stroke

34
BAB I PENDAHULUAN Stroke menduduki urutan ketiga terbesar penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, dengan laju mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke pertama dan 62% untuk stroke berulang. Pada kasus yang tidak meninggal dapat terjadi beberapa kemungkinan seperti Stroke Berulang (Recurrent Stroke), Dementia, dan Depresi. Stroke berulang merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan pasien stroke karena dapat memperburuk keadaan dan meningkatkan biaya perawatan. Diperkirakan 25% orang yang sembuh dari stroke yang pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 5 tahun. Hasil penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa terjadinya risiko kematian pada 5 tahun pasca-stroke adalah 45 – 61% dan terjadinya stroke berulang 25 – 37%. Menurut studi Framingham, insiden stroke berulang dalam kurun waktu 4 tahun pada pria 42% dan wanita 24%. Makmur dkk. (2002) mendapatkan kejadian stroke berulang 29,52%, yang paling sering terjadi pada usia 60- 69 tahun (36,5%), dan pada kurun waktu 1-5 tahun (78,37%) dengan faktor risiko utama adalah hipertensi (92,7%) dan dislipidemia (34,2%)2. 1

Upload: alhamdulilllahyah

Post on 19-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Stroke menduduki urutan ketiga terbesar penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, dengan laju mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke pertama dan 62% untuk stroke berulang. Pada kasus yang tidak meninggal dapat terjadi beberapa kemungkinan seperti Stroke Berulang (Recurrent Stroke), Dementia, dan Depresi. Stroke berulang merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan pasien stroke karena dapat memperburuk keadaan dan meningkatkan biaya perawatan.Diperkirakan 25% orang yang sembuh dari stroke yang pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 5 tahun. Hasil penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa terjadinya risiko kematian pada 5 tahun pasca-stroke adalah 45 61% dan terjadinya stroke berulang 25 37%. Menurut studi Framingham, insiden stroke berulang dalam kurun waktu 4 tahun pada pria 42% danwanita 24%. Makmur dkk. (2002) mendapatkan kejadian stroke berulang 29,52%, yang paling sering terjadi pada usia 60-69 tahun (36,5%), dan pada kurun waktu 1-5 tahun (78,37%) dengan faktor risiko utama adalah hipertensi (92,7%) dan dislipidemia (34,2%)2.Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau ruangan pada hampir semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf. Karena, selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya, Stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan perusahaan asuransi kesehatan. Berbagai fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini, Stroke masih merupakan masalah utama di bidang neurologi maupun kesehatan pada umumnya. Untuk mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi penangulangan Stroke yang mencakup aspek preventif, terapi rehabilitasi, dan promotif.Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihatangka penderita Stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan Stroke yang cepat, tepat dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah penulis menyusun makalah mengenai Stroke yang menunjukan masih menjadi salah satu pemicu kematian tertinggi di Indonesia.

BAB IIKAJIAN TEORITIS

2.1DefinisiDefinisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.WHO juga mendefinisikan stroke sebagai gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Menurut sumber Wikipedia, Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu.Pengertian Stroke menurut Iskandar Junaidi adalah merupakan penyakit gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/deficit neurologik akibat gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara sederhana Stroke didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas / lumpuh sesaat atau gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.Sumber lain menyebutkan bahwa Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

2.2 EpidemiologiDi AS, stroke merupakan penyebab kematian ke-3 setelah jantung dan kanker, diderita oleh 500.000 orang per tahunnya. Di Indonesia, menurut SKRT tahun 1995, stroke termasuk penyebab kematian utama, dengan 3 per 1000 penduduk menderita penyakit stroke dan jantung iskemik.Di dunia, menurut SEAMIC Health Statistic 2000, penyakit serebrovaskuler seperti jantung koroner dan stroke berada di urutan kedua penyebab kematian tertinggi di dunia. Secara umum, 85% kejadian stroke adalah stroke oklusif, 15 % adalah stroke hemoragik.Berdasarkan jenis kelamin, insidens stroke di Amerika Serikat 270 per 100.000 pada pria dan 201 per 100.000 pada wanita. Di Denmark, insidens stroke 270 per 100.000 pada pria dan 189 per 100.000 pada wanita. Di Inggris insidens stroke 174 per 100.000 pada pria dan 233 per 100.000 pada wanita. Di Swedia, insidens stroke 221 per 100.000 pada pria dan 196 per 100.000 pada wanita. Di Amerika Serikat, perbandingan stroke antara pria dan wanita yakni 1,2 : 1 serta perbandingan stroke antara kulit hitam dan kulit putih yakni 1,8 : 1Data di Indonesia menunjukkan terjadinya kecendrungan peningkatan insidens stroke. Di Yogyakarta, dari hasil penelitian morbiditas di 5 rumah sakit dari 1 Januari 1991 sampai dengan 31 Desember 1991 dilaporkan sebagai berikut: (1) angka insidensi stroke adalah 84,68 per 10.000 penduduk, (2) angka insidensi stroke wantia adalah 62,10 per 100.000 penduduk, sedangkan laki-laki 110,25 per 100.000 penduduk, (3) angka insidensi kelompok umur 30 50 tahun adalah 27,36 per 100.000 penduduk, kelompok umur 51 70 tahun adalah 142,37 per 100.000 penduduk; kelompok umur > 70 tahun adalah 182,09 per 100.000 penduduk, (4) proporsi stroke menurut jenis patologis adalah 74% stroke infark, 24% stroke perdarahan intraserebral, dan 2% stroke perdarahan subarachnoid.

2.3 Jenis/ Bentuk/ KlasifikasiStroke diklasifikasikan sebagai berikut:1. Berdasarkan kelainan patologisa. Stroke hemoragik1) Perdarahan intra serebral2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)1) Stroke akibat trombosis serebri2) Emboli serebri3) Hipoperfusi sistemik2. Berdasarkan waktu terjadinya1) Transient Ischemic Attack (TIA)2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke4) Completed stroke3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler1) Sistem karotisa. Motorik : hemiparese kontralateral, disartriab. Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesiac. Gangguan visual : hemianopsia homonim kontralateral, amaurosis fugaksd. Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia2) Sistem vertebrobasilera. Motorik : hemiparese alternans, disartriab. Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesiac. Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia

Stroke HemoragikPecahnya pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga oleh hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan intracranial pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan batang otak. Etiologi dari Stroke Hemoragik:1) Perdarahan intraserebralPerdarahan intraserebral ditemukan pada 10% dari seluruh kasus stroke, terdiri dari 80% di hemisfer otak dan sisanya di batang otak dan serebelum. Gejala klinis:Onset perdarahan bersifat mendadak, terutama sewaktu melakukan aktivitas dan dapat didahului oleh gejala prodromal berupa peningkatan tekanan darah yaitu nyeri kepala, mual, muntah, gangguan memori, bingung, perdarhan retina, dan epistaksis.Penurunan kesadaran yang berat sampai koma disertai hemiplegia/hemiparese dan dapat disertai kejang fokal / umum.Tanda-tanda penekanan batang otak, gejala pupil unilateral, refleks pergerakan bola mata menghilang dan deserebrasiDapat dijumpai tanda-tanda tekanan tinggi intrakranial (TTIK), misalnya papiledema dan perdarahan subhialoid.2) Perdarahan subarakhnoidPerdarahan subarakhnoid adalah suatu keadaan dimana terjadi perdarahan di ruang subarakhnoid yang timbul secara primer. Gejala klinis:Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam 1-2 detik sampai 1 menit.Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai beberapa jam.Dijumpai gejala-gejala rangsang meningenPerdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan subarakhnoid.Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.Stroke Non-Hemoragik (Stroke Iskemik, Infark Otak, Penyumbatan)Iskemia jaringan otak timbul akibat sumbatan pada pembuluh darah serviko-kranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik. Aterotrombosis terjadi pada arteri-arteri besar dari daerah kepala dan leher dan dapat juga mengenai pembuluh arteri kecil atau percabangannya. Trombus yang terlokalisasi terjadi akibat penyempitan pembuluh darah oleh plak aterosklerotik sehingga menghalangi aliran darah pada bagian distal dari lokasi penyumbatan. Gejala neurologis yang muncul tergantung pada lokasi pembuluh darah otak yang terkena.

2.4 Faktor ResikoSecara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable). Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung (fibrilasi atrium), diabetes melitus, merokok, konsumsi alkohol, hiperlipidemia, kurang aktifitas, dan stenosis arteri karotis. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku, dan faktor genetik.Menurut The seventh report of the joint national commite on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure (JNC 7), klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.

Diabetes mellitus juga merupakan faktor yang signifikan dan terjadi pada 10% pasien stroke. Keadaan ini dihubungkan dengan terjadinya atherosclerosis intrakranial.Faktor resiko medis antara lain disebabkan oleh: 1. Hipertensi, 2. Penyakit Jantung, 3. Diabetes Mellitus, 4. Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah),5. Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah),6. Riwayat Stroke dalam keluarga,7. Migrain.Faktor resiko perilaku, antara lain: 1. usia lanjut, 2. obesitas, 3. merokok (pasif/ aktif), 4. Alkohol,5. Mendengkur,6. Narkoba,7. Kontrasepsi oral,8. suku bangsa (negro/spanyol), 9. jenis kelamin (pria), 10. Makanan tidak sehat (junk food, fast food),11. kurang olah raga.

2.5 Mekanisme Kausal Terjadinya PenyakitMekanisme kusal terjadinya penyakit yaitu dari suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).Emboli lemak jarang menyebabkan Stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan Stroke.Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.Patogenesis Stroke Iskemikadanya aterotrombosis atau emboli memutuskan aliran darah otak (cerebral blood flow/CBF). Nilai normal CBF = 53 ml/100 mg jaringan otak/menit. Jika CBF < 30 ml/100 mg/menit iskemik. Jika CBF < 10 ml/100 mg/menit kekurangan oksigen proses fosforilasi oksidatif terhambat produksi ATP (energi) berkurang pompa Na-K-ATPase tidak berfungsi depolarisasi membran sel saraf pembukaan kanal ion Ca kenaikan influks Ca secara cepat gangguan Ca homeostasis Ca merupakan signalling molekul yang mengaktivasi berbagai enzim memicu proses biokimia yang bersifat eksitotoksik kematian sel saraf (nekrosis maupun apotosis) gejala yang timbul tergantung pada saraf mana yang mengalami kerusakan/kematian.

Patogenesis Stroke HemoragikHemoragi merupakan penyebab ketiga tersering serangan stroke. Penyebab utamanya: hipertensi terjadi jika tekanan darah meningkat dengan signifikan pembuluh arteri robek perdarahan pada jaringan otak membentuk suatu massa jaringan otak terdesak, bergeser, atau tertekan (displacement of brain tissue) fungsi otak terganggu. Semakin besar hemoragi yg terjadi, semakin besar displacement jaringan otak yang terjadi. Pasien dengan stroke hemoragik sebagian besar mengalami ketidaksadaran meninggal.

2.6 Tanda dan Gejala Klinis Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala Stroke terbagi menjadi berikut:1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal Stroke. Pada sumber lain tanda dan gejala Stroke yaitu: Adanya serangan defisit neurologis fokal, berupa Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar Mulut, lidah mencong bila diluruskan Gangguan menelan : sulit menelan,minumsukakeselek Bicara tidak jelas (rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya tidak dapat dimengertiatau tidak dipahami (afasia). Bicaratidak lancar,hanya sepatah-sepatahkata yang terucap Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat Tidak memahami pembicaraan orang lain Tidak mampu membaca danmenulis, dan tidakmemahamitulisan Tidak dapatberhitung,kepandaianmenurun Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh Hilangnya kendalian terhadap kandung kemih, kencing yang tidak disadari Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil Menjadi pelupa ( dimensia) Vertigo ( pusing, puyeng ), atauperasan berputar yangmenetap saattidakberaktifitas Awal terjadinya penyakit (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi pada saat beristirahat atau bangun tidur Hilangnya penglihatan, berupa penglihatan terganggu, sebagian lapang pandangan tidak terlihat, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau ganda sesaat Kelopak mata sulit dibuka atau dalam keadaan terjatuh Pendengaran hilang atau gangguan pendengaran, berupatulisatutelinga atau pendengaran berkurang Menjadi lebih sensitif: menjadi mudah menangis atau tertawa Kebanyakan tidur atau selalu ingin tidur Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik, sempoyongan, atau terjatuh Gangguan kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan diri

2.7 Diagnosis Stroke biasanya ditegakkan berdasarkan perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak. Ada dua jenis teknik pemeriksaan imaging (pencitraan) untuk mengevaluasi kasus Stroke atau penyakit pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CT scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatif murah untuk kasus Stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding dengan MRI, misalnya pada kasus Stroke hiperakut.Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari Stroke, apakah perdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunan pembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopi atau fluoroskopi.Sistem skoring yang dapat digunakan adalah Siriraj Stroke Score dan Algoritma Stroke Gajah Mada karena sederhana, murah dan mudah digunakan untuk membedakan stroke perdarahan dan stroke iskemik.

Siriraj Stroke Score:

Siriraj stroke score dapat dihitung menggunakan rumus berikut: (2.5 x tingkat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x pusing) + (0.1 x tekanan darah diastolik) - (3 x atheroma markers) - 12 Skor untuk stroke perdarahan adalah > +1 dan skor untuk stroke iskemik < -1, sedangkan skor antara > -1 dan < +1 menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan CT SCAN untuk menentukan diagnose pasien

Algoritma Stroke Gajah Mada:

2.8 Upaya PencegahanStroke sangat dapat dicegah, hampir 85% dari semua stroke dapat dicegah, karena ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup bebas tanpa stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya stroke.Pencegahan primer dapat berupa mengatur tekanan darah baik sistolik maupun diastolic, mengurangi makan asam lemak tak jenuh, berhenti merokok, minum aspirin dua kali sehari 300 mg per hari pada individu dengan anamnesis keluarga dengan penyakit vaskuler, umur lebih dari 50 tahun, tidak ada ulkus lambung, tidak ada penyakit mudah berdarah, dan tidak alergi aspirin.Pencegahan sekunder antara lain minum obat antihipertensi, mengurangi berat badan, olahraga, mengurangi natrium dan meningkatkan kalium melalui sayur dan buah-buahan, mengurangi minum alcohol, mengurangi kadar gula darah pada penderita DM, mengontrol penyakit jantung.

2.9 PengobatanTerapi yang diberikan tergantung jenis strokenya, iskemik atau hemoragik. Sasaran terapi adalah aliran pembuluh darah otak. Berdasarkan waktu terapinya:- Terapi pada fase akut - Terapi pencegahan sekunder atau rehabilitasiPendekatan terapi pada fase akut stroke iskemik adalah restorasi aliran darah otak dengan menghilangkan sumbatan/clots, dan menghentikan kerusakan seluler yang berkaitan dengan iskemik/hipoksia. Therapeutic window adalah 12-24 jam, golden period adalah 3-6 jam, kemungkinan daerah di sekitar otak yang mengalami iskemik masih dapat diselamatkan. Pada stroke hemoragik, terapi tergantung pada latar belakang setiap kasus hemoragiknya.Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah.

Obat-obat yang digunakan pada terapi serangan akut: Terapi trombolitik: tissue plasminogen activator (t-PA), Alteplase. Mekanisme: mengaktifkan plasmin melisiskan tromboemboli. Penggunaan t-PA sudah terbukti efektif jika digunakan dalam 3 jam setelah serangan akut. Tetapi harus digunakan hati-hati karena dapat menimbulkan resiko perdarahan Terapi antiplatelet: aspirin, clopidogrel, dipiridamol-aspirin, tiklopidin. Urutan pilihan: Aspirin atau dipiridamol-aspirin, jika alergi: clopidogrel, jika gagal: tiklopidin Terapi antikoagulan: masih kontroversial karena resiko perdarahan intrakranial. Agen: heparin, unfractionated heparin, low-molecular-weight heparins (LMWH), heparinoids warfarin.Terapi pemeliharaan (pencegahan) stroke:1. Terapi AntiplateletAspirin, menghambat sintesis tromboksan (senyawa yang berperan dlm proses pembekuan darah)Dipiridamol, atau kombinasi Dipiridamol - AspirinTiklopidin dan klopidogrel, jika terapi aspirin gagalSilostazol2. Terapi AntikoagulanMasih dalam penelitian, efektif untuk pencegahan emboli jantung pada pasien stroke. Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah risiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.3. Terapi hormon estrogenPada wanita post-menopause terapi ini terbukti mengurangi insiden terjadinya stroke.4. AntihipertensiDibutuhkan karena hipertensi merupakan faktor resiko (50% pada stroke iskemik dan 60% pada stroke hemoragik). Penggunaan antihipertensi harus memperhatikan aliran darah otak dan aliran darah perifer (menjaga fungsi serebral). Obat pilihan: golongan AIIRA (angiotensin II receptor antagonis) contoh : candesartan golongan ACE inhibitorPada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidak dilakukan pembedahan. Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atau transient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut, biasanya diberikan manitol atau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat berat mungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih, saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan). Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertai harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.Terapi memulihkan metabolisme otak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, meningkatkan kewaspadaan dan mood, meningkatkan fungsi memori, menghilangkan kelesuan, dan menghilangkan dizziness. Contoh: citicholin, codergocrin mesilate, piracetam. Terapi rehabilitasi misalnya adalah fisioterapi, terapi wicara dan bahasa, dll. Tujuannya adalah memperbaiki fungsi motorik, pembicaraan, dan fungsi lain yang terganggu, adaptasi mental sosial dari penderita, dan sedapat mungkin penderita harus dapat melakukan activities of daily living (ADL). Prinsip dasar rehabilitasi adalah sedini mungkin, sistematis meningkat secara bertahap, bentuk rehabilitasi yang spesifik untuk defisit penderita.

2.10PrognosisIndikator prognosis adalah: tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat kesadaran. Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik. Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan jangka panjang. Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan.Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.Prognosis pasien dengan stroke hemoragik (perdarahan intrakranial) tergantung pada ukuran hematoma. Hematoma > 3 cm umumnya mortalitasnya besar, hematoma yang massive biasanya bersifat lethal. Jika infark terjadi pada spinal cord, prognosis bervariasi tergantung keparahan gangguan neurologis. Jika control motorik dan sensasi nyeri terganggu, prognosis jelek.

2.11KomplikasiPasien yang mengalami gejala berat, misalnya imobilisasi dengan hemiplegia berat, rentan terhadap komplikasi yang dapat menyebabkan kematian lebih awal, yaitu: Pneumonia, septicemia (akibat ulkus dekubitus atau infeksi saluran kemih), Trombosis vena dalam dan emboli paru, Infark miokard, aritmia jantung, dan gagal jantung, Ketidakseimbangan cairanSekitar 10% pasien dengan infark serebri meninggal pada 30 hari pertama. Hingga 50% pasien yang bertahan akan membutuhkan bantuan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Faktor-faktor yang mempunyai kontribusi pada disabilitas jangka panjang meliputi: Ulkus dekubitus Epilepsi Jatuh berulang dan fraktur Spastisitas dengan nyeri, kontraktur dan kekakuan sendi bahu Depresi

BAB IIIPENUTUP

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu.Faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat dimodifikasi (modifiable) dan yang tidak dapat dimodifikasi (nonmodifiable). Faktor risiko stroke yang dapat dimodifikasi diantaranya adalah hipertensi, penyakit jantung (fibrilasi atrium), diabetes melitus, merokok, konsumsi alkohol, hiperlipidemia, kurang aktifitas, dan stenosis arteri karotis. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain usia, jenis kelamin, ras/suku, dan faktor genetic.Sistem skoring yang dapat digunakan untuk mendiagnosa stroke adalah Siriraj Stroke Score dan Algoritma Stroke Gajah Mada karena sederhana, murah dan mudah digunakan untuk membedakan stroke perdarahan dan stroke iskemik.Upaya untuk mencegah stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya stroke.Indikator prognosis adalah: tipe dan luasnya serangan, age of onset, dan tingkat kesadaran. Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik. Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami kecacatan jangka panjang. Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahrudin, M. 2008. Catatan Kuliah Dasar-Dasar Neurologi.Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes Neurologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.Ikawati, Zullies. 2009. Stroke. http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/stroke.pdf.Israr, Yayan. A. 2008. Stroke. http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/case-s-t-r-o-k-e.pdfRitarwan, Kiking. 2003. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcome Penderita Stroke yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan. http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking.pdf.Sari, Intan Mustika. 2008. Rasionalitas Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Penderita Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Ashari Pemalang. http://etd.eprints.ums.ac.id/8036/2/K100050246.pdf.Setyopranoto, Ismail. 2010. Manajemen Stroke Akut. http://clinicalupdates2010.files. wordpress.com/2010/03/dr-ismail.pdf. Siswanto, Yuliaji. Beberapa Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Stroke Berulang (Studi Kasus di RS dr. Kariadi Semarang). http://eprints.undip.ac.id/4942/1/Yuliaji_Siswanto.pdf. Sunardi. Asuhan Keperawatan pada Tn.Am dengan Stroke Hemoragik (+) di IRNA B Lt I Kanan RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. http://nardinurses.files. wordpress.com/2008/01/asuhan-keperawatan-strore-hemoragik.pdf.

23