studi kasus pasien gea

29
STUDI KASUS PASIEN GASTROENTERITIS AKUT PADA DEWASA BERDASARKAN PENDEKATAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KOJA PERIODE 26 MEI – 29 JUNI 2014 Oleh : Yudith Kattiarni Aisyah 110.2009.307 Pembimbing dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Upload: ririn-primarini

Post on 07-Feb-2016

120 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

gastritis akut

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Pasien Gea

STUDI KASUS PASIEN

GASTROENTERITIS AKUT PADA DEWASA

BERDASARKAN PENDEKATAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

DI PUSKESMAS KECAMATAN KOJA

PERIODE 26 MEI – 29 JUNI 2014

Oleh :

Yudith Kattiarni Aisyah

110.2009.307

Pembimbing

dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

2014

Page 2: Studi Kasus Pasien Gea

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Studi Kasus dengan judul “STUDI KASUS PASIEN GASTROENTERITIS AKUT

PADA DEWASA BERDASARKAN PENDEKATAN ILMU KEDOKTERAN

KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KOJA Periode 26 Mei – 29 Juni 2014”

telah disetujui untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas kepaniteraan

Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

YARSI.

Jakarta, Mei 2014

Pembimbing,

dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK

Page 3: Studi Kasus Pasien Gea

KATA PENGANTAR

Assalamua`alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan

terselesaikannya Laporan Studi Kasus Pasien yang berjudul STUDI KASUS PASIEN

GASTROENTERITIS AKUT PADA DEWASA BERDASARKAN PENDEKATAN

ILMU KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KOJA Periode

26 Mei – 29 Juni 2014.

Tujuan penulis menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan

Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

Yarsi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK selaku Kepala Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat, staf pengajar, dan dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

2. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

3. dr. Citra Dewi, M.Kes selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi

masukan yang bermanfaat.

4. dr. Dini Widianti, MKK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

5. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, MKes staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

6. dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

7. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

8. dr. Fathul Jannah, M.Si selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Page 4: Studi Kasus Pasien Gea

9. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

10. Rifqatussa'adah, SKM, M.Kes selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

11. dr. Yusnita selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

12. dr. Erlinawati, M.PH selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

13. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Koja

14. Orang tua dan Keluarga tercinta yang selalu memberika doa, restu, semangat dan

motivasi.

15. Seluruh Rekan Sejawat Fakultas Kedokteran YARSI yang telah bekerja sama

dalam menyusun laporan ini.

Page 5: Studi Kasus Pasien Gea

BAB I

LAPORAN KASUS

I. BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. D

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 21 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Alamat : Jalan Sindang, Koja

Tanggal Berobat : 28 Mei 2014

B. Anamnesis

Dilakukan secara Autoanamnesa pada tanggal 28 Mei 2014 pukul 11.30 WIB di

Puskesmas Kecamatan Koja.

1. Keluhan Utama: Mencret sejak 2 hari yang lalu.

2. Keluhan Tambahan: Mual dan muntah 1x

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Seorang pasien wanita berusia 21 tahun datang ke Poli Umum Puskesmas Koja pada

tanggal 28 Mei 2014 dengan keluhan BAB encer. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang lalu.

Sejak 2 hari yang lalu pasien BAB sebanyak 5x dalam sehari. BAB encer dengan ampas

Page 6: Studi Kasus Pasien Gea

tanpa lendir dan darah. Pasien merasakan sakit pada perutnya, sakit pada perut dirasakan

melilit. Pasien mengeluhkan mual dan muntah 1x. Pasien merasa badannya lemas dan kepala

terasa pusing. Nafsu makan pasien menurun, pasien tidak mau makan karena mengeluhkan

perutnya sakit. Riwayat memakan makanan jajanan luar di akui oleh pasien. BAK normal.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

Diakui pasien, pasien pernah mengalami hal yang sama sekitar 3 bulan yang lalu.

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

- Tidak ada keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama.

6. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien merupakan seorang Ibu Rumah Tangga yang dinafkahi oleh suami pasien yang

bekerja sebagai karyawan. Penghasilan tetap suami pasien adalah Rp 2.500.000 perbulan

yang dikatakan cukup untuk membiayai kehidupan sehari hari. Saat ini pasien tinggal

berdua dengan suaminya. Untuk kebutuhan lainnya seperti saat sakit. Pasien hanya

mengandalkan pengobatan yang terjangkau seperti di PUSKESMAS.

Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang aktif dalam bergaul di lingkungan

tempat tinggalnya. Pasien sering terlibat di dalam berbagai kegiatan seperti pengajian

rutin, serta membantu menyiapkan makanan untuk para bapak-bapak yang kerja bakti di

sekitar tempat tinggalnya.

7. Riwayat Kebiasaan

Pasien memiliki pola makan yang teratur, dalam 1 hari pasien makan 3 kali dengan

porsi yang cukup. Pasien sehari-harinya memasak sendiri. Namun jika pasien merasakan

badannya kurang sehat, pasien akan membeli makanan jajanan luar rumah. Makanan yang

biasa dikonsumsi adalah nasi, sayur, tahu, tempe, ikan, dan ayam.

Page 7: Studi Kasus Pasien Gea

Keluarga pasien, kurang menyukai olahraga, karena sudah merasa lelah dengan

aktifitas sehari-harinya. Untuk beribadah shalat diakui pasien keluarganya melaksanakan

sesuai ajaran agama Islam dengan melaksanakannya dalam 5 waktu.

Dalam satu bulan pasien menabung sebanyak Rp.50.000-Rp.75.000 yang digunakan

untuk keperluan mendadak seperti memperbaiki perabotan yang rusak.

Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).

1. Pada tanggal 25 Mei 2014

- Pagi : 2 potong tempe goreng dan 1 gelas air putih

- Siang : jajan diluar rumah (1 piring siomay)

- Malam : Sepiring nasi dengan semangkuk sayur bayam dan oseng tempe, 2

gelas air putih

2. Pada tanggal 26 Mei 2014

- Pagi : 1 potong singkong goreng, 1 gelas teh manis.

- Siang : jajan diluar rumah (sepiring nasi goreng)

- Malam : semangkuk mie instan, 2 gelas air putih

3. Pada tanggal 27 Mei 2014

- Pagi : Semangkuk Bubur Ayam, 2 gelas air putih.

- Siang : jajan diluar rumah (semangkuk mie ayam dan 1 teh botol)

- Malam : semangkuk mie instan, 2 gelas air putih

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

2. Vital sign

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4M6V5

Tek. Darah : 110/60 mmHg

Frek. Nadi : 80 x/menit

Frek. Pernapasan : 22 x/menit

Page 8: Studi Kasus Pasien Gea

Suhu : 36,5 C

3. Status Generalis :

Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Mulut : lidah tidak kotor, tonsil T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB

Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Datar, simetris, tidak terdapat linea nigra dan striae gravidarum,

bising usus (+) meningkat, nyeri tekan epigastrium (+) hepar dan

lien tidak teraba, turgor kulit normal.

Ekstremitas : - Superior : Sianosis (-/-)

Edema (-/-)

- Inferior : Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

5. Status neurologis:

pupil bulat, isokor, 3mm/3mm, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tak

langsung +/+, Tanda rangsang meningeal tidak diperiksa

Nervus kranialis kesan normal,

Refleks fisiologis 5555 5555

5555 5555

Refleks patologis - -

- -

6. Status Gizi

BB : 55 kg

TB : 153 cm

Page 9: Studi Kasus Pasien Gea

IMT KATEGORI

< 18,5 Berat badan kurang

18,5 – 24,9 Berat badan normal

≥ 25.00 Kelebihan berat badan

25,00 – 29,9 Pre-obesitas

30,00-34,99 Obesitas kelas I

35,00-39,00 Obesitas kelas II

≥ 40,00 Obesitas kelas III

Sumber :Klasifikasi Obesitas menurut WHO

Ny.D : BB (kg) : TB (m)2 = (55 kg) : (1,53 m)2 = 23,49 (Berat Badan Normal)

D. Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap

II. BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga: Tn. I berusia 23 tahun

b. Identitas Pasangan: Ny. D berusia 21 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah

No Nama Kedudukan

dalam Keluarga

Gender Umur Pendidikan

Terakhir

Pekerjaan Keterangan Tambahan

1. Tn. I Suami L 23 th SMA Karyawan 2.500.000 /bulan

2. Ny. D Isteri P 21 th SMA Ibu -

Page 10: Studi Kasus Pasien Gea

Rumah

Tangga

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : milik sendiri

Daerah perumahan : padat bersih

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 4 x 5 m2 Ny.D tinggal bersama suaminya.

Rumah Ny.D mempunyai rumah yang

kurang kriteria rumah sehat, karena

kurangnya tersedianya ventilasi di

dalam rumah dan jarak antar rumah

yang sangat berdempetan

menyebabkan kesan ventilasi kurang

baik dan cenderung pengap. Selain itu

kebersihan didalam rumah, dengan tata

letak barang-barang yang berantakan,

namun masih terdapat ketersediaan air

bersih dan jamban keluarga.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 2 orang

Luas halaman rumah: tidak ada, langsung jalan

gang rumah.

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari: semen tertutup karpet plastic

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 1000 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

Page 11: Studi Kasus Pasien Gea

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan rumah

tangga)

- satu buah sepeda motor

- satu buah televisi 21 inch

- satu buah rice cooker

- dua buah kipas angin

- satu buah kompor gas

- satu buah setrikaan

- dua buah handphone

Page 12: Studi Kasus Pasien Gea

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a) Tempat berobat : Puskesmas dekat rumah.

b) Asuransi/Jaminan kesehatan: BPJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)

Tabel 3 Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan

kesehatan

Jalan kaki atau motor Pasien jika sakit berobat ke

Puskesmas. Karena biaya yang

murah dan jarak yang tidak

terlalu jauh dari rumah, sehingga

dapat ditempuh dengan jalan kaki

atau naik sepeda motor menuju

puskesmas. Pasien merasa cukup

puas dengan pelayanan kesehatan

yang ada di puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah

Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan

1. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan :

Keluarga Ny.D makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Menu makanan

yang diterapkan dalam waktu makan mereka tidak pernah menentu. Menu

makanan mereka paling sering hanya makan nasi dengan lauk tahu atau tempe,

ikan beserta sayuran. Untuk makan ayam dan daging sangat jarang. Adapun

makanan yang dimakan oleh keluarga Tn.I dimasak sendiri oleh Ny.D. Keluarga

Tn.I jarang mengkonsumsi buah-buahan dan susu. Keluarga Tn.I selalu

membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta

merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.

Page 13: Studi Kasus Pasien Gea

b. Menerapkan pola gizi seimbang :

Keluarga Tn.I masih belum menerapkan pola gizi seimbang kepada seluruh

anggota keluarga karena keterbatasan ekonomi. Sehingga keluarga ini jarang

mengkonsumsi buah-buahan dan susu terutama bagi Ny.D yang sedang menjalani

program untuk memiliki anak.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pasien mengaku sadar akan penyakit yang dideritanya sehingga pasien

mengatakan akan mengubah pola jajan makanan luar, minum obat secara teratur

dan berobat ke dokter. Keluarga mendukung keputusan pasien tersebut dan

keluarga pasien tidak keberatan untuk mengantar pasien ke Puskesmas. Pasien

juga sering diingatkan untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman yang

akan dikonsumsi.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Ny.D tinggal bersama suaminya. Rumah Ny.D tidak memenuhi kriteria rumah sehat,

karena kurangnya jumlah ventilasi di dalam rumah dan jarak antar rumah yang berdempetan

menyebabkan kesan ventilasi kurang baik dan cenderung pengap. Selain itu kebersihan

didalam rumah kurang terjaga, dan tata letak barang-barang yang berantakan.

Pola konsumsi makanan pada keluarga Ny.D masih kurang baik, dengan diakuinya

jarang makan buah-buahan, dan suka membeli jajanan makanan dan minuman diluar rumah.

Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta yang aktif

dari seluruh anggota keluarga terutama suami pasien yaitu dalam hal memperhatikan pasien.

Peran keluarga pada saat ini kurang memperhatikan keadaan kesehatan pasien terutama

dalam mengawasi pola makan dan mengurangi kebiasaan jajan.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga :

Bentuk keluarga ini adalah (nuclear family) yaitu keluarga inti yang mana

terdiri dari bapak, ibu.

Page 14: Studi Kasus Pasien Gea

2. Tahapan siklus keluarga :

Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall

(1985) dan Friedman (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap

keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)

3. Family Map

Gambar 4. Family Map Keluarga Ny.D

Keterangan:

C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga

Dalam struktur keluarga, pasien istrinya. Penghasilan yang didapatkan oleh suami pasien

cukup untuk menghidupi keluarga. Pasien sebagai ibu rumah tangga, sehingga tidak memiliki

= Laki-Laki

= Perempuan

= Pasien

= Tinggal satu rumah

Page 15: Studi Kasus Pasien Gea

penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pasien sering tidak mematuhi

apa yang diperintahkan suami pasien seperti memasak makanan yang akan dimakan oleh

mereka sehingga pasien tidak harus jajan diluar. Saat suami pasien bekerja, pasien tidak

diawasi sehingga dengan bebas membeli makanan semakin menurunkan tingkat kesehatan

pasien. Selebihnya kerukunan antar keluarga terjalin dengan baik.

2. Masalah dalam fungsi biologis

Saat ini pasien sedang tidak mengandung anak. Kebiasaan makan sehari-hari pasien

sering jajan sembarangan, makan tidak teratur dan tidak menerapkan pola makan gizi

seimbang

3. Masalah dalam fungsi psikologis

Kebiasaan untuk makan dengan pola makan yang tidak teratur pada keluarga

berdampak pada pasien yang akhirnya memilih untuk sering membeli makanan diluar. Pasien

mulai tidak mau mengikuti saran dari suami pasien dengan seringnya tidak memperdulikan

saran untuk memasak sendiri makanan yang akan dimakan. Namun dukungan keluarga sudah

cukup baik untuk terus mengingatkan pasien agar pola makan menjadi teratur dan lebih

memikirkan kesehatan pasien dengan makan yang teratur dan tidak jajan diluar rumah. Peran

keluarga yang kurang tegas membuat pasien berani untuk tidak mengikuti saran dan perintah

dari keluarga untuk memakan makanan secara teratur.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan

Sumber penghasilan utama pada keluarga ini adalah suami pasien yang cukup untuk

menghidupi keluarga. Penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan seperti ini terkadang

membuat uang jajan yang ada sering disalahgunakan pasien untuk membeli makanan di luar

rumah. Terlebih lagi, pasien sering kali merasa malas memasak

5. Masalah lingkungan

Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk

dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Selain itu, ventilasi kurang memadai

untuk pertukaran udara. Kebersihan lingkungan di sekitar rumah cukup terjaga dengan baik.

Tingkat pencemaran udara di lingkungan rumah pasien cukup tinggi karena terletak di dalam

gang yang ramai dan akses yang mampu dilewati kendaraan motor.

6. Masalah perilaku kesehatan

Pada dasarnya keluarga cukup mengerti akan pentingnya kesehatan dan

Page 16: Studi Kasus Pasien Gea

pemeliharaan kesehatan, seperti sumber makanan yang baik dan tidak baik untuk kesehatan

pasien, namun dalam praktek makan sehari-hari, masih belum mampu untuk

melaksanakannya. Pasien juga kurang memiliki niat serta usaha dalam merubah pola makan

dan gaya hidup yang tidak baik.

D. Diagnosis Holistik

a. Aspek personal : (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran, persepsi individu mengenai

penyakitnya)

Seorang pasien wanita berusia 21 tahun datang ke POLI UMUM Puskesmas Koja

pada tanggal 28 Mei 2014 dengan keluhan BAB encer. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang

lalu. Sejak 2 hari yang lalu pasien BAB sebanyak 5x dalam sehari. BAB encer dengan ampas

tanpa lendir dan darah. Pasien merasakan sakit pada perutnya, sakit pada perut dirasakan

melilit. Pasien mengeluhkan mual dan muntah 1x. Pasien merasa badannya lemas dan kepala

terasa pusing. Nafsu makan pasien menurun, pasien tidak mau makan karena mengeluhkan

perutnya sakit. Riwayat memakan makanan jajanan luar di akui oleh pasien. BAK normal.

Pasien khawatir berat badannya akan turun karena sakitnya ini. Pasien khawatir gejala

semakin memberat dan membahayakan dirinya, maka pasien datang ke Puskesmas Koja

untuk dapat cepat sembuh setelah berobat dengan dokter.

b. Aspek klinik : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan anamnesis :

Seorang pasien wanita berusia 21 tahun datang ke POLI UMUM Puskesmas Koja

pada tanggal 28 Mei 2014 dengan keluhan BAB encer. Keluhan dirasakan sejak 2 hari yang

lalu. Sejak 2 hari yang lalu pasien BAB sebanyak 5x dalam sehari. BAB encer dengan ampas

tanpa lendir dan darah. Pasien merasakan sakit pada perutnya, sakit pada perut dirasakan

melilit. Pasien mengeluhkan mual dan muntah 1x. Pasien merasa badannya lemas dan kepala

terasa pusing. Nafsu makan pasien menurun, pasien tidak mau makan karena mengeluhkan

perutnya sakit. Riwayat memakan makanan jajanan luar di akui oleh pasien. BAK normal.

Pemeriksaan fisik didapatkan:

Page 17: Studi Kasus Pasien Gea

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

2. Vital sign

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4M6V5

Tek. Darah : 110/60 mmHg

Frek. Nadi : 80 x/menit

Frek. Pernapasan : 22 x/menit

Suhu : 36,5 C

3. Status Generalis :

Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Mulut : lidah tidak kotor, tonsil T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB

Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Datar, simetris, tidak terdapat linea nigra dan striae gravidarum,

bising usus (+) meningkat, nyeri tekan epigastrium (+) hepar dan

lien tidak teraba, turgor kulit normal.

Ekstremitas : - Superior : Sianosis (-/-)

Edema (-/-)

- Inferior : Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

Diagnosis kerja : Gastroenteritis Akut tanpa Dehidrasi.

Dasar diagnosis : Dari anamnesis riwayat penyakit sekarang, pemeriksaan fisik.

c. Aspek risiko internal (faktor- faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan

pasien):

Page 18: Studi Kasus Pasien Gea

Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah pasien

memiliki kebiasaan makan tidak teratur serta jarang makan buah dan sayur. Pasien

juga memiliki kegemaran membeli makanan dan minuman diluar rumah atau jajan.

d. Aspek psikososial keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah) :

Pasien merupakan isteri dari seorang karyawan yang tidak memiliki pekerjaan

sampingan. Suami pasien mengetahui tentang keluhan pasien dan membantu dalam proses

pengobatan agar pasien sehat. Suami pasien belum sepenuhnya bisa membantu pasien untuk

merubah pola hidup sehat, seperti makan yang teratur, makan makanan yang bergizi serta

melarang untuk jajan di luar rumah, karena kesibukan suami pasien yang bekerja sehingga

tidak dapat mengawasi isterinya terus menerus.

e. Aspek fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari- hari) :

Pasien mempunyai aspek fungsional pasien masih bisa beraktivitas sedang dan

memerlukan istirahat yang bila dimasukkan ke nilai dalam klasifikasi WONCA adalah

4.

Page 19: Studi Kasus Pasien Gea

E. Rencana Penatalaksanaan

Tabel 7. Rencana Penatalaksanaan

Terapi Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

individu a) Memberi edukasi kepada pasien untuk mengatur pola makan dan pola hidup sehat agar kesehatan pasien dan keluarga dapat terjaga.

b) Memberi edukasi tentang makanan bergizi untuk pasien.

c) Memberi edukasi tentang bahaya jajan sembarangan terhadap kesehatan pasien.

d) Memberi motivasi kepada pasien agar tetap semangat menjalani hidup dengan pola makan serta pola hidup yang baik agar kejadian sakit tidak terulang.

e) Memberi vitamin penambah nafsu makan.

f) Memberi edukasi untuk menghentikan. kebiasaan jajan dan makan bergizi 3x sehari.

g) Memberi motivasi untuk menabung untuk menambah ventilasi udara.

Pasiendan keluaga (suami).

Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saatkunjungan ke rumah pasien.

Pasien dan suami mengetahui dan memahami penyakit pasien sehingga kecemasan pasien bisa berkurang.

Pasien mengubah pola pikir dan perilaku makan.

Mengurangi kebiasaan untuk jajan sembarangan.

Page 20: Studi Kasus Pasien Gea

Keluarga (suami)

Menjelaskan kepada pasien dan suami pasien tentang penyakit pasien dan terapi yang diberikan kepada pasien.

Memberitahukan dan mengingatkan pasien untuk makan makanan yang bergizi.

Memberitahukan dan mengingatkan pasien untuk tidak jajan sembarangan.

Memberi edukasi kepada suami pasien untuk meluangkan waktunya untuk makan bersama setiap harinya agar dapat mengkontrol makannya.

Memberi edukasi kepada suami pasien untuk meluangkan waktunya shalat berjamaah dengan istrinya.

Keluarga (suami) dan pasien

Saat pasien berobat dan kunjungan ke rumah pasien

Pasien dan anggota keluarga pasien mengetahui dan memahami penyakit pasien dan memahami tujuan dari terapi yang diberikan

Dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi

Dapat mengingatkan pasien untuk minum obat secara teratur

Masyarakat Melakukan penyuluhan tentang makanan bergizi

Melakukan penyuluhan bahaya jajan sembarangan

Masyarakat di lingkungan tempat tinggal pasien

Saat kunjungan ke rumah pasien.

Menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya makan makanan bergizi

Mengurangi kebiasaan masyarakat untuk jajan sembarangan

F. Prognosis

1. Ad vitam : Ad bonam

2. Ad sanationam : Ad bonam

3. Ad functionam : Ad bonam