studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi...

38
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.B DENGAN GASTROENTERITIS DIRUANG BOUGENVILE RS. PANTI WALUYO DisusunOleh : ESTER CAROLINA H S. NIM : P10019 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Upload: others

Post on 24-Jan-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

PADA TN.B DENGAN GASTROENTERITIS DIRUANG

BOUGENVILE RS. PANTI WALUYO

DisusunOleh :

ESTER CAROLINA H S.

NIM : P10019

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

PADA TN.B DENGAN GASTROENTERITIS DIRUANG

BOUGENVILE RS. PANTI WALUYO

KaryaTulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DisusunOleh :

ESTER CAROLINA H S.

NIM : P10019

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan
Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan
Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan
Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis

dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

NUTRISI PADA TN. B DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG

BOUGENVILE R.S PANTI WALUYO SURAKARTA.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat:

1. Setiyawan,S.Kep.,Ns,selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang telah

memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu di STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII

Keperawatan, pembimbing, dan penguji yang telah memberikan kesempatan

untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan

nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

3. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang berkenan memberikan

masukan-masukan, saran, inspirasi, perasaan nyaman dalam ujian sidang serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

vi

4. Nurul Devi, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang berkenan memberikan

masukan-masukan, saran, inspirasi, perasaan nyaman dalam ujian sidang serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Semua dosen Progam Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu

yang bermanfaat.

6. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi, doa dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakartadan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................. 4

C. Manfaat Penulisan ............................................................... 5

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ..................................................................... 7

B. Pengkajian ........................................................................... 7

C. Perumusan Masalah Keperawatan ...................................... 11

D. Perencanaan......................................................................... 12

E. Implementasi ....................................................................... 12

F. Evaluasi ............................................................................... 14

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 16

B. Simpulan& Saran ................................................................ 25

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 3 Log Book

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka kejadian gastroenteritis di wilayah Indonesia masih tinggi.

Berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) pada tahun 2004

angka kematian akibat gastroenteritis 23 per 100 ribu penduduk. Selama

tahun 2006 sebanyak 41 Kabupaten di 16 Provinsi melaporkan kejadian

luar biasa (KLB) gastroenteritis di Wilayah Indonesia. Hal tersebut

disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku

hidup yang tidak sehat (Astaqauliyah, 2010)

Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus

besar dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan

manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan

abdomen. Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal dan oral dari satu

pasien ke pasien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen

dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi (Muttaqin dan Sari,

2011).

Gastroenteritis merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama

di daerah dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Beberapa jenis

kuman seperti shigella dan e. coli enterotoksigenik (ETEC) seta rotavirus

merupakan penyebab utama gastroenteritis di Indonesia. Berdasarkan

penelitian di Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur selama tahun 2011

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

2

sebesar 50,66% penderita gastroenteritis yang disebabkan oleh rotavirus

(Murniwaty, 2006).

Gastroenteritis disebabkan oleh gangguan motilitas usus, terjadinya

hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Usus halus menjadi bagian

absorpsi utama dan usus besar melakukan absorpsi air yang akan membuat

solid dari komponen feses, dengan adanya gangguan dari gastroenteritis akan

menyebabkan absorpsi nutrisi dan elektrolit oleh usus halus, serta absorpsi air

menjadi terganggu (Muttaqin dan Sari, 2011).

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk

melakukan fungsinya yang berupa energi. Selain itu energi juga dapat

membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh serta mengatur proses

kehidupan. Nutrisi digunakan untuk makanan sebagai pembentuk energi,

dimana setiap jaringan dalam tubuh bekerja dengan baik (Syakur, 2012).

Nutrisi merupakan prioritas perawatan terpenting dalam berbagai

penyakit malnutrisi. Tubuh membutuhkan energi untuk aktivitas sehingga

dibutuhkan intake nutrisi yang tepat dan mencukupi. Nutrisi merupakan

elemen penting dalam proses dan fungsi tubuh. Nutrisi mencakup

karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat dan

protein menjadi sumber energi utama dan sumber serat pangan, lemak

merupakan bentuk penghasil energi tubuh yang utama, vitamin berfungsi

sebagai antioksidan, yaitu substansi yang menetralisir radikal bebas, mineral

berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh serta bahan penyusun tubuh,

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

3

sedangkan air berfungsi sebagai pelarut makanan untuk memudahkan proses

pencernaan makanan (Widianti dan saryono, 2010)

Status nutrisi, dalam persepektif keperawatan sangat berhubungan

dengan sistem gastrointestinal. Perawat menemukan berbagai masalah

keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi pada kondisi klinik gangguan

gastrointestinal seperti masalah keperawatan actual / risiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan dimana individu

yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan

metabolik (Wilkinson, 2006).

Hasil observasi penulis di ruang Bougenvile pada tanggal 22 April

2013 diperoleh data bahwa Tn. B mengalami gastroenteritis dan ditemukan

masalah adanya ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

dimana individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi

kebutuhan metabolik memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap

struktur dan fungsi semua organ. Didapat data subyektif dari klien selama

dirawat dirumah sakit klien mengatakan tidak nafsu makan, makan dalam

satu hari kurang lebih 4 sendok dan minum kurang lebih 4 gelas. Dan didapat

data obyektifnya, hasil pengkajian antropometri selama sakit adalah berat

badan klien 72 kg, tinggi badan 173 cm, indeks masa tubuh 20,80 (normal).

Hasil biochemical adalah hemoglobin 10,4 g/dl(nilai normal 12,1-17,6),

hematokrit 47,8% (nilai normal 35-45), clinical sign yaitu klien tampak

lemah,untuk rambut hitam ada sedikit uban dan kering, kulit kering,

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

4

konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah. Dietary histori makan dalam

satu hari kurang lebih 4 sendok dan minum kurang lebih 4 gelas. Diet dari

rumah sakit yaitu bubur.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengangkat kasus “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

pada Tn. B dengan Gastroenteritis Diruang Bougenvile Rumah sakit Panti

Waluyo Surakarta.”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn. B dengan

gastroenteritis di ruang bougenvile RS Panti Waluyo Surakarta

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. B dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada gastroenteritis di ruang bougenvile RS Panti

Waluyo Surakarta

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. B dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastroenteritis diruang bougenvile RS

Panti Waluyo Surakarta

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan Tn. B dengan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastroenteritis di ruang bougenvile

RS Panti Waluyo Surakarta

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

5

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. B pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada gastroenteritis diruang bougenvile RS Panti

Waluyo Surakarta

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. B dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada gastroenteritis di ruang bougenvile RS Panti

Waluyo Surakarta

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pada Tn. B dengan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada gastroenteritis di ruang bougenvile RS Panti

Waluyo Surakarta

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan menerapkan asuhan keperawatan

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan gastroenteritis.

2. Bagi Institusi

Sebagai referensi untuk menambah wawasan bagi para mahasiswa

khususnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada pasien dengan gastroenteritis.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam

pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya pada pemenuhan

kebutuhan nutrisi pada gastroenteritis.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

6

4. Bagi pembaca

Untuk memperoleh dan memperluas wawasan serta pengetahuan

tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan

gastroenteritis

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

7

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien

Pengkajian menggunakan metode Autoanamnese dan Alloanamnese.

Pasien masuk pada tanggal 22 April 2013. Pengkajian dilakukan pada tanggal

22 April 2013 jam 11.00 WIB, diperoleh data yaitu, Tn. B berjenis kelamin laki-

laki dengan usia 62 tahun, beragama kristen, alamat Laweyan, Surakarta.

Diagnosa medis Gastroenteritis, pendidikan terakhir adalah SMA dan sudah

tidak bekerja. Penanggungjawab dari Tn.B adalah Ny.S, umur 50 tahun, bekerja

sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhirnya adalah SMA.

Hubungan Ny.S dengan klien adalah istri.

B. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Klien

Pengkajian tentang riwayat keperawatan, keluhan utama yang

dirasakan oleh klien adalah tidak nafsu makan. Riwayat penyakit sekarang,

klien mengatakan pada malam hari tanggal 21 April 2013, BAB sebanyak

5 kali dengan konsistensi cair, ada ampas sedikit, pada tanggal 22 April

2013 jam 07.30 WIB klien dibawa ke IGD Rumah Sakit Panti Waluyo

dengan keluhan tidak nafsu makan, apabila diberi makan perut rasanya mual

dan ingin muntah, dan klien merasakan nyeri perut pada waktu klien duduk,

selama di IGD Rumah Sakit Panti Waluyo klien mendapatkan

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

8

Tindakan keperawatan, klien mendapatkan infuse RL 40 tpm, injeksi rocer

25 mg, injeksi tarmol 25mg, setelah kondisi klien membaik dan stabil klien

dipindahkan ke bangsal Bougenvile kamar 3A untuk mendapatkan tindakan

keperawatan lebih lanjut. Riwayat kesehatan dahulu, klien mengatakan

penah dirawat di Rumah Sakit Panti Waluyo karena klien mengalami alergi

penisilin. Riwayat kesehatan keluarga yaitu klien mengatakan anggota

keluarganya tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi dan

diabetes militus.

2 Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional (Pola Fungsi Gordon)

Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum sakit klien mengatakan

makan nasi,sayur, lauk(tahu,tempe). Makan 3 kali sehari, minum air putih

kurang lebih 6 gelas sehari. Sedangkan selama sakit klien mengatakan tidak

nafsu makan, mual, makan 3 kali sehari dengan menu yang disiapkan rumah

sakit yaitu bubur. Makan dalam satu hari kurang lebih 4 sendok dan

minum air putih kurang lebih 4 gelas. Hasil pengkajian antopometri selama

sakit adalah berat badan klien 72 kg, tinggi badan 173 cm, indeks masa

tubuh 20,80 (normal).Hasil biochemical adalah hemoglobin 10,4 g/dl (nilai

normal 12,1-17,6), hematokrit 47,8 %(nilai normal 35-45), clinical sign

yaitu klien tampak lemah, untuk rambut hitam ada sedikit uban dan kering,

kulit kering, konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah. Dietary histori

selama sakit adalah Makan dalam satu hari kurang lebih 4 sendok dan

minum air putih kurang lebih 4 gelas. Diet dari rumah sakit yaitu bubur.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

9

3 Hasil Pemeriksaan Fisik dan penilaian

Pemeriksaan fisik, keadaan umum dari klien adalah baik, kesadaran

composmentis, untuk pemeriksaan tanda-tanda vitalnya didapatkan hasil

tekanan darah Tn.B 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, suhu 37 derajat

celcius, respirasi 20 kali per menit. Pemeriksaan fisik, untuk kepala bentuk

mesochepal, rambut hitam ada sedikit uban. Mata klien simetris antara

kanan dan kiri,konjungtiva anemis, reflek cahaya baik, tidak menggunakan

alat bantu penglihatan. Hidung bersih, tidak terdapat secret, tidak terpasang

oksigen.Telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak banyak serumen, tidak

ada gangguan pendengaran. Mulut tidak terdapat stomatitis,lidah sedikit

kotor. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

Pada pemeriksaan dada, untuk inspeksi, paru simetris antara kanan

dan kiri, ekspansi dada sama antara kanan dan kiri, hasil pemeriksaan vocal

fremitus antara kanan dan kiri sama, saat perkusi bunyi paru sonor, dan saat

auskultasi suara nafas vesikuler. Pemeriksaan jantung saat inspeksi ictus

cordis tidak tampak, perkusi ictus cordis teraba kuat di sub intercosta 4 dan

5, saat di palpasi bunyi pekak, saat auskultasi bunyi jantung I dan II murni,

tidak ada suara tambahan. Pemeriksaan abdomen inspeksi perut datar,

tidak ada jejas, saat dilakukan auskultasi bising usus 25 kali per menit, saat

dilakukan perkusi terdengar bunyi timpani dan saat dilakukan palpasi

terdapat nyeri tekan di epigastrik di kuadran 3.

Pemeriksaan genetalia dan anus bersih. Pemeriksaan ekstremitas,

untuk ekstremitas atas kekuatan otot 5 dan terpasang infus RL 20 tetes per

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

10

menit di tangan kiri, akral hangat,capilary refill 2 detik, tidak ada

perubahan tulang. Untuk ekstremitas bawah kekuatan otot 5,akral hangat,

capilary refill 2 detik, tidak ada perubahan tulang.

4 Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan laboratorium darah rutin tanggal 22 April 2013

yaitu hemoglobin 10,4 g/dl (nilai normal 12,1-17,6), hematokrit 47,8 %

(nilai normal 35-45), leukosit 11,6 juta/mm3 (nilai normal 4,4-11,3),

eritrosit 5,01 juta/mm3 (nilai normal 4,5-5,9), trombosit 170 U/L (nilai

normal 150-450). Pemeriksaan kimia klinik: natrium 132,5 mmol/L (nilai

normal 136-145), kalium 3,78 mmol/L (3,3-5,1), clorida 100 mmol/L (nilai

normal 98-106). Pemeriksaan hitung jenis: basofil 0,1% (nilai normal 0-2),

eosinofil 0,2% (nilai normal 0-4), neutrofil 72,7% (nilai normal 55-80),

limposit 15,2% (nilai normal 22-44), monosit 11,8% (nilai normal 0-7).

Pemeriksaan index eritrosit: MCV 995 RL (nilai normal 80-96), MCH 33

Pg (nilai normal 28-33), MCHC 35% (nilai normal 32-36), golongan darah

atau RH: 0 atau RH (+). Pemeriksaan fungsi ginjal: ureum 35,7 mg/dL (nilai

normal 10-50), kreatinin 1,3mg/dL (0,9-1,3), GDS 136mg/dL (nilai normal

60-140), AST (SGOT) 16 U/L (nilai normal 0-35), ALT (SGPT) 16 U/L

(nilai normal 0-45).

5 Therapy

Selama dirawat di rumah sakit Tn.B mendapatkan terapi

diantaranya: infuse RL 20 tpm untuk mengembalikan keseimbangan

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

11

elektrolit pada dehidrasi, ceftriaxon 500 mg/12 jam untuk infeksi yang

disebabkan oleh bakteri pathogen pada saluran nafas, THT, sepsis,

meningitis, sendi dan jaringan lunak, intra abdominal, genital, profilaksis,

peripertif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan kekebalan tubuh,

aminofluid untuk terapi cairan main tenence untuk pasien rawat inap,

ranitidine 25 mg /12 jam untuk pengobatan jangka pendek tukak duodenum

aktif dan tukak lambung aktif.

C Perumusan Masalah Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diambil oleh penulis adalah nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan. Diperoleh

data subyektif yaitu klien mengatakan tidak nafsu makan, mual, makan 3 kali

sehari dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur. Data obyektifnya,

hasil pengkajian antopometri selama sakit adalah berat badan klien 72 kg, tinggi

badan 173 cm, indeks masa tubuh 20,80 (normal). Hasil biochemical adalah

hemoglobin 10,4 g/dl(nilai normal 12,1-17,6), hematokrit 47,8% (nilai normal

35-45), clinical sign yaitu klien tampak lemah, untuk rambut hitam ada sedikit

uban dan kering, kulit kering, konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah.

Dietary histori selama sakit adalah Makan dalam satu hari kurang lebih 4

sendok dan minum air putih kurang lebih 4 gelas. Diet dari rumah sakit yaitu

bubur.

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

12

D Perencanaan

Tindakan keperawatan dilakukan selama 3x24 jam dan diharapkan

asupan nutrisi dapat adekuat dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat,

klien tampak segar, turgor kulit baik, konjungtiva tidak anemis. Intervensi atau

rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu kaji status nutrisi (antropometri,

biochemical,clinical sign, dietary history) dengan rasional menunjukkan faktor

yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi. Beri makan porsi sedikit tapi sering

dengan rasional supaya asupan makanan adekuat. Beri makanan selagi hangat

dengan rasional untuk menambah selera makan klien. Berikan informasi tentang

pentingnya kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya dengan rasional

nutrisi memegang peranan penting dalam tubuh. observasi tanda-tanda vital

dengan rasional tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan

umum klien, pantau kebutuhan nutrisi klien dengan rasional untuk mengetahui

faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi.

E Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan tanggal 22 April 2013 jam 11.30

WIB yaitu mengkaji status nutrisi (antropometri, biochemical, clinical sign,

dietary history) dengan respon subyektif klien yaitu klien mengatakan tidak

nafsu makan. Respon obyektif yaitu hasil pengkajian antopometri selama sakit

adalah berat badan klien 72 kg, tinggi badan 173 cm, indeks masa tubuh 20,80

(normal). Hasil biochemical adalah hemoglobin 10,4 g/dl(nilai normal 12,1-

17,6), hematokrit 47,8% (nilai normal 35-45), clinical sign yaitu klien tampak

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

13

lemah,untuk rambut hitam ada sedikit uban dan kering. Kulit kering, konjungtiva

anemis, nadi teratur dan lemah. Dietary histori selama sakit adalah makan

dalam sehari kurang lebih 4 sendok dan minum 4 gelas air putih. Diet dari

rumah sakit yaitu bubur . Implementasi pada jam 12.00 WIB adalah memberi

makan sedikit tetapi kering, respon subyektif klien adalah klien mengatakan

mau makan sedikit-sedikit, respon obyektifnya klien adalah klien makan habis 2

sendok karena sudah merasa mual. Implementasi pada jam 12.05 WIB adalah

mengajurkan klien makan selagi hangat. Respon subyektif klien adalah klien

mengatakan mau melakukan apa yang dianjurkan perawat, respon obyektif

klien adalah klien makan habis kurang lebih 2 sendok makan.

Tindakan yang dilakukan tanggal 23 April 2013 pada jam 08.00 WIB

adalah mengobservasi tanda-tanda vital klien. Respon subyektif klien adalah

klien mengatakan bersedia untuk diperiksa, respon obyektif klien adalah

tekanan darah 120/80 mmHg, suhu klien 37derajat celcius, nadi 80 kali per

menit, respirasi 20 kali per menit. Implementasi jam 12.00 WIB adalah

memantau kebutuhan nutrisi klien. Respon subyektif klien adalah klien

mengatakan nafsu makan sudah bertambah, makan sudah habis satu porsi dari

yang disediakan rumah sakit, dan minum air putih kurang lebih 5 gelas. Respon

obyektif klien adalah klien sudah tampak segar. Implementasi jam 13.00 WIB

adalah memberikan informasi tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Respon subyektif yaitu keluarga mengatakan akan berusaha memenuhi

kebutuhan nutrisi klien. Respon obyektif yaitu keluarga tampak mengerti

penjelasan perawat.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

14

Tindakan yang dilakukan tanggal 24 April 2013 jam 08.00 WIB adalah

mengobservasi tanda-tanda vital klien. Respon subyektif klien adalah klien

mengatakan bersedia untuk diperiksa, respon obyektif klien adalah tekanan

darah 120/80 mmHg, suhu klien 36,7derajat celcius, nadi 80 kali per menit,

respirasi 20 kali per menit. Implementasi jam 12.00 WIB adalah memantau

kebutuhan nutrisi klien. Respon subyektif klien adalah klien mengatakan

makan habis satu porsi dari yang disediakan rumah sakit, dan minum air putih

kurang lebih 6 gelas. Respon obyektif klien adalah mukosa bibir sudah tidak

kering.

F. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan selama 3 hari, evaluasi

tanggal 22 April 2013 adalah diperoleh evaluasi subyektif yaitu klien

mengatakan tidak nafsu makan, mual, makan 3 kali sehari dengan menu yang

disiapkan rumah sakit yaitu bubur. evaluasi obyektifnya, hasil pengkajian

antopometri klien selama sakit adalah berat badan klien 72 kg, tinggi badan 173

cm, indeks masa tubuh 20,80 (normal). Hasil biochemical adalah hemoglobin

10,4 g/dl(nilai normal 12,1-17,6), hematokrit 47,8 %(nilai normal 35-45),

clinical sign yaitu klien tampak lemah, untuk rambut hitam ada sedikit uban dan

kering. Kulit kering, konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah. Dietary histori

selama sakit adalah Makan dalam satu hari kurang lebih 4 sendok dan minum air

putih kurang lebih 4 gelas. Diet dari rumah sakit yaitu bubur. Dengan analisa

adalah masalah belum teratasi, planning lanjutkan intervensi yaitu berikan

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

15

makan sedikit tapi sering, berikan pendidikan kesehatan pentingnya nutrisi bagi

tubuh, berikan makan selagi hangat.

Evaluasi tanggal 23 April 2013 adalah evaluasi subyektif klien adalah

klien mengatakan nafsu makan sudah bertambah, makan sudah habis satu porsi

dari yang disediakan rumah sakit, dan minum kurang lebih 6 gelas dalam satu

hari. Evaluasi obyektif klien adalah klien tampak segar, konjungtiva tidak

anemis, turgor kulit baik, dengan analisa masalah sudah teratasi, dengan

planning intervensi dipertahankan yaitu berikan makan sedikit tapi sering,

berikan makan selagi hangat.

Evaluasi tanggal 24 April 2013 yaitu evaluasi subyektif klien adalah

klien mengatakan nafsu makan sudah bertambah, makan sudah habis satu porsi

dari yang disediakan rumah sakit, dan minum kurang lebih 6 gelas dalam satu

hari. Evaluasi obyektif klien adalah mukosa bibir tidak kering, konjungtiva

tidak anemis, turgor kulit baik, dengan analisa masalah sudah teratasi, dan

dengan planning intervensi dihentikan.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

16

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada asuhan

keperawatan yang dilakukan pada tanggal 22 sampai 24 April 2013 di bangsal

Boegenvile Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Prinsip dari pembahasan ini

dengan memperhatikan aspek kehidupan proses keperawatan yang terdiri dari

tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

keperawatan.

1. Pengkajian

Tahap yang pertama dilakukan penulis adalah pengkajian kepada

pasien.Pengkajian keperawatan adalah salah satu dari komponen asuhan

keperawatan yang merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perawat

dalam menggali permasalahan dari pasien meliputi usaha pengumpulan data

tentang status kesehatan seorang pasien secara sistematis, menyeluruh,

akurat, singkat, dan berkesinambungan (Muttaqin, 2010).

Pengkajian yang dilakukan pada Tn. B yang menderita gastroenteritis

yaitu diare, hilangnya nafsu makan, nyeri perut, mual tanpa disertai muntah

sedangkan pemeriksaan fisik pada Tn. B menunjukkan rambut kering, kulit

kering, konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah dan pemeriksaan

laboratorium hemoglobin 10,4 g/dl(nilai normal 12,1-17,6), hematokrit

47,8% (nilai normal 35-45).

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

17

Pengkajian yang dilakukan pada penderita Gastroenteritis yaitu

peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan berbagai

kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare,

dengan atau tanpa disertai muntah, hilangnya nafsu makan, serta

ketidaknyamanan abdomen. Pemeriksaan fisik pada gangguan nutrisi adalah

adanya perubahan tanda-tanda vital seperti nadi dan respirasi cepat, tekanan

darah turun, denyut jantung cepat dan pemeriksaan laboratorium pada

gangguan nutrisi adalah transferin, albumin, elektrolit (Muttaqin dan Sari,

2011)

Dari data diatas penulis dapat menyimpulkan antara teori dengan

kasus Tn. B tidak jauh berbeda karena keluhan, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan laboratorium sesuai dengan teori dan menunjukkan bahwa klien

tersebut mengalami gangguan nutrisi.

Pengkajian pola nutrisi dan metabolisme pada Tn. B didapatkan data

yaitu klien mengatakan tidak nafsu makan, mual, makan 3 kali sehari

dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur. Hasil pengkajian

antopometri selama sakit adalah berat badan klien 72 kg, tinggi badan 173

cm, indeks masa tubuh 20,80 (normal). Hasil biochemical adalah

hemoglobin 10,4 g/dl(nilai normal 12,1-17,6), hematokrit 47,8 %(nilai

normal 35-45), clinical sign yaitu klien tampak lemah, untuk rambut hitam

ada sedikit uban dan kering, kulit kering, konjungtiva anemis, nadi teratur

dan lemah. Dietary histori selama sakit adalah Makan dalam satu hari

kurang lebih 4 sendok dan minum air putih kurang lebih 4 gelas. Diet dari

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

18

rumah sakit yaitu bubur. Pengkajian pola nutrisi dan metabolisme

menggunakan prinsip pengkajian ABCD yaitu A (antropometri), meliputi

berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh. B (biochemical data),

meliputi hasil laboratorium seperti hemoglobin, hematokrit. C (clinical

sign), meliputi penampilan umum yaitu lesu, apatis, kakeksia. Berat badan

kurang dari 20% berat badan ideal. Postur yaitu bahu kendur, dada cekung,

punggung bungkuk. Otot yaitu penampilan lemah, tonus buruk, nyeri ;

edema, tidak mampu berjalan dengan baik. Kontrol sistem saraf yaitu

kurang perhatian. Fungsi gastrointestinal yaitu anoreksia, tidak dapat

mencerna, konstipasi atau diare. Fungsi kardiovaskuler yaitu nadi diatas 100

kali per menit, irama tidak normal, tekanan darah meningkat. Rambut yaitu

kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, helai rambut mudah terlepas. Kulit

yaitu kasar, kering, bersisik, pucat. Bibir yaitu penampilan kering, bersisik,

bengkak. Gusi yaitu bengkak dan mudah berdarah . Mata yaitu konjungtiva

pucat atau anemis. D (dietary history), meliputi status kesehatan,

pemasukan makanan, kultur dan agama, status sosioekonomi, pilihan

pribadi, faktor psikologis, alkohol dan obat, kesalahan informasi dan

keyakinan terhadap makanan (Mutaqin dan Sari, 2011).

Hasil pengkajian, penulis sudah berpedoman pada pengkajian

ABCD (antropometri, biochemical data, clinical sign, dietary history) tetapi

pada tanggal 23 dan 24 April 2013 tidak mencantumkan hasil laboratorium

dikarenakan tidak ada pemeriksaan laboratorium dan setelah dilakukan

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

19

pengkajian tentang berat badan ternyata penurunan berat badan tidak

mencapai 20 % sesuai teori.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subyektif dan

obyektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan

diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berfikir

kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam

medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain (Deswani, 2009)

Pada kasus Tn. B penulis menegakkan diagnosa utama yaitu

pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan hilangnya nafsu makan,

didukung oleh data-data yang mengacu pada diagnosa tersebut yaitu data

subyektif adalah klien mengatakan tidak nafsu makan, mual, makan 3 kali

sehari dengan menu yang disiapkan rumah sakit yaitu bubur. Data

obyektifnya, hasil pengkajian antopometri selama sakit adalah berat badan

klien 72 kg, tinggi badan 173 cm, indeks masa tubuh 20,80 (normal). Hasil

biochemical adalah hemoglobin 10,4 g/dl(nilai normal 12,1-17,6),

hematokrit 47,8% (nilai normal 35-45), clinical sign yaitu klien tampak

lemah,untuk rambut hitam ada sedikit uban dan kering, kulit kering,

konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah. Dietary histori selama sakit

adalah . Makan dalam satu hari kurang lebih 4 sendok dan minum air putih

kurang lebih 4 gelas. Diet dari rumah sakit yaitu bubur. Penulis

memprioritaskan diagnosa nutrisi karena merupakan diagnosa prioritas dan

aktual, hal ini didasarkan pada teori hierarki maslow. Selain itu kekurangan

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

20

nutrisi memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi

hampir semua organ, karena nutrisi penting bagi kelangsungan hidup,

pertumbuhan, perbaikan jaringan yang rusak dan harus segera ditangani

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia (Muttaqin dan Sari, 2011).

Diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana

individi yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi

kebutuhan metabolik. Sedangkan batasan karakteristiknya yaitu berat badan

kurang dari 20 persen atau lebih dari ideal terhadap tinggi badan dan

kerangka, melaporkan asupan makanan tidak adekuat kurang dari anjuran

kecukupan gizi harian (Wilkinson, 2007)

3. Intervensi

Intervensi adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan

dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi

dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan (Deswani,

2009). Dalam teori intervensi dituliskan sesuai dengan kriteria intervensi NIC

(Nursing Interventions Classification) dan NOC (Nursing Outcomes

Classification). Intervensi yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan

dengan kebutuhan dan respon pasien, sehingga rencana tindakan dapat

dilaksanakan dengan spsifik ((jelas), measurable (dapat diukur), acceptance,

rasional dan timing (Wilkinson, 2007).

Diagnosa keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan hilangnya nafsu makan, setelah dilakukan tindakan

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

21

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan asupan nutrisi dapat adekuat

dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat, klien tampak segar, turgor

kulit baik, konjungtiva tidak anemis. Rencana tindakan keperawatannya

yaitu pencegahan dan penanganan pembatasan diet yang berat dan aktivitas

berlebih atau makan dalam satu waktu dalam jumlah banyak, pemberian

asupan diet makanan cairan yang seimbang, fasilitasi pencapaian kenaikan

berat badan, pantau hasil laboratorium khususnya albumin, transferin,

elektrolit, ketahui makanan kesukaan klien, pantau kandungan nutrisi dan

kalori pada catatan asupan, timbang pasien pada interval yang tepat, berikan

informasi yang tepat tentang pentingnya kebutuhan nutrisi dan bagaimana

memenuhinya, tentukan dengan kolaborasi bersama ahli gizi secara tepat

jumlah kalori dan jenis gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi (Wilkinson, 2007).

Rencana tindakan keperawatan yang ingin penulis lakukan pada Tn. B

yang mengalami masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

meliputi: kaji status nutrisi (antropometri, biochemical,clinical sign, dietary

history), Beri makan porsi sedikit tapi sering, beri makanan selagi hangat,

berikan informasi tentang pentingnya kebutuhan nutrisi dan bagaimana

memenuhinya, pantau tanda-tanda vital, pantau status nutrisi.

Terdapat perbedaan teori dengan kasus Tn. B, kasus Tn, B dalam

rencana keperawatan tidak dicantumkan kenaikan berat badan karena tidak

ada penurunan berat badan secara spesifik dan dalam memantau kandungan

nutrisi dan kalori serta menghitung jumlah kalori dan jenis gizi yang

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

22

dibutuhkan tidak penulis cantumkan karena sudah ada ahli gizi yang

menangani hal tersebut.

4. Implementasi

Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan (Debora,

2011). Penulis melaksanakan implementasi dari tanggal 22-24 April 2013,

semua intervensi diimplementasikan, ada satu intervensi yang tidak

dilaksanakan yaitu menghitung jumlah kalori dan jenis gizi karena

menghitung jumlah kalori dan menentukan jenis gizi sudah dilakukan ahli

gizi.

Tindakan asuhan keperawatan diagnosa kekurangan nutrisi, tindakan

yang sudah dilakukan penulis selama 3 hari dari tanggal 22 sampai 24 April

adalah pertama, mengkaji status nutrisi (antropometri, biochemical data,

clinical sign, dietary history), dalam hal ini didapat berat badan 72 kg, tinggi

badan 173 cm, indeks masa tubuh 20,80, hemoglobin 10,4 g/dl (nilai normal

12,1-17,6), hematokrit 47,8% (nilai normal 35-45), (dilakukan pemeriksaan

pada tanggal 22 April 2013), nadi teratur tetapi lemah, konjungtiva anemis,

rambut kering, kulit kering. Pengukuran antropometri adalah suatu sistem

pengukuran susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Antropometri terdiri

dari berat badan, tinggi badan, indeks masa tubuh, (menunjukkan lemak yang

ada di tubuh), lingkar lengan atas (Muttaqin dan Sari, 2011).Tanggal 23 dan

24 April penulis tidak mencantumkan data pemeriksaan laboratorium yang

seharusnya dicantumkan penulis dikarenakan tidak ada pemeriksaan

laboratorium pada tanggal 23 dan 24 April.

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

23

Kedua, memberi makan sedikit tapi sering karena pemberian diet

makanan secara rutin akan memberikan kondisi normal terhadap fungsi

gastrointestinal dan merencanakan diet dengan kandungan nutrisi yang

adekuat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi dan kalori (Muttaqin

dan Sari, 2011)

Ketiga, mengukur tanda-tanda vital merupakan parameter tubuh

yang terdiri dari tekanan darah, denyut nadi, laju pernafasan, dan suhu tubuh,

disebut tanda vital karena untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh

(Jones, 2008) dalam kasus Tn. B didapatkan pemeriksaan tanda-tanda vital,

tekanan darah Tn. B selalu stabil yaitu 120/80 mmHg pada tanggal 22 April

2013, 120/80 mmHg pada tanggal 23 April 2013, 120/80 mmHg pada tanggal

24 April 2013. Nadi 80 kali per menit, suhu 37 derajat celcius, respirasi 20

kali per menit. Pemeriksaan tanda-tanda vital pada Tn. B dalam batas normal.

Keempat, memberikan informasi tentang pentingnya kebutuhan

nutrisi dan bagaimana memenuhinya. Kebutuhan nutrisi bagi manusia dapat

dibagi dalam lima kelompok besar yaitu karbohidrat, sebagai bahan bakar

dan sumber energi. Dalam keadaan tertentu lemak dan protein dapat

dipergunakan sebagai bahan bakar. Lemak, sebagai sumber pembagun

jaringan lemak antara lain merman sel, khususnya asam lemak esensial tak

jenuh, juga sebagai sumber energi. Protein, sangat penting bagi asam amino

dari sel dan berfungsi sebagai sumber membangun jaringan otot atau organ

dan sebagai bahan bangun sel. Protein mengandung elemen nitrogen dan

belerang, yang tidak terdapat dalam hidrat arang dan lemak, protein

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

24

digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh jika tidak terdapat cukup

karbohidrat dan lemak dalam makanan. Serat, gizi khusus bisa diperoleh dari

sayuran dan buah-buahan. Vitamin dan mineral, yang terdapat disemua bahan

makanan dalam jumlah kecil (Muttaqin dan Sari, 2011)

Kelima, memberikan makan selagi hangat dapat menambah selera

makan klien bertambah dan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam pemberian asupan makanan karena pemberian makan selagi hangat

secara rutin akan memberi kondisi yang normal terhadap fungsi

gastrointestinal (Muttaqin dan Sari, 2011)

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dapat dilakukan

pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu kepada

penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan

penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal

(Deswani, 2009)

Penulis dalam melakukan evaluasi sudah sesuai teori yang ada yaitu

sesuai SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisis, Planning), terdiri dari subyektif

yaitu pernyataan klien atau keluarga, obyektif yaitu hasil dari pemeriksaan

dan observasi, analisis yaitu kesimpulan dari hasil tindakan, planning yaitu

rencana tindakan.

Evaluasi diagnosa keperawatan yang utama yaitu nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan, setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan data subyektif

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

25

yaitu pasien mengatakan nafsu makan bertambah, makan sudah habis satu

porsi dari yang disediakan rumah sakit dan minum kurang lebih 6 gelas

dalam satu hari. Data obyektif yaitu raut muka klien sudah segar,

konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik. Analisa masalah sudah teratasi,

sehingga intervensi dihentikan.

Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan penulis selama 3 hari dari

tanggal 22 sampai 24 April 2013 adalah masalah dari Tn. B sudah teratasi

karena sudah sesuai intervensi yang disusun oleh penulis.

B. Simpulan & Saran

1. Simpulan

a. Pengkajian yang dilakukan pada Tn. B diperoleh hasil yaitu data subyektif

klien mengatakan tidak nafsu makan, makan dalam sehari kurang lebih 4

sendok dan minum 4 gelas air putih. Data obyektif yaitu hasil pengkajian

antopometri adalah berat badan klien 72 kg, tinggi badan 173 cm, indeks

masa tubuh 20,80 (normal). Hasil biochemical adalah hemoglobin 10,4

g/dl(nilai normal 12,1-17,6), hematokrit 47,8% (nilai normal 35-45),

clinical sign yaitu klien tampak lemah,untuk rambut hitam ada sedikit

uban dan kering. Kulit kering, konjungtiva anemis, nadi teratur dan lemah

Tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 37derajat celcius, respirasi 20 kali per

menit, nadi 80 kali per menit.Dietary histori adalah bubur 3 kali sehari

b. Diagnosa utama yang muncul pada Tn. B adalah nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan.

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

26

c. Intervensi keperawatan pada Tn. B yaitu, setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam dan diharapkan asupan nutrisi dapat

adekuat dengan kriteria hasil nafsu makan meningkat, klien tampak

segar, turgor kulit baik, konjungtiva tidak anemis, intervensi atau rencana

keperawatan yang akan dilakukan adalah observasi status nutrisi

(antropometri, biochemical data, clinical sign, dietary history), dengan

rasional menunjukkan faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi,

beri makan porsi sedikit tapi sering dengan rasional supaya asupan

makanan adekuat. Beri makanan selagi hangat dengan rasional untuk

menambah selera makan klien. Berikan informasi tentang pentingnya

kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya dengan rasional nutrisi

memegang peranan penting dalam tubuh.

d. Implementasi yang dilakukan penulis pada tanggal 22 sampai 24 April

2013 terhadap Tn. B adalah mengobservasi status nutrisi (antropometri,

biochemical data, clinical sign, dietary history), memberikan makan

sedikit tapi sering, memberikan makan selagi hangat, mengobservasi

tanda-tanda vital, memberikan informasi tentang pentingnya pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

e. Evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan terhadap Tn. B selama 3 hari

pada tanggal 22 sampai 24 April 2013 sudah sesuai SOAP (Subyektif,

Obyektif, Assessment, Planning) disimpulkan bahwa masalah

keperawatan: nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sudah teratasi setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari dengan evaluasi subyektif

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

27

yaitu klien mengatakan nafsu makan sudah bertambah, makan sudah habis

satu porsi dari yang disediakan rumah sakit, dan minum kurang lebih 6

gelas dalam satu hari. Evaluasi obyektif klien adalah raut muka segar,

konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik, dengan analisa masalah sudah

teratasi, dan dengan planning intervensi dihentikan.

f. Analisa kondisi Tn. B yang mengalami masalah keperawatan yaitu nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh yaitu klien mengatakan nafsu makan sudah

bertambah, makan sudah habis satu porsi, raut muka segar, konjungtiva

tidak anemis, turgor kulit baik, dan masalah keperawatan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh teratasi karena implementasi yang dilakukan sudah

sesuai intervensi yang disusun oleh penulis.

2. Saran

a. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan maupun

klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan

yang optimal dan diharapkan rumah sakit mampu menyediakan fasilitas

serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan pasien.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas dan

professional sehingga dapat tercipta perawat professional, terampil,

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

28

inovatif, dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan

secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.

c. Bagi Penulis

Diharapkan penulis dapat menambah atau memanfaatkan pengetahuan,

keterampilan, dan waktu seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan

pelayanan secara professional dan komprehensif.

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI …digilib.ukh.ac.id/files/disk1/6/01-gdl-estercarol-256-1... · 2019. 6. 14. · studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan

DAFTAR PUSTAKA

Astaqauliyah. 2010. Artikel kedokteran patofisiologi gejala klinik dan

penatalaksanaan diare. http://astaqauliyah.com/2010/06/artikel-

kedokteran-patofisiologi-gejala-klinik-dan-penatalaksanaan-diare

diakses tanggal 25 April 2013

Debora, Oda, (2011), proses keperawatan & pemeriksaan fisik, Salemba

Medika : Jakarta.

Deswani, (2009), proses keperawatan & berpikir kritis, Salemba Medika :

Jakarta

Jones, v, Rhonda.2008. Penilaian Umum dan Tanda-Tanda

Vital.http://koranindonesiasehat.wordpress.comdiakses pada tanggal 2

juni 2013

Muttaqin Arif dan Kumala Sari, (2011), Gangguan Gastrointestinal Aplikasi

Asuhan Keperawatan Medical Bedah, Salemba Medika : Jakarta

Muttaqin Arif, (2010), Pengkajian Keperawatan Aplikasi pada Praktek

Klinik, Salemba Medika : Jakarta

Murniwaty, shinta. 2006. Factor-faktor risiko kejadian diare

akut.http://skp.uniar.ac.id. Diakses pada tanggal 29 mei 2013

Syakur. 2012. Kebutuhan nutrisi pada gangguan gastrointestinal.

http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&assdt=0,5&q=jurnal+

faktor+yang+berhubungan+dengan+amplifikasidiaskes pada tanggal

27 mei 2013

Saryono, Widianti Tri Anggriyana, (2012), Kebutuhan Dasar Manusia

(KDM), nuha medika, Yogyakarta

Wilkinson, Judith M, (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta

Wilkinson, Judith M, (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan

Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta