batuan induk hidrokarbon

25
MAKALAH BATUBARA SEBAGAI BATUAN INDUK HIDROKARBON Dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah Kimia Dasar II Yang dibina oleh Dra. Cucu Zenab Subarkah ,M.Pd Oleh Nama : IRMA RAHMAWATI NIM: 208 204 117 Prodi : Pendidikan Kimia B Semester: II (dua) 0

Upload: irma-rahmawati

Post on 29-Jun-2015

781 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: BATUAN INDUK HIDROKARBON

MAKALAH

BATUBARA SEBAGAI BATUAN INDUK

HIDROKARBON

Dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah Kimia Dasar II

Yang dibina oleh Dra. Cucu Zenab Subarkah ,M.Pd

Oleh

Nama : IRMA RAHMAWATI

NIM : 208 204 117

Prodi : Pendidikan Kimia B

Semester : II (dua)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2009

0

Page 2: BATUAN INDUK HIDROKARBON

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana, yang telah

memberikan segala nikmat dan hidayah-Nya kepada umat manusia supaya selalu

dekat kepada-Nya. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan

kehadirat Rasulullah SAW baik kepada keluarga, sahabat maupun kepada kita

selaku umatnya.

Makalah ini penulis sampaikan kepada pembina mata kuliah Kimia Dasar

II, Ibu Dra. Cucu Zenab Subarkah ,M.Pd, sebagai salah satu syarat kelulusan mata

kuliah tersebut. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yang

telah membimbing penulis dan kepada semua pihak yang telah membantu

kelancaran penulisan makalah ini.

Alhamdulillah makalah ini akhirnya dapat diselesaikan oleh penulis

walaupun masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari segi

sub-materinya. Untuk itu penulis memohon kritik dan saran yang bersifat

membangun guna perbaikan makalah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah kita memohon perlindungan dan

hanya kepada Allah-lah kita memohon ampun. Mudah-mudahan makalah ini

bermanfaat bagi yang membacanya kelak. Amin.

Bandung, 29 Mei 2009

Penulis

i

Page 3: BATUAN INDUK HIDROKARBON

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1

1. Latar Belakang...................................................................................1

2. Rumusan Masalah..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................2

1. Proses Terbentuknya Batubara..........................................................2

2. Komponen Penyusun Batubara..........................................................3

3. Sifat Umum Batubara........................................................................6

4. Batubara Sebagai Batuan Induk Hidrokarbon...................................7

5. Manfaat Penggunaan Batubara..........................................................9

6. Dampak Penggunaan Batubara Terhadap Lingkungan......................10

BAB III SIMPULAN.....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13

ii

Page 4: BATUAN INDUK HIDROKARBON

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Fosil tumbuhan atau yang lebih dikenal dengan nama ”batubara”

merupakan bahan galian organik padat yang terdapat cukup banyak di

Indonesia. Sebelum Perang Dunia kedua meletus, batubara merupakan bahan

bakar utama, hal ini dapat dilihat bahwa kapal laut, kereta api dan mesin-

mesin industri digerakkan dengan bahan bakar batubara.

Setelah Perang Dunia kedua selesai peranan batubara tergeser oleh

minyak, yang pada saat itu mulai didapatkan baik didaratan maupun dilepas

pantai. Tersedianya minyak yang melimpah mengakibatkan keberadaan

tambang batubara mulai dilupakan diikuti dengan terjadinya revolusi industry

dan diciptakannya mesin dengan bahan bakar minyak bumi.

Krisis minyak sebagai akibat terjadinya Perang Teluk pada tahun

1979 menyebabkan berkurangnya persediaan minyak yang berhasil diproduksi

oleh negara-negara Timur Tengah, sedang permintaan minyak sebagai bahan

bakar di negara industri semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan

kenaikan harga minyak sehingga untuk mengimbanginya orang menengok

kembali ke batubara sebagai bahan bakar alternative yang sudah cukup lama

dilupakan. Sebagai tindak lanjut negara-negara penghasil batubara mulai aktif

kembali melakukan eksplorasi batubara guna mendapatkan deposit batubara

yang baru disamping meningkatkan eksploitasi pada deposit-deposit batubara

yang telah diketahui.

2. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana proses terbentuknya batubara ?

b. Apa saja komponen penyusun batubara ?

c. Bagaimana sifat umum batubara ?

d. Bagaimana peran batubara sebagai batuan induk hidrokarbon ?

e. Bagaimana peranan batubara dalam kehidupan?

f. Bagaimana dampak penggunaan batubara terhadap lingkungan ?

1

Page 5: BATUAN INDUK HIDROKARBON

BAB II

PEMBAHASAN

1. PROSES TERBENTUKNYA BATUBARA

Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan pembatubaraan (coalification).

Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan lokasi tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah dengan lokasi pengendapan (sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi yang berlangsung kemudian, akan menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam–macam. Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda-beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan lapisannya (coal seam).

Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period) – dikenal sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Kualitas dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas organik’. Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang selanjutnya berubah menjadi batu bara muda (lignite) atau disebut pula batu bara coklat (brown coal).

Batubara muda adalah batu bara dengan jenis maturitas organik rendah. Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batu bara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batu bara sub-bituminus (sub-bituminous). Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.

Gambar Proses Terbentuknya Batubara

2

Page 6: BATUAN INDUK HIDROKARBON

Reaksi pembentukan batubara :5 (C6H1005) → C20H22O4 + 3 CH4 + 8 H2O + 6 CO2 + CO Cellulosa lignit gas metan5 (C6H1005) → C20H22O4 + 3 CH4 + 8 H2O + 6 CO2 + CO Cellulosa bitumine gas metan

Cellulosa (zat organic) yang merupakan zat pembentuk batubara. Unsur C dalam lignit sedikit disbanding bitumine. Semakin banyak unsure C lignit semakin baik mutunya. Unsur H dalam lignit lebih banyak dibandingkan pada bitumine. Semakin banyak unsur H lignit makin kurang baik mutunya. Senyawa CH4 (gas metan) dalam lignit lebih sedikit disbanding dalam bitumine. Semakin banyak CH4 lignit semakin baik kualitasnya.

2. KOMPONEN PENYUSUN BATUBARAKonsep bahwa batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat

dengan ditemukannya cetakan tumbuhan di dalam lapisan batubara. Dalam penyusunannya batubara diperkaya dengan berbagai macam polimer organik yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignin, dan sebagainya. Namun komposisi dari polimer-polimer ini bervariasi tergantung pada spesies dari tumbuhan penyusunnya.a. Lignin

Lignin adalah salah satu komponen penyusun tanaman. Secara umum, tanaman terbentuk dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung pada jenis tanaman. Pada batang tanaman, lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon bisa bisa berdiri tegak (Seperti semen pada sebuah batang beton.

Berbeda dengan selulosa yang terutama terbentuk dari gugus

karbohidrat, lignin terbentuk dari gugus aromatik yang saling dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon . Pada proses pirolisa lignin, dihasilkan senyawa kimia aromatis yang berupa fenol, terutama kresol.

Lignin merupakan suatu unsur yang memegang peranan penting dalam merubah susunan sisa tumbuhan menjadi batubara. Sementara ini

3

Page 7: BATUAN INDUK HIDROKARBON

susunan molekul umum dari lignin belum diketahui dengan pasti, namun susunannya dapat diketahui dari lignin yang terdapat pada berbagai macam jenis tanaman. Sebagai contoh lignin yang terdapat pada rumput mempunyai susunan p-koumaril alkohol yang kompleks. Pada umumnya lignin merupakan polimer dari satu atau beberapa jenis alkohol. b. Karbohidrat

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisa. Molekul karbohidrat terdiri atas atmo-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada senyawa yang

termasuk karbohidrat terdapat gugus –OH, gugus aldehid atau gugus keton. Gula atau monosakarida merupakan alkohol polihirik yang mengandung antara lima sampai delapan atom karbon. Pada umumnya gula muncul sebagai kombinasi antara gugus karbonil dengan hidroksil yang membentuk siklus hemiketal. Bentuk lainnya mucul sebagai disakarida, trisakarida, ataupun polisakarida. Jenis polisakarida inilah yang umumnya menyusun batubara, karena dalam tumbuhan jenis inilah yang paling banyak mengandung polisakarida (khususnya selulosa) yang kemudian terurai dan membentuk batubara.c. Protein

Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Struktur dari protein pada umumnya adalah rantai asam amino yang dihubungkan oleh rantai amida. Protein pada tumbuhan umunya muncul sebagai steroid, lilin.  d. Resin

Resin merupakan material yang muncul apabila tumbuhan mengalami luka pada batangnya. Resin atau dammar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbu-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Secara fisis, resin (damar) ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi lembek. Secara kimiawi, resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam

4

Page 8: BATUAN INDUK HIDROKARBON

resinat, alkoholresinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan mengandung sedikit oksigen karena mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar menghasilkan angus.e. Tanin

Tanin nama komponen zat organik yang sangat komplek dan terdiri dari senyawa fenolik yang mempunyai berat molekul 500 - 3000, dapat bereaksi dengan protein membentuk senyawa komplek larut yang tidak larut. Tanin dapat dikategorikan sebagai "true artrigen" adalah rasa sepat. Rasa sepat timbul karena kuagulasi dari protein dari protein air liur dan mukosa ephitelium dengan tanin. Tanin atau sesungguhnya lebih tepat disebut asam tanat (tanic acid), monomer dari tanin adalah untuk penyamak kulit. Tanin umumnya banyak ditemukan pada tumbuhan, khususnya pada bagian batangnya.f. Alkaloida

Alkaloida berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid. Alkaloida merupakan komponen organik penting terakhir yang menyusun batubara. Alkaloida sendiri terdiri dari molekul nitrogen dasar yang muncul dalam bentuk rantai.g. Porphirin

Porphirin merupakan komponen nitrogen yang berdasar atas sistem pyrrole. Porphirin biasanya terdiri atas suatu struktur siklik yang terdiri atas empat cincin pyrolle yang tergabung dengan jembatan methin. Kandungan unsur porphirin dalam batubara ini telah diajukan sebagai marker yang sangat penting untuk mendeterminasi perkembangan dari proses coalifikasi. h. Konstituen Tumbuhan yang Inorganik (Mineral)

Selain material organik yang telah dibahas diatas, juga ditemukan adanya material inorganik yang menyusun batubara. Secara umum mineral ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu unsur mineral inheren dan unsur mineral eksternal. Unsur mineral inheren adalah material inorganik yang berasal dari tumbuhan yang menyusun bahan organik yang terdapat dalam lapisan

5

Page 9: BATUAN INDUK HIDROKARBON

batubara. Sedangkan unsur mineral eksternal merupakan unsur yang dibawa dari luar kedalam lapisan batubara, pada umumya jenis inilah yang menyusun bagian inorganik dalam sebuah lapisan batubara.

3. SIFAT UMUM BATUBARA

Batubara mempunyai suatu campuran padatan yang heterogen dan terdapat di alam dalam tingkat / grade yang berbeda, mulai dari lignit, subbitumine, bitumine, antrasit. Sifat batubara menurut jenisnya :a. Sifat batubara jenis antrasit :

o Warna hitam sangat mengkilat.

o Nilai kalor sangat tinggi, kandungan karbon sangat tinggi.

o Kandungan air sangat sedikit.

o Kandungan abu sangat sedikit.

o Kandungan sulfur sangat banyak.

b. Sifat batubara jenis bitumine/subbitumine :o Warna hitam mengkilat.

o Nilai kalor tinggi, kandungan karbon relatif tinggi.

o Kandungan air sedikit.

o Kandungan abu sedikit.

o Kandungan sulfur sedikit.

c. Sifat batubara jenis lignit (brown coal) :o Warna hitam sangat rapuh.

o Nilai kalor rendah, kandungan karbon sedikit.

o Kandungan air tinggi.

o Kandungan abu banyak.

o Kandungan sulfur banyak.

Dilihat dari unsur pembentuknya, batubara terdiri atas Karbon, Oksigen, Nitrogen, Sulfur, Posfor dan sebagainya. Sifat-sifat batubara dapat dilihat dengan analisa sebagai berikut :a. Analisa Proksimat

Lengas (moisture) Kadar abu (ash) Karbon (fixed carbon) Zat terbang (volatile matter)

b. Analisa Ultimat, terdiri dari analisa untuk unsure : C, H, O, N, S, P, Cl.c. Nilai Kalor

Nilai kalor net, yaitu nilai kalor pembakaran dimana semua air (H2O) dihitung dalam wujud gas.

6

Page 10: BATUAN INDUK HIDROKARBON

Nilai kalor gross, yaitu nilai kalor pembakaran dimana semua air (H2O) dihitung dalam wujud cair.

d. Total SulfurSulfur atau belerang dalam batubara dapat dijumpai sebagai

mineral pirit, markasit, calcium sulfat atau belerang organik, yang pada saat pembakaran akan berubah menjadi SO2.

e. Analisa AbuAbu yang terjadi pada pembakaran batubara akan membentuk

oksida-oksida seperti, SiO2, Al2O3, Fe2O3, TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2O, k2O. Abu inilah yang terutama akan secara padatan bercampur dengan klinker (pada industry semen) dan akan mempengaruhi kualitas semen. Namun demikian kadar abu dalam batubara di Indonesia biasanya hanya berkisar antara 5% - 20%.

f. Indek Gerus (Hardcover Index)Merupakan suatu bilangan yang dapat menunukkan mudah

sukarnya batubara digerus menjadi bahan bakar serbuk. Makin kecil bilangannya makin keras keadaan batubaranya.

g. Kandungan air dalam batubaraAir yang terdapat dalam batubara, baik secara inherent moisture

maupun sebagian kecil moisture yang lain, akan merugikan karena mengurangi panas yang dihasilkan.

h. Impurities dalam batubaraBila proses pencician batubara tidak baik, akan ditemui impurities

missal clay. Dengan adanya impurities ini, tentunya akan mengacaukan jumlah umpan panas kedalam tanur putar.

4. BATUBARA SEBAGAI BATUAN INDUK HIDROKARBON

Pada saat ini, batubara dikenal sebagai bahan bakar antara lain untuk kepentingan pembangkit listrik tenaga uap, industri semen, industri baja. Penelitian batubara dibawah mikroskop memperlihatkan beberapa gambaran yang menunjukkan bahwa batubara berperan aktif dalam pembentukan hidrokarbon. Hal ini termasuk juga dengan didapatkannya veins dari unsur-unsur bitumen didalam batubara dan maceral-maceral yang menunjukkan adanya bahan yang sama dengan unsur bitumen tadi, didalam pengamatan mikroskop dengan menggunakan sinar fluorescence.

Batuan induk hidrokarbon adalah suatu batuan yang mengandung unsur-unsur atau sisa-sisa jasad renik binatang laut atau air tawar maupun tumbuh-tumbuhan. Pada mulanya batuan diendapkan di laut dianggap sebagai satu-satunya batuan induk hidrokarbon. Namun saat ini, kenyataan telah

7

Page 11: BATUAN INDUK HIDROKARBON

membuktikan bahwa batuan yang mengandung unsur tumbuhan atau binatang air yang berasal dari darat dapat menghasilkan minyak bumi dalam jumlah yang besar. Penemuan minyak di beberapa cekungan di dunia menunjukkan adanya asosiasi dengan lapisan-lapisan batubara seperti halnya penemuan minyak di delta Nigeria (Afrika), cekungan Gippsland, Caoper dan Eromanga (Australia), cekungan Mahakam dan Sumatera Selatan di Indonesia.

Pada umumnya minyak bumi yang berasal dari sisa tumbuhan darat mempunyai kandungan lilin yang cukup besar. Hal ini telah diteliti oleh Hedberg (1968) dan Powel & Mc Kindy (1975) di manana telah diyakinkan bahwa kandungan lilin tersebut berasal dari unsure-unsur organic/tumbuhan yang mempunyai kandungan maceral eksinite. Beberapa peneliti antara lain Smith & Cook (1980), Smyth (1983), Tissot & Welte (1984) dan Cook (1987), berpendapat bahwa maceral dari group liptinite merupakan unsur yang penting dalam pembentukan hidrokarbon dan minyak bumi.

Senyawa hidrokarbon terdiri atas karbon dan hidrogen. Unsur ini terdiri atas bisiklik alkali, hidrokarbon terpentin, dan pigmen kartenoid. Sebagai tambahan, munculnya turunan picene yang mirip dengan sistem aromatik polinuklir dalam ekstrak batubara dijadikan tanda inklusi material sterane-type dalam pembentukan batubara. Ini menandakan bahwa struktur rangka tetap utuh selama proses pematangan, dan tidak adanya perubahan serta penambahan struktur rangka yang baru.1) Hidrokarbon Aromatik

Benzena merupakan senyawa aromatik tersederhana yang merupakan hidrokarbon aromatik. Untuk pertama kalinya benzene didisolasi pada tahun 1825 oleh Michael Faraday dari residu berminyak yang tertimbun dalam pipa gas di London.

Sumber utama benzena tersubtitusi dan senyawa aromatik lain adalah petroleum. Sampai tahun 1940, ter batubara merupakan sumber utama. Macam senyawa aromatik yang diperoleh sumber-sumber ini ialah hidrokarbon, fenol, dan senyawa heterosiklik aromatik. Hidrokarbon aromatik memiliki atom C yang tersusun dalam rangkaian rantai tertutup.

2) Hidrokarbon AliphatikHidrokarbon Aliphatik memiliki atom C tersusun dalam rangkaian

lurus / terbuka. Beberapa sifat kimia dan fisika dari suatu senyawa alifatik berasal dari dari bagian alkil molekul-molekulnya.

8

Page 12: BATUAN INDUK HIDROKARBON

5. MANFAAT PENGGUNAAN BATUBARA

Batubara merupakan sumber energi dari bahan alam yang tidak akan membusuk, tidak mudah terurai berbentuk padat. Oleh karenanya rekayasa pemanfaatan batubara ke bentuk lain perlu dilakukan.

Pemanfataan yang diketahui biasanya adalah sebagai berikut :a. Batubara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap.b. Batubara sebagai pengganti dan bahan baku industri semen. c. Batubara sebagai bahan bakar rumah tangga (pengganti minyak tanah)

biasanya dibuat briket batubara.d. Batubara sebagai bahan bakar industri kecil; misalnya industri

genteng/bata, industri keramik.e. Abu dari batubara juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar sintesis zeolit,

bahan baku semen, penyetabil tanah yang lembek.f. Penyusun beton untuk jalan dan bendungan.g. Penimbun lahan bekas pertambangan.h. Recovery magnetit, cenosphere, dan karbon.i. Bahan baku keramik, gelas, batu bata, dan refraktori.j. Bahan penggosok (polisher).k. Iller aspal, plastic, dan kertas; l. Aditif dalam pengolahan limbah (waste stabilization).

Peningkatan peran batubara sebagai penyedia energi alternatif terus diusahakan. Hal ini telam mendorong dilakukannya penelitian dengan bahan utama batubara yang semula dalam bentuk padat menjadi cair. Rekayasa tersebut telah menghasilkan Coal Oil Mixture (COM), Coal Water Fuel (COF), dan Teknologi Pencairan Batubara.

a. Coal Oil Mixture (COM)

Pada saat krisis minyak terjadi, para ahli berusaha menemukan bahan bakar yang dapat mengganti Bunker C. Oil . Penemuan tidak hanya didasarkan pada kemampuan teknologi saja, namun harus dibuktikan secara ekonomis bahwa bahan bakar pengganti ini memang ekonomis lebih murah.

b. Coal Water Fuel (CWF)

Seperti yang diketahui minyak tanah, solar dan bensin dapat diperoleh dengan proses konversi pencairan batubara. Bahan bakar gas dapat diperoleh dengan proses gasifikasi batubara. Salah satu proses yang sederhana adalah modifikasi batubara menjadi suatu campuran batubara yang bersifat

9

Page 13: BATUAN INDUK HIDROKARBON

cair yaitu Coal Water Fuel dapat menggantikan minyak bakar yang merupakan salah satu produk minyak bumi.

c. Teknologi Pencairan Batubara

Pada suatu saat kebutuhan energi tidak dapat bergantung pada minyak dan gas bumi, karena cadangannya cenderung menurun, apabila tidak ditemukan cadangan baru. Untuk menghemat penggunaan bahan bakar tersebut ditingkatkan penggunaan batubara sebagai salah satu sumber energy alternative. Untuk mencapai hal tersebut dilakukan pencairan batubara. Proses pencairan batubara dipilih proses hidrogenasi (pencairan batubara secara langsung) dengan memilih batubara yang mempunyai kadar abu rendah. Pencairan batubara mengubah batubara itu menjadi alkana cair. Proses klasik pengubahan ini ialah sintesis Fischer-Tropsch, yang dikembangkan di Jerman dalam Perang Dunia II. Afrika Selatan mensintesis kebanyakan bensin dan bahan kimia organiknya dengan proses ini.

C + H2O KALOR→

CO + H2KATALIS Fe

→alkana +

H2O

Batubara kukus gas sintesis kalor, tekanan

6. DAMPAK PENGGUNAAN BATUBARA TERHADAP LINGKUNGAN

a. Proses Penambangan1) Proses Penambangan Bawah Tanah

Pembuangan air tambang Pembuangan lmbah padat, yang sering mengandung batubara dan

belerang. Penurunan permukaan tanah bekas tambang.

2) Proses Penambangan Permukaan atau Terbuka Gangguan terhadap permukaan tanah. Gangguan terhadap air tanah. Terjadinya pencemaran udara karena debu, asap serta adanya

kebisingan.b. Proses Pencucian, Penyiapan dan Penyimpanan

1) Pencucian batubara bertujuan untuk memisahkan batubara dari bahan yang tidak dapat menyala atau terbakar seperti lempung yang tercampur pada waktu penambangan. Limbah air pencucian mengandung partikel suspense dan senyawa kimia. Bila langsung dibuang keperairan dapat mengganggu biota perairan.

10

Page 14: BATUAN INDUK HIDROKARBON

2) Penyiapan batubara antara lain adalah menghancurkan batubara menjadi ukuran yang diinginkan pada waktu pembakaran. Masalah lingkungan yang mungkin terjadi yaitu pencemaran udara oleh debu batubara.

3) Penyimpanan batubara dapat dilakukan di tempat penambangan, pelabuhan dan ditempat penggunaan batubara. Masalah lingkungan yang mungkin terjadi adalah bila terjadi kebakaran secara spontan, debu yang berbahaya.

c. Proses Pengangkutan Batubara1) Memuat dan membongkar batubara pada waktu pengangkutan,

penggunaan dan lain-lain akan menimbulkan pencemaran udara oleh debu.

2) Pengangkutan batubara dengan kapal mengakibatkan sedikit ancaman terhadap air laut dan lingkungan pantai. Masalah yang timbul adalah buangan sisa batubara yang tercuci waktu pencucian kapal.

3) Slury Pipe Line menghasilkan limbah cair yang besar yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Penggunaan air pada lumpur batubara (coal slurry) pada akhirnya akan terkontaminasi dengan air cucuran phenol dan oleh larutan partikel batubara.

d. Penggunaan Batubara1) Pembangkit Tenaga Listrik

Batubara dalam jumlah besar digunakan pada pembangkit tenaga listrik akan menghasilkan produk sampingan berupa limbah emisi berupa SO2, NOX, debu dan abu.

2) Industri SemenBatubara digunakan untuk menghasilkan energi panas pada

produk klinker. Pada waktu pembakaran, abu dihasilkan di klin. Fly ash atau debu keluar dari stack, sementara sebagian besar abu yang berat menyatu dengan klinker. Perihal abu terbang merupakan masalah lingkungan yang utama pada produksi semen.

Masalah lingkungan fisik lainnya yang dapat timbul pada penambangan batubara adalah pada tempat penumpukan batubara : Sebagai akibat proses pelindihan (leaching) yang terjadi oleh air hujan

terhadap permukaan batubara atau membentuk larutan (leachate) yang bersifat asam yang akan merembes ke stuktur lapisan tanah dan dapat memberikan polusi terhadap air tanah.

Sebagian besar batubara Indonesia termasuk jenis lignit sampai bitumine yang bersifat swamampu bakar (self combustibility) sebagai akibat oksidasi yang akan menaikan temperatur tumpukan batubara tersebut.

11

Page 15: BATUAN INDUK HIDROKARBON

Dalam usaha untuk mengurangi dampak negatif akibat pemanfaatan batubara, perlu memperhatikan kondisi setempat. Pemanfaatan batubara sebagai salah satu penyedia energi alternatif, akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak.

BAB III

SIMPULAN

Batubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya merupakan batuan organik, terdiri dari kandungan bermacam-macam pseudomineral. Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul dalam suatu daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi tersebut yang menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang kemudian mengalami proses perubahan menjadi batubara.

Konsep bahwa batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat dengan ditemukannya cetakan tumbuhan di dalam lapisan batubara. Dalam penyusunannya batubara diperkaya dengan berbagai macam polimer organik yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignin, dan sebagainya. Namun komposisi dari polimer-polimer ini bervariasi tergantung pada spesies dari tumbuhan penyusunnya.

Penelitian batubara dibawah mikroskop memperlihatkan beberapa gambaran yang menunjukkan bahwa batubara berperan aktif dalam pembentukan hidrokarbon. Batuan induk hidrokarbon adalah suatu batuan yang mengandung unsur-unsur atau sisa-sisa jasad renik binatang laut atau air tawar maupun tumbuh-tumbuhan. Pada mulanya batuan diendapkan di laut dianggap sebagai satu-satunya batuan induk hidrokarbon. Namun saat ini, kenyataan telah membuktikan bahwa batuan yang mengandung unsur tumbuhan atau binatang air yang berasal dari darat dapat menghasilkan minyak bumi dalam jumlah yang besar.

Pemanfataan yang diketahui biasanya adalah sebagai sumber energi bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara, sebagai bahan bakar rumah tangga (pengganti minyak tanah) biasanya dibuat briket batubara, sebagai bahan bakar industri kecil; misalnya industri genteng/bata, industri keramik. Abu dari batubara juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar sintesis zeolit, bahan baku semen, penyetabil tanah yang lembek. Penyusun beton untuk jalan dan bendungan, penimbun lahan bekas pertambangan,; recovery magnetit, cenosphere, dan karbon; bahan baku keramik, gelas, batu bata, dan refraktori; bahan

12

Page 16: BATUAN INDUK HIDROKARBON

penggosok (polisher); filler aspal, plastik, dan kertas; pengganti dan bahan baku semen; aditif dalam pengolahan limbah (waste stabilization). Pemanfaatan batubara sebagai salah satu penyedia energi alternatif, akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak. Dalam usaha untuk mengurangi dampak negatif akibat pemanfaatan batubara, perlu memperhatikan kondisi setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 1992. KIMIA UNSUR DAN RADIOKIMIA. Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti.

Fessenden, Ralp J, & Joan S. Fessenden. 1982. KIMIA ORGANIK, Edisi ketiga,

Jilid ke I. Jakarta : Erlangga.

Keenan, Charles. W. 1989. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta :

Erlangga.

Murray, Robert K, Daryl K. Granner, Peter A. Mayes, Victor W. Rodwell. 2003.

BIOKIMIA HARPER Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Sukandarumidi, Ir. MSc. Ph.D. 1995. BATUBARA DAN GAMBUT. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

http://ilmu batubara .wordpress.com

http://id.wikipedia.org

http://imambudiraharjo.wordpress.com/mengenal- batubara

13

Page 17: BATUAN INDUK HIDROKARBON

14