ta kel 7

43
“Standar Akuntansi Keuangan Syariah” Disusun oleh : Tya Novika Dewi (023090130) Siti Setiani Fitri (023090119) Prisillia Wildan (023090) Dicky Dipa Saputra (023090) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRISAKTI TAHUN AJARAN 2011/2012

Upload: siti-setiani-f

Post on 24-Jul-2015

267 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TA KEL 7

“Standar Akuntansi

Keuangan Syariah”

Disusun oleh :

Tya Novika Dewi (023090130)

Siti Setiani Fitri (023090119)

Prisillia Wildan (023090)

Dicky Dipa Saputra (023090)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRISAKTI

TAHUN AJARAN 2011/2012

Page 2: TA KEL 7

Standar Akuntansi Keuangan Syariah

Siti Setiani Fitri (02309011)

PENGANTAR

Dalam upaya untuk mendorong tersusunnya norma-norma keuangan

syariah yang seragam dan pengembangan produk yang selaras antara aspek

syariah dan kehati-hatian, pada tahun laporan telah dilakukan pembahasan

bersama pihak terkait didalam Komite Akuntansi Syariah dimana Bank

Indonesia sebagai salah satu anggotanya bersama Ikatan Akuntan Indonesia

dan pihak lainnya.

Komite Akuntansi Syariah bersama dengan Dewan Standar Akuntansi

Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan untuk transaksi kegiatan usaha dengan

mempergunakan akuntasi berdasarkan kaidah syariah

SAK SYARIAH merupakan Standar Akuntansi yang digunakan oleh

usaha yang menggunakan syariah Islam.

Pada 1 Mei 2002 secara resmi Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah

mengeluarkan PSAK No. 59 yang terdiri dari:

1. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan Bank

Syariah;

2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Akuntansi Perbankan

Syariah.

Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan bank

syariah memberikan kerangka dasar dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuangan bank syariah, sedangkan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) Akuntansi Perbankan Syariah merupakan standar teknis

2

Page 3: TA KEL 7

dari pencatatan, penyajian, pelaporan, pengungkapan, pengakuan segala

transkasi yang berkaitan dengan kegiatan keuangan suatu bank syariah.

Selama ini penyusunan laporan keuangan bank syariah menggunakan PSAK

38 dengan penyesuaian berbagai istilah sana sini. Sebagaimana diketahui

laporan keuangan yang disusun sangat tergantung pada jenis industri serta

aturan lain yangberkaitan dengan industry itu. Ini berarti bahwa aturan bank

yang masih “copot sini copot sana” juga akan mempengaruhi standard an

bentuk laporan keuangannya. Memang kedua standar ini banyak

mengadopsi kerangka dan standar yang dikeluarkan oleh Accounting and

Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI, 1998) yang

berpusat di Manama Bahrain.

Standar akuntansi ini merupakan salah satu instrument pendukung

eksistensi dan perkembangan lembaga perbankan syariah di Indonesia.

Sebagaimana diketahui bank syariah pertama lahir pada tahun 1991 dan

mulai beroperasi resmi pada 1 Mei 1992. (BMI, 2002) dan menyusul Bank

Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia ditambah Bank Unit

Syariah di bawah bank konvensional seperti BNI syariah, Bank IFI Syariah,

BRI Syariah, Bukopin Syariah, Bak Jabar Syariah, Bank BTN, Bank Permata,

dan sebagainya.

Kalau kita kaji lebih dalam kedua standar ini juga masih beranjak dari

kerangka akuntansi konvensional. Hal ini lumrah karena disiplin akuntansi

Islam sebagai ilmu yang sudah mapan belum bisa terwujud sehingga

berbagai paradigma masih tetap menggunakan konsep akuntansi

konvensional yang dinilai belum sepenuhnya seirama dengan sifat dan nilai-

nilai syariat yang kita yakini. Demikian juga mengenai industry perbankan

islam itu sendiri masih banyak hal yang harus dikaji ulang. Terlepas dari itu

semua PSAK ini sudah harus berlaku sejak periode pembukuan 1 Januari

2003.

1. PSAK 59: Kerangka dasar penyusunan laporan keuangan

3

Page 4: TA KEL 7

Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan

penyajian laporan keuangan bagi bank syariah. Berikut adalah isinya:

a. Karakteristik bank syariah menjelaskan beberapa hal yang berkaitan

dengan perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah.

b. Para pemakai dan kebutuhan informasi, disebutkan investasi pemilik,

pembayar zakat, dan dewan pengawas syariah.

c. Tujuan akuntansi keuangan menentukan hak dan kewajiban pihak

terkait termasuk atas transaksi yang belum selesai, memberikan

informasi untuk pengambilan keputusan, dan memberikan informasi

tentang kepatuhan terhadap prinsip syariah.

d. Tujuan laporan keuangan menyajikan onformasi tentang kepatuhan

bank terhadap konsep syariah, informasi untuk mengevaluasi sejauh

mana tanggung jawab bank terhadap amanah dalam mengelola

berbagai dana, dan informasi mengenai fungsi social bank termasuk

penyaluran zakat.

e. Asumsi dasar yang dipakai, pada umumnya adalah dasar akrual

kecuali dalam hal perhitungan pendapatan untuk tujuan bagi hasil

menggunakan dasar kas.

2. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PSAK No. 59 Akuntansi perbankan syariah berisi tentang aturan perlakuan

akuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan)

transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah.

a. Pengakuan dan pengukuran

Di sini diatur tentang pengakuan dan pengukuran transaksi bank

syariah seperti: mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istisha’,

ijarah, wadiah, qardh, dan transaksi berbasis imbalan.

b. Penyajian Laporan keuangan

Berbagai jenis laporan yang harus disajikan bank syariah bank syariah

adalah:

1) Neraca;

4

Page 5: TA KEL 7

2) Laporan Laba Rugi;

3) Laporan perubahan dana investasi terkait;

4) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, onfaq, dan sedekah;

5) Laporan sumber dan penggunaan alqardh.

Berbagai jenis laporan ini harus disajikan sesuai dengan konsep full

disclosure dengan menjelaskan semua jenis pembiayaan yang ada,

dana atau investasi yang diterima serta sifat, hak, periode, bagi hasil

yang berkaitan dengan produk bank tersebut.

c. Pengungkapan

Umum:

Ketentuan umun adalah bahwa laporan bank syariah harus

mengungkapkan informasi umum mengenai bank syariah dan

informasi tambahan misalnya:

1) Karakteristik kegiatan bank dan jasa yang diberikan;

2) Tugas dan kewenangan Dewan Pengawas syariah;

3) Tanggung jawab bank terhadap pengelolaan zakat;

4) Kebijakan akuntansi, pengakuan pendapatan, penyisihan kerugian

aktiva produktif, dan konsolidasi laporan keuangan;

5) Transaksi yang dilarang syariah dan menyelesaikannya;

6) Dana yang tidak terikat;

7) Aktiva produktif (jenis, sektor, jumlah, yangmenyangkut hubungan

istimewa, kedudukan bank, bagi hasil, klasifikasi, penyisihan

kerugian, aktiva produktif bermasalah).

Ketentuan tentang masing-masing laporan adalah sebagai berikut:

1) Neraca mengungkapkan antara lain jumlah dan jenis pembiayaan

(mudharabah, musyarakah, dan seterusnya) termasuk informasi

mengenai syarat dan penyisihan kerugian

5

Page 6: TA KEL 7

2) Laporan laba rugi mengungkapkan anatara lain mengenai

pendapatan, beban, keuntungan, kerugian, dan bagian bank

menurut jenis transaksi.

3) Laporan perubahan dana investasi terkait misalnya periode laporan,

saldo, keuntungan dan kerugian saldo akhir, sifat hubungan bank,

hak dan kewajiban.

4) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infaq, dan edekah

misalnya periodenya, dasar penentuan zakat, jumlah yang diterima,

yang disalurkan, saldo.

5) Laporan sumber dan penggunaan alqardh hasan misalnya periode,

jumlah, penyaluran, penerimaan, dan saldo.

Melihat isi dan penjelasannya, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya

kedua PSAK ini harus dianggap sebagai suatu konsep temporer yang mesti

disempurnakan nantinya setelah kerangka akuntansi Islam yang

“established” lahir dari ideology, masyarakat, system ekonomi, dan

akuntansi yang Islami. Sebagaimana teori Colonial Medel yang dikemukakan

oleh Gambling dan Karim (1986).

PSAK No. 59 ini sesuai dengan surat resmi dari dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia No. U-118/DSN-MUI/IV/2002 telah dinyatakan tidak

bertentangan dengan ketentuan syariat dan fatwa-fatwa yang telah

dikeluarkan oleh dewan syariah Nasional. Surat tersebut ditandatangani oleh

KH Ma’ruf Amin dan Drs. H.M. Ichwan Sam.

PSAK ini akan dijadikan lagi dalam bentuk PAPI Pedoman Akuntansi

Perbankan Syariah Indonesia yang dirumuskan BI. Di dalam BI sendiri telah

disiapkan format pelaporan bank syariah yang sangat perlu bgi semua bank

syariah dan BI dalam pembinaan, pengawasan dan data moneter ekonomi,

da perbankan di Indonesia. Di samping itu, saat ini sudah dibentuk tim

penyusun pedoman auditing untuk perbankan syariah.

6

Page 7: TA KEL 7

Beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Syariah yang telah disusun

dan diterbitkan diantaranya sebagai berikut:

KDPPLK SYARIAH (Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan)

Berisi  Konsep dasar penyusunan laporan Keuangan berdasarkan Syariah

PSAK 101 Berisi Penyajian laporan Keuangan berdasarkan syariah. Konsep

dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian

laporan keuangan bagi para penggunanya.

Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

(a) penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan

tugasnya;

(b) penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi

syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah;

(c) auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan

keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku

umum; dan

(d) para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar

akuntansi keuangan syariah.

PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur penyajian dan

pengungkapan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose

financial statements) untuk entitas syariah, yang selanjutnya disebut

“laporan keuangan”, agar dapat dibandingkan baik dengan laporan

keuangan entitas syariah periode sebelumnya maupun dengan laporan

keuangan entitas syariah lain. Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam PSAK terkait.

7

Page 8: TA KEL 7

Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan dalam penyajian laporan

keuangan entitas

syariah untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan sesuai dengan PSAK.

Entitas syariah yang dimaksud di PSAK ini adalah entitas yang melaksanakan

transaksi syariah sebagai kegiatan usaha berdasarkan prinsip-prinsip syariah

yang dinyatakan dalam anggaran dasarnya.

Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan

keuangan sesuai permintaan khusus (statutory) seperti pemerintah, lembaga

pengawas independen, bank sentral, dan sebagainya.

Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas syariah yang

meliputi:

(a) aset;

(b) kewajiban;

(c) dana syirkah temporer;

(d) ekuitas;

(e) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;

(f) arus kas;

(g) dana zakat; dan

(h) dana kebajikan.

Pernyataan ini berlaku efektif untuk penyusunan dan penyajian laporan

keuangan entitas syariah yang mencakup periode laporan yang dimulai pada

atau setelah tanggal 1 Januari 2008. Pernyataan ini menggantikan PSAK No.

8

Page 9: TA KEL 7

59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah yang berhubungan dengan

pengaturan penyajian laporan keuangan bank syariah.

PSAK 102 Berisi Akuntansi dengan transaksi Murabahah

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan transaksi mudharabah. Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi

mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul maal) maupun pengelola

dana (mudharib).

Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas

obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad mudharabah. Mudharabah

adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama

(pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua

(pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di

antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya

ditanggung oleh pemilik dana.

Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan entitas yang

mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari

2008. Pernyataan ini menggantikan PSAK No. 59 tentang Akuntansi

Perbankan Syariah, yang berhubungan dengan pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan mudharabah.

PSAK 103 Berisi Akuntansi dengan transaksi Salam

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian,

dan pengungkapan transaksi salam. Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan untuk

entitas yang melakukan transaksi salam, baik sebagai penjual atau pembeli.

Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi

syariah (sukuk) yang menggunakan akad salam.

Salam adalah akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan

pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya

9

Page 10: TA KEL 7

dilakukan oleh pembeli pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat

tertentu.

Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan entitas yang

mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.

Pernyataan ini menggantikan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah,

yang berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan

transaksi salam.

PSAK 104 Berisi Akuntansi dengan transaksi Istishna

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian,

dan pengungkapan transaksi istishna’. Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan

untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi syariah yang melakukan transaksi

istishna’, baik sebagai penjual maupun

pembeli.

Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang

tertentu

dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli,

mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). Berdasarkan akad istishna’, pembeli

menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan (mashnu’) sesuai

spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara

pembayaran di muka atau tangguh.

Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di

awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka

waktu akad. Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan entitas yang

mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.

Pernyataan ini menggantikan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah,

yang berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan

transaksi istishna’.

PSAK 105 Berisi Akuntansi dengan transaksi Mudarabah

10

Page 11: TA KEL 7

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan transaksi mudharabah. Ruang Lingkup

Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi

mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul maal) maupun pengelola

dana (mudharib).

Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas

obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad mudharabah. Mudharabah

adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama

(pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua

(pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di

antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya

ditanggung oleh pemilik dana.

Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan entitas yang

mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari

2008. Pernyataan ini menggantikan PSAK No. 59 tentang Akuntansi

Perbankan Syariah, yang berhubungan dengan pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan mudharabah.

Tya Novika Dewi (023090130)

PSAK 106 Berisi Akuntansi dengan transaksi Musyarakah

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian,

dan pengungkapan transaksi musyarakah. Ruang Lingkup Pernyataan ini diterapkan

untuk entitas yang melakukan transaksi musyarakah.

Pernyataan ini tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi atas obligasi

syariah (sukuk) yang menggunakan akad musyarakah. Musyarakah adalah akad

kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa

keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan

11

Page 12: TA KEL 7

porsi kontribusi dana. Dana tersebut meliputi kas atau aset nonkas yang

diperkenankan oleh syariah.

Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan entitas yang

mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008.

Pernyataan ini menggantikan PSAK No. 59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah

yang berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan

musyarakah.

PSAK 107 Berisi Akuntansi dengan transaksi Ijarah

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian,

dan pengungkapan transaksi ijarah.

Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi ijarah.

Pernyataan ini mencakup pengaturan untuk pembiayaan multijasa yang

menggunakan akad ijarah, namun tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi

untuk obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad ijarah.

PSAK 108 Berisi Akuntansi dengan transaksi Penyelesaian Utang

Piutang

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan transaksi penyelesaian utang piutang

Murabahah bermasalah. Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang

melakukan penyelesaian atas utang piutang murabahah bermasalah.

Pernyataan ini mengatur perlakuan akuntansi keuangan dan pelaporan

penyelesaian utang piutang murabahah bermasalah, baik bagi kreditur

(penjual) maupun debitur (pembeli). Pernyataan ini tidak mencakup

akuntansi untuk penyisihan piutang tidak tertagih dan tidak mengatur

metodeestimasi piutang tidak tertagih.

PSAK 109 Berisi Akuntansi dengan transaksi Zakat, Infak dan

Sedekah

12

Page 13: TA KEL 7

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur

pengakuan,pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi zakat

daninfak/sedekah. Pernyataan ini berlaku untuk amil yang menerima dan

menyalurkan zakat dan infak atau sedekah. Amil yang menerima dan

menyalurkan zakat dan infak/sedekah yang selanjutnya disebut “amil”,

merupakan organisasi pengelola zakat yang pembentukannya dimaksudkan

untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat dan infak/ sedekah.

Pernyataan ini tidak berlaku untuk entitas syariah yang menerima dan

menyalurkan zakat dan infak/sedekah, tetapi bukan kegiatan utamanya.

PSAK 110 Berisi Akuntansi dengan transaksi Hawalah

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan,pengukuran, penyajian,

dan pengakuan transaksi hawalah.

Pernyataan ini diterapkan untuk entitas keuangan syariah yang melakukan

transaksi

hawalah.

Entitas transaksi hawlah, antara lain:

a. perbankan syariah sebagaimana yang dimaksud dalam dalamperaturan

perundang-undangan yang berlaku;

b. entitas keuangan syariah nonbank, seperti lembaga pembiayaan; dan

c. entitas keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku untuk melaukan transaksi hawalah.

PSAK 111 Berisi Akuntansi dengan transaksi Asuransi Syariah

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan,pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah. Pernyataan ini

diterapkan untuk transaksi asuransi syariah yang dilakukan oleh entitas

asuransi syariah.

13

Page 14: TA KEL 7

Transaksi asuransi syariah yang dimaksud dalam PSAK ini adalah transaksi

yang terkait dengan kontribusi peserta,alokasi surplus atau deficit

underwriting, penyisihan teknis,dan cadangan dana tabarru’. Entitas

asuransi syariah yang dimaksud adalah sebagaimana yang diatur dalam

perundang-undangan yang berlaku.

Entitas asuransi syariah, antara lain, terdiri dariasuransiumum syariah,

asuransi jiwa syariah, reasuransi syariah, dan unit usaha syariah dari entitas

asuransi dan reasuransi konvensional. Selanjutnya dalam konteks

pengaturan dalam pernyataan ini akan digunakan istilah “entitas asuransi syariah”.

PSAK Syariah revisi 2007 terdiri dari Kerangka Dasar Penyusunan dan

Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS), PSAK 101 (Akuntansi Murabahah),

PSAK 102 (Akuntansi Ijarah), PSAK 103 (Akuntansi Assalam), PSAK 104 (Akuntansi

Istishna), PSAK 105 (Akuntansi Mudharabah), dan PSAK 106 (Akuntansi

Musyarakah). KDPPLKS ini merupakan penyempurnaan atas versi sebelumnya yang

terbit tahun 2001.

MENGENAL ORGANISASI STANDARD SETTER BODY

AAOIFI

Peran Dan Fungsi AAOIFI

The Accounting and Auditing Organization For Islamic Financial

Institutions (AAOIFI) adalah badan organisasi internasional islami yang

bersifat otonom yang bertujuan untuk menyusun standar akuntansi,

auditing, tata kelola(Governance), etika dan syariah untuk leambaga

keuangan dan industri keuangan islam. Di samping itu, untuk memperluas

dan memperbanyak SDM di industri ini serta memperkuat struktur organisasi

industri syariah. AAOIFI juga melaksanakan program pendidikan dan

14

Page 15: TA KEL 7

sertifikasi profesional seperti CIPA, Pengawasan syariah, auditor CSAA, dan

program kepatuhan korporasi,

AAOIFI didirikan berdasarkan kesepakan asosiasi yang telah

ditandatanggani oleh beberapa lembaga keuangan dari berbagai negara

pada 1 Safar 1410 H atau 26 Februari 1990 di Aljiria. Kesepakatan ini

didaftarkan pada 11 Ramadhan 1411 atau 27 maret 1991 di Kerajaan

Bahrain.

Selaku organisasi internasional, AAOIFI didukung oleh anggota institusi

sekarang ini ada 200 anggota dari 45 negara, termasuk Bank Sentral,

Lembaga Keuangan Islam, dan pihak lain dari industri keuangan dan Bank

Internasional.

Standar yang disusun AAOIFI telah mendapat emdorsmen dan

dukungan dalam mengimplementasi standar tersebut di Kerajaan Bahrain,

Dubai International Financial Center, Jordan, Lebanon, Qatar, Sudan, Kenya

dan Syria. Beberapa otoritas di Australia, Indonesia, Malaysia, Pakistan,

Kerajaan Saudi Arabia, dan Afrika Selatan telah menyusun standar mereka

berdasarkan dan merujuk kepada standar yang dikeluarkan AAOIFI.

Untuk mencapai tujuannnya AAOIFI mendasarkan sistem kerjanya

pada Syariat Islam yang merupakan sistem yang komprehensif, lengkap

sebagai pedoman untuk seluruh aspek kehidupan sesuai dengan lingkungan

dimana lembaga keuangan islam itu berada. Aktivitasnya dimaksudkan baik

untuk meningkatkan kepercayaan para pemakai laporan keuangan lembaga

keuangan islam atas informasi yang dikeluarkannya tetang lembaga

keuangan tersebut. Seta mendorong para pemakai laporan keuangan ini

menjadikan lembaga keuangan Islam sebagai tempat untuk investasi,

mendepositkan dananya dan menggunakan jasa – jasa yang ditawarkan

lembaga keuangan islam ini.

Secara lebih lengkap tujuan dari AAOIFI adalah sebagai berikut :

15

Page 16: TA KEL 7

1. Mengembangkan pemikiran yang sesuai untuk akuntansi dan auditing

bagi lembaga keuangan islam.

2. Mengeluarkan pemikiran tentang akuntansi dan auditing yang relevan

dengan lembaga keuangan islam dan penerapannya dilakukan melalui

training, seminar, publikasi periodik, newsletter dan pelaksanaan

penelitian.

3. Menyajikan pengeluaran dan menginterprestasikan standar akuntansi

dan auditing untuk lembaga keuangan islam.

4. Mereview dan mengubah standar akuntansi dan auditing untuk

lembaga keuangan islam.

Publikasi AAOIFI

Selaku Lembaga penyusunan standar internasional, AAOIFI menyusun,

mengeluarkan produk sebagai berikut :

16

General Assembly

Board Of Trustees

Shari ‘a Board

Shari’a Standards Review committee(1)

Shari’a Standards Review committee (2)

Shari’a Standards Review committee (3)

Secretariat General

Accounting & Auditing Standards Board

Accounting Standards Committee

Auditing & Governance Standards committee

Page 17: TA KEL 7

1. Financial Accounting Standards (FASs).

2. Shari’a Standards (SSs).

3. Interprestasi atas standar yang dikeluarkan.

4. Exposure Drafts atas berbagai standar yang akan dikeluarkan.

Proses penyusunan semua standar itu dilakukan melalui sistem due

process (kajian yang mendalam) termasuk dengan melakukan konsultasi

dengan konsultan dan praktisi industri keuangan syariah. Di samping itu,

AAOIFI juga mempublikasikan hasil karya AAOIFI tersebut diketahui

masyarakat.

Beberapa hasil Publikasi Penting AAOIFI sebagai berikut :

PublicationsRelease

DateDetails

Accounting, Auditing &

governance Standards (For

Islamic Financial Institutions) ,

Arabic Versions.

2008

23 Accounting Standards, 5

Auditing Standards, 6

Governance Standards and

2 codes of ethics.

Accounting, Auditing &

Governance Standards (For

Islamic Financial Institutions),

English Version.

2010

25 Accounting standards, 5

Auditing standards, 7

Governanve Standards and

2 codes of ethics.

Shari’a Standards, Arabic

Versions

2010 41 Shari’a Standards

Shari’a Standards, English

Versions

2008 30 Shari’a Standards

Statement on the purpose and

calculation of the capital

Adequacy ratio for islamic

Banks.

(English and Arabic )

1999

Based on the CAR proposed

by the Bank of International

Settlements as set out in

the Basle Agreements.

17

Page 18: TA KEL 7

CD of the papers presented at

AAOIFI’s Shari’a Conference.

Arabic only

2006

Including all papers

discussed since 2001

Fundamentals of Banking

Operations

(islamic&Conventional), Arabic

only.

(By Dr.M Nedal Alchaar)

2005

Complementary copies

100Questions answered :

Economics, Arabic only.(by

Dr.M Nedal Alchaar)

2003

Complementary copies

300Questions answered :

Economics, Arabiconly. (By

Dr.M Nedal Alchaar)

2008

Complementary copies

CIPA for Accounting Islamic

Financial Institutions (English)2007

CIPA Textbook

Sedangkan Standards yang sudah disusun adalah sebagai berikut :

Shari’a Standards

Ghara Stipulations in Financial Transactions Issued

Islamic Reinsurance Issued

Arbitration Issued

Investment Accounts and Profit

Distributions

Issued

Disposal of Right -

Credit Facilities Issued

Ijarah on Labour (individuals) Issued

Zakat Issued

Waqf Issued

18

Page 19: TA KEL 7

Contingent Obligations Issued

Purication of Prohibited income -

Rahan (Pledge) Issued

Online financial Transactions Issued

Promise and Bilateral Promise -

Credit Cards -

Agriculture Contract -

Capital Protection -

Risk Management -

Fees and Commissions -

Prisillia Wildan

Accounting Standards :

1. Objective of financial accounting for islamic banks and financial

institution (IFIs).

2. Concept of financial accounting for IFIs.

3. General presentation and disclosure in the financial statements of IFIs.

4. Murabaha and Murabaha to the purchase orderer.

5. Mudaraba Financing.

6. Musharaka Financing.

7. Disclosure of bases for profit allocation between owners’ equity and

investment account holders.

8. Equity of investment account holders and their equivalent.

9. Salam and Parallel Salam.

10. Ijarah dan Ijarah muntahia Bittamleek.

11. Zakah

12. Istisna’a and Parallel Istisna’a.

13. Provisions and Reserves.

19

Page 20: TA KEL 7

14. General presentation and disclosure in the financial statements

of islamic insurance companies.

15. Disclosure of bases for determining and allocating surplus or

deficit in islamic insurance companies.

16. Investment Funds.

17. Provisions and Reserves in Islamic Insurance Companies.

18. Foreign Currency Transactions and Foreign Operations.

19. Investments.

20. Islamic Financial Services Offered by Conventional Financial

Institutions.

21. Contributions in Islamic Insurance Companies.

22. Deffered Payment Sale.

23. Disclosure on Transfer of Assets.

24. Segment Reporting.

25. Consolidation

26. Investment in Associates.

Shari’a Standards :

1. Trading in currencies

2. Debit card, Charge card and Credit card.

3. Default in Payment by a Debtor

4. Settelment of Debt by Set – Off.

5. Guarantees.

6. Conversions of a Conventional Bank to an Islamic Bank.

7. Hawala.

8. Murabaha to the Purchase Orderer.

9. Ijarah and Ijarah Muntahia Bittamleek.

10. Salam dan Parallel Salam.

11. Istisna’a and Parallel Istisna’a

12. Sharika (Musharaka) and Modern Corporations.

20

Page 21: TA KEL 7

13. Mudaraba.

14. Documentary Credit.

15. Jua’al.

16. Commercial Papers.

17. Investment Sukuk.

18. Possession (Qabd).

19. Loan (Qard).

20. Commodities in Organised Markets.

21. Financial Papers (Shares and Bonds).

22. Concession Contracts.

23. Agency

24. Syndicated Financing.

25. Combination of Contracts.

26. Islamic Insurance.

27. Indices.

28. Banking Service.

29. Ethics and stipulations for Fatwa.

30. Monetization (Tawarruq)

31. Gharar Stipulations in Financial Transactions.

32. Arbitation.

33. Waqf.

34. Ijarah on Labour (individuals).

35. Zakah

Auditing Standards :

1. Objective and principles of auditing.

2. The Auditors report.

3. Terms of Audit Engagement.

21

Page 22: TA KEL 7

4. Testing for Compliance with shari’a rules and principles by an External

Auditors.

5. The Auditor’s Responsibility to Consider Fraud and Error in an Audit of

Financial Statements.

Governance Standards :

1. Shari’a supervisory Board : Appointment, Composition and Report.

2. Shari’a Review.

3. Internal Shari’a Review.

4. Audit and Governance Committee for IFIs.

5. Independence of Shari’a Supervisory Board.

6. Statement on Governance Principles for IFIs.

7. Corporate Social Responsibility

Ethics Standards :

1. Code of ethics for accountants and auditors of IFIs.

2. Code of ethics for employees of IFIs.

STANDAR AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

AAOIF

1. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut SFA No.1 paragraf 14 :

22

Page 23: TA KEL 7

Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi

secara periodic tentang posisi keuangan perusahaan, hasil usaha operasi

dan arus kas untuk membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan.

Akuntansi keuangan juga memberikan informasi penting yang

membantu manajemen dala mengarahkan resorsis ekonomi untuk

membantu manajemen merencanakan, mengarahkan, mengawasi kegiatan

usaha. Juga membantu pemerintah mengawasi ekonomi nasional dan

pengumpulan pajak berdasarkan laporan keuangan.

2. Standar Laporan Keuangan

Jenis dan komponen laporan keuangan :

Dalam standar (IAI,2002,IAI 2002a) ini dijelaskan tentang definisi

laporan keuangan menurut AAOIFI termasuk definisi komponen laporan

keuangan. Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan termasuk

disini definisi komponen yang agak lain, yaitu pos equity restricted atau

yang terikat (terbatas/bersyarat) penggunaannya sesuai dengan

kesepakatan bank dan pemilik dana. Perbedaan lain yang merupakan

karakteristik laporan keuangan pada lembaga perbankan syariah adalah

pelaporan unrestricted investment (investasi tidak terbatas), dimana sifat

dari investasi tidak terbatas diakui sebagai pos yang berdiri sendiri, tidak

sebagai hutang bank maupun modal pemilik. Kemudian laporan laba rugi

disini yang agak lain adalah laba dari investasi dari ekuitas yang bersyarat

atau terikat. Kemudian, mengenai laporan perubahan ekuitas atau laba

ditahan, laporan arus kas, dan laporan perubahan investasi yang dibatasi.

Lalu laporan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana sumbangan

sosial serta laporan sumber dan penggunaan dana alqardhul hasan

(pinjaman kebijakan/benevolent loan). Berikut ini penjelasan tentang

beberapa item yang tidak terdapat dalam perbankan konvensional.

a. Restricted Investment (equity)

23

Page 24: TA KEL 7

Restricted investment merupakan harta yang dimiliki oleh penyandang

dana yang diinvestasikan ke dalam rekening investasi terbatas dan

dikelola oleh Bank Islam melalui kontrak mudarabah. Investasi

restricted ini bukanlah asset dari asset Bank Islam sehingga pelaporan

investasi restricted ini terpisah dengan laporan keuangan bank syariah

selama bank tidak memiliki hak untuk menggunakan dana investasi

tersebut. Kecuali jika telah diatur dalam kontrak yang telah disepakati

antara mudarib (restricted investor) dengan bank sebagai pengelola

dana.

Dalam investasi yang dibatasi ini, pihak bank sebagai pengelola dana

investasi akan menggunakan dana tersebut ke dalam investasi yang

disyaratkan oleh mudharib sesuai dengan syariah Islam. Jika pihak

perbankan sebagai manajer investasi mengalami kerugian yang tidak

disengaja maka kerugian tersebut menjadi tanggungan mudharib atau

pemilik dana investasi terbatas. Namun, jika mendapatkan keuntungn,

pihak bank mendapatkan bagi hasil dari kontrak yang telah disepakati.

b. Produk-produk perbankan syariah

1. Mudharabah

2. Musyarakah

3. Murabahah

4. Bai Bithaman ajil

5. Bai Salam

6. Istisna’

7. Ijarah

8. Wadiah

9. Qardhul Hasan

10. Rahn (penggadaian)

11. Kafalah (jasa penjaminan)

12. Hawalah (jasa transfer,pengalihan hak dan tanggung

jawab)

24

Page 25: TA KEL 7

Asumsi Dasar Akuntansi

Adapun asumsi dasar akuntansi menurut organisasi ini adalah :

a. Pengakuan penghasilan (revenue)

b. Pengakuan biaya

c. Pengakuan laba dan rugi

d. Pengakuan laba dan rugi dari Investasi terikat (bersyarat)

Sementara itu, yang berkaitan dengan konsep pengukuran akuntansi,

lembaga ini menjelaskan sikapnya tentang:

a. Konsep “matching”

b. Atribut pengukuran

c. Atribut yang diukur seperti :

1. Nilai kas dan setara kas yang akan direalisasi dan dibayar

2. Penilaian kembali aktiva,kewajiban dan investasi terikat

3. Penerapan penilaian kembali aktiva, kewajiban dan investasi terikat

4. Alternative pengukuran lainnya terhadap kas dan setara kas

Sifat Kualitatif Akuntansi

Menurut lembaga ini sifat kualitatif akuntansi perbankan Islam adalah

1. Relevan

2. Dapat dipercaya

3. Dapat diperbandingkan

4. Konsisten

5. Dapat dimengerti

25

Page 26: TA KEL 7

Penyajian dan Pengungkapan Informasi Akuntansi Keuangan

Standar tentang ini dijabarkan dalam Financial Accounting Standard

No.1. Disini dibahas tentang materialitas informasi yang akan disajikan,biaya

penyajian informasi serta kecukupan pengungkapan. Yang dijelaskan adalah

bagaimana pengungkapan berbagai informasi baik tentang penjelasan

tentang kebijakan akuntansi maupun pedoman pengungkapan masing-

masing pos yang ada dalam laporan keuangan perbankan syariah.

Dari sini bisa dilihat bahwa PSAK 59 itu tidak jauh berbeda dari yang

disusun AAOIFI. Ini adalah hikmahnya, karena Islam yang universal maka

harmonisasi standar Akuntansi Islam dunia dinilai sangat gampang karena

sistem nilai yang sama. Ini akan sangat membantu dalam era globalisasi

mendatang.

3 Hal yang Diharapkan dari Akuntansi Perbankan Syariah

Menurut Iternal Association of Islamic Bank yang dikutip Wan Yusuf

(2001) penerapan Akuntansi Islam di perbankan Islam misalnya bertujuan

untuk membuat dan mengundang dana dan menggunakannya sesuai

dengan syariat Islam untuk maksud membangun solidaritas, kesatuan, dan

menjamin adanya distribusi dan penggunaan dana yang sesuai dengan

prinsip Islam. Akuntansi Islam harus menjamin adanya :

a. Kemauan dan persetujuan

b. Tidak ada kecurangan

c. Tidak ada data fiktif

d. Tidak ada paksaan

e. Nilai tambah harus dinikmati oleh semua anggota yang telah

memberikan kontribusinya (stakeholders)

26

Page 27: TA KEL 7

f. Tidak boleh bertentangan dengan syariah

g. Tidak boleh bertentangan dengan asas kemanfaatan bersama

h. Harus bisa meyakinkan bahwa hak dan kewajiban masing-masing

pihak sesuai dengan kontrak dan syariah

i. Dapat memisahkan berbagai macam aktiva dan laba dari satu

depositor dengan depositor lainnya

j. Harus dapat memisahkan antara dana depositor dan dana pemilik

k. Dapat memberikan informasi untuk menghitung dan membayar

zakat

l. Dapat memelihara informasi tentang berbagai akun :

aktiva,utang,modal, pengahasilan dan biaya

m. Dapat memelihara catatan dan buku yang didukung bukti yang sah

n. Dapat memberikan informasi yang menggambarkan posisi

keuangan dan hasil usaha perusahaan yang benar dan wajar serta

tidak dipalsukan

Dicky Dipa Saputra

Dalam Operasional Perbankan dana dimanage dan manghasilkan laba

sebagai berikut (Wan Islamil,2001):

Sumber dana :

1. Tabungan (Demand deposit)

2. Deposit (savings deposit)

3. Simpanan Mudharabah

27

Page 28: TA KEL 7

4. Pos investasi

5. Dana pemilik

Dana-dana tersebut dapat digunakan untuk :

1. Cadangan wajib dan dana likuidasi

2. Investasi dalam pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja dan

lainnya

3. Investasi yang dilakukan oleh Treasurer

4. Investasi lainnya

Dari investasi itu diperoleh laba yang berasal dari :

1. Dana depositor

2. Dana pemilik

Laba yang berasal dari dana depositor ini dibagikan kepada depositor,

sedangkan laba yang berasal dari dana pemilik dibagikan kepada pemilik

(pemegang saham), Kemudian dana pemilik dikurangi dengan biaya operasi

dan diketahui laba sebelum pajak dan zakat. Sumber dan penggunaan dana

dalam bank Islam dapat dilihat dalam gambar sebagai berikut.

A B C D

Sumber Dana Penggunaan Dana Perolehan Laba Distrinbusi Laba

28

Tabungan

Deposito

Dana Pemilik

Pos InvestasiTabungan Al

Mudharabah

Cadangan wajib dan dana likuiditas Laba

diperoleh dari dana depositor

Page 29: TA KEL 7

Semua aktivitas dan perubahan status dan title yang melekat dalam asset

itu harus menjadi catatan akuntansi Islam.

Fungsi treasure dalam mengelola dana bank

Fungsi treasure dalam mengelola bank, yaitu :

1. Memelihara dana likuiditas cadangan wajib

2. Mengelola perkiraan (pos) kliring dengan Bank Sentral

3. Mengelola dana lebih

4. Melakukan perdagangan instrument keuangan bank

5. Melakukan perdagangan valuta asing

6. Menetapkan dan melakukan negosiasi pembiayaan trading, valuta

sing, dan nasabah besar lainnya

Akuntansi : Basis Akrual, Kas, dan Kontinjensi

29

Investasi :

- Pembiayaan investasi

- Pembiayaan modal kerja

- Pembiayaan investasi yang dilakukan oleh treasury

Investasi lainnya

Laba diperoleh

dari pemilik modal

Laba dibagikan

kepada depositor

Laba dibagikan

kepada pemilik dana

Biaya operasi

onal

Laba bersih

sebelum pajak dan

zakat

Page 30: TA KEL 7

Akuntansi adalah system informasi. Ia memberikan informasi melalui

angka-angka kuantitatif. Akuntansi merupakan alat ukur atau measurement.

Diharapkan angka kuantitatif inilah yang menjadi dasar atau media untuk

melihat kinerja suatu lembaga dilaporkannya. Angka ini bisa

menggambarkan kondisi keuangan lembaga yang dilaporkan. Informasi ini

dapat menjadi dasar dalam proses pengambilan keputusan. Pengembalian

keputusan akan semakin tepat jika informasi yang disajikan akurat dan juga

relavan. Tanpa akurasi dan relevansi, dapat dikhawatirkan keputusan yang

diambil akan meleset.

Proses melahirkan informasi ini melalui siklus akuntansi. Siklus

akuntansi dimulai dari transaksi dan dasarnya diolah melalui proses

pencatatan baik manual, mekanis, atau computerized. Hasil akhirnya adalah

laporan keuangan. Dengan perkembangan teknologi computer, beban tugas

seorang akuntan terbantu dan semakin menjamin kecepatan dan keakuratan

informasi yang disajikan. Kendatipun dalam konteks ini akuntan bertambah

kewajiban karena dituntut untyuk bisa memasuki wilayah pemahaman

teknologi computer jika ia tidak ingin ketinggalan dalam perkembangan

profesi yang demikian cepat dan multi dimensi.

Informasi yang dihasilkan akuntansi dapat dibagi tiga golongan besar.

Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat

tertentu, laporan laba rugi yang menghasilkan informasi mengenai hasil dan

biaya, dan informasi arus kas baik penerimaan kas dan kemana kas

digunakan. Di luar ini ada informasi pendukung seperti laporan perubahan

modal, perubahan laba ditahan, laporan harga pokok produksi, catatan atas

laporan keuangan, dan lampiran lainya. Dalam industry perbankan dikenal

laporan kontinjensi untuk menyampaikan informasi yang bersifat off balance

sheet atau yang belum jatuh hak dan kewajiban dan menunggu situasi atau

kejadian di kemudian hari.

30

Page 31: TA KEL 7

Dalam akuntansi isu basis akrual dan kas ini sudah lama dibicarakan

dan pada akhirnya yang ditetapkan adalah dominan dasar akrual (accrual

basis). Biasanya dasar kas itu digunakan jika kemungkinan realisasi dari

transaksi itu masih bersifat fifty-fifty atau “remote” agak jauh

kemungkinannya. Namun, di luar “mainstream” pemikiran akuntansi

sebutlah misalnya T.A. Lee atau Thomas. Mereka menganjurkan penerapan “

dasar kas” atau “bebas alokasi” sehingga akuntansi lebih bersifat sain dan

pasti tidak ada alokasi, taksiran, penyusutan, dan berbagai taksiran

penyisihan. Dalam system akrual mau tidak mau harus diterapkan siste,

alokasi yang umumnya dilakukan secara subjektif arbitrer karena

pembebanan biaya, pengakuan pendapatan, dan prinsip “matching”nya

harus mematuhi prinsip “time period”. Artinya jika beban biaya adalah untuk

mendapatkan penghasilan atau periodetahun buku yang dilaporkan,

kendatipun belum dibayar harus diperhitungkan karena memang sudah

merupakan hat atau kewajiban entitas. Jadi dalam basis akrual yang menjadi

dasar pencatatan transaksi adalah isu “title” atau hak dan kewajiban tanpa

melihat apakah sudah diterima atau dibayar melalui transaksi kas atau tidak.

Dalam basis kas murni, pembelian aktiva tetap misalnya bangunan harus

dianggap sebagai “beban” pada saat dikeluarkan sehingga tidak ada alokasi

depresiasi selama sisa umum penggunaanya. Dalam basis kas seandainya

laba haya diukur dari transaksi kas ini, dapat dikatakan bahwa perhitungan

laba rugi “tidak wajar” karena ada biaya yang merupakan kewajiban atau

hasil yang merupakan hak yang belum dicatat.

Akuntansi sebagai media pengukuran mengukur laba, posisi keuangan

(harta, kewajiban dan modal) disamping melaporkan transaksi atau arus kas.

Akuntansi membedakan antara “transaksi kas” dengan pengakuan laba”.

Dan laporannya pun berbeda Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas. Akan

tetapi, kedua laporan ini bisa dikaitkan misalnya dalam hal kita

menggunakan metode indirect dalam penyusunan laporan arus kas. Arus kas

bisa dihitung dari Laba Rugi dengan melakukan penyesuaian disana-sini.

31

Page 32: TA KEL 7

Kedua informasi ini memiliki tempat dan tujuan masing-masing. Arus kas

enjelaskan berapa dan darimana uang kas masuk dan kemana dikeluarkan.

Sementara itu, laba rugi menjelaskan darimana penghasilan (pendapatan)

berasal dan berapa biaya yang dibebankan (yang sudah dibayar dan yang

akan dibayar) untuk mendapatkannya. Oleh karena itu, menyandingkan

kedua basi ini tidak akan tepat sama dengan membandingkan antara dua

tujuan yang berbeda.

Informasi laba rugi melaporkan kemapuan perusahaan dalam

mencapai laba atau rentabilitas, profitabilitas atau disebut juga earning

power. Informasi ini penting bagi pembaca, investor jangka pendek dan

panjang. Bahkan pengukuran kinerja perusahaan atau manajemen dilihat

dari angka laba ini. Informasi kas juga penting untuk menegtahui arus kas

dari mana dan ke mana dialirkan. Informasi ini penting untuk mengetahui

likuiditas perusahaan atau untuk melihat sejauh mana kemampuan

perusahaan memenuhi kebutuhan kas baik jangka pendek atau jangka

panjang.

Isu akuntansi berbasis kas atau berbasis akrual memang sudah lama

dan sebenarnya tidak begitu relavan dipertentangkan. Keduanya saling

mengisi atau komplementer. Basis kas akan melahirkan informasi tentang

likuiditas yang sangat perlu bagi para pengambil keputusan. Akuntansi

berbasis akrual sangat perlu untuk menyusun laporan laba rugi dan laporan

posisi keuangan (neraca). Bahkan laporan kontinjensi yang berbasis risiko

masa depan juga perlu disajikan apalagi dalam situasi ekonomi yang

semakin tidak pasti seperti yang jelas dipraktikan dalam industry perbankan.

Manajemen risiko saat ini sangat popular untuk menjaga perusahaan

dari kesalahan fatal yang ditimbulkan oleh kejadian yang sebenranya bisa

diduga, dihitung, dan diprediksi. Akuntansi sebaiknya harus memberikan

peran dalam bidang ini. Risiko adalah sesuatu yang mungkin dialami di masa

yang akan dating disebabkan kondisi tertentu yang akan muncul. Risiko

32

Page 33: TA KEL 7

tridak mungkin dieliminasi. Ia hanya mungkin dihindari atau diminimasi.

Untuk mengelola risiko itu kita perlu melakukan identifikasi, pengukuran,

analisi, dan perlindungan. Dalam situasi bisnis modern saat ini akuntansi

harus bisa memberikan sumbangan terhadap kebutuhan perusahaan baik

dalam skala nasional maupun internasional, skala makro atau mikro. Dan

kalau hal ini menjadi sorotan akuntansi, doperlukan standar-standar khusus

untuk bisa menyajikan informasi kontinjensi ini. Masyarakat peduli

akuntansi, baik akuntan, akedemis, investor, manajemen, dan regulator

perlu melakukan upaya untuk bisa merumuskan ini.

Perubahan PSAK 59

Selama 2 tahun standar akuntansi perbankan syariah yang tertuang

dalam PSAK No 59 dipraktikan maka sejalan dengan perkembangan industry

perbankan syariah yang demikian cepat ternyata PSAK 59 harus diubah dan

Alhamdulillah IAI dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah berhasil

menyusun dan melakukan beberapa kali public bearing dan melahirkan

exposure draft sebagai berikut :

1. Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian laporan keuangan

syariah

2. PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah

3. PSAK 102 Akuntansi Murabahah

4. PSAK 103 Akuntansi Salam

5. PSAK 104 Akuntansi Istishna

6. PSAK 105 tentang Akuntansi Mudharbah

7. PSAK 106 tentang Akuntansi Musyarkah

8. PSAK 107 Akuntansi Ijrah

9. PSAK 108 Akuntansi Penyelesaian Utang Piutang Murabaha

Bermasalah

33

Page 34: TA KEL 7

10. PSAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/sedekah

11. PSAK 110 Akuntansi Hawalah

12. PSAK 111 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

Kalau PSAK 59 hanya untuk bank syariah maka PSAK yang baru ini bukan

hanya utuk bank syariah, tetapi semua entitas syariah yang relevan dengan

transaksi yang dijelaskan. Diharapkan dengan disahkan PSAK ini nantinya

maka industry syariah akan semakin berkembang biak dalam hal penyajian

laporan keuanganya.

Penutup

Perkembangan akuntansi islam pada saat ini masih dalam tahap awal

dengan focus menunjukan eksistensinya dan mulai mencari kerangka

dasarnya. Dalam periode inilah muncul standar akuntansi perbankan

syariah. Benar bahwa standar ini tidak bisa menunggu lahirnya kerangka

dasar teori (theoretical conceptual framework) dimana dijelaskan tujuan

laporan keuangan, postulat dan konsep, prinsip baru standar. Oleh karena

itu, kerangka dasar dan standar akuntansi itu masih banyak diwarnai oleh

filosofi akuntansi konvensional dimana masih ada superioritas pemilik modal

dan belum kuatnya penekanan dalama keadilan dan kebenaran serta belum

banyaknya penekanan pada nilai-nilai syariat islam. Shahul Hameed (2001)

menilai keadaan ini sebagai permasalahan.

Untuk mengatasi itu, tugas kitalah sebagai akademisi dan peneliti

untuk mencari rumusan akuntansi islam baik dari aspek kerangka

teoritisnyamaupun standard dan teknik penyusunannya yang keduanya

merupakan kesatuan dan keterkaitan nilai dan konsep. Semoga produk ini

bisa menjadi awal untuk mencari dan merumuskan suatu standar yang

memang konsisten dengan nilai-nilai islam.

34

Page 35: TA KEL 7

Daftar Pustaka

Harahap, Sofyan Syafri.2011.Teori Akuntansi.Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

http://abufadilah.wordpress.com/2011/07/19/psak-syariah/

http://yusup-doank-2.blogspot.com/2011/07/standard-akuntansi-keuangan-

syariah.html

35