovel/backhoe, dozer, sekop,

    cangkul-belencong.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-13

    Hasil akhir dimensional stone: rotary saw, chain saw, atau wire-rope saw, flame-jet channeler, water-jet channeler, palu-baji, linggis, smoth

    blasting.

    Pemuatan - Hasil akhir crushed stone : shovel, wheel loader, sekop, scraper, dragline

    - Hasil akhir dimensional stone: crane

    Pengangkutan Hasil akhir crushed stone : scraper, conveyor, truck, train Hasil akhir dimensional stone: truck, crane, hoist

    Pada operasinya, selain kegiatan-kegiatan diatas tentunya ada kegiatan

    penunjang yang memerlukan peralatan yang spesifik, diantaranya adalah ;

    peralatan penunjang kelistrikan, perawatan peralatan, penirisan (pompa) dan

    lain sebagainya.

    4.2. METODA EKSTRAKSI DENGAN AIR

    Metoda ini berhubungan dengan air atau cairan untuk memperoleh mineral dari

    dalam bumi, baik dengan aksi hidrolik maupun dengan serangan cairan. Masih

    sangat kurang pemakaiannya pada tambang terbuka.

    Ada 2 (dua) jenis penambangan di dalam metoda ini yaitu placer mining dan

    solution mining. Placer mining menggunakan air untuk menggali,

    mentransportasi dan mengkonsentrasikan mineral-mineral berat. Solution

    mining adalah metoda yang membuat cair mineral-mineral sehingga dapat

    ditransportasikan dengan menggunakan air atau cairan pelarut. Placer mining

    terdiri dari hydraulicking dan dredging, sedangkan solution mining terdiri dari

    borehole extraction dan leaching.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-14

    Gambar 4.13. Contoh tambang auger pada highwall.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-15

    4.2.1. Placer Mining: Hydraulicking Kualitas yang berbeda dari endapan placer sehingga memungkinkan

    dikategorikan sebagai ekstraksi aqueous adalah (Daily, 1968) :

    1) Material di tempat memungkinkan terdesintegrasi oleh aksi tekanan air

    (atau aksi mekanik ditambah hidrolik).

    2) Ketersediaan supply air pada head yang diperlukan.

    3) Ketersediaan ruang untuk penempatan waste.

    4) Konsentrat berat adalah mineral yang berharga, sehingga memungkinkan

    dilakukan pengolahan mineral sederhana.

    5) Pada umumnya, gradient alamiah dan rendah sudah memungkinkan

    transportasi hidrolik dari mineral.

    6) Dapat mematuhi peraturan-peraturan lingkungan yang berhubungan

    dengan air dan pembuangan waste.

    Tinggi jenjang yang disemprot pada umumnya berkisar antara 515 m, tetapi

    dapat mencapai 60 m (Morrison & Russell, 1973). Gambar 4.14

    memperlihatkan metoda hydraulicking.

    Gambar 4.14. Hydraulicking (tambang semprot di PT. Timah, Bangka).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-16

    Contoh klasifikasi dari monitor pada tambang semprot adalah sebagai berikut.

    Diameter nozzle : 40-150 mm

    Head : 30-140 N/cm2 atau 300-1400 kPa

    Debit : 30-250 liter/detik

    Debit water jet :

    Pasir : 0,15 m/detik

    Kerikil (gravel) : 1,5 m/detik

    Boulders : 3,0 m/detik

    4.2.2. Placer Mining: Dredging Dredger adalah mesin tambang menerus yang ditemukan pertama kali.

    Dredging adalah penggalian endapan placer di bawah air. Dredger dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut (Turner, 1975):

    1) Mekanik

    a. Bucket line (endless chain of buckets revolving along ladder).

    b. Bucket wheel suction (buckets discharge in suction pipeline).

    c. Dripper (shovel/back-hoe, grapple, or dragline mounted on barge).

    2) Hidraulik

    a. Suction (open intake suction line).

    b. Cutter head (evcavation by rotating cutter on suction line).

    Gambar 4.15 dan 4.16 menunjukkan metode dredging mekanik.

    Gambar 4.15. Placer Mining: Dredger Mekanik.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-17

    Gambar 4.16. Kapal keruk saat menambang bijih timah di perairan.

    4.2.3. Solution Mining: Borehole Extraction Bila produksi bijih konvensional menjadi lebih sulit dan lebih mahal, maka daya

    tarik solution mining sebagai metoda eksploitasi meningkat. Solution mining

    adalah salah satu metode ekstraksi aqueous dimana mineral biasanya

    diperoleh ditempat dengan dilarutkan, dicairkan, diluluhkan atau slurrying

    meskipun didahului dengan beberapa persiapan atau eksploitasi di bawah

    tanah, tetapi hampir semua operasi dilakukan di permukaan.

    Pada borehole mining (lihat Gambar 4.17 dan 4.18), air diinjeksi melalui lubang

    bor ke dalam formasi mineral yang kemudian dilarutkan atau dicairkan sehingga

    menjadi slurries mineral berharga dan dipompa ke permukaan melalui lubang

    bor. Kadang-kadang suatu reagen ditambahkan ke air, yang membentuk

    leaching kimia.

    Contoh mineral yang dapat dieksploitasi dengan borehole mining adalah

    evaporites (garam, potash, dan trona dengan dissolusi, belerang dengan

    melting (frasch process), phospat, kaolin, oil sand, batubara, gilsonite, uranium

    dengan slurrying (percobaan) dan uranium dan liquite dengan leaching kimia.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-18

    Gambar 4.17. Solution Mining: Boreholes Extraction (Hartman, 1987).

    Gambar 4.18. Solution Mining: Boreholes Extraction Tambang Uranium (Hartman, 1987).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-19

    4.2.4. Solution Mining: Leaching Leaching (Gambar 4.19) adalah ekstraksi kimia untuk metal atau mineral dari

    ikatan suatu cadangan bijih atau dari material yang telah digali dan ditambang

    (Schlitt, 1982). Proses pada dasarnya adalah kimiawi tetapi dapat juga proses

    bakteri (beberapa bakteri beraksi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi

    pada leaching sulfida). Jika ekstraksi dilakukan di tempat mineral tersebut maka

    dinamakan leaching insitu, dan bila dilakukan di tempat penimbunan disebut

    leaching timbunan (heap leaching) yang termasuk kategori metoda

    penambangan sekunder.

    Leaching pada saat ini adalah proses kombinasi, karena ditambahkan pada

    ekstraksi, hal itu dilengkapi beneficiation dalam tahap awal dari pengolahan

    mineral (Lastra dan Chase, 1984). Akibatnya, biaya produksi cenderung relatif

    lebih rendah daripada metode penambangan konvensional. Sebagai

    perbandingan (Bhappu, 1982), menunjukkan bahwa untuk tambang tembaga,

    biaya produksi total yang diperkirakan untuk metoda open pit sekitar US$ 5,00

    US$ 6,80/ton sedangkan leaching insitu sekitar US$ 3,60-US$ 4,40/ton.

    Aplikasi dari leaching insitu sejauh ini masih terbatas pada tembaga dan

    uranium, sedangkan leaching timbunan pada emas dan perak. Studi percobaan

    mengindikasikan bahwa banyak logam seperti mangan, emas-perak,

    aluminium, dan cobalt-nikel, adalah kandidat utama untuk leaching insitu

    (Porter et. al., 1982). Leaching insitu dari lignite juga sedang diteliti (Sadler dan

    Huang, 1981).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-20

    Gambar 4.19. Solution Mining: Leaching (Hartman, 1987).

    4.2.5. Manual mining method Cara penambangan ini sangat sederhana dengan menggunakan tenaga

    manusia hampir tidak memakai alat mekanis (lihat Gambar 4.20). Cara ini

    biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau oleh kontraktor-kontraktor kecil.

    Biasanya endapan yang ditambang bentuknya :

    a. Ukuran atau jumlah cadangannya kecil

    b. Letaknya tersebar dan terpencil

    c. Endapannya cukup kaya

    Alat penambangan yang biasanya dipakai adalah :

    a. Pahat dan palu

    b. Linggis, belincong, cangkul, sekop

    c. Bakul dan kerekan

    d. Rod mill , pan (dulang) dan sluice box

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-21

    Gambar 4.20. Contoh Sluice Box di PT. Tambang Timah, Bangka.

    4.3. MACAM-MACAM TAMBANG TERBUKA BATUBARA Pengelompokan jenis-jenis tambang terbuka batubara didasarkan pada letak

    endapan, dan alat-alat mekanis yang dipergunakan. Teknik penambangan pada

    umumnya dipengaruhi oleh kondisi geologi dan topografi daerah yang akan

    ditambang.

    Jenis-jenis tambang terbuka batubara dibagi menjadi :

    1) Contour mining

    Contour mining cocok diterapkan untuk endapan batubara yang relatif datar

    dan tersingkap di lereng pegunungan atau bukit. Cara penambangannya

    diawali dengan pengupasan tanah penutup (overburden) di daerah

    singkapan di sepanjang lereng mengikuti garis ketinggian (kontur),

    kemudian diikuti dengan penambangan endapan batubaranya.

    Penambangan dilanjutkan ke arah tebing sampai dicapai batas endapan

    yang masih ekonomis bila ditambang.

    Karena keterbatasan daerah yang bisa digali, maka daerah menjadi sempit

    tetapi panjang sehingga memerlukan alat-alat yang mudah berpindah-

    pindah. Umur tambang biasanya pendek.

    Menurut Robert Meyers, contour mining dibagi menjadi beberapa metode,

    antara lain :

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-22

    a. Conventional contour mining

    Pada metode ini, penggalian awal dibuat sepanjang sisi bukit pada

    daerah dimana batubara tersingkap. Pemberaian lapisan tanah penutup

    dilakukan dengan pemboran dan peledakan atau menggunakan dozer

    dan ripper serta alat muat front end loader, kemudian langsung didorong

    dan ditimbun di daerah lereng yang lebih rendah (Gambar 4.21).

    Pengupasan dengan contour stripping akan menghasilkan jalur operasi

    yang bergelombang, memanjang dan menerus mengelilingi seluruh sisi

    bukit.

    b. Block-cut contour mining

    Pada cara ini daerah penambangan dibagi menjadi blok-blok

    penambangan yang bertujuan untuk mengurangi timbunan tanah

    buangan pada saat pengupasan tanah penutup di sekitar lereng.

    Pada tahap awal blok 1 digali sampai batas tebing (highwall) yang

    diijinkan tingginya. Tanah penutup tersebut ditimbun sementara,

    batubaranya kemudian diambil. Setelah itu lapisan blok 2 digali kira-kira

    setengahnya dan ditimbun di blok 1. Sementara batubara blok 2 siap

    digali, maka lapisan tanah penutup blok 3 digali dan berlanjut ke siklus

    penggalian blok 2 dan menimbun tanah buangan pada blok awal.

    Gambar 4.21. Conventional Contour Mining (Anon, 1979).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-23

    Pada saat blok 1 sudah ditimbun dan diratakan kembali, maka lapisan

    tanah penutup blok 4 dipidahkan ke blok 2 setelah batubara pada blok 3

    tersingkap semua. Lapisan tanah penutup blok 5 dipindahkan ke blok 3,

    kemudian lapisan tanah penutup blok 6 dipindahkan ke blok 4 dan

    seterusnya sampai selesai (Gambar 4.22). Penggalian beruturan ini akan

    mengurangi jumlah lapisan tanah penutup yang harus diangkut untuk

    menutup final pit.

    Gambar 4.22. Block-Cut Contour Mining (Anon, 1979).

    c. Haulback contour mining

    Metode haulback ini (Gambar 4.23 dan 4.24) merupakan modifikasi dari

    konsep block-cut, yang memerlukan suatu jenis angkutan overburden,

    bukannya langsung menimbunnya. Jadi metode ini membutuhkan

    perencanaan dan operasi yang teliti untuk bisa menangani batubara dan

    overburden secara efektif.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-24

    Gambar 4.23. Teknik Haulback Truck dengan menggunakan Front-End Loader

    (Anon, 1979).

    Gambar 4.24. Haulback dengan menggunakan kombinasi scraper dan truk

    (Chioronis, 1987).

    Ada tiga jenis perlatan yang sering digunakan, yaitu :

    - Truk atau front-end loader

    - Scrapers

    - Kombinasi dari scrapers dan truk

    d. Box-cut contour mining

    Pada metode box-cut contour mining ini (Gambar 4.25) lapisan tanah

    penutup yang sudah digali, ditimbun pada daerah yang sudah rata di

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-25

    sepanjang garis singkapan hingga membentuk suatu tanggul-tanggul

    yang rendah yang akan membantu menampung porsi terbesar dari tanah

    timbunan.

    Gambar 4.25. Metode Box-Cut Contour Mining (Chioronis, 1987).

    2) Mountaintop removal method

    Metode mountaintop removal method ini (Gambar 4.26) dikenal dan

    berkembang cepat, khususnya di Kentucky Timur (Amerika Serikat).

    Dengan metode ini lapisan tanah penutup dapat terkupas seluruhnya,

    sehingga memungkinkan perolehan batubara 100%.

    3) Area mining method

    Metode ini diterapkan untuk menambang endapan batubara yang dekat

    permukaan pada daerah mendatar sampai agak landai. Penambangannya

    dimulai dari singkapan batubara yang mempunyai lapisan dan tanah

    penutup dangkal dilanjutkan ke yang lebih tebal sampai batas pit.

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-26

    Gambar 4.26. Mountaintop Removal Method (Chioronis, 1987).

    Terdapat tiga cara penambangan area mining method, yaitu :

    a. Conventional area mining method

    Pada cara ini, penggalian dimulai pada daerah penambangan awal

    sehingga penggalian lapisan tanah penutup dan penimbunannya tidak

    terlalu mengganggu lingkungan. Kemudian lapisan tanah penutup ini

    ditimbun di belakang daerah yang sudah ditambang (lihat Gambar 4.27).

    Gambar 4.27. Conventional Area Mining Method (Chioronis, 1987).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-27

    b. Area mining with stripping shovel

    Cara ini digunakan untuk batubara yang terletak 10-15 m di bawah

    permukaan tanah. Penambangan dimulai dengan membuat bukaan

    berbentuk segi empat. Lapisan tanah penutup ditimbun sejajar dengan

    arah penggalian, pada daerah yang sedang ditambang. Penggalian

    sejajar ini dilakukan sampai seluruh endapan tergali (lihat Gambar 4.28).

    c. Block area mining

    Cara ini hampir sama dengan conventional area mining method, tetapi

    daerah penambangan dibagi menjadi beberapa blok penambangan.

    Cara ini terbatas untuk endapan batubara dengan tebal lapisan tanah

    penutup maksimum 12 m. Blok penggalian awal dibuat dengan bulldozer.

    Tanah hasil penggalian kemudian didorong pada daerah yang

    berdekatan dengan daerah penggalian (Gambar 4.29).

    Gambar 4.28. Area mining with stripping shovel (Chioronis, 1987).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-28

    Gambar 4.29. Block Area Mining (Chioronis, 1987).

    4) Open pit Method

    Metode ini digunakan untuk endapan batubara yang memiliki kemiringan

    (dip) yang besar dan curam. Endapan batubara harus tebal bila lapisan

    tanah penutupnya cukup tebal.

    a. Lapisan miring

    Cara ini dapat diterapkan pada lapisan batubara yang terdiri dari satu

    lapisan (single seam) atau lebih (multiple seam). Pada cara ini lapisan

    tanah penutup yang telah dapat ditimbun di kedua sisi pada masing-

    masing pengupasan (Gambar 4.30).

    b. Lapisan tebal

    Pada cara ini penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan

    tanah penutup dan penimbunan dilakukan pada daerah yang sudah

    ditambang. Sebelum dimulai, harus tersedia dahulu daerah singkapan

    yang cukup untuk dijadikan daerah penimbunan pada operasi berikutnya

    (Gambar 4.31).

    Pada cara ini, baik pada pengupasan tanah penutup maupun penggalian

    batubaranya, digunakan sistem jenjang (benching system).

  • TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

    TAMBANG TERBUKA IV-29

    Gambar 4.30. Open pit method pada lapisan miring (Hartman, 1987).

    Gambar 4.31. Open pit method pada lapisan tebal (Hartman, 1987).