sumber daya hutan kelompok 7
DESCRIPTION
crtfTRANSCRIPT
SUMBER DAYA HUTAN
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan
yang Dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Mimien Hieni Irawati, M.S
Disusun oleh :
Offering G
Kelompok 8
Merinda Nur Indahsari (130342615333)
Nindya Ulfa Wardhani (130342603493)
Putri Deviyan Nasari (130342603488)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S1 BIOLOGI
SEPTEMBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan sesuatu yang terdapat di muka bumi yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan sumber
daya hutan. Sumber daya hutan merupakan segala sesuatu yang terdapat di hutan yang bisa
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya hutan sangat bersifat
dinamis berubah dari waktu ke waktu, dari tempat satu ke tempat yang lain.seiring dengan
perkembangan kebutuhan manusia. Sumber daya hutan bersifat dapat diperbaharui. Sumber daya
hutan harus dilestarikan mulai dari sekarang, karena jika sumber daya hutan tidak dilestarikan
maka kelestarian alam akan terganggu. Hutan mempunyai banyak fungsi, Indonesia adalah salah
satu negara dengan sumber daya hutan terbesar di dunia. Banyak sekali spesies tanaman yang
terdapat di dalam hutan Indonesia. Hutan di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia.
Upaya perlindungan dan pengamanan hutan adalah bukan semata-mata tanggung jawab dan
tugas pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab dan tugas seluruh warga masyarakat.
Meskipun demikian, tanggung jawab dan tugas ini masih cukup berat untuk kita emban bersama
apalagi kegiatan perlindungan hutan ini tidak hanya mencakup kawasan konservasi saja, tetapi
juga mencakup kawasan hutan produksi, hutan lindung dan kawasan hutan lainnya. Dengan
semua keterbatasan yang ada, upaya perlindungan dan pengamanan hutan harus tetap
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Dilain pihak, masalah
perlindungan dan pengamanan hutan adalah masalah yang cukup kompleks serta dinamis.
Dengan adanya perkembangan di berbagai bidang dan
Perubahan dinamika di lapangan, maka terjadi pula perkembangan permasalahan
perlindungan dan pengamanan hutan, mulai dari perladangan berpindah dan perladangan liar
yang dilakukan oleh warga masyarakat yang sederhana, sampai pencurian kayu dan
penyelundupan satwa yang dilakukan atau didalangi oleh “bandit” berdasi. Dalam melaksanakan
upaya perlindungan dan pengamanan hutan ini, ada 3 (tiga) aspek pendekatan yang harus
diperhatikan, yaitu aspek teknis, aspek yuridis dan aspek fisik, serta dilakukan secara fisik,
preventif dan repressif.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sumber daya alam dan sumber daya hutan ?
2. Apa fungsi dari hutan dan bagaimana formasi dari hutan ?
3. Apa penyebab dari kerusakan hutan ?
4. Bagaimana solusi penanggulangan dari kerusakan hutan ?
5. Bagaimana upaya melestarikan hutan di Indonesia ?
I.3 Tujuan
Dari makalah ini, mahasiswa diharapkan agar :
1. Dapat menjelaskan pengertian dari sumber daya alam dan sumber daya hutan
2. Dapat mengetahui fungsi dari hutan dan bagaimana formasi dari hutan
3. Dapat mengidentifikasi penyebab dari kerusakan hutan
4. Dapat mencari solusi penanggulangan dari kerusakan hutan
5. Dapat memahami bagaimana upaya melestarikan hutan di Indonesia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Hutan
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan
hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah, air, permukaan
tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar
matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi lainnya. Sumber daya alam hutan adalah segala
potensi yang terkandung dalam hutan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
makhluk hidup yang ada di bumi.
2.2 Fungsi dari Hutan dan Formasi Hutan
1. FUNGSI HUTAN
Hutan mempunyai 3 fungsi yaitu :
a. fungsi konservasi
Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan
konservasi terdiri dari :
a. kawasan hutan suaka alam,
b. kawasan hutan pelestarian alam, dan
c. taman buru.
Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya,
yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai
fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya
Taman buru adalah kawasan hutan yang di tetapkan sebagai tempat wisata berburu.
b. Fungsi lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
c. Fungsi produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
hutan artinya hutan mampu memberikan sumbangan hasil alam yang cukup besar bagi devisa
negara, terutama di bidang industri. Selain itu hutan juga memberikan fungsi kepada masyarakat
sekitar hutan sebagai pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain kayu juga dihasilkan bahan lain
seperti biofuel, damar, kopal, gondorukem, terpentin, kayu putih dan rotan serta tanaman obat-
obatan.
d. sebagai wisata alam
Artinya hutan mampu berfungsi sebagai sumber inspirasi, nilai estetika, etika dan
sebagainya.
Secara umum fungsi hutan adalah:
1. Penghasil Oksigen bagi kehidupan (O2)
2.Penyerap Karbondioksida (CO2)
3.Mencegah Erosi (Pengikisan Tanah)
4.Menjadi Tempat Kawasan Pariwisata
2. FORMASI HUTAN
1) Zona vegetasi di Indonesia
Letak geografis Indonesia adalah diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di sekitar
khatulistiwa. Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya zone-zone vegetasi dan tipe-tipe
hutan di Indonesia
Zone vegetasi hutan di Indonesia adalah :
Zone Barat, di bawah pengaruh vegetasi Asia, meliputi : Sumatera, Kalimantan, dimana jenis
dominan adalah Dipterocarpaceae.
Zone Timur, di bawah pengaruh vegetasi Australia, meliputi : Maluku, Nusa Tenggara, Irian
Jaya, dimana jenis dominan adalah Araucariaceae dan Myrtaceae.
Zone Peralihan, di bawah pengaruh Asia dan Australia, meliputi :Jawa dan Sulawesi, dimana
jenis dominan adalah Araucariaceae Myrtaceae, dan Verbenaceae.
2) Tipe Ekosistem Hutan (Alami)
1) Hutan Mangrove
• Tidak terpengaruh oleh iklim
• Terdapat di pantai berlumpur atau sedikit berpasir, dipengaruhi pasang-surut air laut, tidak
terkena ombak keras, tanahnya aluvial, air payau/asin
• Penyebaran : pantai timur Sumatera, pantai utara jawa, pantai timur Kalimantan, Sulawesi,
dan Irian Jaya.
• Beberapa jenisnya berbuah vivipary, serta berakar nafas, yaitu akar pasak (Avicennia dan
Sonneratia), akar tunjang (Rhizophora), dan akar lutut (Bruguiera).
Jenis-jenis pohon penting :
• Avicennia alba (api-api)
• Sonneratia alba (Pedada)
• Rhizophora mucronata dan R. apiculata (Bakau)
• Bruguiera gymnorrhiza (Tancang)
• Ceriops tagal (Tingi)
• Xylocarpus granatum (Nyirih)
• Nypa fruticans (Nipah)
2) Hutan Rawa
• Tidak terpengaruh iklim
• Terdapat di sekitar muara/delta sungai, tergenang air tawar dari sungai, sehingga bersifat
kaya hara (eutrofik), tanahnya gley humus dan aluvial.
• Terdapat : di Sumatera dan Kalimantan mengikuti sungai-sungai besar.
Jenis-jenis pohon penting :
• Alstonia pneumatophora (Pulai rawa)
• Campnosperma macrophylla (Terentang)
• Dyera lowii (Jelutung rawa)
• Pentaspadon motleyi
• Shorea balangeran (Meranti)
• Lophopethalum multinervium (Perupuk)
3) Hutan Gambut
• Tumbuh pada tumpukan gambut yang berbentuk lensa cembung yang tebalnya 1-20 m
• Di genangi air gambut yang berasal dari air hujan, bersifat masam dan miskin hara
(oligotrofik),
• Terdapat : di pantai timur Sumatera, pantai barat dan selatan Kalimantan, dan pantai
selatan Irian Jaya.
Jenis-jenis pohon penting :
• Gonystylus bancanus (Ramin)
• Shorea uliginoga (Meranti batu)
• Durio carinatus (Durian)
• Cratoxylon arborescens (Gerunggang)
• Tetramerista glabra (Punak)
• Combretocarpus retundatus (Perepat)
4) Hutan Pantai
• Terdapat di pantai yang terjal, tanah berpasir, berbatu karang atau lempung, tidak terpengaruh
iklim.
• Terdapat di pantai selatan Jawa, pantai barat daya Sumatera, dan pantai Sulawesi.
Jenis-jenis pohon yang terdapat pada hutan pantai :
• Barringtonia asiatica (Keben)
• Calophyllum inophyllum (Bintangur, Nyamplung)
• Casuarina equisetifolia (Cemara laut)
• Hibiscus tiliaceus (Waru laut)
• Terminalia catappa (Ketapang)
• Cocos nucifera (Kelapa)
• Pandanus tectorius (Pandan)
• Ipomea pres-caprae (Ubi pantai)
5) Hutan Hujan Dataran Rendah
• Terdapat pada iklim basah, tanah podsolik, latosol dan aluvial.
• Hutan selalu hijau, terdiri dari beberapa strata tajuk, sangat kaya akan flora dan fauna.
• Di kawasan barat di dominasi jenis-jenis Dipterocarpaceae (Shorea, Dipterocarpus,
Dryobalanops, dsb), Eusideroxylon zwageri, dsb
• Di kawasan timur (Papua, NTT):
Pometia pinnata, Intsia bijuga, Agathis labillardieri, Pterocarpus indicus, Eucalyptus
deglupta
• Di Pulau Sulawesi : Diospyros celebica, Shorea koordersii, Agathis philippinensis.
• Di Maluku : Paraserianthes falcataria, Shorea selanica, Agathis dammara.
6) Hutan Hujan Pegunungan
• Terletak pada ketinggian 1000-2400 m dpl, di daerah perbukitan, iklim basah, jenis tanah
latosol, selalu hijau, terdiri dari beberapa strata tajuk.
• Semakin naik ketinggian tempat :
- Jumlah jenis tumbuh-tumbuhan berkurang
- Bentuk & ukuran tumbuh-tumbuhan : semakin
mengecil dan banyak cabang/bemgkok-bengkok
• Terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya.
• Jenis-jenis penting :
Quercus sundaica (Pasang), Castanopsis argentea (Saninten), Podocarpus imbricatus
(Jamuju), Altingia excelsa (Rasamala).
7) Hutan Hujan Musim
• Di daerah iklim musim (monsoon), pada tanah kering dengan berbagai jenis tanah.
• Gugur daun selama musim kemarau (pada jenis-jenis tertentu)
• Berdasarkan ketinggian :
- Hutan Musim dataran rendah ( <1000 m dpl. )
- Hutan Musim pegunungan ( >1000 m dpl. )
• Terdapat di : Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi
• Jenis-jenis Penting :
Dataran rendah : Acacia leucocephala, Dalbergia latifolia, Tectona grandis, dsb.
Pegunungan : Casuarina junghuhniana, Pinus merkusii, dsb.
Dibedakan Berdasarkan ketinggian :
1. Hutan sub-montana (Hutan Pegunungan Bawah) 1000 – 1500 m dpl
Di Jawa Barat : Altingia excelsa, Schima wallichii, Castanopsis argentea, Quercus sundaica,
Dacrycarpus imbricatus
2. Hutan Montana (Hutan Pegunungan Tengah)
1500 – 2400 m dpl : D. Imbricatus, P. neriifolius
3. Hutan Sub-Alpine (Hutan Pegunungan)
3). Tipe Ekosistem Hutan Buatan:
a. Hutan Tanaman Satu Jenis
o Hutan Jati (Tectona grandis)
o Hutan Mangium (Acacia mangium)
o Hutan Pinus (Pinus merkusii)
b. Hutan Tanaman campuran :
o Hutan Rakyat/Agroforestry
o (Sengon, bambu, kelapa, pisang, buah buahan, palawija).
2.3 Penyebab Kerusakan Hutan
Berdasarkan pelakunya penyebab kerusakan hutan di Indonesia dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :
1. Kepentingan Ekonomi
Dalam mengelola hutan kepentingan ekonomi kelihatannya masih lebih dominan
daripada memikirkan kepentingan kelestarian ekologi. Akibatnya agenda yang berdimensi
jangka panjang yaitu kelestarian ekologi menjadi terabaikan. Proses ini berjalan linear dengan
akselerasi perekonomian global dan pasar bebas. Pasar bebas pada umumnyna mendorong setiap
negara mencari komposisi sumberdaya yang paling optimal dan suatu spesialisasi produk ekspor.
Negara yang kapabilitas teknologinya rendah seperti Indonesia cenderung
akan membasiskan industrinya pada bidang yang padat yaitu sumber daya alam. Hal ini
ditambah dengan adanya pemahaman bahwa mengexploitasi sumber daya alam termasuk hutan
adalah cara yang paling mudah dan murah untuk mendapatkan devisa ekspor. Industrialisasi di
Indonesia yang belum mencapai taraf kematangan juga telah membuat tidak mungkin
ditinggalkannya industri padat seperti itu. Kemudian beban hutang luar negeri yang berat juga
telah ikut membuat Indonesia terpaksa mengexploitasi sumber daya alamnya dengan berlebihan
untuk dapat membayar hutang negara. Inilah yang membuat ekspor non- migas Indonesia masih
didominasi dan bertumpu pada produkproduk yang padat seperti hasil-hasil sumber daya alam.
Ekspor kayu, bahan tambang dan eksplorasi hasil hutan lainnya terjadi dalam kerangka seperti
ini. Ironisnya kegiatan-kegiatan ini sering dilakukan dengan cara yang exploitative dan disertai
oleh aktivitasaktivitas illegal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar atau kecil
bahkan masyarakat yang akhirnya memperparah dan mempercepat terjadinya kerusakan hutan.
2. Penegakan Hukum yang Lemah
Menteri Kehutanan Republik Indonesia M.S.Kaban SE.MSi menyebutkan bahwa
lemahnya penegakan hukum di Indonesia telah turut memperparah kerusakan hutan Indonesia.
Menurut Kaban penegakan hukum barulah menjangkau para pelaku di lapangan saja. Biasanya
mereka hanya orang-orang upahan yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka
sehari-harinya. Mereka hanyalah suruhan dan bukan orang yang paling bertanggungjawab.
Orang yang menyuruh mereka dan paling bertanggungjawab sering belum disentuh hukum.
Mereka biasanya mempunyai modal yang besar dan memiliki jaringan kepada penguasa.
Kejahatan seperti ini sering juga melibatkan aparat pemerintahan yang berwenang dan
seharusnya menjadi benteng pertahanan untuk menjaga kelestarian hutan seperti polisi kehutanan
dan dinas kehutanan. Keadaan ini sering menimbulkan tidak adanya koordinasi yang maksimal
baik diantara kepolisian, kejaksaan dan pengadilan sehingga banyak kasus yang tidak dapat
diungkap dan penegakan hukum menjadi sangat lemah.
3. Mentalitas Manusia.
Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki otonomi untuk
menyusun blue print dalam perencanaan dan pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi
sekarang maupun untuk anak cucunya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena manusia sering
menganggap dirinya sebagai ciptaan yang lebih sempurna dari yang lainnya. Pemikiran
antrhroposentris seperti ini menjadikan manusia sebagai pusat. Bahkan posisi seperti ini sering
ditafsirkan memberi lisensi kepada manusia untuk “menguasai” hutan. Karena manusia
memposisikan dirinya sebagai pihak yang dominan, maka keputusan dan tindakan yang
dilaksanakanpun sering lebih banyak di dominasi untuk kepentingan manusia dan sering hanya
memikirkan kepentingan sekarang daripada masa yang akan datang. Akhirnya hutanpun
dianggap hanya sebagai sumber penghasilan yang dapat dimanfaatkan dengan sesuka hati.
Masyarakat biasa melakukan pembukaan hutan dengan berpindah-pindah dengan alasan akan
dijadikan sebagai lahan pertanian. Kalangan pengusaha menjadikan hutan sebagai lahan
perkebunan atau penambangan dengan alasan untuk pembangunan serta menampung tenaga
kerja yang akan mengurangi jumlah pengangguran. Tetapi semua itu dilaksanakan dengan cara
pengelolaan yang exploitative yang akhirnya menimbulkan kerusakan hutan. Dalam struktur
birokrasi pemerintahan mentalitas demikian juga seakan-akan telah membuat aparat tidak serius
untuk menegakkan hukum dalam mengatasi kerusakan hutan bahkan terlibat di dalamnya.
Selain itu juga di pengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Penebangan liar
penebangan liar dapat diakibatkan dari beberapa faktor-faktor diantaranya:
Faktor Ekonomi
Faktor ketidaksabaran hati / ketidak pedulian
Faktor dari beberapa Pihak
Faktor keadaan terpaksa
Faktor kemalasan
Faktor kecerobohan
2. Pembakaran hutan untuk pembukaan lahan baru
Pada saat sekarang tindakan manusia banyak yang ceroboh seperti halnya para
masyarakat yang hednak membuka lahan baru terutama jika lahan itu masih terlihat sepi, banyak
pepohonan atau bisa dikatakan masih ada hubungannya dengan hutan. Para masyarakat langsung
main bakar, karena menurut mereka dengan cara seperti ini lebih simple, singkat dan tak perlu
mengeluarkan biaya yang banyak.Dengan cara seperti inilah para masyarakat tidak memikirkan
apa dampak dari tindakan mereka, para masyarakat lebih memikirkan enaknya dulu dari pada
ruginya. Sehingga sering kita dengar yang namanya kebakaran hutan yang mengakibatkan
seringnya banjir dibeberapa kota, seperti contoh dapat kita lihat kota Jakarta yang tidak pernah
lepas dari namanya banjir, hamper tiap tahun kota ini terus menerus dilanda banjir, karena pada
di kota ini kita sudah tidak melihat lagi yang namanya pepohonan dari mulai jalan protocol
hingga ke pelosok-pelosoknya dimana semua lahan telah dipenuhi dengan rumah tinggal warga.
Dampak-dampak dari Faktor-faktor tersebut. Akibat dari tindakan para masyarakat
tersebut kita bisa lihat dampaknya sekarang ini bisa kita rasakan yaitu :
- Lapisan ozon yang semakin memanas
- Terjadi Longsor
- Terjadi kebanjiran
- Terjadinya Polusi udara
- Terjadinya Erosi
- Adanya Global warmingItulah sebagian dari dampak-dampak kerusakan hutan yang telah kita
rasakan saat ini.
2.4 Penanggulangan Kerusakan Hutan
Upaya mengatasi kerusakan hutan:
a) Masyarakat harus sadar akan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan.
b) Tidak lagi melakukan penebangan hutan.
c) Melakukan tindakan yang memotivasi warga untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan
hidup.
d) Menetapkan peraturan-peraturan tentang yang mengatur penebangan hutan.
e) Mengadakan pengawasan,pengendalian, dan pengelolaan hutan.
f) Mengeluarkan Undang-undang tentang lingkungan hidup. Misalnya Undang-undang
No.4 tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan hidup
g) Pemulihan terhadap kerusakan hutan harus segera dilaksanakan untuk menjaga kerusakan
yang lebih parah ( damage ).
Untuk melaksanakan pemulihan terhadap kerusakan hutan yang telah terjadi, pemerintah
dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat, dari kalangan individu, kelompok maupun
organisasi perlu secara serentak mengadakan reboisasi hutan dalam rangka penghijauan hutan
kembali sehingga pada 10 - 15 tahun ke depan kondisi hutan Indonesia dapat kembali seperti
sedia kala. Pelaksanaan penghijauan tersebut harus lebih mengaktifkan masyarakat lokal
( masyarakat yang berada di sekitar hutan ) untuk secara sadar dan spontan turut menjaga
kelestarian hutan tersebut.
h) Pemerintah harus menerapkan cara - cara baru dalam penanganan kerusakan hutan.
Pemerintah mengikutsertakan peran serta masyarakat terutama peningkatan pelestarian
dan pemanfaatan hutan alam berupa upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan dan latihan serta rekayasa kehutanan.
i) Pencegahan dan Peringatan dini
Pencegahan di sini dimaksud kegiatan penyuluhan / penerangan kepada masyarakat lokal
akan penting menjaga fungsi dan manfaat hutan agar dapat membantu dalam menjaga kelestarian
hutan dan penegakan hukum yang tegas oleh aparat penegak hukum, POLRI yang dibantu oleh
POL HUT dalam melaksanakan penyelidikan terhadap para oknum pemerintahan daerah atau
desa yang menyalahgunakan wewenang untuk memperdagangkan kayu pada hutan lindung serta
menangkap dan melakukan penyidikan secara tuntas terhadap para cukong - cukong kayu yang
merugikan negara trilyunan rupiah setiap tahunnya. Peringanan yang dimaksud di sini adalah
pemerintah harus melaksanakan analisa terhadap pelaksanaan peraturan tersebut di dalam
masyarakat. Bila ditemukan hal - hal yang tidak cocok bagi masyarakat sebaiknya pemerintah
mengadakan revisi terhadap undang - undang tersebut sepanjang tujuan awal pembuatan undang
- undang itu tidak dilanggar.
2.5 Upaya Melestarikan Hutan di Indonesia
Berikut ini beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk melestarikan hutan, yaitu sebagai
berikut.
1) Melakukan Reboisasi.
Reboisasi adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Kita dapat menanam kembali
hutan – hutan yang sudah rusak, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya.
2) Menerapkan Sistem Tebang Pilih.
Pemerintah harus menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Hal ini dapat
mengurangi penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar – besaran. Selain itu system
ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan.
3) Menerapkan Sistem Tebang – Tanam.
System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan hutan yang kemudian
diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya.
4) Melakuakan Penebangan secara Konservatif.
Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah
tidak berproduktif lagi. Jangan sampai pohon yang masih muda dan produktif di tebang.
5) Menerapkan Larangan Penebangan Hutan Secara Sewenang – wenang dan Memberikan
Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya.
Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat
dalam pelestarian hutan. Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan ini.
Sebaiknya, pemerintah juga memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa
membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di
sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam hutan adalah segala potensi
yang terkandung dalam hutan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan
makhluk hidup yang ada di bumi.
2. Fungsi dari hutan secara umum terbagi menjadi 3 yaitu fungsi konservasi, fungsi
lindung dan fungsi produksi. Sedangkan fungsi bagi kehidupan masyarakat adalah
sebagai wisata alam. Formasi hutan meliputi zona vegetasi di Indonesia dan tipe
ekositem hutan (alami)
3. Penyebab kerusakan hutan adalah dapat terjadi karena adanya kepentingan ekonomi,
penegakan hukum yang lemah, mentalitas manusia, penebangan liar dan pembakaran
hutan untuk pembukaan lahan baru.
4. Upaya penanggulangan kerusakan hutan dapat dilakukan dengan cara memotivasi
masyarakat agar sadar akan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan, tidak
lagi melakukan penebangan hutan, melakukan tindakan yang memotivasi warga untuk
bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup, menetapkan peraturan-peraturan
tentang yang mengatur penebangan hutan serta masih banyak lagi.
5. Upaya melestarikan hutan di Indonesia diantaranya adalah dengan cara melakukan
Reboisasi, menerapkan Sistem Tebang Pilih, menerapkan Sistem Tebang – Tanam,
melakuakan Penebangan secara Konservatif, menerapkan Larangan Penebangan Hutan
Secara Sewenang – wenang dan memberikan Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1991. Pemasyarakatan Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistemnya. Departemen Kehutanan RI.Jakarta
Anonim, 1993. Perencanaan Kehutanan dalam Pelita Vi. Departemen Kehutanan RI.Jakarta.
Alam Suz, 1996. Hukum Lingkungan Konservasi hutan. Rineka Cipta. Jakarta.
Walhi, 1995. Strategi Keanekaragaman Hayati Global. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Soemarwoto, Otto. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.