syar’u man qablana
DESCRIPTION
Syar’u man QablanaTRANSCRIPT
A. Pengertian Syar’u man Qablana
Syar’u man qablana adalah syari’at sebelum kita yaitu syari’at hukum dan ajaran-ajaran
yang berleku pada para nabi ‘alaihin ash –shalat wa-salam sebelum nabi Muhammad SAW.
Diutus menjadi rasul seperti syari’at nabi Ibrahim, nabi Daud, nabi Musa, dan nabi Isa.
Para ulama menjelaskan bahwa syari’at sebelum kita ialah hukum-hukum yang telah
disyari’atkan untuk umat sebelum kita yang dibawa oleh para nabi dan rasul terdahulu dan
menjadi beban hukum untuk diikuti oleh umat sebelum adanya syari’at nabi muhammad.
Para ulama berbeda pendapat tentang syar’u man qablana terutama ulama Hanafiyah,
ulama Malikiyah, sebagian ulama syafiyah, dan sebagian ulama Hanabilah berpendapat
bahwa syar’u man qabana berlaku pada umat islam, jika syari’at tersebut diinformasikan
melalui rasullullah SAW bukan terdapat dalam kitab-kitab suci mereka yang telah
mengalami dan tidak terdapat nash syara’ yang membantahnya.
B. MACAM-MACAM SYAR’U MAN QOBLANA
Syar’u Man Qablana dibagi menjadi dua bagian. Pertama, setiap hukum syariat dari
umat terdahulu namun tidak disebutkan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Ulama’ sepakat
bahwa macam pertama ini jelas tidak termasuk syariat kita. Kedua, setiap hukum syariat dari
umat terdahulu namun disebutkan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Pembagian kedua ini
diklasifikasi menjadi tiga :
1. Dinasakh syariat kita(syariat islam). Tidak termasuk syariat kita menurut kesepakatan
semua ulama.
2. Dianggap syariat kita melalui al-Qur’an dan al-Sunnah. Ini termasuk syariat kita atas
kesepakatan ulama.
3. Tidak ada penegasan dari syariat kita apakah dinaskh atau dianggap sebagai syariat
kita. Pembagian ketiga inilah yang menjadi inti pokok pembahasan dalil syara’
ini(Syar’u Man Qablana
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Demikianlah isi makalah yang dapat kami sajikan, dan berikut kesimpulannya: Urf
adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sudah menjadi adat kaum mayoritas dalam
suatu daerah tertentuNamun ‘Urf dan adat memiliki 2 definisi yang sedikit berbeda karena
adat itu lebih umum dan urf tercakup didalamnya.Urf terbagi menjadi 2, yaitu adat yang benar
dan adat yang rusak Untuk hukum ‘Urf sendiri, para mujtahid setuju karena kondisi
masyarakat islam memang berbeda menurut tempat dan iklim masing-masing daerahBanyak
hikmah yang dapat kita ambil setelah mempelajari ‘urf, salah satunya adalahmemberikan
wawasan kepada kita mengenai kebergaman umat islam yang unikAdanya perbedaan
pendapat mengenai legalitas syar’u man qoblana untuk dijadikan dalil dansumber hukum
Islam tidaklah membuat para ulama saling merasa diri mereka benar dan melecehkan argumen
ulama lainnya yang tidak sependapat, semakin banyak perbedaan menunjukkan bahwa
manusia benar-benar dikaruniai akal yang luar biasa. Tiap ulama memiliki hujahnya masing-
masing yang sama-sama kuat, segala ilmu berumber dari Allah, dan yang paling mengetahui
akan kebenarannyapun hanya Allah. Bila ilmu Syar’u man Qoblana mendatangkan manfaat
dan kebaikan niscaya tidak ada salahnya kita mempergunakannya dan mengamalknannya.
Wallahu a’lam.