strategi peningkatan daya saing petani komoditas kentang ... · profil responden penelitian 11 4....

48
STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG MELALUI ANALISIS BEBAN KERJA UZMAN HILVAN MAHANI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

Upload: doankhue

Post on 06-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI

KOMODITAS KENTANG MELALUI ANALISIS BEBAN

KERJA

UZMAN HILVAN MAHANI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR
Page 3: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Peningkatan

Daya Saing Petani Komoditas Kentang Melalui Analisis Beban Kerja adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, 5 Maret 2014

Uzman Hilvan Mahani

H24100095

Page 4: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

ABSTRAK

UZMAN HILVAN MAHANI. Strategi Peningkatan Daya Saing Petani Komoditas

Kentang Melalui Analisis Beban Kerja. Dibimbing oleh LINDAWATI KARTIKA.

Kabupaten Karo, Sumatera Utara, memiliki letak geografis yang sangat

mendukung terhadap pengembangan budidaya tanaman sayuran dataran tinggi.

Salah satu komoditas unggulan pada daerah ini yaitu kentang. Akan tetapi,

produksi kentang mengalami ketidakstabilan pencapaian target produksi pada

kurun waktu tujuh tahun terakhir ini. Berdasarkan permasalahan ini, terdapat daya

tarik penelitian terutama pada bidang pengelolaan sumberdaya petani. Adapun

tujuan dilakukan penelitian ini yaitu (1) menganalisis waktu kerja petani

komoditas kentang berdasarkan analisis beban kerja individu, (2) menganalisis

situasi problematis petani kentang, (3) menganalisis pendapat ahli mengenai

keterkaitan elemen penciptaan petani kentang berdaya saing tinggi. Hasil

penelitian ini mengindikasikan bahwa beban kerja aktivitas petani kentang pada

musim tanam lebih padat dibandingkan dengan beban kerja aktivitas petani pada

musim panen. keadaan ini memperlukan pengelolaan waktu tanam dan waktu

panen yang lebih sistematis agar tercapai kestabilan hasil produksi pertanian.

Selain itu, peran aktif antar stakeholder dalam memajukan kegiatan pertanian juga

perlu dikembangkan guna peningkatan daya saing petani secara berkelanjutan.

Kata kunci : analisis beban kerja, daya saing, petani komoditas kentang

ABSTRACT

UZMAN HILVAN MAHANI. Strategy for Improving Vegetable Farmers

competitiveness In highland Potato Commodities Through The Analysis Of The

Workload. Supervised by LINDAWATI KARTIKA.

Karo Regency, North Sumatera, has a high geographical potential through

the development of vegetable cultivation. One of the leading commodities in this

region is potato. However, the achievement of potato target production has been

facing instability since seven years ago. Based on the problem, there are several

factors related with human resource management that will be analyzed in the

research. The objectives of this research are (1) to analyze farmers working time

based on individual analysis workload, (2) to analyze farmers problematic

situation, (3) to analyze experts opinion about elements relationship that influence

high competitive farmer. The research indicates that farmers workload is more

intensive on planting season activity rather than harvesting season activity. This

conditions need the systematic time management in order to achieve the

agricultural production stability. In addition, The stakeholders play critical factors

in increasing farmer competitiveness.

Keywords: competitiveness, the farmers, workload analysis

Page 5: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI

KOMODITAS KENTANG MELALUI ANALISIS BEBAN

KERJA

UZMAN HILVAN MAHANI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR
Page 7: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

Judul skripsi : Strategi Peningkatan Daya Saing Petani Komoditas Kentang

Melalui Analisis Beban Kerja

Nama : Uzman Hilvan Mahani

NIM : H24100095

Disetujui Oleh

Lindawati Kartika, SE, M.Si

Pembimbing

Diketahui Oleh

Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian ini ialah peningkatan daya saing berkelanjutan, dengan judul Strategi

Peningkatan Daya Saing Petani Komoditas Kentang Melalui Analisis Beban

Kerja.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Lindawati Kartika, SE. M.Si

selaku pembimbing, serta Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc dan Bapak

Dr. Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM selaku penguji yang telah memberikan banyak

saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ir. Muhammad

Syamsun, MSc., PhD dan Bapak R. Dikky Indrawan, MM yang telah membantu

dan mengarahkan selama pengumpulan dan pengolahan data. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, serta seluruh keluarga dan kerabat

dekat atas doa, semangat, dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 5 Maret 2013

Uzman Hilvan Mahani

Page 9: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ii DAFTAR GAMBAR ii

DAFTAR LAMPIRAN ii

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 4

METODE PENELITIAN 6

Kerangka Pemikiran Penelitian 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 7

Jenis dan Sumber Data 8

Metode dan Penetuan Ukuran Sampel 8

Metode Pengumpulan Data 8

Metode Pengolahan dan Analisis Data 8

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karo 10

Profil Desa Ujung Sampun 10 Profil Responden Penelitian 11

Analisis Beban Kerja Individu Petani Komoditas Kentang 12

Analisis CATWOE 14 Analisis Keterkaitan Intepretative Structural Modeling (ISM) 16

Implikasi Manajerial 20

SIMPULAN DAN SARAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

RIWAYAT HIDUP 38

Page 10: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

DAFTAR TABEL

1. Nilai FTE stakeholder komoditas kentang Kabupaten Karo 1 2. Format perhitungan waktu kerja efektif 10

3. Profil responden penelitian 11

4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13

5. Hasil analisa CATWOE 15

DAFTAR GAMBAR

1. Daerah produksi komoditas kentang di Sumatera Utara tahun 2012 1 2. Target dan realisasi produksi kentang Kabupaten Karo 2007-2013 2

3. Kerangka pemikiran penelitian 7

4. Rich picture aktivitas individu petani komoditas kentang 12

5. Keterkaitan antar elemen pelanggan dan aktor 16

6. Keterkaitan antar elemen transformasi 17

7. Keterkaitan antar elemen kerangka pikir 18

8. Keterkaitan antar elemen pemilik 19

9. Keterkaitan antar elemen kendala Lingkungan 20

10. Bagan Alir Implikasi manajerial peningkatan daya saing petani 21

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner analisis beban kerja 25

2. Kuesioner Interpretive Structural Modeling (ISM) 29

3. Denah lahan pertanian di Desa Ujung Sampun 33

4. Final reachability matrix (FRM) pada setiap elemen CATWOE 34

5. Diagram pengelompokan elemen CATWOE 36

Page 11: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan kegiatan bisnis mempengaruhi keadaan pasar yang semakin

bebas atas arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja sebagai keunggulan daya

saing yang dimiliki suatu negara. Kegiatan ini akan terus mengalami persaingan

yang semakin ketat, tak terkecuali pada bisnis sektor pertanian hortikultura. Hal

ini turut menjadi tantangan bangsa dalam membangun Indonesia yang mampu

bersaing pada bisnis hortikultura yang dinamis.

Kabupaten Karo, Sumatera Utara, merupakan salah satu wilayah potensial

terhadap pengembangan bisnis hortikultura. Salah satu komoditas hortikultura

unggulan wilayah ini adalah kentang. Potensi wilayah ini terhadap pengembangan

tanaman kentang cukup besar ditinjau dari jumlah produksi dan luas panen yang

tersedia. Kabupaten Karo pada tahun 2012 berhasil menyumbangkan produksi

kentang sebesar 53.958 ton atau 41.48 % dari produksi kentang di Sumatera Utara

dengan produktivitas wilayah sebesar 164.92 kw/ha (BPS Prov. Sumut 2012). Hal

ini menjadikan Kabupaten Karo sebagai penghasil komoditas kentang terbesar

pada tahun 2012 diikuti Kabupaten Simalungun sebesar 35.94 % dan Samosir

sebesar 11.74 % yang tersajikan pada Gambar 1

Gambar 1 Daerah produksi komoditas kentang di Sumatera Utara tahun 2012

(Sumber: Statistik tanaman hortikultura Sumatera Utara 2012)

Sebagai wilayah pemasok komoditas kentang terbesar di Sumatera Utara,

Kabupaten Karo menjadi obyek penelitian terhadap aspek peningkatan daya saing

komoditas kentang. Aspek daya saing ini dapat ditinjau melalui pencapaian

produksi komoditas kentang dengan target produksi setiap tahunnya. Adapun data

target dan realisasi produksi komoditas kentang di Kabupaten Karo tahun 2007

sampai 2013 disajikan pada Gambar 2

41.48 %

35.94 %

11.74 %

5.79 % 2.22 % 2.48 %

Page 12: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

2

Gambar 2 Target dan realisasi produksi kentang Kabupaten Karo 2007-2013

(Sumber: BPS Karo 2013)

Pencapaian target produksi kentang Kabupaten Karo tahun 2007 sampai

2011 belum mencapai target yang ditentukan. Akan tetapi pada tahun 2012,

produksi kentang pada wilayah ini menggambarkan kondisi perkembangannya.

produksi kentang sebesar 53.958 ton berhasil mencapai target produksi sebesar

53.350 ton. Kemudian pada tahun 2013, produksi dan pencapaian target produksi

kembali menurun dibandingkan dengan tahun 2012 dengan hasil produksi sebesar

40.420 ton dan target produksi sebesar 45.237 ton. Hal ini masih menggambarkan

ketidakstabilan pencapaian produksi komoditas kentang dalam kurun tujuh tahun

terakhir.

Potensi pencapaian target produksi komoditas kentang dapat ditingkatkan

melalui peningkatan daya saing produksi komoditas kentang. Salah satu hal utama

yang mendukung peningkatan daya saing produksi komoditas kentang adalah

aspek kualitas sumber daya petani. Aspek ini dapat ditinjau melalui analisis beban

kerja individu petani berdasarkan penggunaan total jam efektif bekerja (Full Time

Equivalent-FTE). Petani memiliki total jam efektif bekerja dengan nilai paling

tinggi pada setiap pelaku rantai pasok (Stakeholder) pertanian komoditas kentang

di Kabupaten Karo yang tersaji pada Tabel 1

Tabel 1 Nilai FTE stakeholder komoditas kentang Kabupaten Karo

Aspek Perbandingan Petani Pengumpul Eksportir Total Nilai FTE

Nilai FTE yang dihasilkan 0,039 0,0008 0,00924 0,04905

Sumber: Putri (2013)

Penggunaan total jam efektif bekerja petani yang paling tinggi menjadikan

petani sebagai pemeran utama terhadap keberlangsungan aktivitas pertanian

Page 13: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

3

komoditas kentang. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut terkait penggunaan waktu

kerja petani dan situasi problematisnya guna membangun strategi daya saing

petani yang berkelanjutan.

Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana penggunaan

waktu kerja individu petani komoditas kentang melalui analisis beban kerja ?, (2)

Bagaimana penggambaran situasi problematis petani komoditas kentang di

Kabupaten Karo ?, (3) Bagaimana keterkaitan elemen penciptaan petani

komoditas kentang berdaya saing tinggi ?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis aktivitas petani komoditas

kentang berdasarkan analisis beban kerja individu, (2) Menganalisis situasi

problematis petani komoditas kentang pada Kabupaten Karo, (3) Menganalisis

keterkaitan elemen penciptaan petani komoditas kentang berdaya saing tinggi.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah (1) Bagi pelaku usaha pertanian, hasil

penelitian ini diharapkan menjadi referensi agar para petani dapat menjalankan

aktivitas bertani lebih terorganisir dalam pencapaian petani berdaya saing tinggi,

(2) Bagi pemerintah dan stakeholder terkait, hasil penelitian ini diharapkan

menjadi referensi dalam berkontribusi pembangunan kegiatan pertanian yang

lebih baik, (3) Bagi umum, diharapkan menjadi referensi terkait analisis beban

kerja yang diterapkan pada aktivitas petani serta menjadikan acuan terhadap

penyusunan penelitian pada bidang yang berhubungan.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada perencanaan sumber daya

manusia, khususnya menganalisis beban kerja aktivitas individu petani dan

kondisi sosial petani pada lokasi penelitian di Desa Ujung Sampun, Kecamatan

Dolat Rayat, Kabupaten Karo. Data yang digunakan merupakan data penggunaan

waktu aktivitas bertani serta kondisi sosial yang terjadi terhadap pengembangan

potensi pertanian wilayah setempat.

RADEN BUKIT CANDRA GINTING SEDIA SEMBIRING

1 USIA 45 36 35

2 JENIS KELAMIN PRIA PRIA WANITA

3 PENDIDIKAN TERAKHIR S1 S1 S1

4 POSISI PEKERJAAN PETANI PEMILIK LAHAN PETANI PEMILIK LAHAN PETANI PEMILIK LAHAN

5 LUAS LAHAN PERTANIAN 3 Hektar 3 Hektar 3 Hektar

6 PENGALAMAN BERTANI (TAHUN) 10 6 6

7 PEKERJAAN BERTANI LAINNYA BISNIS DEPOT AIR DAN ASURANSI TIDAK ADA TIDAK ADA

8 STATUS PERNIKAHAN MENIKAH MENIKAH MENIKAH

9 JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA 5 5 5

10 PENDAPATAN PERBULAN (KISARAN) Rp 4.000.000,00 Rp 7.000.000,00 Rp 7.000.000,00

11 ASAL KEPENDUDUKAN PENDUDUK ASLI KAB. KARO PENDUDUK ASLI KAB. KARO PENDUDUK ASLI KAB. KARO

IDENTITAS RESPONDEN NONAMA RESPONDEN

Page 14: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

4

TINJUAN PUSTAKA

Strategi

Kata strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan

gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Argyris, Mintzberg,

Steiner, dan Miner seperti yang dikutip dalam Rangkuti (1998) menyatakan

bahwa strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap

peluang dan ancaman (eksternal) serta kekuatan dan kelemahan (internal) yang

dapat mempengaruhi organisasi.

Daya Saing

Daya saing menurut Michael Porter (1990) adalah produktivitas yang

didefinisikan sebagai output yang dihasilkan oleh tenaga kerja. Menurut Michael

Porter (1990), pada dasarnya ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi daya saing

suatu negara, yaitu:

1. Strategi, struktur, dan tingkat persaingan perusahaan, yaitu bagaimana unit-

unit usaha di dalam suatu negara terbentuk, diorganisasikan, dan dikelola,

serta bagaimana tingkat persaingan dalam negerinya.

2. Sumber daya di suatu negara, yaitu bagaimana ketersediaan sumber daya di

suatu negara, yakni sumber daya manusia, bahan baku, pengetahuan, modal,

dan infrastruktur. Ketersediaan tersebut menjadi penentu perkembangan

industri di suatu negara. Ketika terjadi kelangkaan pada salah satu jenis faktor

tersebut maka investasi industri di suatu negara menjadi investasi yang mahal.

3. Permintaan domestik, yaitu bagaimana permintaan di dalam negeri terhadap

produk atau layanan industri di negara tersebut. Permintaan hasil industri,

terutama permintaan dalam negeri, merupakan aspek yang mempengaruhi arah

pengembangan faktor awalan keunggulan kompetitif sektor industri. Inovasi

dan kemajuan teknologi dapat terinspirasi oleh kebutuhan dan keinginan

konsumen.

4. Keberadaan industri terkait dan pendukung, yaitu keberadaan industri

pemasok atau industri pendukung yang mampu bersaing secara internasional.

Faktor ini menggambarkan hubungan dan dukungan antar industri, dimana

ketika suatu perusahaan memiliki keunggulan kompetitif, maka industri-

industri pendukungnya juga akan memiliki keunggulan kompetitif.

Beban Kerja

Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk

perhitungan formasi pegawai. Beban kerja perlu ditetapkan melalui program-

program unit kerja yang selanjutnya dijabarkan menjadi target pekerjaan untuk

setiap jabatan (Kep. Men. PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004). Menurut

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006, beban kerja yaitu bobot

pekerjaan yang dikatikan pada volume kerja pegawai/unit organisasi dengan

Page 15: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

5

norma waktu penyelesaian pekerjaannya yang dinyatakan dalam jumlah satuan

pekerjaan. Analisis beban kerja adalah suatu teknik manajemen yang dilakukan

secara sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektifitas dan

efisiensi kerja organisasi. Sedangkan tujuan dari analisis beban kerja adalah

mendapatkan informasi kebutuhan pegawai, tingkat efisiensi kerja dan prestasi

kerja (unit/jabatan) yang dilaksanakan secara sistematis, dan bermanfaat dalam

penataan/penyempurnaan struktur organisasi, penilaian prestasi kerja, evaluasi

pelaksanaan tugas, dan penataan pegawai. Dalam melaksanakan analisis beban

kerja diperlukan beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan di

lapangan, dan tahap penetapan hasil akhir.

Waktu Kerja

Menurut (Kep. Men. PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004), waktu kerja

yang dimaksud disini adalah waktu kerja efektif. Waktu kerja efektif adalah waktu

kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas

hari kerja efektif dan jam kerja efektif.

a. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan

cuti. Adapun rincian perhitungan hari kerja efektif sebagai berikut:

Jumlah hari menurut kalender .... Hari

Jumlah hari minggu dalam 1 tahun .... Hari

Jumlah hari libur dalam 1 tahun .... Hari

Jumlah cuti dalam 1 tahun .... Hari

Hari libur dan cuti .... Hari

Hari kerja efektif .... Hari

b. Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu

kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air,

melepas lelah, istirahat, makan, dan sebagainya. Allowance diperkirakan

rata-rata 30% dari jumlah jam kerja formal. Dalam menghitung jam kerja

efektif sebaiknya digunakan ukuran 1 minggu.

Studi Penelitian Terdahulu

Fitrianti (2012), dalam disertasinya yang berjudul Rekontruksi Daya Saing

UMKM Industri Kreatif Berbasis Tiga Tingkat Kerangka Kelembagaan (Sebuah

Aplikasi Riset Tindakan berbasis Soft Systems Methodology) menjelaskan bahwa

sentra-sentra UMKM industri kreatif dengan komoditas unggulannya dapat

memberikan pengaruh terhadap pengembangan struktur kebijakan dan pembinaan

yang perlu disediakan untuk mendukung peningkatan daya saing UMKM di

sentra-sentra tersebut. Hubungan timbal balik ini menunjukkan bahwa mekanisme

decoupling, compliance dan embeddedness dalam pengembangan daya saing

UMKM. Untuk UMKM Industri Kreatif di Kota Depok, hubungan timbal balik di

antara tiga tataran sebenarnya sudah berjalan, meskipun masih perlu dioptimalkan.

Variabel penunjang dalam analisis ini yaitu peran pemangku kepentingan pada

UMKM serta aspek perkembangan UMKM di kota Depok. Metode yang

Page 16: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

6

digunakan dalam penelitian ini adalah analisa pengembangan daya saing UMKM

melalui metode Soft System Methodology (SSM).

Putri (2013), dalam skripsinya yang berjudul Analisis Beban Kerja

Stakeholders Dalam Aktivitas Rantai Pasok Komoditas Kentang Di Berastagi,

Sumatera Utara, menjelaskan bahwa waktu kerja yang digunakan dalam rantai

pasok stakeholders komoditas kentang melalui perhitungan Full Time Equilvalent

(FTE) pada Desa Gurusinga, Sumatera Utara masih belum optimal. Hal ini

dikarenakan oleh penggunaan cara-cara yang masih tradisional sehingga beberapa

aktivitas yang ada pada petani masih memakan waktu yang cukup lama.

Berdasarkan business process mapping, kondisi eksisting aktivitas rantai pasok

stakeholders pada komoditas kentang dalam rangka meningkatkan daya saing

petani dari segi harga dan kualitas masih belum efektif dan efisien. Variabel

penunjang dalam analisis berupa beban kerja, waktu (produtif, tidak produktif,

dan pribadi), kebutuhan petani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja (Kep.Men. PAN

Nomor: KEP/75/M. PAN/7/2004) dan perhitungan FTE (Full Time Equivalent)

serta pendekatan metode business process mapping.

Raeesi et al. (2013), pada jurnalnya yang berjudul Understanding the

Interactions among the Barriers to Entrepreneurship Using Interpretive

Structural Modeling menjelaskan bahwa interaksi rintangan dalam bisnis terbagi

menjadi rintangan internal dan ekstenal. Kedua rintangan ini secara tidak langsung

dapat mempengaruhi keadaan bisnis yang sedang dijalankan oleh suatu pihak.

Salah satu kunci utama dalam pengembangan bisnis masih dipengaruhi oleh

pengaturan dari pemerintah. Peran pemerintah yang adil dan tegas mampu

mendongkrak kepada keadaan bisnis yang lebih baik. Variabel penunjang pada

penelitian ini adalah bisnis, rintangan, dan konsep berpikir serba sistem lunak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa pengembangan

rancangan strategi melalui pendekatan Interpretative Structural Modeling (ISM).

METODOLOGI PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Ketidakstabilan hasil produksi komoditas kentang di Sumatera Utara, turut

memberikan dampak terhadap produktivitas komoditas kentang pada lahan

potensial daerah di Kabupaten Karo. Salah satu hal utama yang perlu dikaji dalam

mengatasi permasalahan ini adalah peningkatan kualitas sumber daya petani.

Peningkatan kualitas sumber daya petani dapat ditinjau pada berbagai aspek salah

satunya adalah analisis beban kerja petani.

Penelitian ini mendefinisikan permasalahan melalui pendekatan analisis

beban kerja petani dan pendekatan model Interpretive Structural Modeling (ISM)

dengan konsep berpikir serba sistem lunak. Model yang sudah terbentuk akan

dibandingkan dengan situasi probematis yang terjadi hingga membangun

perumusan aksi nyata yang dapat dijadikan strategi peningkatan daya saing petani

secara berkelanjutan sebagaimana kerangka penelitian tersaji pada Gambar 3

Page 17: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

7

Gambar 3 Kerangka pikir penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian warga setempat, Desa Ujung

Sampun, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Penelitian ini

dilakukan selama enam bulan sejak bulan September 2013 sampai Februari 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi) dan

wawancara mendalam kepada responden petani kentang dan ahli akademisi IPB

sebagai reponden penentu hubungan elemen daya saing petani. Adapun data

sekunder diperoleh dari berbagai literatur, seperti buku, penelitian terdahulu,

Situasi problematis yang muncul

Penurunan hasil produksi komoditas kentang secara tidak menentu dalam kurun tiga tahun

terakhir di Kabupaten Karo

Model konseptual berdasarkan pendefinisian permasalahan problematis

Pembentukan model keterkaitan antar elemen penciptaan petani berdaya saing tinggi

melalui analisis Interpretive Structural Modeling (ISM)

Perbandingan situasi dunia nyata dengan model konseptual

Perbandingan model ISM dengan situasi problematis yang terjadi di Kabupaten Karo,

Sumatera Utara

Sistem aktivitas yang relevan dengan situasi problematis yang terjadi

Indentifikasi permasalahan melalui pendekatan analisis beban kerja dengan konsep

berpikir serba sistem lunak

Penetapan situasi problematis

Ketidakstabilan pencapaian target produksi komoditas kentang di Kabupaten Karo

Perubahan situasi problematis

Implikasi manajerial yang mengacu kepada pembentukan strategi peningkatan daya saing

petani komoditas kentang berkelanjutan

Perumusan aksi nyata untuk perbaikan

Membentuk sinergisitas stakeholder pertanian untuk membangun program pengembangan

dan pengelolaan aktivitas petani

Page 18: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

8

informasi melalui internet, serta data-data dari instansi-instansi terkait mengenai

data pertanian dan komponen pendukungnya.

Metode dan Penetuan Ukuran Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Gay. teknik

penentuan ukuran sampel Gay yaitu teknik pengkuruan sampel yang diambil dari

populasi relatif kecil sebesar 20% dari populasi obyek penelitian (Umar 2005).

Responden yang diteliti pada penelitian ini berjumlah tiga petani kentang dari dua

lahan pertanian yang berbeda. Pada lahan satu berjumlah tujuh petani pengelola

sehingga diambil dua petani sebagai responden. Sedangkan pada lahan dua

berjumlah empat petani pengelola sehingga diambil satu petani sebagai responden

penelitian. Responden ahli yang diteliti pada penelitian ini menggunakan

pendekatan purposive sampling yang bertujuan untuk menetukan keterkaitan

elemen daya saing petani. Responden ahli yang diteliti berjumlah tiga akademisi

Institut Pertanian Bogor (IPB).

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer mengenai penggunaan waktu kerja petani

diperoleh melalui metode work sampling. Metode work sampling tersebut

dilakukan melalui pengamatan pada aktivitas petani. Hasil pengamatan akan

dicatat dalam kuesioner work sampling yang terlampir pada Lampiran 1. Selain

itu, pengumpulan data mengenai analisis keterkaitan elemen daya saing petani

dilakukan melalui wawancara mendalam kepada responden ahli sebagaimana

kuesioner terlampir pada Lampiran 2. Adapun data sekunder dikumpulkan melalui

studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara membaca dan mengutip informasi

dari buku, penelitian terdahulu, informasi melalui internet, dan dokumen-

dokumen yang dimiliki oleh institusi.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini mendefinisikan permasalahan melalui pendekatan analisis

beban kerja petani dan pendekatan model Interpretive Structural Modeling (ISM)

dengan konsep berpikir serba sistem lunak. Siklus baku dalam proses berpikir

serba sistem lunak terdiri dari 7 (tujuh) tahap kegiatan yang dikelompokkan

kedalam dua ranah yaitu ranah dunia nyata dan ranah berpikir serba sistem

(Hardjosoekarto 2012). Tahapan siklus ini terangkum pada kerangka pemikiran

yang terbentuk. Tahap pertama, problem situation considered problematic yaitu

proses penetapan situasi dunia nyata yang dianggap problematis. Masalah

problematis ini berhubungan dengan tindakan perubahan, perbaikan, atau

penyempurnaan atas situasi probelamtis yang dikaji. Tahap kedua, problem

situation expressed. Tahap ini adalah tahap penuangan situasi masalah yang

dianggap problematis ke dalam bentuk penyajian tertentu, yang lazim disebut

dengan rich picture. Tahap ketiga, root definition of relevant purposeful activity

systems. Ini adalah tahap pemilihan dan penamaan root definition dari sistem

Page 19: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

9

relevan. Tahap keempat, conceptuals model of the system named in the root

defintion. Ini adalah tahap pembuatan model konseptual berdasarkan root

definition yang sudah dipilih dan diberi nama pada tahap sebelumnya. Tahap

kelima, comparison of model and real world. Ini adalah tahap pembanding antara

situasi nyata dengan model konseptual. Tahap keenam, change systemically,

desirable cullturally feasible. Ini adalah tahap perumusan saran tindak untuk

perbaikan penyempurnaan dan perubahan situasi dunia nyata. Tahap ketujuh,

action to improve the situation. Ini adalah langkah tindakan untuk perbaikan

penyempurnaan dan perubahan situasi problematis.

1.Analisis Beban Kerja

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban

kerja dengan pendekatan tugas per tugas jabatan sesuai Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang

Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai berdasarkan Beban Kerja dalam

rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagai berikut:

a. Menetapkan Waktu Kerja

Waktu kerja yang dimaksud adalah waktu kerja efektif, artinya waktu kerja

yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas hari

kerja efektif dan jam kerja efektif. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam

kalender dikurangi hari libur dan cuti. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Hari Kerja Efektif = (A – (B + C + D)) …………………………… (1)

Keterangan (1) :

A = jumlah hari menurut kalender (hari)

B = jumlah hari sabtu dan minggu dalam setahun (hari)

C = jumlah hari libur dalam setahun (hari)

D = jumlah cuti tahunan (hari)

b. Menganalisis Beban Kerja

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 140/PMK.01/2006, beban

kerja yaitu bobot pekerjaan yang dikalikan pada volume kerja pegawai/unit

organisasi dengan norma waktu penyelesaian pekerjaannya yang dinyatakan

dalam jumlah satuan pekerjaan. Analisis beban kerja adalah suatu teknik

manajemen yang dilakukan secara sistematis untuk informasi mengenai tingkat

efektifitas dan efisiensi kerja organisasi. Adapun format perhitungan waktu kerja

efektif dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2 Format perhitungan waktu kerja efektif No Uraian Tugas Pokok F WA WPT FTE

1. Persiapan

2. Penanaman

3. Pemeliharaan

4. Pemanenan

5. Pasca panen

Keterangan: F = Frekuensi kegiatan dilakukan

WA = Waktu yang dialokasikan untuk menyelesaikan pekerjaan

WPT = Jumlah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan

FTE = Full Time Equivalent

Page 20: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

10

2. Analisis keterkaitan melalui model Interpretive Structural Modeling (ISM)

Analisis keterkaitan elemen peningkatan daya saing petani melalui

pendekatan Interpretative Structural Modeling (ISM) dengan referensi pada

(Thakkar et al. 2008; Wang et al. 2008; Singh et al. 2008). Analisis ISM ini

dilakukan kedalam beberapa tahapan, yaitu: (1) Mengidentifikasi seluruh elemen,

faktor, kriteria, atau dimensi yang terkait pada suatu sistem. Pada penelitian ini,

elemen yang terlibat terdapat pada hasil analisis CATWOE dengan pendekatan

metode berpikir sebrba sistem lunak, (2) Membentuk hubungan kontekstual antar

elemen yang akan diuji dengan indentifikasi V, A, X atau O, (3) Mengembangkan

Structural Self Interaction Matrix (SSIM) guna menunjukkan hubungan antar

elemen dalam sistem yang telah dinotasikan dengan angka 0 atau 1, (4) Menyusun

Initial Reachability Matrix (IRM) dari SSIM dan menguji hubungan

transitivitasnya. Transitivitas yang menunjukan hubungan kontekstual bahwa

Elemen A berhubungan dengan elemen B dan elemen B berhubungan dengan

elemen C, kemudian A berhubungan dengan C, (5) Membagi matrix IRM pada

level yang berbeda dan merangkumnya pada Final Reachability Matrix (FRM),

(6) merancang grafik hubungan kontekstual berdasarkan hasil IRM yang

terbentuk, (7) Mengubah grafik yang terbentuk menjadi model ISM dengan

mengubah nomor elemen kedalam bentuk kalimat, (8) Membangun hasil analisis

pada model yang terbentuk serta membentuk modifikasi model yang memiliki

kepentingan dalam sistem. Tahapan pembentukan model ISM ini merupakan

tahapan pengolahan data untuk melihat keterkaitan elemen yang berpengaruh pada

peningkatan daya saing petani secara berkelanjutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karo

Kabupaten Karo terletak di Dataran Tinggi Pengunungan Bukit Barisan

dan merupakan daerah hulu sungai. Secara keseluruhan Kabupaten Karo termasuk

dalam kategori iklim musim tropis dengan curah hujan rata-rata berkisar antara

1000 - 4000 mm per tahun. Tingkat kelembaban udara cukup tinggi karena

dipengaruhi oleh iklim tropis basah dengan nilai kelembaban rata-rata 82%. Suhu

udara berkisar 16-27% dengan suhu rata-rata 22°C (Karo 2010). Karakterisik

cuaca yang sejuk dan pemandangan yang indah turut mendukung wilayah ini

sebagai wilayah potensial terhadap pengembangan bidang pertanian dan

pariwisata lokal.

Profil Desa Ujung Sampun

Desa Ujung Sampun merupakan desa yang terletak pada Kecamatan Dolat

Rayat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Desa ini memiliki karakteristik

masyarakat untuk bertani secara polikultur. Sistem budidaya ini yang menjadikan

petani dapat menghasilkan lebih dari satu produk dalam satu lahan pertanian.

Page 21: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

11

Lampiran 3 menggambarkan lahan pertanian salah satu warga yang menerapakan

sistem budidaya pertanian secara polikultur.

Profil Responden Penelitian

Responden penelitian yang menjadi obyek penelitian ini yaitu petani

komoditas kentang yang mengelola sebidang lahan pertanian kentang pada Desa

Ujung Sampun, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Tabel 3 menunjukkan profil responden yang terlibat penelitian ini.

Tabel 3 Profil Responden Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada dua lahan pertanian yang berbeda. Hasil

penelitian yang dilakukan tidak ada perbedaan aktivitas pertanian dalam

mengelola tanaman komoditas kentang. Akan tetapi, terdapat perbedaan pada

penggunaan waktu bertani dalam satu hari. Petani 1 menghabiskan waktu sekitar 3

sampai 4 jam per hari, sedangkan petani 2 dan 3 menghabiskan waktu sekitar 9

jam per hari dalam mengelola lahan pertaniannya. Hal ini secara tidak langsung

turut mempengaruhi penghasilan yang didapatkan pada masing-masing petani.

pendapatan setiap bulan pada masing-masing petani berbeda. petani 2 dan 3

memiliki pendapatan hampir dua kali lebih besar dari pada petani 1. Hal ini

memberikan gambaran bahwa bisnis pertanian juga memberikan penghasilan yang

cukup mapan.

Analisis Beban Kerja Individu Petani Komoditas Kentang

Perhitungan nilai penggunaan watu kerja efektif (FTE) yang dilakukan

oleh petani komoditas kentang di Desa Ujung Sampun terbagi menjadi dua

penggolongan yaitu penggunaan waktu kerja pada musim tanam dan musim

panen. Penggolongan tersebut menjadi lingkup penelitian terhadap pengembangan

sumber daya petani melalui analisis beban kerja. Adapun rich picture yang

mendefinisikan lingkup analisis beban kerja yang tersaji pada Gambar 4

No Identitas responden Responden petani

Petani 1 Petani 2 Petani 3

1 Usia 45 36 35

2 Jenis kelamin Pria Pria Wanita

3 Pendidikan terakhir S1 S1 S1

4 Posisi pekerjaan Petani pengelola Petani pengelola Petani pengelola

5 Luas lahan pertanian (ha) 3 3 3

7 Alokasi waktu (jam/hari) 4 9 9

8 Pengalaman bertani (tahun) 10 6 6

9 Pekerjaan bertani lainnya Bisnis Tidak ada Tidak ada

10 Status Menikah Menikah Menikah

11 Jumlah tanggungan keluarga 5 5 5

12 Pendapatan perbulan Rp4.000.000 Rp7.000.000 Rp7.000.000

13 Asal kependudukan Kabupaten Karo Kabupaten Karo Kabupaten Karo

Page 22: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

12

Gambar 4 Rich picture aktivitas individu petani komoditas kentang

Aktivitas pertanian terbagi menjadi tiga aktivitas utama yaitu aktivitas pra

tani meliputi kegiatan persiapan umbi, persiapan lahan, dan penanaman; kegiatan

saat tani meliputi kegiatan pemeliharaan tanaman dan persiapan pemanenan;

kegiatan pasca tani meliputi kegiatan pemanenan dan pengiriman komoditas

kentang yang akan di distribusikan kepada rantai pasok selanjutnya yaitu

pengumpul, perusahaan eksportir, maupun pedagang atau pasar induk. Proses ini

merupakan proses berulang mengikuti siklus kegiatan bisnis komoditas kentang.

Adapun perhitungan waktu efektif kerja (FTE) individu petani komoditas kentang

di Kabupaten Karo :

1 Tahun = 360 Hari

Hari non tanam kentang = 0 Hari -

Hari kerja = 360 Hari

Waktu kerja dalam 1 hari = 9 Jam

Total hari bertani = 3240 Jam (9 Jam x 360 Hari)

Faktor efisiensi rata-rata = 70 %

Total jam efektif bertani = 2268 Jam/Tahun; (3240 Jam x 70 %)

189 Jam/Bulan;

47.25 Jam/Minggu;

6.7 Jam/Hari

Perhitungan nilai waktu kerja efektif petani (FTE) ditentukan oleh total waktu

efektif bertani dalam satu tahun. Total waktu efektif bertani didapatkan melalui

perkalian antara jumlah jam bertani dalam satu hari yaitu 9 jam (penggunaan

waktu maksimum responden dalam bertani selama satu hari) dengan jumlah hari

bertani dalam satu tahun yaitu 360 hari. Setelah itu, nilai tersebut dikalikan

kembali dengan waktu kelonggoran (allowance) yang ditentukan oleh (Kep. Men.

PAN Nomor : KEP/75/M.PAN/7/2004) sebesar 70 %. Sehingga didapatkan total

Page 23: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

13

waktu efektif bertani individu dalam satu tahun sebesar 2268 jam/tahun atau

136.080 menit/tahun. Nilai FTE diperoleh yaitu dengan membagi total waktu

bertani (menit) dengan total waktu efektif bertani (menit/tahun). Adapun analisis

beban kerja petani pada Tabel 4

Tabel 4 Perhitungan nilai FTE individu petani kentang

Nilai FTE yang diperoleh individu petani ketang pada musin tanam yaitu

sebesar 0.2442. Sedangkan nilai FTE pada musim panen yaitu sebesar 0.0050.

Perhitungan nilai FTE mengindikasikan bahwa beban kerja aktivitas petani

kentang pada musim tanam memiliki beban kerja yang lebih padat dibandingkan

dengan beban kerja aktivitas petani pada musim panen. Keadaan ini dapat

dioptimalisasi melalui program-program pengembangan petani. Program

pengembangan kegiatan petani dapat dibentuk melalui penyusunan penjadwalan

aktivitas tanam yang sistematis pada saat musim tanam tiba. Hal ini meliputi

pengelolaan waktu tanam yang bersamaan pada masing-masing kecamatan.

No AktivitasVolume

(Kali/Tahun)Waktu dialokasi

Total waktu

digunakan (Menit)FTE

Persiapan Umbi

1 Memilah umbi hasil produksi 3 60 menit 20 0,0001

2 Membelah umbi 2-4 potongan 3 90 menit 30 0,0002

3 Merendam bibit dengan POC 3 620 menit 206,6667 0,0015

4 Penyimpanan umbi 3 2 Bulan 28800 0,2116

5 Sortir umbi yang rusak 6 90 menit 15 0,0001

Persiapan Lahan

1 Mengembangbiakkan pengendali hama 3 90 menit 30 0,0002

2 Membersihkan tanah 3 1080 menit 360 0,0026

3 Membajak lahan yang akan ditanam 3 1440 menit 480 0,0035

4 Pembuatan bedengan dan alur tanam 3 2880 menit 960 0,0071

5 Membuat saluran pembuangan air 3 2160 menit 720 0,0053

6 Menebarkan pengendali hama 3 360 menit 120 0,0009

7 Mencampur pupuk kandang dengan tanah 3 360 menit 120 0,0009

8 Pemasangan musa dan lubang nutrisi 3 1440 menit 480 0,0035

Penanaman

1 Meletakkan satu umbi bibit/lubang 3 1080 menit 360 0,0026

2 Pemberian pupuk buatan 3 720 menit 240 0,0018

Pemeliharaan

1 Mengganti tanamaan yang tidak tumbuh 3 360 menit 120 0,0009

2 Pengkontrolan tanaman 365 21900 menit 60 0,0004

3 Pengaturan ketersediaan air 48 480 menit 10 0,0001

4 Penyiangan 6 360 menit 60 0,0004

5 Pemangkasan bunga 90 4050 menit 45 0,0003

0,2442

No AktivitasVolume

(Kali/Tahun)Waktu dialokasi

Total waktu

digunakan (Menit)FTE

Pemanenan

1 Mengangkat umbi dengan garuk (panen) 3 1440 menit 480 0,0035

2 Memisahkan umbi rindilan dan layak 3 180 menit 60 0,0004

3 Mengemas umbi kedalam karung goni 3 360 menit 120 0,0009

Kegiatan Pasca Panen

1 Pengiriman kentang ke pengumpul 3 60 menit 20 0,0001

0,0050

Musim Tanam

TOTAL FTE MUSIM TANAM

Musim Panen

TOTAL FTE MUSIM PANEN

Page 24: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

14

Kemudian penggunaan waktu musim panen dengan membangun program

peningkatan keterampilan petani terhadap pengolahan produk hilir pada

kolonggaran waktu yang tersedia dalam rangka peningkatan nilai tambah produk

lokal.

Analisis CATWOE

Analisis CATWOE merupakan alat bantu pengingat (mnemotic) supaya

root definition yang dibuat benar-benar menggambarkan sebuah sistem aktivitas

manusia yang relevan. Pada penelitian ini pendekatan analisis CATWOE

dimaksudkan untuk menganalisis situasi problematis petani komoditas Kentang

pada Kabupaten Karo. Adapun pendekatan analisis CATWOE sebagai berikut:,

Yaitu :

a. C (Customers)

Customers merupakan orang yang langsung atau hampir langsung menjadi korban

atau yang akan diutungkan oleh proses transformasi di dalam sebuah organisasi.

Pada penelitian ini, Petani komoditas kentang, penyuluh, gapoktan, pengumpul,

pasar, konsumen, eksportir, pemerintah, dan opinion leader desa. Setiap

komponen peran terlibat sebagai customer terhadap transformasi peningkatan

daya saing petani. Peningkatan daya saing ini difokuskan kepada pengembangan

daya saing petani yang akan berpengaruh terhadap kegiatan binis kentang secara

keseluruhan melalui keadaan sosial yang terjadi pada daerah setempat.

b. A (Actors)

Actors merupakan orang yang melakukan kegiatan dalam rangka pelaksanaan

proses transformasi (T). Pada penelitian ini, peran Actors dilakukan oleh petani

komoditas kentang, penyuluh, gapoktan, pengumpul, pasar, konsumen, eksportir,

pemerintah, dan opinion leader desa. Peran Actors ditunjukan sebagai komponen

pembangunan pertanian dalam meningkatkan produktivitas petani melalui

program-program kerja petani. Program ini dirancang agar komunikasi yang

terbentuk dalam forum dapat terimplentasi terhadap peningkatan produktifitas

petani.

c. T (Transformation)

Transformation adalah proses pengubahan input menjadi output, baik yang

bersifat kongkret maupun abstrak. Input yang terkait dalam transformasi ini yaitu

aktivitas petani dan kondisi sosialnya. Input ini akan ditransformasikan menjadi

output yang terbentuk dari yaitu berupa konsep strategi peningkatan daya saing

individu petani pada daerah setempat melalui pendekatan analisis beban kerja dan

indentifikasi lingkungan sosial.

d. W (Worldview)

Worldview merupakan sudut pandang, kerangka pikir, atau citra yang menjadikan

root definition memiliki makna berarti dalam konteks. Kabupaten Karo, Sumatera

Utara merupakan wilayah potensial terhadap pengembangan komoditas kentang

akan tetapi, pemenuhan target produksi kentang secara regional masih belum

terpenuhi. Oleh karena itu, hal ini perlu dikaji sebagai sudut pandang yang perlu

dikembangkan dalam merancang petani berdaya saing tinggi melalui penerapan

kinerja yang sistematis dan berkompeten dari segi pengetahuan dan keterampilan

petani. Hal ini bertujuan sebagai persiapan dalam menghadapi perkembangan

bisnis yang dinamis.

Page 25: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

15

e. O (Owners)

Orang atau sekelompok orang yang berkuasa atas sistem dan mempunyai

kewenangan untuk menghentikan atau mengubah proses trasnformasi. Pada

penelitian ini, individu yang memiliki kuasa terhadap keterbukaan infomasi yang

tesedia adalah Pemilik lahan pertanian, gapoktan, pasar, pemerintah, petani

kentang. Semua komponen ini yang merupakan orang atau sekelompok orang

yang menentukan terlaksana atau tidak implementasi atas aksi transformasi yang

terbentuk.

f. Kendala lingkungan (Enviromental Constraints)

Lingkungan yang menjadi kendala berlangsungnya proses trasnformasi, seperti

peraturan perundang-undagan, anggaran, dan peraturan lainnya. Pada penelitian

ini, Karakteristik masyarakat setempat (self concept), Birokrasi, Regulasi, dan

Faktor Alam masih berperan sebagai elemen penghambat proses transformasi

yang terbentuk.

Komponen elemen CATWOE yang terbentuk merupakan hasil analisis dari

keadaan sosial yang terjadi pada wilayah sempat. Setiap komponen yang terkait

terangkum pada Tabel 5

Tabel 5 Hasil analisa CATWOE

Elemen CATWOE Komponen penelitian yang terkait

C (Customers) Petani komoditas kentang, penyuluh, gapoktan, pengumpul, pasar,

konsumen, eksportir, pemerintah, opinion leader desa

A (Actors) Petani komoditas kentang, penyuluh, Gapoktan, pengumpul, pasar,

konsumen, eksportir, pemerintah, opinion leader desa

T (Transformation)

Input yang terkait dalam proses ini yaitu individu petani kentang

yang ditransformasikan menjadi Output berupa strategi peningkatan

daya saing petani komoditas kentang

W (World View)

Merancang aktivitas petani dengan kinerja yang optimum guna

membentuk individu petani yang kompetitif dari segi produktifitas

maupun daya saing petani menghadapi bisnis yang dinamis

O (Owner) Pemilik lahan pertanian, gapoktan, pasar, pemerintah, petani kentang

E(Enviromental

Constraints)

Karakteristik masyarakat setempat (self concept), Birokrasi,

Regulasi, dan Faktor Alam

Setiap elemen memiliki peran peting terhadap peningkatan daya saing

petani. Sinergisitas antar komponen sangat diperlukan dalam membangun ragam

program pembangunan bagi petani dan pengembangan bidang pertanian mulai

pada industri hulu sampai hilir. Elemen ini akan terlihat masing-masing perannya

dengan analisis keterkaitan melalui metode interpretive structural modelling yang

akan tersaji pada pembahasan selanjutnya.

Page 26: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

16

Keterkaitan Elemen Peningkatan Daya Saing Petani Melalui Metode

Interpretive Structural Modeling (ISM)

Analisis CATWOE menghasilkan elemen pembentuk peningkatan daya

saing petani. Elemen yang sudah terbentuk selanjutnya dianalisis melalui model

Interpretive Structural Modeling (ISM) untuk diindetifikasi pengaruh dan

keterkaitannya dalam konteks peningkatan daya saing petani kentang di

Kabupaten Karo. Adapun elemen yang dianalisis sebagai berikut:

a. Model ISM pada elemen pelanggan dan aktor

Elemen pelanggan dan aktor memiliki komponen yang saling berkaitan

dengan setiap komponen yang terbentuk, sebagaimana terlihat pada Final

Reachability Matrix (FRM) yang tersaji pada Lampiran 4. FRM yang terbentuk

akan memberikan informasi penempatan level pada setiap elemen dan hubungan

antar elemen yang ada. Adapun diagram pengelompokan elemen pelanggan dan

aktor terlampir pada Lampiran 5. Setiap elemen yang sudah terbentuk masing-

masing perannya akan ditransformasikan dari data numerik menjadi data sajian

kata yang tersaji pada Gambar 5

Gambar 5 Keterkaitan pada elemen pelanggan dan aktor

Keterangan :

: Elemen pendukung

: Elemen saling berhubungan

Gambar 5 menujukan keterkaitan antar elemen pelanggan dan aktor dalam

melakukan proses transformasi. Pada basis pertama, terlihat hubungan antara

penyuluh pertanian, opinion leader desa, dan pemerintah. Hal ini menunjukan

adanya peranan mendasar pada pemerintah maupun penyuluh dan opinion leader

desa dalam melakukan pendekatan terhadap pengembangan pertanian. Peran

mendasar ini dapat ditunjang dengan program-program pembangunan pertanian

yang diadakan oleh pemerintah dan dimediatori oleh tim penyuluh dan opinion

leader desa sebagai mediator program secara efektif. Selanjutnya pada tingkat

kedua terlihat keterkaitan antara petani komoditas kentang, Gapoktan, dan

pengumpul sebagai pemeran selanjutnya dalam melakukan kegiatan transformasi.

elemen ini berperan sebagai pelaku pelaksana program pengembangan petani pada

dunia nyata. Pada tingkat ketiga, pasar, konsumen, dan eksportir merupakan

elemen penerima dampak atas hasil transfromasi yang telah dilaksanakan. Pasar,

Pasar Konsumen Eksportir

Petani komoditas

kentang

Gapoktan Pengumpul

Penyuluh

pertanian

Pemerintah Opinon leader

desa

Page 27: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

17

konsumen,dan eksportir menjadi pemeran akhir terhadap pelaksanaan kegiatan

transformasi ini.

b. Model ISM pada Elemen Transformasi/Perubahan

Elemen transformasi atau perubahan memiliki komponen yang saling

berkaitan dengan setiap komponen yang terbentuk, sebagaimana terlihat pada

Final Reachability Matrix (FRM) yang tersaji pada Lampiran 4. FRM yang

terbentuk akan memberikan informasi penempatan level pada setiap elemen dan

hubungan antar elemen yang ada. Adapun diagram pengelompokan elemen

perubahan terlampir pada Lampiran 5. Setiap elemen yang sudah terbentuk

masing-masing perannya akan ditransformasikan dari data numerik menjadi data

sajian kata yang tersaji pada Gambar 6

Gambar 6 Keterkaitan pada elemen transformasi

Keterangan:

: Elemen pendukung

: Elemen saling berhubungan

Gambar 6 menujukan keterkaitan antar elemen transformasi yang menjadi

langkah dalam mengelola aktivitas petani yang efektif dan efisien. Tingkat

mendasar berada pada elemen penyuluh pertanian yang berperan aktif dalam

mengayomi dan memberikan informasi kepada petani setempat. Pada elemen ini,

penyuluh memiliki peran sebagai mediator pembangunan informasi atas program

pengembangan pertanian. Elemen penyuluh diharapkan mampu memberikan

stimulasi kepada petani dalam meningkatkan peran aktifnya terhadap program

yang diselanggarakan oleh Gapoktan. Gapoktan dapat menjadi wadah bagi petani

dalam memahami dan mengelola setiap isu pertanian yang berlangsung. Dalam

hal ini, pengadaan program dari Gapoktan dapat berupa peningkatan ketepatan

waktu tanam dengan penjadwalan waktu tanam yang tepat dan peningkatan

kegiatan waktu panen melalui aktivitas industri hilir menjadi hal yang saling

berhubungan dalam pengelolaan beban kerja petani yang efektif dan efisien serta

didukung oleh penanganan distribusi pasca panen sesuai dengan praktik GMH

(Good Material Handling).

c.Model ISM pada Elemen Kerangka Pikir

Elemen kerangka pikir memiliki komponen yang saling berkaitan dengan

setiap komponen yang terbentuk, sebagaimana terlihat pada Final Reachability

Penanganan distribusi pasca panen sesuai dengan praktik Good Material Handling

Peningkatan ketepatan waktu tanam

dengan penjadwalan waktu tanam

yang tepat

Peningkatan kegiatan waktu

panen melalui aktivitas industri

hilir

Peran aktif petani terhadap program yang diselenggarakan oleh Gapoktan

Penyuluh pertanian berperan aktif dalam mengayomi dan memberikan informasi

kepada petani setempat

Page 28: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

18

Matrix (FRM) yang tersaji pada Lampiran 4. FRM yang terbentuk akan

memberikan informasi penempatan level pada setiap elemen dan hubungan antar

elemen yang ada. Adapun diagram pengelompokan elemen kerangka pikir

terlampir pada Lampiran 5. Setiap elemen yang sudah terbentuk masing-masing

perannya akan ditransformasikan dari data numerik menjadi data sajian kata yang

tersaji pada Gambar 7

Gambar 7 Keterkaitan pada elemen kerangka pikir

Keterangan:

: Elemen pendukung

: Elemen saling berhubungan

Pada model optimasi elemen kerangka pikir ini, terdapat serangkaian

rancangan pemikiran dalam mendukung pencapaian petani berdaya saing secara

berkelanjutan. Peningkatan kualitas SDM menjadi hal utama dalam meningkatkan

daya saing petani terhadap perkembangan bisnis pertanian. Peningkatan kualitas

SDM dapat didukung melalui program-program pemerintah maupun swadaya

untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi pada petani. Kreativitas dan inovasi

petani akan memberikan pengaruh kepada peningkatan kualitas dan nilai tambah

komoditas kentang yang dihasilkan. Hal ini juga memberikan kemudahan

terhadap akses pemanfaatan sumber daya dan pasar bagi petani. Kemudahan

tersebut secara tidak langsung telah memberikan nilai lebih bagi petani dalam

berkontribusi terhadap pembangunan pertanian wilayah setempat dan peningkatan

kesejahteraan petani. kesejahteraan ini menjadi potret bahwa petani telah siap

menghadapi tantangan bisnis mendatang. Hal ini juga didukung oleh program

pengembangan kemampuan petani dan peran stakeholder sesuai dengan

perkembangan bisnis yang terjadi.

d.Model ISM pada Elemen Pemilik

Elemen pemilik memiliki komponen yang saling berkaitan dengan setiap

komponen yang terbentuk, sebagaimana terlihat pada Final Reachability Matrix

(FRM) yang tersaji pada Lampiran 4. FRM yang terbentuk akan memberikan

informasi penempatan level pada setiap elemen dan hubungan antar elemen yang

Siap menghadapi perkembangan bisnis yang dinamis

Peningkatan kesejahteraan petani

Peningkatan akses terhadap sumberdaya dan pasar bagi petani

Peningkatan kualitas komoditas kentang

Peningkatan kreativitas dan inovasi pada petani

Peningkatan kualitas SDM petani

Page 29: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

19

ada. Adapun diagram pengelompokan elemen pemilik terlampir pada Lampiran 5.

Setiap elemen yang sudah terbentuk masing-masing perannya akan

ditransformasikan dari data numerik menjadi data sajian kata yang tersaji pada

Gambar 8

Gambar 8 Keterkaitan antar elemen pemilik

Keterangan:

: Elemen pendukung

: Elemen saling berhubungan

Pada gambar 8, pemilik lahan pertanian memiliki peran dalam menentukan

kewanangan atas implementasi suatu transformasi. pemilik lahan pertanian

memiliki hubungan pada keanggotaan Gapoktan. Gapoktan menjadi wadah bagi

para pemilik lahan untuk berdiskusi bersama dan menentukan suatu kesepakatan

bersama. Selain itu, peran Gapoktan juga turut memiliki kekuatan suara karena

berhubungan dengan kumpulan antar pemilik lahan pertanian. Keputusan yang

disepakati besama dapat memberikan dampak kepada petani penggarap, pasar,

atau bahkan pemerintah jika memang keputusan ini memiliki kepentingan yang

baik dalam memajukan pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.

e.Model ISM pada Elemen Kendala Lingkungan

Elemen kendala lingkungan memiliki komponen yang saling berkaitan

dengan setiap komponen yang terbentuk, sebagaimana terlihat pada Final

Reachability Matrix (FRM) yang tersaji pada Lampiran 4. FRM yang terbentuk

akan memberikan informasi penempatan level pada setiap elemen dan hubungan

antar elemen yang ada. Adapun diagram pengelompokan elemen kendala

lingkungan terlampir pada Lampiran 5. Setiap elemen yang sudah terbentuk

masing-masing perannya akan ditransformasikan dari data numerik menjadi data

sajian kata yang tersaji pada Gambar 9

Pasar Pemerintah Petani kentang

(petani penggarap)

Anggota Gapoktan

Pemilik lahan pertanian (Petani Pemilik)

Page 30: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

20

Gambar 9 Keterkaitan antar elemen kendala lingkungan

Keterangan:

: Elemen pendukung

: Elemen saling berhubungan

Pada level satu dapat terlihat bahwa karakteristik masyarakat setempat

masih menjadi elemen kendala lingkungan. masyarakat masih sulit untuk

menerima beberapa komoponen transformasi untuk perkembangan pada lahan

pertaniannya. Hal ini tentunya dilatarbelakangi oleh bebagai faktor seperti faktor

pandangan masyarakat setempat yang masih sulit menerima pengaruh dari pihak

yang belum dikenalnya. Pemerintah yang masih mementingkan kepentingan

golongan dan kesulitan dalam birokrasi dan regulasi juga menjadi kendala lainnya

dalam petani setempat. Dukungan pemerintah ini turut berdampak kepada

pengembangan kegiatan bisnis pertanian saat ini diantaranya keterbatasan petani

pada pengetahuan dan perkembangan IPTEK serta gangguan eksternal terkait

penanganan faktor alam (Cuaca dan Iklim).

Implikasi Manajerial

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peta implikasi manajerial dari

analisis beban kerja individu komoditas kentang di Desa Dolat Rakyat, Kabupaten

Karo, Sumatera Utara secara rinci dapat dilihat pada Gambar 10

Karakteristik masyarakat setempat (Self concept)

Faktor Alam (Cuaca dan Iklim)

Regulasi Pemerintah Kesulitan dalam Birokrasi

Keterbatasan pada pengetahuan dan

perkembangan IPTEK

Page 31: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

21

Continuous improvement

Gambar 10 Bagan Alir Implikasi manajerial peningkatan daya saing petani

Implikasi manajerial terbentuk pada kerangka pikir yang ingin

dikembangkan pada hasil tranformasi yang diharapkan. Kerangka pikir utama

yang menjadi basis proses transformasi ini adalah peningkatan kualitas sumber

daya petani terkait pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mendukung. Proses

kerangka pikir ini, melibatkan serangkaian komponen pertanian yang

berhubungan. yaitu, aktor sebagai pelaku utama dalam melakukan kegiatan

transformasi maupun pelanggan sebagai pihak yang berdampak atas terjadinya

proses transformasi ini. Pemahaman yang terbentuk pada setiap komponen aktor

dan pelanggan merupakan input transformasi untuk mengawali setiap langkah

perubahan yang akan dilakukan.

Proses transformasi merupakan proses utama dalam menerapkan

perubahan kedalam keadaan nyata kondisi pertanian saat ini. Dalam pelaksanaan

proses transfromasi, terdapat komponen Pemilik dan kendala lingkungan yang

menjadi penentu dalam penerapan proses transformasi ini. Pemilik sebagai pihak

yang memiliki kewenangan untuk menghentikan dan mengubah proses

transformasi. Sedangkan Kendala lingkungan yaitu hal-hal yang menjadi

penghambat terhadap penerapan transfromasi ini. Adapun aspek transformasi yang

terbentuk pada hasil analisis penelitian ini, yaitu:

a. Penyuluh berperan aktif dalam mengayomi dan memberikan informasi kepada

petani setempat. Pada aspek ini, Penyuluh turut berperan sebagai mediator

informasi antara petani dengan komponen yang terkait. Kesejahteraan dan

dukungan pengembangan bagi penyuluh sangat dibutuhkan untuk

meningkatkan kinerja dan kepercayaan sebagai mediator informasi daerah

setempat.

INPUT

Kerangka Pikir

Peningkatan

kualitas

sumberdaya

petani

Pelanggan

Petani kentang

Aktor

Stakehoder

pertanian

kentang

PROSES

Kendala

Lingkungan

Karakteristik

masyarakat Pemilik

Petani pemilik lahan

Elemen

Perubahan

Peran aktif

penyuluh

sebagai aktor

pembangkit

pertanian

setempat

OUTPUT

Tersedianya program pengembangan petani

secara sistematis

OUTCOME

Implementasi program pengembangan

petani yang merata setiap kecamatan

BENEFIT

Peningkatan produktivitas dan kestabilan

pencapaian target produksi komoditas

kentang

IMPACT

Peningkatan daya saing petani kentang dalam

menghadapi keadaan binsis yang dinamis

Analisis beban

kerja petani

kentang

Page 32: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

22

b. Peran aktif petani terhadap program yang diselanggarakan oleh Gapoktan.

Gapoktan menjadi wadah bagi petani untuk mengembangkan diri dan pusat

informasi petani. Oleh karena itu, kesadaran petani terhadap partisipasi pada

Gapoktan sangat diperlukan terhadap pengembangan pengetahuan dan

ketereampilan petani.

c. Peningkatan waktu tanam dengan penjadwalan waktu tanan yang sesuai.

Penjadwalan waktu tanam yang sesuai diharapkan mampu meningkatkan

kemerataan terhadap hasil produksi komoditas hasil pertanian pada areal

tertentu. Hal ini tentunya dapat menjadi bagian pada program Gapoktan untuk

mengembangkan kemerataan hasil produksi.

d. Peningkatan kegiatan waktu panen melalui aktivitas indutri hilir. Peningkatan

aktivitas industri hilir diharapkan mampu menunjang petani dalam

meningkatkan nilai tambah pada komoditas yang telah dihasilkan. Hal ini

merupakan peningkatan kemampuan petani untuk lebih mandiri dan keratif.

e. Penanganan distribusi pasca panen sesuai dengan GNH (Good Material

Handling). hal ini terkait dengan distribusi produk pertanian dengan

penanganan kualitas yang baik. Hal ini tentunya dengan didukung oleh

pelatihan program pertanian mengenai penerapan GNH (Good Material

Handling) khususnya pada komoditas kentang.

Pada setiap aspek penerapan transformasi ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi tehadap peningkatan daya saing petani dan produktivitas komoditas

kentang yang berkelanjutan. Hal ini juga perlu didukung pada tindakan contionus

improvement agar setiap komponen perubahan yang ingin dicapai dapat mengikuti

setiap perkembangan bisnis yang sedang terjadi saat ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian terhadap strategi peningkatan daya saing petani komoditas

ketang melalui analisis beban kerja menyimpulkan bahwa (1) aktivitas petani

kentang memiliki beban kerja 49 kali lipat lebih besar pada aktivitas musim tanam

dibandingkan aktivitas pada musim panen, (2) situasi problematis petani kentang

pada Kabupaten Karo masih memperlukan program-program pengembangan

pertanian yang mengacu kepada peran stakeholders dalam mendukung program

petani setempat, (3) analisis keterkaitan elemen penciptaan daya saing petani

memberikan gambaran mengenai peningkatan kualitas sumberdaya petani menjadi

peran dasar terhadap transformasi peningkatan kemampuan daya saing petani

secara berkelanjutan.

Page 33: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

23

Saran

Saran penelitian mengenai strategi peningkatan daya saing petani komoditas

ketang melalui analisis beban kerja, sebagai berikut: (1) saran untuk Petani

wilayah setempat, Petani dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi diri

dalam bertani dan berwirausaha melalui sikap proaktif terhadap perkembangan

lingkungannya. Sikap proaktif petani terhadap situasi pertanian terkini dan

program-program pertanian yang telah disediakan baik pada pemerintah maupun

stakeholder terkait diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan

pribadi petani yang unggul untuk menuju pertanian yang mandiri secara

berkelanjutan, (2) saran untuk Pemerintah dan Stakeholders Terkait, Pemerintah

dan Stakeholders terkait diharapkan aktif terhadap pengembangan aktivitas petani

melalui pembinaan, pelatihan, dan pengabdian terhadap petani dan perkembangan

lingkungan setempat, (3) saran untuk Peneliti, Peneliti selanjutnya diharapkan

dapat melakukan penelitian lebih lanjut guna melengkapi dan menyempurnakan

data penelitian terdahulu. Penelitian selanjutnya dapat mengfokuskan penelitian

pada analisis beban kerja komoditas kentang pada daerah potensial lainnya atau

komoditas sayuran yang berbeda pada regional tertentu.

Daftar Pustaka

[BPS Karo] Badan Pusat Statistik Karo. 2013. Karo dalam Angka 2013. Karo

(ID): BPS Karo.

[BPS Karo] Badan Pusat Statistik Karo. 2010. Karo dalam Angka 2010. Karo

(ID): BPS Karo.

[BPS Prov. Sumatera Utara] Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2012.

Statistik Tanaman Hortikultura Sumatera Utara Tahun 2012. Medan (ID): BPS

Sumatera Utara.

Fitrianti. 2012. Rekontruksi Daya Saing UMKM Industri Kreatif Berbasis Tiga

Tingkat Kerangka Kelembagaan (Sebuah Aplikasi Riset Tindakan berbasis

Soft Systems Methodology) [disertasi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.

Hardjosoekarto S. 2012. Soft System Methodology. Depok (ID): UI Pr.

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. 2004.

Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam

Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil (Kep. Men. PAN Nomor :

KEP/75/M.PAN/7/2004). Jakarta (ID): Kementerian Pendayagunaan Aparatur

Negara RI

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pelaksanaan Analisis

Beban kerja (Workload Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan

Peraturan Menteri Keuangan No.140/PMK.01/2006. Jakarta (ID): Peraturan

Menteri Keuangan.

Page 34: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

24

Putri. 2013. Analisis Beban Kerja Stakeholders dalam Aktivitas Rantai Pasok

Komoditas Kentang Di Berastagi, Sumatera Utara [skripsi]. Bogor (ID):

Institut Pertanian Bogor.

Raeesi R, Dastranj M, Mohammadi S, dan Rasouli E. 2013. Understanding the

Interactions among the Barriers to Entrepreneurship Using Interpretive

Structural Modeling. International Journal of Business and Management.

[internet].[diunduh 2014 Januari 30]; 8(13): 56-72. Tersedia pada:

http://dx.doi.org/10.5539/ijbm.v8n13p56

Rangkuti F. 1998. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID):

Gramedia Pustaka Utama.

Singh MD, dan Kant R. 2008. Knowledge management barriers: An interpretive

structural modeling approach. International Journal of Management Science

and Engineering Management. [internet].[diunduh 2014 Januari 30]; 1(3): 141-

150. Tersedia pada: http:// www.ccsenet.org/ijbm

Thakkar J, Kanda A, dan Deshmukh SG. 2008. Interpretive structural modeling

(ISM) of IT-enablers for Indian manufacturing SMEs. Information

Management & Computer Security. [internet]. [diunduh 2014 Januari 30];

1(16): 113-136. Tersedia pada: http://dx.doi.org/10.1108/09685220810879609

Umar. 2001. Strategic Management in Action: Konsep, Teori, dan Teknis

Menganalisis Manajemen Strategis Berdasarkan Konsep Michael R Porter,

Freed R David, dan Wheelen-Hunger. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka

Utama.

Umar. 2005. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta (ID):

Gramedia Pustaka Utama.

Wang G, Wang Y, dan Zhao T. 2008. Analysis of interactions among barriers to

energy saving in China. Energy Policy. [internet]. [diunduh 2014 Januari 30];

1(36): 1879-1889. Tersedia pada: http: //dx.doi.org/10.1016/

j.enpol.2008.02.006

Page 35: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

25

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Kuesioner Analisis Beban Kerja

Kuesioner Analisis Beban Kerja

Analisis Beban Kerja Individu pada Aktivitas Petani Komoditas Kentang

di Kabupaten Karo, Sumatera Utara

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Kepada Yth,

Bapak/ Ibu tenaga pertanian komoditas kentang di tempat.

Dengan hormat,

Saya ucapkan terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam membantu mengisi

kuesioner ini dengan baik dan benar. Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian

dalam penyusunan Skripsi yang berjudul “Strategi Peningkatan Daya Saing Individu

Petani Komoditas Kentang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara ”, yang disusun oleh :

Nama : Uzman Hilvan Mahani

NIM : H24100095

Departemen : Manajemen

Nomor Telepon : 085691277926

Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan penelitian. Oleh karena itu, penulis

berharap agar pernyataan-pernyataan yang dijelaskan dapat dijawab secara jujur dan

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan bagi dinas pertanian untuk terus berkembang dan semakin produktif.

Atas ketersediannya menjawab pertanyaan koesioner ini, penulis mengucapkan

terimakasih.

Petunjuk : Isilah titik-titik dengan keterangan yang sesuai. Atau berilah Silang

pada pertanyaan pilihan ganda. (X)

I. Identitas Responden

Nama Responden : ..........................................

Usia : .......................................... Tahun

Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Wanita

Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c.SMA/SMK

d. Diploma e. S1 f. Lainnya……..

Posisi Pekerjaan : ...................................... (Misal : Petani, Pengelola, Dst)

Pengalaman bertani : ................Tahun ................Bulan

pekerjaan tani lainnya : ........................................ (Misal : Peternakan, Dst)

Status pernikahan : a. Menikah b. Belum menikah

Jumlah tanggungan keluarga

(termasuk diri sendiri) : ..........................................Orang

kepemilikan lahan pertanian : a. Milik Sendiri b. Menggarap milik orang lain

luas lahan pertanian : ± ................................... Hektar

Pendapatan/bln dari bertani : ± Rp..................................

usaha lain selain bertani : .......................................... (Misal : berdagang, Dst)

pendapatan usaha selain bertani : ± Rp..................................

Page 36: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

26

Lanjutan Lampiran 1

II. Daftar work sampling individu

Nama / Wilayah : .........................................

Tanggal : .........................................

Waktu* Daftar kegaiatan yang dilakukan oleh petani dalam satu minggu

senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

05.00

05.30

06:00

06:30

07:00

07:30

08:00

09:00

09:50

10:00

10:10

10:20

10:30

10:40

10:50

11:00

11:10

11:20

11:30

11:40

* Waktu dapat menyesuaikan sesuai dengan kegiatan yang berlangsung

Page 37: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

27

Lanjutan Lampiran 1

* Waktu dapat menyesuaikan sesuai dengan kegiatan yang berlangsung

Waktu* Daftar kegaiatan yang dilakukan oleh petani dalam satu minggu

senin selasa rabu kamis jumat sabtu Minggu

11:50

12:00

12:10

12:20

12:30

12:40

12:50

13:00

13:10

13:20

13:30

13:40

13:50

14:00

14:10

14:20

14:30

14:40

14:50

15:00

15:30

16:00

17:30

18:00

Page 38: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

28

Lanjutan Lampiran 1

III. Pertanyaan Tambahan

1. Berapa jumlah petani dalam menangani satu lahan pertanian (….....ha/m) dan

bagaimana pembagian tugasnya masing-masing dalam 1 lahan tersebut?

Jawaban :

…............................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

......................................................................................................

2. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana definisi petani yang sukses itu ?

Jawaban :

…............................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

........................................................................................................

3. Apa saja kendala Bapak/Ibu, Selama bertani sayuran dataran tinggi di Berastagi,

Kab.Karo, Sumatera Utara ?

Jawaban :

…............................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

........................................................................................................

Page 39: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

29

Lampiran 2 Kuesioner Interpretative Structural Modeling

Page 40: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

30

Lanjutan Lampiran 2

Page 41: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

31

Lanjutan Lampiran 2

Page 42: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

32

Lanjutan Lampiran 2

Page 43: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

33

L

ampir

an 3

Den

ah l

ahan

per

tania

n d

i D

esa

Uju

ng S

ampun

Page 44: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

34

Lampiran 4 Final Reachability Matrix (FRM) pada setiap elemen CATWOE

1. Final Reachability Matrix (FRM) pada elemen aktor dan pelanggan

Pada tabel FRM ini, elemen aktor dan pelanggan memiliki keterkaitan

antar elemen pembentuk yang sama. Elemen 5, 6, dan 7 menempatkan posisi

elemen dasar yang berada pada level 1. Elemen 1, 2, dan 4 menematkan posisi

level 2. Kemudian, Elemen 3, 8, dan 9 menempatkan posisi level 3.

2. Final reachability matrix (FRM) pada elemen transformasi

Transformation

Elements 1 2 3 4 5

Driving

Power

1 1 1 1 1 1 5

2 0 1 1 1 1 4

3 0 0 1 1 0 2

4 0 0 1 1 0 2

5 0 0 0 0 1 1

Dependence 1 2 4 4 3

Elemen transformasi terdiri dari 5 (lima) elemen pembentuk. Elemen 5

menempatkan posisi elemen dasar yang berada pada level 1. Elemen 3 dan 4

menempatkan posisi level 2. Elemen 2 menempatkan posisi level 3 dan elemen 1

menempatkan posisi level 4.

Actors and

Customers

Elements

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Driving

power

1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6

2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6

3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

4 1 1 0 1 1 1 1 0 0 6

5 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3

6 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3

7 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3

8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

Dependence 6 6 3 6 9 9 9 3 3

Page 45: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

35

Lanjutan Lampiran 4

3. Final reachability matrix (FRM) pada elemen kerangka pikir

Elemen 6 menempatkan posisi elemen dasar yang berada pada level 1. Elemen 4

menempatkan posisi level 2. Elemen 3 menempatkan posisi level 3. Elemen 2

menempatkan posisi level 4. Kemudian, pada elemen 5 menempati level 5 dan elemen 1

menempati level 6.

4. Final reachability matrix (FRM) pada elemen pemilik

Elemen transformasi terdiri dari 5 (lima) elemen pembentuk. Elemen 3, 4, dan 5

menempatkan posisi elemen dasar yang berada pada level 1. Elemen 2 menempatkan

posisi level 2. Elemen 1 menempatkan posisi level 3.

5. Final reachability matrix (FRM) pada elemen pemilik

Elemen transformasi terdiri dari 5 (lima) elemen pembentuk. Elemen 5 dan 2

menempatkan posisi elemen dasar yang berada pada level 1. Elemen 4 dan 3

menempatkan posisi level 2. Elemen 1 menempatkan posisi level 3.

Worldview

Elements 1 2 3 4 5 6

Driving

Power

1 1 1 1 1 1 1 6

2 0 1 1 1 0 1 4

3 0 0 1 1 0 1 3

4 0 0 0 1 0 1 2

5 0 1 1 1 1 1 5

6 0 0 0 0 0 1 1

Dependence 1 3 4 2 5 6

Owners

Elements 1 2 3 4 5

Driving

Power

1 1 1 1 1 1 5

2 0 1 1 1 1 4

3 0 0 1 0 0 1

4 0 0 0 1 0 1

5 0 0 0 0 1 1

Dependence 1 2 3 3 3

Environmental

Constraints 1 2 3 4 5

Driving

Power

1 1 1 1 1 0 4

2 0 1 0 0 0 1

3 0 1 1 1 0 3

4 0 1 1 1 0 3

5 0 0 0 0 1 1

Dependence 1 4 3 3 1

Page 46: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

36

Lampiran 5 Diagram pengelompokan elemen pembentuk peningkatan daya saing petani

I.Diagram pengelompokan elemen aktor dan pelanggan

II. Diagram pengelompokan elemen perubahan

Page 47: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

37

Lanjutan Lampiran 5

III. Diagram pengelompokan elemen kerangka pikir

VI. Diagram pengelompokan elemen pemilik

V. Diagram pengelompokan elemen kendala lingkungan

Page 48: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING PETANI KOMODITAS KENTANG ... · Profil responden penelitian 11 4. Perhitungan nilai FTE individu petani kentang 13 5. Hasil analisa CATWOE 15 . DAFTAR

38

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 7 Februari 1993 dari ayah

Mahmudin dan ibu Zuryani. Penulis adalah putra ketiga dari tiga bersaudara.

Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 113 Jakarta dan pada tahun yang sama

penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB dan diterima di Depatmenen Manajemen, Fakultas Ekonomi

dan Manejemen.

Selama mengikuti perkuliahan, Penulis aktif dalam berorganisasi. Penulis

pernah menjadi staf On The Job Trainning dengan Himpro Centre of Management

(COM@) divisi informasi dan teknologi tahun 2011, staf Public Relation Centre

of Management (COM@) periode 2011/2012, Dewan Komisaris Centre of

Management (COM@) periode 2012/2013. Selain itu, beberapa kepanitiaan diluar

kegiatan Himpro juga turut dijalaninya seperti staf divisi acara untuk kegiatan

Bogor Art Festival 2011 dan Extravaganza 2012 yang di selanggarakan oleh BEM

FEM IPB serta kepanitaan yang diadakan oleh kerjasama perusahaan eksternal

seperti Unilever, Care Plus Indonesia, MSIG, dst.

Penulis juga senang mengikuti kompetisi dalam bidang seni dan

kreativitas. Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain ialah Juara I

Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI 2012) cabang Aerobik, Juara IV ajang olahraga

tingkat fakultas Sportakuler 2013 cabang Aerobik, Lima besar finalis Duta Anti

Narkoba TPB IPB 2011, Lima besar finalis Duta Fakultas Ekonomi dan

Manajemen 2011, dan Lima besar tim finalis kompetisi marketing I-motion UI

2013. Penulis berharap untuk karir selanjutnya untuk terus berprestasi dan

mengembangkan potensi diri salah satunya adalah menjadi seorang seniman yang

mendunia.