studi kasus pasien mauludhy

42
STUDI KASUS PASIEN TERAPI RUMATAN METADON PADA PASIEN KETERGANTUNGAN OPIAT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN Disusun Oleh : Arief Mauludhy Muhammad 1102007043 KELOMPOK 6 Pembimbing : Dr. Dian Mardhiyah, MKK KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

Upload: mauludhym

Post on 20-Oct-2015

46 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

vghfhged

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Pasien Mauludhy

STUDI KASUS PASIEN

TERAPI RUMATAN METADON PADA PASIEN KETERGANTUNGAN

OPIAT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN

Disusun Oleh :

Arief Mauludhy Muhammad

1102007043

KELOMPOK 6

Pembimbing :

Dr. Dian Mardhiyah, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

TAHUN 2013

Page 2: Studi Kasus Pasien Mauludhy

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul “TERAPI RUMATAN

METADON PADA PASIEN KETERGANTUNGAN OPIAT DENGAN

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS

KECAMATAN SENEN” telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan

dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Jakarta, Desember 2013

Pembimbing,

Dr. Dian Mardhiyah, MKK

1

Page 3: Studi Kasus Pasien Mauludhy

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT atas berkah dan rahmat-Nya kepada penulis dapat menyelesaikan Laporan

Studi Kasus Pasien “TERAPI RUMATAN METADON PADA PASIEN

KETERGANTUNGAN OPIAT DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN

KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN”.

Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas

kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI, periode 2 Desember 2013 – 3 Januari 2014. Selain itu,

laporan ini juga bertujuan sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca,

terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan dokter pembimbing,

staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang

terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Dr. Dian Mardhiyah, MKK selaku dosen pembimbing dan staf

pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas

Kedokteran Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi

masukan yang bermanfaat.

2. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS DiplDK selaku Kepala Bagian

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku Koordinator dan staf pengajar

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI.

4. Dr. Dini Widianti, MKK selaku sekretaris dan staf pengajar

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran

Universitas YARSI.

5. Prof. Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran

Universitas Yarsi

2

Page 4: Studi Kasus Pasien Mauludhy

6. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Yarsi dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

7. Dr. Citra Dewi, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

8. Dr. Fathul Jannah, M.Si selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

9. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan

Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

10. Dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar Kepaniteraan

Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

11. Rifqatussa'adah, SKM, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan

Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

12. Dr. Yusnita dan Dr. Erlina selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

13. Dr. Budiman, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Senen.

14. Dr. Yulia selaku Koordinator Pembimbing Lapangan di Puskesmas

Kecamatan Senen yang telah membimbing penulis dan seluruh staf

Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat yang telah membantu

dalam kelancaran pembuatan laporan ini.

15. Sdr. C beserta keluarganya yang telah bersedia untuk diwawancarai

dalam Laporan Studi Kasus ini.

16. Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah

bekerja sama dalam menyusun laporan ini.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengharapkan saran, kritik dan

segala bentuk pengarahan dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, Desember 2013

Penulis

3

Page 5: Studi Kasus Pasien Mauludhy

IDENTITAS PASIEN

Nama : Sdr. C

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 20 Februari 1988

Umur : 25 tahun

Alamat Rumah : Jl. Kramat Sawah IV No.E4 RT 007 RW 02

Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Tukang Ojek

Agama : Islam

Suku : Jawa

Kewarganegaraan : Indonesia

Status Perkawinan : Belum menikah

No.rekam medis : 159

Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Kecamatan Senen

Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2013

BERKAS PASIEN

A. Anamnesis (Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan

pasien pada tanggal 10 Desember 2013)

1. Keluhan Utama :

Pasien ingin mendapatkan terapi rutin metadon

2. Keluhan Tambahan :

-

4

Page 6: Studi Kasus Pasien Mauludhy

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien laki-laki berusia 25 tahun datang ke Poliklinik Metadon

Puskesmas Kecamatan Senen untuk mendapatkan metadon. Pasien sudah

lama mengikuti Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) sejak bulan

Januari 2013 dan selalu berobat rutin setiap hari.

Pasien adalah seorang pengguna obat-obatan terlarang sejak 4 tahun

yang lalu. Pasien mengaku pernah menggunakan ganja, shabu, ekstasi, dan

putau. Pasien juga merokok dan suka minum-minuman beralkohol sejak

SMP. Untuk mendapatkan zat tersebut, pasien terkadang suka mencuri.

Tetapi, pasien tidak pernah tertangkap polisi.

Setelah menjalani PTRM ini, pasien mengaku tidak ingin

mengonsumsi zat-zat terlarang lagi. Pasien diajak mengikuti terapi

rumatan metadon sejak ketahuan oleh Ibu pasien. Ibu pasien tahu

mengenai terapi metadon karena mendengar informasi dari tetangga pasien

dan ada teman pasien yang mengajak pasien untuk mengikuti terapi

rumatan metadon.

Awal menggunakan metadon pasien sering terkejut, berdebar-debar,

suka berkeringat dan sering merasa gelisah. Pasien pun masih tetap

menggunakan ganja dan putau. Karena keluhan tersebut pasien sering

berkonsultasi dengan dokter. Kemudian dokter menaikkan dosis secara

bertahap sampai akhirnya sekarang pasien mendapatkan dosis yang sesuai

dengan keadaannya.

Sekarang pasien mengaku keluhan seperti diatas sudah jarang

dirasakan. Sekarang pasien mengaku sudah tidak pernah menggunakan

zat-zat tersebut. Pasien berjanji tidak akan menggunakan obat-obat

terlarang lagi karena merasa sudah menyusahkan orang tua.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat batuk berulang pada pasien disangkal oleh ibu pasien.

Riwayat asma juga disangkal.

5

Page 7: Studi Kasus Pasien Mauludhy

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang mengkomsumsi napza dan mengalami

keluhan serupa.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan anak pertama dari pasangan Tn. S dan Ny. M. Saat

ini pasien tinggal bersama kedua orang tua dan kedua adiknya. Kebutuhan

hidup pasien sehari-hari dipenuhi dengan bekerja sebagai tukang ojek

dengan penghasilan kurang lebih Rp 1.500.000/ bulan.

Riwayat pendidikan pasien adalah tamat SMP. Pasien pernah masuk

SMA tetapi saat kelas 2 SMA, pasien mengaku sering berkelahi dengan

teman-temannya, sehingga pasien dikeluarkan dari sekolah. Pasien

mengaku, sejak SD mulai menjadi anak yang nakal karena pergaulan

dengan teman-temannya. Pasien menjadi seorang perokok, mencoba

minum-minuman keras hingga akhirnya mengkonsumsi obat-obatan

terlarang mulai dari ganja, shabu, ekstasi, sampai putau. Untuk

mendapatkan zat tersebut pasien suka mencuri dari teman-teman

sekolahnya. Pada tahun 2012 pasien ketahuan oleh ibunya sedang

memakai obat-obatan terlarang. Oleh karena itu pasien mengikuti program

metadon di Puskesmas Kecamatan Senen.

Saat ini pasien berobat dengan menggunakan Kartu Jakarta Sehat

(KJS). Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah.

7. Riwayat Kebiasaan

Pasien mengaku sudah tidak lagi mengkonsumsi obat-obatan

terlarang, namun masih sering merokok (satu bungkus dalam sehari).

Kebiasaan pasien saat ini masih malas untuk berolahraga. Pola makan

pasien cukup teratur, tetapi jarang makan sayur-sayuran dan buah-buahan.

Setiap pagi, sebelum berangkat bekerja, pasien pergi ke Poli Klinik

Metadon Puskesmas Kecamatan Senen untuk mendapatkan metadon.

6

Page 8: Studi Kasus Pasien Mauludhy

8. Riwayat Penggunaan Zat

Zat Temb

akau

Alkohol Gan

Ja

Benzo Amfeta

min

Kok

ain

Halu

sian

Inha

lasia

opiat

Pernah pakai

Umur pertama

kali pakai 11 th 15 th 16 th 17 th 17 th 20 th

Cara

penggunaan

Di

hisap

Di

minum

Di

hisap

Di

minum

Di

minum

Di

suntik

Sehari brp kali

pakai

2 bks 2 btl 4

linting

4-6

tablet

4-6

tablet

5-10

ampul

7

Page 9: Studi Kasus Pasien Mauludhy

A. Pemeriksaan Fisik ( Tanggal 10 Desember 2013 )

1. Keadaan Umum : tampak sehat

Kesadaran : compos mentis

2. Vital Sign

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Respirasi : 22 x/menit

- Nadi : 84 x/menit

- Suhu : 36,8 oC

3. Status Gizi

- Berat badan : 65 kg

- Tinggi badan : 170 cm

- BB ideal : (170-100) – (10 % x 65) = 63,5 kg

- IMT : 65/(1,72) = 22,49 kg/m2 (Gizi Baik)

4. Status Generalis

a. Kepala

- Bentuk : Normocephal

- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

- Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

: pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)

- Telinga : Bentuk normal, membran timpani intak ADS,

Tindikan -/-

- Hidung : pernapasan cuping hidung (-), septum nasi tidak

deviasi, polip (-)

- Tenggorokan : Tonsil T1-T1 Tenang, detritus (-), kripta (-)

- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

8

Page 10: Studi Kasus Pasien Mauludhy

b. Leher

- Trakea di tengah

- Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-)

- Massa (-)

c. Thoraks

- Paru

Inspeksi : Bentuk dada simetris, Pergerakan dinding dada

simetris kanan dan kiri, retraksi sela iga (-)

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, perajakan paru-hati (+)

Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-), wheezing (-)

- Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula Sinistra

Perkusi : batas jantung normal, tidak terdapat pembesaran jantung

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat

murmur dan gallop.

d. Abdomen

- Inspeksi : datar simetris, kelainan kulit (-)

- Auskultasi : bising usus (+) normal

- Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, turgor baik

Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)

- Perkusi : timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketok (-)

e. Genitalia : tidak diperiksa

f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

5. Status Lokalis

Ad regio cubiti sinistra : terdapat needle track (bekas suntikan)

B. Pemeriksaan Penunjang

Pasien mengaku sudah menjalankan pemeriksaan CD4 sebanyak 2 kali. Hasil

terakhir pemeriksaan 1810

9

Page 11: Studi Kasus Pasien Mauludhy

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga :

Nama : Tn. S

Umur : 56 tahun

b. Identitas Pasangan

Nama : Ny. M

Umur : 50 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 1. Anggota Keluarga yang tinggal serumah

No Nama

Kedudukan

dalam

keluarga

Gender Umur Pendidikan PekerjaanKeterangan

tambahan

1 Tn. SKepala

keluargaLaki – laki 56 th SD Pensiunan

2 Ny. M Istri Perempuan 50 th SD Pedagang

3 Sdr. C Anak ke-1 Laki-laki 25 th SMP Tukang Ojek Pasien

4 Sdr. F Anak ke-2 Laki-Laki 20 th SMABelum

bekerja

5 An. R Anak ke-3 Perempuan 14 th SDPelajar kelas

3 SMP

10

Page 12: Studi Kasus Pasien Mauludhy

2. Penilaian status sosial dan kesejahteraan hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Penilaian lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : milik Tn. S

Daerah perumahan : padat penduduk

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 7 x 8 m2 Keluarga Tn. S mempunyai rumah

sederhana dengan dua kamar tidur,

satu kamar mandi, satu ruang

keluarga, dan satu ruangan

digunakan sebagai dapur. Lantai

rumah terbuat dari keramik.

Dinding rumah terbuat dari tembok.

Untuk penerangan rumah ini

menggunakan 5 lampu yang

masing-masing berdaya 14 watt.

Rumah ini memiliki satu kamar

mandi dengan jamban keluarga,

yang digunakan untuk mandi, BAK

dan BAB, serta mencuci pakaian.

Rumah ini cukup sehat karena

memiliki tempat pembuangan

sampah dan ketersediaan air bersih.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang

Luas halaman rumah: tidak ada halaman

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari: Keramik

Dinding rumah dari: Tembok`

Ventilasi : 3 jendela ukuran 1 m x 1 mJamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 900 watt

Ketersediaan air bersih: Ada (PAM)

Tempat pembuangan sampah : Ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik,

peralatan rumah tangga)

Keluarga memiliki barang – barang kebutuhan tersier seperti:

1) Kendaraan:

- Dua sepeda motor

- Satu sepeda

11

Page 13: Studi Kasus Pasien Mauludhy

2) Elektronik dan peralatan rumah tangga:

- Satu televisi berwarna berukuran 21 inch

- Dua kipas angin

- Satu lemari es

- Satu dispenser

- Satu kompor gas

- Satu setrika

- Satu DVD player

- Dua handphone

c. Denah rumah tempat tinggal

Gambar 2. Denah rumah sdr. C

12

kamar tidur

pasien

Page 14: Studi Kasus Pasien Mauludhy

Keterangan :

: Pintu : Jendela

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat berobat

Apabila sakit, keluarga ini berobat ke Puskesmas Kecamatan

Senen.

b. Asuransi atau Jaminan Kesehatan

Keluarga ini memakai Kartu Jakarta Sehat (KJS).

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan kesehatan keluarga

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Menggunakan motor Pasien pergi berobat ke

Puskesmas dengan

menggunakan motor.

Karena memiliki KJS

pasien berobat di

Puskesmas Kecamatan

Senen secara gratis.

Keluarga pasien merasa

pelayanan kesehatan di

Puskesmas cukup

memuaskan.

Tarif pelayanan kesehatan Gratis

Kualitas pelayanan

kesehatan

Memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan

13

Page 15: Studi Kasus Pasien Mauludhy

Keluarga Tn. S biasa makan sebanyak 2-3 kali sehari dengan menu

berupa nasi dan lauk pauk berupa daging ayam, ikan, tahu, tempe dan telur.

Keluarga ini jarang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan. Keluarga Tn. S

meminum air putih 4-6 gelas setiap hari, air untuk minum didapatkan dengan

membeli air galon. Ibu pasien memasak menu makanan sendiri untuk

keluarganya.

Dalam kesehariannya pasien makan sebanyak tiga kali sehari dengan

menu makanan bervariasi. Pasien selalu membeli makanan di warteg di dekat

rumahnya. Menu makanan yang sering dibeli oleh pasien terdiri dari nasi, telur

bulat atau telur dadar, tempe goreng atau ayam goreng, dan sesekali dengan sayur

bayam atau kangkung.

b. Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :

Tanggal Waktu

makan

Menu makan Porsi Jumlah

kalori

7-12-13 Pagi Nasi + telur

dadar goreng +

sayur kangkung

+ air putih

Nasi putih 2 centong +

1 mangkuk sayur

kangkung + 1 telur

ayam negeri + 2 gelas

air putih

495

Kkal

Siang Nasi + sayur

kangkung +

ayam goreng +

tempe goreng +

air putih

Nasi putih 3 centong +

1 mangkuk sayur

kangkung + 1 potong

ayam goreng + 2 tempe

potongan sedang + 2

gelas air putih

750

kkal

Malam Nasi + tempe

goreng + sayur

kangkung +

buah salak + air

putih

Nasi putih 3 centong +

2 tempe potongan

sedang + 1 mangkuk

sayur kangkung + 2

buah salak + 2 gelas air

putih

735

kkal

Jumlah kalori hari ini 1980

14

Page 16: Studi Kasus Pasien Mauludhy

kkal

8-12-13 Pagi Nasi + ikan

kembung + teh

Nasi 2 centong + 1 ekor

ikan kembung + 1 gelas

teh manis 3 sendok

makan gula pasir

535

kkal

Siang Nasi + ikan

kembung + tahu

goreng + buah

salak + air putih

Nasi putih 3 centong +

+ 2 tahu potongan

sedang + 2 buah salak

+ 2 gelas air putih

685

kkal

Malam Nasi goreng +

telur dadar + air

putih

Nasi goreng 2 centong

dengan 5 sdm minyak

goreng + 1 telur ayam

negeri + 2 gelas air

putih

895

kkal

Jumlah kalori hari ini 2115

kkal

9-12-13 Pagi Nasi + bihun

goreng

Nasi putih 2 centong +

1 telur ayam negeri + 1

bihun

620

kkal

Siang Nasi + sayur

bayam + tempe

+ empal daging

+ air putih +

buah jeruk

Nasi putih 2 centong +

1 mangkuk sayur

bayam + 1 tempe

potongan besar + 1 ptg

sedang daging sapi + 2

gelas air putih

615

kkal

Malam Nasi + sayur

bayam + empal

daging + tempe

+ air putih

Nasi putih 2 centong +

1 mangkuk sayur

bayam + 1 tempe

potongan besar + 1 ptg

sedang daging sapi + 2

gelas air putih

575

kkal

Jumlah kalori hari ini 1810

15

Page 17: Studi Kasus Pasien Mauludhy

kkal

Kesimpulan :

Jadi, kalori dari makanan yang dimakan sehari-hari masih kurang dari kebutuhan

kalori total harian Sdr. C. Pasien juga mempunyai menu makanan yang kurang

variatif, jarang makan buah-buahan dan minum susu.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Setiap hari Sdr. C kurang memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang

mereka konsumsi, misalnya jarang mengkonsumsi buah. Hal ini mungkin

dikarenakan pengetahuan dan minat yang kurang mengenai pentingnya pola

makan gizi seimbang. Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori

serta kebutuhan zat gizi pada pasien, juga dengan melihat food recall pasien

selama 3 hari sebelum datang ke puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa setiap

harinya menu makan pasien belum memenuhi jumlah energi/kalori yang

dibutuhkan setiap harinya.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Keluarga pasien memberi dukungan terhadap pasien dalam mengikuti

Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) di Puskesmas Kecamatan Senen.

Apabila terdapat masalah dalam keluarga biasanya dibicarakan secara

musyawarah antara Tn. S dengan istrinya yaitu Ny. M. Tempat pelayanan

kesehatan (Puskesmas) yang dekat dari rumah dan biaya pelayanan kesehatan

yang gratis.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

16

Page 18: Studi Kasus Pasien Mauludhy

KeteranganGambar :Laki-laki:

Perempuan:

Pasien:

Tinggal Serumah:

Keturunan:

Perkawinan:

Meninggal:

Kedua orang tua pasien yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing,

sehingga kurangnya perhatian terhadap kegiatan anak-anaknya. Kesibukan pasien

dalam bekerja sehingga pasien jarang berada di rumah sehingga kurangnya waktu

untuk berkumpul bersama keluarga.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga

Bentuk keluarga ini adalah nuclear family (keluarga inti) dimana

terdiri dari ayah (Tn. S), ibu (Ny. M), dan ketiga anaknya yang tinggal

dalam satu rumah.

2. Tahapan siklus keluarga

Menurut Duvall (1977), keluarga Tn. S berada pada tahapan siklus

keluarga yang ke-enam, yaitu tahap keluarga dengan anak usia dewasa

muda.

3. Family map

Gambar 2. Genogram Tn. S

17

An. R

14 thn

Ny. S

(alm)

Tn. J

(alm)

Tn. S

56 thn

Ny. M

50 thn

Sdr. C

25 thn

Sdr. F

20 thn

Tn. K

(alm)

Ny. A

50 thn

Sdr. M

30 thn

Tn. N

53 thn

Ny. U

48 thn

Sdri. S

22 thnSdri. I

20 thn

Page 19: Studi Kasus Pasien Mauludhy

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

Dalam struktur keluarga, Sdr. C adalah anak pertama yang seharusnya

sekarang menjadi tulang punggung keluarga karena orang tuanya yang sudah

pensiun, dan juga sebagai contoh untuk kedua adiknya. Tetapi pasien tidak

dapat menempatkan dirinya, pasien masuk kedalam pergaulan yang salah

sampai akhirnya menggunakan zat-zat terlarang dan mengecewakan

keluarganya. Hal ini disebabkan karena kesibukan dari orang tua pasien

sehingga pasien kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tuanya.

Setiap anggota keluarga kurang memiliki waktu untuk duduk bersama dan

bercengkrama membahas suatu hal. Ini membuat pasien tidak mendapatkan

kualitas hidup yang baik.

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Alasan kedatangan

Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Gambir untuk

mengikuti PTRM karena keinginan sendiri. Pasien sudah merasa

lelah dengan kebiasaannya menggunakan obat-obatan terlarang,

karena pasien sudah sadar bahwa tidak ada dampak positif dari

penggunaan obat-obatan terlarang tersebut.

Harapan

Pasien memiliki harapan yang besar untuk lepas dari obat-

obatan terlarang tersebut dan mendapatkan kualitas hidup yang

lebih baik.

Kekhawatiran

18

Page 20: Studi Kasus Pasien Mauludhy

Pasien memiliki kekhawatiran tidak sembuh dan tidak selesai dari

terapi minum metadon

2. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis klinis

Berdasarkan hasil anamnesa, pasien datang karena ingin

mengkonsumsi metadon. Hal ini sudah rutin dilakukannya setiap

hari sejak bulan Januari 2013 di Puskesmas Kecamatan Senen.

Pasien adalah seorang pengguna obat-obatan terlarang sejak 4

tahun yang lalu. Pasien mengaku pernah menggunakan ganja,

shabu, ekstasi, dan putau.

Diagnosis Kerja : Ketergantungan Opiat

Diagnosis Banding : -

3. Aspek resiko internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Sejak SD pasien lebih suka bermain dengan teman yang

umurunya lebih tua dari pasien. Dan teman-temannya memiliki

pergaulan yang tidak baik, sehingga pasien mengikuti pergaulan

teman-temannya. Awalnya pasien hanya mencoba-coba merokok

tapi lama kelamaan pasien pun ikut minum-minuman beralkohol,

menggunakan ganja, shabu, ekstasi, sampai putau. Semua itu

dilakukannya karena pasien merasa di rumahnya tidak ada yang

memperhatikannya. Pasien merasa bebas untuk melakukan apa saja

tidak ada yang melarang karena kedua orang pasien sibuk dengan

kerjaannya masing-masing sehingga. Saat ini pasien juga masih

suka merokok dan terkadang masih minum-minuman beralkohol.

Pasien juga sampai saat ini masih suka berkumpul bersama dengan

teman-teman yang masih menggunakan obat-obatan terlarang.

4. Aspek psikososial keluarga : (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

masalah kesehatan pasien)

19

Page 21: Studi Kasus Pasien Mauludhy

Ketergantungan opiat pada pasien dapat dipengaruhi oleh

faktor eksternal, salah satunya kurangnya perhatian dan

pengawasan dari orang tua terhadap pasien karena kesibukan dari

masing-masing. Akhirnya pasien mengikuti pergaulan yang tidak

baik bersama teman-temannya, sampai mengkonsumsi obat-obatan

terlarang.

5. Aspek fungsional : (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-

hari baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Menurut skor ECOG, pasien mempunyai aspek fungsional

dengan skala penilaian 5 karena pasien masih bisa mengerjakan

aktivitas sehari-harinya tanpa hambatan dan masih bisa bekerja.

E. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang

diharapkan

Biaya Keterangan

Aspek

personal

- Menjelaskan

kepada pasien

untuk terus rutin

mengikuti

program ter

api rumatan

metadon

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan di

rumah

pasien

- pasien terus rutin

mengikuti program

terapi rumatan

metadon

Gratis Pasien bersedia

mengikuti PTRM

Aspek

klinik

- Menganjurkan

pasien untuk

datang berobat

dan terus

mengikuti

program terapi

rumatan metadon

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

- Pasien terus

berobat mengikuti

program terapi

rumatan metadon

- Pasien minum

metadon setiap hari

sesuai dosis

Gratis Pasien bersedia

rutin meminum metadon

setiap hari

20

Page 22: Studi Kasus Pasien Mauludhy

- Pemberian

metadon setiap

hari sesuai dosis

pasien (120mg)

Aspek

resiko

internal

- Mengedukasi

agar mencukupi

kebutuhan gizi

pasien dengan

memakan sayur

dan buah

- memberi tahu

pasien agar

menjaga

pergaulannya

- memberi tahu

pasien untuk

menjaga

hubungan baik

dengan

kaluarganya

- Memberi tahu

pasien agar

memberhentikan

kebiasaan

merokok dan

lebih baik

menabung

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan di

rumah

pasien

- Kebutuhan gizi

pasien tercukupi

dengan memakan

sayur dan buah

- Pasien bergaul di

lingkungan yang

baik

- Terciptanya

hubungan yang

baik antara pasien

dengan

keluarganya

- pasien berhenti

merokok dan

memiliki tabungan

- Meningkatkan

pemahaman ibu

pasien bahwa

berolahraga itu

penting.

- Pasien jarang

jajan lagi di

warung atau di

sekolah dan

memakan bekal

dari rumah.

Gratis -

Aspek - Memantau Ayah Pada saat - Pasien berobat ke Gratis -

21

Page 23: Studi Kasus Pasien Mauludhy

psikososial

keluarga

jadwal kunjungan

pasien ke

poliklinik

metadon

- mengedukasi

orang tua pasien

agar dapat selalu

memperhatikan

dan memberi

semangat agar

pasien tidak

kembali

menggunakan

obat-obat

terlarang

dan ibu

pasien

kunjungan

rumah

Poliklinik Metadon

setiap hari dan

dosisnya dan

dosisnya dapat

turun

- Orang tua pasien

memberi perhatian

lebih kepada

pasien, terutama

dalam

memperhatikan

pengobatan

metadonnya

Aspek

fungsional

- Edukasi kepada

pasien untuk

menyempatkan

waktu

berolahraga demi

menjaga

kebugarannya

- mengingatkan

pasien untuk

istirahat yang

cukup setiap

harinya

Pasien Pada saat

di

Puskesmas

dan

kunjungan

rumah

- pasien

meluangkan waktu

untuk berolahraga

- pasien beristirahat

dengan cukup

setiap harinya

Gratis Pasien bersedia

menyempatkan waktu untuk olah

raga

Rencana Usulan Kegiatan (Menu pola gizi seimbang)

Sdr. C :

22

Page 24: Studi Kasus Pasien Mauludhy

- Aktivitas fisik sedang : 20 %

- BB: 65 kg

- TB: 170 cm

- Indeks Masa Tubuh: 65 kg / (1,70m)2 = 22,49 kg/m2 (gizi baik)

- Berat badan ideal: (Tinggi badan – 100) – (10%x BB)

Berat badan ideal : (170-100) – (10%x 65) = 63,5 kg

- Berat badan normal = berat badan ideal ± 10%

Berat badan normal = 63,5 kg ± 10% = 57,15-69,85 kg

- Status gizi:

Berat badan normal = berat badan ideal ± 10%

Kurus bila berat badan < 57,15 kg

Gemuk bila berat badan > 69,85 kg

Berat badan 65 kg termasuk dalam berat badan cukup.

Jumlah kebutuhan kalori perhari :

Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kkal

= 63,5 x 30 kkal

= 1905 kkal

Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 % = 20% x 1905 kkal

= 381 kkal

Kebutuhan kalori perhari = 1905 + 381 = 2286 kkal = 2290 kkal

Contoh menu :

Tanggal Waktu

makan

Menu makan Porsi Jumlah

kalori

Hari I Pagi Nasi + sayur tauge

+ ikan bawal + tahu

goreng + air putih

Nasi putih 2 centong +

1 mangkuk sayur tauge

+ 1 ekor ikan bawal + 2

480

kkal

23

Page 25: Studi Kasus Pasien Mauludhy

Selingan

Buah apel

potong tahu kecil + 2

gelas air putih

2 buah apel sedang

160

kkal

Siang

Selingan

Nasi + buncis +

ayam goreng +

tempe + telur

dadar + air putih +

buah apel

Buah semangka

Nasi putih 3 centong +

1 mangkuk sayur

buncis + 1 potong ayam

sedang + 2 potong

tempe sedang + 1 telur

ayam negeri + 4 gls air

putih + 1 buah apel

1 buah semangka

potongan besar

925

kkal

40 kkal

Malam Nasi + sayur tauge

+ ayam goreng +

tempe + susu + air

putih

Nasi putih 2 centong +

2 potong tempe sedang

+ 1 mangkuk sayur

tauge + 1 daging ayam

+ 1 gelas susu sapi + 2

gelas air putih

685

kkal

Jumlah kalori hari ini 2290

kkal

Hari II Pagi

Selingan

Nasi + sayur sawi

+ telur dadar +

tempe + teh

Buah jeruk

Nasi putih 2 centong +

1 telur ayam negeri + 1

mangkuk sayur sawi +

2 potong tempe sedang

+ 1 gelas teh manis 3

sendok makan gula

pasir

2 buah jeruk

665

kkkal

40

Kkal

Siang Nasi + sayur pare +

tahu goreng +

tempe + hati sapi +

Nasi putih 3 centong +

1 mangkok sayur pare +

2 potong tahu sedang +

830

kkal

24

Page 26: Studi Kasus Pasien Mauludhy

Selingan

air putih

Buah salak

2 potong tempe sedang

+ 2 potong hati sapi sdg

+ 4 gelas air putih

2 buah belimbing

sedang

80 kkal

Malam Nasi + sayur sawi

+ tahu + hati sapi +

susu + air putih

Nasi putih 2 centong +

1 mangkuk sayur sawi

+ 2 potong tahu sedang

+ 2 potong hati sapi sdg

+ 1 gelas susu sapi + 2

gelas air putih

675

kkal

Jumlah kalori hari ini 2290

kkal

Hari III Pagi

Selingan

Nasi + bihun +

tempe + susu + air

putih

Buah pisang ambon

Nasi putih 2 centong +

1 piring bihun goring +

2 potong tempe sedang

+ 1 gelas susu sapi + 2

gelas air putih

1 buah pisang ambon

sdg

715

kkal

40

kkal

Siang

Selingan

Nasi + sayur

bayam + tempe +

ikan bawal + air

putih

Bubur kacang hijau

Nasi putih 3 centong +

1 mangkuk sayur

bayam + 1 tempe

potongan besar + 1 ekor

ikan bawal + 2 gls air

putih

1 1/2 mangkuk bubur

750

kkal

140

kkal

Malam Nasi + sayur sawi

+ tahu + ikan

kembung + duku +

susu + air putih

Nasi 2 centong + 1

mangkuk sayur sawi +

1 ekor ikan kembung +

15 buah duku + 1 gelas

susu sapi + 2 gelas air

645

kkal

25

Page 27: Studi Kasus Pasien Mauludhy

putih

Jumlah kalori hari ini 2290

kkal

F. Prognosis

1. Ad vitam : Ad bonam

2. Ad sanationam : Dubia ad malam

3. Ad fungsionam : Dubia ad bonam

26