pemberian zinc terhadap status dehidrasi pada...

107
PEMBERIAN Z PADA ASUH DIAR PROG SEKOLAH TIN ZINC TERHADAP STATUS D HAN KEPERAWATAN An.A D RE AKUT DI BANGSAL MELA RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH SUWARDI NIM.P.13122 GRAM STUDI DIII KEPERAWATA NGGI ILMU KESEHATAN KUSUM SURAKARTA 2016 EHIDRASI DENGAN ATI AN MA HUSADA

Upload: truongthuan

Post on 08-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI

PADA ASUHAN KEPERAWATAN

DIARE AKUT

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI

PADA ASUHAN KEPERAWATAN An.A DENGAN

DIARE AKUT DI BANGSAL MELATI

RSUD KARANGANYAR

DI SUSUN OLEH

SUWARDI

NIM.P.13122

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI

DENGAN

MELATI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 2: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI

PADA ASUHAN KEPERAWATAN

DIARE AKUT

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

i

PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI

PADA ASUHAN KEPERAWATAN An.A DENGAN

DIARE AKUT DI BANGSAL MELATI

RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH

SUWARDI

NIM.P.13122

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI

DENGAN

DI BANGSAL MELATI

Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

Page 3: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SUWARDI

NIM : P.13122

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : “ Pemberian Zinc Terhadap Status Dehidrasi pada

Asuhan Keperawatan An. A dengan Diare Akut

di Bangsal Melati Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar”

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 12 Mei 2016

Yang Membuat Pernyataan

SUWARDI

NIM. P.13122

Page 4: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : SUWARDI

NIM : P.13122

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul :Pemberian Zinc Terhadap Status Dehidrasi pada Asuhan

Keperawatan An. A dengan Diare Akut di Bangsal Melati

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis

Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Senin/ 30 Mei 2016

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ns. Meri Oktariani, M. Kep ( )

NIK. 200981037

Penguji I : Ns. Joko Kismanto, S. Kep ( )

NIK. 200670020

Penguji II : Ns. Meri Oktariani, M. Kep ( )

NIK. 200981037

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada

Ns. Meri Oktariani, M. Kep

NIK. 200981037

Page 5: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Zinc Terhadap Status Dehidrasi pada

Asuhan Keperawatan An. A dengan Diare Akut di Bangsal Melati Rumah Sakit

Umum Daerah Karanganyar”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

dan dosen pembimbing sekaligus sebagai penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan sarta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini, dan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ns. Joko Kismanto S.Kep, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan sarta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 6: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

v

4. Ns. Anik Suprapti S.Kep, selaku pembimbing klinik yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan sarta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orangtuaku, yang selalu memberikan inspirasi dan memberikan

semangat untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 12 Mei 2016

Penulis

Page 7: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ....................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................viii

DARTAF GAMBAR .........................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................1

B. Tujuan Penulisan ...............................................................................5

C. Manfaat Penulisan .............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ...................................................................................7

1. Diare akut ...................................................................................7

2. Konsep Asuhan Keperawatan .....................................................14

3. Dehidrasi ....................................................................................29

4. Pemberian Zinc ...........................................................................35

B. Kerangka Teori .................................................................................38

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset .......................................................................39

B. Tempat dan Waktu ............................................................................39

C. Media atau Alat yang digunakan.......................................................39

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset ...................................40

E. Alat ukur evaluasi tindakan aplikasi riset ........................................41

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas klien ...................................................................................42

B. Pengkajian ........................................................................................42

C. Perumusan masalah keperawatan .....................................................50

D. Perencanaan ......................................................................................52

E. Implementasi ....................................................................................53

Page 8: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

vii

F. Evaluasi ............................................................................................59

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian ........................................................................................65

B. Perumusan masalah keperawatan .....................................................75

C. Perencanaan ......................................................................................80

D. Implementasi ....................................................................................83

E. Evaluasi ............................................................................................86

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.......................................................................................90

B. Saran .................................................................................................92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

viii

DAFTAR TABEL

No. Kerangka Tabel Halaman

1. Tabel 2.1 Penurunan berat badan pada anak dehidrasi ......................17

2. Tabel 2.2 Klasifikasi dehidrasi ...........................................................30

3. Tabel 3.1 Prosedur pemberian zinc ....................................................40

4. Tabel 3.2 Alat ukur derajat dehidrasi .................................................41

Page 10: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Kerangka Gambar Halaman

1. Gambar 2.1 Kerangka Teori ..................................................................38

2. Gambar 4.1 Genogram ...........................................................................45

Page 11: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Asuhan Keperawatan

2. Lembar Obervasi

3. Log Book

4. Jurnal

5. Usulan Judul

6. Surat Pernyataan

7. Lembar Konsultasi

8. Format Pendelegasian

9. Daftar Riwayat Hidup

Page 12: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diare akut merupakan penyabab utama keadaan sakit pada anak-anak

balita. Diare akut didefinisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-

tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam traktus

GI. Keadaan ini dapat menyertai infeksi saluran nafas atas (ISPA) atau saluran

kemih (ISK), terapi antibiotik atau pemberian obat pencahar (laksatif). Diare akut

biasanya sembuh sendiri (lama sakit kurang dari 14 hari) dan akan mereda tanpa

terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi. Diare infeksius akut

(gastroenteritis infeksiosa) dapat disebabkan oleh virus bakteri dan parasit yang

patogen (Wong, 2008).

Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan

fungsi pencernaan, penyerapan dan sekresi. Diare disebabkan oleh transportasi air

dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih

500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari seluruh

kematian pada anak yang hidup di negara berkembang berhubungan dengan diare

serta dehidrasi (Sazawal dkk, 1996 dalam Wong, 2008). Di Indonesia, angka

kejadian diare akut diperkirakan masih sekitar 60 juta kejadian diare setiap

tahunnya dan angka kesakitan pada kelompok balita sekitar 200-400 kejadian

diare di antara 1000 penduduk setiap tahunnya dan 1-5% diantaranya berkembang

menjadi diare kronik (Soebagyo, 2008).

Page 13: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

2

Jumlah kasus diare di Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah sebanyak

2.978.985 penderita dengan indeks rata-rata (IR) 9,2%, sedangkan jumlah kasus

diare pada balita yaitu sebanyak 339.733 penderita dengan indeks rata-rata 16,4%.

Kasus diare pada balita masih tinggi dibanding golongan umur yang lainnya

(Riskesdas Jateng, 2007). Kota Surakarta merupakan salah satu dari 35 kota atau

kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kejadian diare di kota Surakarta pada tahun

2007 cukup tinggi yaitu sebanyak 7,06% dari total jumlah penduduk (Depkes RI,

2009).

Pada asuhan keperawatan diare akut terdapat beberapa diagnosa

keperawatan. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien diare

menurut Wilkinson (2007) adalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan

dehidrasi, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual, muntah dan intake cairan inadekuat, hipertermi berhubungan dengan

dehidrasi, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal karena

diare, resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan

terhadap patogen, ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stress.

Kekurangan volume cairan merupakan salah satu diagnosa yang akan muncul

pada anak dengan penyakit diare akut.

Anak dengan kekurangan volume cairan biasanya akan mengalami

dehidrasi akibat kehilangan banyak cairan karena frekuensi BAB yang berlabih

muntah. Intervnesi atau rencana keperawatan yang dapat dilakukan pada anak

dengan diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan adalah pantau tanda dan

gejala dehidrasi (kulit membran mukosa kering, kenaikan berat jenis urin tiap 4

Page 14: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

3

jam, rasa haus), patau masukkan dan keluaran dengan cermat meliputi frekuensi,

warna, dan konsistensi, pantau ketidakseimbangan elektrolit (Natrium klorida,

Kalium),timbang berat badan setiap hari, monitor tanda- tanda vital (suhu, nadi)

setiap 4 jam, monitor pemeriksaaan laboratorium (elektrolit, berat jenis urin,

nitrogen urea darah), lakukan tindakan untuk mengurangi demam (ganti pakaian

katun dan kompres dingin), kolaborasi dengan dokter tentang rehidrasi terutama

untuk dehidrasi berat dan terdapatnya penyakit berat lainnya (Susilaningrum dkk,

2013). Selain itu WHO dan UNICEF merekomendasikan kebijakan terbaru

menenai penatalaksanaan daire pada anak, yaitu dengan menambahkan

suplementasi zinc (Zn) pada terapi rehidrasi oral tersebut (Ulfak dkk, 2010)

Suatu meta-analisis mengemukakan suplementasi zinc secara bermakna

menurunkan frekuensi, berat serta morbiditas diare akut (Anggarwal et al., 2006

dalam Huryamin dkk, 2012). Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang

penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan

menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare (Dipkes RI, 2011).

Kemampuan zinc untuk mencegah diare terkait dengan kemampuannya

meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Zinc merupakan mineral penting bagi

tubuh. Lebih 300 enzim dalam tubuh yang bergantung pada zinc. Zinc juga

dibutuhkan oleh berbagai organ tubuh, seperti kulit dan mukosa saluran cerna.

Semua yang berperan dalam fungsi imun, membutuhkan zinc. Jika zinc diberikan

pada anak yang sistim kekebalannya belum berkembang baik, dapat

meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari penyakit infeksi. Itulah

sebabnya mengapa anak yang diberi zinc (diberikan sesuai dosis) selama 10 hari

Page 15: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

4

berturut - turut berisiko lebih kecil untuk terkena penyakit infeksi, diare dan

pneumonia(Kemenkes RI, 2011).

Pada hasil penelitian menemukan ini menemukan bahwa zinc efektif

dalam mengatasi diare akut pada balita di salah satu puskesmas di Kalimantan

Barat, dengan cara mengurangi frekuensi defekasi dan memperpendek durasi

diare (Ulfah dkk, 2010). Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian zinc (Zn) pada anak

diare dengan lama rawat inap di Rumah Sakit PKU Muahmmadiyah Surakarta

berdasarkan pada hasil uji analisis Chi-square dengan nilai p sebesar 0,003

(p<0,05) dan dari Rasio Prevalensi (RP) = 4,405 (interval kepercayaan 95%

1,578-12,301) yang berarti bahwa pemberian zinc merupakan faktor risiko dari

cepatnya lama rawat inap pasien diare (Huryamin dkk, 2012).

Penyakit diare benyak ditemukan di rumah sakit umum daerah

Karanganyar. Hanya beberapa data yang dapat ditemukan di bulan Desember

tahun 2015 terdapat pasien sebanyak 33 anak yang rawat inap. Dan pada tahun

2016 tercatat pada bulan Januari sampai tanggal 17 Januari 2016 terdapat 17

pasien yang rawat inap dengan diare.

Berdasarkan observasi penulis di ruang melati RSUD Karanganyar pada

bulan januari tangaal 4 Januari 2016 sampai tanggal 17 Januari 2016 terdapat 17

pasien diare yang rawat inap. Penulis melakukan pengkajian pada tanggal 6

Januari 2016 dan hasil yang didapatkan beberapa pasien dengan diare yang

mengalami dehidrasi ringan sampai sedang dan hanya dehidrasi berat yang

mendapatkan terapi zinc dari dokter.

Page 16: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

5

Dari hal di atas tersebut memperlihatkan adanya suatu kasus yaitu kejadian

diare akut pada anak yang terjadi karena peningkatan dan perubahan tiba-tiba

frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agens infeksius dalam traktus GI,

sehingga dapat menyebabkan kehilangan cairan dan meyebabkan dehidrasi. Oleh

karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pemberian zinc

terhadap status dehidrasi pada pasien dengan diare akut di RSUD Karanganyar.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mengaplikasikan tindakan pemberian zinc terhadap status dehidrasi pada An.

A dengan diare di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An. A dengan

diare akut di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. A dengan

diare akut di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

c. Penulis mampu menyusun intervensi pada An. A dengan diare akut di

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An. A dengan diare akut

di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An. A dengan diare akut di

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

Page 17: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

6

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian zinc terhadap status

dehidrasi pada An. A dengan diare akut di Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar.

C. Manfaat penulisan

1. Bagi Institusi Rumah Sakit

Dapat memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pasien dengan

pemberian zinc terhadap status dehidrasi pada pasien diare, khususnya pada

pasien diare akut, sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan

pada pasien dengan lebih baik pada pasien diare. Perawat mampu bersikap

profesional dalam memberikan asuhan keperawatan pemberian zinc terhadap

status dehidrasi pada pasien diare.

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai informasi kepada mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada

pasien diare, sehingga dapat memberikan gambaran tentang penatalaksanaan

pemberian zinc terhadap status dehidrasi pada pasien diare.

3. Bagi pasien

Sebagai salah satu tindakan keperawatan kepada pasien dengen pemberian

zinc terhadap status dehidrasi pada pasien diare.

4. Bagi penulis

Mengetahui informasi serta mampu menerapkan asuhan keperawatan tentang

pemberian zinc terhadap status dehidrasi pada pasien diare.

Page 18: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan teori

1. Diare Akut

a. Definisi

Perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat

kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 mL/kgBB/hari)

dengan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam

dan berlangsung kurang dari 14 hari. Pola defekasi neonatus dan bayi,

hingga usia 4-6 bulan, yang defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya

cair atau lembek masih dianggap normal selama tumbuh kembangnya

baik (Cristanto dkk, 2014).

b. Etiologi

1) Infeksi : virus (rotavirus, adenovirus, norwalk), bakteri (shigella

sp., salmonella sp., E. coli, vibrio sp.), parasit (protozoa: E,

hystolytica, G. Lamblia, blantidium coli: cacing; ascaris sp.,

trichuris sp., strongylodies sp ; jamur : candida sp.), infeksi ekstra

usus (otitis media akut, infeksi saluran kemih, pneumonia).

Terbanyak disebabkan rotavirus (20-40%).

2) Alergi makanan : alergi susu sapi, protein kedelai, alergi multipel.

3) Malabsorbsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak dan protein.

Page 19: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

8

4) Keracunan makanan (misalnya makanan kaleng akibat Botulinum

sp.).

5) Lain-lain : obat-obatan (antibiotik atau obat lainnya), kelainan

anatomi (Cristanto dkk, 2014).

c. Klasifikasi

Klasifikasi diare pada anak menurut Wong (2008) berdasarkan derajat

dehidrasi.

1) Dehidrasi berat

Apabila kehilangan cairan >10% berat badan dengan gambaran

klinik/ tanda-tanda kondisi umun lemah, latergis/ tidak sadar,

ubun-ubun besar, mata sangat cekung, malas minum/ tidak dapat

minum, cubitan perut kembali sangat lambat (>=2 detik).

2) Dehidrasi ringan-sedang

Apabila kehilangan cairan 5-10% berat badan dengan gambaran

klinik/ tanda-tanda rewel, gelisah, cengeng, ubun-ubun besar, mata

sedikit cekung, tampak kehausan, cubitan perut kembali lambat.

3) Tanpa dehidrasi

Apabila kehilangan cairan >5% berat badan.

d. Manifestasi Klinis

Pasien yang menderita gastroenteritis, mula-mula pasien

cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau

tidak ada kemungkinan timbul diare. Tinja cair mungkin disertai lendir

atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama makin kehijau-hijauan

Page 20: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

9

karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya timbul

lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai

akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak

diapsorpsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul setelah

atau sebelum diare dan dapat disebabkan karena lambung turut

meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit,

gejala dehidrasi mulai nampak, yaitu berat badan turun, turgor

berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi),

selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah,

2005).

Frekuensi BAB (buang air besar) pada bayi lebih dari 3 kali

sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari, bentuk cair pada

buang air besarnya kadang-kadang disertai lendir dan darah, nafsu

makan menurun, warnanya lama kelamaan menjadi kehijauan karena

bercampur empedu, muntah, rasa haus, malaise, adanya lecet pada

daerah sekitar anus, feses bersifat banyak asam laktat yang berasal dari

laktosa yang tidak dapat diserap usus, adanya tanda dehidrasi,

kemudian dapat terjadi diuresis yang berkurang (oliguria sampai

dengan anuria) atau sampai dengan terjadi asidosis metabolic seperti

tampak pucat dengan pernafasan (Hidayat, 2006).

Page 21: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

10

e. Patofisiologi

Diare akut pada anak umumnya disebabkan oleh virus tapi

etiologi lainnya seperti bakteri, dan bakteri mungkin menjadi penyebab

terjadinya diare. Virus melukai lapisan penyerapan sel vili

menyebabkan penurunan proses penyerapan dan defisiensi disakarida

(Ricci & Kyle, 2009). Bakteri menghasilkan cedera usus dengan secara

langsung menginvasi mukosa usus, merusak lapisan permukaan vili

atau melepaskan racun (toksin). Diare akut dapat menghasilkan

pengeluaran darah ataupun tidak. Diare juga dapat terkait dengan

penggunaan antibiotik dalam waktu yang lama atau dosis yang tinggi

sehingga membunuh flora normal yang ada di usus.

Hockenberry dan Wilson (2010 dalam Novianti, 2010)

merangkum patofisiologi diare menjadi tiga mekanisme berbeda.

Invasi mikroorganisme patogen ke dalam saluran pencernaan

menyebabkan diare melalui, yaitu (1) produksi enterotoksin yang

menstimukasi sekresi air dan elektrolit, (2) invasi serta destruksi sel-sel

eptitel usus, dan (3) inflamasi lokal serta invasi sitemik oleh

mikroorganisme tersebut.

Patogen merusak sel mukosa vili di usus kecil menyebabkan

cedera permukaan dan penurunan kapasitas absorbsi air dan elektrolit.

Patogen juga memasuki mukosa dan submukosa usus menyebabkan

kerusakan sel, nekrosis, dan ulserasi. Enterotoksin yang dihasilkan

patogen bakteri menstimulasi sekresi cairan dan elektrolit dari sel

Page 22: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

11

sekresi primer di usus kecil. Aksi dari enterotoksin juga mempengaruhi

fungsi absorbsi dari daerajat permukaan usus kecil. Akibatnya,

terjadilah ketidakseimbangan sekresi cairan dan elektrolit dan

termanifestasikan dengan peningkatan frekuensi bab. Diare dengan

proses demikian dapat mengarahkan penderita mengalami dehidrasi

dan asidosis metabolik (Pott and Mandleco dalam Novanti, 2010). Jika

kondisi dehidrasi dan asidosis metabolik tidak tertangani, maka

kejadian syok hipovolemik tidak terelakkan. Kondisi tersebut

mengancam jiwa penderita.

f. Pemeriksaan penunjang

1) Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.

2) Kultur tinja.

3) Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan glukosa.

4) Pemeriksaan tinja; pH, leukosit, glukosa, dan adanya darah

(Suryadi dan Yuliani, 2006).

g. Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat

terjadi berbagai macam komplikasi seperti:

1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau

hipertonik).

2) Renjatan hipovolemik.

3) Hypokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram).

Page 23: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

12

4) Hipoglikemia.

5) Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim

lactase karena kerusakan vili mukosa usus halus.

6) Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

7) Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah

penderita juga mengalami kelaparan (Susilaningrum dkk, 2013).

h. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diare akut antara lain :

1) Rehidrasi

Bila pasien umum dalam keadaan baik tidak dehidrasi,

asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan,

sari buah, sup dan keripik asin. Bila pasien kehilangan cairan yang

banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti cairan

intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung

elektrolit dan gula atau strach harus diberikan. Terapi rehidrasi oral

murah, efektif, dan lebih praktis daripada cairan intravena. Cairan

oral antara lain; pedialit, oralit dll cairan infus a.l ringer laktat dll.

Cairan diberikan 50 – 200 ml/kgBB/24 jam tergantung kebutuhan

dan status hidrasi.

2) Diet

Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-

muntah hebat. Pasien dianjurkan justru minuman sari buah, teh,

minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang,

Page 24: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

13

nasi, keripik dan sup. Susu sapi harus dihindarkan karena adanya

defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri. Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari karena

dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus.

3) Obat antidiare

Obat-obat ini dapat mengurangi gejala-gejala yang paling

efektif yaitu derivat opioid misal loperamide, difenoksilat-atropin

dan tinkur opium. Loperamide paling disukai karena tidak adiktif

dan memiliki efek samping paling kecil, Bismuth subsalisilat

merupakan obat lain yang dapat digunakan tetapi kontraindikasi

pada pasien HIV karena dapat menimbulkan enselofati bismuth.

Obat antimotilitas penggunaannya harus hati-hati pada pasien

disentri yang panas (termasuk infeksi Shigella) bila tanpa disertai

mikroba, karena dapat memperlama penyembuhan penyakit, obat

yang mengeraskan tinja; atapulgite 4 x 2 tab perhari, smectite 3 x 1

saset diberikan tiap diare/BAB encer sampai diare berhenti obat

anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrase 3 x 1 tab perhari.

4) Obat antimikroba

Pengobatan empirik tidak dianjurkan pada semua pasien.

Pengobatan empirik diindikasikan pada pasien-pasien yang diduga

mengalami infeksi bakteri invasif, diare turis traveler’s diarrhea)

atau imunosupresif (Setiawan, 2006).

Page 25: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

14

2. Konsep Asuhan keperawatan

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar pertama atau langkah awal dari

proses keperawatan secara keseluruhan dan merupakan suatu proses

yang sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data

untuk mengevaluasi data dan mengidentifikasi status kesehatan

pasien. Pada tahap ini semua data dan informasi tentang klien yang

dibutuhkan, dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan diagnosa

keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mengumpulkan

data, menganalisa data sehingga ditemukan diagnosa keperawatan

(Gunawan, 2009). Adapun langkah-langkah dalam pengkajian adalah

sebagai berikut :

1) Identitas pasien/ biodata

Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin,

tanggal lahir, umur tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang

tua, pekerjaan orang tua, penghasilan. Untuk umur pada pasien

diare akut, sebagian besar adalah anak dibawah dua tahun.

Insiden paling tinggi umur 6-11 bulan karena pada saat ini mulai

diberikan makanan pendamping. Kejadian diare akut pada anak

laki-laki hampir sama dengan anak perempuan.

2) Keluhan utama

Buang air besar (BAB) lebih tiga kali sehari. BAB kurang

dari empat kali dengan konsistensi cair (diare tanpa dehidrasi).

Page 26: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

15

BAB 4-10 kali dengan konsistensi cair (dehidrasi ringan/sedang)

BAB lebih dari 10 kali (dehidrasi berat). Bila diare berlangsung

kurang dari 14 hari adalah diare akut. Bila berlangsung 14 hari

atau lebih adalah diare presisten.

3) Riwayat penyakit sekarang

a) Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan

mungkin meningkat. Nafsu makan berkurang atau tidak ada,

kemungkinan timbul diare.

b) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.

Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena bercampur

empedu.

c) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering

defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.

d) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.

e) Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit,

gejala dehidrasi mulai tampak.

f) Diuresis, yaitu terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila

terjadi dehidrasi. Urine normal pada diare tanpa dehidrasi.

Urine sedikit gelap pada dehidrasi ringan atau sedang. Tidak

ada urin dalam waktu enam jam (dehidrasi berat).

4) Riwayat penyakit dahulu

Yang perlu ditanyakan yaitu riwayat penyakit yang pernah

di derita oleh anak maupun keluarga dalam hal ini orang tua.

Page 27: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

16

Apakah dalam keluarga pernah mempunyai riwayat penyakit

keturunan atau pernah menderita penyakit kronis sehingga harus

dirawat di rumah sakit.

5) Riwayat kesehatan

a) Riwayat imunisasi terutama anak yang belum imunisasi

campak. Diare lebih sering terjadi dan berakibat berat pada

anak-anak dengan campak atau yang menderita campak

dalam empat minggu terakhir, yaitu akibat penurunan

kekebalan pada pasien.

b) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan

(antibiotik) karena faktor ini salah satu kemungkinan

penyebab diare.

c) Riwayat penyakit yang serung pada anak di bawah dua tahun

biasanya batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi

sebelum, selama, atau setelah diare, seperti OMA, tonsilitis,

faringitis, bronko pneumonia, ensefalitis.

6) Riwayat nutrisi

Riwayat pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi hal

sebagai berikut.

a) Pemberian ASI penuh pada anak umur 4-6 bulan sangat

mengurangi risiko diare dan infeksi yang serius.

Page 28: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

17

b) Pemberian susu formula, apakah menggunakan air masak,

diberikan dengan botol atau dot, karena botol yang tidak

bersih akan mudah terjadi pencemaran.

c) Perasaan haus. Anak yang diare tanpa dehidrasi tidak

merasa haus (minum biasa), pada dehidrasi ringan/sedang

anak merasa haus, ingin minum banyak, sedangkan pada

dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bisa minum.

7) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum klien

Pada anak terdapat keluhan dan kelainan-kelainan yang

perlu mendukung perlu dikaji adanya tanda-tanda dehidrasi

seperi mata cekung, ubun-ubun besar, mukosa bibir kering,

dan turgor kulit berkurang keelastisannya, kemudaian

ditanyakan frekuensi BAB, adanya nyari atau disentri

abdomen, demam dan terjadinya penurunan berat badan

(Gunawan, 2009).

b) Berat badan

Anak yang diare dengan dehidrasi biasanya mengalami

penurunan berat badan sebagai berikut.

Tabel 2.1

Penurunan berat badan anak dengan dehidrasi

Tingkat Dehidrasi

Kehilangan Berat Badan

Bayi Anak Besar

Dehidrasi ringan 5% (50 ml/kg) 3% (30 ml/kg)

Dehidrasi sedang 5-10%(50-100

ml/kg)

6% (60 ml/kg)

Page 29: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

18

Dehidrasi berat 10-15%(100-150

ml/kg)

9% (90ml/kg)

Sumber : (Susilanigrum, 2013)

Presentase penurunan berat badan tersebut dapat

diperkirakan saat anak dirawat di rumah sakit. Sedangkan

di puskesmas/ fasilitas pelayanan dasar dapat digunakan

pedoman MTBS (2008).

c) Kulit

Untuk mengetahui elastisitas kulit, kita dapat

melakukan pemeriksaan turgor, yaitu dengan cara mencubit

daerah perut dengan kedua ujung jari (bukan kedua kuku).

Turgor kembali cepat kurang dari 2 detik berarti diare tanpa

dehidrasi. Turgor kulit kembali lambat bila cubutan kembali

dalam waktu 2 detik dan ini berarti diare dengan dehidrasi

ringan/sedang. Turgor kulit kembali sangat lambat bila

cubitan kembali lebih dari 2 detik dan ini termasuk diare

dengan dehidrasi berat.

d) Kepala

Anak di bawah 2 tahun mengalami dehidrasi, ubun ubunnya

biasanya cekung.

e) Mata

Anak yang diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak mata

normal. Bila dehidrasi ringan/sedang, kelopak mata cekung

Page 30: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

19

(cowong). Sedangkan dehidrasi berat, kelopak mata sangat

cekung.

f) Mulut dan lidah

(1) Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi).

(2) Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan/sedang).

(3) Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).

g) Abdomen kemungkinan distensi, kram, bising usus

meningkat.

h) Anus

Adakah iritasi pada anus (Susilaningrum, 2013).

8) Pola Fungsional Kesehatan

Pola fungsional kesehatan dapat dikaji melalui pola

Gordon dimana pendekatan ini memungkinkan perawat untuk

mengumpulkan data sacara sistematis dengan cara mengevaluasi

pola fungsi kesehatan dan memfokuskan pengkajian fisik pada

masalah khusus, Model konsep & tipologi pola kesehatan

fungsional menurut gordon :

a) Pola persepsi-Managemen Kesehatan

Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan

penanganan kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehatan,

kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktik

kesehatan.

Page 31: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

20

b) Pola Nurtisi dan Metabolik

Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan

elektrolit. Nafsu makan, pola makan, diet, fluktasi BB

dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual/muntah,

kebutuhan jumlah zat gizi, masalah/ penyembuhan kulit,

makanan kesukaan.

c) Pola Eliminasi

Menjelaskan pola fungsi ekskresi, kandung kemih dan

kulit, kebiasaan defekasi, ada tidaknya masalah defekasi,

masalah miksi (oliguri, diuri, dll), penggunaan kateter,

frekuensi defekasi dan miksi, karakteristik urin dan feses,

pola input cairan, infeksi saluran kemih, masalah bau badan,

perspirasi berlebih, dan lain-lain.

d) Pola Latihan-Aktivitas

Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi

pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan/ gerak dalam

keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan kesehatan

berhubungan satu sama lain. Kemampuan klien dalam

menata diri apabila tingkat kemampuan 0 : mandiri, 1 :

dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang

lain dan alat, 4: tergantung dalam melakukan ADL,

kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit

Page 32: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

21

jantung, frekuensi, irama dan kedalaman nafas, bunyi nafas

riwayat penyakit paru.

e) Pola Kognitif Perseptual

Menjelaskan sensori dan kognitif. Pola persepsi

sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan,

pendengaran, perasaan, pembau dan kompensasinya

terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya

mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap

peristiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan

kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan

nama (orang atau benda yang lain). Tingkat pendidikan,

persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk

mengikuti, menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu

dengar, melihat, kehilangan bagian tubuh atau fungsinya,

tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan

penglihatan, pendengaran, persepsi sensori (nyeri),

penciuman, dan lain-lain.

f) Pola Istirahat dan Tidur

Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi

tentang energi. Jumlah jam tidur pada siang dan malam,

insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh

letih.

Page 33: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

22

g) Pola Konsep Diri-Persepsi Diri

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan

persepsi terhadap kemampuan. Kemempuan konsep diri

antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan

ideal diri sendiri. Manusia sebagai sistem terbuka dimana

keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan

lingkungannya. Disamping sebagai sistem terbuka, manusia

juga sebagai makhluk bio-psiko-sosial-kultural spiritual dan

dalam pandangan holistic. Adanya kecemasan, ketakutan

atau penilaian terhadap diri, dampak sakit terhadap diri,

kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal, ekspresi

wajah, merasa tak berdaya, gugup/ rileks.

h) Pola Peran dan Hubungan

Menggambarkan dan megetahui hubungan dan peran

klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat

tinggal klien. Pekerjaan, tempat tinggal, tidak punya rumah,

tingkah laku yang passive/ agresif terhadap orang lain,

masalah keuangan, dan lain-lain.

i) Pola Reproduksi/Seksual

Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual

atau dirasakan dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap

seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan marnae sendiri,

riwayat penyakit hubungan sex, pemerikasaan genital.

Page 34: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

23

j) Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stress)

Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress

dan penggunaan sistem pendukung. Penggunaan obat untuk

menanganai stress, interaksi dengan orang terdekat,

menangis, kontak mata, metode koping yang biasa

digunakan, efek penyakit terhadap tingkat stress.

k) Pola Keyakinan dan Nilai

Menggambarkan dan menjelaskan pola nilai,

keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan

keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk

dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan

budaya, berbagi dengan orang lain, bukti melaksanakan

nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan

pantangan dalam agama selama sakit (Winugroho, 2008).

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan singkat, jelas dan pasti

tentang masalah klien yang nyata/potensial serta penyebabnya dapat

dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan (Dermawan,

2012).Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien

gastroenteritis menurut Wilkinson (2007) yaitu:

a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dehidrasi.

b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual, muntah dan intake cairan inadekuat.

Page 35: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

24

c) Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi.

d) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal

karena diare.

e) Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan

lingkungan terhadap patogen.

f) Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stress.

c. Fokus Intervensi

a) Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan dehidrasi

(1) Kriteria hasil :

(a) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan

BB, BJ urine normal, HT normal.

(b) Tekanan darah, nadi suhu tubuh dalam batas normal.

(c) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit

baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang

berlebih.

(2) Intervensi :

(a) Timbang popok/ pembalut jika diperlukan.

(b) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.

(c) Monitor status hidrasi (kelembaban mukosa, nadi

adekuat, tekanan darah ortostatik).

(d) Monitor vital sign.

(e) Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake

kalori harian.

Page 36: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

25

(f) Kolaborasi pemberian cairan IV.

(g) Monitor status nutrisi.

(h) Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.

(i) Atur kemungkinan transfusi.

(j) Persiapan untuk transfusi.

b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual, muntah dan intake inadekuat.

(1) Kriteria hasil :

(a) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

(b) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.

(c) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.

(d) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

(e) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan

menelan.

(f) Tidak terjadi penurunan berat badan.

(2) Intervensi

(a) Monitor adanya alergi makanan.

(b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

(c) Anjurkan pasien untuk meningkaan intake Fe.

(d) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan

vitamin C.

(e) Berikan substansi gula.

Page 37: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

26

(f) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat

untuk mencegah konstipasi.

(g) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.

(h) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.

(i) Monitor adanya penuruna berat badan.

(j) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.

(k) Monitor kalori dan intake nutrisi.

c) Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi.

(1) Kriteria hasil :

(a) Suhu tubuh dalam rentan normal.

(b) Nadi dan pernafasan dalam rentan normal.

(c) Tidak ada perubahan warna kulit.

(2) Intervensi :

(a) Mengobservasi kenaikan suhu tubuh dan perubahan

yang menyertai.

(b) Beri kompres hangat pada daerah dahi, aksila dan lipat

paha.

(c) Monitor tanda-tanda vital.

(d) Anjurkan untuk minum yang cukup.

(e) Anjurkan untuk menggunakan pakaian tipit dan

menyerap keringat.

(f) Monitor WBC, Hb, dan Hct.

Page 38: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

27

(g) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian

atipiretik.

d) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal

karena diare.

(1) Kriteria hasil:

(a) Perfusi jaringan normal.

(b) Tidak ada tanda-tanda infeksi.

(c) Ketebalan dan tekstur jaringan normal.

(d) Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit

dan mencegah terjadinya cidera berulang.

(e) Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka

(2) Intervensi :

(a) Jaga kulit agar tetap bersih dan kering.

(b) Monitor kulit akan adanya kemerahan.

(c) Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan

pada udara jika mungkin.

(d) Hindari menggunakan tissue basah yang dijual bebas

yang mengandung alkohol pada kulit yang teriritasi.

(e) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat

berupa salep pelindung pada kulit.

(f) Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat.

(g) Kolaborasi dengan ahli gizi diet TKTP (tinggi kalori

tinggi protein).

Page 39: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

28

e) Risiko infeksi berhubungan dengan port de entre

mikroorganisme patogen.

(1) Kriteria hasil :

(a) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

(b) Nurtisi adekuat.

(c) Mendapatkan imunisasi yang tepat.

(d) Nadi dan suhu dalam rentan yang normal.

(2) Intervensi :

(a) Pertahankan cuci tangan yang benar.

(b) Pakaikan popok dengan tepat.

(c) Gunakan popok sekali pakai.

(d) Ajarkan anak, bila mungkin tindakan perlindaungan

diri misalnya cuci tangan setelah menggunakan toilet.

(e) Anjurkan keluarga dan pengunjung dalam praktik

isolasi khususnya mencuci tangan.

f) Ansietas berhubungan dengan terjadinya hospitalisasi.

(1) Kriteria hasil :

(a) Pasien tidak cemasa atau gelisah.

(b) Pasien dapat istirahat atau tidur.

(c) Pasien dapat merencanakan strategi kooping untuk

situasi-situasi yang membuat stress.

(d) Mampu mempertahankan penampilan peran.

(e) Melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori.

Page 40: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

29

(f) Tidak ada kecemasan secara fisik.

(2) Intervensi

(a) Mengobservasi tingkat kecemasan.

(b) Pertahankan kontak sering dengan orang tua, selalu

sedia untuk mendengarkan dan bicara bila dibutuhkan.

(c) Identifikasi cara-cara dimana pasien mendapat bantuan

jika dibutuhkan.

(d) Berikan informasi yang sesuai kebutuhan dan jika

diminta oleh pasien atau orang terdekat.

(e) Beri stimulasi sensori dan pengalihan yang sesuai

dengan tingkat perkembangan anak dan komdisinya

(Nurarif dan Kusuma, 2012).

3. Dehidrasi

a. Definisi

Dehidrasi dideskripsikan sebagai suatu keadaan keseimbangan

cairan yang negatif atau terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai

jenis penyakit (Huang et al, 2009). Dehidrasi terjadi karena kehilangan

air (output) lebih banyak daripada pemasukan air (input) (Suraatmaja,

2010). Cairan yang keluar biasanya disertai dengan elektrolit (Latief,

dkk 2005).

Pada dehidrasi gejala yang timbul berupa rasa haus, berat badan

turun, kulit bibir dan lidah kering, saliva menjadi kental. Turgor kulit

Page 41: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

30

dan tonus berkurang, anak menjadi apatis, gelisah kadang-kadang

disertai kejang. Akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan dengan

nadi dan jantung yang berdenyut cepat dan lemah, tekanan darah

menurun, kesadaran menurun, dan pernapasan kussmaul (Latief, dkk,

2005).

b. Klasifikasi Dehidrasi

1) Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, dehidrasi dapat

dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat seperti pada

tabel di bawah ini:

Tabel 2.2

Klasifikasi dehidrasi

Gejala/tanda Ringan (3-5%) Sedang (6-9%) Berat (10 %

lebih)

Tingkat

kesadaran

Sadar Letargi Tidak sadar

Pengisian

kembali

kapiler

2 detik 2-4 detik Lebih dari 4

detik

Membran

mukosa

Normal Kering Sangat kering

Denyut

jantung

Sedikit

meningkat

Meningkat Sangat

meningkat

Laju

pernapasan

Normal Meningkat Meningkat dan

hiperapnea

Tekanan

darah

Normal Normal,

ortostik

Menurun

Denyut nadi Normal Cepat dan

lemah

Sangat lemah/

samar atau

tidak teraba

Turgor kulit Kembali

normal

Kembali

lambat

Tidak segera

kembali

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Keluaran urin Menurun Oliguria Anuria

Sumber : (Huang et al, 2009)

Page 42: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

31

2) Berdasarkan gambaran elektrolit serum, dehidrasi dapat dibagi

menjadi :

a) Dehidrasi Hiponatremik atau Hipotonik

Dehidrasi hiponatremik merupakan kehilangan natrium

yang relatif lebih besar daripada air, dengan kadar natrium

kurang dari 130 mEq/L. Apabila terdapat kadar natrium serum

kurang dari 120 mEq/L, maka akan terjadi edema serebral

dengan segala akibatnya, seperti apatis, anoreksia, nausea,

muntah, agitasi, gangguan kesadaran, kejang dan koma (Garna,

dkk, 2000).

b) Dehidrasi Isonatremi atau Isotonik

Dehidrasi isonatremik (isotonik) terjadi ketika hilangnya

cairan sama dengan konsentrasi natrium dalam darah.

Kehilangan natrium dan air adalah sama jumlahnya/besarnya

dalam kompartemen cairan ekstravaskular maupun

intravaskular. Kadar natrium pada dehidrasi isonatremik 130-

150 mEq/L (Huang et al, 2009). Tidak ada perubahan

konsentrasi elektrolit darah pada dehidrasi isonatremik (Latief,

dkk, 2005).

c) Dehidrasi Hipernatremik atau Hipertonik

Dehidrasi hipernatremik (hipertonik) terjadi ketika cairan

yang hilang mengandung lebih sedikit natrium daripada darah

(kehilangan cairan hipotonik), kadar natrium serum > 150

Page 43: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

32

mEq/L. Kehilangan natrium serum lebih sedikit daripada air,

karena natrium serum tinggi, cairan di ekstravaskular pindah ke

intravaskular meminimalisir penurunan volume intravaskular

(Huang et al, 2009). Dehidrasi hipertonik dapat terjadi karena

pemasukan (intake) elektrolit lebih banyak daripada air (Dell,

1973 dalam Suharyono, 2008). Cairan rehidrasi oral yang

pekat, susu formula pekat, larutan gula garam yang tidak tepat

takar merupakan faktor resiko yang cukup kuat terhadap

kejadian hipernatremia (Segeren dkk, 2005). Terapi cairan

untuk dehidrasi hipernatremik dapat sukar karena

hiperosmolalitas berat dapat mengakibatkan kerusakan

serebrum dengan perdarahan dan trombosis serebral luas, serta

efusi subdural. Jejas serebri ini dapat mengakibatkan defisit

neurologis menetap.

c. Penatalaksanaan

Secara sederhana prinsip penatalaksanaan dehidrasi adalah

mengganti cairan yang hilang dan mengembalikan keseimbangan

elektrolit, sehingga keseimbangan hemodinamik kembali tercapai.

Selain pertimbangan derajat dehidrasi, penanganan juga ditujukan

untuk mengoreksi status osmolaritas pasien. Terapi farmakologis

dengan loperamide, antikolinergik, bismuth subsalicylate, dan

adsorben, tidak direkomendasikan terutama pada anak, karena selain

dipertanyakan efektivitasnya, juga berpotensi menimbulkan berbagai

Page 44: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

33

efek samping. Pada dehidrasi karena muntah hebat, ondansetron efektif

membantu asupan cairan melalui oral dan ondansetron efektif

membantu asupan cairan melalui oral dan mengatasi kedaruratan.

Pemberian makan segera saat asupan oral memungkinkan pada anak-

anak yang dehidrasi karena diare, dapat mempersingkat durasi diare.

Susu tidak perlu diencerkan, pemberian ASI jangan dihentikan.

Disarankan memberikan makanan tergolong karbohidrat kompleks,

buah, sayur dan daging rendah lemak. Makanan berlemak dan jenis

karbohidrat simpel sebaiknya dihindari. WHO sejak tahun 2004 juga

telah menambahkan zinc dalam panduan terapi diare pada anak (WHO,

2005).

d. Diagnosa keperawatan tentang dehidrasi

Diagnosa keperawatan yang muncul pada dehidrasi adalah

Kekurangan volume cairan. Kekurangan volume cairan adalah

penurunan cairan intravaskuler, interstisial dan atau intraseluler. Ini

mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa perubahan pada

natrium. Batasan karakteristik dari kekurangan volume cairan adalah

perubahan status mental, penurunan tekanan darah, penurunan tekanan

nadi, penurunan turgor kulit, penurunan haluaran urine, penurunan

pengisian vena, membran mukosa kering, kulit kering, peningkatan

hematokrit, peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi,

peningkatan konsentrasi urine, penurunan berat badan, haus,

kelemahan (Herdman, 2012).

Page 45: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

34

e. Mekanisme terjadinya dehidrasi

Kekurangan volume cairan adalah keadaan yang umum terjadi

pada berbagai keadaan dalam klinik. Keadaan ini hampir selalu

berkaitan dengan kehilangan cairan tubuh melalui ginjal atau di luar

ginjal. Penyebab tersering kekurangan volume cairan yang juga sering

terjadi adalah tersimpannya cairan pada cidera jaringan luka, luka

bakar berat, peritonitis / obstruksi saluran cerna. Terkumpulnya cairan

di dalam ruang non ECF dan non ECF. Pada prinsipnya cairan menjadi

terperangkap dan tidak dapat dipakai oleh tubuh. Penumpukkan

volume cairan yang cepat dan banyak pada ruang-ruang seperti berada

dari volume ECF sehingga dapat mengurangi volume sirkulasi darah

efektif.

Perdarahan, muntah, diare, keringat adalah cairan hipotonik

yang terdiri dari ari, Na (30-70 m Eg/l) dan klorida. Selama latihan

berat pada lingkungan yang panas, bisa terjadi kehilagnan 1 L

keringat/ jam. Sehingga dapat menyebabkan kekurangan volume jika

asupannya tidak mencukupi. Jumlah besar cairan dapat hilang melalui

kulit karena penguapan jika luka bakar dirawat dengan metode

terbuka. Kehilangan Na dan air melalui ginjal tanpa adanya penyakit

ginjal terjadi pada 3 keadaan yang paling sering adalah pemakaian

diuretik yang berlebihan, terutama tiazid atau diuretik sampai yang

kuat seperti furosemid. Diuresis osmotik obligatorik juga sering

menyebabkan kehilangan Na dan air yang terjadi selama glikosuria

Page 46: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

35

pada DM yang tidak terkontrol atau koma hipermosmolar non ketonik

pada kasus pemberian makanan tinggi protein secara enternal atau

parenteral dapat terbentuk urea dalam jumlah besar yang bisa

bertindak sebagai agen osmotik (Tarwoto, 2006).

4. Pemberian Zinc

a. Definisi

Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam

tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide

Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan

mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam

epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan

fungsi selama kejadian diare (Kemenkes RI, 2011).

b. Manfaat pengobatan zinc pada anak yang terkena diare

Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya.

Pemberian Zinc mampu menggantikan kandungan Zinc alami tubuh

yang hilang tersebut dan mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga

meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah risiko

terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.

Berdasarkan studi WHO selama lebih dari 18 tahun, manfaat zinc

sebagai pengobatan diare adalah mengurangi :1) Prevalensi diare

sebesar 34%; (2) Insidens pneumonia sebesar 26%; (3) Durasi diare

Page 47: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

36

akut sebesar 20%; (4) Durasi diare persisten sebesar 24%, hingga; (5)

Kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten sebesar 42%.

c. Mekanisme kerja Zinc

Zinc mempengaruhi berbagai aspek dari sistem kekebalan tubuh.

zinc sangat penting untuk perkembangan dan fungsi kekebalan sel-

mediasi bawaan, neutrofil, dan natural killer. Makrofag dan produksi

sitokin semua dipengaruhi oleh defisiensi zinc. Pertumbuhan dan

fungsi T dan sel B juga terkena dampak negatif akibat kekurangan

zinc.

Defisiensi zinc mempengaruhi timulin di timus sebagai kofaktor

dan berada di dalam plasma.Sel T dihasilkan dalam timus, dimana

fungsi sel T digunakan untuk memanggil leukosit ke tempat terjadinya

infeksi, sebagai contoh kemotaksis sel-sel polimorfonuklear dan

mendorong adesi sel-sel meilomonositik. Dengan aktivasi sel T helper

2 akan memicu sitokin untuk melakukan proliferasi sel B untuk

menjadi TNF- α dan antibodi, antibodi yang diproduksi berupa

imunoglobulin, seperti IgA yang terdapat pada interstitium, saliva,

lapisan mukosa dan saluran pencernaan untuk mencegah infeksi oleh

antigen (Prasad, 2009). Zinc menstabilkan struktur membran dan

memodifikasi fungsi membran dengan cara berinteraksi dengan

oksigen, nitrogen dan ligan sulfur makromolekul hidrofilik serta

aktivitas antioksidan. Zinc melindungi membran dari efek agen

Page 48: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

37

infeksius dan dari peroksidasi lemak dengan meningkatkan

pembentukan immunoglobulin A sekretori (Wapnir, 2000).

d. Cara Pemberian Obat Zinc

1) Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat obat Zinc

selama 10 hari berturut-turut.

2) Larutkan tablet dalam 1 sendok air minum atau ASI (tablet mudah

larut kira-kira 30 detik, segera berikan ke anak).

3) Dosis pemberian Zinc pada balita:

a) Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari

b) Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah

berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1

sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada

anak diare (Kemenkes RI, 2011).

4) Bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat

Zinc, ulangi pemberian dengan cara potong lebih kecil dilarutkan

beberapa kali hingga 1 dosis penuh.

5) Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus,

tetap berikan obat Zinc segera setelah anak bisa minum atau

makan.

Page 49: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

38

B. KERANGKA TEORI

Gambar 2.1

Kerangka Teori

Sumber : (Cristanto, 2014; Wong, 2008; Wilkinson, 2007)

Perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di

dalam tinja melebihi normal (10 mL/kgBB/hari) dengan peningkatan

frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung

kurnag dari 14 hari (Cristanto dkk, 2014).

Infeksi (virus, bakteri, jamur), alergi

makanan, malabsorbsi, keracunan

makanan, lain-lain : obat-obatan

(antibiotik atau obat lainnya), kelainan

anatomi.

Kekurangan

volume

cairan

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

b.d mual muntah

dan intake cairan

inadakuat.

Hipertermi

behubungan

dengan

dehidrasi.

Kerusakan

integritas kulit

b.d iritasi rectal

karena diare.

Resiko infeksi

b.d peningkatan

paparan

lingkungan

terhadap

patogen.

Ansietas

berhubungan

dengan

hospitalisasi

dan stress

Dehidrasi

Pemberian Zinc Efek samping :

Muntah

Tanda dan gejala :

diare, muntah,

anoreksia, panas.

lemas

Page 50: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

39

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek dari aplikasi riset ini adalah pasien balita yang mengalami diare

akut di bangsal Melati Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

B. Tempat dan Waktu

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di bangsal Melati Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar.

2. Waktu

Pemberian zinc diberikan selama 10-14 hari pada pasien diare akut.

C. Media atau alat yang digunakan

Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan yaitu :

1. Suplemen zinc

2. Alat ukur derajat dehidrasi

Page 51: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

40

D. Prosedur tindakan

Prosedur tindakan yang dapat dilakukan dalam pemberian Suplemen zinc

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Prosedur Pemberian Zinc

No Tindakan Yang Dilakukan

A. Fase Orientasi

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

4. Menjelaskan prosedur

5. Melakukan verifikasi program pengobatan klien

6. Menanyakan kesiapan pasien

B. Fase Kerja

1. Mencuci tangan

2. Mendekatkan alat dan bahan

3. Memberikan suplementasi Zinc

4. Membereskan alat

Fase Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Menyampaikan rencana tindak lanjut

3. Berpamitan

Sumber : (Kemenkes RI, 2011)

Page 52: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

41

E. Alat ukur evaluasi

Alat ukur evaluasi dilakukan dengan cara observasi tanda dan gejala dari

dehidrasi ringan, sedang dan berat, seperti pada tabel di baewah ini :

Tabel 3.2

Alat ukur derajat dehidrasi

Gejala/tanda Ringan (3-5%) Sedang (6-9%) Berat (10 %

lebih)

Tingkat

kesadaran

Sadar Letargi Tidak sadar

Pengisian

kembali kapiler

2 detik 2-4 detik Lebih dari 4

detik

Membran

mukosa

Normal Kering Sangat kering

Denyut

jantung Sedikit

meningkat

Meningkat Sangat

meningkat

Laju

pernapasan

Normal Meningkat Meningkat dan

hiperapnea

Tekanan darah Normal Normal, ortostik Menurun

Denyut nadi Normal Cepat dan lemah Sangat lemah/

samar atau tidak

teraba

Turgor kulit Kembali normal Kembali lambat Tidak segera

kembali

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Keluaran urin Menurun Oliguria Anuria

Sumber : (Huang et al, 2009)

Page 53: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

42

BAB IV

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang pengelolaan asuhan keperawatan

yang dilakukan pada An. A di ruang melati Rumah Sakit Umum Daerah

Karanganyar pada tanggal 06 – 08 Januari 2016. Pengelolaan asuhan keperawatan

dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,

evaluasi.

A. Identitas Klien

Pengkajian dilakukan pada hari rabu 06 Januari 2016 pukul 08.00

WIB di ruang melati RSUD Karanganyar. Hasil pengkajian tersebut

didapatkan data identitas pasien, pasien bernama An. A, tanggal lahir 13

Agustus 2014, umur 1,6 tahun, alamat Tohkuning, Karangpandan,

Karanganyar, jenis kelamin perempuan. Pasien dirawat sejak tanggal 05

Januari 2016 dengan diagnosa medis gastroenteritis akut. Penanggung jawab

pasien adalah Tn.S umur 24 tahun, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan

swasta, hubungan dengan pasien adalah ayah.

B. Pengkajian

1. Riwayat kesehatan pasien

Pengkajian pada hari rabu 06 Januari 2016 pukul 08.00 WIB, data

yang diperoleh dengan cara alloanamnesa, mengadakan pengamatan

atau observasi langsung, pemerisaan fisik, menelaah catatan medis

Page 54: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

43

dan catatan perawat, dari data pengkajian tersebut didapat hasil sebagai

berikut.

Keluhan utama, ibu pasien mengatakan pasien buang air besar

10 kali dengan konsistensi cair.

Riwayat penyakit sekarang, ibu pasien mengatakan, pasien pada

hari senin tanggal 04 januari 2016 memakan geplak yang sudah lama

tidak dimakan, kemudian pada jam 19.00 WIB pasien muntah-muntah

disertai dengan panas. Oleh keluarga pasien dibawa ke bidan terdekat,

setelah diperiksa dan diberi obat oleh bidan, pasien sudah tidak muntah

dan panas pasien sudah turun. Pada hari selasa pasien mengalami diare

lebih dari 10 kali, muntah dan rewel, kemudian oleh keluarga pada jam

21.30 WIB dibawa ke IGD RSUD Karanganyar.

Riwayat penyakit dahulu, kehamilan, ibu pasien mengatakan An.A

lahir tanggal 13 Agustus 2014, usia gestasi 40 minggu, jumlah gravida

G1P1A0, kondisi saat ibu hamil dalam keadaan sehat, rutin dalam

melakukan pemeriksaan kehamilan, dan mengkonsumsi vitamin dan obat

dari bidan ibu pasien mengatakan pasien lahir sesar pada jam 17.30 WIB

di RSUD Karanganyar. Ibu pasien mengatakan pasien lahir dengan berat

badan 2800 gr dan panjang badan 51 cm dengan kondisi sehat tidak

ada cacat, An. A menangis kencang saat lahir, bergerak secara

spontan dan warna kulit merah jambu. Ibu pasien mengatakan pasien

belum pernah sakit diare dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit, di

dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit menular ataupun

Page 55: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

44

penyakit keturunan seperti asma, hipertensi, maupun diabetes melitus,

ibu pasien mengatakan pasien rewel dan menangis di rumah sakit.

Riwayat alergi, ibu pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi

terhadap obat maupun makanan, pasien tidak pernah mengalami cidera

maupun patah tulang, pasien saat ini mendapat pengobatan infus RL 16

tpm, ondansentron 2 x 1 mg, L-bio 1 x 1 sachet, dan zinc 1 x 10 mg,

imunisasi pasien saat ini yang sudah dilakukan hepatitis B 1 kali, BCG,

1 kali, DPT 1 kali, polio 3 kali, campak 1 kali.

Pertumbuhan dan perkembangan berat bayi waktu lahir 2800 gram

dan panjang badan saat lahir 51 cm, saat ini berat badan An. A 9 kg. Ibu

pasien mengatakan An. A sudah bisa berjalan sendiri, duduk dan berdiri

tanpa bantuan, memegang cangkir dan sudah bisa mengatakan kata- kata

sederhana seperti mau dan tidak saat ditanya. Ibu pasien mengatakan

pasien sudah tumbuh gigi tapi belum lengkap.

Ibu pasien mengatakan pasien mempunyai kebiasaan memasukkan

ibu jari ke lubang hidungnya sendiri, aktifitas sehari-hari pasien biasa

tidur malam hari jam 21.00 WIB dan bangun jam 05.00 WIB, pasien

belum bisa BAK dan BAB secara mandiri dan masih mengompol

sehingga dipakaikan popok.

Riwayat nutrisi dan cairan, ibu pasien megatakan pasien diberi ASI

sejak lahir, sampai sekarang pasien masih diberi ASI dan diberi susu

formula sejak umur 3 bulan,dalam sehari pasien minum susu foemula 3

botol (botol 120 cc), air putih, teh dan juga ASI. Ibu pasien mengataka

Page 56: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

45

pasien sudah diberi makan bubur nasi dan sayur, makanan kesukaan

pasien adalah sayur sop wortel dan dalam sehari pasien makan sebanyak

3 kali, pasien mempunyai kebiasaan makan-makanan yang manis seperti

agar-agar atau jelly.

Riwayat kesehatan keluarga, ibu pasien mengatakan tidak ada yang

mempunyai penyakit keturunan di dalam keluarganya. Ayah pasien

mempunyai kebiasaan merokok dan keluarga pasien tinggal di tempat

yang dekat dengan jalan raya dan jauh dari pabrik.

Genogram:

Gambar 4.1

Genogram

Keterangan :

: laki-laki : menikah

: perempuan : keturunan

: pasien

: tinggal serumah

An.A

Page 57: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

46

Riwayat sosial, ibu pasien mengatakan pasien merupakan anak

pertama dari pasangan Tn.S dan Ny.S, dalam satu rumah pasien tinggal

bersama Tn.S dan Ny.S, keluarga pasien tinggal di rumah yang

sederhana, jauh dari pabrik dan tempat pembuangan sampah serta

lingkungan yang bersih. Ibu pasien mengatakan Tn.S bekerja sebagai

seorang swasta dan pendidikan terakhirnya SMP, keluarga pasien

beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu.

Fungsi keluarga, ibu pasien mengatakan anggota keluarganya

saling berhubunagan dengan baik, saat sore hari keluarga kecil pasien

sering berkumpul untuk menghabiskan waktu bersama. Ibu pasien

mengatakan setiap ada masalah atau pengambilan keputusan dilakukan

oleh ayah pasien atau kepala keluarga, dalam menaganai masalah atau

menasehati pasien ibu atau ayah pasien menggunakan kata-kata yang

halus dan tidak kasar.

1. Pola kesehatan fungsional

Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, ibu pasien

mengatakan bahwa sehat merupakan keadaan tidak sakit dan dapat

melakukan aktifitas seperti biasanya.

Status nutrisi dan metabolik sebelim sakit, dari data

antropometri didapatkan hasil berat badan 9,2 kg tinggi badan 72

cm dan IMT 18,3, makan 3 kali sehari satu porsi sering tidak habis

(bubur, nasi, sayur) dan minum 4-5 botol sehari (susu formula, air

putih, teh). Selama sakit dari data antropometei didapatkan hasil

Page 58: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

47

berat badan 9 kg tinggi badan 72 cm dan IMT 17,64, biocemical

didapatkan hasil Hb 10,5 g/dl, hematokrit 30,9 vol%. Pemeriksaan

clinical didapatkan hasil pasien tampak lemas turgor kulit lambat,

pasien tampak tidak nafsu makan, mukosa bibir kering, diit bubur.

Pola eliminasi sebelum sakit frekuensi BAK 6 -7 kali sehari

dengan jumlah ± 1000 cc, warnanya kuning, berbau khas dan tidak

ada keluhan. Frekuensi BAB 1 kali sehari konsistensi lembek

dengan warna kuning kecoklatan dan tidak ada keluhan. Selama

sakit frekuensi BAK 5 -6 kali sehari dengan jumlah ± 800 cc,

warnanya kuning, berbau khas dan tidak ada keluhan. Frekuensi

BAB 10 kali sehari konsistensi cair dengan warna kuning dan tidak

ada keluhan.

Pola aktivitas dan latihan sebelum sakit meliputi

makan/minum, mandi toileting, berpakaian dibantu oleh orang lain

dan mobilitas ditempat tidur, berpindah, ambulasi dapat dilakukan

secara mandiri. Selama sakit makan/minum, mandi toileting,

berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah, ambulasi dibantu

orang lain.

Pola istirahat tidur sebelum sakit ibu pasien mengatakan

pasien dapat tidur dengan nyenyak, pasien bisa tidur malam pukul

21.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB. Pasien juga biasa tidur

siang hari pukul 12.00 WIB dan bangun pukul 15.00 WIB. Selama

sakit ibu pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak, sering

Page 59: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

48

terbangun pada malam hari. Pasien tidur malam pukul 02.00 WIB

dan bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien hanya tidur

kurang lebih 2 jam (normal tidur anak 14-17 jam per hari).

Pola kognitif perseptual sebelum sakit dan selama sakit ibu

pasien mengatakan pasien tidak mempunyai gangguan terhadap

indra penciuman, perabaan, penglihatan maupun pendegaran. Pola

persepsi dan gambaran diri, ibu pasien mengatakan pasien adalah

anak pertama berumur 1,5 tahun, pasien disayangi dan diperhatikan

oleh ayah dan ibu pasien, pasien adalah anak kandung sendiri dan

berjenis kelamin perempuan, ibu pasien menginginkan anaknya

cepat sembuh, pasien merupakan anak kandung yang pertama.

Pola hubungan peran sebelum sakit ibu pasien mengatakan

hubungan dengan tetangga sekitar dan saudara-saudaranya cukup

baik. Selama sakit ibu pasien mengatakan hubungan dengan

tetangga sekitar dan sudara-saudaranya terjalin dengan baik,

dibuktikan dengan saat pasien sakit banyak tetangga dan

saudaranya yang datang menjenguk ke rumah sakit. Pola seksual

reproduksi, ibu pasien mengatakan pasien adalah seorang anak

perempuan berumur 1,6 tahun dan tidak mempunyai kelainan

seksual. Pola mekanisme koping, ibu pasien mengatakan apabila

ada masalah kesehatan atau masalah yang lain selalu bercerita

kepada suami terlebih dahulu. Pola nilai dan keyakinan, ibu pasien

mengatakan pasien beragama islam.

Page 60: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

49

2. Hasil pemerisaan fisik

Keadaan umum pasien compos mentis dan didapatkan hasil

pemeriksaan tanda-tanda vital suhu 36,60 C, denyut nadi 120 kali

per menit, respiratory 28 kali per menit. Pada pemeriksaan head to

toe didapatkan hasil bentuk kepala meshosepal, simetris kontrol

kepala baik, kondisi rambut bersih tidak berketombe dan rambut

berwarna hitam. Pada pemeruksaan mata didapatakan hasil mata

simetris, warna sklera putih, warna kornea hitam, konjungtiva

anemis, mata tampak cekung, kantung mata tampak coklat

kehitaman (mata panda). Telinga pasien simetris kanan dan kiri,

tidak ada serumen berlebih, pendengaran normal (merespon jika

dipanggil). Hidung pasien bersih tidak ada polip, mukosa bibir

kering, warna bibir merah muda, dan gerakan lidah normal, tidak

ada pembesaran kelenjar tyroid.

Pada pemeriksaan dada, paru-paru inspeksi ekspansi dada

kanan dan kiri sama dan bentuk dada simetris, palpasi vokal

fermitus kanan dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi tidak

terdengar bunyi tambahan/vesikuler. Pada pemerikssan jantung

inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba di

SIC V, perkusi pekak, auskultasi bunyi jantung I dan II reguler.

Pada pemeriksaan abdomen inspeksi tidak ada jejas atau luka,

bentuk datar, terlihat umbilikus, auskultasi bising usus 42 kali per

menit, palpasi tidak ada nyeri tekan, perkusi kuadaran I pekak,

Page 61: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

50

kuadran II,III, dan IV terdengar hipertimpani. Genetalia tidak

terpasang DC, anus tidak terdapat iritasi dan tidak ada hemoroid.

Ekstremitas atas dan bawah kekuataan otot normal (nilai kekuatan

otot 5) tidak ada perubahan bentuk tulang, capillary refill 2 detik.

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 06 Januari 2016.

Hemoglobin 10,5 gr/dl (normal 12,00-16,00), hematokrit 30,9

vol% (normal 32,00-44,00), leukosit 10,41 103/uL (normal 5-10),

trombosit 283 mm3(normal 150-300), eritrosit 4,24 10^6/µL (4,50-

5,50), MPV 8,2 fL (normal 9,0- 17,0), MCV 80,0 fL (normal 82,0-

92,0), MCH 27,1 pg (normal 27,0-31,0), MCHC 33,9 g/dl (normal

32,0-37,0), gran 59,5 % (normal 50,0-70,0), limfosit 35,0 %

(normal 25,0-40,0), monosit 3,7 % (3,0-9,0), eritrosit 1,3 %

(normal 0,5-5,0), basofil 0,5 (normal 0,0-1,0).

4. Terapi Medis

Terapi medis yang diberikan kepada An. A jenis terapi

cairan infus RL 16 tpm (tetes per menit), golongan cairan

resusutasi, fungsi untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit

pada dehidrasi. Injeksi IV (intra vena) ondansentron 2 x 1 mg,

golongan obat untuk saluran cerna, antimatik, fungsi untuk mulan

dan muntah karena obat kemoterapi dan radioterapi sistotoksik.

Obat oral L-bio 1 x 1 sachet, golongan obat saluran cerna, obat

untuk diare, fungsi untuk memelihara kesehatan fungsi pencernaan

Page 62: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

51

pada anak, membantu mengembalikan fungsi normal pencernaan

selama diare, sembelit, dispepsia, intoleransi laktosa. Obat oral

zinc 1 x 10 mg, golongan obat untuk saluran cerna, fungsi untuk

pengobatan diare pada anak di bawah 5 tahun dibrikan bersama

oralit.

C. Perumusan masalah

Hasil pengkajian dan observasi di atas, penulis melakukan analisa data

dan merumusan diagnosa yang muncul pada klien. Hasil pengkajian tanggal

06 Januari 2016 jam 08.00 WIB dapat ditegakkan diagnosa yaitu kekurangan

volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, data yang

menunjang pada diagnosa keperawatan tersebut adalah data subjektif ibu

pasien mengatkan pasien diare 10 kali dan muntah 1 kali. Data objektif pasien

rewel dan menangis, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit

lambat, terpasang infus 16 tpm (makro), capillary refill 2 detik (normal < 2

detik), konsistensi BAB cair dan berwarna kuning bening, mata tampak

cekung, denyut nadi 120 kali per menit, respiratory 28 kali per menit, suhu

36,60C, balance cairan – 206 cc.

Diagnosa keperawatan yang ke dua yaitu ketidakseimbangan nutrisi :

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake

makanan, data yang menunjang pada diagnosa keperawatan tersebut adalah

data subjektif ibu pasien mengatakan pasien susah makan, pasien hanya

minum susu dan air putih. Data objekif pasien tampak lemas, pasien tampak

Page 63: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

52

tidak nafsu makan, bising usus 42 kali kali per menit (normal bising usus 5 –

30 kali per menit), pada pemeriksaan perkusi abdomen kuadran II, III. IV

hipertimpani, makan bubur hanya habis 2 sendok, minum susu formula 1

botol (botol 120 cc), turgor kulit lambat. Pengkajian nutrisi, antropometri

didapatkan hasil berat badan 9 kg tinggi badan 72 cm dan IMT 17,64,

biocemical didapatkan hasil Hb 10,5 g/dl, hematokrit 30,9 vol%. Pemeriksaan

clinical didapatkan hasil pasien tampak lemas turgor kulit lambat, pasien

tampak tidak nafsu makan, mukosa bibir kering, diit bubur.

Diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu gangguan pola tidur

berhubungan dengan dampak hospitalisasi, data yang menunjang diagnosa

keperawatan tersebut adalah data subjektif ibu pasien mengatakan pasien

tidak bisa tidur nyenyak, sering terbangun pada malam hari. Pasien tidur

malam hari pukul 02.00 WIB dan bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari

pasien hanya tidur kurang lebih 2 jam. Data objektif pasien tampak lemas,

mata panda, tidur malam hari 5 jam dan siang hari 2 jam (normal tidur anak

14-17 jam per hari).

D. Perencanaan

Rencana keperawatan untuk diagnosa yang pertama kekurangan volume

cairan berhubungan dengan kehilagan cairan aktif adalah setelah diklakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan pada

pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil tidak ada tanda-tanda dehidrasi,

tekanan darah, nadi suhu tubuh dalam batas normal, mempertahankan urin

Page 64: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

53

output sesuai dengan berat badan. Intervensi atau rencana keperawatan yang

akan dilakukan adalah observasi tanda-tanda vital, pantau frekuensi

konsistensi dan warna BAB, observasi status hidrasi (kelembaban membran

mukosa, nadi adekuat), observasi status cairan termasuk intake dan output

cairan, jelaskan kepada keluarga tentang pentingnya untuk diberikan larutan

rehidrasi (LRO) sedikit tapi sering khususnya bila anak muntah, kolaborasi

dengan dokter dalam pemberian cairan IV, kolaborasi dalam pemberian obat

zinc.

Rencana keperawatan untuk diagnosa yang kedua ketidakseimbangan

nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake

makanan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil

tidak ada tanda-tanda malnutrisi, asupan makanan dan cairan adekuat, berat

badan ideal sesuai dengan tinggi badan. Intervensi atau rencana keperawatan

yang akan dilakukan adalah anjurkan pasien makan sedikit tapi sering,

observasi jumlah nutrisi yang masuk, instruksikan ibu menyusui untuk

melanjutkan pemberian ASI, jelaskan pada orang tua tentang makanan/ diet

selama diare dan tetap memberikan ASI, kolaborasi dengan ahli gizi dalam

pemberian diet pada anak.

Rencana keperawatan untuk diagnosa yang ketiga gangguan pola tidur

berhubungan dengan dampak hospitalisasi adalah setelah diklakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan tidur pasien terpenuhi

dengan kriteria hasil jumlah tidur dalam batas normal (14 -17 jam per hari),

Page 65: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

54

pola tidur kualitas tidur dalam batas normal, perasaan segar sesudah tidur atau

istirahat. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah

observasi pola tidur pasien, batasi jumlah pengunjung selama pasien istirahat,

monitor/catat kebutuhan tidur pasien, jelaskan kepada orang tua tentang

pentingnya tidur yang adekuat, kolaborasi dengan keluarga tentang teknik

tidur pasien.

E. Implementasi

Penyusunan rencana keperawatan selama 3 x 24 jam pada An. A,

penulis kemudian melakukan tindakan keperawatan pada An. A yang

dilakukan pada hari rabu tanggal 06 Januari 2016 pukul 08.00 WIB pada

diagnosa keperawatan yang pertama, mengobservasi status cairan termasuk

intake dan output cairan, respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare

10 kali mutah 1 kali, minum susu 3 botol (botol 120 cc), makan bubur sering

tidak habis. Respon objektif pasien tampak lemas, balance cairan -206 cc.

Pada pukul 08.15 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, mengobservasi status hidrasi. Respon subjektif

ibu pasien mengatakan pasien rewel dan menangis. Respon objektif mukosa

bibir kering, nadi 120 kali per menit, turgor kulit lambat.

Pada pukul 08.30 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memantau konsistensi warna dan frekuensi BAB.

Respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare 10 kali. Respon objektif

BAB cair dengan warna kuning bening, pasien tampak lemas.

Page 66: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

55

Pada pukul 09.30 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memberikan injeksi ondansentron 2 x 1 mg.

Respon subjektif ibu pasien mengatakan boleh dilakaukan injeksi. Respon

objektif pasien tampak menangis saat di injeksi.

Pada pukul 09.35 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memberikan obat zinc 1 x 10 mg. Respon

subjektif ibu pasien mengatakan boleh diberikan obat zinc. Respon objektif

pasien tampak menolak dan menangis saat diberikan obat zinc.

Pada hari kamis tanggal 07 Januari 2016 pukul 08.00 WIB pada

diagnosa keperawatan yang pertama, mengobservasi status cairan termasuk

intake dan output cairan, respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare

8 kali dan muntah 1 kali, makan bubur 3 kali(1 porsi tidak habis), minum

susu habis 3 botol (botol 120 cc). Respon objektif pasien tampak lemas,

balance cairan -106 cc.

Pada pukul 08.40 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memantau konsistensi, warna dan frekuensi BAB.

Respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare 8 kali. Respon objektif

pasien tampak lemas, konsistensi BAB cair dan berwarna kuning.

Pada pukul 08.45WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya

untuk diberikan larutan rehidrasi (LRO) sedikit tapi sering khususnya bila

anak muntah. Respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien hanya diberi

Page 67: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

56

susu formula. Respon objektif ibu pasien tampak mengerti tentang apa yang

telah dijelaskan perawat.

Pada pukul 09.30 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memberikan injeksi ondansentron 2 x 1 mg.

Respon subjektif ibu pasien mengatakan boleh dilakaukan injeksi. Respon

objektif pasien tampak menangis saat di injeksi.

Pada pukul 09.35 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memberikan obat zinc 1 x 10 mg. Respon

subjektif ibu pasien mengatakan boleh diberikan obat zinc. Respon objektif

pasien tampak menolak dan menangis saat diberikan obat zinc.

Pada hari jumat tanggal 08 Januari 2016 pukul 08.00 WIB pada

diagnosa keperawatan yang pertama, mengobservasi status cairan termasuk

intake dan output cairan, respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare

4 kali, makan bubur 3 kali (1 porsi sering tidak habis), minum susu formula 3

botol (botol 120 cc) dan minum air putih. Respon objektif pasien tampak

lemas, balance cairan 24 cc.

Pada pukul 09.00 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memantau konsistensi, warna dan frekuensi BAB.

Respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare 4 kali. Respon objektif

pasien tampak lemas, konsistensi BAB cair dan berwarna kuning.

Pada pukul 09.30 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memberikan injeksi ondansentron 2 x 1 mg.

Page 68: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

57

Respon subjektif ibu pasien mengatakan boleh dilakaukan injeksi. Respon

objektif pasien tampak menangis saat di injeksi.

Pada pukul 09.35 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang pertama, memberikan obat zinc 1 x 10 mg. Respon

subjektif ibu pasien mengatakan boleh diberikan obat zinc. Respon objektif

pasien tampak menolak dan menangis saat diberikan obat zinc.

Pada hari rabu tanggal 06 Januari 2016 pukul 10.00 WIB pada diagnosa

keperawatan yang kedua, mengobservasi jumlah nutrisi yang masuk. Respon

subjektif ibu pasien mengatakan pasien susah makan, makan bubur hanya 2

sendok, minum susu formula habis 1 botol (botol 120 cc). Respon objektif

pasien tampak tidak nafsu makan, pasien tampak lemas, bising usus 42 kali

per menit (normal 5 – 30 kali per menit), perut kembung.

Pada pukul 10.15 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang kedua, menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering.

Respon subjektif ibu pasien mengatakan akan mencoba memberikan makanan

sedikit tapi sering. Respon objektif pasien tampak tidak nafsu makan.

Pada pukul 10.30 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang kedua, menjelaskan kepada keluarga tentang makanan/diet

selama diare dan tetap memberikan ASI. Respon subjektif ibu pasien

mengatakan mengerti tentang apa yang telah dijelaskan perawat. Respon

objektif ibu pasien tampak mengangguk mengerti.

Pada hari kamis tanggal 07 Januari 2016 pukul 10.00 WIB pada

diagnosa keperawatan yang kedua, mengobservasi jumlah nutrisi yang

Page 69: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

58

masuk. Respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien susah makan, makan

bubur hanya 2 sendok, minum susu formula habis 1 botol (botol 120 cc).

Respon objektif pasien tampak tidak nafsu makan, pasien tampak lemas,

bising usus 38 kali per menit (normal 5 – 30 kali per menit), perut kembung.

Pada pukul 10.15 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang kedua, menganjurkan ibu menyusui untuk melanjutkan

pemberian ASI. Respon subjektif ibu pasien mengatakan akan memberikan

ASI pada pasien. Respon objektif ibu pasien tampak mengangguk mengerti.

Pada hari jumat tanggal 08 Januari 2016 pukul 10.00 WIB pada

diagnosa keperawatan yang kedua, mengobservasi jumlah nutrisi yang

masuk. Respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien susah makan, makan

bubur hanya 3 sendok, minum susu formula habis 1,5 botol (botol 120 cc).

Respon objektif pasien tampak tidak nafsu makan, pasien tampak lemas,

bising usus 34 kali per menit (normal 5 – 30 kali per menit), perut kembung.

Pada hari kamis tanggal 07 Januari 2016 pukul 08.15 WIB pada

diagnosa keperawatan yang ketiga, mengobservasi pola tidur pasien. Respon

subjektif ibu pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak, sering

terbangun pada malam hari. Pasien tidur malam hari pukul 02.00 WIB dan

bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien hanya tidur kurang lebih 2

jam. Data objektif pasien tampak lemas, mata panda.

Pada pukul 08.30 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang ketiga, memonitor/ mencatat kebutuhan tidur pasien.

Respon subjektif ibu pasien mengatakan pada malam hari pukul 02.00 WIB

Page 70: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

59

dan bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien hanya tidur kurang

lebih 2 jam. Respon objektif pasien tampak lemas, kebutuhan tidur pasien

pada malam hari 5 jam dan siang hari 2 jam (normal tidur anak 14 – 17 jam

per hari).

Pada pukul 11.40 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang ketiga, menganjurkan keluarga untuk membatasi

pengunjung. Respon subjektif ibu pasien mengatakan akan membatasi jumlah

pengunjung selama pasien istirahat. Respon objektif ibu pasien tampak

mengerti penjelasan dari perawat.

Pada pukul 11.45 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang ketiga, menjelaskan kepada keluarga pasien tentang tidur

yang adekuat. Respon subjektif ibu pasien mengatakan mengerti dengan

penjelasan dari perawat. Respon objektif ibu pasien tampak mengangguk

mengerti.

Pada pukul 12.00 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang ketiga, kolaborasi dengan keluarga tentang teknik tidur

pasien. Respon subjektif ibu pasien mengatakan pasien akan tidur jika

digendong dan dipuk-puk. Respon objektif pasien tampak digendong oleh

ayah pasien, pasien tampak lebih tenang dan nyaman.

Pada hari jumat tanggal 08 Januari 2016 pukul 08.30 WIB pada

diagnosa keperawatan yang ketiga, mengobservasi pola tidur pasien. Respon

subjektif ibu pasien mengatakan pasien belum bisa tidur nyenyak, sering

terbangun pada malam hari. Pasien tidur malam hari pukul 22.30 WIB dan

Page 71: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

60

bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien hanya tidur pukul 12.00

WIB dan bangun pukul 15.00 WIB. Data objektif pasien tampak lemas, mata

panda.

Pada pukul 08.35 WIB penulis melakukan implementasi untuk diagnosa

keperawatan yang ketiga, memonitor/ mencatat kebutuhan tidur pasien.

Respon subjektif ibu pasien mengatakan pada malam hari pasien tidur pukul

22.30 WIB dan bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien tidur pukul

12.00 WIB dan bangun pukul 15.00 WIB. Respon objektif pasien tampak

lemas, kebutuhan tidur pasien pada malam hari 8,5 jam dan siang hari 3 jam

(normal tidur anak 14 – 17 jam per hari).

F. Evaluasi

Penulis melakukan pencatatan perkembangan atau evaluasi pada

tanggal 06 – 08 januari 2016 pada hari rabu tanggal 06 januari 2016 jam

13.30 untuk diagnosa kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif yaitu subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare 10

kali dan muntah 1 kali. Objektif konsistensi BAB cair dengan warna kuning

bening, pasien rewel dan menangis, pasien tampak lemas, mukosa bibir

kering, turgor kulit lambat, terpasang infus 16 tpm (makro), capillary refill 2

detik (normal < 2 detik), mata tampak cekung, denyut nadi 120 kali per

menit, respiratory 28 kali per menit, suhu 36,60C, balance cairan – 206 cc.

Analisis masalah belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi, pantau

frekuensi konsistensi dan warna BAB, observasi status cairan termasuk

Page 72: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

61

intake dan output cairan, jelaskan kepada keluarga tentang pentingnya untuk

diberikan larutan rehidrasi (LRO) sedikit tapi sering khususnya bila anak

muntah, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan IV, kolaborasi

dalam pemberian obat zinc.

Pada hari kamis tanggal 07 januari 2016 jam 13.30 WIB penulis

melakaukan pencatatan perkembangan atau evaluasi untuk diagnosa

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif yaitu

subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare 8 kali dan muntah 1 kali.

Objektif konsistensi BAB cair dengan warna kuning bening, pasien rewel dan

menangis, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit lambat,

terpasang infus 16 tpm (makro), capillary refill 2 detik (normal < 2 detik),

mata tampak cekung, denyut nadi 116 kali per menit, respiratory 24 kali per

menit, suhu 36,50C, balance cairan – 106 cc. Analisis masalah belum teratasi.

Planning lanjutkan intervensi, pantau frekuensi konsistensi dan warna BAB,

observasi status cairan termasuk intake dan output cairan, kolaborasi dengan

dokter dalam pemberian cairan IV, kolaborasi dalam pemberian obat zinc.

Pada hari jumat tanggal 08 januari 2016 jam 13.30 WIB penulis

melakaukan pencatatan perkembangan atau evaluasi untuk diagnosa

kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif yaitu

subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare 4 kali. Objektif konsistensi

BAB cair dengan warna kuning bening, pasien tampak lemas, mukosa bibir

kering, turgor kulit lambat, terpasang infus 16 tpm (makro), capillary refill <

2 detik (normal < 2 detik), mata tampak cekung, denyut nadi 116 kali per

Page 73: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

62

menit, respiratory 24 kali per menit, suhu 36,50C, balance cairan 24 cc.

Analisis masalah belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi, pantau

frekuensi konsistensi dan warna BAB, observasi status cairan termasuk

intake dan output cairan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan

IV, kolaborasi dalam pemberian obat zinc.

Pada hari rabu tanggal 06 januari 2016 jam 13.40 WIB penulis

melakaukan pencatatan perkembangan atau evaluasi untuk diagnosa kedua

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan yaitu subjektif ibu pasien mengatakan

pasien susah makan, pasien hanya minum susu dan air putih. Objekif pasien

tampak lemas, pasien tampak tidak nafsu makan, bising usus 42 kali kali per

menit (normal bising usus 5 – 30 kali per menit), pada pemeriksaan perkusi

abdomen kuadran II, III, IV hipertimpani, makan bubur hanya habis 2

sendok, minum susu formula 1 botol (botol 120 cc), turgor kulit lambat.

Pengkajian nutrisi, antropometri didapatkan hasil berat badan 9 kg tinggi

badan 72 cm dan IMT 17,64, biocemical didapatkan hasil Hb 10,5 g/dl,

hematokrit 30,9 vol%. Pemeriksaan clinical didapatkan hasil pasien tampak

lemas turgor kulit lambat, pasien tampak tidak nafsu makan, mukosa bibir

kering, diit bubur. Analisis masalah belum teratasi. Planning lanjutkan

intervensi, observasi jumlah nutrisi yang masuk, instruksikan ibu menyusui

untuk melanjutkan pemberian ASI, jelaskan pada orang tua tentang makanan/

diet selama diare dan tetap memberikan ASI, kolaborasi dengan ahli gizi

dalam pemberian diet pada anak.

Page 74: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

63

Pada hari kamis tanggal 07 januari 2016 jam 13.40 WIB penulis

melakaukan pencatatan perkembangan atau evaluasi untuk diagnosa kedua

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan yaitu subjektif ibu pasien mengatakan

pasien susah makan, makan bubur hanya 2 sendok, minum susu formula

habis 1 botol (botol 120 cc) dan minum air putih. Objekif pasien tampak

lemas, pasien tampak tidak nafsu makan, bising usus 38 kali kali per menit

(normal bising usus 5 – 30 kali per menit), pada pemeriksaan perkusi

abdomen kuadran II, III. IV hipertimpani, turgor kulit lambat. Pengkajian

nutrisi, antropometri didapatkan hasil berat badan 9 kg tinggi badan 72 cm

dan IMT 17,64, biocemical didapatkan hasil Hb 10,5 g/dl, hematokrit 30,9

vol%. Pemeriksaan clinical didapatkan hasil pasien tampak lemas turgor kulit

lambat, pasien tampak tidak nafsu makan, mukosa bibir kering, diit bubur.

Analisis masalah belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi, observasi

jumlah nutrisi yang masuk, kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet

pada anak.

Pada hari jumat tanggal 08 januari 2016 jam 13.40 WIB penulis

melakaukan pencatatan perkembangan atau evaluasi untuk diagnosa kedua

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan yaitu subjektif ibu pasien mengatakan

pasien susah makan, makan bubur hanya 3 sendok, minum susu formula

habis 1,5 botol (botol 120 cc) dan minum air putih. Objekif pasien tampak

tidak nafsu makan, bising usus 34 kali kali per menit (normal bising usus 5 –

Page 75: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

64

30 kali per menit), pada pemeriksaan perkusi abdomen kuadran II, III. IV

hipertimpani, turgor kulit lambat. Pengkajian nutrisi, antropometri didapatkan

hasil berat badan 9 kg tinggi badan 72 cm dan IMT 17,64, biocemical

didapatkan hasil Hb 10,5 g/dl, hematokrit 30,9 vol%. Pemeriksaan clinical

didapatkan hasil pasien tampak lemas turgor kulit lambat, pasien tampak

tidak nafsu makan, mukosa bibir kering, diit bubur. Analisis masalah belum

teratasi. Planning lanjutkan intervensi, observasi jumlah nutrisi yang masuk,

kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet pada anak.

Pada hari kamis tanggal 07 januari 2016 jam 13.50 WIB penulis

melakaukan pencatatan perkembangan atau evaluasi untuk diagnosa ketiga

gangguan pola tidur berhubungan dengan dampak hospitalisasi yaitu subjektif

ibu pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak, sering terbangun pada

malam hari. Pasien tidur malam hari pukul 02.00 WIB dan bangun pukul

06.00 WIB. Pada siang hari pasien hanya tidur kurang lebih 2 jam. Objektif

pasien tampak lemas, mata panda, tidur malam hari 5 jam dan siang hari 2

jam (normal tidur anak 14-17 jam per hari). Analisis masalah belum teratasi.

Planning lanjutkan intervensi, observasi pola tidur pasien, batasi jumlah

pengunjung selama pasien istirahat, monitor/catat kebutuhan tidur pasien,

jelaskan kepada orang tua tentang pentingnya tidur yang adekuat, kolaborasi

dengan keluarga tentang teknik tidur pasien.

Pada hari jumat tanggal 08 januari 2016 jam 13.50 WIB penulis

melakaukan pencatatan perkembangan atau evaluasi untuk diagnosa ketiga

gangguan pola tidur berhubungan dengan dampak hospitalisasi yaitu subjektif

Page 76: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

65

ibu pasien mengatakan pada malam hari pasien tidur pukul 22.30 WIB dan

bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien tidur pukul 12.00 WIB dan

bangun pukul 15.00 WIB. Objektif pasien tampak lemas, mata panda,

kebutuhan tidur pasien pada malam hari 8,5 jam dan siang hari 3 jam (normal

tidur anak 14 – 17 jam per hari). Analisis masalah belum teratasi. Planning

lanjutkan intervensi, observasi pola tidur pasien, monitor/catat kebutuhan

tidur pasien, kolaborasi dengan keluarga temtang teknik tidur pasien.

Page 77: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

66

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan An. A

dengan diare akut yang dilakukan penulis di ruang melati Rumah Sakit Umum

Daerah Karanganyar pada tanggal 06 – 08 Januari 2016. Selain itu penulis akan

membahas mengenai kesesuaian dan kesenjangan yang terjadi antara teori dan

kenyataan pada pasien diare yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, tindakan keperawatan/ implementasi dan evaluasi keperawatan.

Lebih fokus untuk pembahasan tentang pemberian zinc terhadap status dehidrasi

pada asuhan keperawatan An. A dengan diare akut.

A. Pengkajian

Hasil pengkajian yang didapatkan penulis yaitu keluhan utama yang

dirasakan pasien adalah ibu pasien mengatakan pasien buang air besar

10 kali dengan konsistensi cair. Menurut Cristanto ( 2014) keluhan utama

pada diare yaitu mengalami perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba

akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 mL/kgBB/hari)

dengan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan

berlangsung kurang dari 14 hari. Pola defekasi neonatus dan bayi, hingga usia

4-6 bulan, yang defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya cair atau lembek

masih dianggap normal selama tumbuh kembangnya baik. Dapat

disimpulakan dari keluhan utama yang dialami An. A dengan diare akut

Page 78: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

67

tidak terdapat kesenjangan antara fakta/ kenyataan dan teori berupa frekuensi

defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.

Riwayat penyakit sekarang, ibu pasien mengatakan, pada hari selasa

pasien mengalami diare lebih dari 10 kali, muntah dan rewel, kemudian oleh

keluarga pada jam 21.30 WIB dibawa ke IGD RSUD Karanganyar. Riwayat

penyakit sekarang menurut Suharyono (1999) dalam Susilaningrum dk (2013)

mula mula bayi atau anak yang mengalami diare akan menjadi cengeng,

gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang, tinja makin cair

makin disertai lendir atau lendir dan darah, anus dan daerah sekitarnya timbul

lecet karena sering defekasi, muntah, dehidrasi. Dapat disimpulkan bahwa

terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan, yaitu pasien tidak

mengalami peningkatan suhu badan/ demam saat berada di rumah sakit

karena demam dialami pasien ketika berada di rumah dan sudah diberi obat

penurun panas oleh bidan terdekat sehingga saat dibawa ke IGD RSUD

Karanganyar pasien sudah tidak mengalami peningkatan suhu/ demam dan

hanya ditandai dengan diare, muntah dan rewel.

Riwayat alergi, ibu pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi

terhadap obat maupun makanan, menurut Nursalam (2013) kemungkinan

penyebab diare penyebab diare adalah alergi terhadap makanan dan obat

obatan. Dapat disimpulkan bahawa tidak ada kesenjangan antara teori dan

kenyataan besar kemungkinan penyebab diare dapat terjadi karena alergi

makanan, tetapi sudah dijelaskan dalam perjalanan penyakit bahwa An. A

mengalami diare setelah memakan geplak yang sudah lama tidak dimakan

Page 79: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

68

kemugkinan diare yang dialami An.A diakibatkan karena infeksi berbagai

macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air

minum (enteropathogenic, escherichia coli, salmonella, shigella, V. Cholera,

dan clostridium) (Muttaqin, 2011).

Pertumbuhan dan perkembangan berat bayi waktu lahir 2800 gram dan

panjang badan saat lahir 51 cm, saat ini berat badan An. A 9 kg. Ibu pasien

mengatakan An. A sudah bisa berjalan sendiri, duduk dan berdiri tanpa

bantuan, bisa memegang cangkir dan sudah bisa mengatakan kata- kata

sederhana seperti mau dan tidak saat ditanya. Ibu pasien mengatakan pasien

sudah tumbuh gigi tapi belum lengkap. Menurut teori pertumbuhan dan

perkembangan normal berat bayi lahir 2500- 4000 gram, anak/ bayi umur 18

bulan sudah bisa berjalan, berbicara tanpa arti dan memegang benda (Kartika

dkk, 2006). Dapat disimpulkan dari hasil pengkajian bahawa tidak ada

kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Model pengkajian keperawatan dengan 11 pola kesehatan fungsional

dari Gordon berguna untuk mengatur riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik,

dan mengelompokkan diagnosa keperawatan (Allen, 2005). Pengkajian

sebelas pola gordon yang didapat dari wawancara dan observasi An. A dan

ibu An. A diantaranya, pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan, ibu pasien

mengatakan bahwa sehat merupakan keadaan tidak sakit dan dapat

melakukan aktifitas seperti biasanya. Jika An. A sakit, keluarga segera

berobat ke pelayanan kesehatan terdekat, yaitu bidan desa. Menurut teori,

pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan menggambarkan tentang persepsi,

Page 80: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

69

pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehatan,

kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktik kesehatan

(Winugroho, 2008). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara

fakta dan teori.

Status nutrisi dan metabolik sebelim sakit, dari data antropometri

didapatkan hasil berat badan 9,2 kg tinggi badan 72 cm dan IMT 18,3, makan

3 kali sehari satu porsi sering tidak habis (bubur, nasi, sayur) dan minum 4-5

botol sehari (susu formula, air putih, teh). Selama sakit ibu pasien

mengatakan pasien sulit makan dan nafsu makan menurun, dari data

antropometri didapatkan hasil berat badan 9 kg tinggi badan 72 cm dan IMT

17,64, biocemical didapatkan hasil Hb 10,5 g/dl, hematokrit 30,9 vol%.

Pemeriksaan clinical didapatkan hasil pasien tampak lemas turgor kulit

lambat, pasien tampak tidak nafsu makan, mukosa bibir kering, diit bubur.

Pada orang yang mengalami diare muncul gejala anoreksia, penurunan berat

badan (Suriadi, 2010). Kadar hemoglobin yang menurun adalah indikator dari

ketidakadekuatan nutrisi terhadap kebutuhan tubuh dalam fungsi fisiologis

(Suryano dkk, 2006). Indeks massa tubuh (IMT) didapat dari

BB(Kg)/TB²(m), kategori kekurangan berat badan tingkat berat (<17),

kekurangan berat badan tingkat sedang (17.0-18.5), normal (18.5-25.0),

kelebihan berat badan tingkat ringan (>25.0-27.0), kelebihan berat badan

tingkat berat (>27.0) (Asmadi, 2008). Dari hasil pengkajian nutrisi didapatkan

nilai IMT 17,64 yang menurut teori adalah kekurangan berat badan tingkat

Page 81: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

70

sedang. Dapat disimpulkan dari hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan fakta.

Pola eliminasi sebelum sakit frekuensi BAK 6 -7 kali sehari dengan

jumlah ± 1000 cc, warnanya kuning, berbau khas dan tidak ada keluhan.

Frekuensi BAB 1 kali sehari konsistensi lembek dengan warna kuning

kecoklatan dan tidak ada keluhan. Selama sakit frekuensi BAK 5 -6 kali

sehari dengan jumlah ± 800 cc, warnanya kuning, berbau khas dan tidak ada

keluhan. Frekuensi BAB 10 kali sehari konsistensi cair dengan warna kuning

dan tidak ada keluhan. Pengkajian cairan menurut Nursalam (2013)

didapatkan buang air besar sehari lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi

cair (dehidrasi ringan), buang air besar 4-10 kali dengan konsistensi cair

(dehidrasi ringan/sedang), buang air besar lebih dari 10 kali per hari

(dehidrasi berat). Setelah dikaji perawat pasien termasuk diare dengan

dehidrasi ringan/sedang. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan

antara teori dan kenyataan yang terjadi pada An. A yang mengalami diare

akut.

Pola aktivitas dan latihan sebelum sakit meliputi makan/minum, mandi

toileting, berpakaian dibantu oleh orang lain dan mobilitas ditempat tidur,

berpindah, ambulasi dapat dilakukan secara mandiri. Selama sakit

makan/minum, mandi toileting, berpakaian, mobilitas ditempat tidur,

berpindah, ambulasi dibantu orang lain. Aktivitas fisik (mekanik tubuh)

merupakan irama sirkadian manusia. Tiap individu mempunyai irama atau

pola tersendiri dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan rekreasi,

Page 82: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

71

makan, istirahat, dan lain-lain (Asmadi, 2008). Kemampuan klien dalam

menata diri apabila menata diri apabila tingkat kemampuan 0 : mandiri, 1 :

dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat, 4 :

tergantung dalam melakukan ADL. Dalam teori disebutkan pola aktivitas dan

latihan tingkat kemampuan nilai 2 adalah dibantu orang lain (Winugroho,

2008), sehingga ditarik kesimpulan antara teori dengan pengkajian tidak ada

kesenjangan.

Pola istirahat tidur sebelum sakit ibu pasien mengatakan pasien dapat

tidur dengan nyenyak, pasien bisa tidur malam pukul 21.00 WIB dan bangun

pukul 05.00 WIB. Pasien juga biasa tidur siang hari pukul 12.00 WIB dan

bangun pukul 15.00 WIB. Selama sakit ibu pasien mengatakan pasien tidak

bisa tidur nyenyak, sering terbangun pada malam hari. Pasien tidur malam

pukul 02.00 WIB dan bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien hanya

tidur kurang lebih 2 jam. Pasien tampak lemas, mata panda, tidur malam hari

hanya 5 jam dan siang hari 2 jam (normal tidur anak 12-14 jam per hari). pola

tidur anak, yaitu anak/ bayi usia 0-1 tahun membutuhkan tidur 12 jam sampai

14 jam per hari (Lumbantobing, 2004). Orang dalam keadaan sakit

memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian keadaan

sakit dapat menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur (Tarwoto

dan Wartonah, 2004). Dapat disimpulkan dari hasil pengkajian terhadap An.

A tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta yang mengalami

gangguan pola tidur.

Page 83: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

72

Pola kognitif perseptual sebelum sakit dan selama sakit ibu pasien

mengatakan pasien tidak mempunyai gangguan terhadap indra penciuman,

perabaan, penglihatan maupun pendegaran. Pola kognitif perseptual pasien,

menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi

pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perabaan, pembau, dan

kompensasinya terhadap tubuh (Muttaqin, 2008). Dari hasil pengkajian

terhadap An. A tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Pola persepsi dan gambaran diri, ibu pasien mengatakan pasien adalah

anak pertama berumur 1,5 tahun, pasien disayangi dan diperhatikan oleh ayah

dan ibu pasien, pasien adalah anak kandung sendiri dan berjenis kelamin

perempuan, ibu pasien menginginkan anaknya cepat sembuh, pasien

merupakan anak kandung yang pertama. Menurut Tiurlan (2011), konsep diri

anak dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal maupun internal. Usia anak,

temperamen, dukungan keluarga, status kesehatan dan kecerdasan sangat

mempengaruhi pembentukan konsep diri anak dengan diare. Anak dengan

kemampuan percaya diri yang tinggi dapat menerima perubahan akibat

sakitnya, sehingga dapat tetap menjalani aktivitas sehari-hari dengan tidak

dibawah tekanan rasa malu atau depresi. Dari teori tersebut An. A termasuk

dalam kemapuan percaya diri yang tinggi, sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan kenyataan.

Pola hubungan peran sebelum sakit ibu pasien mengatakan hubungan

dengan tetangga sekitar dan saudara-saudaranya cukup baik. Selama sakit ibu

pasien mengatakan hubungan dengan tetangga sekitar dan sudara-saudaranya

Page 84: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

73

terjalin dengan baik, dibuktikan dengan saat pasien sakit banyak tetangga dan

saudaranya yang datang menjenguk ke rumah sakit. Pola hubungan peran

pasien menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap

anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal pasien (Nurlaila, 2009).

Dapat disimpulkan dari hasil pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara

teori dan kenyataan yang dialami oleh An. A dengan diare akut.

Pola seksual reproduksi, ibu pasien mengatakan pasien adalah seorang

anak perempuan berumur 1,6 tahun dan tidak mempunyai kelainan seksual,

tidak ada masalah di genetalia. Menggambarkan kepuasan atau masalah yang

aktual atau dirasakan dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas

pemeriksaan genetalia (Winugroho, 2008). Dapat disimpulkan tidak ada

kesenjangan dengan teori dalam pola seksualitas.

Pola mekanisme koping, ibu pasien mengatakan apabila ada masalah

kesehatan atau masalah yang lain selalu bercerita kepada suami terlebih

dahulu. Mekanisme koping pada setiap anak memiliki kemampuan adaptasi

terhadap setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungannya, namun dalam

kapasitas yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya. Mekanisme

koping adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk mengatur emosi,

kognitif, perilaku, fisiologis, dan lingkungan yang dapat menimbulkan stres

(Tiurlan, 2011). Anak mengalami berbagai hal yang tidak menyenangkan dari

prosedur klinik dan hospitalisai, namun anak menyadari bahwa menjalankan

protokol terapi merupakan pilihan yang terbaik untuk mencapai kesembuhan

dari penyakitnya (Tiurlan, 2011). Dari teori tersebut mekanisme koping yang

Page 85: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

74

ada di An. A mengalami kontrol seperti yang ada pada teori, sehingga tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan pengkajian pola mekanisme koping An.

A.

Keadaan umum pasien adalah sadar penuh/composmentis. Setelah

dilakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil normal

dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital suhu 36,60 C, denyut nadi 120

kali per menit, respiratory 28 kali per menit. Pada pemeriksaan head to toe

didapatkan hasil bentuk kepala meshosepal, simetris kontrol kepala baik,

kondisi rambut bersih tidak berketombe dan rambut berwarna hitam. Pada

pemeriksaan mata didapatakan hasil mata simetris, warna sklera putih, warna

kornea hitam, konjungtiva anemis, mata tampak cekung, kantung mata

tampak coklat kehitaman (mata panda). Telinga pasien simetris kanan dan

kiri, tidak ada serumen berlebih, pendengaran normal (merespon jika

dipanggil). Hidung pasien bersih tidak ada polip, mukosa bibir kering, warna

bibir merah muda, dan gerakan lidah normal, tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid. Pada penderita diare pada dasarnya mengalami membran mukosa

kering dan konjungtiva anemis, hal tersebut dikarenakan terjadinya dehidrasi

pada pasien (Nursalam 2013). Dapat disimpulkan dari data pengkajian

pemeriksaan fisik bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan

yang terjadipada anak dengan diare akut.

Pada pemeriksaan dada, paru-paru inspeksi ekspansi dada kanan dan

kiri sama dan bentuk dada simetris, palpasi vokal fermitus kanan dan kiri

sama, perkusi sonor, auskultasi tidak terdengar bunyi tambahan/vesikuler.

Page 86: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

75

Pada pemerikssan jantung inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus

cordis teraba di SIC V, perkusi pekak, auskultasi bunyi jantung I dan II

reguler. Pada pemeriksaan abdomen inspeksi tidak ada jejas atau luka, bentuk

datar, terlihat umbilikus, auskultasi bising usus 42 kali per menit, palpasi

tidak ada nyeri tekan, perkusi kuadaran I pekak, kuadran II,III, dan IV

terdengar hipertimpani. Bising usus normalnya terdengar 5-30 kali per menit,

jika kurang dari 5 kali per menit kemungkinan ada peristaltik ileus, konstipasi

peritonitis atau obstruksi. Jika peristaltik usus terdengar lebih dari normal

kemungkinan pasien sedang mengalami diare (Debora, 2013). Jika perkusi

terdengar timpani, berarti perkusi dilakukan di atas organ yang berisi udara,

jika terdengar pekak berarti perkusi mengenai organ padat. Perhatikan

perubahan bunyi ini, bunyi normal perkusi abdomen adalah timpani, jika ada

kelebihan udara terdengar lebih nyaring atau disebut hipertimpani (Debora,

2013).

Penilaian fungsi usus dapat memberikan informasi penting yang dapat

membantu diagnosis dan membantu pemantauan kondisi klinis klien. Hal-hal

yang perlu diperhatikan aktivitas normal usus klien: frekuensi pergerakan

usus dan perubahan-perubahan yang tidak dapat dijelaskan mengenai

kebiasaan buang air besar, konsistensi feses: keras, banyak, atau menyerupai

bola-bola kecil (pellet) yang menunjukkan konstipasi (Winney, 1998 dalam

Philip Jevon dkk, 2008). Dapat disimpulakan dari data pengkajian bahwa

tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan.

Page 87: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

76

Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 06 Januari 2016. Hemoglobin

10,5 gr/dl (normal 12,00-16,00), hematokrit 30,9 vol% (normal 32,00-44,00),

leukosit 10,41 103/uL (normal 5-10), trombosit 283 mm

3(normal 150-300),

eritrosit 4,24 10^6/µL (4,50-5,50), MPV 8,2 fL (normal 9,0- 17,0), MCV 80,0

fL (normal 82,0-92,0), MCH 27,1 pg (normal 27,0-31,0), MCHC 33,9 g/dl

(normal 32,0-37,0), gran 59,5 % (normal 50,0-70,0), limfosit 35,0 % (normal

25,0-40,0), monosit 3,7 % (3,0-9,0), eritrosit 1,3 % (normal 0,5-5,0), basofil

0,5 (normal 0,0-1,0). Sebagai data yang menunjang keseimbangan cairan dan

elektrolit, diperlukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini meliputi

kadar elektrolit serum hitung darah lengkap, kadar BUN, kadar kreatinin

darah, berat jenis urine, dan kadar arteri. Elektrolit serum yang serimg diukur

adalah ion natrium, kalium, klorida dan bikarbonat. Pada pemeriksaan darah

lengkap yang paling pemtimg terkait dengan status hidrasi adalah hematokrit

(Perry & Potter, 2013). Dapat disimpulkan dari data pemeriksaan

laboratorium bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yang

terjadipada anak dengan diare akut.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori, diagnosa yang sering muncul pada penyakit diare

akut adalah kekurangan volume cairan berhubungan dengan dehidrasi,

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah dan intake cairan inadekuat, hipertermi berhubungan dengan

dehidrasi, kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal karena

Page 88: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

77

diare, resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan lingkungan

terhadap patogen, ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stress

(Wilkinson, 2007).

Dari diagnosa yang sering muncul menurut Wilkinson (2007), penulis

hanya mengangkat dua diagnosa, yang pertama kekurangan volume cairan

berhubungan dengan dehidrasi, dan yang kedua perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan intake cairan

inadekuat. Diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

tidak diangkat oleh penulis karena tidak terdapat batasan karakteristik

hipertermi yang dialami pasien meliputi peningkatan suhu tubuh di atas

kisaran normal, kulit terasa hangat, kulit kemerahan, kejang, takikardi,

takipnea. Diagnosa keperawatan kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan iritasi rectal diare tidak diangkat oleh penulis karena tidak ditemukan

tanda-tanda atau batasan karakteristik kerusakan integritas kulit yang dialami

pasien meliputi, luka atau ruam pada kulit pasien meliputi kerusakan lapisan

kulit, gangguan permukaan kulit, dan invasi struktur tubuh.

Diagnosa keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan

paparan lingkungan terhadap patogen tidak diangkat oleh penulis karena tidak

ditemukan tanda-tanda atau batasan karakteristik resiko infeksi yang dialami

pasien meliputi pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajaan

patogen, ketidakadekuatan pertahanan sekunder, vaksinasi tidak adekuat,

pemajan terhadap patogen lingkungan meningkat. Diagnosa keperawatan

ansietas berhubungan dengan hospitalisasi dan stres tidak diangkat oleh

Page 89: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

78

penulis karena tidak ditemukan tanda-tanda atau batasan karakteristik ansietas

yang dialami pasien meliputi gelisah, wajah tegang, gugup, bingung,

khawatir, gerakan yang irelevan, kontak mata yang buruk.

Diagnosa keperawatan utama yaitu kekurangan volume cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, data yang menunjang pada

diagnosa keperawatan tersebut adalah data subjektif ibu pasien mengatakan

pasien diare 10 kali dan muntah 1 kali. Data objektif pasien rewel dan

menangis, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit lambat,

terpasang infus 16 tpm (makro), capillary reftill 2 detik (normal < 2 detik),

konsistensi BAB cair dan berwarna kuning bening, mata tampak cekung,

denyut nadi 120 kali per menit, respiratory 28 kali per menit, suhu 36,60C,

balance cairan – 206 cc. Dari hasil pengkajian tersebut sesuai dengan teori

dan batasan karakteristik kekurangan volume cairan yaitu membran mukosa

kering, peningkatan frekuensi nadi, haus, kelemahan, peningkatan konsentrasi

urin (Nurarif, 2013). Dari hasil pengkajian dan batasan karakteristik terdapat

kesamaan, maka dari itu dapat disimpulakan bahwa tidak ada kesenjangan

antara teori dan kenyataan yang terjadi pada An. A yang mengalami diare

akut.

Kekurangan volume cairan adalah hilangnya cairan dalam tubuh atau

juga masukan cairan yang kurang (Hidayat, 2006). Kekurangan volume

cairan disebabkan kehilangan cairan mencapai 5% - 10% dari berat tubuh

atau sekitar 2- 4 liter. Kadar natrium serum berkisar 152- 158 mEq/I, salah

satu gejalanya adalah mata cekung (Mubarak, 2008).

Page 90: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

79

Penulis juga merumuskan diagnosa keperawatan yang ke dua yaitu

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan, data yang menunjang pada diagnosa

keperawatan tersebut adalah data subjektif ibu pasien mengatakan pasien

susah makan, pasien hanya minum susu dan air putih. Data objekif pasien

tampak lemas, pasien tampak tidak nafsu makan, bising usus 42 kali kali per

menit (normal bising usus 5 – 30 kali per menit), pada pemeriksaan perkusi

abdomen kuadran II, III. IV hipertimpani, makan bubuk hanaya hanya habis 2

sendok, minum susu formula 1 botol (botol 120 cc), turgor kulit lambat.

Pengkajian nutrisi, antropometri didapatkan hasil berat badan 9 kg tinggi

badan 72 cm dan IMT 17,64, biocemical didapatkan hasil Hb 10,5 g/dl,

hematokrit 30,9 vol%. Pemeriksaan clinical didapatkan hasil pasien tampak

lemas turgor kulit lambat, pasien tampak tidak nafsu makan, mukosa bibir

kering, diit bubur. Masukan yang tidak adekuat dengan batasan karakteristik

kram abdomen, nyeri abdomen, menghindari makanan, berat badan 20% atau

lebih dibawah berat badan ideal, kerapuhan kapiler, diare, bising usus

hiperaktif, kurang makan , kurang minat pada makanan (Nurarif, 2013).

Diagnosa ketiga yang diambil penulis tidak sesuai dengan teori

Wilkinson (2007) yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan dampak

hospitalisasi karena dalam pengkajian pada An. A terdapat batasan- batasan

karakteristik dari diagnosa gangguan pola tidur. Data yang menunjang

diagnosa keperawatan tersebut adalah ibu pasien mengatakan pasien tidak

bisa tidur nyenyak, sering terbangun pada malam hari. Pasien tidur malam

Page 91: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

80

hari pukul 02.00 WIB dan bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien

hanya tidur kurang lebih 2 jam. Data objektif pasien tampak lemas, mata

panda, tidur malam hari 5 jam dan siang hari 2 jam (normal tidur anak 14-17

jam per hari). Dari hasil pengkajian dan batasan karakteristik daslam teori

tidak ada kesenjangan yaitu anak/ bayi usia 0-1 tahun membutuhkan tidur 14

jam sampai 17 jam per hari (Lumbantobing, 2004). Gangguan pola tidur

adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.

Batasan karakteristik gangguan pola tidur yaitu perubahan pola tidur normal,

keluhan verbal merasa kurang istirahat, kurang puas tidur, penurunan

kemampuan fungsi, melaporkan sering terjaga, melaporkan tidak megalami

kesulitan jatuh tidur (Herdman, 2009).

Kualitas tidur anak dapat dipengaruhi oleh faktor fisik dan faktor

psikologis. Faktor fisik yang mempengaruhi kualitas tidur anak dapat berupa

kekurangan gizi (bayi/anak menjadi rewel dan tidak bisa tidur nyenyak),

gangguan dari bermacam penyakit seperti gangguan organ pencernaan atau

adanya luka dan gangguan jasmani lainnya. Sedangkan faktor psikologis yang

dapat berupa ketegangan batin, hatinya sangat teangsang (terlalu

bersemangat), anak mengalami kegelisahan, keresahan, cemas, takut karena

adanya tekanan atau perubahan pada lingkungan anak (Suherman, 2000).

Dari data pengkajian yang sudah didapatkan penulis, tidak semua

diagnosa yang ada di teori muncul pada An. A, dikarenakan tidak muncul

dalam batasan karakteristik, dan ada juga diagnosa yang keluar dari teori

dikarenakan ada masalah lain yang menyebabkan diagnosa tersebut muncul.

Page 92: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

81

Dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan pada An. A penulis

menggunkan prioritas kebutuhan dasar Maslow, diagnosa yang utama adalah

kekurangan volume cairan, yang kedua ketidakseimbangan nutrisi : kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan, dan

yang ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan dampak hospitalisasi.

C. Intervensi

Pada prioritas diagnosa pertama yaitu kekurangan volume cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif perawat melakukan rencana

kaperawatan, setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan kebutuhan cairan pada pasien dapat terpenuhi dengan kriteria

hasil tidak ada tanda-tanda dehidrasi, tekanan darah, nadi suhu tubuh dalam

batas normal, mempertahankan urin output sesuai dengan berat badan.

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah observasi

tanda-tanda vital, pantau frekuensi konsistensi dan warna BAB, observasi

status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat), observasi status

cairan termasuk intake dan output cairan, jelaskan kepada keluarga tentang

pentingnya untuk diberikan larutan rehidrasi (LRO) sedikit tapi sering

khususnya bila anak muntah, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

cairan IV (Susilaningrum dkk, 2013). Tujuan dari diberikan terapi cairan

adalah memberikan atau menggantikan cairan tubuh yang mengandung air,

elektrolit,vitamin, protein, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan

secara adekuat melalui oral, memperbaiki keseimbangan asam basa,

Page 93: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

82

memperbaiki volume komponen-komponen darah, memberikan jalan masuk

untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh, memonitor tekanan vena sentral

(CVP), memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan mengalami

gangguan (Perry & Potter, 2006).

Kolaborasi dalam pemberian obat zinc. Pada saat diare, anak akan

kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc mampu menggantikan

kandungan Zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan mempercepat

penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh

sehingga dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah

anak sembuh dari diare (Kemenkes RI, 2011).

Diagnosa yang kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan. Tujuan

dan kriteria hasil yang diharapkan yaitu, setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat

terpenuhi dengan kriteria hasil tidak ada tanda-tanda malnutrisi, asupan

makanan dan cairan adekuat, berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan.

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah anjurkan

pasien makan sedikit tapi sering, observasi jumlah nutrisi yang masuk,

instruksikan ibu menyusui untuk melanjutkan pemberian ASI, jelaskan pada

orang tua tentang makanan/ diet selama diare dan tetap memberikan ASI,

kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet pada anak (Wilkinson,

2007). Tujuan dari manajeman nutrisi adalah untuk meningkatkan atau

mempertahankan status nutrisi pasien tetapi juga mencegah permasalahan lain

Page 94: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

83

seperti diare akibat inteloransi terhadap jenis makanan tertentu. Tujuan

selanjutnya adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan daya tahan

tubuh dalam menghadapi penyakit khususnya infeksi, dan membantu

kesembuhan pasien dari penyakit / cideranya dengan memperbaiki jaringan

yang aus atau rusak serta memulihkan keadaan homeostasis yaitu keadaan

seimbang dalam lingkungan internal tubuh yang normal atau sehat (Hartono,

2000).

Diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu gangguan pola tidur

berhubungan dengan dampak hospitalisasi maka perawat melakukan rencana

keperawatan, setelah diklakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

diharapkan kebutuhan tidur pasien terpenuhi dengan kriteria hasil jumlah

tidur dalam batas normal (14 -17 jam per hari), pola tidur kualitas tidur dalam

batas normal, perasaan segar sesudah tidur atau istirahat. Intervensi atau

rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah observasi pola tidur pasien,

batasi jumlah pengunjung selama pasien istirahat, monitor/catat kebutuhan

tidur pasien, jelaskan kepada orang tua tentang pentingnya tidur yang

adekuat, kolaborasi dengan keluarga tentang teknik tidur pasien (Wilkinson,

2007). Tujuan dari manajeman tidur adalah untuk memenuhi kebutuhan tidur

pasien yang mengalami hospitalisasi menjadikan seorang perawat menepati

peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan tidur pasien rawat inap (Hoey,

Fulbrook, & Douglas, 2014).

Page 95: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

84

D. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk mengatasi

diagnosa pertama yaitu kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif dilakukan selama tiga hari. Penulis sudah melakukan

tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan yaitu

mengobservasi tanda-tanda vital, memantau frekuensi konsistensi dan warna

BAB, mengobservasi status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi

adekuat), mengobservasi status cairan termasuk intake dan output cairan

(balance cairan), menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya untuk

diberikan larutan rehidrasi (LRO) sedikit tapi sering khususnya bila anak

muntah, melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan IV

(Wilkinson, 2007). Penulis tidak melakukan tindakan intervensi keperawatan

untuk meninimbang popok/ pembalut, memonitor status nutrisi, mengatur

kemungkinan transfusi dan mempersiapkan transfusi karena tidak ada gejala

lain yang muncul.

Penulis melakukan tindakan tambahan yaitu kolaborasi dalam

pemberian obat zinc (Kemenkes RI, 2011). Didalam implementasi penulis

melakukan tindakan kolaborasi dalam pemberian obat zinc. Pemerian obat

zinc diberikan menurut advice dari dokter yaitu 1 x 10 mg. Cara pemberian

obat zinc yaitu dengan melarutkan tablet obat zinc dalam 1 sendok air minum

atau ASI (tablet mudah larut kira-kira 30 detik, lalu segera berikan ke anak,

bila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi

pemberian dengan cara potong lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga 1

Page 96: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

85

dosis penuh. Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah

berhenti (Kemenkes RI, 2011).

Zinc mempengaruhi berbagai aspek dari sistem kekebalan tubuh. zinc

sangat penting untuk perkembangan dan fungsi kekebalan sel-mediasi

bawaan, neutrofil, dan natural killer. Makrofag dan produksi sitokin semua

dipengaruhi oleh defisiensi zinc. Pertumbuhan dan fungsi T dan sel B juga

terkena dampak negatif akibat kekurangan zinc.

Defisiensi zinc mempengaruhi timulin di timus sebagai kofaktor dan

berada di dalam plasma.Sel T dihasilkan dalam timus, dimana fungsi sel T

digunakan untuk memanggil leukosit ke tempat terjadinya infeksi, sebagai

contoh kemotaksis sel-sel polimorfonuklear dan mendorong adesi sel-sel

meilomonositik. Dengan aktivasi sel T helper 2 akan memicu sitokin untuk

melakukan proliferasi sel B untuk menjadi TNF- α dan antibodi, antibodi

yang diproduksi berupa imunoglobulin, seperti IgA yang terdapat pada

interstitium, saliva, lapisan mukosa dan saluran pencernaan untuk mencegah

infeksi oleh antigen (Prasad, 2009). Zinc menstabilkan struktur membran dan

memodifikasi fungsi membran dengan cara berinteraksi dengan oksigen,

nitrogen dan ligan sulfur makromolekul hidrofilik serta aktivitas antioksidan.

Zinc melindungi membran dari efek agen infeksius dan dari peroksidasi

lemak dengan meningkatkan pembentukan immunoglobulin A sekretori

(Wapnir, 2000).

Tindakan keperawatan pada diagnosa keperawatan yang kedua yaitu

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

Page 97: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

86

dengan penurunan intake makanan dilakukan selama tiga hari. Penulis sudah

melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan yaitu

menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering, mengobservasi jumlah nutrisi

yang masuk, menginstruksikan ibu menyusui untuk melanjutkan pemberian

ASI, menjelaskan pada orang tua tentang makanan/ diet selama diare dan

tetap memberikan ASI, melakukan kolaborasi dengan ahli gizi dalam

pemberian diet pada anak (Wilkinson, 2007). Penulis tidak melakukan

tindakan intervensi keperawatan untukmenganjurkan pesien untuk

meningkatkan protein dan vitamin C, memberikan substansi gula, memonitor

adanya alergi makanan, memonitor kalori dan intake nutrisi karena tidak ada

gejala lain yang muncul.

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya

energi dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang

lebih 100-200 Kkal/kg berat badan. Energi dlam tubuh diperoleh terutama

dari zat gizi karbohudrat, lemak dan juga protein (Hasdianah H.K dkk, 2014).

Kebutuhan gizi pada masa balita membutuhkan lebih banyak nutrisi

karena masa balita (usia 1- 5 tahun) adalah periode keemasan. Periode

kehidupan yang sangat penting bagi perkembangan fisik dan mental, pada

masa ini pula balita mulai banyak melakukan dan menemukan hal-hal baru.

Dalam hal ini nutrisi yang baikmemegang peran penting. Jika seseorang

balita sering diberi asupan makanan yang mengandung zat-zat yang tidak

baik, seperti jenis makanan yang mengandung bahan pengawet, pewarna

buatan, pemanis buatan, penyedap makanan dan sejenisnya, hal itu akan

Page 98: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

87

terlihat efeknya bagi kesehatan tubuh. Maka, pemberian makanan dengan

pemenuhan gizi yang seimbang adalah cara yang tepat untuk menjaga

kesehatan serta tumbuh kembang balita. Jadi, perhatikan dengan baik pola

makanan untuk balita (Hasdianah H.K dkk, 2014).

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk mengatasi

diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan

dengan dampak hospitalisasi dilakukan selama tiga hari. Penulis sudah

melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan yaitu

mengobservasi pola tidur pasien, membatasi jumlah pengunjung selama

pasien istirahat, memonitor/catat kebutuhan tidur pasien, menjelaskan kepada

orang tua tentang pentingnya tidur yang adekuat, melakukan kolaborasi

dengan keluarga temtang teknik tidur pasien (Wilkinson, 2007). Penulis tidak

melakukan tindakan intervensi keperawatan untuk memonitor waktu makan

dan minum dengan waktu tidur, fasilitasi untuk mempertahankan aktifitas

sebelum tidur (membaca) dan kolaborasi pemberian obat tidur karena tidak

ada gejala lain yang muncul.

E. Evaluasi

Penulis mengevaluasi apakah respon klien mencerminkan suatu keajuan

atau kemunduran dalam diagnosa keperawatan. Pada evaluasi penulis sudah

sesuai dengan teori yang ada yaitu sesuai SOAP (subjektif, objektif,

assement, dan planning). Evaluasi dilakukan setiap hari selama tiga hari yaitu

dari tanggal 06 – 08 januari 2016.

Page 99: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

88

Evaluasi pada hari jumat tanggal 08 januari 2016 diagnosa keperawatan

yang pertama kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan aktif yaitu subjektif ibu pasien mengatakan pasien diare 4 kali.

Objektif konsistensi BAB cair dengan warna kuning bening, pasien tampak

lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit lambat, terpasang infus 16 tpm

(makro), capilary refill < 2 detik (normal < 2 detik), mata tampak cekung,

denyut nadi 116 kali per menit, respiratory 24 kali per menit, suhu 36,50C,

balance cairan 24 cc. Analisis masalah belum teratasi. Planning lanjutkan

intervensi, pantau frekuensi konsistensi dan warna BAB, observasi status

cairan termasuk intake dan output cairan, kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian cairan IV (Susilaningrum dkk, 2013), kolaborasi dalam pemberian

obat zinc (Kemenkes RI, 2011). Hasil yang diharapkan atau kriteria hasil

menurut Wilkinson (2007) adalah mempertahankan urine output sesuai

dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal, tekanan darah, nadi suhu

tubuh dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor

kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebih. Dari

hasil pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan yaitu hasil

yang diharapkan belum memenuhi kriteria menurut Wilkinson (2007), hali ini

menyatakan kekurangan volume cairan belum teratasi.

Evaluasi pada hari jumat tanggal 08 januari 2016 diagnosa keperawatan

yang kedua ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan intake makanan yaitu subjektif ibu pasien

mengatakan pasien susah makan, makan bubur hanya 3 sendok, minum susu

Page 100: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

89

formula habis 1,5 botol (botol 120 cc) dan minum air putih. Objekif pasien

tampak tidak nafsu makan, bising usus 34 kali kali per menit (normal bising

usus 5 – 30 kali per menit), pada pemeriksaan perkusi abdomen kuadran II,

III. IV hipertimpani, turgor kulit lambat. Pengkajian nutrisi, antropometri

didapatkan hasil berat badan 9 kg tinggi badan 72 cm dan IMT 17,64,

biocemical didapatkan hasil Hb 10,5 g/dl, hematokrit 30,9 vol%. Pemeriksaan

clinical didapatkan hasil pasien tampak lemas turgor kulit lambat, pasien

tampak tidak nafsu makan, mukosa bibir kering, diit bubur. Analisis masalah

belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi, observasi jumlah nutrisi yang

masuk, kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet pada anak. Hasil

yang diharapkan atau kriteria hasil menurut Wliknson adalah adanya

peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan, berat badan ideal sesuai

dengan tinggi badan, mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak ada

tanda-tanda malnutrisi, menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan

menelan, tidak terjadi penurunan berat badan. Dari hasil pengkajian terdapat

kesenjangan antara teori dan kenyataan yaitu hasil yang diharapkan belum

memenuhi kriteria menurut Wilkinson (2007), hali ini menyatakan

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi.

Evaluasi pada hari jumat tanggal 08 januari 2016 diagnosa keperawatan

yang ketiga gangguan pola tidur berhubungan dengan dampak hospitalisasi

yaitu subjektif ibu pasien megatakan pada malam hari pasien tidur pukul

22.30 WIB dan bangun pukul 06.00 WIB. Pada siang hari pasien tidur pukul

12.00 WIB dan bangun pukul 15.00 WIB. Objektif pasien tampak lemas,

Page 101: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

90

mata panda, kebutuhan tidur pasien pada malam hari 8,5 jam dan siang hari 3

jam (normal tidur anak 14 – 17 jam per hari). Analisis masalah belum teratasi.

Planning lanjutkan intervensi, observasi pola tidur pasien, monitor/catat

kebutuhan tidur pasien, kolaborasi dengan keluarga temtang teknik tidur

pasien. Hasil yang diharapkan atau kriteria hasil menurut Wilkinson adalah

jumlah jam tidur dalm batas normal (normal tidur anak 14 – 17 jam per hari),

pola tidur kualitas tidur dalam batas norrmal, perasaan segar sesudah tidur

atau istirahat. Dari hasil pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dan

kenyataan yaitu hasil yang diharapkan belum memenuhi kriteria menurut

Wilkinson (2007), hali ini menyatakan gangguan pola tidur belum teratasi.

Page 102: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

91

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan tentang ‘Pemberian

Zinc Terhadap Status Dehidrasi Pada Asuhan Keperawatan An. A Dengan

Diare Akut di Bangsal Melati RSUD Karanganyar’ maka dapat ditarik

kesimpulan :

1. Pada pengkajian An.A dengan diarte akut didapatkan data subyektif dan

obyektif, terdapat keluhan utama diare pasien mengatkan pasien diare 10

kali dan muntah 1 kali. Data objektif pasien rewel dan menangis, pasien

tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit lambat, terpasang infus

16 tpm (makro), capillary refill 2 detik (normal < 2 detik), konsistensi

BAB cair dan berwarna kuning bening, mata tampak cekung, denyut nadi

120 kali per menit, respiratory 28 kali per menit, suhu 36,60C, balance

cairan – 206 cc.

2. Prioritas diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan kebutuhan dasar

Maslow pada pasien adalah kekurangan volume cairan berhubungan

dengan kehilangan cairan aktif. Diagnosa keperawatan yang ke dua yaitu

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan. tampak tidak nafsu makan, mukosa

bibir kering, diit bubur. Diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu

gangguan pola tidur berhubungan dengan dampak hospitalisasi.

Page 103: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

92

3. Intervensi keperawatan diagnosa yang pertama kekurangan volume cairan

berhubungan dengan kehilangan cairan aktif yaitu observasi tanda-tanda

vital, pantau frekuensi konsistensi dan warna BAB, observasi status

cairan termasuk intake dan output cairan, kolaborasi dalam pemberian

obat zinc. Diagnosa yang kedua ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan

intervensi yang dilakukan yaitu observasi jumlah nutrisi yang masuk,

kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet pada anak. Diagnosa

yang gangguan pola tidur berhubungan dengan dampak hospitalisasi

intervensi yang dilakukan yaitu observasi pola tidur pasien, monitor/catat

kebutuhan tidur pasien.

4. Impementasi yang diberikan penulis sesuai dengan intervensi yang sudah

dibuat penulis. Pemberian obat zinc merupakan tindakan utama dalam

mengatasi atau meninimalisir ststus dehidrasi pada An. A yang

mengalami diare akut.

5. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari, evaluasi masalah

keperawatan kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan aktif belum teratasi, dengan intervensi pantau frekuensi konsistensi

dan warna BAB, observasi status cairan termasuk intake dan output

cairan, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan IV, kolaborasi

dalam pemberian obat zinc. Masalah keperawatan yang kedua yaitu

ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan belum teratasi, dengan intervensi,

Page 104: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

93

observasi jumlah nutrisi yang masuk, kolaborasi dengan ahli gizi dalam

pemberian diet pada anak. Masalah keperawatan yang ketiga yaitu

gangguan pola tidur berhubungan dengan dampak hospitalisasi belum

teratasi, dengan intervensi, observasi pola tidur pasien, monitor/catat

kebutuhan tidur pasien, kolaborasi dengan keluarga temtang teknik tidur

pasien.

6. Analisa

Pemberian zinc pada anak dengan diare akut yang diberikan

selama 5 hari di rumah sakit mampu untuk menurunkan status dehidrasi

pada An. A. Pemerian obat zinc diberikan menurut advice dari dokter

yaitu 1 x 10 mg. Cara pemberian obat zinc yaitu dengan melarutkan tablet

obat zinc dalam 1 sendok air minum atau ASI (tablet mudah larut kira-

kira 30 detik, lalu segera berikan ke anak, bila anak muntah sekitar

setengah jam setelah pemberian obat Zinc, ulangi pemberian dengan cara

potong lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga 1 dosis penuh. Zinc

tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan diare

akut, penulis memberikan usilan atau masukan positif dalam bidang

kesehatan antara lain :

Page 105: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

94

1. Rumah sakit

Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan maupun

pasien, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan

keperawatan yang optimal umumnya yaitu tindakan kolaborasi pemberian

zinc dalam mengatasi tingkat dehidrasi pada pasien diare akut.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang

berkualitas dan profesional, sehingga dapat tercipta perawat yang

perofesional, inovatif, terampil, bermutu, dan bertanggungjawab yang

mampu memberikan asuhan keperawatansecara menyeluruh berdasarkan

kode etik keperawatan.

3. Bagi pasien

Diaharapkan dengan tindakan pemberian zinc pada anak dengan diare

dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mencegah kekambuhan

dari prnyakit tersebut.

4. Bagi penulis

Setelah melakukan tindakan keperawtan pada pasien dengan diare akut

diharapkan penulis dapat lebih mengetahui dan menambah wawasan

tentang cara penanganan diare akut pada anak.

Page 106: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

95

DAFTAR PUSTAKA

Cristanto dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Debora, O. 2013. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba

Medika.

Departemen Kesehatan RI., 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lima Langkah

Tuntaskan Diare. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit

dan Penyehatan Lingkungan;pp.288-390.

Hidayat, Alimun Aziz. 2006. Pengantar Olmu Keperawatan Anak. Jakarta :

Salemba Medika.

Huang, L.H et all. 2009. Dehydration. Available from :

http://emedicine.medscape.com/article/906999-overview. 17 Desember

2015 (15:45).

Jevon, P & Ewens B. 2008. Pemantauan Pasien Kritis. Jakarta: Erlangga.

Latief, A, dkk. 2005. Bagian ilmu kesehatan anak. Jakarta: FKUI

Mubarak, Iqbal Wahit. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:

EGC.

Muttaqin, Arif. 2011.Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi asuhan keperawatan

Medikal Bedah.Jakata : Salemba Medika.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Nurarif dan Kusuma. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta : Med Action.

Nursalam, M.N, dkk. 2013. Asuhan keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat

dan Bidan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

Potter P.A & Perry A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. EGC. Jakarta

Ricci & Kyle. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Riskesdas., 2007. Data Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Page 107: PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/39/01-gdl-suwardinim... · PEMBERIAN ZINC TERHADAP STATUS DEHIDRASI PADA ASUHAN KEPERAWATAN

96

Segeren, C., Djuffrie, M., Soenarto, S.S.Y. 2005. Faktor Resiko Kejadian

Hipernatremia pada Anak Balita dengan Diare Cair Akut. Jakarta:

Berkala Ilmu Kedokteran.

Soebagyo, Bambang., 2008. Diare Akut Pada Anak.Surakarta: uns press pp.2-33

Suriadi dan Yuliani. 2010.Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta : CV

Sugeng Seto

Susilaningrum dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Edisi 2. Jakarta :

Salemba Medika.

Setiawan. 2006. Pedoman Diet Untuk Anak. Jakarta : Salemba Medika

Gunawan. 2009. Asukan Keperawatan Anak Dengan Gastrointestinal.

http:/ilmukeperawatan.com/asuhan_keperawatan_diare.html

Ulfah, dkk. 2010. Junal Zinc Efektif Mengatasi Diare Akut Pada Balita. 15 (2)

:137-142

Winugroho. 2008. Model Konsep Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Wilkinson, M Judith. 2007. Buku Saku Diaganosis Keperawatan dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

Wong, Dona L .2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta :

EGC.