susunan hidrokarbon dalam minyakbumi
TRANSCRIPT
Susunan Hidrokarbon dalam Minyakbumi
Umumnya Petroleum berupa :
Persentase Unsur – Unsur80 – 85 % unsur C15 – 20 % unsur H
< 5% unsur O, N, S, dll.
.
Berdasar komposisi kimia komponen utamanya, petroleum adalah suatu seri homolog.
(setiap penambahan atom C membuat senyawa ini memiliki rantai kimia yang makin panjang dan
kompleks tetapi tetap memiliki pola yang serupa)
Minyak Bumi terdiri dari dua unsur dominan yaitu Hidrogen dan Karbon, namun kedua
unsur ini dapat membentuk berbagai macam senyawa molekuler yang memiliki rantai panjang dan
struktur lingkaran. Lebih lagi rantai yang terdiri dari C dan H ini dapat memiliki cabang ke berbagai
arah hingga dapat membentuk berbagai macam struktur tiga dimensi. Salah satu sifat hidrokarbon
ialah membentuk struktur molekul yang berlainan dengan susunan / rumus kimia yang sama. Hal
yang demikian disebut isomer.
Selain dapat membuat rantai panjang dan struktur isomer, hidrokarbon juga dapat bersifat
jenuh dan tak-jenuh. Bersifat jenuh jika terdapat ikatan rangkap satu saja (alkana). Sedangkan jika
pada rangkaian tersebut terdapat ikatan rangkap dua (alkena) ataupun rangkap tiga (alkuna) akan
bersifat tak-jenuh.
Ada beberapa sifat-sifat khusus lainnya dalam susunan minyak bumi
Pada umumnya hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon yang bersifat jenuh
Hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi merupakan berbagai macam seri
homolog. Homolog merupakan suatu seri susunan hidrokarbon berdasarkan penambahan
atom C sehingga akan membentuk suatu susunan yang hampir sama, menjadi lebih panjang
ataupun membentuk suatu pola lingkaran
Rantai menerus yang berasal dari senyawa di berbagai jenis minyakbumi ialah golongan
isomer dari seri homolog. Anggota pertama dari seri homolog selalu lebih banyak
terkonsentrasi di dalam minyakbumi dibandingkan anggota lainnya yang susunan
molekulnya lebih berat
Dua Kelompok Utama Seri Homolog
I. Golongan Alifatik
II. Golongan Siklik
1. Golongan Alifatik (Alkana atau Parafin)
Seri Parafin
Anggota n-parafin yang memiliki rumus umum berupa Cn H(2n+2) ini, berjumlah sebesar 25%
dari suatu minyakbumi, namun belum termasuk gas-gasnya. Dalam fraksi bensin,
kandungan seri hidrokarbon berantai lurus ini dapat mencapai 80%, sedangkan dalam
minyak pelumas 0% – 25%. Minyakbumi yang bersifat ringan biasanya mengandung C5–C20
hingga penyusun utamanya. Kandungan seri ini dapat menurun hingga 0.7%-0.1% pada
minyakbumi yang lebih berat
Seri iso-parafin (parafin bercabang)
Seri ini biasanya terdapat pada fraksi ringan atau pertengahan titik didih (C17 – C20). Setelah diatas C20, konsentrasi iso-parafin sangat berkurang. Diatas rangkaian C25 jarang sekali ditemukan iso-parafin. Dengan demikian, pada rantai C25 keatas (C26, …) tidaklah membentuk zat padat.
Salah satu senyawa iso-paraffin yang menarik untuk dicatat adalah iso-prenoid (acyclic isoprenoids). Senyawa dengan pencabangan seperti isoprenoids ini juga ditemukan dalam lapisan seperti lilin pada daun tumbuh-tumbuhan hidup. Karenanya, kehadiran isoprenoids pada minyak mentah dan batuan sedimen (yang merupakan derifatif dari chlorophyl) dapat digunakan sebagai indikator adanya source rock. Contoh senyawa berstruktur iso-prenoid ialah pristan (C19) dan phytan (C20)
2. Golongan Siklik
Seri Napthene atau Sikloparafin
Kadar siklo-parafin di dalam minyakbumi diseluruh dunia bervariasi antara 30%-60%, sehingga siklo-parafin merupakan struktur molekul penyusun utama minyakbumi. Dasar utama dalam variasi struktur naften ialah jumlah lingkaran yang dapat bergabung menjadi suatu jaringan. Misalnya,
nano-naften dan naften bisiklis yang merupakan bagian utama dari minyakbumi. Dalam fraksi titik didih yang lebih tinggi lagi, struktur ini terdiri dari 10 lingkaran atau sepuluh cincin dalam satu molekul.
Beberapa contoh napthene mono-siklik dalam minyakbumi homolog siklo-pentan dan siklo-heksan yang juga membentuk cabang bersifat rantai lurus. Pada susunan seri ini, terutama kisaran susunan C7-C11 paling banyak ditemukan. Sedangkan untuk rantai panjang dalam kisaran C20-C30 bersifat kristalin yang dapat dipisahkan. Zat tersebut merupakan lilin parafin berderajat teknis pada kristalisasi dan merupakan konstitusi utama serisin dan lilin parafin titik-didih tinggi. Naften-tetra-siklis (C30) dalam minyakbumi mempunyai berat molekul yang sama dengan asam di dalam hormon berdasarkan struktur steran
Seri Aromatik
Tersusun atas cincin Benzena, yaitu 6 atom carbon yang berbentuk cincin yang sebagian valensinya tidak jenuh (mempunyai 3 ikatan alkena dan 3 ikatan alkana secara berselingan) sehinnga mudah untuk bereaksi, menambah ion H atau element lainnya ke dalam cincin. Minyakbumi yang ringan ditandai oleh seri aromatik ini. Aromatik menempati posisi oktan tertinggi diantara struktur lainnya, sehingga memiliki nilai berharga dalam pencampuran minyak
Seri Nafteno-Aromat (polisiklis)
Golongan yang tersendiri dari minyakbumi ini didapat pada fraksi titik didih yang lebih tinggi. Golongan ini bermolekul besar yang strukturnya terdiri dari beberapa cincin aromatik. Beberapa diantaranya bersifat carsinogenic.
Kompleks Aspal
Anggota yang tinggi dari hidrokarbon golongan siklis, aromat ataupun naften, biasanya
membentuk suatu kompleks hidrokarbon siklis yang mengandung pula berbagai macam komponen
bukan hidrokarbon.
Kompleks aspal terdiri dari aspal dan aspalten. Resin biasanya terdiri dari senyawa polisiklis
yang mengandung oksigen, termasuk juga hetero-siklis dengan atom belerang dan nitrogen, dengan
berat molekul antara 500 – 1000. Zat ini dapat juga dimasukan sebagai hasil sekunder dari
hidrokarbon nafteno-aromat yang bersifat polisiklis.
Aspalten merupakan zat hetero-siklis yang mengendung oksigen, belerang, nitrogen dan
logam lainnya dan mempunyai molekul berat antara 900 – 3000. Struktur molekul aspalten sangat
kompleks yang membentuk cincin aromat dan naften. Cincinnya terdiri dari sebagian rangkaian
hetero-siklis yang mempunyai 5 – 6 atom. Harus ditekankan bahwa aspalten dari setiap minyak
mentah terdiri dari berbagai macam zat, misalnya aspalten dari minyak berasal dari firmasi tua yang
lebih bersifat grafit dan mengandung lebih sedikit unsur logam dan belerang dibandingkan dengan
aspalten yang lebih muda. Dari segi genesis, aspalten merupakan zat yang banyak mengandung
unsur perunut (trace element) dalam minyakbumi, terutama vanadium dan nickel
Porifirin
Terdapatnya porifirin dianggap sebagai bukti akan biogenesis minyakbumi. Menurut Dunning
(1954) porifirin biasanya paling banyak terdapat dalam minyakbumi yang bersifat aspal dan
berumur muda. Porifrin berkaitan dengan klorofil dan hemoglobin yang terurai menjadi porifirin
dan parafin yang bersifat iso-prenoid seperti phytan. Porifirin dapat berkondensasi dengan aromat
polisiklis dan molekul naften-aromat untuk membentuk aspalten. Porifirin dapat juga mengandung
nitrogen dan selain itu juga mengandung inti vanadium ataupun nikel
Source : http://coretanzeedeen.wordpress.com/2008/02/17/gmb-quw/