studi kasus pasien oa

23
BERKAS PASIEN A. Identitas Pasien Nama : Ny. O Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 56 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMP Agama : Islam Alamat : Jalan Bandengan Raya Gg.buntu Tanggal Berobat : 23 Desember 2012 B. Anamnesa Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 10.00 WIB 1. Keluhan Utama: Kontrol Osteoartritis 2. Keluhan Tambahan: Nyeri pada kedua lutut 3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang untuk kontrol penyakit osteoartritis yang telah dua tahun dideritanya, disertai keluhan nyeri pada kedua lutut. Pasien juga membawa hasil foto rontgen terakhir tanggal 20 November 2011 dari Rumah Sakit Umum. Pasien mengatakan bahwa dua tahun yang lalu pasien sering merasakan nyeri pada lututnya setelah berat badannya bertambah sekitar lima kilogram. Pada awalnya nyeri terasa hilang timbul, dan menjadi semakin mengganggu aktivitasnya. Akhirnya pasien melakukan pemeriksaan di rumah sakit, setelah diperiksa dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan foto rontgen 1

Upload: puspalia-pristiyanti

Post on 25-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

vdfvdfvdf

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Pasien OA

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. O

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 56 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bandengan Raya Gg.buntu

Tanggal Berobat : 23 Desember 2012

B. Anamnesa

Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 10.00 WIB

1. Keluhan Utama: Kontrol Osteoartritis

2. Keluhan Tambahan: Nyeri pada kedua lutut

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang untuk kontrol penyakit osteoartritis yang telah dua tahun dideritanya,

disertai keluhan nyeri pada kedua lutut. Pasien juga membawa hasil foto rontgen terakhir

tanggal 20 November 2011 dari Rumah Sakit Umum. Pasien mengatakan bahwa dua

tahun yang lalu pasien sering merasakan nyeri pada lututnya setelah berat badannya

bertambah sekitar lima kilogram. Pada awalnya nyeri terasa hilang timbul, dan menjadi

semakin mengganggu aktivitasnya. Akhirnya pasien melakukan pemeriksaan di rumah

sakit, setelah diperiksa dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan foto rontgen

pada lututnya. Dari hasil pembacaan foto rontgen pasien didiagnosa oleh dokter terkena

penyakit osteoarthritis.

Pasien mengatakan nyeri sendi pada kedua lututnya sudah berlangsung lama. Dan

beberapa bulan terakhir dirasakan semakin hebat, sehingga terkadang dalam menjalankan

pekerjaan sehari – hari menjadi terbatas. Satu tahun terakhir, pasien mengatakan pernah

terjatuh saat mencuci dan mencederai kakinya namun pasien tidak melakukan perawatan

khusus pada kakinya. Pasien mengatakan nyeri paling hebat dirasakan pada malam hari,

dan pagi hari mulai terasa ringan dan membaik. Nyeri sendi biasanya juga dirasakan

bertambah saat pasien melakukan pekerjaan berat dan berkurang setelah beristirahat. Kaku

sendi lebih sering dirasakan setelah beristirahat, seperti di saat pasien duduk lama yang

1

Page 2: Studi Kasus Pasien OA

menyebabkan kaku sendi biasa muncul sehingga sulit bangun dari kursi bahkan setelah

bangun tidur terutama di pagi hari. Untuk mengatasi kekakuan sendi tersebut biasanya

pasien perlu menggerakan lututnya agar tidak kaku untuk beberapa saat, kurang lebih

berlangsung lima sampai lima belas menit. Pasien juga sering merasa daerah disekitar

lutut terasa lemah dan beberapa kali pasien pernah mendengar suara gemeretak pada saat

menggerakan sendi lututnya.

Sebelum menjalani pengobatan rutin di puskesmas pasien hanya meminum obat

warung untuk penghilang rasa nyeri yang dirasakannya, namun tidak ada perubahan.

Sekarang pasien rutin berobat ke puskesmas dan terkadang ke rumah sakit umum untuk

menjalani pengobatan rawat jalan yang sudah dijalaninya selama hampir dua tahun

terakhir. Biasanya pasien mendapatkan obat minum berupa penghilang rasa nyeri dan

vitamin.

Dokter juga memberitahukan agar pasien menjaga pola makan dengan baik dan

dianjurkan untuk mengusahakan menurunkan berat badan serta melakukan olahraga

ringan seperti berjalan untuk mengurangi kekakuan sendi. Namun pasien mengatakan

jarang melaksanakannya karena merasa lelah. Pasien mengatakan masih dapat

menjalankan pekerjaan rumah tangga dan aktivitas sehari-hari. Namun saat penyakitnya

kambuh aktivitas pasien dibantu oleh anaknya dan terkadang rasa nyeri yang muncul

sering menganggu pola tidur pasien. Pasien mengatakan sudah mengalami menopause

lima tahun yang lalu. Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat –

obatan dalam jangka panjang. Keluhan penurunan tinggi badan, demam, kemerahan,

pembengkakan dan rasa panas pada daerah lutut, disangkal.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

- Pasien mengatakan sebelumnya mengalami penyakit yang sama.

- Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus disangkal.

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

- Riwayat stroke dalam keluarga diakui.

- Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus dalam keluarga disangkal.

2

Page 3: Studi Kasus Pasien OA

6. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien tinggal bersama suami, anak kedua, menantu dan satu orang cucu.

Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari penghasilan anak dan menantu yang

tinggal satu rumah, sebesar kurang lebih Rp. 1.500.000,-/bulannya. Dan mendapat

tambahan sebesar kurang lebih Rp. 200.000,-/bulannya dari anak pertamanya.

7. Riwayat Kebiasaan:

Keluarga Ny.O mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berlemak,

gorengan dan jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk makanan sehari-hari

keluarga Ny.O sering membeli jajanan seperti bakso, gorengan. Pasien mengatakan

sering makan dalam porsi banyak dan sering, selain itu pasien terkadang sulit

mengontrol pola makannya. Pasien menyangkal riwayat penggunaan obat-obatan

tertentu jangka panjang. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minum-

minuman beralkohol. Kebiasaan merokok di dalam maupun luar rumah dilakukan oleh

menantu pasien. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak

dikerjakan oleh pasien, karena anak dan menantunya harus bekerja. Terkadang Tn.

Saleh dan Ny. Onah harus membantu mengurus cucunya. Di saat waktu luang

biasanya keluarga ini berkumpul bersama.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Sedang

2. Vital sign:

Kesadaran : Compos Mentis

Tek. Darah : 110/80 mmHg

Frek. Nadi : 82 x/menit

Frek Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,7 C

3. Status Generalis:

Kepala : Normal

Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid

Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak

3

Page 4: Studi Kasus Pasien OA

teraba membesar.

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), kekuatan otot normal.

BB : 68 Kg

TB : 152 cm

BB Ideal : (152-100) – (10 % x 52) = 46,8 kg

Status Gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 68 : 46,8 x 100 %

= 145,2 % (BB berlebih)

IMT : (BB : TB (m2)) = 68 : 2,310 = 29,4

4. Status lokalis : (kedua lutut)

Inspeksi : Tidak tampak tanda peradangan.

Palpasi : Teraba krepitasi saat lutut fleksi dan ekstensi, gerakan terbatas,

nyeri tekan (-).

D. Pemeriksaan Penunjang

Foto roentgen (tanggal 20 November 2011) sendi lutut tampak pembentukan osteofit.

Kesan : osteoartritis

Hasil Laboratorium (tanggal 20 November 2012)

GDS : 130 mg/dl,

Kolesterol : 210 mg/dl

BERKAS KELUARGA

4

Page 5: Studi Kasus Pasien OA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga: Suami pasien bernama Tn. Saleh berusia 68 tahun

b. Identitas Pasangan: adalah pasien bernama Ny. Onah berusia 56 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah

No Nama

Kedudukan

dalam Keluarga Gender Umur Pendi-

dikan

Pekerjaan

Keterangan

Tambahan

1. Tn. Saleh Kepala Keluarga L 68 th SMA Pensiun Pemilik rumah

2. Ny. Onah Istri P 56 th SMP Ibu rumah

tangga

Pasien

3. Ny. Nita Anak Kedua P 29 th D3 Buruh Anak yang

menumpang

dirumah

4. Tn. Hayat Menantu L 34 th SMK Wiraswasta Suami anak kedua

(menantu)

5. An. Yopi Cucu kedua L 10 th SD

kelas 4

Pelajar Cucu dari anak

kedua

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

5

Page 6: Studi Kasus Pasien OA

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri

Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 6 x 6 m2 Keluarga Ny. Onah mempunyai rumah

milik sendiri dengan lingkungan yang

kumuh. Namun ketersediaan air bersih

dan jamban keluarga cukup baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang

Luas halaman rumah: (Tidak terdapat halaman)

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari: Semen

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 200 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

6

Page 7: Studi Kasus Pasien OA

b. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT)

- 2 buah sepeda motor

- 1 buah televisi

- 1 buah kipas angin

- 2 handphone

- 1 kompor gas ( tabung 3 kg)

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit Umum.

b. Balita: KMS (-)

c. Asuransi/Jaminan kesehatan: -

7

Denah Rumah

Kamar

mandiRua

ng tidur II

Ruang tidur I

Dapur

Ruang Makan

Ruang Tamu

Keterangan:

: Pintu

: Jendela

: Tempat mencuci baju

pasien

Page 8: Studi Kasus Pasien OA

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3 Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan

kesehatan

Angkot atau kendaraan

pribadi (motor)

Pasien jika sakit berobat ke

puskesmas. Karena biaya yang

murah dan jarak yang tidak

terlalu jauh dari rumah, sehingga

dapat ditempuh dengan naik

angkot atau naik sepeda motor

menuju puskesmas. Dan pasien

juga merasa cukup puas dengan

pelayanan kesehatan yang ada di

puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah

Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah tidak menentu.

Menu makanan yang paling disukai adalah makanan yang berlemak, gorengan dan

jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk makanan sehari-hari keluarga Tn.

Saleh sering membeli jajanan seperti bakso, gorengan. Pasien mengatakan sering

makan dalam porsi banyak dan sering. Keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah jarang

mengkonsumsi ikan.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah tidak memperhatikan pola gizi seimbang

dari yang mereka makan, karena pengetahuan yang kurang tentang makanan

dengan gizi seimbang.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pasien rutin memeriksakan kesehatannya sehingga memudahkan

menyelesaikan masalah kesehatan Ny. Onah (pasien).

8

Page 9: Studi Kasus Pasien OA

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta yang

aktif dari seluruh anggota keluarga terutama anak-anak pasien yang sudah

dewasa dalam merawat dan memperhatikan pasien. Peran keluarga pada saat

ini kurang memperhatikan keadaan kesehatan pasien terutama dalam mengawasi

pola makan dan aktivitas yang dilakukan pasien dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari. Karena keduanya akan sangat membantu dalam meminimalkan kerja

sendi yang berlebihan sehingga dapat menghindari hal-hal yang dapat

memperburuk keadaan pasien. Selain itu keluarga pun dituntut untuk selalu

memberi dukungan dan selalu mengingatkan pasien agar meminum obat

secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh

terhadap anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan. Namun

pada saat ini peran keluarga sangat kurang. Selain itu pasien tidak memiliki kartu

asuransi kesehatan yang dapat meringankan biaya pengobatan.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga:

Keluarga terdiri atas 4 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn.

Saleh berusia 68 tahun yang merupakan suami pasien Ny. Onah berusia 56 tahun yang

menderita Osteoartritis. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family )

dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak produktif.

2. Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah termasuk ke dalam beberapa

tahap diantaranya :

- Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)

- Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching

Family)

- Tahap keluarga dengan anak-anak ( The Family with Young Children )

Tn Saleh adalah sebagai kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Onah

(pasien), mereka mempunyai 2 orang anak. Anak pertama bernama Tn. Tama menikah

dengan Ny. Ratna dan telah mempunyai Satu orang anak yang bernama An. Titin,

mereka telah memiliki rumah sendiri. Anak kedua bernama Ny. Nita menikah dengan

9

Page 10: Studi Kasus Pasien OA

Tn. T37 th

Ny.R36 th

Tn.H34 th

Ny.N29 th

An.T14 th

An.Y10 th

Tn. S68 th

Ny.O56 th

Sudah meninggal saat berusia 70 th karena stroke

Sudah meninggal saat berusia 62 th karena usia tuaSudah meninggal

saat berusia 72 thKarena usia tua

Sudah meninggal saat berusia 71th karena usia tua

Tn. Hayat dan telah mempunyai satu orang anak bernama An. Yopi, mereka tinggal

bersama Tn. Saleh dan Ny. Onah.

3. Family map (gambar)

10

Keterangan :

: Pasien / penderita

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal satu rumah

: Meninggal

Page 11: Studi Kasus Pasien OA

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga kepala keluarga

adalah suami pasien yang berusia lansia yang sudah pensiun dan pasien sebagai

seorang ibu rumah tangga. Satu anak beserta menantu dan cucu yang tinggal

serumah dengan pasien sibuk dengan urusannya masing-masing, untuk waktu

bekerja mereka biasanya berangkat pagi dan pulang pada sore harinya sehingga

komunikasi kurang terjalin dengan baik. Terkadang pasien beserta suaminya yang

harus mengasuh cucunya sedangkan jarang ada waktu untuk berkumpul dengan orang

tuanya. Namun hubungan keluarga yang terjalin diantara satu sama lain cukup baik.

2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita penyakit osteoarthritis,

Pasien masih dapat beraktivitas meskipun terkadang terasa nyeri pada lututnya

sehingga terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi pada lututnya. Pasien sudah

mengalami menopause lima tahun yamg lalu. Tidak ada riwayat penyakit yang sama

pada anggota keluarga lain.

3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang istri yang sibuk

mengurus keluarganya . Pasien juga seorang ibu rumah tangga. Walaupun masih ada

anak pasien yang tinggal satu rumah dengan pasien, tapi anak-anak memiliki

kesibukan sendiri sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga

dinilai kurang akibat kurang adanya saling bantu dalam menjalankan pekerjaan

sehari-hari yang hanya terpusat pada pasien.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan

utama pada keluarga adalah dari anak kedua dan menantu, yang terkadang mendapat

uang tambahan dari anak pertama. Untuk biaya kesehatan, pasien tidak memiliki

kartu jaminan kesehatan sehingga pemenuhan kebutuhan pasien kurang terpenuhi

dengan baik sedangkan pasien harus rutin untuk berobat.

5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah kurang baik. Kebersihan lingkungan kurang

terjaga.

6. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga kurang mengerti akan pentingnya

11

Page 12: Studi Kasus Pasien OA

kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola

makan dan gaya hidup kurang diperhatikan.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang berobat ke Puskesmas karena jarak yang dekat dan biaya yg

murah serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien

rutin datang berobat dan meminum obat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan

dapat berkurang dengan bantuan pengobatan dokter di puskesmas. Namun terkadang

pasien mengabaikan anjuran dokter. Pasien menyadari bahwa mempunyai

keterbatasan fisik karena penyakit yang diderita dan masih ada kekhawatiran dalam

diri pasien akan penyakitnya yang akan menghambat di masa tuanya akibat

terbatasnya aktivitas yang pasien lakukan.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Diagnosis kerja : osteoarthritis.

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien)

Untuk kesehariannya pasien sering lupa mengontrol makanan yang

dikonsumsinya. Pasien juga masih sering mengkonsumsi makanan - makanan

berlemak, gorengan (tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita Osteoartritis).

Pasien juga malas berolahraga ringan seperti berjalan pagi, yang sebenarnya

bermanfaat untuk melatih persendian pasien agar tetap berfungsi baik. Selain itu

pasien masih melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat sehingga sering

menambah rasa sakit lututnya. Pasien rutin memeriksakan penyakitnya juga meminum

obat, namun pasien masih sering tidak mengikuti nasihat dokter yang berguna untuk

pemulihan penyakitnya.

12

Page 13: Studi Kasus Pasien OA

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang

mengingatkan untuk menjaga pola makan dan mendukung program penurunan berat

badan, serta kurang membatasi pekerjaan berat yang masih sering dilakukan pasien

seperti mengangkat ember air, gerakan dari berdiri ke jongkok, yang dapat

meningkatkan beban pada sendinya dan memperburuk penyakitnya. Selain itu

keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan.

Keluarga ini tidak memiliki kartu asuransi kesehatan.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di

dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien. Namun ketika penyakitnya kambuh, pekerjaan rumah tangga dibantu oleh anak dan menantunya yang tinggal satu rumah dengan pasien. Olahraga jalan santai jarang dilakukan pasien.

E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Biaya Keterangan

Aspek personal

-Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin kontrol berobat dan mengikuti saran dokter untuk kesembuhan penyakitnya.

- Menjelaskan bahwa penyakit osteoartritis adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan fungsi sendi yang berhubungan dengan aktivitas, maupun proses penuaan yang biasanya menyerang sendi besar seperti (panggul,tulang belakang).

Pasien Pada saat kunjungan ke puskesmas

-Pasien menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah.

-Pasien mengetahui tentang penyakitnya, dan pasien tidak terlalu khawatir akan penyakit osteoartritisnya, karena pasien tetap dapat beraktivitas namun harus menghindari aktivitas yang

Rp. 3000,-

13

Page 14: Studi Kasus Pasien OA

terlalu berat seperti mengangkat ember, gerakan dari berdiri ke jongkok.

Aspek klinik -Memberikan obat osteoartritis golongan OAINS Diclofenac Na, dosis 75 mg/hr tablet minum 2 x 1 setiap hari diminum pagi dan malam setelah makan. Danpemberian vitamin untuk sendi 2x1 kapsul/hr sesudah makan.

-Menjelaskan fungsi obat yang bekerja menurunkan kerusakan dan memelihara kesehatan sendi, mengurangi rasa nyeri, serta pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya efek samping obat akibat pemakaian jangka panjang.

-Menjelaskan pada pasien selain dengan obat, dapat dilakukan pengompresan hangat untuk membantu meredakan nyeri lutut.

-Menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan foto rontgen sendi lutut ulang, dan menjalani terapi rehabilitasi (fisioterapi) dengan teratur, kontrol kembali

ke dokter.

Pasien Pada saat kunjungan ke puskesmas sesuai jadwal kontrol berobat.

-Pasien mengalami perbaikan untuk rasa sakit pada sendi lutut .

- Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan serta mencegah komplikasi.

-Mengurangi rasa nyeri sendi lutut.

-Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan pemulihan.

Rp. 3000,-

Rp. 50.000,-

Aspek risiko internal

-Memberi edukasi pada pasien untuk merubah pola makan, makan dalam porsi kecil tapi sering, makanan yang berkalsium (susu, teri,

Pasien dan

keluarga

Pada saat kunjungan ke rumah

-Pasien menghindari makanan berlemak.

Rp. 30.000,-

14

Page 15: Studi Kasus Pasien OA

sayuran hijau, buah-buahan).

-Edukasi untuk menurunkan berat badan dengan berpuasa atau membatasi asupan lemak,menganjurkan untuk berolahraga ringan secara teratur seperti jalan santai setiap hari saat sendi lutut tidak nyeri dan kaku .

-Menyarankan untuk mengurangi melakukan aktivitas berat seperti mengangkat ember air atau cucian, melakukan gerakan dari berdiri ke jongkok yang terlalu sering dan mengikuti saran dokter.

-Tercapainya penurunan berat badan ideal untuk meminimalkan beban pada sendi .

-Mengurangi resiko timbulnya nyeri lutut.

Aspek psikososial keluarga

-Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik dan mendukung penurunan berat badan pasien .

-Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan pasien.

-Memberi penyuluhan akan pentingnya kesehatan dan menganjurkan mendaftar untuk menggunakan kartu asuransi kesehatan.

Pasien dan

keluarga

Pada saat kunjungan ke rumah

-Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien.

-Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien.

-Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat . dan memiliki kartu asuransi atau jaminan kesehatan agar mendapat

Rp. 30.000,-

15

Page 16: Studi Kasus Pasien OA

keringanan untuk berobat.

Aspek fungsional

-Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankannya pada pasien.

Pasien dan

keluarga

Pada saat kunjungan kerumah

Kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, meringankan gejala penyakit, serta melatih persendian pasien agar tetap dapat menjalani hidup aktif setiap hari .

Rp. 30.000,-

F. Prognosis

1. Ad vitam: ad bonam

2. Ad sanasionam: dubia ad bonam

3. Ad fungsionam: dubia ad bonam

16