diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

29
BERKAS PASIEN 1. Identitas Pasien Nama : Maria Cristina Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 9 bulan Anak ke : Satu Agama : Kristen Nama Ayah : Tn. Edward Nama Ibu : Ny. Weni Pekerjaan Ayah : Buruh honorer Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga Pendidikan Ayah : SMP Pendidikan Ibu : SMA Alamat : Pegangsaan 2 no.VIII A Tanggal Berobat : 06-Desember-2013 2. Anamnesa Dilakukan secara alo-anamnesa dengan ibu dan bapak pasien pada tanggal 06 Desember 2013 pukul 11.00 WIB 1. Keluhan Utama: Berat badan anak tidak naik 2. Keluhan Tambahan : - 3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang diantar ibunya ke Puskesmas Kelapa Gading karena berat badannya yang tidak kunjung naik. 1

Upload: syadza-fadillah-susman

Post on 28-Nov-2015

136 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi dengan pendekatan kedokteran keluarga. family medicine

TRANSCRIPT

Page 1: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

BERKAS PASIEN

1. Identitas Pasien

Nama : Maria Cristina

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 9 bulan

Anak ke : Satu

Agama : Kristen

Nama Ayah : Tn. Edward

Nama Ibu : Ny. Weni

Pekerjaan Ayah : Buruh honorer

Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

Pendidikan Ayah : SMP

Pendidikan Ibu : SMA

Alamat : Pegangsaan 2 no.VIII A

Tanggal Berobat : 06-Desember-2013

2. Anamnesa

Dilakukan secara alo-anamnesa dengan ibu dan bapak pasien pada tanggal 06

Desember 2013 pukul 11.00 WIB

1. Keluhan Utama: Berat badan anak tidak naik

2. Keluhan Tambahan : -

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang diantar ibunya ke Puskesmas Kelapa Gading karena berat

badannya yang tidak kunjung naik. Awalnya ibu pasien hanya merasa bahwa anaknya

agak kurus. Hal ini tidak menimbulkan kekhawatiran bagi orangtua pasien

dikarenakan mereka menganggap bahwa kurusnya anak merupakan keturunan dari

orangtua pasien yang kurus. Sehingga orangtua pasien tidak menyadari bahwa berat

badan anaknya tidak naik sampai saat ibu pasien datang ke Puskesmas untuk

imunisasi pasien. Saat ditimbang bidan Puskesmas menyatakan berat badan pasien

1

Page 2: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

kurang untuk bayi seusia pasien. Akhirnya pasien dirujuk ke bagian gizi oleh bidan

puskesmas.

Ibu pasien mengatakan, pasien merupakan anak pertama, lahir normal di bidan

dengan berat badan lahir 2700 gram dan panjang badan 48 cm. Selama kehamilan ibu

mengaku tidak mengalami keluhan apapun, ibu mengatakan selalu kontrol rutin ke

bidan hampir tiap bulannya dan selalu mengonsumsi makanan yang bergizi agar

pertumbuhan anaknya baik. Ibu pasien mengatakan pasien diimunisasi sejak lahir dan

sudah lengkap. Pasien mendapatkan ASI hingga saat ini, namun selama pemberian ASI

anak diberi minum tambahan berupa air putih dan kadang diberikan susu formula.

Pasien mulai mendapatkan makanan pendamping seperti bubur tim sejak usia 8 bulan.

Namun, pasien susah sekali makan, pasien lebih memilih minum susu dan jajan

dibandingkan makan. Pasien tampak kurus dan berat badan pasien tidak bertambah

seiring pertambahan usianya.

Ibu mengatakan pasien saat ini sudah dapat memegang biskuit sendiri, berkata

ma....ma...daa....da..., senang bermain sendiri dan bertepuk tangan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Menurut orangtua pasien, selama ini pasien jarang sakit. Pasien pernah sakit

panas, dan sembuh setelah minum obat turun panas.

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan keadaan

pasien

Orangtua pasien tidak memiliki penyakit DM, TBC ataupun penyakit lain

yang berhubungan dengan keadaan pasien.

6. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien adalah seorang balita 9 bulan, tinggal bersama kedua orang tuanya.

Status ekonomi mereka adalah menengah ke bawah. Kebutuhan pasien dan keluarga

kurang dicukupi dari pendapatan ayahnya yang bekerja sebagai buruh honorer,

sebesar kurang lebih Rp 900.000,-/bulan

7. Riwayat Kebiasaan:

2

Page 3: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Ibu pasien selalu memberikan makanan selingan seperti biskuit atau susu. Menu untuk

satu hari terkadang tidak sesuai dengan pola gizi seimbang. Untuk sarapan pagi biasanya

dengan bubur tim instan atau buah. Untuk makan siang dan makan malam, biasanya pasien

diberi bubur yang dibikin ibunya, terkadang campuran bubur berupa telur, sayur bayam,

wortel, dan sesekali berseling antara daging dan ayam. Namun pasien sering tidak

menghabiskan makanannya.

3. Riwayat Imunisasi

Tabel 1. Tabel Imunisasi Pasien

Imunisasi Jumlah

Hepatitis B I, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)

BCG I (usia 1 bulan)

DPT I, II, III (usia 2, 4, 6 bulan)

Polio I, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)

Campak I (usia 9 bulan)

Kesan : imunisasi lengkap

4. Riwayat Perkembangan

Tabel 2. Tabel Riwayat Perkembangan Pasien

Usia Motorik kasar Motorik halus Bicara Sosial4 bulan

6 bulan

12 bulan

Tengkurap, mengangkat kepala.

Merangkak,duduk dibantu

Berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan dengan dituntun

Meraih benda, mengikuti objek dengan mata

Memegang benda kecil

Dapat menyusun balok dan mainan

MengocehKata tanpa arti

Menirukan suara,

menyatakan satu atau dua kata

Bereaksi terhadap suara

Tepuk tanganEkspresif

memasukan benda ke mulut

Kesan : Tumbuh kembang tidak terdapat kelainan

3

Page 4: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Gambar 1. Denver II

Kesan: Tumbuh Kembang tidak terdapat kelainan

4

Page 5: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Vital sign :

Kesadaran : Compos Mentis

Frek. Nadi : 100 x/menit

Frek Pernapasan : 40 x/menit

Suhu : 37,0◦

Status Gizi :

BB : 6 Kg

TB : 64 cm

Menggunakan z-score indeks yang dipakai : BB/U yaitu <-2 SD sd -3SD

Gambar 2. Grafik Berat Badan Menurut Umur

5

Page 6: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Gambar 3. Grafik Tinggi Badan Menurut Umur

6

Page 7: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Gambar 4. Grafik Berat Badan Menurut Tinggi Badan

Hasil :

BB/U : -2SD

PB/U : -2SD

BB/PB : -2SD

Kesan : Gizi kurang

4. Status Generalis

a. Kepala

Bentuk : normocephal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)

Telinga : bentuk normal, tidak terdapat sekret

Hidung : septum tidak deviasi, tidak ada sekret, nafas cuping hidung (-)

Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)

c. Thorak

Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis, ictus

cordis tidak teraba.

Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)

Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-),

bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

d. Abdomen

Inspeksi : perut datar, simetris

Auskultasi : bising usus (+)

Palpasi : hepar dan lien tidak membesar

Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen

Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

e. Kulit : tidak ada kelainan kulit, turgor kulit baik.

5. Status lokalis : -

7

Page 8: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

D. Usulan Pemeriksaan Penunjang

Usulan Pemeriksaan : -

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga Pasien

a. Identitas Kepala Keluarga :

Nama : Tn. Edward (ayah pasien)

Usia : 24 tahun.

b. Identitas Pasangan:

Nama : Ny. Weni (ibu pasien)

Usia : 22 tahun.

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Bentuk keluarga ini merupakan nuclear family dengan Tn. Edward sebagai

kepala keluarga. Tn. Edward memiliki satu orang istri Ny. Weni. Tn. Edward dan

Ny. Weni memiliki anak yang bernama An. Maria (pasien) yang saat ini memiliki

masalah gizi kurang.

Fungsi adaptasi (adaptation) kurang baik, yaitu kedua orang tuanya masih

belum mengerti dan paham tentang pola makan, serta pertumbuhan dan

perkembangan yang sesuai dengan usianya.

Fungsi kemitraan (partnership) baik dimana setiap anggota keluarga

selalu saling berkomunikasi aktif untuk mengambil suatu keputusan.

Fungsi pertumbuhan (growth) keluarga terbilang baik dimana tidak ada

tekanan untuk menyuarakan pendapat.

Fungsi kasih sayang (affection) keluarga ini cukup harmonis di mana

hubungan suami dengan istri dan hubungan orang tua dengan anaknya terjalin

baik, serta selalu ada waktu berkumpul.

8

Page 9: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Fungsi kebersamaan (resolve) terbilang cukup baik dimana terdapat

kebersamaan dalam membagi waktu untuk bertukar pikiran sehingga membuat

hubungan dalam keluarga ini begitu harmonis. Pemahaman keluarga sebagai

wahana persemaian nilai – nilai agama dan nilai – nilai luhur budaya bangsa

tercermin dalam kehidupan sehari – hari setiap anggota keluarga memeluk satu

agama yang sama yaitu agama Kristen dan termasuk taat dalam menjalankan

ibadah. Budaya dalam keluarga sangat kental dengan adat Ambon yang

merupakan suku asal dari pihak suami. Bahasa yang digunakan oleh keluarga ini

dalam keseharian menggunakan bahasa Indonesia.

Tabel 3. Anggota keluarga Pasien

No Nama

Kedudukan dalam

Keluarga Jenis

Kel

Umur Pendi-

dikan

Pekerjaan

Keterangan

Tambahan

1. Tn. Edward Kepala Keluarga L 24 th SMP Buruh

honorer

2. Ny.Weni Istri P 22 th SMA Ibu Rumah

Tangga

3. An. Maria Anak P 9 bln - -

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 4. Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah: rumah kontrakan

Daerah perumahan: padat bersih

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 5 x 3 m2 An. Maria tinggal di rumah kontrakan

Bersama dengan kedua orangtuanya.

Rumah terdiri dari satu ruang tanpa sekat

yang digunakan sebagai ruang tidur, ruang

untuk memasak dan ruang keluarga.

Kamar mandi berada di luar rumah yang

digunakan oleh penghuni kontrakan

lainnya.

Kontrakan berukuran 5 x 3 m2, dengan

Halaman rumah : -

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3 orang

Tingkat rumah : Tidak Bertingkat

Lantai rumah: keramik

Dinding rumah: Gypsum

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 200 watt

9

Page 10: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

pencahayaan dan sirkulasi udara kurang

baik. Ketersediaan air bersih dan

pembuangan sampah keluarga cukup.

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan,elektronik peralatan RT)

- Keluarga majikan : Sebuah televisi, sebuah kompor gas, sebuah lemari es satu

pintu, sebuah setrika, dan sebuah rice cooker

c. Denah rumah

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Tempat berobat : Puskesmas dekat rumah.

b. Asuransi/Jaminan kesehatan : KJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 5. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan Angkot Pasien jika sakit berobat ke

10

Page 11: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

kesehatan Puskesmas Kelapa Gading, karena

biaya yang murah. Jarak rumah ke

puskesmas dapat dijangkau dengan

menggunakan kendaraan umum.

Pasien merasa cukup puas dengan

pelayanan kesehatan yang ada di

puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah

Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan dua atau tiga kali sehari. Menu

makanan biasanya terdiri satu lauk dan sayur, terkadang diselingi dengan ayam,

ikan, atau daging. Ny. Weni kadang memasak namun lebih sering hanya

membeli lauk di warung nasi.

Pasien masih mengonsumsi ASI dan ditambah dengan susu formula serta

makan nasi tim. Waktu makan pasien biasanya dua kali sehari dan kadang

diselingi dengan biskuit. Menurut ibu pasien pola makan pasien tidak teratur

karena pasien sering tidak mau makan.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Keluarga pasien tidak menerapkan pola gizi seimbang. Jenis makanan yang

dikonsumsi keluarga bergantung kepada selera makan saja, tidak bergantung pada

pola gizi. Pasien masih mengonsumsi ASI dan ditambah susu formula. Sedangkan

untuk makanan pasien biasanya diberikan bubur tim bayi dalam kemasan, dan

kadang diselingi oleh biskuit.

Tabel 6. Food Recall Pasien dalam 3 hari

11

Page 12: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

HARI WAKTU MAKANAN

Senin

Pagi ASI + Bubur Tim Instan (5 suap)

Selingan Biskuit (3 keping)

Siang ASI + Bubur Tim Instan (4 suap)

Selingan Susu Formula + Buah Pisang

Malam ASI

Rabu

Pagi ASI + Bubur Tim Instan (5 suap)

Selingan Buah Pisang

Siang ASI + Bubur Tim Instan (5 suap)

Selingan Susu Formula

Malam ASI + Biskuit (1 keping)

Sabtu

Pagi ASI + Bubur Tim Buatan Sendiri (5 suap)

Selingan Biskuit (2 keping)

Siang ASI + Bubur Tim Instan (6 suap)

Selingan Susu Formula

Malam ASI + Biskuit (2 keping)

Interpretasi terhadap food recall pasien:

Pasien sering tidak menghabiskan makanannya. Makanan yang dikonsumsi

pasien kurang bervariasi.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

12

Page 13: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Hubungan kedua orangtua pasien cukup baik. Kerukunan terjalin baik antar

anggota keluarga.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Penghasilan Tn. Edward yang pas-pasan seringkali menjadi kendala bagi

keluarga. Hal ini memberi pengaruh kepada pola makanan yang disediakan oleh

ibu pasien. Orangtu pasien terbilang masih muda, sehingga kadang kurang

matang dalam mengambil keputusan. Kurangnya pengetahuan orangtua pasien

tentang penyakit yang dialami pasien.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga:

Keluarga terdiri atas 1 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama

Tn. Edward berusia 24 tahun dan istri bernama Ny. Weni berumur 22 tahun yang

merupakan orangtua pasien An. Maria. Bentuk keluarga pasien adalah keluarga inti

(nuclear family).

2. Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. Zulfikar dan Ny.Yanti termasuk ke dalam Tahap

keluarga sedang mengasuh anak.

Tn. Edward adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Weni, mereka

mempunyai 1 orang anak yang bernama Maria yaitu pasien.

3. Family map (gambar)

13

Page 14: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

: pasien

: tinggal serumah

: hubungan pernikahan

: garis keturunan

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga :

Dalam struktur keluarga pasien, keluarga tersebut termasuk dalam status ekonomi

pasien menengah ke bawah. Beberapa kebutuhan keluarga ini tidak bisa terpenuhi

secara maksimal. Sehingga kebutuhan akan gizi seimbang pasien tidak terpenuhi.

2. Masalah dalam fungsi biologis :

Secara umum kedua orangtua pasien dalam keadaan sehat, tidak terdapat gejala-gejala

terjadinya penyakit menular maupun penyakit lainnya pada keluarga tersebut, kecuali

An.Maria (pasien) yang diketahui menderita gizi kurang. Pola makan pasien yang

menunjang faktor resiko terjadinya gangguan kekurangan gizi.

14

Page 15: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

3. Masalah dalam fungsi psikologis:

Hubungan kekeluargaan di antara anggota keluarga Tn. Edward terjalin baik, begitu

juga dengan hubungan keluarga Tn. Edward dengan pasien. Kedua orangtua pasien

sangat menyayangi pasien.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:

Sumber penghasilan utama keluarga pasien adalah gaji Tn. Edward yang bekerja

honorer dengan gaji rata-rata Rp. 1.000.000. Uang tersebut dirasakan sangat kurang

untuk membayar sewa kontrakan dan untuk kebutuhan lainnya.

5. Masalah lingkungan :

Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk

dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan sekitar

tempat tinggal tergolong cukup bersih. Terdapat selokan yang masih mengalir dengan

baik di sekitar tempat tinggal. Pembuangan sampah dikumpulkam pada tempat

pembuangan sementara yang ada disekitar tempat tinggal keluarga. Sumber air bersih

keluarga berasal dari air PAM. Pasien tinggal dirumah kontrakan yang terdiri dari 13

kamar kontrakan. Kontrakan tersebut hanya memiliki 3 kamar mandi untuk 13 kepala

keluarga yang memngontrak disana.

6. Masalah perilaku kesehatan :

Orangtua pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya. Namun

usaha dalam merubah pola makan masih kurang karena orangtua pasien sendiri

kurang mengetahui pola makan seimbang dan keadaan ekonomi yang mempengaruhi

jenis makanan yang dikonsumsi.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Kedatangan orangtua pasien ke Puskesmas adalah untuk imunisasi pasien,

namun setelah ditimbang berat badan pasien kurang untuk anak seusianya. Menurut

orangtua pasien tidak ada penyakit yang diderita anaknya selama ini. Orangtua pasien

berharap setelah dari Puskesmas berat badan anaknya dapat naik dan tidak

kekurangan gizi lagi. Orangtua pasien khawatir jika anaknya tidak dipantau gizinya

akan menganggu pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

15

Page 16: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan alloanamnesa dengan kedua orangtua pasien didapatkan adanya

keluhan berat badan anaknya yang kurang untuk anak seusianya. Sedangkan dari

pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksan fisik didapatkan :

Tanda-tanda vital dalam batas normal. Sedangkan untuk status gizi didapatkan:

BB : 6 Kg

TB : 64 cm

BB/U : -2SD

BB/PB : -2SD

PB/U : -2SD

Kesan : Gizi kurang

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

Pola makan pasien, pasien sulit untuk diberi makan sehingga orangtua pasien

sering merasa kewalahan. Hal ini membuat ibu pasien terkadang malas untuk

membuat bubur untuk anaknya, sehingga kerap memberikan bubur instan dan biskuit.

Pasien juga sering tidak menghabiskan makanannya. Penghasilan kepala keluarga

yang pas-pasan merupakan masalah yang dirasakan oleh keluarga ini.

Sebelum datang ke Puskesmas orangtua pasien menganggap anaknya kurus

merupakan keturunan dari mereka. Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan

orangtua pasien tidak khawatir akan kondisi anaknya.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Hubungan keluarga pasien cukup baik. Tidak ada masalah antara kedua

orangtua pasien. Pasien merupakan anak yang diharapkan. Saat masih di dalam

kandungan ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Tidak ada

masalah dalam kehamilan maupun persalinannya. Jika ada anggota keluarga yang

sakit, keluarga ini memeriksakan dirinya ke Puskesmas, hanya jika sakit dianggap

cukup parah. Jika merasa tidak parah mereka mengatasi keluhannya dengan

meminum obat warung saja.

16

Page 17: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Tempat tinggal pasien berada di lingkungan padat penduduk. Pasien tinggal di

bangunan kontrakan bersama 13 kepala keluarga lainnya, dengan kamar mandi yang

dipakai bersama-sama dengan penghuni lainnya.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik

didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala 5, yaitu dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.

E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan

Aspek

personal

Memberikan edukasi pada orang tua

pasien serta motivasi terhadap

pentingnya pengawasan pertumbuhan

dan perkembangan anak, menjaga pola

makan sesuai dengan kebutuhan dan

gizi

Orangtua

pasien

Pada saat

kunjungan

ke

puskesmas

Orangtua pasien tahu keadaan pasien

Orangtua pasien tidak khawatitr

terhadap penyakitnya

Pasien dapat sembuh

Aspek

klinik

Gizi kurang : Memberikan edukasi

mengenai gizi seimbang untuk balita.

Beri Asi setiap kali bayi menginginkan

Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam /kacang hijau/ santan/ minyak pada bubur nasi

Beri bubur nasi 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:6 bulan : 6 sendok makan, 7 bulan : 7 sendok makan, 8 bulan : 8 sendok makan, 9 bulan : 9 sendok makan, 10 bulan : 10 sendok makan, 11 bulan : 11 sendok makan

Beri makanan selingan 2 kali sehari diantaranya waktu makan seperti bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya

Beri buah-buahan atau sari buah

Orangtua

pasien

Pada saat

kunjungan

ke

puskesmas

berat badan pasien bisa bertambah,

sehingga status gizi pasien berubah

dengan cara mengubah pola makannya.

17

Page 18: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Aspek

risiko

internal

Pola makan :

Memberikan edukasi kepada orang tua

untuk merubah pola makan:

Atur waktu pemberian makanan

Buat suasana makan yang

menyenangkan

Ekonomi :

Memotivasi orangtua pasien untuk

mencari sumber pendapatan lain.

Orangtua

Pasien

Saat

kunjungan

ke rumah

pasien

Pasien bisa mendapatkan pola makan

seimbang sehingga kebutuhan gizi

pasien terpenuhi. Orangtua pasien bisa

mendapatkan penghasilan sampingan.

Aspek

psikososial

keluarga

Memberikan edukasi mengenai rumah

yang sehat

Orangtua

pasien

Saat

kunjungan

ke rumah

pasien

Orangtua pasien mengerti mengenai

rumah yang sehat

Aspek

fungsional

Menyarankan orangtua pasien untuk

dapat memepertahankan kesehatan

pasien, seperti mengikuti pola makan

seimbang

Orangtua

Pasien

Saat

kunjungan

ke rumah

pasien

Kondisi tubuh pasien lebih sehat.

F. Analisa Kasus

1. Aspek Personal

Pasien datang diantar ibunya ke Puskesmas karena berat badannya kurang

untuk anak seusianya. Dengan rencana penatalaksanaan menjelaskan pada pasien

bahwa pasien mengalami gizi kurang, menjelaskan pada orangtua pasien bahwa

tidak usah khawatir pada penyakitnya, karena keadaan ini bisa diperbaiki jika

mengikuti saran-saran dokter dan konsultan gizi yang ada di Puskesmas. Hasil

yang diharapkan setelah dilakukannya penatalaksanaan tersebut adalah orangtua

pasien tahu penyakitnya, tidak khawatir terhadap penyakitnya, dan pasien dapat

sembuh.

2. Aspek Klinik

Dari hasil alloanamnesa didapatkan bahwa pasien mengalami gizi kurang.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital normal.

BB : 6 Kg

18

Page 19: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

TB : 64 cm

BB/U : -2SD

BB/PB : -2SD

PB/U : -2SD

Kesan : Gizi kurang

Rencana penatalaksanaannya adalah

Gizi kurang : Memberikan edukasi mengenai gizi seimbang untuk balita,

yaitu:

o Beri Asi setiap kali bayi menginginkan

o Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam

/kacang hijau/ santan/ minyak pada bubur nasi

o Beri bubur nasi 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur:

6 bulan : 6 sendok makan, 7 bulan : 7 sendok makan, 8 bulan : 8 sendok

makan, 9 bulan : 9 sendok makan, 10 bulan : 10 sendok makan, 11 bulan

: 11 sendok makan

o Beri makanan selingan 2 kali sehari diantaranya waktu makan seperti bubur

kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya

o Beri buah-buahan atau sari buah

Hasil yang diharapkan adalah berat badan pasien bisa bertambah, sehingga

status gizi pasien berubah dengan cara mengubah pola makannya.

3. Aspek Internal

Pola makan pasien, pasien sulit untuk diberi makan sehingga orangtua

pasien sering merasa kewalahan. Hal ini membuat ibu pasien terkadang malas

untuk membuat bubur untuk anaknya, sehingga kerap memberikan bubur instan

dan biskuit. Pasien juga sering tidak menghabiskan makanannya. Penghasilan

kepala keluarga yang pas-pasan merupakan masalah yang dirasakan oleh

keluarga ini.

Sebelum datang ke Puskesmas orangtua pasien menganggap anaknya kurus

merupakan keturunan dari mereka. Kurangnya pengetahuan ini menyebabkan

orangtua pasien tidak khawatir akan kondisi anaknya.

Rencana penatalaksanaannya adalah

19

Page 20: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Pola makan :

o Menganjurkan orangtua pasien untuk memberikan pasien pola makan

yang benar.

o Memotivasi orangtua pasien untuk lebih sabar dalam memberikan

pasien makan.

Ekonomi :

o Memotivasi orangtua pasien untuk mendapatkan penghasilan

tambahan.

Diharapkan kelak selanjutnya pola makan pasien lebih teratur dan gizinya

seimbang serta orangtua pasien yang lebih sabar dalam memberikan makanan

terhadap pasien. Selain itu juga diharapkan keluarga pasien mendapatkan

penghasilan tambahan.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Hubungan keluarga pasien cukup baik. Saat masih di dalam kandungan ibu

pasien rutin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Tidak ada masalah

dalam kehamilan maupun persalinannya. Jika ada anggota keluarga yang sakit,

keluarga ini memeriksakan dirinya ke Puskesmas, hanya jika sakit dianggap

cukup parah. Jika merasa tidak parah mereka mengatasi keluhannya dengan

meminum obat warung saja.

Tempat tinggal pasien berada di lingkungan padat penduduk. Pasien tinggal di

bangunan kontrakan bersama 13 kepala keluarga lainnya, dengan kamar mandi

yang dipakai bersama-sama dengan penghuni lainnya.

Rencana penatalaksanaan adalah memberikan edukasi mengenai rumah sehat.

Sehingga diharapkan Keluarga majikan lebih memeprhatikan kesejahteraan

pasien, pasien bisa istirahat dalam masa pemulihan sakitnya dan bisa mendapat

tunjangan jika sedang sakit.

5. Aspek fungsional

Dalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu

dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.

20

Page 21: diagnosis holistik studi kasus pasien gizi kurang pada bayi kedokteran keluarga

Sehingga disarankan kepada orangtua pasien untuk dapat memepertahankan

kesehatan pasien seperti mengikuti pola makan seimbang. Dengan demikian

diharapkan kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat.

G. Prognosis

1. Ad vitam : bonam

2. Ad sanationam: bonam

3. Ad fungsionam: bonam

21