karakterisasi morfologi beberapa genotipe … · kentang (solanum tuberosum) merupakan salah satu...

39
KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE KENTANG (Solanum tuberosum) YANG DIBUDIDAYAKAN DI INDONESIA YUDI SLAMET HIDAYAT DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: vodung

Post on 22-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE

KENTANG (Solanum tuberosum) YANG DIBUDIDAYAKAN

DI INDONESIA

YUDI SLAMET HIDAYAT

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya
Page 3: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi

Morfologi Beberapa Genotipe Kentang (Solanum tuberosum) yang

Dibudidayakan di Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Yudi Slamet Hidayat

NIM A24090019

Page 4: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

ABSTRAK

YUDI SLAMET HIDAYAT. Karakterisasi Morfologi Beberapa Genotipe

Kentang yang Dibudidayakan di Indonesia. Dibimbing oleh DARDA EFENDI

dan SULASSIH.

Penelitian dilaksanakan di Cikajang Garut Jawa Barat dari bulan Maret

2013 sampai Juli 2013. Tujuan penelitian ini adalah melakukan karakterisasi

vegetatif dan generatif pada beberapa genotipe kentang yang dibudidayakan di

Indonesia secara kualitatif dan kuantitatif. Genotipe kentang yang digunakan

terdiri dari tiga pembanding (Granola, Atlantic, Sulawesi Selatan) dan tujuh

genotipe uji (Intan, Bengkulu, Jambi, Bukit Tinggi, Wonosobo, Blis, dan

Mikraset). Pengamatan terdiri tinggi tanaman, batang (diameter dan warna), daun

(jumlah, warna, bentuk, dan ukuran daun), bunga (waktu berbunga, bentuk, dan

warna), waktu panen, umbi (jumlah, bobot, bentuk, ukuran, warna, dan kadar air).

Hasil penelitian menunjukkan genotipe Jambi dan Intan memiliki hasil yang lebih

tinggi daripada pembanding. Sepuluh genotipe kentang yang digunakan terbagi

kedalam 3 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari Jambi, Atlantic, Bukit

Tinggi, dan Mikraset. Kelompok kedua terdiri dari Granola, Intan, Sulawesi

Selatan, Blis dan Wonosobo. Kelompok ketiga adalah kelompok yang tidak

mempunyai kesamaan dengan ketiga pembanding yaitu Bengkulu. Genotipe

Bengkulu memiliki warna batang ungu muda dan warna kulit umbi merah

sehingga berpotensi untuk dilakukan pendaftaran varietas.

ABSTRACT

YUDI SLAMET HIDAYAT. Morphological Characterization of Some Genotypes

of Potato Cultivated in Indonesia. Supervised by DARDA EFENDI and

SULASSIH.

The research was conducted at Cikajang Garut West Java from March

2013 until July 2013. The purpose of this research is characterize of vegetative

and generative character some genotypes of potato cultivated in Indonesia

qualitatively and quantitatively. The genotypes of Potato used consisted of three

comparator (Granola, Atlantic, South Sulawesi) and seven tested genotypes

(Intan, Bengkulu, Jambi, Bukit Tinggi, Wonosobo, Blis, and Mikraset).

Observations consist of a plant height, stem (diameter and color), leaves (number

of leaves, color, shape, and size), flowers (flowering time, shape, and color), time

of harvest, tubers (the number of tuber, weight, shape, size, color, and moisture

content). The research result showed genotype Jambi and Intan has a higher yield

than the comparison. Ten genotypes of potato that is used is divided into 3 groups.

The first group consists of Jambi, Atlantic, Bukit Tinggi, and Mikraset. The

second group consists of Granola, Intan, South Sulawesi, Blis and Wonosobo. The

third group is a group that does not have in common with the three comparator

namely Bengkulu. Genotypes Bengkulu have the purple stem and red skin of

tuber, so it can potentially to do registration of varieties.

Page 5: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE

KENTANG (Solanum tuberosum) YANG DIBUDIDAYAKAN

DI INDONESIA

YUDI SLAMET HIDAYAT

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya
Page 7: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

Judul Skripsi : Karakterisasi Morfologi Beberapa Genotipe Kentang (Solanum

tuberosum) yang Dibudidayakan di Indonesia

Nama : Yudi Slamet Hidayat

NIM : A24090019

Disetujui oleh

Dr Ir Darda Efendi, MSi

Pembimbing I

Sulassih, SP MSi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

Judul Skripsi: Karakterisasi Morfologi Beberapa Genotipe Kentang (Solanum ruberosum) yang Dibudidayakan di Indonesia

Nama : Yudi Slamet Hidayat NIM : A240900 19

Disetujui oleh

~-Dr Ir Darda Efendi, MSi Sulassih, SP MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Tanggal Lulus: ? ' I ""\'\A .., I- 4

Page 9: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai Juli 2013 ini

ialah karakterisasi, dengan judul Karakterisasi Morfologi Beberapa Genotipe

Kentang (Solanum tuberosum) yang Dibudidayakan di Indonesia, dilaksanakan di

daerah Cikajang Kabupaten Garut.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Darda Efendi, MSi dan

Sulassih, SP MSi sebagai dosen pembimbing skripsi atas kesabaran dalam

memberikan bmbingan dan pengarahan selama penelitian dan pembuatan skripsi;

kepada Prof. Dr. Ir. G.A. Wattimena, MSc selaku dosen penguji, Ir. Is Hidayat

Utomo, MS.Alm selaku dosen pembimbing akademik selama tujuh semester, Dr.

Ir. Heni Purnamawati selaku Ketua Program Studi, dan Dr. Ir. Agus Purwito,

MSc.Agr selaku Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura. Ungkapan terima

kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan teman-teman

atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga Karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Yudi Slamet Hidayat

Page 10: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Hipotesis 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Morfologi Tanaman Kentang 2

Syarat Tumbuh Tanaman Kentang 3

Varietas Tanaman Kentang 3

BAHAN DAN METODE 4

Waktu dan Tempat 4

Bahan dan Alat 4

Metode penelitian 5

Pelaksanaan Penelitian 5

Pengamatan 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 8

Karakter Kualitatif 8

Pendugaan Kekerabatan Berdasarkan Karakter Kualitatif 10

Karakter Kuantitatif 10

Pertumbuhan Vegetatif 10

Pertumbuhan Generatif 12

Hama dan Penyakit Tanaman 14

SIMPULAN DAN SARAN 15

Simpulan 15

Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 18

Page 11: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

DAFTAR TABEL

1 Pengaruh genotipe terhadap pertumbuhan vegetatif kentang 11

2 Pengaruh genotipe terhadap pertumbuhan generatif kentang 14

DAFTAR GAMBAR

1 Susunan daun kentang 6 2 Bentuk anak daun kentang 6 3 Bentuk kelopak bunga kentang 6 4 Bentuk mahkota bunga kentang 7

5 Bentuk umbi kentang 7 6 Karakter kualitatif kentang 9 7 Dendrogram 10 genotipe kentang berdasarkan karakter kualitatif

(warna batang, warna daun, bentuk daun, warna kulit umbi, warna

daging umbi, dan bentuk umbi) 10 8 Hama dan penyakit tanaman kentang; (a) ulat buah tomat (Helicoverpa

armigera Hubn.), (b) hawar daun (Phytopthora infestans), dan (c) layu

(Ralstonia solanacearum) 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Deskripsi kentang Jambi 18

2 Deskripsi kentang Atlantic 19

3 Deskripsi kentang Bukit Tinggi 20

4 Deskripsi kentang Mikraset 21

5 Deskripsi kentang Granola 22

6 Deskripsi kentang Intan 23

7 Deskripsi kentang Blis 24

8 Deskripsi kentang Sulawesi Selatan 25

9 Deskripsi kentang Wonosobo 26

10 Deskripsi kentang Bengkulu 27

Page 12: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak

dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya kentang

di Indonesia dilakukan di dataran tinggi antara 800–1800 m dpl oleh petani skala

kecil. Konsumsi kentang di Indonesia baik sebagai sayuran maupun olahan setiap

tahun semakin meningkat. Menurut Samadi (2007) peningkatan konsumsi dan

permintaan pasar terhadap komoditas kentang seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk setiap tahunnya. Menurut BPS (2013) konsumsi rumah tangga kentang

periode tahun 2002–2012 rata rata meningkat sebesar 1.76% setiap tahunnya.

Peningkatan terbesar terjadi pada tahun 2007 dimana konsumsi kentang naik

sekitar 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya penurunan konsumsi

kentang terjadi pada tahun 2009 sebesar 15.38%. Tahun 2012 konsumsi kentang

sebesar 1.46 kg kapita-1

tahun-1

.

Peningkatan produksi seharusnya sejalan dengan peningkatan permintaan

kentang di Indonesia, hal tersebut agar kebutuhan akan komoditas tanaman

kentang dapat terpenuhi. Menurut BPS (2012) terjadi penurunan produksi kentang

dari tahun 2009 sampai dengan 2011, produksi tahun 2009 mencapai 1.17 juta

ton, tahun 2010 menurun menjadi 1.06 juta ton, dan pada tahun 2011 produksi

kentang mencapai 955.48 ribu ton. Terjadi peningkatan produksi pada tahun 2012

tetapi masih lebih rendah dari tahun 2009 yaitu mencapai 1.09 juta ton.

Penurunan produksi tersebut salah satunya disebabkan oleh rendahnya

produktivitas suatu varietas kentang yang dibudidayakan, serta kurang tahan

terhadap serangan hama dan penyakit. Varietas kentang yang banyak

dibudidayakan saat ini adalah kentang Granola untuk sayur dan Atlantic untuk

olahan. Menurut Setiadi (2009) dari ketiga golongan kentang yaitu kentang

kuning, merah, dan putih yang paling disukai adalah kentang kuning Granola.

Berdasarkan hal tersebut salah satu cara untuk meningkatkan produksi

kentang adalah dengan menggunakan varietas unggul dari plasma nutfah kentang

yang ada di Indonesia. Namun beberapa plasma nutfah kentang yang ada di

Indonesia belum terdaftar sebagai suatu varietas, sehingga perlu dilakukan

pendaftaran varietas dari beberapa plasma nutfah yang ada. Akan tetapi, untuk

melakukan pendaftaran varietas diperlukan adanya deskripsi varietas secara

kualitatif maupun kuantitatif serta hasil uji keunggulan varietas

(38/Permentan.OT.140/7/2011), maka pada penelitian ini akan diuji tujuh plasma

nutfah kentang yang ada di Indonesia dengan tiga pembanding (Granola, Atlantic,

dan Sulawesi Selatan). Genotipe hasil uji karakterisasi ini diharapkan dapat

memenuhi syarat utama deskripsi varietas sehingga dapat dilakukan pendaftaran

varietas pada akhirnya.

Page 13: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi vegetatif dan

generatif beberapa genotipe kentang yang dibudidayakan di Indonesia secara

kualitatif dan kuantitatif.

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam percobaaan ini yaitu

1. Terdapat minimal satu genotipe uji yang lebih unggul daripada varietas

Atlantik sebagai kentang olahan dan varietas Granola sebagai kentang

sayur.

2. Terdapat minimal satu genotipe uji yang mengelompok dengan varietas

Atlantik atau Granola.

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Tanaman Kentang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum) berasal dari daerah subtropis,

tepatnya di pegunungan Andes, Amerika Selatan, perbatasan antara Bolivia dan

Peru. Tanaman kentang berbentuk semak atau herba, merupakan tanaman

semusim dan memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Dalam taksonomi

tumbuhan tanaman kentang diklasifikasikan kedalam Kingdom Plantae, Divisi

Spermatophyta, Kelas Dicotylodenae, Subkelas Asteridae, Ordo Solanales, Famili

Solanaceae, Genus Solanum, Spesies Solanum tuberosum (Setiadi, 2009).

Menurut Hawkes (1994) dalam Wattimena (2000) kultivar kentang komersial

yang ada saat ini berasal dari S. Tuberosum subsp andigena, S. Tuberosum subsp

tuberosum, hibrida kedua spesies, atau hibrida kedua spesies dari spesies kentang

lainnya. Solanum tuberosum subsp andigena berasal dari hibridisasi S.

Stenotonum (2n=2x) dengan S. Sparsipilum (2n=2x) diikuti penggandaan

khromosom secara alamiah, sedangkan S. Tuberosum subsp tuberosum berasal

dari S. Tuberosum subsp andigena yang telah beradaptasi pada lingkungan berhari

panjang.

Tanaman kentang memiliki batang berwarna hijau, ungu, atau merah

apabila mengandung antosianin. Batang tanaman kentang memiliki dua tipe yaitu

batang yang tumbuh di atas tanah (aerial) dan batang yang tumbuh di bawah

tanah (underground). Batang yang tumbuh di bawah tanah terdiri dari stolon dan

umbi yang memiliki fungsi serupa dengan batang di atas tanah, namun setiap

stolon mengakhiri pertumbuhannya dengan bertambah besar atau membentuk

umbi (Thomson dan Kelly, 1957).

Tanaman kentang memiliki daun yang rimbun dan terletak berselang

seling pada batang tanaman, berbentuk oval dengan tulang daun menyirip dan

ujung daun yang runcing. Bunganya merupakan bunga sempurna, ukurannya

kecil, memiliki warna yang bervariasi kuning dan ungu, tumbuh pada katiak daun

Page 14: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

3

teratas. Benang sari bunga kentang berwarna kekuning-kuningan dan melingkarai

tangkai putik, kedudukannya bisa lebih rendah, sama, atau lebih tinggi dari kepala

putik. Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji

(Samadi, 2007).

Umbi kentang merupakan umbi batang yang terbentuk dari pembesaran

ujung stolon; mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Bentuk umbi, warna daging umbi, warna kulit umbi, dan mata tunas bervariasi

menurut varietas kentang. Umbi kentang berbentuk bulat, lonjong, meruncing,

atau mirip ginjal; memiliki ukuran kecil hingga besar. Mata tunas umbi terletak

pada kulit umbi tersusun spiral, jumlahnya berkisar antara 2 sampai 14 mata tunas

(Pitojo, 2004).

Beberapa kendala yang menyebabkan kurang berhasilnya usahatani

kentang adalah rendahnya kualitas bibit yang digunakan, produktivitas rendah,

teknik bercocok tanam yang kurang baik, dan keadaan lingkungan yang memang

berbeda dengan daerah asal kentang (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Yogyakarta 2004).

Syarat Tumbuh Tanaman Kentang

Tanaman kentang merupakan tanaman yang tidak tumbuh pada sembarang

tempat. Kentang biasanya ditanam pada daerah dataran tinggi. Menurut Kementan

(2013) Tanaman kentang tumbuh baik di daerah dataran tinggi atau pegunungan

dengan ketinggian 800 sampai 1800 meter di atas permukaan laut (dpl). Bila

tumbuh di dataran rendah (di bawah 500 m dpl), tanaman kentang sulit

membentuk umbi atau hanya terbentuk umbi yang berukuran kecil, kecuali di

daerah yang mempunyai suhu malam hari dingin (200C). Sementara itu, jika

ditanam di atas ketinggian 2.000 m dpl, pembentukan umbinya menjadi lambat.

Tanaman kentang dapat tumbuh pada suhu udara antara 15°C sampai 22°C. Suhu

optimum pertumbuhan kentang yakni 18°C sampai 20°C dengan kelembaban

udara 80 sampai 90%. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman

kentang adalah 1000 sampai 2000 mm/tahun. Derajat keasaman atau pH yang

cocok untuk tanaman kentang berkisar antara 5.0–7.0.

Varietas Tanaman Kentang

Menurut Wattimena (2006) varietas kentang yang dibutuhkan di Indonesia

yaitu dapat beradaptasi dengan masalah lingkungan fisik dan biologi, sesuai

dengan kegunaan (olahan dan non-olahan), sesuai dengan hari pendek di

Indonesia, dan tahan terhadap hama dan penyakit. Menurut Rukmana (2002)

jumlah klon atau varietas kentang di Indonesia terdapat lebih dari 300 klon,

namun varietas unggul yang telah dilepas baru sedikit antara lain varietas Cosima,

Desiree, Eigenheimer, Patrones, Rapan 106, Cipanas, Thung 151, Segunung,

Katela, dan Granola. Diantara varietas-varietas unggul kentang yang ada di

Indonesia yang disukai Granola dan Atlantic.

Menurut Wattimena (1992) kultivar kentang yang banyak ditanam di

Indonesia umumnya adalah kultivar impor dari Eropa yang telah beradaptasi

dengan hari panjang. Di Indonesia kultivar tersebut menghasilkan umbi dan

dipanen lebih awal akibat hari pendek. Kultivar yang dapat bertahan cukup lama

Page 15: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

4

adalah Granola. Kultivar kentang yang saat ini banyak dibudidayakan adalah

Kultivar Atlantic dan Granola.

Menurut Sugiarto (2001) dalam Sari (2013) varietas Granola dirakit pada

tahun 1975 di Jerman. Granola mempunyai daging umbi berwarna kuning, mata

umbi dangkal, dan bentuk umbi bulat. Kentang varietas granola memiliki

kandungan gula reduksi tinggi dan persentase berat kering rendah (16–17 %)

sehingga tidak sesuai dengan kriteria kentang sebagai bahan baku industri.

Menurut Purwito dan Wattimena (2008) Varietas Granola banyak dipilih oleh

petani karena keunggulannya antara lain berumur pendek, adaptasinya luas, hasil

cukup tinggi, bentuk umbi yang bagus dan agak tahan penyakit layu bakteri,

meskipun kelemahannya mempunyai kadar air tinggi dan tidak cocok untuk

kentang olahan.

Menurut Fock et al (2000) dalam Maharijaya (2007) varietas Atlantic

memiliki kualitas umbi yang baik serta kandungan bahan kering yang tinggi.

Varietas Atlantic memiliki kelemahan yaitu rentan terhadap virus PVY, penyakit

hawar daun dan penyakit layu bakteri. Menurut Purwito dan Wattimena (2008)

VARIETAS Atlantic memiliki keunggulan berumur pendek, mutu umbi sangat

baik, bahan kering tinggi dan sangat baik untuk dijadikan chip dan fries,

meskipun kelemahannya tidak tahan penyakit salah satunya penyakit layu bakteri.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

dengan ketinggian tempat 1283 m dpl titik koordinat 7022’14.33”LS,

107048’49.86”BT , mulai dari bulan Maret sampai dengan Juli 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah umbi kentang yang terdiri atas 10 genotipe

yaitu 3 genotipe pembanding (Granola, Atlantic, dan Sulawesi Selatan) dan 7

genotipe uji yaitu Intan, Bengkulu, Jambi, Bukit Tinggi, Wonosobo, Blis, dan

Mikraset. Umbi kentang Sulawesi Selatan, Bengkulu, Wonosobo, Bukit Tinggi,

dan Jambi diperoleh dari daerah sesuai dengan nama umbinya masing-masing.

Umbi kentang Granola, Atlantic, Intan, Mikraset, dan Blis diperoleh dari daerah

Garut. Umbi kentang yang digunakan berukuran 22–72 g, sudah memiliki tunas

dengan panjang rata-rata 1 cm. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang,

Urea, SP-36, dan KCl serta Furadan. Peralatan yang digunakan berupa alat

pertanian, alat tulis, timbangan, kamera, penggaris, jangka sorong, dan color chart.

Page 16: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

5

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang akan digunakan adalah Rancangan Kelompok

Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal 10 genotipe kentang dengan 4 kali

ulangan.

Model statistika yang digunakan adalah :

Yij = 𝜇 + 𝛽i + 𝛼j + 𝜀ij

Keterangan :

Yij : pengamatan pada genotipe ke i dan kelompok ke j

𝜇 : nilai tengah populasi

𝛽ij : pengaruh genotipe ke i

𝛼i : pengaruh kelompok ke j

𝜀ij : pengaruh galat percobaan pada genotipe ke i dan kelompok

ke j

Pengaruh dari seluruh perlakuan dapat diketahui dengan menggunakan uji

F pada taraf 5%. Jika uji F menunjukkan pengaruh nyata pada taraf alfa 5% maka

dilakukan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf alfa 5%. Data

kualitatif dianalisis dengan uji Mantel Statistic Z menggunakan software NTSYS.

Pelaksanaan Penelitian

Percobaan terdiri dari 10 genotipe kentang dengan jumlah bibit per petak

sebanyak 50 bibit dengan 4 ulangan. Luas petakan 12 m2 dengan jarak tanam yang

digunakan adalah 30 cm x 80 cm, bibit ditanam satu umbi perlubang. Dua minggu

sebelum tanam dilakukan pengolahan tanah. Tanah diolah sempurna sampai tanah

menjadi gembur. Pemupukan diberikan bersamaan dengan penanaman dengan

dosis 16 ton ha-1

pupuk kandang, 208 kg ha-1

NPK (15:15:15), 312 kg ha-1

SP-36,

208 kg ha-1

ZA serta 10 kg ha-1

furadan. Pemupukan susulan dilakukan pada 40

HST dengan dosis 208 kg ha-1

NPK (15:15:15).

Pemeliharaan meliputi pengendalian hama dan penyakit, penggemburan,

pengendalian gulma, pemasangan ajir, serta pembumbunan. Pengendalian hama

dan penyakit tanaman dilakukan pada 20 hari setelah tanam (HST).

Penggemburan dan pengendalian gulma dilakukan pada 30 HST. Pemasangan ajir

dilakukan pada 35 HST. Pembumbunan pertama dilakukan pada 40 HST

bersamaan dengan pemupukan susulan. Pembumbunan kedua dilakukan pada 50

HST.

Pengamatan

Pengamatan morfologi mengacu pada deskriptor International Board for

Plant Genetic Resource (IBPGR) dan International Union for the Protection of

New Varieties of Plants (UPOV) meliputi pertumbuhan vegetatif dan generatif

baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif. Peubah kualitatif dan kuantitatif yang

diamati meliputi :

1. Warna batang (hijau, hijau kekuningan, ungu, merah kecoklatan)

Page 17: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

6

Tertutup Sedang Terbuka

Sempit Sedang Lebar

2. Bentuk penampang batang (bulat, bersegi)

3. Warna daun (hijau tua, hijau muda, hijau kekuningan)

4. Susunan daun

Gambar 1 Susunan daun kentang

5. Bentuk anak daun

Gambar 2 Bentuk anak daun kentang

6. Warna kepala putik (hijau tua, hijau muda)

7. Warna benang sari (kuning, kuning-putih)

8. Warna kelopak bunga (hijau muda, hijau tua)

9. Bentuk kelopak bunga

Gambar 3 Bentuk kelopak bunga kentang

10. Warna mahkota bunga (putih, merah, biru, ungu, kuning)

Page 18: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

7

11. Bentuk mahkota bunga

Gambar 4 Bentuk mahkota bunga kentang

12. Warna umbi (cream, putih, putih-cream, kuning, merah, merah muda,

cokelat, ungu)

13. Bentuk umbi

Gambar 5 Bentuk umbi kentang

14. Tinggi Tanaman (cm), diukur dari atas permukaan tanah sampai pucuk.

sangat pendek (<44.0 cm)

pendek (44.0–49.9 cm)

sedang (50.0–54.9 cm)

tinggi (55.0–59.9 cm)

sangat tinggi (>59.9 cm)

15. Diameter batang (cm), diukur pada batang 10 cm diatas permukaan tanah

16. Jumlah daun yang telah membuka sempurna pada satu tanaman

17. Panjang dan lebar daun (cm)

18. Waktu muncul bunga, dihitung dari saat menanam sampai 50% tanaman

berbunga

19. Waktu panen, dihitung dari saat menanam sampai 80% tanaman telah

mengering

20. Panjang dan diameter umbi (cm)

21. Bobot/umbi (g)

22. Kadar air umbi

Metode pengukuran kadar air menggunakan metode gravimetri.

Cara pengukurannya yaitu umbi di oven pada suhu 1050C selama 16 jam.

Kemudian KA dihitung berdasarkan bobot basah dan bobot kering umbi

dengan menggunakan rumus:

Page 19: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

8

KA = M2-M3x 100%

M2-M1

Keterangan :

M1 = bobot cawan porselin + tutup

M2 = bobot umbi + cawan porselen + tutup sebelum dioven

M3 = bobot umbi + cawan porselen + tutup setelah dioven

23. Jumlah umbi/tanaman

24. bobot umbi/tanaman (g)

25. bobot umbi/petak (kg)

26. bobot umbi/hektar (ton)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakter Kualitatif

Warna batang tanaman kentang berbeda-beda tergantung varietasnya tetapi

pada umumnya batang tanaman kentang memiliki warna hijau. Hasil penelitian

karakter kualitatif pada Gambar 6 menunjukkan terdapat beberapa batang tanaman

kentang yang memiliki warna selain dari hijau yaitu ungu muda dan ungu tua.

Genotipe Bengkulu memiliki warna batang ungu muda. Genotipe Jambi dan Bukit

Tinggi memiliki warna batang ungu tua, sedangkan Atlantic, Granola, Intan,

Sulawesi Selatan, Blis, dan Wonosobo memiliki warna batang hijau. Mikraset

memiliki warna batang hijau kekuningan. Bentuk penampang batang pada 10

genotipe kentang yang digunakan terdiri dari dua bentuk yaitu segi lima (Jambi,

Mikraset, Granola, dan Bengkulu), dan segitiga (Atlantic, Bukit Tinggi, Intan,

Sulawesi Selatan, Blis, dan Wonosobo).

Daun kentang merupakan daun majemuk memiliki bentuk, ukuran, dan

warna yang berbeda tergantung varietasnya. Menurut UPOV (1986) karakter

susunan daun terbagi atas tiga bagian yaitu tertutup, sedang, dan terbuka. Hasil

penelitian pada Gambar 6 menunjukkan bahwa Atlantic, Mikraset, dan Sulawesi

Selatan termasuk genotipe yang memiliki susunan daun tertutup. Genotipe Bukit

Tinggi, Blis, dan Bengkulu memiliki susunan daun sedang. Genotipe yang

memiliki susunan daun terbuka yaitu Jambi, Granola, Intan, dan Wonosobo.

Warna daun pada Gambar 6 menunjukkan Atlantic, Bukit Tinggi, dan Bengkulu

memiliki warna daun hijau tua. Genotipe Jambi, Granola, Sulawesi Selatan, Intan,

Blis, dan Wonosobo memiliki warna daun hijau muda. Genotipe Mikraset

memiliki warna daun hijau kekuningan.

Bunga tanaman kentang terletak pada ketiak daun, pada penelitian ini tidak

semua genotipe menghasilkan bunga sehingga beberapa genotipe tidak dapat

diamati karakter bunganya. Genotipe yang menghasilkan bunga yaitu Atlantic,

Sulawesi Selatan, dan Blis. Menurut Kusmana dan Eri (2007) untuk dapat

berbunga varietas Granola memerlukan perlakuan khusus, misalnya dengan

penambahan cahaya, grafting, atau perlakuan bahan kimia. Granola terkadang

dapat berbunga apabila ditanam pada elevasi yang lebih tinggi (>1700 m dpl).

Pada Gambar 6 yang membedakan antara bunga Atlantic, Sulawesi Selatan, dan

Page 20: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

9

Blis adalah warna mahkota dan bentuknya, sedangkan pada karakter warna dan

bentuk kelopak, warna benang sari, dan warna kepala putik memiliki karakter

yang sama yaitu warna kelopak hijau berbentuk regular, warna benang sari

kuning, dan warna kepala putik hijau. Warna mahkota bunga Atlantic adalah putih

berbentuk semi stellate (seperti bintang), Sulawesi Selatan ungu berbentuk

pentagonal (segi lima), dan Blis putih agak pucat berbentuk pentagonal.

Warna kulit umbi pada Gambar 6 menunjukkan bahwa genotipe Bengkulu

memiliki warna yang berbeda dengan semua genotipe yaitu merah. Genotipe

Jambi, Atlantic, Bukit Tinggi, Mikraset, Granola, Intan, Sulawesi Selatan, dan

Blis memiliki kulit umbi yang berwarna cream. Wonosobo memiliki warna kulit

umbi putih-cream. Warna daging umbi kentang belum tentu memiliki warna yang

sama dengan warna kulitnya. Berdasakan penelitian terlihat bahwa daging umbi

kentang memiliki warna antara putih, cream dan kuning agak cream. Jambi,

Atlantic, Mikraset, Sulawesi Selatan, dan Blis memiliki warna daging umbi putih.

Daging umbi Granola memiliki warna cream, genotipe yang memiliki warna

daging umbi yang sama dengan Granola yaitu Bukit tinggi dan Wonosobo.

Bengkulu yang memiliki kulit umbi berwarna merah memiliki daging umbi yang

berwarna kuning agak cream yang sama dengan Intan.

Gambar 6 Karakter kualitatif kentang

Page 21: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

10

Pendugaan Kekerabatan Berdasarkan Karakter Kualitatif

Beberapa karakter kualitatif (warna batang, warna daun, bentuk daun, warna

kulit umbi, warna daging umbi, dan bentuk umbi) yang dianalisis dengan

menggunakan software NTSYS yang terlihat dalam bentuk dendrogram (Gambar

7) menunjukkan bahwa berdasarkan karakter kualitatifnya pada jarak koefesien

kemiripan 0.36 atau memiliki kemiripan 36%, genotipe kentang dikelompokan ke

dalam 3 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari Atlantic, Jambi, Bukit Tinggi,

dan Mikraset. Kelompok kedua terdiri dari Granola, Intan, Sulawesi Selatan, Blis,

dan Wonosobo. Kelompok ketiga merupakan Kelompok yang secara kualitatif

tidak mempunyai kesamaan terhadap ketiga pembanding yaitu Bengkulu.

Genotipe Bengkulu dikatakan berbeda dengan semua pembanding karena

memiliki batang yang berwarna ungu muda, kulit umbi yang berwarna merah dan

daging umbi berwarna kuning cream.

Gambar 7 Dendrogram 10 genotipe kentang berdasarkan karakter kualitatif

(warna batang, warna daun, bentuk daun, warna kulit umbi, warna

daging umbi, dan bentuk umbi)

Karakter Kuantitatif

Pertumbuhan Vegetatif

Tanaman kentang merupakan tanaman herba (tidak berkayu), sehingga

dalam budidayanya dibutuhkan ajir untuk membantu tanaman agar dapat tumbuh

tegak. Tinggi tanaman yang terlalu tinggi menyebabkan kesulitan pada

budidayanya yaitu pada proses pengajiran. Tanaman kentang yang terlalu tinggi

harus diikat beberapa kali pada ajir supaya tanaman tidak roboh, sehingga tinggi

tanaman yang pendek sampai sedang lebih baik untuk dibudidayakan. Menurut

UPOV (1986) tinggi tanaman kentang di klasifikasikan ke dalam lima tingkatan

yaitu sangat pendek (<44.0 cm), pendek (44.1–49.9 cm), sedang (50.0–54.9 cm),

tinggi (55.0–59.9 cm), dan sangat tinggi (>59.9 cm). Berdasarkan klasifikasi

UPOV, hasil pada Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman yang beragam yaitu

sangat pendek (Atlantic, Mikraset, Granola, Bengkulu, dan Wonosobo), pendek

(Intan, Blis, dan Sulawesi Selatan), sedang (Bukit Tinggi), dan tinggi (Jambi).

Page 22: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

11

Selain tinggi tanaman faktor lain yang mempengaruhi tumbuh tegaknya

suatu tanaman adalah diameter batang. Kriteria diameter batang yang diinginkan

yaitu berukuran besar. Diameter batang yang besar diharapkan mampu menopang

tanaman untuk tumbuh tegak sehingga tanaman tidak mudah roboh. Hasil pada

Tabel 1 menunjukkan genotipe Jambi, Intan, Blis dan Sulawesi Selatan memiliki

diameter batang yang lebih baik daripada semua genotipe. Genotipe yang

memiliki diameter batang tidak berbeda nyata dengan Granola dan Atlantic adalah

Bengkulu, Bukit Tinggi, dan Mikraset. Genotipe Wonosobo memiliki diameter

batang yang paling kecil diantara semua genotipe.

Daun sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman. Kriteria daun

kentang yang diharapkan yaitu memiliki jumlah yang banyak dan berukuran

besar. Jumlah daun yang banyak dan berukuran besar diharapkan mampu

menangkap sinar matahari secara maksimal sehingga dapat meningkatkan hasil

fotosintesis. Hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa genotipe Sulawesi Selatan

memiliki jumlah daun yang lebih banyak daripada Atlantic dan Granola. Genotipe

yang memiliki jumlah daun tidak berbeda nyata dengan Sulawesi Selatan adalah

Bukit tinggi. Genotipe yang memiliki jumlah daun tidak berbeda nyata dengan

Sulawesi Selatan dan Atlantic adalah Jambi, Mikraset, Intan, dan Bengkulu.

Granola memiliki jumlah daun yang lebih sedikit daripada Atlantic dan Sulawesi

Selatan, genotipe yang memiliki jumlah daun tidak berbeda nyata dengan Granola

adalah Blis dan Wonosobo.

Karakter panjang daun pada Tabel 1 menunjukkan Granola memiliki daun

yang lebih panjang daripada Atlantic dan Sulawesi Selatan. Genotipe yang

memiliki panjang daun tidak berbeda nyata dengan Granola adalah Jambi.

Genotipe yang memiliki panjang daun tidak berbeda nyata dengan Granola dan

Sulawesi Selatan adalah Intan. Genotipe Blis dan Wonosobo memiliki panjang

daun yang tidak berbeda nyata dengan Sulawesi Selatan. Atlantic memiliki daun

yang paling pendek diantara Granola dan Sulawesi Selatan. Genotipe yang

memiliki panjang daun tidak berbeda nyata dengan Atlantic adalah Mikraset dan

Bengkulu. Genotipe Bukit Tinggi memiliki panjang daun yang tidak berbeda

nyata dengan Atlantic dan Sulawesi Selatan.

Karakter lebar daun pada Tabel 1 menunjukkan Atlantic memiliki ukuran

daun paling lebar dari semua genotipe. Granola memiliki lebar daun yang lebih

kecil daripada Atlantic dan lebih lebar daripada Sulawesi Selatan, genotipe yang

memiliki lebar daun tidak berbeda nyata dengan Granola adalah Jambi dan Blis.

Genotipe Sulawesi Selatan memiliki lebar daun yang paling kecil diantara

pembanding lainnya. Genotipe Bengkulu, Bukit Tinggi, dan Wonosobo memiliki

lebar daun yang berbeda nyata lebih kecil daripada ketiga pembanding. Genotipe

Intan dan Mikraset memiliki lebar daun yang paling kecil dari semua genotipe.

Page 23: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

12

Tabel 1 Pengaruh genotipe terhadap pertumbuhan vegetatif kentang

Genotipe Tinggi

Tanaman

Diameter

Batang

Jumlah

daun

Panjang

Daun

Lebar

Daun

..........cm.......... ..........cm..........

Jambi 59.0a 0.6a 12.2abc 27.6ab 14.4b

Atlantic 40.2de 0.4c 11.0c 16.8de 16.4a

Bukit Tinggi 52.5ab 0.4c 13.0a 21.3cd 12.5d

Mikraset 42.4cde 0.4c 12.0abc 14.4e 11.5e

Granola 36.7e 0.4c 9.2d 29.7a 14.1b

Intan 49.0bc 0.5ab 11.2bc 25.5abc 11.4e

Blis 44.2bcd 0.5ab 9.2d 22.0c 14.1b

Sulawesi Selatan 45.2bcd 0.5ab 12.7ab 22.1c 13.0c

Wonosobo 36.3e 0.3d 8.5d 23.9bc 12.2d

Bengkulu 39.7de 0.4c 12.2abc 13.4e 12.0d

angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

dengan uji DMRT pada taraf alfa 5%.

Pertumbuhan Generatif

Karakter panjang umbi pada Tabel 2 menunjukkan genotipe Jambi dan Intan

memiliki ukuran umbi yang paling panjang dari semua genotipe. Genotipe Bukit

Tinggi dan mikraset memiliki panjang umbi yang tidak berbeda nyata dengan

ketiga pembanding. Genotipe Wonosobo memiliki panjang umbi yang tidak

berbeda nyata dengan Granola. Blis memiliki panjang umbi yang tidak berbeda

nyata dengan Granola dan Atlantic. Genotipe Bengkulu memiliki panjang umbi

yang tidak berbeda nyata dengan Atlantic dan Sulawesi Selatan.

Menurut Kusmana dan Basuki (2004) ukuran umbi kentang yang yang

diterima industri memiliki diameter yang besar yaitu berkisar antara 5–7 cm.

Berdasarkan ukuran diameter dan bobot umbi, hasil pada Tabel 2 menunjukkan

Intan dan Blis memiliki diameter yang lebih besar dari semua genotipe dan

termasuk kedalam umbi yang berukuran besar. Genotipe Jambi, Atlantic, Bukit

Tinggi, Mikraset, Granola, Sulawesi Selatan, Wonosobo, dan Bengkulu memiliki

umbi yang berukuran kecil karena memiliki diameter kurang dari 5 cm.

Bobot hasil umbi dipengaruhi oleh jumlah umbi dan bobot umbi yang

dihasilkan. Bobot hasil yang tinggi harus diikuti dengan kualitas umbi yang

dihasilkan. Menurut Kusmana (2012) banyaknya jumlah umbi yang dihasilkan

menjadi kurang berarti apabila berukuran kecil, karena umbi yang kecil memiliki

nilai jual yang rendah. Proporsi yang ideal dikehendaki petani ialah 70–80% umbi

berukuran besar (>60 g) dan sisanya yaitu 20–30% umbi ukuran kecil (<60 g).

Berdasarkan ukuran bobot umbi, hasil pada Tabel 2 menunjukkan Intan dan Blis

memiliki bobot/umbi yang lebih besar dari semua genotipe dan termasuk kedalam

umbi yang berukuran besar. Genotipe Jambi, Atlantic, Bukit Tinggi, Mikraset,

Granola, Sulawesi Selatan, Wonosobo, dan Bengkulu memiliki umbi yang

berukuran kecil.

Varietas kentang yang memiliki kadar air tinggi biasanya digunakan sebagai

kentang sayur sedangkan varietas yang memiliki kadar air rendah biasanya cocok

digunakan sebagai kentang olahan. Menurut Kusmana dan Basuki (2004) salah

satu kriteria varietas kentang yang sesuai untuk olahan adalah memiliki kadar air

±75%. Hasil pada Tabel 2 menunjukkan bahwa berdasarkan kadar air-nya

Page 24: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

13

genotipe Atlantic, Bukit Tinggi, Sulawesi Selatan, dan Bengkulu cocok untuk

kentang olahan. Genotipe Jambi, Mikraset, Granola, Intan, Blis, dan Wonosobo

cocok untuk kentang sayur karena memiliki kadar air lebih dari 75%.

Kandungan kadar air pada suatu varietas kentang bukan merupakan faktor

tunggal untuk menentukan suatu varietas kentang cocok digunakan sebagai

kentang sayur maupun olahan, tetapi perlu adanya informasi mengenai kadar gula

dan kadar pati kentang. Menurut Kusdibyo dan Asandhi (2004) keripik kentang

yang baik berasal dari umbi kentang yang mempunyai kadar air dan gula rendah

serta kadar pati tinggi. Kadar air yang tinggi dan kadar pati yang rendah akan

menghasilkan keripik kentang dengan tekstur kurang renyah. Kadar gula yang

tinggi pada kentang akan menurunkan kualitas keripik kentang yaitu timbulnya

warna coklat pada keripik kentang.

Salah satu ciri varietas kentang unggul yaitu memiliki hasil yang tinggi.

Hasil umbi/tanaman pada Tabel 2 menunjukkan Mikraset merupakan genotipe

yang menghasilkan jumlah umbi paling banyak daripada semua genotipe. Blis

merupakan genotipe yang menghasilkan jumlah umbi paling sedikit dari semua

genotipe. Genotipe Intan, Bengkulu, Jambi, Bukit tinggi, dan Wonosobo memiliki

jumlah umbi pertanaman yang tidak berbeda nyata dengan ketiga pembanding.

Bobot umbi/tanaman dipengaruhi oleh bobot/umbi dan jumlah umbi/tanaman

yang dihasilkan, hasil pada Tabel 2 menunjukkan genotipe Intan memiliki bobot

umbi/tanaman yang paling besar diantara semua genotipe. Genotipe Bengkulu dan

Mikraset memiliki bobot umbi/tanaman paling kecil dari semua genotipe.

Hasil umbi pada Tabel 2 menunjukkan bahwa genotipe Intan dan Jambi

memiliki hasil yang paling tinggi daripada semua genotipe serta memiliki

keunggulan yaitu tahan terhadap penyakit hawar daun (Phytopthora infestans) dan

layu (Ralstonia solanacearum). Granola memiliki hasil yang lebih baik daripada

Atlantic dan Sulawesi Selatan. Genotipe yang memiliki hasil umbi tidak berbeda

nyata dengan Granola adalah Wonosobo. Genotipe yang memiliki hasil umbi yang

tidak berbeda nyata dengan Atlantic dan Sulawesi Selatan adalah Mikraset, Blis,

dan Bengkulu. Atlantic, Mikraset, dan Bengkulu memiliki hasil yang rendah

karena rentan terhadap penyakit hawar daun (Phytopthora infestans). Genotipe

Bukit tinggi memiliki hasil umbi yang tidak berbeda nyata dengan ketiga

pembanding. Hasil produktivitas pada Tabel 2 masih rendah dibandingkan dengan

produktivitas kentang pada tahun 2012. Menurut BPS (2012) produktivitas

kentang pada tahun 2012 mencapai 16.58 ton ha-1

. Hal tersebut terjadi karena

kondisi lingkungan yang kurang baik, selama penelitian sering terjadi hujan dan

kondisi lingkungan mendung. Menurut Sunarjono (2007) tanaman kentang

memerlukan banyak air, terutama pada stadia berbunga, tetapi tidak menghendaki

hujan lebat yang berlangsung terus menerus. Hujan lebat terus menerus

menghambat pancaran radiasi surya dan memperlemah energi surya sehingga

fotosintesis tidak berlangsung optimal. Hal tersebut menyebabkan umbi yang

terbentuk kecil dan produksi menjadi rendah. Tanaman kentang memerlukan sinar

matahari penuh (60–80%) untuk fotosintesis. Kondisi lingkungan yang mendung

dan berkabut akan menghambat proses fotosintesis dan mendorong timbulnya

penyakit busuk daun yang disebabkan oleh cendawan.

Page 25: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

14

Tabel 2 Pengaruh genotipe terhadap pertumbuhan generatif kentang

Genotipe

Karakter Umbi Umbi/tanaman Hasil Umbi

Panjang Dia

meter

Bobot/

umbi

(g)

Kadar

air (%) Jumlah

Bobot

(g)

Hasil/

petak

(kg)

Hasil/

hektar

(ton)

..........cm..........

Jambi 7.8a 4.1cd 38.8bc 76.8abc 7.2b 324.1b 11.7a 9.8a

Atlantic 5.3cde 4.2c 32.6bc 71.1cd 7.2b 209.4de 5.3cd 4.4cd

Bukit

Tinggi 5.6bcd 4.0d 39.7bc 74.7bcd 7.0b 254.2cd 7.5bc 6.3bc

Mikraset 5.1de 2.7e 12.9e 77.7abc 9.2a 113.6f 3.7d 3.1d

Granola 5.6bcd 4.6b 43.7b 86.3a 6.2b 269.7bcd 8.5b 7.1b

Intan 7.3a 5.0a 64.3a 83.7ab 7.5b 424.9a 13.2a 11.0a

Blis 5.8bc 5.1a 68.8a 76.7abc 3.2c 185.9e 4.8cd 4.1cd

Sulawesi

Selatan 4.8e 3.9d 29.6cd 70.1cd 7.0b 178.1e 4.9cd 4.1cd

Wonosobo 6.0b 4.7b 46.3b 83.5ab 7.5b 306.1bc 8.6b 7.2b

Bengkulu 4.6e 2.9e 17.0de 66.2d 7.0b 107.0f 3.3d 2.7d

angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata

dengan uji DMRT pada taraf alfa 5%

Hama dan Penyakit Tanaman

Tanaman kentang mulai terserang hama dan penyakit pada saat berumur 20

HST. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman kentang yaitu ulat jengkal

(Crysodeixis arichalcea L.), ulat grayak (Spodoptera litura F.), ulat buah tomat

(Helicoverpa armigera Hubn.), hawar daun (Phytopthora infestans) dan layu

(Ralstonia solanacearum). Genotipe yang terserang ulat yaitu Jambi, Intan, dan

Bukit Tinggi. Tanaman yang terserang ulat, daunnya berlubang-lubang tak

beraturan atau sampai habis (Gambar 8). Pengendalian hama dilakukan dengan

menggunakan insektisida curacron dengan dosis 1.33 l ha-1

dan decis 0.71 l ha-1

.

Semua genotipe yang digunakan pada penelitian terserang oleh penyakit

hawar daun, namun yang rentan yaitu Atlantic, Bukit Tinggi, dan Mikraset. Gejala

serangan yang terjadi yaitu daun berbercak kecil berwarna cokelat dan agak

basah, kemudian menyebar sampai seluruh daun hingga menjadi busuk dan kering

(Gambar 8). Genotipe yang terserang penyakit layu yaitu Atlantic, Sulawesi

Selatan, Jambi, Bukit Tinggi, dan Mikraset. Pengendalian penyakit tanaman

dilakukan dengan menggunakan fungisida antracol dengan dosis 1.42 kg ha-1

,

daconil 1.42 kg ha-1

, dan acrobat 70.80 g ha-1

.

Page 26: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

15

Gambar 8 Hama dan penyakit tanaman kentang; (a) ulat buah tomat (Helicoverpa

armigera Hubn.), (b) hawar daun (Phytopthora infestans), dan (c) layu

(Ralstonia solanacearum)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Genotipe Jambi dan Intan memiliki hasil yang lebih tinggi daripada ketiga

pembanding. Genotipe Intan memiliki potensi untuk mendampingi Granola

sebagai kentang sayur karena memiliki hasil yang tinggi, namun secara kualitatif

(warna batang, warna daun, bentuk daun, warna kulit umbi, dan bentuk umbi)

memiliki kesamaan dengan Granola. Genotipe Bukit Tinggi memiliki potensi

untuk mendampingi Atlantic apabila termasuk kedalam jenis kentang olahan.

Sepuluh genotipe kentang yang digunakan terbagi kedalam 3 kelompok.

Kelompok pertama terdiri dari Jambi, Atlantic, Bukit Tinggi, dan Mikraset.

Kelompok kedua terdiri dari Granola, Intan, Sulawesi Selatan, Blis dan

Wonosobo. Kelompok ketiga adalah kelompok yang tidak mempunyai kesamaan

dengan ketiga pembanding yaitu Bengkulu. Genotipe Bengkulu berbeda dengan

ketiga pembanding karena memiliki warna batang ungu muda dan kulit umbi

merah, sehingga genotipe Bengkulu memiliki potensi untuk dilakukan

pendaftaran varietas.

Saran

Perlu dilakukan uji molekular untuk mengetahui kekerabatan diantara

setiap genotipe. Perlu dilakukan penelitian olahan kentang untuk mengetahui

apakah jenis kentang yang diuji termasuk jenis kentang sayur atau olahan.

a b c

Page 27: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

16

DAFTAR PUSTAKA

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta. 2004. Teknologi Budidaya

Kentang Industri di Lahan Sawah Dataran Medium Kabupaten Sleman D.I.

Yogyakarta. Rekomensasi Teknologi Pertanian 2004.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi tanaman kentang [internet]. [31

Januari 2013]; http://www.bps.go. id.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

tahun 2012. Jakarta

[FAO] Foods and Agriculture Organisation. 2008. International year of the potato

[internet]. [13 Maret 2013]; http://www.potato2008.org/en /potato/index.html.

Huaman Z, JT Williams, W Salhuana, L Vincent. 1977. Descriptor for the

Cultivated Potato. International Board for Plant Genetic Resources. Rome

Italy.

[Kementan] Kementrian Pertanian. 2013. Syarat tumbuh kentang [internet].

[diunduh pada 2013 Maret 23]; http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/ syarat-

tumbuh-tanaman-kentang.

Kusdibyo, A.A. Asandhi. 2004. Waktu panen dan penyimpanan pasca panen

untuk mempertahankan mutu umbi kentang olahan. J. Ilmu Pertanian.

11(1):51-62.

Kusmana dan R.S. Basuki. 2004. Produksi dan mutu klon kentang dan

kesesuaiannya sebagai bahan baku kentang goreng dan kerupuk kentang. J.

Hortikultura. 149(4): 246-252.

Kusmana, Eri S. 2007. Karakterisasi kentang varietas Granola, Atlantic, dan Balsa

dengan metode UPOV. Bul Plasma Nutfah. 13(1):29.

Kusmana. 2012. Seleksi klon harapan kentang di dataran tinggi pada musim

kering. J. Agrivigor. 11(2): 284-291.

Maharijaya A. 2007. Seleksi in vitro klon klon kentang hasil persilangan CV.

Atlantik dan CV. Granola untuk mendapatkan calon kultivar kentang unggul

[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pitojo S. 2004. Benih Kentang. Kanisius. Yogyakarta. 133 hal.

Purwito A. dan G.A. Wattimena, 2008. Kombinasi Persilangan dan Seleksi In

Vitro Untuk Mendapatkan Kultivar Unggul Kentang. Jurnal Ilmu Pertanian

Indonesia. 13 (3): 140-149.

Rukmana R. 2002. Usaha Tani Kentang Sistem Mulsa Plastik. Kanisius.

Yogyakarta. 45 hal.

Samadi. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta. 117 hal.

Sari D C. 2013. Induksi umbi mikro kentang (Solanum tuberosum L.)secara in

vitro pada suhu medium dengan beberapa konsentrasi gula [Skripsi]. Bogor

(ID): Institut Pertanian Bogor.

Setiadi. 2009. Budidaya Kentang. Penebar Swadaya. Jakarta. 156 hal.

Sunarjono. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. Agromedia Pustaka.

Jakarta. 110 hal.

Thomson HC dan Kelly W. 1957. Vegetable Crop. Mc. Graw-Hill Book

Company. Inc. London.

Page 28: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

17

UPOV. 1986. Guidelines for The Conduct of Test for Distincness, Homogenity

and Stability of Potato. International Union for The Protection of New

Varieties of Plants. 27 p.

Wattimena GA. 2000. Pengembangan propagul kentang bermutu dan kultivar

kentang unggul dalam mendukung peningkatan produksi kentang di

Indonesia.Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Hortikultura Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wattimena GA. 1992. Bioteknologi Tanaman. Depdikbud. Dirjen Dikti. PAU

Bioteknologi. IPB. Bogor. 185 hal.

Wattimena GA. 2006. Prospek plasma nutfah kentang dalam mendukung

swasembada benih kentang di Indonesia. Pusat Peneliti Sumberdaya Hayati

dan Bioteknologi (PPSHB) IPB dan jurusan Agrohort, Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 29: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

18

Lampiran 1 Deskripsi kentang Jambi

Asal : -

Bentuk penampang batang : Segi lima

Tinggi tanaman : 59.0 cm

Diameter batang : 0.6 cm

Warna batang : Ungu tua

Susunan daun : Terbuka

Bentuk anak daun : Sedang

Ukuran daun : Panjang: 27.6 cm

Lebar: 14.4 cm

Jumlah daun : 12–13 daun

Warna daun : Hijau

Bentuk mahkota bunga : -

Bentuk kelopak bunga : -

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benang sari

:

:

:

:

-

-

-

-

Umur mulai berbunga : -

Umur panen : 120 HST

Bentuk umbi : Oblong, long oblong

Ukuran umbi : Panjang: 7.8 cm

Diameter: 4.1 cm

Warna kulit umbi : Cream

Warna daging umbi : Putih

Rasa umbi : -

Kadar air : 76.8%

Kandungan karbohidrat : -

Bobot per umbi : 36.8 g

Jumlah umbi per tanaman : 6–8 umbi

Bobot umbi per tanaman : 324.1

Hasil umbi per hektar : 9.8 ton

Page 30: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

19

Lampiran 2 Deskripsi kentang Atlantic

Deskripsi kentang berdasarkan

Data Penelitian SK Mentan

No.67/Kpts/Tp.240/2/2000

Asal : - : Introduksi dari Wisconsin Amerika

Serikat

Bentuk penampang batang : Segitiga : agak bulat

Tinggi Tanaman : 40.2 cm : 50 cm

Diameter batang : 0.4 cm : -

Warna batang : Hijau : -

Susunan daun : Tertutup : -

Bentuk anak daun : Sedang : -

Ukuran daun : Panjang: 16.8 cm

Lebar: 16.4 cm

: -

Jumlah daun : 10–12 daun : -

Warna daun : Hijau tua : -

Bentuk mahkkota bunga : Semi Stellate

(seperti bintang)

: -

Bentuk kelopak bunga : Regular : -

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benangsari

:

:

:

:

Hijau

Putih

Hijau

Kuning

:

:

:

:

-

-

hijau

kuning

Umur mulai berbunga : 40 HST : -

Umur panen : 100 HST : 100 HST

Bentuk umbi : Oblong, biovate,

obovate

: -

Ukuran umbi : Panjang: 5.3 cm

Diameter: 4.2 cm

: -

Warna kulit umbi : Cream : Putih

Warna daging umbi : Putih : Putih

Kadar air : 71.1% : -

Kandungan karbohidrat - 16 %

Bobot per umbi : 32.6 g : -

Jumlah umbi per tanaman : 7–8 umbi : -

Bobot umbi per tanaman : 209.4 : -

Hasil umbi per hektar : 4.4 ton : 8–20 ton

Ketahanan penyakit : - : tahan terhadap nematode

Keunggulan : - : kadar patinya tinggi dan kadar gulanya

rendah, bila digoreng umbinya

menjadi kering dan tidak berwarna

cokelat

Peneliti : - : Sudjoko Sahat, Dasi D.W., T.

Sudarjanto, L.Amalia, Djoma’ijah

Page 31: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

20

Lampiran 3 Deskripsi kentang Bukit Tinggi

Asal : -

Bentuk penampang batang : Segitiga

Tinggi Tanaman : 52.5 cm

Diameter batang : 0.4 cm

Warna batang : Ungu tua

Susunan daun : Sedang

Bentuk anak daun : Sedang

Ukuran daun : Panjang: 21.3 cm

Lebar: 12.5 cm

Jumlah daun : 13 daun

Warna daun : Hijau tua

Bentuk mahkota bunga : -

Bentuk kelopak bunga : -

Bentuk bunga : -

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala

putik

benangsari

:

:

:

:

:

-

-

-

-

-

Umur mulai berbunga : -

Umur panen : 100 HST

Bentuk umbi : Eliptic, biovate, compressed

Ukuran umbi : Panjang: 5.6 cm

Diameter: 4.0 cm

Warna kulit umbi : Cream

Warna daging umbi : Cream

Kadar air : 74.7%

Kandungan karbohidrat : -

Bobot per umbi : 39.7 g

Jumlah umbi per tanaman : 6–8 umbi

Bobot umbi per tanaman : 254.2 g

Hasil umbi per hektar : 6.3 ton

Page 32: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

21

Lampiran 4 Deskripsi kentang Mikraset

Asal : -

Bentuk penampang batang : Segi lima

Tinggi Tanaman : 42.4 cm

Diameter batang : 0.4 cm

Warna batang : Hijau kekuningan

Susunan daun : Tertutup

Bentuk anak daun : Sedang

Ukuran daun : Panjang: 14.4 cm

Lebar: 11.5 cm

Jumlah daun : 10–14 daun

Warna daun : Hijau kekuningan

Bentuk mahkota bunga : -

Bentuk kelopak bunga : -

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benangsari

:

:

:

:

-

-

-

-

Umur mulai berbunga : -

Umur panen : 80 HST

Bentuk umbi : Eliptic

Ukuran umbi : Panjang: 5.1 cm

Diameter: 2.7 cm

Warna kulit umbi : Cream

Warna daging umbi : Putih

Kadar air : 77.7 %

Kandungan karbohidrat : -

Bobot per umbi : 12.9 g

Jumlah umbi per tanaman : 7–10 umbi

Bobot umbi per tanaman : 113 g

Hasil umbi per hektar : 3.1 ton

Penciri utama : Warna batang dan daun hijau

kekuningan

Page 33: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

22

Lampiran 5 Deskripsi kentang Granola

Deskripsi Kentang

Data Penelitian SK Mentan No. 444/Kpts/TP

240/6/1993

Asal : - : Introduksi dari Jerman Barat

Bentuk penampang batang : Segi lima : Segi lima

Tinggi Tanaman : 36.7 cm : 60–70 cm

Diameter batang : 0.4 cm : -

Warna batang : Hijau : Hijau

Susunan daun : Terbuka : -

Bentuk anak daun : Sedang : -

Ukuran daun : Panjang: 29.7 cm

Lebar: 14.1 cm

: -

Jumlah daun : 8–10 daun : -

Warna daun : Hijau muda : Hijau

Bentuk mahkota bunga : - : -

Bentuk kelopak bunga : - : -

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benangsari

:

:

:

:

-

-

-

-

:

:

:

:

-

-

Putih

Kuning

Umur mulai berbunga : - : -

Umur panen : 120 HST : 100–115 HST

Bentuk umbi : Bulat, eliptic,

biovate

: Oval

Ukuran umbi : Panjang: 5.6 cm

Diameter: 4.6 cm

: -

Warna kulit umbi : Cream : Kuning-putih

Warna daging umbi : Cream : Kuning

Kadar air : 86.3% : -

Kandungan karbohidrat : - : 12%

Bobot per umbi : 43.7 g : -

Jumlah umbi per tanaman : 6–7 umbi : -

Bobot umbi per tanaman : 269.7 g : -

Ketahanan penyakit : - : Tahan terhadap PVA dan PVY,

agak tahan terhadap PLRV, agak

peka terhadap penyakit layu

bakteri dan busuk daun

Hasil umbi per hektar : 7.1 ton : 26.5 ton

Pemulia : - : Nazifah Umar, Hamzah Basah,

Sudjoko Sahat, Dadan Supardah

DJ, Rusmana Agus Senja

Page 34: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

23

Lampiran 6 Deskripsi kentang Intan

Asal : -

Bentuk penampang batang : Segitiga

Tinggi Tanaman : 49.0 cm

Diameter batang : 0.5 cm

Warna batang : Hijau

Susunan daun : Terbuka

Bentuk anak daun : Sedang

Ukuran daun : Panjang : 25.5 cm

Lebar: 11.4 cm

Jumlah daun : 10–12 daun

Warna daun : Hijau

Bentuk mahkota bunga : -

Bentuk kelopak bunga

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benangsari

:

:

:

:

:

-

-

-

-

-

Umur mulai berbunga : -

Umur panen : 120 HST

Bentuk umbi : Eliptic

Ukuran umbi : Panjang: 7.3 cm

Diameter: 5.0 cm

Warna kulit umbi : Cream

Warna daging umbi : Kuning-cream

Kadar air : 83.7

Kandungan karbohidrat : -

Bobot per umbi : 64.3 g

Jumlah umbi per tanaman : 7 – 8

Bobot umbi per tanaman : 424.9

Hasil umbi per hektar : 11.0 ton

Page 35: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

24

Lampiran 7 Deskripsi kentang Blis

Asal : -

Bentuk penampang batang : Segitiga

Tinggi Tanaman : 44.2 cm

Diameter batang : 0.5 cm

Warna batang : Hijau

Susunan daun : Sedang

Bentuk anak daun : Sempit

Ukuran daun : Panjang: 22.5 cm

Lebar: 14.1 cm

Jumlah daun : 8–10 daun

Warna daun : Hijau muda

Bentuk mahkota bunga : Pentagonal (segi lima)

Bentuk kelopak bunga : Regular

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benangsari

:

:

:

:

Hijau

Putih agak pucat

Hijau

Kuning

Umur mulai berbunga : 40 HST

Umur panen : 120 HST

Bentuk umbi : Bulat, eliptic

Ukuran umbi : Panjang: 5.8 cm

Diameter: 5.1 cm

Warna kulit umbi : Cream

Warna daging umbi : Putih

Kadar air : 76.7%

Kandungan karbohidrat : -

Bobot per umbi : 68.8 g

Jumlah umbi per tanaman : 3–4 umbi

Bobot umbi per tanaman : 185.9

Hasil umbi per hektar : 4.1 ton

Page 36: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

25

Lampiran 8 Deskripsi kentang Sulawesi Selatan

Deskripsi Kentang

Data Penelitian Dinas Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan

Asal : - : Lokal

Bentuk penampang batang : Segitiga : Segitiga

Tinggi Tanaman : 45.2 cm : 75–103 cm

Diameter batang : 0.5 cm : -

Warna batang : Hijau : Hijau kecoklatan

Susunan daun : Tertutup : -

Bentuk anak daun : Lebar : -

Ukuran daun : Panjang: 22.1 cm

Lebar: 13.0 cm

: Panjang: 7–19 cm

Lebar: 5–10 cm

Jumlah daun : 11–14 daun : -

Warna daun : Hijau muda : Hijau

Bentuk mahkota bunga : Pentagonal (segi

lima)

: Seperti bintang

Bentuk kelopak bunga : Regular : -

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benangsari

:

:

:

:

:

Hijau

Ungu

Hijau

Kuning

:

:

:

:

:

Hijau

Putih Keunguan

Hijau

Kuning

Umur mulai berbunga : 40 HST : 45–75 HST

Umur panen : 100 HST : 92–99 HST

Bentuk umbi : Bulat, eliptic,

compressed

: Bulat tidak teratur

Ukuran umbi : Panjang: 4.8 cm

Diameter: 3.9 cm

: Panjang: 7.0–7.7 cm

Diameter: 5.2–6.1 cm

Warna kulit umbi : Cream : Kuning muda berbercak

Warna daging umbi : Putih : Kuning

Kandungan karbohidrat : - : 11.81–13.09 %

Kadar air : 70.1% : -

Bobot per umbi : 29.6 g : 35–52 g

Jumlah umbi per tanaman : 6–8 umbi : 15–21 umbi

Bobot umbi per tanaman : 178.1 g : 635–755 g

Ketahanan terhadap

penyakit

: - : -

Hasil umbi per hektar :

4.1 ton :

20.0–29.5 ton

Pemulia : - : Baharuddin P.

Peneliti : - : Baharuddin P., Badron Z., Arif N., Nur

Rosida, Baharuddin S., Ach.

Syaifuddin, Mario Mega, Farida Riani,

Hasilan, Sumardi, Erna Suriani, Rusdi

R., Riadi R., Yunus G., Irmawati A.,

Herman K., Latif Qaeda

Page 37: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

26

Lampiran 9 Deskripsi kentang Wonosobo

Asal : -

Bentuk penampang batang : Segitiga

Tinggi Tanaman : 36.3 cm

Diameter batang : 0.3 cm

Warna batang : Hijau

Susunan daun : Terbuka

Bentuk anak daun : Sedang

Ukuran daun : Panjang: 23.9 cm

Lebar: 12.2 cm

Jumlah daun : 8–9 daun

Warna daun : Hijau muda

Bentuk mahkota bunga : -

Bentuk kelopak bunga : -

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benangsari

:

:

:

:

-

-

-

-

Umur mulai berbunga : -

Umur panen : 120 HST

Bentuk umbi : Bulat, oblong, compressed

Ukuran umbi : Panjang: 6.0 cm

Diameter: 4.7 cm

Warna kulit umbi : Putih-cream

Warna daging umbi : Cream

Kadar air : 83.5%

Kandungan karbohidrat : -

Bobot per umbi : 46.3 g

Jumlah umbi per tanaman : 6–9 umbi

Bobot umbi per tanaman : 306.1 g

Hasil umbi per hektar : 7.1 ton

Page 38: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

27

Lampiran 10 Deskripsi kentang Bengkulu

Asal : -

Bentuk penampang batang : Segi lima

Tinggi Tanaman : 39.7 cm

Diameter batang : 0.4

Warna batang : Ungu muda

Susunan daun : Sedang

Bentuk anak daun : Sempit

Ukuran daun : Panjang: 13.4 cm

Lebar: 12.0 cm

Jumlah daun : 11–14 daun

Warna daun : Hijau tua

Bentuk mahkota bunga : -

Bentuk kelopak bunga : -

Warna bunga

kelopak

mahkota

kepala putik

benangsari

:

:

:

:

-

-

-

-

Umur mulai berbunga : -

Umur panen : 80 HST

Bentuk umbi : Eliptic

Ukuran umbi : Panjang: 4.6 cm

Diameter: 2.9 cm

Warna kulit umbi : Merah

Warna daging umbi : Kuning-cream

Kadar air : 66.2%

Kandungan karbohidrat : -

Bobot per umbi : 17.0 g

Jumlah umbi per tanaman : 7 umbi

Bobot umbi per tanaman : 107.0 g

Hasil umbi per hektar : 2.7 ton

Page 39: KARAKTERISASI MORFOLOGI BEBERAPA GENOTIPE … · Kentang (Solanum tuberosum) merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Menurut FAO (2008) budidaya

28

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 2 Februari 1991 dari ayah

Jaji Sumarji dan ibu Nenden Nurbayani. Penulis merupakan putera kedua dari

empat bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Pandeglang dan

pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Istitut Pertanian Bogor (IPB)

melalui Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan penulis memperoleh beasiswa Bantuan

Belajar Mahasiswa (BBM). Penulis juga aktif dalam mengikuti beberapa kegiatan

kepanitiaan yaitu pada tahun 2009 menjadi panitia seminar pertanian nasional

yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa IPB. Tahun 2011 menjadi panitia

Masa Perkenalan Departement (MPD) Agronomi dan Hortikultura.