studi kasus kedkel

39
STATUS PASIEN Identitas Pasien Nama : Tn. A Jenis Kelamin: laki Laki Umur : 60 tahun Alamat : Jl. Puskesmas No.2A RT 04 / 06 Kelapa Gading Timur Pendidikan : SD Agama : Islam Suku : Sunda No.Rekam medis : - Tempat : Puskesmas Kec. Kelapa Gading Tanggal berobat : 9 Januari 2014 Jenis Jaminan: BPJS A. Anamnesa Autoanamnesis pasien yang dilakukan pada tanggal 9 Januari 2014 : 1. Keluhan Utama Batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu. 2. Keluhan Tambahan Nyeri tenggorokan, sesak nafas, demam, Pusing, lemas, nafsu makan dan berat badan berkurang. 1

Upload: muharfan

Post on 18-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedkel

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Kedkel

STATUS PASIEN

Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : laki Laki

Umur : 60 tahun

Alamat : Jl. Puskesmas No.2A RT 04 / 06 Kelapa Gading

Timur

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Suku : Sunda

No.Rekam medis : -

Tempat : Puskesmas Kec. Kelapa Gading

Tanggal berobat : 9 Januari 2014

Jenis Jaminan : BPJS

A. Anamnesa

Autoanamnesis pasien yang dilakukan pada tanggal 9 Januari 2014 :

1. Keluhan Utama

Batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu.

2. Keluhan Tambahan

Nyeri tenggorokan, sesak nafas, demam, Pusing, lemas, nafsu makan dan

berat badan berkurang.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dibawa oleh Keluarganya datang ke Puskesmas kelapa gading

dengan keluhan batuk, batuk dirasakan pasien sejak 1 bulan yang lalu .

Batuk disertai dengan dahak berwarna putih, kental, kadang warna dahak

berwarna kehijauan. batuk sering timbul pada saat terpapar asap rokok dan

debu saat di Rumahnya. Batuk disertai dengan nyeri tenggorokan dirasakan

1

Page 2: Studi Kasus Kedkel

sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan batuk disertai keluar darah disangkal.

Pasien merasakan sesak nafas saat malam hari . Sesak napas sudah

dikeluhkan pasien sejak 1 tahun yang lalu dan dirasakan hilang timbul.

Sesak disertai dengan adanya bunyi “ngik ngik” disangkal. Sesak timbul

terutama saat menghirup asap rokok, asap kayu bakar dan asap kendaraan

dijalanan. Sesak nafas bertambah apabila melakukan aktivitas yang berat

disangkal . Pasien mengaku tidak merasa sesak ketika melakukan aktivitas

ringan seperti berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi. Pasien mengaku

belum pernah menggunakan obat sesak napas yang disemprot sebelumnya.

Pasien juga mengeluhkan demam terutama dimalam hari dirasakan sejak 5

hari yang lalu. Demam dirasakan naik turun, namun untuk mengurangi

demam pasien tidak meminum obat, hanya kompres dengan menggunakan

air dingin. Demam disertai dengan keringat dingin namun tidak disertai

mengigil. demam disertai keluhan BAB dan BAK disangkal. Pasien

mengeluhkan pusing, lemas dan nafsu makan berkurang 1 bulan yang lalu,

akibatnya berat badan pasien berkurang dari 70 Kg sekarang menjadi 65 Kg.

Pasien mempunyai kebiasaan merokok dan minum kopi, dalam

satu hari pasien dapat menghabiskan 4 batang rokok dan 2 gelas kopi per

hari. Kebiasaan merokok ini sudah dimulai sejak 30 tahun yang lalu dan

berhenti ketika pasien merasa sesaknya sering kambuh. Walaupun sudah

berhenti merokok akan tetapi pasien sering terpapar asap rokok dari

tetangga rumahnya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat batuk berulang diakui

Riwayat penyakit asthma disangkal

Riwayat penyakit jantung disangkal

Riwayat penyakit Hipertensi diakui (5 tahun yang lalu)

Riwayat penyakit hati disangkal

Riwayat kencing manis disangkal

Riwayat alergi disangkal

Riwayat pengobatan rutin selama 6 bulan disangkal

2

Page 3: Studi Kasus Kedkel

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang menderita keluhan serupa

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Saat ini pasien merupakan kepala keluarga dari 1 orang anak. Saat ini pasien

sebagai pembantu rumah tangga. Pasien sudah bekerja sebagai pembantu

rumah tangga selama 30 tahun. dengan penghasilan kurang lebih Rp.700.000

tiap bulan. Jumlah tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

7. Riwayat Kebiasaan

Menurut keterangan Ibu majikan pasien, pasien memiliki kebiasaan

merokok dan sering minum kopi sejak usia muda sampai saat ini.

B. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik tanggal 9 Januari 2014:

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

2. Vital Sign

a. Tekanan darah : 200/100 mmHg

b. Nadi : 90 kali/menit

c. Respirasi : 22 kali/menit

d. Suhu (aksila) : 36,70C

3. Status Generalis

a. Berat badan : 65 kg

b. Tinggi badan : 165 cm

c. IMT : BB/TB2 = 65/2,7 = 24,07 kg/m2 (normal)

d. Kepala : Normocephal

e. Rambut : Hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut

3

Page 4: Studi Kasus Kedkel

f. Mata : Konjungtiva Anemis ODS (-/-), sklera ikterik

ODS (-/-), pupil ODS bulat, isokor

g. Hidung : Septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

h. Tenggorok : Uvula ditengah, arcus faring hiperemis (+), tonsil

T1-T1

i. Telinga : dalam batas normal

j. Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1

k. Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB.

l. Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki halus (+/+),

wheezing (-)

m. Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba ICS 5 Mid klaviculaSinistra

Perkusi : Batas jantung kanan terletak pada ICS V linea

parasternalis dextra, Batas jantung kiri terletak pada

ICS V linea mid klavikularis sinistra, pinggang

jantung terletak pada ICS II linea parasternalis

sinistra.

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat

murmur dan gallop.

n. Abdomen :

Inspeksi : datar, lembut, tidak ada sikatrik

Palpasi : Nyeri tekan (-) di epigastrium, hepar dan lien tidak

teraba

Perkusi : Seluruh lapang abdomen timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

o. Genitalia : Tidak diperiksa

p. Ekstrimitas : Akral hangat, edema (- ), tremor (-) sianosis (-)

4

Page 5: Studi Kasus Kedkel

C. Pemeriksaan Penunjang

Radiologi

CTR < 50% , Bentuk Jantung Pedulum

Hilus kanan tampak melebar

Corakan kasar kedua perihiler dengan struktur cincin-cincin

Kesan: Susp. Bronkientaksis

BTA

o BTA 1 (-)

o BTA 2 (-)

o BTA 3 (-)

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

Identitas Pasien : Tn. A usia 60 tahun

Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal serumah

No Nama Kedudukan

dalam

keluarga

Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1Tn. A Pembantu Laki-laki

60

tahunSD Pembantu Pasien

2

Tn. H

Kepala

Keluarga

(majikan)

Laki-laki78

tahunD3 Pensiunan

5

Page 6: Studi Kasus Kedkel

3.Ny. Y Istri majikan Perempuan

65

tahunS1 Pensiunan

4.

Nn. R Anak majikan Perempuan33

tahunS1

Arsitek

PT.

Frudensial

5Ny. D Anak majikan Perempuan

30

tahunS1 Dokter

6Tn. H

Menantu

majikanLaki Laki

30

tahunS1

Karyawan

Swasta

7An. K Cucu Majikan Laki Laki 2 tahun - -

8An. S Cucu Majikan Laki-Laki

1

Minggu- -

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah: menumpang

Daerah perumahan: cukup padat

Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan

Luas rumah : 17 m x 10 m2 Total penghuni di rumah tersebut sebanyak

8 orang. Rumah bertingkat dan lantai

rumah terbuat dari keramik, dinding

rumahnya terbuat dari tembok , terdapat

jamban keluarga, dan penerangan lampu

dengan daya 2000 watt. tempat

pembuangan sampah dan air bersih tersedia

serta kondisi lingkungan tempat tinggal

pasien cukup padat penduduk.

Kesan :

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 8 orang

Bertingkat/ tidak bertingkat: bertingkat

Lantai rumah dari : keramik

Dinding rumah dari : Tembok

Jamban keluarga: ada

Daya listrik : 2000 watt

Ketersediaan air bersih: ada

Tempat pembuangan sampah: ada

6

Page 7: Studi Kasus Kedkel

Dilihat dari karakteristik dan lingkungan

rumah keluarga majikan Tn.A sudah

memenuhi syarat rumah sehat.

b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga

Keluarga ini memiliki barang–barang seperti dua buah televisi berwarna,

satu buah magic jar, enam buah telepon genggam, satu buah kipas

angin, dua buah AC, satu buah kompor gas, satu buah kulkas, beberapa

buah piring kaca dan gelas serta peralatan memasak dan makan lainnya.

c. Denah Rumah

Gambar 1. Denah Bawah Rumah keluarga Tn.A

7

1,5 meter

3 meter

Page 8: Studi Kasus Kedkel

Gambar 2. Denah Atas Rumah keluarga Tn.A

8

Keterangan:

Pintu utama

Pintu kamar

Jendela & ventilasi

Page 9: Studi Kasus Kedkel

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat Berobat

Jika ada keluarga tempat tinggal Tn. A yang sakit, Tn. A jarang berobat

ke Puskesmas Kecamatan kelapa Gading. Selain karena pengobatan di

Puskesmas tidak dipungut biaya, juga karena tempatnya yang tidak jauh

dari rumah, dan dapat di tempuh dengan mengguanakan angkutan umum.

b. Asuransi/Jaminan Kesehatan

Keluarga Tn.A mendapatkan jaminan kesehatan masyarakat dari

Pemerintah.

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai

pusat pelayanan

kesehatan

Dengan kendaraan

pribadi, kadang

menggunakan

kendaraan umum

seperti bajaj atau

ojek.

Pasien dibawa keluarga pasien

berobat ke Puskesmas kecamatan

Kelapa Gading karena dinilai dekat

dari rumah. Pasien datang untuk

mendapatkan pengobatan tentang

keluhan-keluhannya. Untuk

mencapai Puskesmas pasien dan

keluarganya menggunakan

kendaraan pribadi umum berupa

ojek/bajaj. pasien merasa pelayanan

kesehatan di Puskesmas cukup

memuaskan. Tarif Puskesmas

gratis.

Tarif pelayanan

kesehatanGratis

Kualitas

pelayanan

kesehatan

Memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

9

Page 10: Studi Kasus Kedkel

a. Kebiasaan Makan

Tn.A makan dengan pola makan yang teratur, makan sebanyak dua

sampai tiga kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi dan

dimasak sendiri .

Tabel 4.1 Food Recall Hari Senin, Tanggal 6 Januari 2014

Waktu Jenis Porsi Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Pagi Nasi putih 1

piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

Ayam

Goreng

1

potong

181

kal

0 gr 26,6 gr 7,64 gr

Tahu

goreng

1 buah 32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr

Tempe

goreng

1 buah 82 kal 3,2 gr 4,6 gr 5,8 gr

Siang Nasi putih 1

Piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

Ikan

Goreng

1

potong

182

kal

0 gr 18,1 gr 0 gr

Telor

dadar

1 butir 251

kal

1,4 gr 16,3 gr 19,4 gr

Malam Nasi putih 1

Piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

10

Page 11: Studi Kasus Kedkel

Telor

dadar

1 butir 251

kal

1,4 gr 16,3 gr 19,4 gr

Tahu

goreng

1

potong

32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr

JUMLAH 1622

kal

141 gr 89,3 gr 59,16

gr

Pagi : 499 kal, 48.3 gr (Karbohidrat), 36.8 gr (Protein) , 16.68 gr (lemak)

Siang : 637 kal, 46.2 gr (Karbohidrat), 30.6 gr (Protein) , 19.84 gr (lemak)

Malam : 487 kal, 46.5 gr (Karbohidrat), 21.9 gr (Protein) , 22.64 gr (lemak)

Tabel 4.2 Food Recall Hari Selasa, Tanggal 7 Januari 2014

Waktu Jenis Porsi Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Pagi Nasi putih 1

piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

Ayam

Goreng

1

potong

181

kal

0 gr 26,6 gr 7,64 gr

Tahu

goreng

1 buah 32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr

Tempe

goreng

1 buah 82 kal 3,2 gr 4,6 gr 5,8 gr

Siang Nasi putih 1

Piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

Ayam

Goreng

1

potong

181

kal

0 gr 26,6 gr 7,64 gr

11

Page 12: Studi Kasus Kedkel

Malam Nasi putih 1

Piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

Tahu

goreng

1

potong

32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr

Telor

dadar

1 butir 251

kal

1,4 gr 16,3 gr 19,4 gr

JUMLAH 1371

kal

139,6 gr 89,5 gr 47,4

gr

Pagi : 499 kal, 48.3 gr (Karbohidrat), 36.8 gr (Protein) , 16.68 gr (lemak)

Siang : 385 kal, 44.8 gr (Karbohidrat), 30.8 gr (Protein) , 8.08 gr (lemak)

Malam : 487 kal, 46.5 gr (Karbohidrat), 21.9 gr (Protein) , 22.64 gr (lemak)

Tabel 4.3 Food Recall. Hari Rabu, Tanggal 8 Januari 2014

Waktu Jenis Porsi Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Pagi Nasi putih 1

piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

Ayam

Goreng

1

potong

181

kal

0 gr 26,6 gr 7,64 gr

Tahu

goreng

1 buah 32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr

12

Page 13: Studi Kasus Kedkel

Tempe

goreng

1 buah 82 kal 3,2 gr 4,6 gr 5,8 gr

Siang Nasi putih 1

Piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

Tahu

goreng

1

potong

32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr

Tempe

goreng

1 buah 82 kal 3,2 gr 4,6 gr 5,8 gr

Malam Nasi putih 1

Piring

204

kal

44,8 gr 4,2 gr 0,44 gr

Telor

dadar

1 butir 251

kal

1,4 gr 16,3 gr 19,4 gr

Tahu

goreng

1

potong

32 kal 0,3 gr 1,4 gr 2,8 gr

JUMLAH 1304

kal

143,1 gr 106,7

gr

48,36

gr

Pagi : 499 kal, 48.3 gr (Karbohidrat), 36.8 gr (Protein) , 16.68 gr (lemak)

Siang : 318 kal, 48.3 gr (Karbohidrat), 10.2 gr (Protein) , 9.04 gr (lemak)

Malam : 487 kal, 46.5 gr (Karbohidrat), 21.9 gr (Protein) , 22.64 gr (lemak)

Menghitung berat badan Ideal dengan rumus Brocca yang dimodifikasi

90 % x (TB dalam cm - 100) x 1 Kg

90 % x 65 = 58,5 Kg

13

Page 14: Studi Kasus Kedkel

Menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT)

BB (Kg) / TB (m2)

65/(1,65) 2 = 24,07 Kg (dalam WHO: BB Normal)

Menghitung Kabutuhan Kalori adalah :

Faktor yang menentukan kebutuhan kalori antara lain

Jenis Kelamin (Laki-laki sebesar 30 kkal, normal dengan aktivitas

sedang)

35 kal x Berat Badan ideal

35 kal x 58,5 Kg

2048 kal

Kebutuhan Zat Gizi

Protein 10 % dari total kalori : 4

20,48 : 4 = 51,2 gr

Lemak 20 % dari total kalori : 9

409,6 : 9 = 45,5 gr

Karbohidrat 70% dari total kalori : 4

1433,6 : 4 = 358,4 gr

Natrium, tidak lebih dari 6-7 gr/hari (1 sendok teh)

Serat, Anjuran ± 25 gr/hari

b. Penerapan Pola Gizi Seimbang

Menu makanan keluarga pasien setiap harinya ialah nasi dan ayam.

Disertai menu makanan lainnya seperti tahu, tempe, telur, ikan atau

daging. Pola makan pasien belum menerapkan pola gizi seimbang. Gizi

seimbang adalah makan yang cukup mengandung karbohidrat dan

lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat

pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.

Melihat food recall pasien selama 3 hari sebelum datang kepuskesmas

maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makanan pasien

14

Page 15: Studi Kasus Kedkel

kurang memenuhi jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya.

Dalam 1 hari kurang porsi karbohidrat, sangat kurang menkonsumsi

vitamin dari buah, serta kurang asupan lemak.

Menu makanan yang dianjurkan untuk pasien dengan kebutuhan kalori

2048 kal adalah :

1. Pagi

a. Nasi putih (2 piring) / Roti (4 potong)

b. Ikan (1 Potong)/ Ayam (1 potong sedang)

c. Tempe (2 potong)/ tahu (1 potong besar)

d. Sayur bayam/buncis/kangkung/sawi (1 mangkok matang)

e. Buah pepaya/pisang/jeruk/belimbing (1 buah)

2. Siang

a. Nasi putih (2½ piring) / Roti (5 potong)

b. Ikan (1 Potong)/ Ayam (1 potong sedang)

c. Tempe (2 potong)/ tahu (1 potong besar)

d. Sayur bayam/buncis/kangkung/sawi (1 mangkok matang)

e. Buah pepaya/pisang/jeruk/belimbing (1 buah)

3. Malam

a. Nasi putih (2 piring) / Roti (4 potong)

b. Ikan (1 Potong)/ Ayam (1 potong sedang)

c. Tempe (2 potong)/ tahu (1 potong besar)

d. Sayur bayam/buncis/kangkung/sawi (1 mangkok matang)

e. Buah pepaya/pisang/jeruk/belimbing (1 buah)

Anjuran konsumsi Garam tidak lebih dari 6-7 gr/hari (1 sendok teh)

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga

Dalam keluarga Tn. A, apabila terdapat masalaah dalam keluarganya

biasakan dibicarakan secara musyawarah dengan keluarga majikan

Tn.H. Keputusan diambil oleh Tn. A sebagai kepala keluarga.

15

Page 16: Studi Kasus Kedkel

Tingkat kerukunan terjalin baik antara anggota keluarga Tn.A dan

Tn.H

a. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga

- Keluarga Tn.A jarang berobat ke dokter dan lebih sering berobat ke

mantri dengan masih percaya bahwa mantri lebih bisa mengobati

daripada dokter.

B. Genogram

1. Bentuk Keluarga:

Bentuk keluarga ini adalah keluarga tinggal bersama (commune family)

keluarga yang terdiri dari kepala keluarga majikan (Tn. H), istri (Ny. Y),

anak ketiga (Nn.R), anak keempat (Ny.D), seorang menantu (Tn.D) dua

orang cucu majikan (An.K dan An.S), dan seorang pembantu (Tn.A) hidup

bersama berbagi hak dan tanggungjawab serta memiliki kekayaan bersama.

2. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. A

berada pada tahapan keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan

keluarga (family as lauching centre). yaitu keluarga dengan anak yang

meninggalkan keluarganya.

3. Family Map

Gambar 2. Family Map

16

Page 17: Studi Kasus Kedkel

C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga

Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:

1. Masalah dalam organisasi keluarga :

17

Page 18: Studi Kasus Kedkel

Pasien adalah seorang Lansia berusia 60 tahun dan menderita batuk lama

sejak 1 bulan yang lalu. Pasien adalah seorang anggota dari Commune

family sebagai . keluarga Tn.H selalu memberi dukungan untuk kesembuhan

pembantunya dengan cara mengajak Tn.A untuk berobat ke puskesmas atau

kedokter terdekat , memberikan obat sesuai anjuran dokter dan menjaga

Tn.A agar lekas sembuh.

2. Masalah dalam fungsi biologis:

Di keluarga Tn.H dan keluarga Tn.A tidak terdapat riwayat keluhan serupa

seperti yang dialami Tn. A.

3. Masalah dalam fungsi psikologis:

Pasien tinggal di lingkungan Commune family dan berada dibawah

pengawasan keluarga Tn.H. Pasien tinggal bersama keluarga Tn.H sebagai

pembantu rumah tangga. Tn.A memiliki seorang istri dan anak yang tinggal

di desa Cianjur. Pasien setiap 1 tahun sekali datang ke Cianjur untuk

berkumpul dengan keluarganya.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:

Penghasilan Tn. A sebagai Pembantu rumah tangga cukup untuk keperluan

sehari-hari. Namun Tn. A tetap selalu menyisihkan uang untuk ditabung

setiap bulannya untuk kebutuhan sehari-hari Istri dan anaknya di Cianjur.

5. Masalah lingkungan :

Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.

6. Masalah perilaku kesehatan :

Keluarga Tn.H (majikan) cukup mengerti akan pentingnya kesehatan

sehingga keluarga Tn.H selalu mengawasi penyakit yang saat ini diderita

oleh pasien atau kembali memeriksakan pasien jika timbul keluhan lagi.

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran) 18

Page 19: Studi Kasus Kedkel

Pasien dibawa berobat ke Puskesmas karena keinginan dari Keluarga

majikan pasien dengan tujuan untuk memeriksakan kesehatan pasien. ini

kunjungan pertama pasien ke Puskesmas Kelapa Gading, namun keluhan

pasien saat ini sudah berkali-kali dirasakan pasien. Keluarga majikan pasien

berharap penyakit pasien dapat sembuh. Tetapi Keluarga majikan pasien

juga merasa khawatir dengan penyakitnya yang belum sembuh.

2. Aspek Klinik (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan Autonamnesa pasien mengakui pasien memiliki riwayat batuk

lama sejak 1 bulan yang disertai demam sejak 5 hari. nyeri tenggorokan sejak

1 minggu. Keluhan pusing dan nafsu makan berkurang sehingga membuat

berat badan pasien berkurang dari 70 Kg menjadi 65 Kg. Pasien mengeluhkan

sesak nafas sejak 1 tahun yang lalu. Pasien memiliki riwayat perokok berat

dan sering minum kopi sejak 30 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan tanda-

tanda vital didapatkan tekanan darah 200/100 mmHg, pemeriksaan fisik pada

tenggorokan terdapat arcus faring hiperemis (+) , pemeriksaan thorax

didapatkan hasil auskultasi rhonki halus (+). Hasil rontgen didapatkan Susp.

Bronkientaksis.

Diagnosa pasien : Penyakit Paru Obtruktif kronik dan Hipertensi Grade II

Differensial Diagnosis : Bronkientaksis, Bronkitis Kronis, Emfisema

3. Aspek Resiko Internal (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Menurut Keluarga majikan pasien, pasien sering mengkonsumsi 4 batang

rokok dan minum kopi 2 gelas setiap harinya. Pasien sering tidur tengah

malam . Selain itu keluarga pasien tinggal di perumahan yang cukup padat

sehingga memungkinkan terjadinya infeksi atau penularan infeksi dengan

cepat. Dengan pasien memiliki penyakit ini keluarga majikan pasien percaya

bahwa penyakit yang di derita pasien semata-mata adalah cobaan dari Allah

SWT.

19

Page 20: Studi Kasus Kedkel

4. Aspek Psikososial Keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

masalah kesehatan pasien)

Faktor pendukung kesehatan yaitu Keluarga majikan pasien menyadari kalau

penyakitnya itu harus dilakukan pengobatan secara tepat. Keluarga majikan

pasien juga selalu mengawasi pasien bila sewaktu-waktu terjadi keluhan

yang sama dan menjaga kebersihan individual pasien.

Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga Tn.A adalah

faktor ekonomi keluarga Tn.A yang terbatas sehingga kurang terpenuhinya

makanan bergizi seperti kurangnya mengkonsumsi daging, sayur dan buah-

buahan dan faktor ekonomi yang hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari.

5. Aspek Fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Secara aspek fungsional, menurut skala WONCA , pasien termasuk derajat 5

yang mana pasien tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas dan

bekerja sehari – hari.

20

Page 21: Studi Kasus Kedkel

E. Rencana Pelaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek

Personal

Edukasi pada pasien dan keluarga

majikan tentang penyakit yang dideritanya

yaitu PPOK dan Hipertensi Grade II

(definisi, penyebab, gejala, pencegahan

dan pengobatan)

Pasien dianjurkan untuk kontrol setelah

obat habis untuk melihat perkembangan

pengobatan / stadium atau jika keluhan

berulang pada pasien

Edukasi kepada pasien dianjurkan untuk

menjaga kesehatan diri dan mencegah agar

penyakitnya tidak menular kepada anggota

keluarga lainnya

Edukasi kepada pasien agar selalu sabar

dan tabah menghadapi sakit yang diderita.

Karena penyakit datangnya dari ALLAH

SWT dan kesembuhan datangnya dari

ALLAH SWT.

Pasien

Dan

keluarga

majikan

Tn.H

Pada saat

di

puskesmas

dan

kunjungan

rumah

Pasien dan keluarga majikan dapat memahami

dengan baik tentang penyakit yang sedang

dideritanya sehingga di kemudian hari ia

dapat mengupayakan pencegahan untuk

penyakitnya tersebut.

Keluarga majikan pasien membawa pasien ke

Puskesmas setelah obat habis atau keluhan

batuk, demam, sesak nafas kembali terulang.

Pasien dapat memahami untuk menjaga

kesehatan diri dan mencegah agar

penyakitnya tidak menular ke anggota

keluarga lainnya seperti makan dam minum

yang bergizi, mencuci tangan dengan sabun,

memakai masker ketika sedang batuk atau

bersin.

Pasien memahami untuk selalu ikhtiar dan

tawakal dalam menghadapi cobaan seperti

sakit.

21

Page 22: Studi Kasus Kedkel

Pasien semakin memperdalam agama islam

seperti sering shalat sunnah terutama dimalam

hari, dan sering membaca Al-Quran

Aspek

Klinik

Memberikan obat-obatan kepada pasien

yaitu :

Pemberian obat oral:

- Amoksisilin 3 x 500 mg

- Paracetamol 3 x 500 mg

- Gliceril Guaiacolat 3 x 1

- Nifedipine 1x5 mg

Pasien Puskesmas Pasien dapat minum obat dengan teratur

dan kontrol kembali ke puskesmas setelah

obat habis atau gejala berulang.

Untuk mengurangi keluhan-keluhan yang

dirasakan oleh pasien seperti keluhan batuk,

demam, pusing.

Aspek

Risiko

Internal

Mengedukasi pasien tentang

memberikan gizi seimbang kepada

keluarga majikan pasien agar kesehatan

terjaga dan tidak mudah terserang

penyakit.

Mengedukasi pasien tentang bahaya

merokok dan sering mengkonsumsi kopi

agar tidak memperberat penyakit.

Keluarga

majikan

pasien

dan

Pasien

Pada saat

kunjungan

ke rumah

Meningkatkan pemahaman kepada pasien

untuk lebih menjaga kesehatan dan

kebersihan serta pola makan gizi seimbang

(karbohidrat, protein hewani dan nabati,

sayuran dan buah-buahan serta susu) .

Meningkatkan pemahaman kepada pasien dan

keluarga majikan pasien tentang bahaya

merokok dan minum kopi. Agar tidak

22

Page 23: Studi Kasus Kedkel

Mengedukasi pasien dalam sisi agama

islam bahwa merokok itu dilarang

karena lebih banyak mudaratnya dari

pada manfaatnya bagi kehidupan pasien

mengkonsumsi rokok, mengurangi konsumsi

kopi agar tidak bisa istirahat, serta

mengurangi konsumsi yang mengandung

garam.

Meningkatkan kepercayaan pasien bahwa

sesungguhnya ALLAH SWT yang dapat

menyembuhkan penyakit.

Aspek

Psikososial

Keluarga

Mengedukasi keluarga majikan pasien

agar selalu memperhatikan kebersihan

personal pasien dan lingkungan

Mengedukasi kepada keluarga majikan

pasien untuk memberikan obat kepada

pasien dengan teratur.

Mengedukasi kepada keluarga majikan

pasien agar tidak merokok didalam

maupun diluar rumah dan mengurangi

untuk menkonsumsi kopi karena dapat

menyebabkan kesulitan untuk

beristirahat.

Pasien

dan

keluarga

majikan

pasien

Pada saat

kunjungan

ke rumah

Dengan perhatian penuh dari keluarga

majikan , diharapkan pasien merasa nyaman

dan selalu berada dalam pengawasan

keluarga majikan Agar supaya pasien selalu

menjaga kebersihan, meminum obat secara

teratur, tidak merokok dan mengurai untuk

menkonsumsi kopi.

Pasien dan keluarga majikan sering

mengadakan shalat berjamaah dan mengaji

bersama di rumah.

Pasien dah keluarga majikan sering mengikuti

acara ceramah agama islam, baik acara di 23

Page 24: Studi Kasus Kedkel

Mengedukasi pasien dan keluarga

majikan untuk meningkatkan keimanan

dan ketakwaan kepada ALLAH SWT

Masjid maupun melalui media seperti

televisi dan radio.

Aspek

Fungsional

Edukasi kepada pasien dan keluarga

majikan pasien untuk meningkatkan

perhatian terhadap larangan merokok.

Pasien

dan

keluarga

majikan

pasien

Pada saat

kunjungan

ke rumah

Agar pasien dalam keadaan sehat dan dapat

melakukan kegiatan sehari-hari secara

produktif.

24

Page 25: Studi Kasus Kedkel

F. Prognosis

1. Quo Ad Vitam : dubia ad bonam

2. Quo Ad Sanacionam : dubia ad bonam

3. Quo Ad Functionam : dubia ad bonam

25

Page 26: Studi Kasus Kedkel

ANALISA KASUS

Pasien Tn. A berusia jenis kelamin laki-laki bertempat tinggal di Jl.

Puskesmas No.2A RT 04 / 06 Kelapa Gading Timur suku bangsa berasal dari sunda

beragama Islam yang merupakan pembantu rumah tangga dikeluarga Tn.H.

Dilakukan pemeriksaan tanggal 9 Januari 2014 , dengan melakukan pemeriksaan

medis di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dan pemeriksaan secara holistik

melalui home visit didapatkan diagnosis medis berupa Penyakit Paru Obstruksi

Konis (PPOK) dan Hipertensi Grade II diagnosis holistik meliputi aspek personal,

aspek klinis, aspek resiko internal, aspek psikologis keluarga dan aspek fungsional.

Aspek personal ditegakkan berdasarkan alasan kedatangan, harapan, dan

kekhawatiran orangtua pasienyang membawa pasien dari hasil anamnesis pasien

datang berobat ke Puskesmas karena jarak yang dekat dari tempat tinggal dan tidak

dipungut biaya serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan memuaskan oleh

pasien. Pasien datang ke Puskemas dibawa keluarga majikan Tn.H dengan keluhan

batu batuk sejak 1 bulan yang lalu. Keluarga majikan pasien datang membawa pasien

berobat dengan harapan gejala dapat diobati dan pasien sembuh.

Aspek Klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan, dan

pemeriksaan penunjang dengan menentukan pula diagnosis bandingnya. Berdasarkan

hal demikian maka ditegakan diagnosis medis sebagai Paru Obstruksi Konis (PPOK)

dan Hipertensi Grade II. Penting dilakukan edukasi pada orangtua pasien bahwa

penyakit ini akibat dari infeksi saluran napas berulang terutama pada lansia karena

perilaku merokok dan minum kopi yang berulang .

Pengobatan diberikan obat Amoksisilin untuk mengatasi infeksi lebih luas,

Paracetamol sebagai antipiretik dan analgetik untuk menurunkan panas badan serta

meredakan nyeri, Gliceril Guaiacolat sebagai obat batuk mukolitik dan nifedipine

sebagai antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah.

Aspek resiko internal pada pasien ini adalah faktor riwayat sering merokok

dan minum kopi . Menurut keluarga majikan pasien, pasien sulit untuk berhenti

26

Page 27: Studi Kasus Kedkel

merokok dikarenakan kurang kesadaran mengenai kesehatan pasien. Serta edukasi

keluarga majikan pasien dan pasien untuk menjaga pola makan sesuai gizi seimbang

(yang rendah garam) sesuai kebutuhan kalori pasien, agar pasien dan keluarga di

Rumah dalam keadaan sehat dan pentingnya pasien untuk mengingat bahwa penyakit

ini datangnya dari ALLAH SWT dan dapat disembuhkan oleh ALLAH SWT.

Aspek psikososial di keluarga pasien ini diantaranya keluarga memperhatikan

kesehatan dan kebersihan personal pasien khususnya. Keluarga majikan pasien juga

harus selalu memberikan obat secara teratur sampai obat habis dan membawa pasien

ke Puskesmas untuk kontrol penyakit tersebut atau jika gejala berulang. Serta

keluarga majikan selalu mengingatkan kepada pasien agar tidak merokok didalam

maupun diluar rumah dan mengurangi untuk menkonsumsi kopi karena dapat

menyebabkan kesulitan untuk beristirahat.

Aspek fungsional didasarkan pada penentuan skala dari Universitas Indonesia.

Dari hasil skala tersebut pasien berada pada derajat 5 yang mana pasien tidak

mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas dan bekerja sehari – hari.

Rencana penatalaksanaan disasarkan pada analisa seluruh keadaan pasien. Hal

ini dimaksudkan agar seluruh tatalaksana dapat dijalankan dengan baik oleh pasien

dan disertai dukungan dari keluarga majikan pasien seperti minum obat dengan

teratur sehingga penyakit pasien tidak memburuk. Serta selalu ikhtiar dan tawakal

untuk kesembuhan penyakit pasien.

27