syar’u man qablana

3
A. Pengertian Syar’u man Qablana Syar’u man qablana adalah syari’at sebelum kita yaitu syari’at hukum dan ajaran-ajaran yang berleku pada para nabi ‘alaihin ash –shalat wa-salam sebelum nabi Muhammad SAW. Diutus menjadi rasul seperti syari’at nabi Ibrahim, nabi Daud, nabi Musa, dan nabi Isa. Para ulama menjelaskan bahwa syari’at sebelum kita ialah hukum-hukum yang telah disyari’atkan untuk umat sebelum kita yang dibawa oleh para nabi dan rasul terdahulu dan menjadi beban hukum untuk diikuti oleh umat sebelum adanya syari’at nabi muhammad. Para ulama berbeda pendapat tentang syar’u man qablana terutama ulama Hanafiyah, ulama Malikiyah, sebagian ulama syafiyah, dan sebagian ulama Hanabilah berpendapat bahwa syar’u man qabana berlaku pada umat islam, jika syari’at tersebut diinformasikan melalui rasullullah SAW bukan terdapat dalam kitab-kitab suci mereka yang telah mengalami dan tidak terdapat nash syara’ yang membantahnya. B. MACAM-MACAM SYAR’U MAN QOBLANA Syar’u Man Qablana dibagi menjadi dua bagian. Pertama, setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun tidak disebutkan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Ulama’ sepakat bahwa macam pertama ini jelas tidak termasuk syariat kita. Kedua, setiap hukum syariat dari umat terdahulu namun disebutkan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Pembagian kedua ini diklasifikasi menjadi tiga : 1. Dinasakh syariat kita(syariat islam). Tidak termasuk syariat kita menurut kesepakatan semua ulama. 2. Dianggap syariat kita melalui al-Qur’an dan al-Sunnah. Ini termasuk syariat kita atas kesepakatan ulama.

Upload: nomnoman

Post on 03-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Syar’u man Qablana

TRANSCRIPT

Page 1: Syar’u Man Qablana

A. Pengertian Syar’u man Qablana

Syar’u man qablana adalah syari’at sebelum kita yaitu syari’at hukum dan ajaran-ajaran

yang berleku pada para nabi ‘alaihin ash –shalat wa-salam sebelum nabi Muhammad SAW.

Diutus menjadi rasul seperti syari’at nabi Ibrahim, nabi Daud, nabi Musa, dan nabi Isa.

Para ulama menjelaskan bahwa syari’at sebelum kita ialah hukum-hukum yang telah

disyari’atkan untuk umat sebelum kita yang dibawa oleh para nabi dan rasul terdahulu  dan

menjadi beban hukum untuk diikuti oleh umat sebelum adanya syari’at nabi muhammad.

Para ulama berbeda pendapat tentang syar’u man qablana terutama ulama Hanafiyah,

ulama Malikiyah, sebagian ulama syafiyah, dan sebagian ulama Hanabilah berpendapat

bahwa syar’u man qabana berlaku pada umat islam, jika syari’at tersebut diinformasikan 

melalui rasullullah SAW bukan terdapat dalam kitab-kitab suci mereka yang telah

mengalami dan tidak terdapat nash syara’ yang membantahnya.

B. MACAM-MACAM SYAR’U MAN QOBLANA

Syar’u Man Qablana dibagi menjadi dua bagian. Pertama, setiap hukum syariat dari

umat terdahulu namun tidak disebutkan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Ulama’ sepakat

bahwa macam pertama ini jelas tidak termasuk syariat kita. Kedua, setiap hukum syariat dari

umat terdahulu namun disebutkan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Pembagian kedua ini

diklasifikasi menjadi tiga :

1. Dinasakh syariat kita(syariat islam). Tidak termasuk syariat kita menurut kesepakatan

semua ulama.

2. Dianggap syariat kita melalui al-Qur’an dan al-Sunnah. Ini termasuk syariat kita atas

kesepakatan ulama.

3. Tidak ada penegasan dari syariat kita apakah dinaskh atau dianggap sebagai syariat

kita. Pembagian ketiga inilah yang menjadi inti pokok pembahasan dalil syara’

ini(Syar’u Man Qablana

Page 2: Syar’u Man Qablana

BAB IV

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Demikianlah isi makalah yang dapat kami sajikan, dan berikut kesimpulannya: Urf

adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sudah menjadi adat kaum mayoritas dalam

suatu daerah tertentuNamun ‘Urf dan adat memiliki 2 definisi yang sedikit berbeda karena

adat itu lebih umum dan urf tercakup didalamnya.Urf terbagi menjadi 2, yaitu adat yang benar

dan adat yang rusak Untuk hukum ‘Urf sendiri, para mujtahid setuju karena kondisi

masyarakat islam memang berbeda menurut tempat dan iklim masing-masing daerahBanyak

hikmah yang dapat kita ambil setelah mempelajari ‘urf, salah satunya adalahmemberikan

wawasan kepada kita mengenai kebergaman umat islam yang unikAdanya perbedaan

pendapat mengenai legalitas syar’u man qoblana untuk dijadikan dalil dansumber hukum

Islam tidaklah membuat para ulama saling merasa diri mereka benar dan melecehkan argumen

ulama lainnya yang tidak sependapat, semakin banyak perbedaan menunjukkan bahwa

manusia benar-benar dikaruniai akal yang luar biasa. Tiap ulama memiliki hujahnya masing-

masing yang sama-sama kuat, segala ilmu berumber dari Allah, dan yang paling mengetahui

akan kebenarannyapun hanya Allah. Bila ilmu Syar’u man Qoblana mendatangkan manfaat

dan kebaikan niscaya tidak ada salahnya kita mempergunakannya dan mengamalknannya.

Wallahu a’lam.