laporan akhir pengukuran sumber daya hutan

78
ACARA I PENGGUNAAN ALAT

Upload: pomy-manuain

Post on 03-Jan-2016

825 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

ACARA IPENGGUNAAN ALAT

Page 2: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran mempunyai arti yang sangat penting dalam inventore atau

pengelolaan hutan pada umumnya. Pengukuran merupakan langkah yang menjadi

dasar untuk melakukan pengamatan secara obyektif. Dengan pengamatan, segala

sesuatu dapat berkembang, demikian pula untuk bidang inventore dan pengelolaan

hutan.

Setiap pengamatan selalu diiikuti dengan suatu variabel salah satunya dapat

diukur secara kuantitatif, sebagai contoh pengukuran diameter batang pohon, keliling

batang pohon dan tinggi pohon. Pengukuran tersebut dilakukan menggunakan alat-

alat yang berbeda, dalam pengukuran setiap alat memiliki keakuratn yang berbeda –

beda, dari hal tersebut dapat terlihat kekurangan dan kelebihan alat – alat tersebut.

Maka melalui praktikum ini, praktikan diperkenalkan alat – alat pengukuran hutan,

baik itu cara penggunaannya dan pengaplikasiannya di lapangan, yang nantinya hasil

dari pengukuran yang dilakukan dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk

pengelolaan hutan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengenal dan

menggunakan alat – alat pengukuran hutan untuk pengaplikasian di lapangan.

Page 3: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam perencanaan pekerjaan lapangan, keputusan harus diambil terhadap

macam–macam instrumen yang akan digunakan untuk tiap pengukuran. Paling baik

keputusan diletakkan kepada seperangkat standar instrumen – instrumen dan

mengharuskan semua pengukuran lapangan dibuat dengan instrumen – instrumen

standar itu. Penggunaan beberapa macam instrumen untuk pengukuran yang sama harus

dihindari . Sebagai contoh untuk pengukuran – pengukuran diameter . Seorang pekerja

harus tidak menggunakan peta diameter, yang lain kaliper dan yang lain lagi suatu

garpu ( B. Husch , 1987).

Tinggi pohon diaktan sama panjang pohon itu jika dan hanya jika pohon itu

berdiri tegak lurus bentuk terhadap bidang datar ( Banyard , 1973 ).

Diameter merupakan salah satu parameter pohon yang mempunyai arti penting

dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan. Karena

keterbatasan alat yang tersedia, seringkali keperluan pengukuran keliling (K) lebih

banyak dilakukan, baru kemudian dikonversi ke diameter (D), dengan menggunakan

rumus yang berlaku untuk lingkaran D= K/π.

Dalam mengukur diameter yang lazim dipilih adalah diameter setinggi dada,

karena pengukurannya paling mudah dan mempunyai korelasi yang kuat dengan

parameter yang lain, seperti luas bidang dasar dan volume batang. Pada umumnya

diameter setinggi dada diukur pada ketinggian batang 1,3 meter dari permukaan tanah ,

tetapi sebenarnya tidak selalu harus demkian (Simon,H.1987).

Phiband adalah alat ukur dengan tipe sama dengan pita ukur, akan tetapi

memiliki alat ukur yang berebda yaitu phiband terdapat skala inchi dan skala diameter

(Markum , 2008 ).

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan dikelola

Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga

dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu diseluruh dunia tanpa

bergantung dengan waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS

sudah banyak digunakan orang diseluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang

menuntun informasi tenatng posisi, kecepatan percepatan ataupun waktu yang teliti

(Anonim , 2010).

Page 4: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB III. METODOLOGI

A. Alat – Alat

1. GPS

2. Haga meter

3. Christen meter

4. Suunto Compass (Kompas)

5. Pita ukur

6. Phi band

7. Tongkat pembantu 4 meter

B. Bahan – Bahan

5 tegakan di area lab Fakultas Pertanian Universitas Mataram

C. Cara Kerja

Pencarian titik menggunakan GPS

1. Dihidupkan GPS

2. Ditunggu layar hingga konfigurasi satelit muncul , tekan tombol find ,kemudian

tekan tombol enter untuk memilih waypoint .

3. Dipilih salah satu daftar waypoint .

4. Diberikan informasi arah dan jarak posisi yang akan dituju.

5. Menuju halaman peta dan akan ditampilkan posisi tujuan .

6. Menuju titik yang aka dituju sesuai dengan titik yang ditentukan .

Mengukur luas area menggunakan GPS

1. Dipilih menu pada halam track log

2. Dipilih area calculation.

3. Ditekan enter untuk memulai.

4. Berjalan sepanjang titik yang telah ditentukan hingga sampai pada posisi awal saat

akan menghitung luas area.

5. Ditekan enter , maka luas area akan terbaca pada layar GPS .

Page 5: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Pengukuran tinggi pohon

a. Christen meter

1. Diletakkan tongkat sepanjang 4 meter bersandar pada pohon.

2. Christen meter dipegang lurus ke arah pohon , seluruh bagian pohon harus

berada dalam skala pengukuran pada christen meter.

3. Dilihat ujung tongkat setinggi 4 meter sejajar pada skala christen meter setelah

seluruh bagian pohon berada dalam skala pengukuran christen meter.

4. Skala yang terbaca tersebut merupakan tinggi pohon .

5. Dilakukan pengukuran tersebut terhadap 5 pohon yang telah ditentukan.

b. Haga meter

1. Ditentukan jarak anatra pengukur dengan objek sasaran (phon ) , yaitu 15 m .

2. Diplih skala 15 m pada alat , dengan memutar knop skala .

3. Diarahkan pandangan ke tinggi bebas cabang , puncak tertinggi pohon dan

dasar pohon.

4. Diarahkan pandangan ke titik yang diperlukan , jika sudah pas tekan tombol

pengunci jarum .

5. Dicatat hasilnya , lakukan cara 3 adn 4 sebnyak 3 kali pada masing – masing

pohon .

Pengukuran diameter pohon

1. Pengukuran diameter yaitu setinggi dada atau sam dengan 1,3 m diukur dari

permukaan tanah .

2. Dilitkan pita ukur pada ketinggian tersebut .

3. Dicatat hasil pengukuran tersebut dan dihihtung diameter pohon tersebut

menggunakan rumus D=K/π .

4. Dilakukan pengukuran ulang mengguanakan phi band pada ketinggian yang

sama .

5. Dicatat hasil pengukuran diameter yang tertera pada skala phi band .

6. Dilakukan pengukuran terhadap 5 pohon yang telah ditentukan.

Penembakan sudut

1. Praktikan berdiri di suatu tempat

2. Dipegang kompas dengan jari telunjuk dan jempol pada posisi datar.

Page 6: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

3. Diarahkan kompas pada benda yang telah ditentukan .

4. Dicatat sudut dan azimutnya .

5. Dilakukan penembakan sudut pada setiap titik yang tela ditentukan.

Page 7: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB IV. HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS DATA

Tabel . 1 Penentuan titik menggunakan GPS

NoLokasi titik

pada GPSPosisi titik

Koordinat dan

ketinggianKeterangan

1 GRB 1Gerbang unram

lama

S= 08˚34’53,2”

E=

116˚05’34,5”

H= 8 m dpl

Pintu gerbang ,

pohon ketapang,

pohon mahoni ,

jalan raya

2 BUD 3Masjid Babul

Hikmah unram

S= 08˚35’53,1”

E=

116˚05’32,0”

H= 148 m dpl

Jalan aspal ,

lapangan, pohon

sonokeling

3 KBK 2Kebun kehutanan

unram

S= 08˚34’59,6”

E=116˚05’35,5”

H= 204 m dpl

Pohon nangka,

jalan raya, pohon

sonokeling

Luas area

Dari masjid ke kebun 6488,8283 m² jarak 246 meter

Dari kebun ke lab 8215,2 m² jarak 331 meter

Tabel.2 Pengukuran diameter batang pohon

NoPhi band Pita ukur

Diameter Keliling cm Diameter

1 107 34,076

2 82 26,114

3 101 32,165

4 114 36,305

5 154 49,044

Page 8: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Menentukan diameter pohon berdasarkan hasil pengukuran keliling batang pohon

Pohon 1 : = d = k/π = 107/3,14 = 34,076 cm

Pohon 2 : = d = k/π = 83/3,14 = 26,114 cm

Pohon 3 : = d = k/π = 101/3,14 = 32,165 cm

Pohon 4 : = d = k/π = 114/3,14 = 36,305 cm

Pohon 5 : = d = k/π = 154/3,14 = 49,044 cm

Tabel. 3 Pengukuran tinggi pohon

No

Haga meter Christen meter

TBC m TT mTinggi m TBC m

I II III I II III

1 4,5 15 14 13,8 15 4

2 2 11 14 12,7 14 4 2 3,21

3 2 5,5 7,8 8 7 3,7

4 3,7 12,5 10 10,6 9,9 4,5

5 1 18 17 16,7 17,8 7

Tinggi pohon diukur dengan menggunakan Christen meter

Pohon I =14+13,8+15

3= 14,266 cm

Pohon II =14+12,7+14

3= 13,566 cm

Pohon III =7,8+8+7

3= 7,6 cm

Pohon IV =10+10,6+9,9

3= 10,166 cm

Pohon V =17+16,7+17,8

3= 17,166 cm

Tinggi bebas cabang

Pohon I = 4 m

Pohon II =4+2+3,21

3= 3,07 m

Pohon III = 3,7 m

Pohon IV = 4,5 m

Pohon V = 7 m

Page 9: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB V. PEMBAHASAN

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari hasil praktikum yang telah dilaksaakan adalah sebagai

berikut :

1. GPS adalah alat untuk menentukan posisi , GPS dapat memberikan informasi

posisi dengan ketelitian yang bervariasi dari beberapa milimeter sanpai dengan

puluhan meter.

2. Alat yang digunakan untuk mngukur diameter pohon adalah pita ukur dan phi

band.

3. Selain diameter , tinggi pohon merupakan parameter lain yang memiliki arti

penting dalam penaksiran hasil hutan.

4. Alat untuk mengukur tinggi pohon adalah Christen meter dan Haga meter . Kedua

alat tersebut memiliki tingkat ketelitian yang berbeda namun sama –sama praktis

dalam penggunaannya.

5. Kesalahan – kesalahamn yang terjadi dalam pengukuran adalah faktor lingkungan,

alat dan pengukur.

\

B. Saran

Untuk kelanjutan praktikum pengukuran sumberdaya hutan ini dengan baik

diharapkan adanya kerjasama antara praktikan dengan Co.asst . Adapun untuk

mencapai tujuan dari praktikum tersebut , diperlukan keseriusan praktikan dalam

menjalani praktikum dan keseriusan bimbingan dari Co.asst.

Page 10: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

ACARA IIPENGUKURAN DIAMETER DAN

TINGGI POHON

Page 11: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran mempunyai arti yang sangat penting dalam inventore atau

pengelolaan hutan pada umumnya. Pengukuran merupakan langkah yang menjadi

dasar untuk melakukan pengamatan secara obyektif. Dengan pengamatan, segala

sesuatu dapat berkembang, demikian pula untuk bidang inventore dan pengelolaan

hutan.

Setiap pengamatan selalu diiikuti dengan suatu variabel salah satunya dapat

diukur secara kuantitatif, sebagai contoh pengukuran diameter batang pohon, keliling

batang pohon dan tinggi pohon. Pengukuran tersebut dilakukan menggunakan alat-

alat yang berbeda, dalam pengukuran setiap alat memiliki keakuratn yang berbeda –

beda, dari hal tersebut dapat terlihat kekurangan dan kelebihan alat – alat tersebut.

Maka melalui praktikum ini, praktikan diperkenalkan alat – alat pengukuran hutan,

baik itu cara penggunaannya dan pengaplikasiannya di lapangan, yang nantinya hasil

dari pengukuran yang dilakukan dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk

pengelolaan hutan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui cara – cara pengukuran diameter pohon menggunakan phi band dan

pita ukur.

2. Menengetahui cara pengukuran tinggipohon menggunakan haga dan christen

meter.

Page 12: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam perencanaan pekerjaan lapangan, keputusan harus diambil terhadap

macam – macam instrumen yang akan digunakan untuk tiap pengukuran. Paling baik

keputusan diteteapkan kepada seperangkat standar instrumen dan mengharuskan semua

pengukuran lapangan dibuat dengan instrumen – instrumen standar itu. Pengguanaan

beberapa macam instrumen untuk pengukuran yang sama harus dihindari. Sebagai

contoh untuk pengukuran diameter, seorang pekerja harus tidak menggunakan suatu

peta diameter yang lain kaliper dan yang lain lagi suatu garpu ( Husch , 1987 ).

Tinggi adalah jarak terpendek antara satu titik proyeksinya opada bidang datar

atau bidang horizontal. Sebagai komponen untuk menentukan volume kayu, tinggi

pohon dibedakan atas duamacam yaitu (1) tinggi pohon seluruhnya, yaitu jarak anatra

titik puncak pohon dengan proyeksinya pada bidang datar atau horizontal (2) tinggi

lepas cabang atau sampai batas permulaan tajuk dengan proyeksinya paa bidang dasar

atau horizontal ( Pariadi , 1978 ).

Diameter adalah sebuah dimensi datar dari sebuah lingkaran. Diameter batang

didefinisikan sebagai panjang garis antara dua buah titik pada lingkaran di sekeliling

batang yang melalui titik pusat (http://hidayat.com/pps702_ipb/07134/muhdin.htm).

Phiband adalah alat ukur dengan tipe sama dengan pita ukur, akan tetapi memiliki

alat ukur yang berbeda yaitu phi band terdapat skala inchi dan skala diameter (Markum,

2007).

Page 13: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB III. METODOLOGI

A. Alat – Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Phi band

2. Pita ukur

3. Haga meter

4. Christen meter

5. Tongkat pembantu 4 meter

B. Bahan

20 tegakan di depan Fakultas Hukum Universitas Mataram

C. Cara Kerja

Pengukuran diameter pohon menggunakan phiband dan pita ukur

1. Ditentukan 20 pohon yang akan diukur diameternya.

2. Dipastikan alat – alat sudah lengkap ( phiband dan pita ukur ).

3. Dimulai pengukuran diameter dari pohon pertama.

4. Diukur diameter pohon setinggi dada atau setinggi 1,3 m apabila pohon yang

memiliki banir, ukurlah diameter setinggi dada atau 1,3m mulai dari banir

tersebut.

5. Dilingkarkan pita ukur dan phiband pada batang pohon tersebut.

6. Dimasukkan data / angaka yang teretera pada atbel pengukuran.

7. Diubah pengukuran kelililing yang diperoleh menggunakan pita ukur menjadi

diameter menggunakan rumus d= k/π.

8. Dilakukan cara pada nomor 4,5,6,7 hingga pada pohon ke 20.

Pengukuran tinggi pohon menggunakan Haga meter

1. Ditentukan 20 pohon yang aan diukur tingginya

Page 14: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

2. Dipastika Haga meter siapa dipakai.

3. Diukur jarak antara pohon dengan pengukur sejauh 15 meter.

4. Dipilih skala 15 m pada alat dengan memutar klop skala

5. Diarahkan pandangan pengukur pada titik yang akan diukur pada pohon . Tunggu

sampai pointer diam lalu tekan tombol pengunci jarum penunjuk.

6. Dilakukan cara – cara diatas hingga pohon ke 20.

Pengukuran tinggi pohon menggunakan Christen meter

1. Ditentukan 20 pohon yang akan diukur tingginya .

2. Diletakkan tongkat sepanjang 4 meter besandar pada batang pohon.

3. Dipegang christen meter lurus kearah pohon, seluruh bagian pohon harus berada

pada skala christen meter.

4. Dilihat ujung tongkat setinggi 4 meter sejajar dengan skala christen meter, setelah

semua bagian pohon masuk.

5. Skala yang diukur tersebut merupakan tinggi pohon yang diukur, lalu ukur pula

tinggi bebas cabang pohon.

6. Dilakukan pengukuran hingga pohon ke 20.

Page 15: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB IV. HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Hasil Pengukuran

Tabel 4. Hasil pengukuran diameter menggunakan phi band dan pita ukur

Pohon yang

diukur

Pita ukur Phi band

Keliling (cm) Diameter (cm) Diameter (cm)

Pohon 1 59 18,79 18,8

Pohon 2 48 1529 15,3

Pohon 3 95 30,25 30,4

Pohon 4 83 26,43 26,4

Pohon 5 61 19,43 19

Pohon 6 93 26,62 29,3

Pohon 7 48 15,29 15

Pohon 8 62 19,74 19,8

Pohon 9 58 18,47 18,7

Pohon 10 51 16,24 15,9

Pohon 11 58 18,47 18,1

Pohon 12 77 24,52 24,6

Pohon 13 51 16,24 16,3

Pohon 14 82 26,12 26,3

Pohon 15 37 11,78 11,8

Pohon 16 48 15,29 15,3

Pohon 17 54 17,20 17,1

Pohon 18 23 7,32 7,5

Pohon 19 33 10,51 10,7

Pohon 20 28 8,91 9,11

Page 16: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Tabel.5 Hasil pengukuran tinggi pohon menggunakan Haga meter

Pohon yang

diukur

Haga meter Christen meter

TBC TP TD TT TT TBC

Pohon 1 4,5 6,5 -0,5 7 6,25 4

Pohon 2 3,5 6 -0,5 6,5 5,22 4

Pohon 3 9 15 -1 1 15 7,4

Pohon 4 1,5 11 -0,7 11,7 13,5 2,5

Pohon 5 2 9 -0,7 9,7 14 3,6

Pohon 6 1,7 17 -1,5 18,5 15 3

Pohon 7 1,7 5,5 -1,5 7 12 2

Pohon 8 1,6 4 -1,5 5,5 6,9 2

Pohon 9 1,5 6 -1,5 7,5 4,9 3,2

Pohon 10 2 4,5 -1,5 6 6,8 3,95

Pohon 11 1,5 9 -1,5 10,5 6,3 3,2

Pohon 12 1,5 8 -1,3 9,3 10,9 2,7

Pohon 13 1,2 10 -1,4 15,4 14,8 2,5

Pohon 14 2 12 -1,7 13,7 10,9 3,7

Pohon 15 1,5 12 -1,5 13,5 14,8 2,7

Pohon 16 1,7 4 -1,3 5,3 5,2 3,2

Pohon 17 1 5 -1,7 6,7 5,9 1,9

Pohon 18 3 6 -1,9 7,9 8 -

Pohon 19 2,5 5,5 -1,5 7 6,2 -

Pohon 20 - 7 -1,5 8,5 8 -

Keterangan

TBC : Tinggi bebas cabang

TT : Tinggi total

TP : Tinggi puncak

TD : Dasar pohon

Page 17: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

B. Analisis Data

1. Pengukuran diameter menggunakan phi band pada skalanyasudah tertera langsung

diameter pohon , data langsung dimasukkan ke dalam tabel .

BAB V. PEMBAHASAN

Page 18: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum pengukuran tinggi pohon dan diameter pohon di lapangan

didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Alat ukur diameter pohon adalah phi band dan pita ukur sedangkan alat ukur

tinggi pohon adalah christen meter dan haga meter

2. Pengukuran diameter dimulai dari setinggi dada atau 1,3 m, dan jika pohon

tersebut terdapat banir, maka pengukuran diameter setinggi dada dimulai dari

banir tersebut.

3. Konversi hasil pengukuran keliling batang menggunakan pita ukur ke dalam

diameter menggunakan rumus d= k/π.

4. Cara pengukuran tinggi pohon

a. Prinsip geometris: prinsip pengukuran dengan menggunakan prinnsip segitiga

bangun.

b. Prinsip trigonometris: prinsip pengukuran dengan menggunakan sudut yang

terbentuk antara garis sejajar pandang pengukur dengan puncak / pangkal

pohon.

5. Pengukuran tinggi pohon diperlukan sebagai salah satu patrameter yang

diperlukan diperlukan dalam penaksiran volume pohon dan riap.

B. Saran

1. Kepada para praktikan diharapkan serius dalam melaksanakan praktikum

2. Diharapkan Co.asst membimbing praktikan agar proses praktukum berjalan

dengan lancar.

3. Agar praktikan dan co.asst menjalin kerja sama yang baik dalam praktikum , agar

tidak terjadi kesalahan pemahaman praktikan menangkap arahan yang diberikan

co.asst.

Page 19: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

ACARA IIIPENGUKURAN VOLUME

(DIAMETER PER-SEKSI)

Page 20: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan merupakan ekosistem yang didalamnya terdapat komponen hayati dan

non hayati, dan didominasinoleh pepohonan yang kesemuanya satu sama lain tidak

dapat terpisahkan. Sistem yang tidak terpisahkan ini merupakan suatu sistem

penyangga kehidupan, dan segala ekosistem yang berada di dalamnya merupakan

dari kestabilan alam ( Mangunjaya . 2005 : XVIII). Sehingga apabila sistem ini

terganggu maka tentu akan mengganggu kehidupan. Terganggunya sistem ini banyak

dipengaruhi oleh aktifitas manusia sebagai pengolah utama, dan kesemuanya akan

berujung pada krisis lingkungan ( limited environment) bahkan bencanapun tidak

bisa dihindari. Khususnya untuk pengelolaan hutan, sistem pengelolaan di Indonesia

masih banyak keliru seperti tidak adanya pengelolaaan yang khusus dengan satu pola

professional ( Sagala , 2002). Kemudian berbagai tindakan pengelolaan yang tidak

teratur dan terarah akan menyebabkan kerusakan hutan.

Terjadinya kerusakan, penurunan produksi perlu di ketahui secara kuantitatif

sehingga dengan hal tersebut bisa terbaca jelas seberapa besar yang harus diperbaiki

dan diidentifikasi kembali pengelolaannya, maka dilakukanlah pengukuran hutan

untuk keperluan itu. Maka dari itu perlu dilakukan praktium pengukuran sumber

daya hutan yang mempraktikkan tentang perhitungan volume dengan diameter per-

seksi. Sebagai data kuantitatif dalam skala yang lebih besar dan luas.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara pengukuran volume pohon

dengan metode diametr per-seksi.

Page 21: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran mempunyai arti sangat penting dalam inventore atau pengelolaan

hutan pada umumnya. Pengukuran merupakan langkah awal yang menjadi dasar untuk

melakukan pengamatan secara objektif. Setiap pengamatan selalu diikuti dengan

pengukuran variabel. Namun demikian, tidak seluruhnya variabel yang ingin diketahui

dalam inventore atau penelolaan hutan dapat diukur dengan / secara kuantitatif.

Berdasarkan pengukuran tersebut kemudian interepetasi dapat dilakukan

(Hasanu,S.2007 ).

Parameter untuk menggambarkan kualitas kayu, keputusan harus dibuat pada

informasi kualitatif apa yang diperlukan mengenai hutan ( kayu, berat, banyaknya

pohon dan lain-lain ) dan karakteristik setiap parameter harus dipilih. Jadi spesifikasi –

spesifikasi untuk volume harus menyatakan apakah dengan menggunakan volume ini

atau tanpa kulitnya, apkah itu merupakan volume kasar atau berer dan seterusnya

(B. Husch , 1981 ).

Volume tegakan homogen adalah jumlah pohon x. Volume sebatang pohon

(Porkas, 2002 ).

Alasan untuk melakukan inventarisasi itu beragam, demikian juga pemanfaatan

hasil – hasilnya tetapi jika ada kesatuan pada perencanaan pelaksanaannya. Jadi

kebutuhan akan informasi inventarisasi dapat bervariasi mulai dari tingkat nasional

untuk perencanaan lengkap dan pengembangan kehutanan dan industri hutan sampai

data terinci mengenai lahan hutan, tetapi maksud kedua kasus untuk mnyediakan

pengetahuan mengenai sumber daya hutan. Untuk pemanfaatan yang bijak dan untuk

pengelolaan sumber daya hutan pada skala apapun memerlukan pengetahuan mengenai

lokasi areal hutan, taksiran kualitatif, kualitas dan tersedianya kayu dan tumbuh –

tumbuhan dan pemungutannya ( Setyarso, 1987).

Page 22: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB III. METODOLOGI

A. Alat –Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Phi band

2. Pita ukur

B. Bahan

20 tegakan di depan Fakultas Hukum Universitas Mataram

C. Cara Kerja

Cara kerja pengukuran diameter per-seksi

1. Diukur diameter pohon mulai dari pangkal pohon (20 cm dari tanah ) dengan

panjang setiap seksi 0,5 cm.

2. Diukur hingga tinggi bebas cabang.

3. Dicatat hasil pengukuran ke dalam tabel yang ada di buku praktikum.

4. Dilakukan perhitungan volume per-seksi menggunakan rumus Samalian

V= g1+g22

. L

5. Dijumlahkan volume pohon perseksi, agar dapat mengetahui volume suatu pohon

sesungguhnya.

Page 23: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB IV. HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS DATA

Pohon 1

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5 L6

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6 D6 D7

22,6 20,

9

20,9 19,2 19,2 18,2 18,

2

18 18 17,7 17,7 171

Pohon 2

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5

18,7 16,56 16,56 15,28 15,28 14,65 14,65 14,01

Pohon 3

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

38,2

1

34,07 34,0

7

35,7 35,7 28,66 28,66 28,6

6

28,66 28,03

L6 L7 L8 L9

D6 D7 D7 D8 D8 D9 D9 D10

28,03 27,0727,0

728,48

28,4

824,20

24,2

023

L5 L6

D5 D6 D6 D7

14,01 12,47 12,47 12,10

Page 24: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Pohon 4

Dbh

cm

L1 L2 L3

D1 D2 D2 D3 D3 D4

26 24,5 24,5 26,7 26,7 26,7

Pohon 5

Dbh

cm

L1 L2

D1 D2 D2 D3

19 17,

8

17,8 17

Pohon 6

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

35,67 31,21 31,21 29,30 29,30 27,0

7

27,07 26,43 26,43 25,15

Pohon 7

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

19,74 16,24 16,24 15,28 15,28 14,6

4

14,64 14,64 14,64 14,01

Pohon 8

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

24,20 70 70 23,30 23,30 19,11 19,1

1

18,47 18,47 17,52

Pohon 9

Page 25: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

22,61 20,38 20,38 19,42 19,42 18,1

5

18,15 16,87 16,87 15,29

Pohon 10

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5 L6

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6 D6 D7

19,8 16,2 16,

2

16 16 15,4 15,4 14,3 14,

3

14 14 13,8

Pohon 11

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

23,88 21,02 21,02 18,79 18,79 17,8

3

17,83 15,92 15,92 14,65

Pohon 12

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5 L6

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6 D6 D7

30,24 28,3 28,3 25,

2

25,2 24,9 24,9 23 23 22,

8

22,8 15,2

L7

D7 D8

15,2 14,5

Pohon 13

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5

19,7

5

17,52 17,52 16,5

6

16,56 15,29 15,2

9

14,65

Page 26: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Pohon 14

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

32,16 29 29 26,75 26,75 25,1

6

25,16 23,8

8

23,88 22,30

L6

D6 D7

22,30 21,66

Pohon 15

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

15,28 12,74 12,74 12,0

2

12,02 11,15 11,15 10,5

1

10,51 9,55

Pohon 16

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

18,79 18,15 18,15 15,92 15,92 14,6

5

14,65 14,33 14,33 12,74

Pohon 17

Dbh

cm

L1 L2 L3

D1 D2 D2 D3 D3 D4

23 18,79 18,79 17,20 17,20 20,38

Pohon 18

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5 L6

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6 D6 D7

Page 27: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

21,3 19,5 19,5 18,

6

18,6 18 18 17,9 17,

9

15 15 15,5

L7 L8

D7 D8 D8 D9

15,5 12,6 12,6 11,6

Pohon 19

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

8,28 7 7 6,3

7

6,37 5,7

3

5,73 5,4 5,4 4,77

Pohon 20

Dbh

cm

L1 L2 L3 L4 L5

D1 D2 D2 D3 D3 D4 D4 D5 D5 D6

10,51 8,2

8

8,28 7,3

2

7,32 7 7 6,37 6,3

7

5,73

B. Analisi Data

1. Pengukuran volume pohon menggunakan rumus Samalian V= g1+g22

. L

2. Volume sesungguhnya pohon dapat diketahui jika volume diameter perseksi

dijumlahkan.

Pohon 1

V L1 = 14

. π .0 ,226²+ 14

. π .0 ,209²

2.0,5

= 0,40+0,342

.0,5= 0,0185 m³

Page 28: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L2 = 14

. π .0 ,209²+ 14

. π .0 ,192²

2.0,5

= 0,034+0,0292

.0,5= 0,0158 m³

V L3 = 14

. π .0 ,192²+ 14

. π .0 ,182²

2.0,5

= 0,029+0,0262

.0,5= 0,0138 m³

V L4 = 14

. π .0 ,182²+ 14

. π .0 ,18²

2.0,5

= 0,026+0,0252

.0,5= 0,0128 m³

V L5 = 14

. π .0 ,18²+ 14

. π .0 ,177²

2.0,5

= 0,025+0,0242

.0,5= 0,0123 m³

V L6 = 14

. π .0 ,177²+ 14

. π .0 ,171²

2.0,5

0,024+0,0232

.0,5= 0,0118 m³

Volume total

0,0185 + 0,0158 + 0,0138 + 0,0128 + 0,0123 + 0,0118 = 0,085 m³

Pohon 2

V L1 = 14

. π .0 ,1874²+ 14

. π .0 ,1656²

2.0,5

= 0,026+0,0212

.0,5= 0.0118 m³

Page 29: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L2 = 14

. π .0 ,1656²+ 14

. π .0 ,1528²

2.0,5

= 0,021+0,0182

.0,5= 0,0098 m³

V L3 = 14

. π .0 ,1528²+ 14

. π .0 ,1465²

2.0,5

= 0,018+0,0172

.0,5= 0,0088 m³

V L4 = 14

. π .0 ,1465²+ 14

. π .0 ,1401²

2.0,5

= 0,017+0,0152

.0,5= 0,008 m³

V L5 = 14

. π .0 ,1401²+ 14

. π .0 ,1274²

2.0,5

= 0,015+0,0132

.0,5= 0,007 m³

V L6 = 14

. π .0 ,1274²+ 14

. π .0 ,1210²

2.0,5

0,013+0,0142

.0,5= 0,0063 m³

Volume total

0,0098 + 0,0088 + 0,008 + 0,007 + 0,0063 = 0,0399 m³

Pohon 3

V L1 = 14

. π .0 ,3821²+ 14

. π .0 ,3407²

2.0,5

Page 30: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

= 0,115+0,0912

.0,5= 0.0118 m³

V L2 = 14

. π .0 ,3407²+ 14

. π .0 ,357²

2.0,5

= 0,091+0,1002

.0,5= 0,0478 m³

V L3 = 14

. π .0 ,357²+ 14

. π .0 ,2866²

2.0,5

= 0,100+0,0642

.0,5= 0,041 m³

V L4 = 14

. π .0 ,2866²+ 14

. π .0 ,2866²

2.0,5

= 0,064+0,0642

.0,5= 0,032 m³

V L5 = 14

. π .0 ,2866²+ 14

. π .0 ,2803²

2.0,5

= 0,064+0,0622

.0,5= 0,0315 m³

V L6 = 14

. π .0 ,2803²+ 14

. π .0 ,2707²

2.0,5

0,062+0,0562

.0,5= 0,0295 m³

V L7 = 14

. π .0 ,2707²+ 14

. π .0 ,2484²

2.0,5

= 0,056+0,0482

.0,5= 0,026 m³

Page 31: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L8 = 14

. π .0 ,2484²+ 14

. π .0 ,2420²

2.0,5

= 0,048+0,0462

.0,5= 0,0253 m³

V L9 14

. π .0 ,2420²+ 14

. π .0 ,23²

2.0,5

0,046+0,0422

.0,5= 0,022 m³

Volume total

0,0515 + 0,0478 + 0,041 + 0,032 + 0,0315 + 0,0295 + 0,026 + 0,0235 + 0,0235 +

0,022 = 0,3048 m³

Pohon 4

V L1 = 14

. π .0 ,26²+ 14

. π .0 ,245²

2.0,5

= 0,053+0,0472

.0,5= 0.025 m³

V L2 = 14

. π .0 ,245²+ 14

. π .0 ,267²

2.0,5

= 0,047+0,0562

.0,5= 0,0258 m³

V L3 = 14

. π .0 ,267²+ 14

. π .0 ,17²

2.0,5

= 0,056+0,0562

.0,5= 0,28 m³

Volume total

0,025 + 0,0258 + 0,28 = 0,0788 m³

Page 32: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Pohon 5

V L1 = 14

. π .0 ,19²+ 14

. π .0 ,178²

2.0,5

= 0,028+0,0252

.0,5= 0.0133 m³

V L2 = 14

. π .0 ,178²+ 14

. π .0 ,17²

2.0,5

= 0,025+0,0232

.0,5= 0,012 m³

Volume total

0,0133 + 0,012 = 0,0253 m³

Pohon 6

V L1 = 14

. π .0 ,3567²+ 14

. π .0 ,3121²

2.0,5

= 0,099+0,0762

.0,5= 0.0438 m³

V L2 = 14

. π .0 ,3121²+ 14

. π .0 ,2930²

2.0,5

= 0,076+0,0672

.0,5= 0,0358 m³

V L3 = 14

. π .0 ,2930²+ 14

. π .0 ,2707²

2.0,5

= 0,067+0,0582

.0,5= 0,0313 m³

V L4 = 14

. π .0 ,2707²+ 14

. π .0 ,2643²

2.0,5

Page 33: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

= 0,058+0,0552

.0,5= 0,0283 m³

V L5 = 14

. π .0 ,2643²+ 14

. π .0 ,2515²

2.0,5

= 0,055+0,0492

.0,5= 0,026 m³

Volume total

0,0438 + 0,0358 + 0,0313 + 0,0283 + 0,026 = 0,1652 m³

Pohon 7

V L1 = 14

. π .0 ,1974²+ 14

. π .0 ,1624²

2.0,5

= 0,030+0,0202

.0,5= 0.0125 m³

V L2 = 14

. π .0 ,1624²+ 14

. π .0 ,1528²

2.0,5

= 0,020+0,0182

.0,5= 0,0095 m³

V L3 = 14

. π .0 ,1528²+ 14

. π .0 ,1464²

2.0,5

= 0,018+0,0172

.0,5= 0,0088 m³

V L4 = 14

. π .0 ,1464²+ 14

. π .0 ,1464²

2.0,5

= 0,017+0,0172

.0,5= 0,0085 m³

Page 34: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L5 = 14

. π .0 ,1464²+ 14

. π .0 ,1401²

2.0,5

= 0,017+0,0152

.0,5= 0,008 m³

Volume total

0,0125 + 0,0095 + 0,0088 + 0,0085 + 0,008 = 0,0473 m³

Pohon 8

V L1 = 14

. π .0 ,2420²+ 14

. π .0 ,70²

2.0,5

= 0,046+0,3852

.0,5= 0,1078 m³

V L2 = 14

. π .0 ,70²+ 14

. π .0 ,2230²

2.0,5

= 0,385+0,0392

.0,5= 0,106 m³

V L3 = 14

. π .0 ,2230²+ 14

. π .0 ,1911²

2.0,5

= 0,039+0,0292

.0,5= 0,017 m³

V L4 = 14

. π .0 ,1911²+ 14

. π .0 , 1847²

2.0,5

= 0,029+0,0272

.0,5= 0,014 m³

V L5 = 14

. π .0 ,1874²+ 14

. π .0 ,1752²

2.0,5

= 0,027+0,0242

.0,5= 0,0128 m³

Page 35: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Volume total

0,1078 + 0,106 + 0,017 + 0,014 + 0,0128 = 0,2576 m³

Pohon 9

V L1 = 14

. π .0 ,2661²+ 14

. π .0 ,2038²

2.0,5

= 0,040+0,0332

.0,5= 0.0183 m³

V L2 = 14

. π .0 ,2038²+ 14

. π .0 ,1942²

2.0,5

= 0,033+0,0302

.0,5= 0,0158 m³

V L3 = 14

. π .0 ,1942²+ 14

. π .0 ,1815²

2.0,5

= 0,030+0,0262

.0,5= 0,014 m³

V L4 = 14

. π .0 ,1815²+ 14

. π .0 ,1687²

2.0,5

= 0,026+0,0222

.0,5= 0,012 m³

V L5 = 14

. π .0 ,1687²+ 14

. π .0 ,1592²

2.0,5

= 0,064+0,0622

.0,5= 0,0125 m³

Volume total

0,0183 + 0,0158 + 0,014 + 0,012 + 0,0105 = 0,0548 m³

Pohon 10

Page 36: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L1 = 14

. π .0 ,192²+ 14

. π .0 ,162²

2.0,5

= 0,030+0,0222

.0,5= 0.013 m³

V L2 = 14

. π .0 ,162²+ 14

. π .0 ,16²

2.0,5

= 0,022+0,0202

.0,50,0105 m³

V L3 = 14

. π .0 ,16²+ 14

. π .0 ,154²

2.0,5

= 0,020+0,0192

.0,5= 0,0098 m³

V L4 = 14

. π .0 ,154²+ 14

. π .0 ,143²

2.0,5

= 0,019+0,0162

.0,5= 0,0088 m³

V L5 = 14

. π .0 ,143²+ 14

. π .0 ,14²

2.0,5

= 0,016+0,0152

.0,5= 0,0078 m³

V L6 = 14

. π .0 ,14²+ 14

. π .0 ,13²

2.0,5

0,015+0,0152

.0,5= 0,0075 m³

Volume total

0,013 + 0,0105 + 0,0098 + 0,0088+ 0,0078 + 0,0075 = 0,0574 m³

Pohon 11

Page 37: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L1 = 14

. π .0 ,2388²+ 14

. π .0 ,2102²

2.0,5

= 0,045+0,0352

.0,5= 0.02 m³

V L2 = 14

. π .0 ,2102²+ 14

. π .0 ,1879²

2.0,5

= 0,032+0,0282

.0,50,0158 m³

V L3 = 14

. π .0 ,1879²+ 14

. π .0 ,1783²

2.0,5

= 0,028+0,0252

.0,5= 0,0133 m³

V L4 = 14

. π .0 ,1783²+ 14

. π .0 ,1592²

2.0,5

= 0,025+0,0202

.0,5= 0,0113 m³

V L5 = 14

. π .0 ,1592²+ 14

. π .0 ,1465²

2.0,5

= 0,020+0,0172

.0,5= 0,0098 m³

Volume total

0,02 + 0,0158 + 0,0133 + 0,0113 + 0,0098 = 0,0697 m³

Pohon 12

V L1 = 14

. π .0 ,3024²+ 14

. π .0 ,283²

2.0,5

Page 38: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

= 0,072+0,0632

.0,5= 0.0338 m³

V L2 = 14

. π .0 ,283²+ 14

. π .0 ,252²

2.0,5

= 0,063+0,0502

.0,5= 0,0565m³

V L3 = 14

. π .0 ,252²+ 14

. π .0 ,249²

2.0,5

= 0,050+0,0492

.0,5= 0,0248 m³

V L4 = 14

. π .0 ,249²+ 14

. π .0 ,23²

2.0,5

= 0,049+0,0422

.0,5= 0,0228 m³

V L5 = 14

. π .0 ,23²+ 14

. π .0 ,228²

2.0,5

= 0,042+0,0412

.0,5= 0,0208 m³

V L6 = 14

. π .0 ,228²+ 14

. π .0 ,152²

2.0,5

0,041+0,0182

.0,5= 0,0148 m³

V L7 = 14

. π .0 ,152²+ 14

. π .0 ,145²

2.0,5

= 0,018+0,0172

.0,5= 0,0088 m³

Page 39: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Volume total

0,0338 + 0,0565 + 0,0248 + 0,0228 + 0,0208 + 0,0148 + 0,0088 = 0,1823 m³

Pohon 13

V L1 = 14

. π .0 ,1975²+ 14

. π .0 ,1752²

2.0,5

= 0,031+0,0242

.0,5= 0.0138 m³

V L2 = 14

. π .0 ,1752²+ 14

. π .0 ,1656²

2.0,5

= 0,024+0,0222

.0,5= 0,0115m³

V L3 = 14

. π .0 ,1656²+ 14

. π .0 ,1592²

2.0,5

= 0,022+0,0182

.0,5= 0,01 m³

V L4 = 14

. π .0 ,1592²+ 14

. π .0 ,1465²

2.0,5

= 0,018+0,0172

.0,5= 0,0088 m³

Volume total

0,0318 + 0,0115 + 0,01 + 0,0088 = 0,0441 m³

Pohon 14

V L1 = 14

. π .0 ,3216²+ 14

. π .0 ,29²

2.0,5

= 0,081+0,0662

.0,5= 0.0386 m³

Page 40: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L2 = 14

. π .0 ,29²+ 14

. π .0 ,2675²

2.0,5

= 0,066+0,0562

.0,5= 0,0305m³

V L3 = 14

. π .0 ,2675²+ 14

. π .0 ,2516²

2.0,5

= 0,056+0,0502

.0,5= 0,0265 m³

V L4 = 14

. π .0 ,2516²+ 14

. π .0 ,2388²

2.0,5

= 0,050+0,0452

.0,5= 0,0238 m³

V L5 = 14

. π .0 ,2388²+ 14

. π .0 ,2230²

2.0,5

= 0,045+0,0402

.0,5= 0,0213 m³

V L6 = 14

. π .0 ,2230²+ 14

. π .0 ,2166²

2.0,5

0,040+0,0372

.0,5= 0,0193 m³

Volume total

0,0368 + 0,0305 + 0,0265 + 0,0238 + 0,0213 + 0,0193 = 0,1528 m³

Pohon 15

V L1 = 14

. π .0 ,1528²+ 14

. π .0 ,1274²

2.0,5

= 0,018+0,0162

.0,5= 0.0085 m³

Page 41: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L2 = 14

. π .0 ,1274²+ 14

. π .0 ,1202²

2.0,5

= 0,016+0,0112

.0,5= 0,0068m³

V L3 = 14

. π .0 ,1202²+ 14

. π .0 ,115²

2.0,5

= 0,011+0,0102

.0,5= 0,0053 m³

V L4 = 14

. π .0 ,115²+ 14

. π .0 , 1051²

2.0,5

= 0,010+0,0092

.0,5= 0,0048 m³

V L5 = 14

. π .0 ,1051²+ 14

. π .0 , 0955²

2.0,5

= 0,009+0,0072

.0,5= 0,004 m³

Volume total

0,0085 + 0,0068 + 0,0053 + 0,0048 + 0,004 = 0,0294 m³

Pohon 16

V L1 = 14

. π .0 ,1879²+ 14

. π .0 ,1815²

2.0,5

= 0,028+0,0262

.0,5= 0.0135 m³

V L2 = 14

. π .0 ,1815²+ 14

. π .0 ,1592²

2.0,5

Page 42: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

= 0,026+0,0202

.0,5= 0,0115m³

V L3 = 14

. π .0 ,1592²+ 14

. π .0 ,1465²

2.0,5

= 0,020+0,0172

.0,5= 0,0093 m³

V L4 = 14

. π .0 ,1465²+ 14

. π .0 ,1433²

2.0,5

= 0,017+0,0162

.0,5= 0,0083 m³

V L5 = 14

. π .1433²+ 14

. π .0 ,1274²

2.0,5

= 0,016+0,0132

.0,5= 0,0073 m³

Volume total

0,0135 + 0,0115 + 0,0093 + 0,0083 + 0,0073 = 0,0499 m³

Pohon 17

V L1 = 14

. π .0 ,23²+ 14

. π .0 ,1879²

2.0,5

= 0,042+0,0282

.0,5= 0.0175 m³

V L2 = 14

. π .0 ,1879²+ 14

. π .0 ,1720²

2.0,5

= 0,028+0,0232

.0,5= 0,0128 m³

Page 43: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L3 = 14

. π .0 ,1720²+ 14

. π .0 ,2038²

2.0,5

= 0,023+0,0332

.0,5= 0,014 m³

Volume total

0,0175 + 0,0128 + 0,014 = 0,0443 m³

Pohon 18

V L1 = 14

. π .0 ,213²+ 14

. π .0 ,1952²

2.0,5

= 0,036+0,0292

.0,5= 0.0163 m³

V L2 = 14

. π .0 ,1952²+ 14

. π .0 ,186²

2.0,5

= 0,029+0,0272

.0,5= 0,014 m³

V L3 = 14

. π .0 ,186²+ 14

. π .0 ,18²

2.0,5

= 0,027+0,0252

.0,5= 0,013 m³

V L4 = 14

. π .0 ,18²+ 14

. π .0 ,179²

2.0,5

= 0,025+0,0252

.0,5= 0,0125 m³

V L5 = 14

. π .0 ,179²+ 14

. π .0 ,15²

2.0,5

= 0,025+0,0182

.0,5= 0,0108 m³

Page 44: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Volume total

0,0163 + 0,014 + 1,013 + 0,0125 + 0,0108 + 0,0093 + 0,0078 + 0,058 = 0,0895 m³

Pohon 19

V L1 = 14

. π .0 ,0828²+ 14

. π .0 , 07²

2.0,5

= 0,0054+0,0042

.0,5= 0.0023 m³

V L2 = 14

. π .0 ,07²+ 14

. π .0 ,0637²

2.0,5

= 0,004+0,0032

.0,5= 0,0018 m³

V L3 = 14

. π .0 ,0637²+ 14

. π .0 , 573²

2.0,5

= 0,003+0,0032

.0,5= 0,0015 m³

V L4 = 14

. π .0 ,573²+ 14

. π .0 , 054²

2.0,5

= 0,003+0,0022

.0,5= 0,001 m³

Volume total

0,0023 + 0,0018 + 0,0015 + 0,0013 + 0,001 + = 0,0079 m³

Pohon 20

V L1 = 14

. π .0 ,1051²+ 14

. π .0 , 0828²

2.0,5

= 0,009+0,0052

.0,5= 0.0035 m³

Page 45: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

V L2 = 14

. π .0 ,0828²+ 14

. π .0 , 0732²

2.0,5

= 0,005+0,0042

.0,5= 0,0023 m³

V L3 = 14

. π .0 ,0732²+ 14

. π .0 , 007²

2.0,5

= 0,004+0,0042

.0,5= 0,002 m³

V L4 = 14

. π .0 ,007²+ 14

. π .0 , 0637²

2.0,5

= 0,004+0,0032

.0,5= 0,017 m³

V L5 = 14

. π .0 ,637²+ 14

. π .0 ,573²

2.0,5

= 0,003+0,0022

.0,5= 0,0012 m³

Volume total

0,0035 + 0,0023 + 0,002 + 0,0017 + 0,0012 = 0,0107 m³

BAB V. PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran volume terhadap 20 pohon . Masing -

masing pohon dibagi ke dalam beberapa bagian sortimen – sortimen yang memiliki

panjang 0,5 m . V pohon 1 = 0,085 mᵌ , V pohon 2 = 0,0399 mᵌ , V pohon 3 = 0,3048 mᵌ

, V pohon 4 = 0,0788 mᵌ , V pohon 5 = 0,0253 mᵌ , V pohon 6 = 0, 1652 mᵌ , V pohon 7

= 0,1238 mᵌ , V pohon 8 = 0,2576 , V pohon 9 = 0,0548 mᵌ , V pohon 10 = 0,0574 mᵌ ,

V pohon 11 = 0,0697 mᵌ , V pohon 12 = 0,1823 mᵌ , V pohon 13 = 0,0441 mᵌ , V pohon

14 = 0,1582 mᵌ , V pohon 15 = 0,0294 mᵌ , V pohon 16 = 0,0499 mᵌ , V pohon 17 =

0,0443 , V pohon 18 = 0,0078 mᵌ , V pohon 19 = 0,0079 mᵌ , V pohon 20 = 0,0107 mᵌ .

Page 46: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Berdasarkan pengukuran volume pohon terdapat berbagai variasi angka , semakin

mengukur diameter batang ke bagian atas diameternya akan semakin kecil begitu pula

dengan volumenya . Terdapat pengukuran diameter dimana diameter di bagian bawah

lebih kecil dari bagian yang atas . Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan :

1. Kesalahan pengukur dalam membaca phiband atau pita ukur.

2. Bagian batang yang atas lebih besar dari pada bagian yang bawahnya.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapt disimpulkan bahwa :

1. Tidak ada pohon yang mencapai V total = 1 mᵌ

2. Semakin lebar batng pohon , semakin besar diameternya maka volume pun akan

besar.

Page 47: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

3. Rata – rata pohon yang diukur adalah pohon yang berbatang kurus lurus ke atas

sehingga dalam menentukan volume pohon per-sortimen hasilnya nol koma

begitupun volume totalnya.

B. Saran

Karena menggunakan alat –alat yangb sederhana dalam praktikum ini , maka

yang perludiperhatikan adalah saat perhitungan atau analisis data saat melkukan

konversi dari cm ke m.

Page 48: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

ACARA IVPENGUKURAN KARBON

TERSIMPAN

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanasan global mengakibatkan dampak yang merugikan terhadap kualitas

mahluk hidup. Karbon berada di atmosfer bumi dalam bentuk gas karbon dioksida

(CO₂). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang ada sangat kecil dari seluruh

gas yang ada di atmosfer (hanya s ekitar 0,04% dalam basis molar), namun ia memiliki

Page 49: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas – gas lain yang mengandung

karbon di atmosfer adalah CFC (Klorofourkarbon). CFC merupakan gas artifisial atau

buatan. Gas – gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah

meningkat dalam pemanasan global. Penyebab lain yang mempercepat pemanasan

global adalah berkurangnya vegetasi di permukaan bumi akibat konversi atau

penebangan hutan.

Menurut laporan IPCC ( 2000) dalam kurun waktu 150 tahun telah terjadi

peningkatan suhu bumi 0,5˚C, dibandingkan dengan massa pra-industri. Peningkatan

suhu atmosfer akan diikuti oleh peningkatan suhu di permukaan air laut, sehingga

volume meningkat maka tinggi permukaan air laut juga akan meningkat. Pemanasan

atmosfer akan mencairkan es di daerah kutub terutama di sekitar pulau Greenland,

sehingga akan meningkatkan volume air laut. Kejadian tersebut menyebabkan tinggi

permukaan air laut di seluruh permukaaan air dunia meningkat antara 10 – 25 cm

selama abad ke- 20.

Pada ekosistem daratan, hutan primer mempunyai cadangan karbon terbesar di

daratan terutama dalam biomassa dan miktomassa di bagian atas tanah, mikroba dan

bahan organik tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan karbon hutan

alami di Jambi sebesar 500Mg/na denganrincian 80% terdapat dalam biomassa pohon

10% pada nekromassa dan 10% dalam bahan organik tanah. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa alih guna hutan menjadi lahan ubi kayu, mengakibatkan penurunan

cadangan C sebesar 72%.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara pengukuran karbon

tersimpan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Karbon pohon merupakan salah satu sumber karbon yang sangat penting bagi

ekosistem hutan, karena sebagian besar karbon hutan berasal dari biomassa pohon.

Tabel biomassa atau persamaan alometrik kabon yang sering digunakan di dalam

perhitungan karbon pohon. Hal ini diakrenakan sulitnya pengukuran tinggi pohon

selama inventarisasi hutan, sehingga menyebabkan kesalahan yang sangat besar jika

Page 50: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

diugunakan untuk menghitung karbon. Karena itu, persamaan alometrik meningkatkan

akurasi penduga karbon dan memudahkan proses pelaksanaan inventarisasi hutan

(Murdiyarson, 2004).

Keuntungan menentukan plot secara sistematis adalah memudahkan regu di

lapangan di dalam pencarian plot. Namun teknik menentukan secara acak dapat

menghindari adanya penempatan plot dalam posisi tertentu. Seperti di hutan rawa

gambut bekas tebangan secara historis telah dieksploitasi mengikuti jalur lori (semacam

lokomotif kecil). Untuk pemantauan karbon hutan, secara umum metode stratifikasi

random sampling dapat menghasilkan pendugaan yang lebih teliti dibandingkan metode

lain (Adinugroho, 2006).

Tumbuhan akan mengurangi karbon di atmosfer (CO₂) melalui proses

fotosintesis dan menyimpannya dalam jaringan tumbuhan, Sampai waktunya tumbuhan

tersebut tersikluskan kembali ke atmosfer, karbon tersebut akan menempati salah satu

dari sejumlah kantong karbon. Semua komponen penyusun vegetasi baik pohon, semak,

liana, dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas permukaan. Di bawah permukaan

tanah, akar tumbuhan juga merupakan penyimpanan karbon selain tanah itu sendiri.

Pada tanah gambut, jumlah simpanan karbon mungki lebih besar dibandingkan dengan

simpanan karbon yang berada diatas permukaan. Karbon juga masih tersimpan pada

bahan organik mati dan produk-produk berbasis biomassa seperti produk kayu baik

ketika masih dipergunakan maupun sudah berada di tempat pertumbuhan. Karbon dapat

tersimpan dalam kantong karbon pada waktu yang sama atau hanya sebentar (Sumardi,

2004).

Estimasi jumlah C tersimpan dalam akar tanaman sama halnya dengab biomassa

tajuk tanaman, biomassa akar juga dapat diestimasi menggunakan persamaan alometrik

berdasarkan diameter akar utama ( Husch , 1987).

Biomassa adalah total berat atau volume organisme dalam suatu volume

tertentu. Biomassa juga didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup diatas

permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan

luas (Arifin, 2001).

Page 51: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BAB III. METODOLOGI

A. Alat

1. Tali rafia

2. Kertas label

3. Bambu

4. Oven

5. Gunting

Page 52: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

6. Amplop

7. Plastik

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah tumbuhan bawah

C. Adapun cara kerja dalam pengukuran karbon sebagai berikut:

1. Dibuat sub plot dengan ukuran 0,5m x 0,5m sebanyak 6 sub plot.

2. Dipotong semua tumbuhan bawah yang termasuk dalam sub plot tersebut

dipisahkan antara batang dan daun.

3. Dimasukkan ke dalam kantong kemudian di beri label

4. Ditimbang berat basah daun dan batang.

5. Di keringkan sampel dalam oven selama 2 x 24 jam.

6. Ditimbangkembali berat kering daun dan batang, kemudian catat

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengukuran

Pohon yang

diukur

Phi band Haga meter

Diameter (m) Tinggi pohon (m)

Pohon 1 0,188 7

Pohon 2 0,153 6,5

Pohon 3 0,304 16

Pohon 4 0,264 11,7

Pohon 5 0,19 9,7

Pohon 6 0,293 18,5

Page 53: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Pohon 7 0,15 7

Pohon 8 0,198 5,5

Pohon 9 0,187 7,5

Pohon 10 0,159 6

Pohon 11 0,181 10,5

Pohon 12 0,246 9,3

Pohon 13 0,163 15,4

Pohon 14 0,263 13,7

Pohon 15 0,118 13,5

Pohon 16 0,153 5,3

Pohon 17 0,171 6,7

Pohon 18 0,075 7,9

Pohon 19 0,107 7

Pohon 20 0,091 8,5

Hasil pengukuran biomassa tumbuhan bawah

PlotBerat basah

Total BBBerat kering

Daun g Batang g Daun g Batang g

1 13,04 3,11 16,15 0,29 1,96

2 13,07 2,94 16,01 0,73 2,12

3 16,11 7,45 23,56 0,98 2,35

4 7,72 4,58 12,3 0,73 1,47

5 2,37 0,22 2,59 0,29 2,12

6 6,86 2,64 9,5 1,09 1,68

B. Analisis Data

Pengukuran Biomassa pohon

Pohon 1 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 7. 0.188²/40

= 0,009

Pohon 2 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,045. 6,5. 0,153²/40

= 0,005

Page 54: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Pohon 3 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 16. 0,304²/40

= 0,052

Pohon 4 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 11,7. 0,264²/40

= 0,029

Pohon 5 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 9,7. 0,19²/40

= 0,012

Pohon 6 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 18,5. 0,293²/40

= 0,056

Pohon 7 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 7. 0,15²/40

= 0,005

Pohon 8 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 5,5. 0,198²/40

= 0,008

Pohon 9 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 7,5. 0,187²/40

= 0,009

Pohon 10 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 6. 0,159²/40

= 0,005

Pohon 11 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 10,5. 0,181²/40

Page 55: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

= 0,012

Pohon 12 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 9,3. 0,264²/40

= 0,020

Pohon 13 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 15,4. 0,163²/40

= 0,014

Pohon 14 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 13,7. 0,263²/40

= 0,033

Pohon 15 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 13,5. 0,118²/40

= 0,006

Pohon 16 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 5,3. 0,153²/40

= 0,004

Pohon 17 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 6,7. 0,171²/40

= 0,007

Pohon 18 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 7,9. 0,075²/40

= 0,001

Pohon 19 = π.P.H.D²/40

= 3,14. 0,45. 7. 0,107²/40

= 0,003

Pohon 20 = π.P.H.D²/40

Page 56: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

= 3,14. 0,45. 8,5. 0,091²/40

= 0,002

Pengukuran biomassa tumbuhan bawah

BK = BK plot daun

BK plot batangx total BB plot 1

= 1,960,29

x 16,15=109,15

BK = BK plot daun

BK plot batangx total BB plot 2

= 2,120,73

x 16,01=46,49

BK = BK plot daun

BK plot batangx total BB plot 3

= 2,350,98

x 23,56=56,50

BK = BK plot daun

BK plot batangx total BB plot 4

= 1,470,73

x 12,3=24,77

BK = BK plot daun

BK plot batangx total BB plot 5

= 0,70,29

x 2,59=6,25

Page 57: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

BK = BK plot daun

BK plot batangx total BB plot 6

= 1,681,09

x 9,5=14,64

BAB V. PEMBAHASAN

Pada kesempatan ini kita coba untuk mengukur karbon tersimpan pada biomassa

tumbuhan dan biomassa tumbuhan bawah, dimana biomassa tumbuhan atas digunakan

20 sampel pohon, biomassa tumbuhan bawah menggunakan sampel tumbuhan bawah

yang terdirir dari 6 sub plot dengan ukuran masing – masing 0,5 m. Hasil engukuran

karbon tersimpan ternyata : Biomassa pohon = proporsi penyimpanan karbon di daratan

umumnya terdapat pada komponen pepohonan, biomassa pohon dapat di estimasi

menggunakan persamaan yang didasarkan pada pengukuran diameter batang total =

0,293 gr/m³.

Biomassa tumbuhan bawah meliputi rerumputan. Estimasi biomassa tumbuhan

bawah dilakukan dengan mengabil bagian tanaman, dipisahkan antara batang dengan

daunnya total = 257,80 gram. Dari metode yang dilakukan maka didapatkan hasil

perhitungan C terbesar yang tersimpan pada kawasan untuk tumbuhan atas , pohon 3

Page 58: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

yang mampu menyimpan karbon tertinggi sebanyak 0,052 g/cm³. Sedangkan untuk

biomassa tumbuhan bawah, tumbuhan pada sub plot 1 yang memiliki kemampuan

menyimpan karbon tertinggi sebanyak 109,15 gr.

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan sebagai berikut :

1. Karbon diserap tanaman melalui proses fotosintesis dan disimpan di dalam

tanaman.

2. Pengukuran karbon tersimpan pada pohon menggunakan persamaan alometrik.

3. Pengukuran karbon tersimpan pada suatu lahan meliputi karbon pada tajuk

tanaman dan tumbuhan baawah.

4. Perhitungan C terbesar yang tersimpan pada kawasan untuk tumbuhan atas

adalah pohon 3 sebanyak 0,052 g/cm³. Sedangkan untuk tumbuhan bawah

terdapat pada sub plot 1 sebanyak = 109,15 gram.

B. Saran

Page 59: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

Karbon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh kegiatan mahluk hidup

(respirasi, perindustrian dll). Tumbuhan merupakan suatu alat yang secara alami

menyerap karbon, serta mampu merubahnya menjadi Oksigen (O₂) yang sangat

dibutuhkan oleh kelangsungan mahluk hidup. Dengan tetap menjaga kelestarian

hutan sekitar kita agar karbon – karbon yang ada di atmosfer terserap oleh

tumbuhan, karena karbon bersifat racun, tidak dibutuhkan oleh mahluk hidup dan

merupakan salah satu unsur yang menyumbang pemanasan global.

DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho , W. 2006. Pendugaan Karbon dalam Rangka Pemanfaatan Fungsi Hutan Sebagai Penyerap Karbon. Balai Penelitian Kehutanan: Kamboja.

Anonim.2011. Petunjuk Praktikum Pengukuran Hutan. Mataram: Tim Pengajar pengukuran Hutan Prodi Kehutanan

Anonim.2012.http: Jaganwahyu’s.weblog/pengertiangps.html.Diakses pada tanggal 15 Oktober 2012.

Arifin, J. Estimasi Penyimpanan C Pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Brawijaya Malang.

Banyard.1973.Pengukuran Hutan.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Husch,B.1987. Perencanaan Inventore Hutan. Jakrata: Universitas Indonesia.

Page 60: Laporan Akhir Pengukuran Sumber Daya Hutan

.2007.Metode Inventore Hutan.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

.2007.Perencannaan Inventarisasi Hutan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mangunjaya, Fachrudin M.2005.Konversi Alam dalam Islam.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Markum.2008.Perencanaan Inventore Hutan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Murdiyarson, D.2004.Petunjuk Lapangan Cadangan Karbon Diatas dan Dibawah Permukaan Pada Lahan Gambut.

Sagala, Porkas.2002.Mengelola Lahan Kehutanan yang Benar.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Simon, Hasanu.1993.Metoda Inventore Hutan.Yogyakata: Aditya Media.

.2007.Manual Inventore Hutan.Jakarta: Universitas Indonesia.

http://id.shivoong.com/exsacc_sciences/2064347-pengukuran-timggi-pohon. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2012.

http://hidayat.com/pps702-ipb/07134/muhidin.htm. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2012.

http//iirc.ac.id/inventarisasihutan. Diakses pada tanggal 15 November 2012.

http: // membersmultimania.co/uk/nidhum/01-pendahuluan-ISDH-pdf. Diakses pada tanggal 15 Noevmber 2012.