sumber daya hutan kelompok 7

23
SUMBER DAYA HUTAN MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan yang Dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S Disusun oleh : Offering G Kelompok 8 Merinda Nur Indahsari (130342615333) Nindya Ulfa Wardhani (130342603493) Putri Deviyan Nasari (130342603488) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: ajisetyoretnawan

Post on 18-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

crtf

TRANSCRIPT

Page 1: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

SUMBER DAYA HUTAN

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan

yang Dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S

Disusun oleh :

Offering G

Kelompok 8

Merinda Nur Indahsari (130342615333)

Nindya Ulfa Wardhani (130342603493)

Putri Deviyan Nasari (130342603488)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

S1 BIOLOGI

SEPTEMBER 2014

Page 2: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.I    Latar Belakang

Sumber daya alam merupakan sesuatu yang terdapat di muka bumi yang dapat dimanfaatkan

oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan sumber

daya hutan. Sumber daya hutan merupakan segala sesuatu yang terdapat di hutan yang bisa

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya hutan sangat bersifat

dinamis berubah dari waktu ke waktu, dari tempat satu ke tempat yang lain.seiring dengan

perkembangan kebutuhan manusia. Sumber daya hutan bersifat dapat diperbaharui. Sumber daya

hutan harus dilestarikan mulai dari sekarang, karena jika sumber daya hutan tidak dilestarikan

maka kelestarian alam akan terganggu. Hutan mempunyai banyak fungsi, Indonesia adalah salah

satu negara dengan sumber daya hutan terbesar di dunia. Banyak sekali spesies tanaman yang

terdapat di dalam hutan Indonesia. Hutan di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia.

Upaya perlindungan dan pengamanan hutan adalah bukan semata-mata tanggung jawab dan

tugas pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab dan tugas seluruh warga masyarakat.

Meskipun demikian, tanggung jawab dan tugas ini masih cukup berat untuk kita emban bersama

apalagi kegiatan perlindungan hutan ini tidak hanya mencakup kawasan konservasi saja, tetapi

juga mencakup kawasan hutan produksi, hutan lindung dan kawasan hutan lainnya. Dengan

semua keterbatasan yang ada, upaya perlindungan dan pengamanan hutan harus tetap

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Dilain pihak, masalah

perlindungan dan pengamanan hutan adalah masalah yang cukup kompleks serta dinamis.

Dengan adanya perkembangan di berbagai bidang dan

Perubahan dinamika di lapangan, maka terjadi pula perkembangan permasalahan

perlindungan dan pengamanan hutan, mulai dari perladangan berpindah dan perladangan liar

yang dilakukan oleh warga masyarakat yang sederhana, sampai pencurian kayu dan

penyelundupan satwa yang dilakukan atau didalangi oleh “bandit” berdasi. Dalam melaksanakan

upaya perlindungan dan pengamanan hutan ini, ada 3 (tiga) aspek pendekatan yang harus

diperhatikan, yaitu aspek teknis, aspek yuridis dan aspek fisik, serta dilakukan secara fisik,

preventif dan repressif.

Page 3: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari sumber daya alam dan sumber daya hutan ?

2. Apa fungsi dari hutan dan bagaimana formasi dari hutan ?

3. Apa penyebab dari kerusakan hutan ?

4. Bagaimana solusi penanggulangan dari kerusakan hutan ?

5. Bagaimana upaya melestarikan hutan di Indonesia ?

I.3 Tujuan

Dari makalah ini, mahasiswa diharapkan agar :

1. Dapat menjelaskan pengertian dari sumber daya alam dan sumber daya hutan

2. Dapat mengetahui fungsi dari hutan dan bagaimana formasi dari hutan

3. Dapat mengidentifikasi penyebab dari kerusakan hutan

4. Dapat mencari solusi penanggulangan dari kerusakan hutan

5. Dapat memahami bagaimana upaya melestarikan hutan di Indonesia

Page 4: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

BAB  2

PEMBAHASAN

                                                       

2.1 Pengertian Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Hutan

Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan

dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan

hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan

tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar

matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya. Sumber daya alam hutan adalah segala

potensi yang terkandung dalam hutan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan

makhluk hidup yang ada di bumi.

2.2 Fungsi dari Hutan dan Formasi Hutan

1. FUNGSI HUTAN

Hutan mempunyai 3 fungsi yaitu :

a. fungsi konservasi

Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai

fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan

konservasi terdiri dari :

a. kawasan hutan suaka alam,

b. kawasan hutan pelestarian alam, dan

c. taman buru.

  Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi

pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya,

yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.

  Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai

fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis

tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya

Page 5: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

  Taman buru adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata berburu.

b. Fungsi lindung

Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai

perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,

mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.

c. Fungsi produksi

Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

hutan artinya hutan mampu memberikan sumbangan hasil alam yang cukup besar bagi devisa

negara, terutama di bidang industri. Selain itu hutan juga memberikan fungsi kepada masyarakat

sekitar hutan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain kayu juga dihasilkan bahan lain

seperti biofuel, damar, kopal, gondorukem, terpentin, kayu putih dan rotan serta tanaman obat-

obatan.

d. sebagai wisata alam

Artinya hutan mampu berfungsi sebagai sumber inspirasi, nilai estetika, etika dan

sebagainya.

Secara umum fungsi hutan adalah:

1. Penghasil Oksigen bagi kehidupan (O2)

2.Penyerap Karbondioksida (CO2)

3.Mencegah Erosi (Pengikisan Tanah)

4.Menjadi Tempat Kawasan Pariwisata

2. FORMASI HUTAN

1)      Zona vegetasi di Indonesia

            Letak geografis Indonesia adalah diantara dua benua (Asia dan  Australia) dan di sekitar

khatulistiwa. Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya zone-zone vegetasi dan tipe-tipe    

hutan di Indonesia

Zone vegetasi hutan di Indonesia adalah :

  Zone Barat, di bawah  pengaruh vegetasi Asia, meliputi : Sumatera, Kalimantan, dimana jenis

dominan adalah Dipterocarpaceae.

Page 6: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

  Zone Timur, di bawah pengaruh vegetasi Australia, meliputi : Maluku, Nusa Tenggara, Irian

Jaya, dimana jenis dominan adalah Araucariaceae dan Myrtaceae.

  Zone Peralihan, di bawah pengaruh Asia dan Australia, meliputi :Jawa dan Sulawesi, dimana

jenis dominan adalah Araucariaceae Myrtaceae, dan Verbenaceae.

2) Tipe Ekosistem Hutan (Alami)

1)      Hutan Mangrove

•         Tidak terpengaruh oleh iklim

•         Terdapat di pantai berlumpur atau sedikit berpasir, dipengaruhi pasang-surut air laut, tidak

terkena ombak keras, tanahnya aluvial, air payau/asin

•         Penyebaran : pantai timur Sumatera, pantai utara jawa, pantai timur Kalimantan, Sulawesi,

dan Irian Jaya.

•         Beberapa jenisnya berbuah vivipary, serta berakar nafas, yaitu akar pasak (Avicennia dan

Sonneratia),  akar tunjang (Rhizophora), dan akar lutut (Bruguiera).

Jenis-jenis pohon penting :

•         Avicennia alba (api-api)

•         Sonneratia alba (Pedada)

•         Rhizophora mucronata dan R. apiculata (Bakau)

•         Bruguiera gymnorrhiza (Tancang)

•         Ceriops tagal (Tingi)

•         Xylocarpus granatum (Nyirih)

•         Nypa fruticans (Nipah)

2)      Hutan Rawa

•         Tidak terpengaruh iklim

•         Terdapat di sekitar muara/delta sungai, tergenang air tawar dari sungai, sehingga bersifat

kaya hara (eutrofik), tanahnya gley humus dan aluvial.

•         Terdapat : di Sumatera dan Kalimantan mengikuti sungai-sungai besar.

Jenis-jenis pohon penting :

Page 7: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

•         Alstonia pneumatophora (Pulai rawa)

•         Campnosperma macrophylla (Terentang)

•         Dyera lowii  (Jelutung rawa)

•         Pentaspadon motleyi

•         Shorea balangeran (Meranti)

•         Lophopethalum multinervium (Perupuk)

3)      Hutan Gambut

•         Tumbuh pada tumpukan gambut yang berbentuk lensa cembung yang tebalnya 1-20 m

•         Di genangi air gambut yang berasal dari air hujan, bersifat masam dan miskin hara

(oligotrofik),

•   Terdapat : di pantai  timur Sumatera, pantai barat dan selatan Kalimantan, dan pantai

selatan Irian Jaya.

Jenis-jenis pohon penting :

•         Gonystylus bancanus (Ramin)

•         Shorea uliginoga (Meranti batu)

•         Durio carinatus (Durian)

•         Cratoxylon arborescens (Gerunggang)

•         Tetramerista glabra (Punak)

•         Combretocarpus retundatus (Perepat)

4)      Hutan Pantai

•  Terdapat di pantai yang terjal, tanah berpasir, berbatu karang atau lempung, tidak terpengaruh

iklim.

•  Terdapat di pantai selatan Jawa, pantai barat daya Sumatera, dan pantai Sulawesi.

Jenis-jenis pohon yang terdapat pada hutan pantai :

•         Barringtonia asiatica (Keben)

•         Calophyllum inophyllum (Bintangur, Nyamplung)

•         Casuarina equisetifolia (Cemara laut)

•         Hibiscus tiliaceus (Waru laut)

•         Terminalia catappa (Ketapang)

Page 8: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

•         Cocos nucifera (Kelapa)

•         Pandanus tectorius (Pandan)

•         Ipomea pres-caprae (Ubi pantai)

5)      Hutan Hujan Dataran Rendah

•         Terdapat pada iklim basah, tanah podsolik, latosol dan aluvial.

•         Hutan selalu hijau, terdiri dari beberapa strata tajuk, sangat kaya akan flora dan fauna.

•         Di kawasan barat di dominasi jenis-jenis Dipterocarpaceae (Shorea, Dipterocarpus,

Dryobalanops, dsb), Eusideroxylon zwageri, dsb

•         Di kawasan timur (Papua, NTT):

        Pometia pinnata, Intsia bijuga, Agathis labillardieri, Pterocarpus indicus, Eucalyptus

deglupta

•         Di Pulau Sulawesi : Diospyros celebica, Shorea koordersii, Agathis philippinensis.

•         Di Maluku : Paraserianthes falcataria, Shorea selanica, Agathis dammara.

6)      Hutan Hujan Pegunungan

•         Terletak pada ketinggian 1000-2400 m dpl, di daerah perbukitan, iklim basah, jenis tanah

latosol, selalu hijau, terdiri dari beberapa strata tajuk.

•         Semakin naik ketinggian tempat :

        - Jumlah jenis tumbuh-tumbuhan berkurang

        - Bentuk & ukuran tumbuh-tumbuhan : semakin

        mengecil dan banyak cabang/bemgkok-bengkok

•         Terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya.

•         Jenis-jenis penting :

        Quercus sundaica (Pasang), Castanopsis argentea (Saninten), Podocarpus imbricatus

(Jamuju),  Altingia excelsa (Rasamala).

7)      Hutan Hujan Musim

•         Di daerah iklim musim (monsoon), pada tanah kering dengan berbagai jenis tanah.

•         Gugur daun selama musim kemarau (pada jenis-jenis tertentu)

•         Berdasarkan ketinggian :

Page 9: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

        -           Hutan Musim dataran rendah ( <1000 m dpl. )

        -           Hutan Musim pegunungan ( >1000 m dpl. )

•         Terdapat di : Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi

•         Jenis-jenis Penting :

Dataran rendah : Acacia leucocephala, Dalbergia latifolia, Tectona grandis, dsb.

Pegunungan : Casuarina junghuhniana,   Pinus merkusii, dsb.

Dibedakan Berdasarkan ketinggian :

1. Hutan sub-montana (Hutan Pegunungan Bawah) 1000 – 1500 m dpl

    Di Jawa Barat : Altingia excelsa, Schima wallichii, Castanopsis argentea, Quercus sundaica,

Dacrycarpus imbricatus

2. Hutan Montana (Hutan Pegunungan Tengah)

    1500 – 2400 m dpl : D. Imbricatus, P. neriifolius

3.  Hutan Sub-Alpine (Hutan Pegunungan)

3).  Tipe Ekosistem Hutan Buatan:

a. Hutan Tanaman Satu Jenis

o   Hutan Jati (Tectona grandis)

o   Hutan Mangium (Acacia mangium)

o   Hutan Pinus (Pinus merkusii)

b. Hutan Tanaman campuran :

o   Hutan Rakyat/Agroforestry

o   (Sengon, bambu, kelapa, pisang, buah buahan, palawija).      

         

2.3 Penyebab Kerusakan Hutan

Berdasarkan pelakunya penyebab kerusakan hutan di Indonesia dapat disebabkan oleh

beberapa faktor :

1. Kepentingan Ekonomi

Dalam mengelola hutan kepentingan ekonomi kelihatannya masih lebih dominan

daripada memikirkan kepentingan kelestarian ekologi. Akibatnya agenda yang berdimensi

jangka panjang yaitu kelestarian ekologi menjadi terabaikan. Proses ini berjalan linear dengan

Page 10: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

akselerasi perekonomian global dan pasar bebas. Pasar bebas pada umumnyna mendorong setiap

negara mencari komposisi sumberdaya yang paling optimal dan suatu spesialisasi produk ekspor.

Negara yang kapabilitas teknologinya rendah seperti Indonesia cenderung

akan membasiskan industrinya pada bidang yang padat yaitu sumber daya alam. Hal ini

ditambah dengan adanya pemahaman bahwa mengexploitasi sumber daya alam termasuk hutan

adalah cara yang paling mudah dan murah untuk mendapatkan devisa ekspor. Industrialisasi di

Indonesia yang belum mencapai taraf kematangan juga telah membuat tidak mungkin

ditinggalkannya industri padat seperti itu. Kemudian beban hutang luar negeri yang berat juga

telah ikut membuat Indonesia terpaksa mengexploitasi sumber daya alamnya dengan berlebihan

untuk dapat membayar hutang negara. Inilah yang membuat ekspor non- migas Indonesia masih

didominasi dan bertumpu pada produkproduk yang padat seperti hasil-hasil sumber daya alam.

Ekspor kayu, bahan tambang dan eksplorasi hasil hutan lainnya terjadi dalam kerangka seperti

ini. Ironisnya kegiatan-kegiatan ini sering dilakukan dengan cara yang exploitative dan disertai

oleh aktivitasaktivitas illegal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar atau kecil

bahkan masyarakat yang akhirnya memperparah dan mempercepat terjadinya kerusakan hutan.

2. Penegakan Hukum yang Lemah

Menteri Kehutanan Republik Indonesia M.S.Kaban SE.MSi menyebutkan bahwa

lemahnya penegakan hukum di Indonesia telah turut memperparah kerusakan hutan Indonesia.

Menurut Kaban penegakan hukum barulah menjangkau para pelaku di lapangan saja. Biasanya

mereka hanya orang-orang upahan yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka

sehari-harinya. Mereka hanyalah suruhan dan bukan orang yang paling bertanggungjawab.

Orang yang menyuruh mereka dan paling bertanggungjawab sering belum disentuh hukum.

Mereka biasanya mempunyai modal yang besar dan memiliki jaringan kepada penguasa.

Kejahatan seperti ini sering juga melibatkan aparat pemerintahan yang berwenang dan

seharusnya menjadi benteng pertahanan untuk menjaga kelestarian hutan seperti polisi kehutanan

dan dinas kehutanan. Keadaan ini sering menimbulkan tidak adanya koordinasi yang maksimal

baik diantara kepolisian, kejaksaan dan pengadilan sehingga banyak kasus yang tidak dapat

diungkap dan penegakan hukum menjadi sangat lemah.

3. Mentalitas Manusia.

Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki otonomi untuk

menyusun blue print dalam perencanaan dan pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi

Page 11: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

sekarang maupun untuk anak cucunya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena manusia sering

menganggap dirinya sebagai ciptaan yang lebih sempurna dari yang lainnya. Pemikiran

antrhroposentris seperti ini menjadikan manusia sebagai pusat. Bahkan posisi seperti ini sering

ditafsirkan memberi lisensi kepada manusia untuk “menguasai” hutan. Karena manusia

memposisikan dirinya sebagai pihak yang dominan, maka keputusan dan tindakan yang

dilaksanakanpun sering lebih banyak di dominasi untuk kepentingan manusia dan sering hanya

memikirkan kepentingan sekarang daripada masa yang akan datang. Akhirnya hutanpun

dianggap hanya sebagai sumber penghasilan yang dapat dimanfaatkan dengan sesuka hati.

Masyarakat biasa melakukan pembukaan hutan dengan berpindah-pindah dengan alasan akan

dijadikan sebagai lahan pertanian. Kalangan pengusaha menjadikan hutan sebagai lahan

perkebunan atau penambangan dengan alasan untuk pembangunan serta menampung tenaga

kerja yang akan mengurangi jumlah pengangguran. Tetapi semua itu dilaksanakan dengan cara

pengelolaan yang exploitative yang akhirnya menimbulkan kerusakan hutan. Dalam struktur

birokrasi pemerintahan mentalitas demikian juga seakan-akan telah membuat aparat tidak serius

untuk menegakkan hukum dalam mengatasi kerusakan hutan bahkan terlibat di dalamnya.

Selain itu juga di pengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

1.      Penebangan liar

penebangan liar dapat diakibatkan dari beberapa faktor-faktor diantaranya:

         Faktor Ekonomi

         Faktor ketidaksabaran hati / ketidak pedulian

         Faktor dari beberapa Pihak

         Faktor keadaan terpaksa

         Faktor kemalasan

         Faktor kecerobohan

2.      Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan baru

Pada saat sekarang tindakan manusia banyak yang ceroboh seperti halnya para

masyarakat yang hednak membuka lahan baru terutama jika lahan itu masih terlihat sepi, banyak

pepohonan atau bisa dikatakan masih ada hubungannya dengan hutan. Para masyarakat langsung

main bakar, karena menurut mereka dengan cara seperti ini lebih simple, singkat dan tak perlu

mengeluarkan biaya yang banyak.Dengan cara seperti inilah para masyarakat tidak memikirkan

apa dampak dari tindakan mereka, para masyarakat lebih memikirkan enaknya dulu dari pada

Page 12: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

ruginya. Sehingga sering kita dengar yang namanya kebakaran hutan yang mengakibatkan

seringnya banjir dibeberapa kota, seperti contoh dapat kita lihat kota Jakarta yang tidak pernah

lepas dari namanya banjir, hamper tiap tahun kota ini terus menerus dilanda banjir, karena pada

di kota ini kita sudah tidak melihat lagi yang namanya pepohonan dari mulai jalan protocol

hingga ke pelosok-pelosoknya dimana semua lahan telah dipenuhi dengan rumah tinggal warga.

Dampak-dampak dari Faktor-faktor tersebut. Akibat dari tindakan para masyarakat

tersebut kita bisa lihat dampaknya sekarang ini bisa kita rasakan yaitu :   

-          Lapisan ozon yang semakin memanas    

-          Terjadi Longsor   

-          Terjadi kebanjiran    

-          Terjadinya Polusi udara  

-          Terjadinya Erosi    

-          Adanya Global warmingItulah sebagian dari dampak-dampak kerusakan hutan yang telah kita

rasakan saat ini.

2.4 Penanggulangan Kerusakan Hutan

Upaya mengatasi kerusakan hutan:

a) Masyarakat harus sadar akan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan.

b)  Tidak lagi melakukan penebangan hutan.

c)  Melakukan tindakan yang memotivasi warga untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan

hidup.

d)  Menetapkan peraturan-peraturan tentang yang mengatur penebangan hutan.

e)  Mengadakan pengawasan,pengendalian, dan pengelolaan hutan.

f)  Mengeluarkan Undang-undang tentang lingkungan hidup. Misalnya Undang-undang

No.4 tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan hidup

g) Pemulihan terhadap kerusakan hutan harus segera dilaksanakan untuk menjaga kerusakan

yang lebih parah ( damage ).

Untuk melaksanakan pemulihan terhadap kerusakan hutan yang telah terjadi, pemerintah

dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat, dari kalangan individu, kelompok maupun

organisasi perlu secara serentak mengadakan reboisasi hutan dalam rangka penghijauan hutan

kembali sehingga pada 10 - 15 tahun ke depan kondisi hutan Indonesia dapat kembali seperti

Page 13: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

sedia kala. Pelaksanaan penghijauan tersebut harus lebih mengaktifkan masyarakat lokal

( masyarakat yang berada di sekitar hutan ) untuk secara sadar dan spontan turut menjaga

kelestarian hutan tersebut.

h) Pemerintah harus menerapkan cara - cara baru dalam penanganan kerusakan hutan.

Pemerintah mengikutsertakan peran serta masyarakat terutama peningkatan pelestarian

dan pemanfaatan hutan alam berupa upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

pendidikan dan latihan serta rekayasa kehutanan.

i) Pencegahan dan Peringatan dini

Pencegahan di sini dimaksud kegiatan penyuluhan / penerangan kepada masyarakat lokal

akan penting menjaga fungsi dan manfaat hutan agar dapat membantu dalam menjaga kelestarian

hutan dan penegakan hukum yang tegas oleh aparat penegak hukum, POLRI yang dibantu oleh

POL HUT dalam melaksanakan penyelidikan terhadap para oknum pemerintahan daerah atau

desa yang menyalahgunakan wewenang untuk memperdagangkan kayu pada hutan lindung serta

menangkap dan melakukan penyidikan secara tuntas terhadap para cukong - cukong kayu yang

merugikan negara trilyunan rupiah setiap tahunnya. Peringanan yang dimaksud di sini adalah

pemerintah harus melaksanakan analisa terhadap pelaksanaan peraturan tersebut di dalam

masyarakat. Bila ditemukan hal - hal yang tidak cocok bagi masyarakat sebaiknya pemerintah

mengadakan revisi terhadap undang - undang tersebut sepanjang tujuan awal pembuatan undang

- undang itu tidak dilanggar.

2.5 Upaya Melestarikan Hutan di Indonesia

Berikut ini beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk melestarikan hutan, yaitu sebagai

berikut.

1)     Melakukan Reboisasi.

Reboisasi adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Kita dapat menanam kembali

hutan – hutan yang sudah rusak, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya.

2)     Menerapkan Sistem Tebang Pilih.

Pemerintah harus menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Hal ini dapat

mengurangi penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar – besaran. Selain itu system

ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan.

3)     Menerapkan Sistem Tebang – Tanam.

Page 14: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan hutan yang kemudian

diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya.

4)    Melakuakan Penebangan secara Konservatif.

     Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah

tidak berproduktif lagi. Jangan sampai pohon yang masih muda dan produktif di tebang.

5)  Menerapkan Larangan Penebangan Hutan Secara Sewenang – wenang dan Memberikan

Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya.

Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat

dalam pelestarian hutan. Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan ini.

Sebaiknya, pemerintah juga memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa

membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi.

Page 15: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah :

1. Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai

kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di

sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam hutan adalah segala potensi

yang terkandung dalam hutan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan

makhluk hidup yang ada di bumi.

2. Fungsi dari hutan secara umum terbagi menjadi 3 yaitu fungsi konservasi, fungsi

lindung dan fungsi produksi. Sedangkan fungsi bagi kehidupan masyarakat adalah

sebagai wisata alam. Formasi hutan meliputi zona vegetasi di Indonesia dan tipe

ekositem hutan (alami)

3. Penyebab kerusakan hutan adalah dapat terjadi karena adanya kepentingan ekonomi,

penegakan hukum yang lemah, mentalitas manusia, penebangan liar dan pembakaran

hutan untuk pembukaan lahan baru.

4. Upaya penanggulangan kerusakan hutan dapat dilakukan dengan cara memotivasi

masyarakat agar sadar akan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan, tidak

lagi melakukan penebangan hutan, melakukan tindakan yang memotivasi warga untuk

bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup, menetapkan peraturan-peraturan

tentang yang mengatur penebangan hutan serta masih banyak lagi.

5. Upaya melestarikan hutan di Indonesia diantaranya adalah dengan cara melakukan

Reboisasi, menerapkan Sistem Tebang Pilih, menerapkan Sistem Tebang – Tanam,

melakuakan Penebangan secara Konservatif, menerapkan Larangan Penebangan Hutan

Secara Sewenang – wenang dan memberikan Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya.

Page 16: Sumber Daya Hutan Kelompok 7

DAFTAR PUSTAKA    Anonim, 1991. Pemasyarakatan Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam dan

Ekosistemnya. Departemen Kehutanan RI.Jakarta

Anonim, 1993. Perencanaan Kehutanan dalam Pelita Vi. Departemen Kehutanan RI.Jakarta.

Alam Suz, 1996. Hukum Lingkungan Konservasi hutan. Rineka Cipta. Jakarta.

Walhi, 1995. Strategi Keanekaragaman Hayati Global. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Soemarwoto, Otto. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.