[summary] struktur dan proses organisasi chapter 4

14
[Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Upload: lyanh

Post on 11-Jan-2017

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

[Summary]

Struktur dan Proses Organisasi

Chapter 4

Page 2: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

CH 4: Relationship Between Organizations

Tren yang sedang meluas di kalangan organisasi saat ini adalah mengurangi batas dan

meningkatkan kerjasama antar perusahaan, bahkan antar kompetitor. Pada banyak industri,

lingkungan bisnisnya begitu kompleks sehingga tidak satupun perusahaan yang dapat menguasai

segala keahlian dan sumber daya yang dibutuhkan untuk tetap kompetitif. Mengapa? Globalisasi dan

perkembangan teknologi, komunikasi dan transportasi telah menciptakan kesempatan-kesempatan

baru yang menarik, tetapi globalisasi dan segala perkembangan tersebut juga meningkatkan biaya

dalam menjalankan bisnis dan disaat yang bersamaan perusahaan juga sulit untuk memanfaatkan

segala kesempatan tersebut jika hanya mengusahakannya sendiri saja.

Tujuan dari Bab Ini

Bab ini membahas tren terbaru dalam organizing. yang merupakan jaringan dari hubungan-

hubungan diantara organisasi. Perusahaan selalu bergantung kepada perusahaan lain dalam hal

supplies, materials, dan informasi.

Organizational Ecosystems

Interorganizational relationships adalah transaksi dan aliran sumber daya yang saling terkait

antara dua atau lebih organisasi. Segala transaksi dan hubungan tersebut merupakan hal yang utama

agar perusahaan dapat memperoleh kebutuhan-kebutuhannya.

Sedangkan organizational ecosystem adalah sebuah system yang terbentuk dari interaksi

dalam sebuah komunitas organisasi dan lingkungannya. Sebuah perusahaan dapat menciptakan

ekosistemnya sendiri. Apple, contohnya, membangun bisnisnya pada beberapa industri utama, seperti

consumer electronics, layanan internet, telepon seluler, personal computers, dan entertainment.

Ekosistem Apple juga terdiri dari ratusan supplier dan jutaan konsumen pada banyak market.

Apakah persaingan sudah tidak ada lagi?

Tidak ada perusahaan yang dapat menghadapi persaingan yang sangat ketat, perubahan

teknologi yang terus menerus, dan berbagai macam peraturan pemerintah yang mengikat seorang diri.

Perusahaan-perusahaan di dunia terikat dalam hubungan-hubungan yang kompleks, mereka

bekerjasama dalam beberapa pasar, tetapi bersaing ketat dalam beberapa pasar yang lain.

Persaingan sebagaimana mestinya, dimana suatu perusahaan bersaing dengan perusahaan

lainnya secara individu agar tetap bertahan, sudah tidak berlaku lagi karena pada era sekarang ini

setiap perusahaan saling bergantung dan mendukung satu sama lain untuk meraih kesuksesan, dan

pastinya agar tetap bertahan.

Page 3: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Perusahaan-perusahaan saat ini juga harus coevolve dengan perusahaan lainnya dalam

ekosistem agar setiap perusahaan secara individu dapat berkembang menjadi lebih kuat. Melalui

coevolution, secara keseluruhan sistem dari ekosistem menjadi lebih kuat. Perusahaan melakukan

coevolve melalui diskusi satu sama lain, visi yang ditetapkan bersama, persekutuan dan mengatur

hubungan yang kompleks.

Contoh 4.1 menggambarkan kerumitan dari sebuah ekosistem yang terdiri dari hubungan-

hubungan begitu banyak perusahaan teknologi yang tumpang tindih pada tahun 1999. Sejak saat itu,

banyak dari perusahaan ini telah melakukan merger, diakuisisi, atau bangkrut. Ekosistem seperti ini

akan selalu berubah dan berkembang, dan hubungan-hubungan antar perusahaan yang terjadi di

dalamnya sebagian akan menguat dan sebagian lagi melemah atau terhenti. Pola hubungan dan

interaksi yang selalu berubah dalam ekosistem berperan dalam kekuatan sistem tersebut secara

keseluruhan.

Ketergantungan satu sama lain adalah sebuah fakta dalam hidup. Apakah dengan begini

persaingan menjadi hilang? Perusahaan pasti berusaha keras untuk mengalahkan pesaingnya, tetapi

pada akhirnya kerjasamalah yang membantu mengatasi semuanya.

Page 4: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Peran Manajemen yang Berubah

Dalam ekosistem bisnis, manajer belajar untuk berkembang lebih jauh dari traditional

responsibility of corporate strategy and designing hierarchical structures and control systems. Dalam

dunia yang baru ini, managers think about horizontal processes rather than vertical structures.

Important initiatives are not just top down, they cut across the boundaries separating organizational

units. Lebih jauh, horizontal relationships sudah termasuk hubungan dengan suppliers dan konsumen,

who become part of the team.

Manajer juga bertanggung jawab dalam berkoordinasi dengan perusahaan lain untuk

menguasai new executive skills. Sebuah kajian mengenai executive roles oleh Hay Group

membedakan antara operations roles dan collaborative roles. Manajer pada umumnya memiliki skill

dalam menangani operations roles, yang memiliki traditional vertical authority dan memberikan hasil

melalui pengendalian langsung atas SDM dan sumber daya lainnya. Sedangkan untuk collaborative

roles, walaupun tidak memiliki pengendalian langsung atas horizontal collegues or partners, tetap

berperan dalam mencapai goals tertentu. Manajer yang menerapkan collaborative roles memenuhi

goals melalui personal communication dan secara kontiyu mencari informasi dan sumber daya yang

dibutuhkan.

Interorganizational Framework

Model dan perspektif mengenai interorganizational relationships membantu manajer

melakukan transisi dari top-down management menjadi horizontal management. Contoh 4.2

menunjukkan framework/kerangka untuk menganalisa perspektif yang berbeda-beda dari

interorganizational relationships. Hubungan antar organisasi dapat digambarkan by whether the

organizations are dissimilar or similar and whether relationships are competitive or cooperative.

Contoh 4.2

Page 5: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Perspektif yang pertama disebut resource-dependence theory. Teori ini menjelaskan rational ways

organizations deal with each other untuk mengurangi ketergantungan terhadap lingkungan. Perspektif

yang kedua adalah mengenai collaborative networks, dimana organisasi sengaja bergantung kepada

organisasi yang lain demi meningkatkan value dan produktivitas. Perspektif yang ketiga adalah

population ecology, yang menelaah bagaimana new organizations mengisi celah yang berasal dari

established organizations dan bagaimana beragam new organizational forms membawa keuntungan

bagi masyarakat. Perspektif yang terakhir adalah institusionalism yang menjelaskan mengapa dan

bagaimana organisasi legitimate themselves in the larger environment dan merancang struktur dengan

saling bertukar ide dengan organisasi lainnya.

Resource Dependence

Resource-dependence theory berpendapat bahwa organisasi berusaha untuk memperkecil

ketergantungan kepada organisasi lain dalam hal supply of important resources and try to influence

the environment to make resources available. Organizations succeed by striving for independence and

autonomy. Ketika organisasi menghadapi keterbatasan sumber daya, the resource dependence

perspective berpendapat bahwa organisasi akan berusaha untuk mempertahankan autonomi melalui

berbagai strategi, beberapa akan dibahas pada bab 6. One strategy is to adapt to or alter the

interdependent relationships. Hal ini dapat berupa membeli kepemilikan pada perusahaan supplier,

developing long-term contracts or joint ventures to lock in necessary resources, or building

relationships in other ways.

Supply Chain Relationships

Organisasi membangun hubungan yang erat dengan supplier untuk memperoleh sumber daya

yang dibutuhkan. Supply chain management refers to managing the sequence of suppliers and

purchasers, mencakup semua tahap pemrosesan mulai dari memperoleh raw materials hingga

mendistribusikan barang jadi kepada konsumen. Contoh 4.3 menggambarkan a basic supply chain

model. Supply chain adalah jaringan dari berbagai usaha bisnis dan individu yang terhubung melalui

the flow of products or service.

Organisasi mengatur supply chain relationship menggunakan internet dan berbagai teknologi

terkini lainnya, membangun hubungan secara elektronik antara organisasi yang bersangkutan dan

partner eksternal dalam berbagi dan bertukar data. Perusahaan-perusahaan seperti Apple, Wal-Mart,

Nokia, Toyota, Tesco dan Samsung misalnya, terhubung secara elektronik dengan partner masing-

masing sehingga semua yang ada dalam supply chain memiliki hampir segala informasi mengenai

penjualan, pemesanan, pengiriman dan data lainnya.

Page 6: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Contoh 4.3

Power Implications

Di dalam resource-dependence theory, perusahaan yang besar dan mandiri memiliki

kekuasaan terhadap suppliers kecil. Ketika suatu perusahaan memiliki kekuasan terhadap yang

lainnya, maka perusahaan tersebut dapat meminta suppliers untuk mengurangi biaya, mengirim

barang dengan lebih efisien, hingga menyediakan pelayanan yang lebih dari sebelumnya tanpa perlu

menaikkan harga. Terkadang suppliers tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti perusahaan

tersebut, dan suppliers yang tidak dapat memenuhinya berkemungkinan untuk out of business.

COLLABORATIVE NETWORKS

Collaborative-network perspective merupakan alternatif yang muncul dari resource-

dependence theory. Di dalam perspektif ini perusahaan – perusahaan bekerja sama dengan tujuan

untuk menjadi lebih kompetitif dan untuk bersama-sama menghadapi kelangkaan sumber daya yang

mereka hadapi.

Contoh dari collaborative-network adalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan provider

telepon, Telkomsel yang berkolaborasi dengan produsen smartphone, Apple dalam melakukan

bundling untuk menjadi lebih kompetitif di pasar provider dan smartphone. Contoh lain adalah

consulting firms, investment companies, dan accounting firms yang membentuk persekutuan

(alliances) untuk memenuhi permintaan pelanggan serta untuk memperluas pelayanan mereka.

Perusahaan – perusahaan yang melakukan collaborative-network percaya bahwa pendekatan

tersebut merupakan cara terbaik untuk mengalahkan rival mereka. Selain itu, di dalam corporate

alliances dibutuhkan manajer yang mampu serta baik dalam membangun personal networks.

Page 7: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Why Collaboration?

Beberapa alasan yang mendasari perusahaan – perusahaan untuk melakukan collaboration

antara lain:

a. Untuk sharing risks ketika memasuki pasar baru

b. Untuk menyusun program baru yang mahal dan untuk mengurangi biaya

c. Untuk meningkatkan / mempertinggi organizational profile di industri atau teknologi tertentu

Kerjasama (cooperation) merupakan prasyarat untuk inovasi yang lebih besar, pemecahan

masalah, dan hasil yang baik. Sedangkan partnership merupakan jalur utama untuk memasuki pasar

global. Banyak perusahaan yang secara tradisional bekerja sendiri, berkompetisi dengan yang lainnya,

dan percaya pada individualism serta self-reliance. Namun, lambat laun mereka belajar mengenai

bagaimana efektifnya suatu hubungan antar organisasi (interorganizational relationships) dari

pengalaman – pengalaman internasional mereka. Bagaimanapun, pengalaman berkolaborasi dengan

perusahaan – perusahaan lain menunjukkan bahwa kompetisi di antara perusahaan dapat menjadi

sengit di beberapa area walaupun mereka berkolaborasi satu sama lain.

Hubungan antar organisasi memberikan semacam jaring pengaman yang dapat mendorong

long-term investment dan pengambilan resiko. Organisasi dapat mencapai inovasi dan hasil dengan

level yang lebih tinggi ketika mereka belajar untuk mengubah mindset mereka dari adversarial

(musuh/lawan) menjadi partnership (persekutuan). Contoh dari partnership adalah Nintendo dengan

Namco Bandai Games dalam mengembangkan permainan untuk Nintendo Wii, kemudian ada Procter

& Gamble dengan Clorox yang merupakan rival dalam kategori cleaning product namun

berkolaborasi dalam memproduksi Glad Press „n Seal.

From Adversaries to Partners

Di Amerika Utara, kolaborasi biasanya terjadi di antara organisasi pelayanan sosial nonprofit

dan organisasi kesehatan mental, di mana kepentingan umum terlibat. Community organizations

berkolaborasi agar menjadi lebih efektif dan agar dapat menggunakan sumber daya yang langka

dengan lebih baik. Berikut merupakan karakteristik perubahan mindset terhadap hubungan antar

organisasi:

Page 8: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Dari karakteristik di atas, kita dapat melihat bahwa partnership didasari oleh saling

ketergantungan dan rasa saling percaya. Ukuran performa dari partnership didefinisikan dengan

bebas, dan masalah diselesaikan melalui diskusi dan dialog. Mengelola hubungan yang strategis

dengan perusahaan/organisasi lain telah menjadi management skill yang penting. Di dalam

partnership orang – orang berusaha untuk memberikan value bagi kedua belah pihak. Selain itu,

mereka juga lebih percaya pada komitmen tinggi daripada kecurigaan dan persaingan. Perusahaan –

perusahaan yang melakukan partnership bekerja untuk keuntungan yang adil bagi kedua belah pihak,

bukan hanya untuk keuntungan pribadi. Terdapat banyak shared information di dalam partnership

yang bertujuan untuk mendapatkan feedback, memecahkan masalah, serta koordinasi yang baik dan

cepat. Partners juga akan lebih mengembangkan solusi yang adil bagi permasalah mereka daripada

bergantung pada kontrak hukum dan perkara hukum yang ada, dengan kata lain merupakan hal yang

biasa bagi partners untuk saling tolong menolong di luar ketentuan yang ada di dalam kontrak mereka.

Di dalam pandangan partnership, bergantung pada perusahaan lain dapat mengurangi resiko

mereka, bukan meningkatkan resiko. Value yang lebih besar bisa didapatkan oleh kedua belah pihak

ketika melakukan partnership. Dengan menjalin hubungan antar organisasi, semua orang dapat

melakukan banyak hal dengan lebih baik karena mereka saling menolong satu sama lain.

Page 9: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

POPULATION ECOLOGY

Population-ecology perspective berbeda dari perspektif lainnya, karena perspektif ini

berfokus pada keragaman organisasi dan adaptasi organisasi di dalam populasi. Populasi adalah

sekumpulan organisasi yang memiliki kesamaan aktifitas dengan kesamaan pola penggunaan sumber

daya dan hasil. Organisasi – organisasi di dalam populasi bersaing untuk mendapatkan sumber daya

dan pelanggan yang serupa. Contohnya adalah japanese restaurants di Jakarta, car dealerships di

Surabaya, serta advertising companies di Jakarta.

Di dalam populasi, organizational forms yang baru dan menambah keragaman seringkali

muncul. Mengapa? Karena adaptasi dari organisasi sungguh terbatas bila dibandingkan dengan

perubahan permintaan dari lingkungan sekitar. Inovasi dan perubahan di dalam populasi lebih banyak

menyebabkan lahirnya tipe – tipe organisasi yang baru daripada menyebabkan perubahan dan

pembaharuan pada organisasi – organisasi yang telah ada. Organisasi yang baru lebih dapat

memenuhi kebutuhan baru masyarakat dibandingkan dengan organisasi yang telah ada sebelumnya

yang lambat untuk berubah.

Teori ini memiliki arti bahwa organisasi yang besar dan mapan terkadang dapat menjadi

“dinosaurus” atau dengan kata lain “punah”. Karena organisasi yang besar dan mapan terkadang

memiliki kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan cepat. Oleh karena itu,

organizational forms yang baru yang dapat fit dengan current environtment dan dapat mengisi tempat

baru di dalam kebutuhan masyarakat telah mengambil alih bisnis dari established companies.

Berdasarkan pandangan dari population-ecology, ketika kita melihat populasi organisasi

secara keseluruhan, maka perubahan pada lingkungan akan menentukan organisasi mana yang akan

bertahan atau tidak. Ketika perubahan dengan cepat terjadi, organisasi yang lama biasanya akan

menurun atau gagal, sedangkan organisasi yang baru muncul akan lebih cocok dengan kebutuhan

environment yang baru.

Organisasi yang telah mapan sangat sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah

dengan cepat karena mereka memiliki beberapa hal yang membatasi organisasi tersebut untuk

berubah, antara lain:

a. Telah memiliki investasi di bangunan, perlengkapan, dan personel berspesialisasi

b. Memiliki informasi yang terbatas

c. Sudut pandang yang established dari si pembuat keputusan

d. Memiliki kisah sukses organisasi sehingga hal tersebut membuat organisasi membenarkan

prosedur yang selama ini telah dilakukan

e. Kesulitan dalam mengubah budaya organisasi

Page 10: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Population-ecology perspective dikembangkan dari teori seleksi alam di ilmu biologi. Teori

ini menjelaskan mengapa bentuk kehidupan tertentu muncul dan bertahan sedangkan kehidupan yang

lainnya binasa. Belakangan ini, teknologi telah membawa perubahan besar pada environment yang

mengarah pada banyaknya kemunduran perusahaan – perusahaan yang ketinggalan jaman dan muncul

serta berkembangnya perusahaan – perusahaan baru seperti Google, Facebook, eBay, dan sebagainya.

Organizational Form and Niche

Model population-ecology concerned dengan organizational forms. Organizational form

adalah teknologi, struktur, produk, tujuan, dan personil organisasi yang dapat dipilih atau ditolak oleh

lingkungan. Setiap organisasi baru selalu berusaha untuk menemukan niche (tempat di masyarakat

yang berasal dari sumber daya dan kebutuhan lingkungan yang unik) yang dapat mendukungnya.

Niche biasanya berukuran kecil di tahap awal organisasi, namun akan meluas seiring dengan

kesuksesan organisasi tersebut. Jika organisasi tidak menemukan niche yang tepat, maka organisasi

tersebut akan mengalami kemunduran lalu kemudian binasa.

Keberuntungan, kesempatan, dan randomness memiliki peran penting dalam kelangsungan

hidup suatu organisasi. Sedangkan produk baru dan ide secara berkelanjutan diusulkan oleh

entrepreneurs dan large organizations. Apakah ide dan organizational forms akan bertahan atau gagal

merupakan masalah peruntungan–apakah keadaan eksternal mendukung mereka atau tidak.

Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi dapat diprediksi dari karakteristik lingkungannya, sama

seperti kemampuan dan strategi yang digunakan oleh manajer organisasi tersebut.

Proses Perubahan Ecological

Proses perubahan dalam populasi terjadi dalam tiga tahap:

1. Variation

Varriation berarti munculnya oraganization form yang baru dan berbeda dalam populasi.

Bentuk-bentuk organisasi baru yang diprakarsai oleh pengusaha, didirikan dengan venture

capital oleh perusahaan besar, atau dibentuk oleh pemerintah dan berusaha untuk

menyediakan layanan baru. Contohnya adalah Axiom. Axiom adalah salah satu yang memulai

menggunakan variasi ini pada traditional law firm.

Page 11: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

2. Selection

Selection mengacu pada apakah bentuk organisasi baru cocok untuk lingkungan dan dapat

bertahan hidup atau tidak. Hanya beberapa variation yang "selected in" oleh lingkungan dan

bertahan dalam jangka panjang. Beberapa variation akan sesuai dengan lingkungan eksternal

yang lebih baik daripada yang lain. Beberapa membuktikan manfaatnya dan dengan demikian

dapat menemukan tempat yang sesuai dan memperoleh sumber daya dari lingkungan yang

diperlukan untuk bertahan hidup. Variation lainnya gagal memenuhi kebutuhan lingkungan

dan mati. Ketika ada yang tidak mencukupi permintaan untuk produk perusahaan dan ketika

sumber daya yang tersedia tidak mencukupi bagi organisasi, organisasi itu yang akan

"selected out."

3. Retention

Retention adalah pelestarian dan pelembagaan bentuk organisasi yang telah dipilih. Teknologi

khusus, produk, dan service adalah yang sangat dinilai oleh lingkungan. Bentuk organisasi

yang ditahan mungkin menjadi bagian yang dominan dari lingkungan. Banyak bentuk

organisasi telah dilembagakan, seperti pemerintah, sekolah, gereja, dan produsen mobil.

Contoh lainnya McDonald, yang memiliki 43% dari pasar makanan cepat saji dan

memberikan pekerjaan pertama bagi banyak remaja, telah menjadi organisasi yang

dilembagakan dalam kehidupan Amerika.

Strategies For Survival

Prinsip lain yang mendasari model ekologi populasi adalah perjuangan untuk eksistensi, atau

kompetisi. Organisasi dan populasi organisasi terlibat dalam perjuangan kompetitif atas sumber daya,

dan masing-masing bentuk organisasi yang berjuang untuk bertahan hidup. Perjuangan yang paling

kuat berada pada organisasi-organisasi baru, dan timbulnya frekuensi kelangsungan hidup organisasi

baru yang terkait dengan faktor-faktor di lingkungan yang lebih besar.

Pada populasi ekologi perspektif, generalist dan spesialist strategi membedakan bentuk

organisasi dalam perjuangan untuk bertahan hidup. Organisasi dengan tempat atau domain yang luas,

yaitu orang yang menawarkan berbagai produk atau jasa atau yang melayani pasar yang luas adalah

generalist. Organisasi yang menyediakan berbagai sempit barang atau biometric atau melayani pasar

sempit adalah spesialist. Dalam dunia bisnis, Amazon.com mulai dengan strategi spesialist, menjual

buku melalui Internet, tapi berkembang ke strategi generalist dengan penambahan musik, DVD, kartu

ucapan, dan produk lainnya, ditambah bermitra dengan organisasi lain sebagai belanja online mal

untuk menjual berbagai macam produk.

Page 12: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Institutionalism

Perspektif institutional menggambarkan bagaimana organisasi bertahan dan berhasil melalui

kesesuaian antara organisasi dan ekspektasi dari lingkungannya. Lingkungan intitutional terdiri dari

norma-norma dan nilai-nilai dari para stakeholder (pelanggan, investor, asosiasi, petinggi, organisasi

lain, pemerintah, masyarakat, dan sebagainya). Dari gambar Contoh 4.2 tadi dapat dijelaskan bahwa

Institutionalism memiliki hubungan organisasi yang kooperatif dan tipr organisasi-organisasi di

dalamnya yang serupa (similar).

Di institutionalism terdapat legitimasi yang didefinisikan sebagai persepsi umum bahwa

tindakan organisasi yang diinginkan, tepat, dan sesuai dalam sistem lingkungan terhadap norma, nilai,

dan keyakinan. Teori institutional berkaitan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang membentuk

perilaku, yang berbanding terbalik dengan unsur-unsur nyata dari teknologi dan struktur. Organisasi

dan industri harus sesuai dengan ekspektasi kognitif dan emosional dari audiens mereka. Misalnya,

orang tidak akan menyimpan uang di bank kecuali mematuhi terhadap norma-norma pengelolaan

keuangan yang baik. Contoh lainnya adalah kerjasama antar bank seperti “ATM Bersama” yang

memudahkan nasabah untuk bertransaksi antar bank, karena agar tetap bisa survive, suatu bank harus

menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya, dengan maraknya berbagai macam merk bank seperti

sekarang ini, orang-orang akan mempunyai pilihan yang banyak juga dan tidak terpaut dengan 1 atau

2 bank saja.

The Institutional View and Organization Design

Pandangan intitutional juga melihat organisasi memiliki dua dimensi penting, technical dan

institutional. Dimensi technical adalah pekerjaan sehari-hari, teknologi, dan kebutuhan operasi.

Struktur institutional adalah bagian dari organisasi yang paling terlihat masyarakat umum. Selain itu,

dimensi technical diatur oleh norma-norma rasionalitas dan efisiensi, tetapi dimensi institutional

ditentukan oleh ekspektasi dari lingkungan eksternal.

Institutional Similarity

Organisasi memiliki kebutuhan yang besar untuk tampil logis. Dengan demikian, banyak

aspek struktur dan perilaku mungkin ditargetkan ke arah penerimaan lingkungan daripada terhadap

efisiensi teknis internal. Hubungan antarorganisasi demikian dicirikan oleh kekuatan yang

menyebabkan organisasi dalam populasi yang sama untuk terlihat seperti satu sama lain. Kesamaan

instituitonal, disebut institutional isomorphism, dalam literatur akademis adalah munculnya struktur

umum dan pendekatan antar organisasi di bidang yang sama. Isomorphim adalah proses yang

menyebabkan satu unit dalam populasi menyerupai unit lain yang menghadapi set kondisi lingkungan

yang sama.

Page 13: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Tabel di bawah ini memberikan ringkasan dari tiga mekanisme untuk adaptasi kelembagaan.

Tiga mekanisme inti ini adalah mimetic forces, yang merupakan hasil dari tanggapan terhadap

ketidakpastian; coercive forces, yang berasal dari pengaruh politik, dan normative forces, yang

merupakan hasil dari pelatihan umum dan profesionalisme.

Mimetic Forces. Kebanyakan organisasi, terutama organisasi bisnis, menghadapi ketidakpastian yang

besar. Hal ini tidak jelas bagi eksekutif senior apa produk, layanan, teknologi, atau praktek

manajemen yang akan mencapai tujuan yang diinginkan, dan kadang-kadang tujuan itu sendiri tidak

jelas. Dalam menghadapi ketidakpastian ini, mimetic forces, yaitu terjadinya dorongan untuk

mengikuti atau memodelkan organisasi lain. Para eksekutif mengamati suatu inovasi dalam sebuah

perusahaan yang umumnya dianggap sebagai inovasi yang sukses, sehingga praktek ini diikuti secara

cepat. Salah satu contoh adalah pesatnya pertumbuhan hotspot wi-fi di kafe-kafe, hotel, bandara, dan

tempat umum lainnya.

Coercive Forces. Semua organisasi tunduk pada tekanan, baik formal maupun informal, dari

pemerintah, lembaga regulator, dan organisasi penting lainnya di lingkungan, terutama di mana

perusahaan bergantung. Coercive forces adalah tekanan eksternal yang diberikan pada suatu

organisasi untuk mengadopsi struktur, teknik, atau perilaku yang mirip dengan organisasi lain.

Normative Forces. Alasan ketiga organisasi mengubah sesuai dengan pandangan institusional adalah

normative forces. Normative forces adalaha tekanan untuk mengubah agar mencapai standar

profesionalisme dan mengadopsi teknik yang dianggap oleh komunitas profesional up to date dan

efektif. Perubahan mungkin dilakukan di area manapun, seperti teknologi informasi, persyaratan

akuntansi, teknik pemasaran, atau hubungan kolaboratif dengan organisasi lain.

Page 14: [Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 4

Disusun Oleh:

Dimas Nugroho Wardhana Putra 1106019703

Firdianti Safitri 1106013763

Santi Prameswari Ramadhani 1106016185