stroke hemoragik.docx

32
STROKE HEMORAGIK 1. KONSEP DASAR a. Definisi Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Stroke dapat terjadi akibat pembentukkan thrombus di suatu arteri cerebrum, akibat emboli yang mengalir ke otak dari tempat lain ke tubuh, atau akibat perdarahan otak.pada stroke. Terjadi hipoksia cerebrum yang menyebabkan cedera dan kematian sel-sel neuron. Adapun gejala-gejala yang timbul : Secara tiba-tiba dalam waktu sejenak, beberapa menit, jam, atau setengah hari. Serentak dengan hilang kesadaran ( pingsan = koma ) Secara berangsur–angsur dan disertai kesdaran yang menurun Serentak tanpa gangguan kesadaran Langsung setelah mendapatkan kejang fokal pada lengan atau tungkai ataupun sebelah / seluruh tubuh, dengan hilangnya kesadaran sewaktu kejang umum. Beberapa waktu setelah mendapatkan serangan vertigo atau sakit kepala. Beberapa waktu setelah mengidap buta mutlak menetap pada sisi yang berlawanan dengan sisi tubuh tumpuh Beberapa waktu setelah mengidap buta sementara, sekali atau beberapa kali ( buta puganya )

Upload: nida-hidayati

Post on 13-Aug-2015

28 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: STROKE HEMORAGIK.docx

STROKE HEMORAGIK

1. KONSEP DASAR

a. Definisi

Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah

otak. Stroke dapat terjadi akibat pembentukkan thrombus di suatu arteri cerebrum,

akibat emboli yang mengalir ke otak dari tempat lain ke tubuh, atau akibat

perdarahan otak.pada stroke. Terjadi hipoksia cerebrum yang menyebabkan cedera

dan kematian sel-sel neuron.

Adapun gejala-gejala yang timbul :

Secara tiba-tiba dalam waktu sejenak, beberapa menit, jam, atau setengah hari.

Serentak dengan hilang kesadaran ( pingsan = koma )

Secara berangsur–angsur dan disertai kesdaran yang menurun

Serentak tanpa gangguan kesadaran

Langsung setelah mendapatkan kejang fokal pada lengan atau tungkai ataupun

sebelah / seluruh tubuh, dengan hilangnya kesadaran sewaktu kejang umum.

Beberapa waktu setelah mendapatkan serangan vertigo atau sakit kepala.

Beberapa waktu setelah mengidap buta mutlak menetap pada sisi yang

berlawanan dengan sisi tubuh tumpuh

Beberapa waktu setelah mengidap buta sementara, sekali atau beberapa kali (

buta puganya )

Serentak atau tidak lama setelah mengidap infark jantung atau berada dalam

keadaan hipotensi.

Gejala-gejal trersebut di atas merupakan manifestasi infark regional dari

otak, daerah subkortikal atupun dengan bantuan otak. Sehingga stroke dapat

didefinisikan sebagai suatu sindroma akibat lesi vaskuler regional dibatang otak,

daerah subkortikal atau kortikal.

b. Etiologi

Ateroskierosis (trombosis)

Embolisme

Hipertensi yang menimbulkan perdarahan interserebral rupture aneurisme

sakular

Trombosis (penyakit tromboklusif)

Page 2: STROKE HEMORAGIK.docx

40 % kaitannya dengan kerusakan local dinding pada akibat anterosklerosis.

Proses aterosklerosis ditandai dengan piak berlemak pada lapisan intima arteri

besar. Bagian intima arteri serebri menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel-sel

ototnya menghilang. Lumina elastika interna robek dan berjumbal, sehingga lumen

pembuluh sebagian berisi oleh materi sklerotik tersebut.

Embolisme

Embolisme serebri termasuk urutan kedua dari penyebab utama stroke.

Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga

masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan perwujudan penyakit jantung,

jarang terjadi berasal dari plak ateromatosa sinus carotikus (carotisintema). Setiap

batang otak dapat mengalami embolisme tetapi biasanya embolus akan menyumbat

bagian-bagian yang sempit.

Pendarahan serebri

Perdarahan intracranial biasanya disebabkan oleh subtura arteri serebri

extrapasasi darah terjadi didaerah otak dan atau subarakhnoid, sehingga jaringan

yang terletak didekatnya akan tergeser dan tertekan.

c. Patofisologi

Infark regional kortikal, subkortikal maupun infark regional dibatang otak

terjadi karena kawasan perdarahan suatu arteri bertambah atau berkurang mendapat

jatah darah lagi. Jatah darah tidak dapat disampaikan kedaerah tersebut oleh karena

arteri yang bersangkutan tersumbat ataupun pecah. Lesi yang terjadi dinamakan

Infark Iskemik jika arteri tersumbat dan infark hemoragik jika arteri pecah. Maka

dari itu stroke dapat dibagi dalam:

a) Stroke iskemik

b) Stroke hemoragik

Stroke iskemik dapat dibedakan lagi dalam stroke embolik dan trombotik. Pada

stroke trombotik didapati oklusi ditempat arteri serebral yang bertrombus. Pada

stroke emboloik penyumbatan disebabkan oleh suatu embolus yang terdapat

bersumber pada arteri serebral, karotis interna, vertebra basilar, arkus aorta

desendens, ataupun katup serta endokardium jantung. Embolus tersebut berupa

suatu trombus yang terlepas dari dinding arteri yaitu ateroskerotik dan berulserasi

ataupun gumpalan trombosit yang terjadi karena fibrasi atrium, gumpalan kulan

karena endokarditis bakteri atau gumpalan darah dan jaringan karena infark mural.

Page 3: STROKE HEMORAGIK.docx

Keadaan arteri-arteri serebral yaitu sudah ateroskerosis atau ateriosklerosik itu

mendasari sebagian besar lesi vaskuler diotak dan batang otak sebagaimana nanti

akan dijelaskan lebih lanjut, arteri-arteri serebral tersebut di atas dapat dianggap

sebagai arteri-arteri yang tidak sehat.

a. Secara structural arteri-arteri tersebut mempermudah terjadinya oklusi dan

turbulensi (karena penyempitan lumen) sehingga mempermudah terjadinya

embolus

b. Secara fungsional arteri-arteri tersebut tidak dapat mengelolah dilatasi dan

kontriksi vaskuler secara sempurna. Sehingga pada keadaan-keadaan yaitu

kritis akan timbul gangguan sirkulasi yang mengakibatkan terjadinya askhemia

dan infark serebri

d. Tanda Dan Gejala

Adapun manifestasi “Stroke” adalah deficit neurogik yaitu dapat berupa:

Hemiparesis

Dimana lengan dan tungkai sesisi lumpuh dari tungkai atau sebaliknya.

Hemihipertensi atau kemiparestesia

Dimana lengan dan tungkai sesisi hipestetik sama beratnya, atau lengan sesisi

lebih hipestetik daripada tungkai atau sebaliknya

Hemiparesis dan hemihipestasia

Diplegia

Yaitu kedua sisi tubuh mempertahankan tanda-tanda kelumpuhan

“uppermotoneurone” (UMN)

Afasi atau disfasia sensorik atau motorik

Hemiparesis dengan apasia / dispasia sensorik / motorik

Hemiparesis dengan hemianopia

Hemiparesis alternans

Hemihipestasia

e. Penatalaksanaan Medik

Untuk penatalaksanaan medik penyakit Hemorogik Stroke adalah obat-obatan.

Page 4: STROKE HEMORAGIK.docx

f. Prognosis

Penderita hemorogik Stroke mengalami kelumpuhan fisik dan mental dan juga

tidak mampu bergerak, berbicara atau makan secara normal dengan kata lain hasil

akhirnya tidak sembuh total.

II. Konsep Dasar Keperawatan

A. Riwayat Keperawatan

Dasar data pengkajian pasien

a. Aktivitas / istirahat

Gejala : merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan,

kehilangan sensasi atau paralysis (hemiplegia)

Tanda :

Gangguan tonus otot, terjadi kelemahan umum

Gangguan penglihatan

Gangguan tingkat kesadaran

b. Sirkulasi

Gejala : adanya penyakit jantung (penyakit jantung vaskuler, GJK,

endokarditis bacterial), polisitemia, riwayat hypotensi postural.

Tanda :

Hipertensi arterial (dapat ditemukan pada CSV) sehubungan adanya

embolisme / malformasi vaskuler

Nadi : frekuensi dapat bervariasi (karena ketidak stabilan fungsi

jantung, obat-obatan, efek stroke pada pusat vasomotor)

Distritmia, perubahan EKG.

c. Integritas Ego

Gejala : perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa

Tanda:

a. Emosi yang labil dan ketidak siapan untuk marah, sedih dan gembira

b. Kesulitan untuk mengekspresikan diri

d. Eliminasi

Gejala :

Perubahan pola berkemih seperti inkontinensia urine, anuria

Distensi abdomen (distensi kandung kemih berlebihan) bising usus

Page 5: STROKE HEMORAGIK.docx

negative (ileus paralitik)

e. Makanan / Cairan

Gejala:

Nafsu makan hilang

Mual, muntah selama fase akut

Kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorokan,

disfagia

Tanda : kesulitan menelan, obesitas (faktor resiko)

f. Neurosensorik

Gejala :

Sinkope / pusing, sakit kepala

Sentuhan : hilangnya rangsangan sensorik, kontralateral

Gangguan rasa pengecpan dan penciuman

Tanda :

Tingkat kesadaran: biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragik

Afasia : gangguan atau kehilangan fungsi bahasa

Kehilangan kemampuan untuk mengenali, gangguan persepsi

Kehilangan kemampuan motorik saat pasien ingin menggerakan

(apraksia)

g. Nyeri / Kenyamanan

Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda

Tanda : tingkahlaku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot / pasia

h. Pernapasan

Gejala : merokok (faktor resiko)

Tanda : ketidakmampuan menelan / batuk / hambatan jalan napas

i. Interaksi social

Tanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi

j. Penyuluhan dan pembelajaran

Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke (faktor resioko),

kecanduan alcohol (resiko)

C. Pemeriksaan Diagnostik

Berdasarkan data dasar pengkajian klien pada system neorologis (hemorogik

stroke) maka diangkat diagnosa keperawatan berikut:

Page 6: STROKE HEMORAGIK.docx

a) Angiografi serebral: membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik,

seperti pendarahan

b) Skan CT

c) Ultrasonografi Doppler

d) EEG (Electro Enchephalo Gram)

e) Sinar X tengkorak

D. Masalah / Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan interupsi aliran darah sehubungan dengan edema serebral d/d

perubahan tingkat kesadaran, kehilangan memori, perubahan dalam respon

sensorik / motorik dan gelisah.

Intervensi : tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan /

penyebab khusus selama koma / perubahan tingkat kesadaran

Rasional : mempengaruhi penetapan intervensi, kerusakan / kemunduran

tanda / gejala neurologist / kegagalan memperbaiki memerlukan

tindakan pembedahan atau pasiaen dipindahkan keruang

perawatan kritis (ICU) untuk mempermudah pemantauan.

Intervensi : pantau / catat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan

dengan keadaan normalnya / standart

Rasional : mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan mengetahui

lokasi, luas dan kemajuan kerusakan SSP.

Intervensi (mandiri) : pantau tanda-tanda vital seperti adanya hipertensi /

hipotensi, frekuensi dan irama jantung

Rasional : variasi mungkin terjadi oleh karena tekanan / trauma serebral

pada daerah vasomotor otak. Hipo / hipertensi dapat menjadi

faktor pencetus serta perubahan terutama adanya bradikardi dapat

terjadi sebagai akibat adanya kerusakan otak

Intervensi (kolaborasi): berikan oksigen sesuai indikasi, dan juga obat sesuai

indikasi seperti anti koagulasi

Rasional : menurunkan hipoksia dan dapat digunakan untuk memperbaiki

aliran darah serebral sehingga mencegah pembekuan saat

embolus / thrombus

Page 7: STROKE HEMORAGIK.docx

b. Gangguan mobilitas fisik / kerusakan s/d edema serebral d/d kelemahan,

parastesia, kerusakan kognitif d/d ketidakmampuan bergerak, kerusakan

koordinasi, keterbatasan rentang gerak, penurunan kekuatan / control otot

Intervensi (mandiri): kaji kemampuan secara fungsional / luasnya kerusakan

awal dan dengan cara yang teratur

Rasional : mengidentifikasikan kekuatan / kelemahan dan dapat

memberikan informasi tentang pemulihan.

Intervensi : ubah posisi minimal dua jam (telentang / miring) jika

memungkinkan bias lebih sering jika diletakan pada posisi yang terganggu

Rasional : menurunkan resiko terjadinya trauma / ischemia jaringan daerah

yang terkena mengalami pemburukan / sirkulasi yang lebih jelek

Intervensi (kolaborasi): berikan tempat tidur dengan matras bulat,

Rasional : meningkatkan distribusi merata berat badan yang menurunkan

tekanan pada tulang-tulang tertentu dan membantu untuk

mengurangi kerusakan kulit / terbentuknya dekubitus

c. Gangguan komunikasi s/d kerusakan sirkulasi serebral d/d ketidakmampuan

berbicara, ketidakmampuan memahami bahasa tertulis / ucapan dan

ketidakmampuan untuk menentukan dan menyebutkan kata-kata

Intervensi (mandiri): kaji tipe derajat disfungsi, seperti pasien tidak tampak

memahami kata atau mengalami kesulitan berbicara atau membuat pengertian

sendiri

Rasional : membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral

yang terjadi dan kesulitan pasien dalam beberapa atau seluruh

tahap komunikasi

Intervensi : tunjukan objek dan minta pasien untuk menyebutkan nama benda

tersebut

Rasional : melakukan penilaian terhadap adanya kerusakan motorik seperti

pasien mengenalinya tetapi tidak dapat menyebutkannya

Intervensi : minta pasien untuk menulis nama atau kalimat yang pendek jika

tidak dapat menulis mintalah pasien untuk membaca kalimat yang pendek

Rasional : menilai kemampuan menulis (agrafia) dan kekurangan dalam

membaca yang benar (aleksia) yang merupakan bagian dari afasia

Page 8: STROKE HEMORAGIK.docx

sensoris dan motorik

Intervensi (kolaborasi): konsultasikan dengan / rujuk kepada ahli terapi wicara

Rasional : pengkajian secara individual kemampuan bicara sensoris, motorik

dan kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi kekurangan /

kebutuhan terapi

d. Gangguan perubahan persepsi sensorik s/d stress psikologi d/d disorientasi

terhadap waktu, tempat dan orang

Intevensi (mandiri): evaluasi ada gangguan penglihatan, catat ada penurunan

lapang pandang, perubahan ketajaman persepsi

Rasional : munculnya gangguan penglihatan dapat berdampak negative

terhadap kemampuan pasien untuk menerima lingkungan

Intervensi : kaji kesadaran sensoris seperti membedakan panas / dingin, tajam

/ tumpul, rasa persendian

Rasional : penurunan kesadaran terhadap sensorik dan kerusakan perasaan

kinetic dan berpengaruh terhadap keseimbangan possisi tubuh

dan kesesuaian yang mengganggu ambulasi

Intervensi : dekati pasien dari daerah penglihatan yang normal. Biarkan

lampu menyala; letakan benda dalam jangkauan pandang penglihatan yang

normal

Rasional : pemberian terhadap adanya orang / benda dapat membantu

masalah persepsi; mencegah pasien dari terkejut

Intervensi : lindungi pasien dari suhu yang berlebihan, kaji adanya

lingkungan yang membahayakan

Rasional : meningkatkan keamanan pasien yang menurunkan resiko

terjadinya trauma

e. Gangguan menelan, kerusakan s/d resiko tinggi terhadap kerusakan

neuromuskuler / perceptual

Intrvensi (mandiri): bantu pasien dengan mengontrol kepala

Rasional : menetralkan hiperekstensi, membantu mencegah aspirasi dan

meningkatkan kemampuan untuk menelan

Intervensi : letakan pasien pada posisi duduk / tegak selama dan setelah

Page 9: STROKE HEMORAGIK.docx

makan

Rasional : menggunakan gravitasi untuk memudahkan proses menelan dan

menurunkan resiko terjadinya aspirasi

Intervensi : letakan makan pada mulut yang tidak terganggu

Rasional : memberikan stimulasi sensorik (termsuk rasa kecap) yang dapat

mencetuskan usaha untuk menelan dan meningkatkan masukan

Intervensi (kolaborasi): berikan cairan melalui IV atau makanan melalui

selang

Rasional : mungkin diperlukan untuk memberikan cairan pengganti dan

jujga makanan jika pasien tidak mampu untuk memasukan segala sesuatu kedalam.

Makalah Stroke Hemoragik

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada

hampir semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan

beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, Stroke juga menjadi beban bagi pemerintah

dan perusahaan asuransi kesehatan.\

Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan masalah

utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi masalah

krusial ini diperlukan strategi penangulangan Stroke yang mencakup aspek preventif, terapi

rehabilitasi, dan promotif.

Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah

menjadi keharusan, terlebih bila melihatangka penderita Stroke yang terus meningkat dari

tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan Stroke yang cepat, tepat dan akurat akan

meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis menyusun makalah

Page 10: STROKE HEMORAGIK.docx

mengenai Stroke yang menunjukan masih menjadi salah satu pemicu kematian tertinggi di

Indonesia.

1.2. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

Dengan melihat latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka beberapa

masalah yang akan dirumuskan dalam makalah ini adalah:

1. Pengertian Stroke

2. Jenis/ Bentuk/ Klasifikasi Stroke

3. Faktor Resiko

4. Mekanisme Kausal Terjadinya Penyakit

5. Tanda dan Gejala Klinis

6. Diagnosis

7. Upaya Pencegahan

8. Pengobatan

1. 3. TUJUAN

            1.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Kesehatan

            2.      Untuk mengetahui factor penyebab terjadinya Stroke

            3.      Untuk mengetahui seberapa besar pengembalian kesehatan orang yang terkena Stroke

            4.      Untuk mengetahui cara penyembuhan Stroke.

 

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN

1. Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak

mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu mendapat

pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat menjalankan

fungsinya dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di

dalam pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak. Apabila karena sesuatu

hal aliran darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa

menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak

selama 3 atau 4 menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Makin

Page 11: STROKE HEMORAGIK.docx

lama penghambatan ini terjadi, efeknya akan makin parah dan makin sukar

dipulihkan. Sehingga tindakan yang cepat dalam mengantisipasi dan mengatasi

serangan stroke sangat menentukan kesembuhan dan pemulihan kesehatan penderita

stroke.

2. Stroke Hemorrhagic meliputi pendarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage)

dan pendarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang

melindungi otak (subarachnoid hemorrhage).

3. Stroke haemorrhagic , yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di

otak, sehingga terjadi perdarahan di otak. Haemorrhagic stroke umumnya terjadi

karena tekanan darah yang terlalu tinggi. Hampir 70 persen kasus haemorrhagic

stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Hipertensi

menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga

dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan pecah. Namun

demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi. Pada

kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan tekanan darah yang

terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan atau

faktor emosional.

Terdapat dua jenis utama pada stroke yang mengeluarkan darah : (intracerebral

hemorrhage dan (subarachnoid hemorrhage. Gangguan lain yang meliputi pendarahan di

dalam tengkorak termasuk epidural dan hematomas subdural, yang biasanya disebabkan oleh

luka kepala. Gangguan ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak dipertimbangkan

sebagai stroke.

2.2. FAKTOR RISIKO

Faktor-faktor risik stroke adalah:

Usia lanjut Hipertensi (tekanan darah tinggi),

Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic attack (TIA),

Diabetes

Kolesterol tinggi

Atrial fibrilasi

2.3. GEJALA STROKE

Page 12: STROKE HEMORAGIK.docx

Untuk mengetahui tanda-tanda stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala

stroke berikut:

Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.

Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.

Penglihatan ganda.

Pusing.

Bicara tidak jelas (rero).

Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.

Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.

Pergerakan yang tidak biasa.

Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

Ketidakseimbangan dan terjatuh.

Pingsan.

2.4. PENGOBATAN

Jika terjadi serangan stroke, yang perlu segera dilakukan adalah pemeriksaan untuk

menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa

diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.

Stroke dapat disebabkan faktor keturunan? Para ahli kesehatan meyakini, ada

hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara langsung. Pada

keluarga yang banyak anggotanya menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor

yang dapat menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan. Namun demikian stroke bukan

merupakan penyakit keturunan. Banyaknya kasus stroke dalam keluarga Anda mungkin lebih

disebabkan faktor pola makan, gaya hidup, dan watak yang hampir sama. Makanan bersantan

asal tidak berlebihan sebetulnya tidak berbahaya. Namun jika setiap hari mengonsumsi

makanan berlemak, terutama lemak hewani dalam jumlah berlebihan, apalagi kurang makan

sayur dan buah-buahan segar, tentu akan meningkatkan risiko stroke. Cepat marah, panik,

dan stres, apalagi perokok, kurang olah raga, berat badan berlebih dan kurang tidur akan

melipat gandakan kemungkinan Anda terkena stroke. Data penelitian mengenai pengobatan

stroke hingga kini masih belum memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir

pengobatan kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan. Agaknya

Page 13: STROKE HEMORAGIK.docx

pengobatan awal/dini serta pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan

pengenalan dan pemahaman stroke pada semua lapisan dan komunitas dalam masyarakat.

2.5. TANDA-TANDA MUNCULNYA SERANGAN STROKE

Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus memperoleh

informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan otak yang secara

sederhana mempunyai lima tanda-tanda utama yang harus dimengerti dan sangat difahami.

Hal ini penting agar semua orang mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya

serangan stroke.

2.5.1. Tanda-tanda serangan stroke :

Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada muka, tangan

atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja.

Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti.

Satu mata atau kedua mata mendadak kabur.

Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan.

Mendadak merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab musababnya.

Selain itu harus dijelaskan pula kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan lain yang bisa

timbul dan atau harus diwaspadai, yaitu;

Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah.

Rasa pingsan mendadak, atau merasa hilang kesadaran secara mendadak.

Adapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan termasuk

membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah 10 langkah yang dapat Anda

lakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.

1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok. Kebiasaan ini dapat menyebabkan

atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah

Anda menjadi mudah menggumpal.

Page 14: STROKE HEMORAGIK.docx

2. Periksakan tensi darah secara rutin. Tekanan darah yang tinggi bisa membuat

pembuluh darah Anda mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak

menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara teratur.

3. Kendalikan penyakit jantung. Kalau Anda memiliki gejala atau gangguan

jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-

hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah

saran dokter untuk langkah terbaik.

4. Atasi dan kendalikan stres dan depresi. Stres dan depresi dapat menggangu

bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat

menimbulkan problem jangka panjang.

5. Makanlah dengan sehat. Anda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali,

namun penting artinya bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah

dan sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena

lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan

berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.

6. Kurangi garam. Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.

7. Pantau berat badan Anda. Memiliki badan gemuk atau obesitas akan

meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung

dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.

8. Berolahraga dan aktif. Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu

Anda menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang

sehat dalam darah.

9. Kurangi alkohol. Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena

itu menguranginya berarti menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.

10. Up date pengetahuan Anda. Dengan mengikuti perkembangan informasi

tentang kesehatan, banyak hal penting yang diperoleh guna menghindari

kemungkinan atau menekan risiko stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon

termasuk pil dan terapi penggantian hormon HRT diduga dapat membuat

darah menjadi kental dan cenderung mudah menggumpal.

 

2.6. STROKE HAEMORAGIK

1)      Perdarahan serebri

Page 15: STROKE HEMORAGIK.docx

Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab kasus gangguan pembuluh

darah otak dan merupakan persepuluh dari semua kasus penyakit ini. Perdarahan intrakranial

biasanya disebabkan oleh ruptura arteria serebri.

2)      Pecahnya aneurisma

Biasanya perdarahan serebri terjadi akibat aneurisme yang pecah maka penderita biasanya

masih muda dan 20% mempunyai lebih dari satu aneurisme. Dan salah satu dari ciri khas

aneurisme adalah kecendrungan mengalami perdarahan ulang (Sylvia A. Price, 1995)

3)      Penyebab lain (dapat menimbulkan infark atau perdarahan).

-          Trombosis sinus dura

-          Diseksi arteri karotis atau vertebralis

-          Vaskulitis sistem saraf pusat

-          Penyakit moya-moya (oklusi arteri besar intrakranial yang progresif)

-          Migran

-          Kondisi hyperkoagulasi

-          Penyalahgunaan obat (kokain dan amfetamin)

-          Kelainan hematologis (anemia sel sabit, polisitemia atau leukemia)

-          Miksoma atrium.

2.6.1. Faktor Resiko :

Yang tidak dapat diubah : usia, jenis kelamin pria, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA

atau stroke, penyakit jantung koroner, fibrilasi atrium, dan heterozigot atau homozigot

untuk homosistinuria.

Yang dapat diubah : hypertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan obat dan

alcohol, hematokrit meningkat, bruit karotis asimtomatis, hyperurisemia dan

dislidemia.

2.6.2. Patofisiologi

Otak sendiri merupakan 2% dari berat tubuh total. Dalam keadaan istirahat otak menerima

seperenam dari curah jantung. Otak mempergunakan 20% dari oksigen tubuh. Otak sangat

tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi pada CVA di otak

mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3

Page 16: STROKE HEMORAGIK.docx

sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah

arteri serebral dan arteri karotis Interna.

Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada otak

melalui empat mekanisme, yaitu :

1.          Penebalan dinding arteri serebral yang menimbulkan penyempitan atau penyumbatan lumen

sehingga aliran darah dan suplainya ke sebagian otak tidak adekuat, selanjutnya akan

mengakibatkan perubahan-perubahan iskemik otak. Bila hal ini terjadi sedemikian hebatnya,

dapat menimbulkan nekrosis.

2.         Pecahnya dinding arteri serebral akan menyebabkan bocornya darah ke kejaringan

(hemorrhage).

3.          Pembesaran sebuah atau sekelompok pembuluh darah yang menekan jaringan otak.

4.          Edema serebri yang merupakan pengumpulan cairan di ruang interstitial jaringan otak.

Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada aliran darah

dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis terjadi pengurangan darah

secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu area

dimana jaringan otak normal sekitarnya yang masih mempunyai pendarahan yang baik

berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal

yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena,

penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole. Selanjutnya akan

terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya perisriwa ini, otoregulasi sudah tidak

berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara pasif segala perubahan tekanan darah arteri.

Di samping itu reaktivitas serebrovaskuler terhadap PCO2 terganggu. Berkurangnya aliran

darah serebral sampai ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural

dan terjadi kerusakan jaringan secara permanen

Skema :

         Perdarahan arteri / oklusi

         Penurunan tekanan perfusi vaskularisasi distal

         Iskemia Pelebaran kontara lateral

         Anoksia Aktivitas elektrik terhenti

         Metabolisme Anaerob Pompa natrium dan kalium gagal

         Metabolisme Asam Natrium dan air masuk ke sel

         Asidosis lokal Edema intra sel

         Pompa natrium gagal Edema ekstra sel

         Edema dan nekrosis jaringan Perfusi jaringan serebral

Page 17: STROKE HEMORAGIK.docx

         Sel mati secara progresif (defisit fungsi otak) ( Satyanegara, 1998)

2.6.3. Tanda dan Gejala

a.       Vertebro basilaris, sirkulasi posterior, manifestasi biasanya bilateral :

         Kelemahan salah satu dari empat anggota gerak tubuh

         Peningkatan refleks tendon

         Ataksia

         Tanda babinski

         Tanda-tanda serebral

         Disfagia

         Disartria

         Sincope, stupor, koma, pusing, gangguan ingatan.

         Gangguan penglihatan (diplopia, nistagmus, ptosis, paralysis satu mata).

         Muka terasa baal.

b.      Arteri Karotis Interna

         Kebutaan Monokular disebabkan karena insufisiensi aliran darah arteri ke retina

         Terasa baal pada ekstremitas atas dan juga mungkin menyerang wajah.

c.       Arteri Serebri Anterior

         Gejala paling primer adalah kebingungan

         Rasa kontralateral lebih besar pada tungkai

         Lengan bagian proksimal mungkin ikut terserang

         Timbul gerakan volunter pada tungkai terganggu

         Gangguan sensorik kontra lateral

         Dimensi reflek mencengkeram dan refleks patologis

d.      Arteri Serebri Posterior

         Koma

         Hemiparesis kontralateral

         Afasia visual atau buta kata (aleksia)

         Kelumpuhan saraf kranial ketiga – hemianopsia, koreo – athetosis

e.       Arteri Serebri Media

         Mono paresis atau hemiparesis kontra lateral (biasanya mengenai lengan)

         Kadang-kadang heminopsia kontralateral (kebutaan)

         Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena)

         Gangguan semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan komunikasi

Page 18: STROKE HEMORAGIK.docx

         Disfagia

2.6.4. Penatalaksanaan

a.       Penatalaksanaan umum 5 B dengan penurunan kesadaran :

1. Breathing (Pernapasan)

- Usahakan jalan napas lancar.

- Lakukan penghisapan lendir jika sesak.

- Posisi kepala harus baik, jangan sampai saluran napas tertekuk.

- Oksigenisasi terutama pada pasien tidak sadar.

2. Blood (Tekanan Darah)

- Usahakan otak mendapat cukup darah.

- Jangan terlalu cepat menurunkan tekanan darah pada masa akut.

3. Brain (Fungsi otak)

- Atasi kejang yang timbul.

- Kurangi edema otak dan tekanan intra cranial yang tinggi.

4. Bladder (Kandung Kemih)

- Pasang katheter bila terjadi retensi urine

5. Bowel (Pencernaan)

- Defekasi supaya lancar.

- Bila tidak bisa makan per-oral pasang NGT/Sonde.

b.      Menurunkan kerusakan sistemik.

Dengan infark serebral terdapat kehilangan irreversible inti sentral jaringan otak. Di sekitar

zona jaringan yang mati mungkin ada jaringan yang masih harus diselamatkan. Tindakan

awal yang harus difokuskan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin area iskemik. Tiga

unsur yang paling penting untuk area tersebut adalah oksigen, glukosa dan aliran darah yang

adekuat. Kadar oksigen dapat dipantau melalui gas-gas arteri dan oksigen dapat diberikan

pada pasien jika ada indikasi. Hypoglikemia dapat dievaluasi dengan serangkaian

pemeriksaan glukosa darah.

 

c.       Mengendalikan Hypertensi dan Peningkatan Tekanan Intra Kranial

Kontrol hypertensi, TIK dan perfusi serebral dapat membutuhkan upaya dokter maupun

perawat. Perawat harus mengkaji masalah-masalah ini, mengenalinya dan memastikan bahwa

tindakan medis telah dilakukan. Pasien dengan hypertensi sedang biasanya tidak ditangani

secara akut. Jika tekanan darah lebih rendah setelah otak terbiasa dengan hypertensi karena

Page 19: STROKE HEMORAGIK.docx

perfusi yang adekuat, maka tekanan perfusi otak akan turun sejalan dengan tekanan darah.

Jika tekanan darah diastolic diatas kira-kira 105 mmHg, maka tekanan tersebut harus

diturunkan secara bertahap. Tindakan ini harus disesuaikan dengan efektif menggunakan

nitropusid.

Jika TIK meningkat pada pasien stroke, maka hal tersebut biasanya terjadi setelah hari

pertama. Meskipun ini merupakan respons alamiah otak terhadap beberapa lesi

serebrovaskular, namun hal ini merusak otak. Metoda yang lazim dalam mengontrol PTIK

mungkin dilakukan seperti hyperventilasi, retensi cairan, meninggikan kepala, menghindari

fleksi kepala, dan rotasi kepala yang berlebihan yang dapat membahayakan aliran balik vena

ke kepala. Gunakan diuretik osmotik seperti manitol dan mungkin pemberian

deksamethasone meskipun penggunaannya masih merupakan kontroversial.

d.      Terapi Farmakologi

Antikoagulasi dapat diberikan pada stroke non haemoragik, meskipun heparinisasi pada

pasien stroke iskemik akut mempunyai potensi untuk menyebabkan komplikasi haemoragik.

Heparinoid dengan berat molekul rendah (HBMR) menawarkan alternatif pada penggunaan

heparin dan dapat menurunkan kecendrungan perdarahan pada penggunaannya. Jika pasien

tidak mengalami stroke, sebaliknya mengalami TIA, maka dapat diberikan obat anti platelet.

Obat-obat untuk mengurangi perlekatan platelet dapat diberikan dengan harapan dapat

mencegah peristiwa trombotik atau embolitik di masa mendatang. Obat-obat antiplatelet

merupakan kontraindikasi dalam keadaan adanya stroke hemoragi seperti pada halnya

heparin.

e.       Pembedahan

Beberapa tindakan pembedahan kini dilakukan untuk menangani penderita stroke. Sulit sekali

untuk menentukan penderita mana yang menguntungkan untuk dibedah. Tujuan utama

pembedahan adalah untuk memperbaiki aliran darah serebral.

Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki peredaran darah otak. Penderita yang

menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti hypertensi,

diabetes dan penyakit kardiovaskuler yang luas. Tindakan ini dilakukan dengan anestesi

umum sehingga saluran pernapasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat dipertahankan.

2.6.5. Komplikasi

a.       TIK meningkat

b.      Aspirasi

c.       Atelektasis

Page 20: STROKE HEMORAGIK.docx

d.      Kontraktur

e.       Disritmia jantung

f.       Malnutrisi

g.      Gagal napas

2.6.6. Tindakan Pencegahan

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :

1.          Pembatasan makan garam; dimulai dari masa muda, membiasakan memakan makanan tanpa

garam atau makanan bayi rendah garam.

2.          Khususnya pada orang tua, perawatan yang intensif untuk mempertahankan tekanan darah

selama tindakan pembedahan. Cegah jangan sampai penderita diberi obat penenang

berlebihan dan istirahat ditempat tidur yang terlalu lama.

3.          Peningkatan kegiatan fisik; jalan setiap hari sebagai bagian dari program kebugaran.

4.          Penurunan berat badan apabila kegemukan

5.          Berhenti merokok

6.          Penghentian pemakaian kontrasepsi oral pada wanita yang merokok, karena resiko

timbulnya serebrovaskular pada wanita yang merokok dan menelan kontrasepsi oral

meningkat sampai 16 kali dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok dan tidak

menelan pil kontrasepsi.

2.6.7. Dampak Masalah

a.       Bagi Individu

1). Biologis

Penderita akan mengalami gangguan pernapasan akibat hilannya reflek batuk dan penurunan

kesadaran hingga terjadi akumulasi secret. Nyeri kepala akibat infark serebri yang luas,

penurunan kesadaran, gangguan kognitif, disorientasi, mual dan muntah, gangguan menelan,

tidak bisa menjalin komunikasi karena klien aphasia, terjadi konstipasi akibat tirah baring dan

kurangnya mobilisasi, dan dekubitus akibat tirah baring yang lama.

2). Psikologis

Cemas sedang akibat hemiparese, terutama pada penderita yang mempunyai beban tanggung

jawab pada keluarganya. Penderita dapat mengalami depresi disamping rasa rendah diri yang

bisa dipahami sebagai suatu reaksi emosional terhadap kemunduran kualitas dan

keberadaannya.

3). Sosial

Page 21: STROKE HEMORAGIK.docx

Apabila keadaan sakitnya sampai terjadi kelumpuhan dan gangguan komunikasi, klien akan

mengalami kesulitan untuk mengadakan interaksi dengan keluarga maupun masyarakat.

Mungkin juga klien akan menarik diri dari interaksi sosial karena merasa harga dirinya

rendah dan merasa tidak berguna.

4). Spiritual

Penderita mungkin akan mengalami kesulitan didalam melakukan kewajiban kepada Tuhan

Yang Maha Esa karena keterbatasannya. Mungkin juga penderita akan merasa bahwa Tuhan

tidak adil kepada dirinya akibat dari depresi. Penderita juga mengingkari dan menolak

keberadaan dari Yang Maha Kuasa.

b.      Bagi keluarga

Penderita akan menjadikan beban bagi keluarga, karena keluarga yang sehat berupaya untuk

mencarikan biaya pengobatan, membantu memberikan perawatan, karena penderita sendiri

sangat tergantung dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Keluarga akan merasa cemas

mengenai keadaannya. Apabila penderita suami atau isteri mungkin menghadapi resiko

depresi dan perubahan emosional.

2.7. HEMORRHAGIC STROKE DAN KEBINGUNGAN

Kebingungan adalah gejala dari stroke hemorrhagic. Sebuah hemorrhagic stroke

terjadi ketika gumpalan darah terbentuk dalam arteri dan pembuluh darah pecah.

Hemorrhagic Stroke Dan Merokok Salah satu faktor risiko terbesar bagi orang-orang

yang telah menderita hemorrhagic stroke jantung merokok. Bahkan, hal itu bisa saja salah

satu penyebab utama juga. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa merokok memiliki

dampak langsung terhadap tekanan darah. Seorang berbagai tekanan darah secara langsung

meningkatkan kemungkinan mengalami stroke.

Stroke hemorrhagic Ilustrasi Istilah perdarahan berarti pendarahan karena tekanan.

Sebuah stroke hemorrhagic terjadi bila pembuluh darah pecah di dalam otak. Bila pendarahan

terjadi di otak, itu bisa berakibat fatal bagi orang. Beberapa kerusakan seperti stroke lumpuh

atau cacat tetap dapat terjadi sebagai hasilnya.

Stroke hemorrhagic recurrences Stroke adalah salah satu alasan paling umum bagi

orang-orang mati di Amerika Serikat. Sebagian besar stroke yang terjadi menyebabkan

kerusakan serius pada tubuh fisik. Hemorrhagic stroke tidak yang biasa seperti jenis lain,

yang stroke iskemik. Pada catatan perbandingan, hanya 20 persen dari total orang-orang yang

menderita stroke menderita hemorrhagic satu. Iskemik adalah dengan jauh lebih umum.

Page 22: STROKE HEMORAGIK.docx

2.7.1. Theraphy:

1.      Injeksi ketorolac 1 ampl/ 8jam

2.      Injeksi Bralin 1ampl/ 8jam

3.      Injeksi Benocetam 3 gram/12 jam

4.      Injeksi Tramadol 1 ampl/8 jam