studi kasus asuhan keperawatan...

37
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA An.F DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : FICKA TAQWANINGTYAS NIM. P.10096 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: vuongtu

Post on 06-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN

NAPAS PADA An.F DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN

ATAS (ISPA) DI RUANG FLAMBOYAN RSUD

SUKOHARJO

DISUSUN OLEH :

FICKA TAQWANINGTYAS

NIM. P.10096

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

1

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN

NAPAS PADA An.F DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN

ATAS (ISPA) DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD

SUKOHARJO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

FICKA TAQWANINGTYAS

NIM. P.10096

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

3�

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama : Ficka Taqwaningtyas

NIM : P. 10096

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHANKEPERAWATAN

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALANNAFAS

PADA An.F DENGAN INFEKSISALURAN

PERNAPASAN ATAS (ISPA) DI BANGSAL

FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan

tulisanataupikiran orang lain yang sayaakuisebagaitulisanataupikiransayasendiri.

ApabiladikemudianharidapatdibuktikanbahwaTugasAkhiriniadalahhasilji

plakan,

makasayabersediamenerimasanksiatasperbuatantersebutsesuaidenganketentuanaka

demik yang berlaku.

Surakarta,Mei 2013

Yang membuatPernyataan

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

4�

LEMBAR PERSETUJUAN

KaryaTulisIlmiahinidiajukanoleh:

Nama : Ficka Taqwaningtyas

NIM : P. 10096

Program Studi : Diploma III Keperawatan

JudulKaryaTulisIlmiah : ASUHANKEPERAWATANKETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An. F

DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

ATAS(ISPA)DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD

SUKOHARJO.

TelahdisetujuiuntukdiujikandihadapanDewanPengujiKaryaTulisIlmiah

Prodi DIII KeperawatanSTIKesKusumaHusada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 08 Juni 2013

Pembimbing : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns (…………………….)

NIK. 221183063

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

5�

HALAMAN PENGESAHAN

KaryaTulisIlmiahinidiajukanoleh:

Nama : Ficka Taqwaningtyas

NIM : P. 10096

Program Studi : Diploma III Keperawatan

JudulKaryaTulisIlmiah : ASUHANKEPERAWATANKETIDAKEFEKTIFAN

BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An. F

DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

ATAS(ISPA) DI RUANG FLAMBOYAN RSUD

SUKOHARJO.

TelahdiujikandandipertahankandihadapanDewanPengujiKaryaTulisIlmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes KusumaHusada Surakarta

Ditetapkan : Surakarta

Hari/ Tanggal : Senin 10 Juni 2013

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns (…………………….)

NIK.221183063

Penguji II : Tyas Ardi Suminarsis, S.Kep.,Ns (…………………….)

NIK.201185077

Penguji III : Noor Fitriyani, S.Kep., Ns (…………………….)

NIK. 201187085

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKesKusumaHusada Surakarta

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

6�

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An.F DI RUANG

FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S. Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S. Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Siti Mardiyah S. Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebaga

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

7�

4. Tyas Ardi Suminarsis S. Kep., Ns, selaku penguji II yang telah memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Noor Fitriyani S. Kep., Ns, selaku peguji III yang telah memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

menfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan program pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril

dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin

Surakarta, Mei 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

8�

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ................................................... 1

B. TujuanPenulisan ................................................ 4

C. Manfaatpenulisan .............................................. 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien................................................ ...... 6

B. Pengkajian .......................................................... 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan........................ 10

D. Perencanaan Keperawatan .................................. 10

E. Implementasi Keperawatan................................... 11

F. Evaluasi Keperawatan........................................... 14

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan.................................................... .. 15

B. Simpulan ........................................................... 22

C. Saran ................................................................. 24

DaftarPustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

9�

LAMPIRAN

Lampiran I : Asuhan Keperawatan

Lampiran II : Format Pendelegasian

Lampiaran III : Surat Keterangan Pengambilan Kasus

Lampiran IV : Log Book

Lampiran V : Lembar Konsul

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

10�

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ficka Taqwaningtyas

Tempat tanggal lahir : Sragen, 19 Agustus 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Jimbar Kulon RT 1 /V Guworejo Karangmalang

SRAGEN

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Guworejo 2 Sragen 2004

2. SMPN 2 Karangmalang Sragen 2007

3. SMK Muhammadiyah 4 Sragen 2010

4. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Program Studi DIII

Keperawatan

Riwayat Pekerjaan :

Riwayat Organisasi :

Publikasi :

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

11�

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut

yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari

hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Berdasarkan

pedoman pemberantasan penyakit ISPA untuk penanggulangan pneumonia

pada anak Balita, bahwa kriteria untuk menggunakan pola tatalaksana

penderita ISPA adalah anak Balita dengan gejala batuk dan atau kesukaran

bernafas (Depkes, 2004).

Penyakit ISPA disebabkan oleh berbagai sebab (multifactorial).

Meskipun organ saluran pernafasan yang terlibat adalah hidung, laring,

tenggorokan, bronkus, trakea dan paru-paru, tetapi yang menjadi fokus adalah

paru-paru. Titik perhatian ini disepakati karena tingginya tingkat mortalitas

radang paru-paru (Widoyono, 2011).

Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak-anak

diperkirakan Balita di Indonesia rata – rata mengalami sakit batuk dan pilek 3

sampai 6 kali pertahun. WHO memperkirakan kejadian ISPA di Indonesia

pada balita mencapai 10 - 20 % pertahun.

Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air,

keamanan, dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

12�

dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dibagi menjadi

lima tingkatan, diantaranya adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan

keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan

rasa berharga dan harga diri, serta aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis

merupakan prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow. Salah satu kebutuhan

dasar manusia (fisiologis) yang harus dipenuhi adalah kebutuhan oksigenasi

(Potter dan Perry, 2005).

Oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang paling penting. Tubuh

bergantung pada oksigen dari waktu ke waktu untuk bertahan hidup.

Beberapa jaringan otot skelet, dapat bertahan beberapa waktu tanpa oksigen

melalui metabolisme anaerob. Sebuah proses dimana jaringan ini

menyediakan energi mereka sendiri tanpa adanya oksigen. Jaringan yang

melakukan hanya metabolisme aerob, prosesnya membentuk energi dengan

adanya oksigen, bergantung secara total pada oksigen untuk bertahan hidup.

Oksigen harus secara adekuat diterima dari lingkungan di dalam paru-paru,

pembuluh darah dan jaringan. Pada beberapa titik dalam kehidupannya, klien

berisiko untuk tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen mereka. Kebutuhan

tersebut mungkin akut, seperti pada henti jantung atau kronik dan kondisi

darurat dengan resusitasi jantung-paru (Potter & Perry, 2005).

Salah satu tujuan pembangunan millenium yang dicanangkan oleh

masyarakat dunia atau yang sering disebut dengan Millenium Development

Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak usia di bawah lima

tahun pada rentang waktu antara 1990-2015. Ditegaskan kembali bahwa

tujuan dari MDGs yang belum tercapai secara merata khususnya di negara

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

13�

berkembang termasuk Indonesia adalah menurunkan sepertiga kematian oleh

ISPA (Dewi, 2012).

Oksigen (O2) merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam

proses kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme

tubuh. Kebutuhan oksigen harus terpenuhi apabila kebutuhan oksigen dalam

tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila

hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Sistem yang berperan

dalam proses pemenuhan kebutuhan adalah sistem pernafasan, persarafan, dan

kardiovaskuler (Hidayat, 2005).

Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam

kehidupan. Hal ini telah terbukti pada seseorang yang kekurangan oksigen

akan mengalami hipoksia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan

kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian

oksigen melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari

sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan

memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal (Uliyah, 2005)

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

studi kasus tentang Asuhan Keperawatan bersihan jalan nafas pada An. F

dengan ISPA di Ruang Flamboyan RSUD Sukoharjo.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An. F dengan

ISPA.

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

14�

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian bersihan jalan nafas pada

An. F dengan ISPA.

b. Penulis mampu merumuskan diagosa keperawatan pada An. F dengan

bersihan jalan nafas pada ISPA.

c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan bersihan jalan

nafas pada An. F dengan ISPA.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An. F dengan bersihan

jalan nafas pada ISPA An. F dengan ISPA.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi bersihan jalan nafas pada An. F

dengan ISPA.

f. Penulis mampu menganalisa bersihan jalan nafas pada An. F dengan

ISPA.

C. Manfaat penulisan

1. Bagi Penulis

Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta dapat menerapkan

standart asuhan keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan,

dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama perkuliahan

dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya ISPA pada anak.

2. Bagi Profesi keperawatan

Mendapatkan pengetahuan dan dapat menambah informasi tentang asuhan

keperawatan dalam pemenuhan bersihan jalan nafas pada anak. Sebagai

bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus pemenuhan

bersihan jalan nafas di lapangan dan dalam teori

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

15�

3. Bagi instansi rumah sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam penanganan

pada anak dengan kasus ISPA dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan informasi dibidang anak dalam memberikan asuhan keperawatan pada

anak ISPA.

4. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang

asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus ISPA yang hasilnya dapat

digunakan sebagai acuan bagi praktek mahasiswa.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

16�

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien

Dari data pengkajian didapat hasil identitas klien, inisial klien An. F,

umur klien 5 tahun, klien beragama Islam, alamat Sukoharjo, klien duduk di

bangku Taman Kanak-kanak (TK), nomor register 22 43 21, dirawat di

bangsal Flamboyan di kamar F 6.3 RSUD Sukoharjo. Dokter mendiagnosa

bahwa An.F menderita penyakit ISPA. Klien masuk Rumah Sakit pada

tanggal 21 April 2013 melalui UGD. Penanggung jawab klien adalah Tn. J,

umur 40 tahun, pendidikan SD, pekerjaan wiraswasta, hubungan dengan klien

adalah ayah klien.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 10.00 WIB,

studi kasus ini diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa,

pengamatan dan observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan

medis, catatan perawat.

1. Riwayat Kesehatan Klien

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa riwayat kesehatan

klien, keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah pilek. Ibu klien

mengatakan pada tanggal 18 April 2013 (3 hari sebelum masuk Rumah

Sakit) klien mengalami demam disertai batuk pilek, batuk tidak berdahak.

6

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

17�

Oleh keluarga klien dibawa ke UGD RSUD Sukoharjo kemudian dokter

memutuskan klien untuk dirawat di ruang Flamboyan, pada saat

pengkajian di bangsal ibu klien mengatakan klien demam, klien mengeluh

batuk terus menerus, dahak tidak keluar, batuk sewaktu-waktu. Klien juga

mengeluh hidungnya tersumbat dan sulit untuk bernapas. Klien tampak

lemas, pergerakannya terbatas klien tampak berbaring. Tanda-tanda vital

nadi 98 kali per menit, suhu 380

C respirasi 30 kali per menit irama napas

tidak teratur, cepat dangkal.

Riwayat kesehatan lalu, kehamilan : gravida kedua partus kedua

belum pernah aborsi, klien lahir pada tanggal 20 April 2008, gestasi saat

lahir 9 bulan, saat mengandung ibu klien tidak mengkonsumsi obat.

Kelahiran, tipe kelahiran secara spontan di RB Uli Sukoharjo. Post natal,

berat baru lahir 2800 gram, panjang lahir 48 cm, tanggal kembali dari

persalinan 22 April 2008 dan pada klien tidak terdapat kelainan bawaan.

Keluarga mengatakan imunisasi klien lengkap. Keluarga mengatakan klien

tidak mempunyai kebiasaan khusus dalam tingkah laku (seperti :

menggigit kuku, menghisap ibu jari). Pertumbuhan dan perkembangan,

berat baru lahir 2.800 gram, saat usia 6 bulan 7 kg, Berat badan saat ini 16

kg, gigi sudah lengkap tidak terdapat caries gigi.

2. Pemeriksaan Fisik

Berdasarkan pengkajian didapatkan pemeriksaan fisik dan penilaian

keadaan umum adalah klien tampak lemah, pemeriksaan fisik, tinggi

badan 108 cm, berat badan 16 kg, kepala mesosephal, rambut tebal, mata

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

18�

klien simetris kanan kiri, konjunctiva tidak anemis, pupil isokor, sklera

tidak ikterik, tidak terdapat gangguan penglihatan. Hidung simetris, tidak

ada polip, terdapat sekret, tidak ada epistaksis, tidak terpasang oksigen.

Mukosa bibir kering, gigi sudah lengkap, tidak terdapat caries gigi, tidak

ada kelenjar tiroid pada leher. Pemeriksaan dada : inspeksi paru

pengembangan dada kanan-kiri simetris, palpasi vocal fremitus kanan kiri

sama, saat di perkusi bunyi paru sonor, dan saat di auskultasi terdengar

suara nafas tambahan ronkhi (grok-grok). Pemeriksaan jantung inspeksi

pulsasi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba di SIC V,

bunyi pekak saat di perkusi, pada saat di auskultasi bunyi jantung I & II

murni tidak ada bising. Tanda- tanda vital pada tanggal 22 April 2013 suhu

38 o C, respirasi 30 kali per menit irama nafas tidak teratur, denyut nadi 98

kali per menit.

Keluarga mengatakan klien pada saat bayi diberikan ASI ekslusif

sampai umur 2 tahun, klien tidak diberikan susu formula ataupun makanan

sereal. Untuk keadaan nutrisinya ibu klien mengatakan sebelum sakit

makan 3 kali sehari dengan porsi yang sedang menu terdiri dari nasi, lauk

(tahu, tempe, ikan, ayam) sayur, minum air putih 4 sampai 5 gelas perhari,

Sedangkan selama sakit keluarga klien mengatakan klien makan 3 kali

sehari dengan menu bubur yang terbuat dari beras, lauk (tahu, tempe,

daging) sayur, nafsu makan berkurang makan habis setengah dari porsi

yang di sediakan oleh Rumah Sakit minum 2-3 gelas per hari. Hasil Z-

Score didapatkan WAZ = -1,2 (normal), HAZ = - 0,913 (normal), WHZ =

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

19�

-1,17 ( normal). Antropometri BB 16 kg, TB 108 cm, LK 48 cm, LD 50

cm, LILA 18 cm.

3. Pola Eliminasi

Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien BAB 1x sehari dengan

konsistensi padat, warna kuning bau khas BAK 4-5 x sehari denganwarna

kuning jernih bau khas. Selama sakit klien BAB 1x sehari dengan

konsistensi padat, warna kuning bau khas BAK 3-5 x sehari dengan warna

kuning jernih bau khas.

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang laboratorium pada tanggal 22 April 2013

yaitu hemoglobin 13,5 g/dl (N P:12-16 g/dl, Lk: 14-18 g/dl). Hematokrit

38,5 % (N P: 38-47 % Lk : 40-54 %). MCHC 32,5 g/dl (N P: 30 – 33

g/dl), mch 26,9 pg (N: 28-31 pg).

5. Terapi obat

Terapi obat pada tanggal 22-24 April 2013 klien mendapatkan

Cefotaxim 350 mg/8 jam intravena, Dexametason 2 mg/8 jam intravena,

Puyer batuk 3x1 bungkus oral, Nebulizer yang terdiri Ventolin 2,5 mg

ditambah Natrium klorida 2 cc/8 jam inhalasi, infus Ringer laktat 15 tetes

per menit intravena. Dari data hasil pengkajian dan observasi di atas,

penulis melakukan analisa data kemudian merumuskan diagnosa

keperawatan yang sesuai dengan prioritas, menyusun intervensi

keperawatan, melakukan implementasi, dan evaluasi tindakan.

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

20�

C. PERUMUSAN MASALAH

Prioritas diagnosa keperawatan adalah ketidakefektifan bersihan jalan

napas berhubungan dengan sekresi yang tertahan. Data yang menunjang

dengan diagnosa tersebut adalah data subyektif : Klien mengeluh batuk pilek,

hidungnya tersumbat dan sulit untuk bernapas. Data obyektif, klien terlihat

batuk pilek terus menerus, terdapat sekret di hidung, terdapat suara nafas

tambahan ronkhi (grok-grok), irama napas tidak teratur (cepat dangkal) dan

frekuensi pernapasan 30 kali per menit.

D. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL

Tujuan yang dibuat penulis berdasarkan kriteria SMART (Spesifik,

Measurable, Achievable, Reasonable, Time). Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam di harapkan masalah ketidakefektifan bersihan

jalan napas dapat teratasi dengan kriteria hasil : klien menunjukkan

pembersihan jalan napas efektif, mudah untuk bernapas, irama dan frekuensi

pernafasan dalam rentang normal (20-28 kali per menit).

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan

berdasarkan ONEK (Observasi, Nursing intervensi, Edukasi, Kolaborasi)

yaitu auskultasi bagian dada anterior dan posterior, rasional, : untuk

mengetahui adanya bunyi tambahan, pantau status oksigenasi klien, rasional :

untuk mengetahui status oksigenasi klien, pantau tanda - tanda vital, rasional

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

21�

: tanda-tanda vital merupakan indikator penting untuk mengetahui

perkembangan klien. Berikan posisi semi fowler rasional : memaksimalkan

pengembangan paru, Anjurkan keluarga untuk memberikan klien minum air

putih hangat, rasional : untuk mengencerkan dahak, informasikan kepada

keluarga klien bahwa merokok merupakan kegiatan yang dilarang di ruang

perawatan, rasional : agar meminimalkan polusi di ruang perawatan.

Instruksikan kepada klien dan keluarga tentang rencana perawatan di rumah

rasional : membantu memberikan gambaran keluarga tentang perawatan di

rumah pasca perawatan di Rumah Sakit, ajarkan kepada keluarga fisioterapi

dada rasional : untuk memfasilitasi drainase sekret. Kolaborasi dengan dokter

pemberian terapi obat dan Nebulizer rasional : sebagai bronkodilator, dan

mengencerkan dahak.

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan atau tindakan keperawatan selama 3 hari.

Tanggal 22 April pada jam 10.00 WIB memantau status oksigensi klien,

respon subyektif : klien mengatakan hidungnya tersumbat, respon obyektif :

frekuensi 30 kali per menit, irama napas tidak teratur cepat dan dangkal. Pada

jam 10.15 WIB mengauskultasi dada anterior dan posterior, respon subyektif

: keluarga mengatakan klien masih batuk, respon obyektif : terdapat suara

napas tambahan ronkhi (grok-grok). Pada jam 10.30 WIB memberikan posisi

semi fowler, respon subyektif : klien mengatakan lebih nyaman, respon

obyektif klien tampak rileks. Pada jam 11.00 WIB menganjurkan keluarga

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

22�

untuk memberikan klien air putih hangat, respon subyektif : keluarga

menyetujui respon obyektif : klien terlihat minum air putih hangat dibantu

keluarga. Pada jam 11.25 WIB menginformasikan kepada keluarga bahwa

merokok dilarang di ruang perawatan, respon obyektif tidak ada anggota

keluarga yang merokok di ruang perawatan. Mengajarkan keluarga fisioterapi

dada jam 11.45 WIB, respon subyektif keluarga mengatakan mengerti, respon

obyektif fisioterapi dada telah di lakukan (clapping dan vibrating) dahak tidak

keluar. Pada jam 12.15 WIB Kolaborasi dengan dokter pemberian obat sesuai

indikasi, respon subyektif : keluarga menyetujui, respon obyektif : klien

tampak rileks, injeksi Cefotaxim 350 mg dan Dexametason 2 mg masuk

secara intra vena. Pada jam 14.00 WIB Kolaborasi pemberian terapi

Nebulizer, respon subyektif : keluarga menyetujui, respon obyektif : klien

tampak rileks Nebulizer Ventolin 2,5 mg di tambah Natrium clorida 2cc

masuk.

Tindakan keperawatan pada tanggal 23 April 2013, Pada jam 08.00

WIB memantau status oksigenasi klien, respon subyektif : klien mengatakan

hidung tersumbat, respon obyektif : frekuensi pernafasan 26 kali per menit,

irama napas tidak teratur cepat dangkal. Pada jam 08.15 WIB mengajarkan

kepada keluarga fisioterapi dada respon subyektif : keluarga klien

mengatakan mengerti cara yang sudah diajarkan, respon obyektif : fisioterapi

dada telah dilakukan (clapping dan vibrating) dahak keluar dengan

konsistensi kental, warna kekuningan. Pada jam 08.30 WIB menganjurkan

keluarga untuk memberikan klien minum air putih hangat, respon subyektif :

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

23�

keluarga menyetujui respon obyektif : klien terlihat minum air putih hangat

dibantu keluarga. Pada jam 08.45 WIB menginformasikan kepada keluarga

bahwa merokok dilarang di ruang perawatan, respon subyektif : keluarga

mengerti tentang informasi yang diberikan, respon obyektif : tidak ada

anggota keluarga yang merokok di ruang perawatan. Pada jam 09.00 WIB

memberikan posisi semi fowler, respon : subyektif klien mengatakan lebih

nyaman, respon obyektif : klien tampak rileks. Pada jam 09.30 WIB

kolaborasi pemberian terapi sesuai indikasi, respon subyektif : keluarga

menyetujui tindakan injeksi, respon obyektif : klien tampak menangis, injeksi

Cefotaxime 350 mg dan Dexametason 2 mg sudah masuk secara intravena.

Pada jam 10.00 WIB kolaborasi pemberian terapi nebulizer, respon subyektif

klien mengatakan dapat bernafas dengan mudah, respon obyektif klien

tampak rileks, Nebulizer ventolin 2,5 mg ditambah 2 cc Natrium Klorida

masuk, frekuensi pernapasan 26 kali per menit.

Tindakan keperawatan pada tanggal 24 April 2013 yaitu pada jam

08.00 WIB mengauskultasi dada posterior dan anterior, respon subyektif :

keluarga mengatakan batuk klien berkurang, respon obyektif : frekuensi

pernafasan 20 kali per menit, irama napas teratur, tidak ada suara napas

tambahan. Memberikan posisi semi fowler jam 08.20 WIB, respon subyektif :

klien mengatakan lebih nyaman dengan posisi tersebut, respon obyektif :

klien tampak rileks.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

24�

G. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi pada tanggal 22 April 2013, subyektif keluarga klien

mengatakan klien batuk terus menerus, dahak tidak bisa keluar, klien masih

pilek, Klien juga mengeluh hidungnya tersumbat. Obyektif, klien masih

terlihat masih batuk pilek, terdapat sekret di hidung, frekuensi pernapasan 30

kali per menit, irama napas tidak teratur, terdapat suara napas tambahan

ronkhi (grok-grok), masalah belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan,

berikan posisi semi fowler, ajarkan keluarga fisioterapi dada, pantau status

pernapasan, anjurkan keluarga untuk memberikan klien minum air putih

hangat, kolaborasi pemberian terapi sesuai indikasi.

Evaluasi pada tanggal 23 April, subyektif keluarga klien mengatakan

klien masih batuk pilek dahak sudah keluar. Obyektif klien terlihat masih

batuk dan pilek, terdapat sekret di hidung, frekuensi pernapasan 26 kali per

menit, irama napas tidak teratur, dahak sudah keluar dengan konsistensi

kental warna kekuningan, masalah belum teratasi. Planing lanjutkan

intervensi, berikan posisi semi fowler, auskultasi dada posterior dan anterior,

ajarkan keluarga untuk fisioterapi dada, anjurkan keluarga memberikan klien

minum air putih hangat, kolaborasi pemberian terapi obat sesuai indikasi.

Evaluasi pada tanggal 24 April 2013, subyektif keluarga klien

mengatakan batuk sudah berkurang, klien mengatakan hidungnya sudah tidak

tersumbat. Obyektif klien terlihat rileks, frekuensi pernapasan 20 kali per

menit, irama napas teratur, tidak ada suara napas tambahan. Masalah teratasi,

dan pasien sudah diperbolehkan pulang intervensi dihentikan.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

25�

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An.F pada tanggal 22-24 April

2013 di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum DaerahSukoharjo. Penulis

akan membahas prioritas diagnosa yang paling utama yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan kebutuhan oksigenasi karena

kebutuhan oksigenasi merupakan prioritas tertinggi dalam kebutuhan dasar

manusia,maka dari itu penangannya harus diutamakan. Prinsip dari

pembahasan ini dengan memperhatikan aspek tahapan proses keperawatan

yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan

evaluasi keperawatan.yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi, dan evaluasi.

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa riwayat kesehatan

klien, keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah pilek.Ibu klien

mengatakan pada tanggal 18 April 2013 (3 hari sebelum masuk rumah sakit)

klien mengalami demam batuk pilek, batuk tidak mengeluarkan dahak. Pada

saat dikaji klien mengeluh hidungnya tersumbat.

Dari pemeriksaan fisik diatas, dapat dilihat bahwa tanda gejala pada

klien sesuai dengan referensi yang menyebutkan bahwa gambaran secara

umum pada pasien ISPA adalah pilek, nyeri tenggorokan, batuksewaktu

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

26�

waktu dengan dahak kuning atau putih kental.Referensi juga menyebutkan

penyakit ISPA bisa disebabkan oleh berbagai macam virus yang meginfeksi

tubuh dengan kekebalan yang masih lemah virus yang menyebabkan ispa

yaitu influenza,adenovirus,sitomegalovirus(Hetzner,2009).

Penyakit ISPA sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat karena kejadian penyakit ISPA pada anak masih cukup

tinggi,berbagai faktor yang meningkatkan penyakit ISPA pada anak yaitu gizi

kurang, berat badan lahir kurang(BBLR) imunisasi yang tidak memadai,

defisiensi vit A, pemberian makanan tambahan terlalu dini dan ventilasi

rumah yang kurang (Prasasti:2005).

ISPA ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan, batuk panas

badanlemah gangguan pernafasan merupakan gejala yang ditemukan pada

ispa.Penyakit ISPA dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa namun

lebih rentan terhadap anak anak, tanda dan gejala pada anak akan lebih nyata

karena saluran pernafasan anak lebih sempit dari orang dewasa sehingga

rentan terjadi sumbatan jalan napas (Saputra,2013).

Pemeriksaanfisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran

lainnya. Pemeriksaan serta pemeriksaan semua bagian tubuh. Pemeriksaan

fisik menggunakan teknik inspeksi,palpasi,perkusi, dan auskultasi(Potter dan

Perry, 2005).

Hasil pengkajian fisik pada klien didapatkan Pemeriksaan

dada:inspeksi paru pengembangan dada kanan-kiri simetris, palpasi vocal

fremituskanan kiri sama, saat diperkusi bunyi parusonordan

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

27�

saatdiauskultasiterdengar suara nafas tambahan ronkhi (grok-grok). Pada

pemerikasaan hidung, simetris, tidak ada polip, terdapat sekret, tidak ada

epistaksis. Tanda-tanda vital nadi 98 kali per menit, suhu 380 C respirasi 30

kali per menit irama napas tidak teratur, cepat dangkal.Pemerikasaan darah

didapatkan hemoglobin 13,5 g/dl, Hematokritg38,5 %, MCHC 32,5 g/dl, mch

26,9 pg.

Pada infeksi saluran pernapasan akutterjadi peradangan selaput lendir

sekitar tenggorokan dan terdapat bintik-bintik yang melekat berwarna kuning

atau putih. Hal tersebut mengakibatkan menyempitnya atau tersumbatnya

saluran pernapasan (Handayaningsih, 2009).

Sekret yang terakumulasi akan mengakibatkan sumbatan pada saluran

nafas, sehingga oksigen dapat masuk ke saluran pernapasan menjadi

berkurang. Tubuh mengkompensasinyadengan cara meningkatkan usaha

napas, hal ini ditandai dengan perubahan frekuensi dan irama napas. Hal ini

sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada klien. Klien mengeluh

hidung tersumbat, terdapat sekret di hidung yang mengakibatkan klien

mengalami kesulitan untuk bernapas. Pada klien juga terdapat perubahan

frekuensi 30 kali per menit, irama napas tidak teratur cepat dangkal.

Tahap selanjutnya adalah pengkajian. Pengkajian keperawatan adalah

tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses

pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi

dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan

dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

28�

kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu pengkajian yang benar,akurat,

lengkap, sesuai dengan kenyataan dalam merumuskan suatu diagnosis

keperawatan (Nursalam,2005).

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis, dapat

ditegakkan diagnosa keperawatan utama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan

napas berhubungan dengan sekresi yang tertahan. Hal ini ditandai dengan

terdapat suara napastambahan (ronkhi), perubahan pada frekuensi dan ritme

pernapasan.

Ketidakefektifanbersihan jalan napas adalah ketidakmampuan dalam

membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga

bersihan jalan napas. Batasan karakteristik dari ketidakefektifan bersihan

jalan napas adalah batuk yang tidak efektif, penurunan bunyi napas, suara

napas tambahan (ronkhi, rales, crakleswheezing), sputumdalam jumlah

berlebih, sianosis, kesulitan bicara, mata terbuka lebar, perubahan frekuensi

napas,perubahan irama napas,sianosis gelisah (Nanda, 2009).

Menurut tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan

suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan

perawat. Penulis dalam menentukan tujuan dan kriteria hasil kasus di

atasdidasarkan pada metode SMART. S :Spesifik, tujuan harus spesifik dan

tidak menimbulkan arti ganda. M :Measureble, tujuan keperawatan harus

dapat diukur, khususnya tentang perilaku klien, dapat dilihat, didengar,

diraba, dirasakan dan dibau. A : Achievable, tujuan harus dapat dicapai, R :

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

29�

Reasonable, tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, T :

Time,mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2003)

Adapun tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis adalah

setelah 2 x 24 jam diharapkan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas

teratasi,dengan kriteria hasil, klien menunjukkan pembersihan jalan napas

efektif, mudah untuk bernapas, irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang

normal (20-28 kali per menit).

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan

kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan

klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006).

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dicetuskan maka

penulis menyusun intervensi yang telah disesuaikan dengan intervensi

NIC,pantau status oksigenasi klien, rasional : untuk mengetahui status

oksigenasi klien, Auskultasi bagian dada anterior dan posterior,rasional :

untuk mengetahui adanya bunyi tambahan, berikan posisi semi fowler

rasional :memaksimalkan pengembangan paru, anjurkan keluarga untuk

memberikan klien minum air putih hangat, rasional : untuk menurunkan

viskositas sekresi.Informasikan kepada keluarga klien bahwa merokok

merupakan kegiatan yang dapat mengganggu kesehatan klien, rasional : agar

meminimalkan polusi di ruang perawatan. instruksikan kepada klien dan

keluarga tentang rencana perawatan di rumah rasional : membantu keluarga

perencanaan tentang perawatan di rumah pasca perawatan di rumah

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

30�

sakit,kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat dan Nebulizer rasional :

sebagai bronkodilator, dan mengencerkan dahak (Wilkinson, 2006).

Berdasarkan intervensi yang telah direncanakan, adapun

implementansi yang telah dilakukan pada tanggal 22– 24 April 2013

adalahmemantau status pernafasan klienbertujuan untuk mengetahui

perkembangan kesehatan klien, sedangkan mengauskultasidada anterior dan

posterior,yang tujuannya untuk mengetahui adanya suara napas tambahan.

Memberikanposisi semi fowlerbertujuan untuk memaksimalkan ekspansi

paru.

Posisi semi fowler adalah posisi dimana paru-paru lebih tinggi

sehingga memungkinkan pada saat inspirasi oksigen yang masuk ke paru

lebih banyak, ventilasi maksimal membuka area atelektasissehingga

memaksimalkan pengembangan dada atau paru (Wong, 2008).

Implementasi yang selanjutnya adalah menganjurkan keluarga untuk

memberikan klien minum air putih hangat.Hal ini sesuai dengan buku

menganjurkan asupan cairan yang adekuat, merupakan salah satu

penatalaksanaan pada pasien yang berguna untukmenurunkan viskositas

sekresi atau mengencerkan sekret (Wong, 2008).

Menginformasikan kepada keluarga klien bahwa merokok merupakan

kegiatan yang dapat mengganggu kesehatan klien dalam ruang perawatan.

Tindakan keperawatan tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan

pada keluarga karena dapat mempengaruhi sistem pernapasan klien dan dapat

meminimalkan polusi di ruang perawatan. Menginstruksikan kepada klien

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

31�

dan keluarga tentang rencana perawatan dirumah, hal ini bertujuan untuk

membantu perencanaan perawatan dirumah.

Implementasi selanjutnya adalah mengajarkan keluarga untuk

fisioterapi dada, hal ini sesuai dengan buku, menyatakanbahwa melakukan

clapping dan vibrating bertujuan untuk memfasilitasi drainase sekresi.

Kolaborasidengan dokter pemberian terapi Nebulizer Ventolin, implementasi

tersebut bertujuan untuk melegakan jalan napas atau sebagai bronkodilator

(Wong, 2008).

Terapi inhalasi nebulizer yang terdiridariventolindan NaclPemberian

obat secara inhalasi (hirupan) ke dalam saluran respiratori. Penggunaan terapi

ini sangat luas di bidang respirologi. Ada berbagai macam alat terapi inhalasi

yang ditujukan ke saluran respiratori bawah, misalnya alat terapi inhalasi

nebulizer yaitu suatu alat yang dapat mengubah obat cair menjadi aerosol.

Alat ini dapat digunakan untuk terapi inhalasi saluran respiratori atas dan

bawah (Supriyatno dan Kuswandani 2009).

Berkolaborasidengan dokter pemberian obat dexamethasone dan

cefotaxsime sesuai dosis. Dexamethasone adalah obat untuk saluran

pernafasan yaitu golongan kotrikotropin dan kortikosteroid. Indikasi

dexamethasone adalah pengobatan jangka panjang,hipoglimea,lemah otot

pernafasan.Mengurangi gangguan demermatologik dan pernafasan.

Cefotaxsime adalah obat saluran pernafasanyaitu golongan sefalosporin yang

berfungsi sebagai penanganan infeksi saluran nafas bawah,saluran kemih,

ginekologi,dan sasaran saraf pusat (ISO,2010).

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

32�

Dalam tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAP. S:

Subyektif data, O: Obyektif data, A: Analisis atau Assesment dan P:

planningsetelah melalukan implementasi diatas selama 3 hari dari tanggal 22–

24 April Pada tanggal 22 April 2013 didapatkan.

Intervensi pada An.F, dapat dilakukan penulis sesuai rencana tindakan

keperawatan yang ada. Saat melakukan tindakan keperawatan penulis tidak

mengalami kesulitan karena pasien kooperatif.

Evaluasi pada tanggal 22 April 2013 dilakukan pengkajian subyektif :

keluarga mengatakan klien pilek dan batuk. Obyektif: klien terlihat pilek

terdapat secret dihidung,frekuensi pernafasan 30 kali per menit,irama tidak

teratur.

Evaluasi pada tanggal 23 April 2013 masalah belum teratasi subyektif

: keluarga klien mengatakan klien masih batuk pilek dahak sudah keluar.

Obyektif : klien terlihat masih batuk dan pilek, terdapat sekret di hidung,

frekuensi pernapasan 26kali per menit, irama napas tidak teratur, dahak sudah

keluar dengan konsistensi kental warna kekuningan, masalah belum teratasi,

intervensi di lanjutkan.

Evaluasi pada tanggal 24 April 2013 masalah ketidakefektifan

bersihan jalan napas teratasi, yang ditandai dengan, subyektif : klien

mengatakan batuk sudah berkurang, klien mengatakan hidungnya sudah tidak

tersumbat. Obyektif, frekuensi pernapasan 20 kali per menit, irama napas

teratur, tidak ada suara napas tambahan dan pasien sudah diperbolehkan

pulang oleh dokter(Nursalam, 2003).

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

33�

Hal ini sesuai dengan kriteria hasil yang telah dirumuskan yaitu klien

menunjukkan bersihan jalan napas efektif, mudah untuk bernapas, irama dan

frekuensi pernafasan dalam rentang normal (20-28 kali per menit).

B. SIMPULAN

1. Pembahasan

Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada tanggal 22 April

2013 keluhan utama yang dirasakan An. F adalah batuk pilek terus

menerus, frekuensi pernapasan 30 kali per menit, irama napas tidak

teratur cepat dan dangkal, terdapat suara napas tambahan ronki.

b. Diagnosa keperawatan utama pada An. F adalah ketidakefektifan

bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi yang tertahan.

c. Tujuan yang diharapkan penulis setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan bersihan jalan napas

menjadi efektif dengan kriteria hasil pembersihan jalan napas efektif,

mudah untuk bernapas, irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang

normal (20-28 kali per menit) rencana tindakan keperawatan, antara

lain pantau status oksigenasi klien, auskultasi bagian dada anterior dan

posterior, berikan posisi semi fowler, anjurkan keluarga untuk

memberikan minum air putih hangat, ajarkan keluarga untuk fisioterapi

dada, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat dan nebulizer.

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

34�

d. Tindakan keperawatan pada tanggal 22-24 April 2013berdasarkan

berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain

memantau status oksigenasi klien, mengauskultasi dada anterior dan

posterior, memberikan posisi semi fowler, menganjurkan keluarga

untuk memberikan air minum putih hangat, mengajarkan keluarga

untuk fisioterapi dada, kolaborasi dengan dokter pemberian obat dan

nebulizer.

e. Pada tahap akhir, penulis mengevaluasi kepada pasien setelah tindakan

keperawatan yang dilakukan selama tiga hari. Hasil eveluasi pada

tanggal 24April 2013 yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas pada

ISPA teratasi.

f. Menganalisa kondisi ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An.F

dengan ISPA setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

jam masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi dengan hasil

bersihan jalan efektif hal tersebut teratasi dengan tindakan memberikan

klien minum air putih hangat, terapi nebulizer dan posisi semi fowler.

2. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai

berikut:

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien lebih optimal

dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

35�

b. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang

merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan

pembuatan laporan.

c. Bagi Penulis selanjutnya

Diharapkan penulisdapat menggunakan atau memanfaatkan waktu lebih

efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien

secara optimal.

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

36�

DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 2004. Determinan Sanitasi Rumah Dengan ISPA. http://SKP.unes.ac.id.

Diakses tanggal 19 April 2013 jam 12.00 WIB

Dewi Angelina Chandra. 2012. Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian ISPA pada Balita.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkm. Diakses tanggal 19 April 2013 jam 10.00 WIB

Handayani, 2009.Dokumentasi Keperawatan “DAR” Panduan, Konsep, dan

Aplikasi, Penerbit Mitra Cendikia Jogjakarta.

Hetzner. 2009. Hubungan Lama Pemberian ASI Eksklusif dengan Frekuensi

Kejadian ISPA. http://journal.unes.ac.id.

Hidayat A. Aziz Alimul, 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 41 – 42

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2009. Informasi Spesialis Obat (ISO)

Indonesia. Penerbit Ikatan Apoteker Indonesia. Jakarta. hal. 150 – 291

Nanda. 2009. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta

Nursalam, (2003), Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Klinik,

Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Potter Patricia A, Perry Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Prasasti, 2005. Buku Ajar Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Saputra Lyndon. 2013. Sinopsis Organ Sistem Pulmonologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 169 – 170

Supriyatno Bambang, Nastiti Kaswandani. 2008. Buku Ajar Respirologi. Edisi I.

EGC. Jakarta

Uliyah. 2005. Buku Ajar Keperawatan Anak. Edisi I. EGC. Jakarta

Widoyono, Mth. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi Penularan, Pencegahan dan

Pemberantasan. Edisi II. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hal. 204

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-fickataqwa... · Pada umumnya penyakit ISPA banyak terjadi pada anak ... seperti pada henti

37�

Wilkinson Judith M, (2006), Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan

Intervensi Nic dan Kriteria Hasil Noc, Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Wong Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 6 Vol.2.

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.